RENTABILITAS USAHA PADA INDUSTRI BAWANG GORENG SAL-HAN DI KOTA PALU SULAWESI TENGAH. Profitability of Sal-Han fried onions in Palu -Central Sulawesi

dokumen-dokumen yang mirip
ANALISIS NILAI TAMBAH BAWANG MERAH LOKAL PALU MENJADI BAWANG GORENG DI KOTA PALU

ANALISIS PENDAPATAN DAN KELAYAKAN USAHA BAWANG GORENG PADA UMKM USAHA BERSAMADI DESA BOLUPOUNTU JAYA KECAMATAN SIGI BIROMARU KABUPATEN SIGI

ANALISIS PENDAPATAN DAN KELAYAKAN USAHA BAWANG PUTIH GORENG PADA INDUSTRI RUMAH TANGGA SOFIE DI KOTA PALU

ANALISIS PENDAPATAN DAN KELAYAKAN USAHATANI PADI SAWAH DI DESA KARAWANA KECAMATAN DOLO KABUPATEN SIGI

ANALISIS PROFITABILITAS USAHA KACANG GOYANG PADA INDUSTRI PRIMA RASA DI KOTA PALU

ANALISIS TITIK PULANG POKOK USAHA FURNITURE ROTAN PADA INDUSTRI IRMA JAYA DI KOTA PALU

PENDAHULUAN. Supriadi R 1), Marhawati M 2), Arifuddin Lamusa 2) ABSTRACT

ANALISIS PROFITABILITAS USAHA TAHU PADA INDUSTRI TAHU AFIFAH DI KOTA PALU

ANALISIS TITIK PULANG POKOK USAHATANI BAWANG MERAH (Allium ascolinicum L) VARIETAS LEMBAH PALU DI KELURAHAN TAIPA KECAMATAN PALU UTARA KOTA PALU

PENENTUAN HARGA POKOK DAN SKALA MINIMUM PRODUKSI COMRING HASIL OLAHAN SINGKONG

TITIK PULANG POKOK PRODUK OLAHAN COKELAT PADA INDUSTRI SA ADAH AGENCY DI KOTA PALU

ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI JAGUNG DI DESA LABUAN TOPOSO KECAMATAN LABUAN KABUPATEN DONGGALA

KINERJA KEUANGAN INDUSTRI CITRA LESTARI PRODUCTION KOTA PALU

ANALISIS PENDAPATAN DAN KARAKTERISTRIK USAHA BAWANG GORENG PADA UMKM AMALIA DI DESA BOLUPOUNTU JAYA KECAMATAN SIGI BIROMARU KABUPATEN SIGI

PENDAHULUAN. Nurmedika 1, Marhawati M 2, Max Nur Alam 2 ABSTRACT

ANALISIS TITIK PULANG POKOK USAHA KERIPIK PISANG PADA INDUSTRI CITRA LESTARI PRODUCTION DI KOTA PALU

ANALISIS PENPAPATAN DAN KELAYAKAN USAHA INDUSTRI TAHU DANI DI KOTA PALU. Income and Worthiness Analysis of Industrial Enterprises Tofu Dani in Palu

KINERJA KEUANGAN INDUSTRI RUMAH TANGGA KACANG GOYANG PRIMA JAYA DI KOTA PALU

RENTABILITAS USAHA PEMASARAN AYAM RAS PEDAGING PADA UD. MITRA SAHABAT

ANALISIS PENDAPATAN DAN PEMASARAN USAHATANI SEMANGKA DI DESA MARANATHA KECAMATAN SIGI BIROMARU KABUPATEN SIGI

ANALISIS TITIK PULANG POKOK USAHA KACANG GOYANG PADA INDUSTRI PRIMA JAYA

ANALISIS PENDAPATAN DAN KELAYAKAN USAHA INDUSTRI MINYAK NILAM DI DESA LUMBUTAROMBO KECAMATAN BANAWA SELATAN KABUPATEN DONGGALA

ANALISIS KOMPARATIF PENDAPATAN PEDAGANG KELAPA MUDA DI KELURAHAN TATURA UTARA DENGAN KELURAHAN TALISE KOTA PALU

ANALISIS PENDAPATAN DAN NILAI TAMBAH DODOL RUMPUT LAUT PADA INDUSTRI CITA RASA DI KELURAHAN TINGGEDE KABUPATEN SIGI

ANALISIS KELAYAKAN USAHATANI NANAS DI DESA DODA KECAMATAN KINOVARO KABUPATEN SIGI

ANALISIS PERBEDAAN BIAYA, PENDAPATAN DAN RENTABILITAS PADA AGROINDUSTRI TEMPE ANTARA PENGGUNAAN MODAL SENDIRI DENGAN MODAL PINJAMAN

ANALISIS KELAYAKAN USAHA TAMBAK BANDENG DI DESA DOLAGO KECAMATAN PARIGI SELATAN KABUPATEN PARIGI MOUTONG

Pengaruh Modal Asing Terhadap Kemampuan Perusahaan Dalam Memperoleh Laba (Rentabilitas)

ANALISIS PENDAPATAN USAHA ABON IKAN TENGGIRI PADA INDUSTRI RUMAH TANGGA ALTHAF FOOD DI KOTA PALU

ANALISIS PENDAPATAN KERIPIK SUKUN PADA INDUSTRI RUMAH TANGGA CITRA LESTARI PRODUCTION DI KOTA PALU SULAWESI TENGAH

ANALISIS PENDAPATAN DAN PEMASARAN USAHA PEMBUATAN GARAM DI KELURAHAN TALISE KECAMATAN MANTIKULORE KOTA PALU

ANALISIS PROFITABILITAS USAHA OLAHAN COKELAT PADA INDUSTRI RUMAH TANGGA SA ADAH AGENCY DI KOTA PALU

Nurida Arafah 1, T. Fauzi 1, Elvira Iskandar 1* 1 Program Studi Agribisnis, Fakultas Pertanian, Universitas Syiah Kuala

ANALISIS NILAI TAMBAH TORTILA RUMPUT LAUT PADA INDUSTRI RISQA MULIA DI DESA OLAYA KABUPATEN PARIGI MOUTONG

ANALISIS PENDAPATAN KERIPIK PISANG PADA INDUSTRI RUMAH TANGGA SOFIE DI KOTA PALU

ANALISIS TITIK PULANG POKOK USAHA BAWANG GORENG PADA INDUSTRI ACRAN SIGI DI DESA LOLU KECAMATAN SIGI BIROMARU KABUPATEN SIGI

ANALISIS NILAI TAMBAH KERIPIK PISANG PADA INDUSTRI CAHAYA INDI DI DESA TANAMEA KECAMATAN BANAWA SELATAN KABUPATEN DONGGALA

Influence The Amount Of Credit And The Interest Rate On The Income Of Micro Customers In BRI Units Kabila

049- ANALISIS FINANSIAL USAHA WARUNG TENDA AYAM GORENG ICALASAN PAK JHON BINTARO-KODAM JAKARTA SELATAN SKRIPSI ABDUL RASYID RIDHA

ANALISIS PERBANDINGAN PENDAPATAN USAHA GULA MERAH DENGAN USAHA GULA TAPO (STUDI KASUS DI DESA AMBESIA KACAMATAN TOMINI KABUPATEN PARIGI MOUTONG)

ANALISIS PENDAPATAN DAN KELAYAKAN USAHA KERIPIK UBIKAYU PADA INDUSTRI PUNDI MASDI KOTA PALU

IV. METODE PENELITIAN

ANALISIS KELAYAKAN KREDIT PEDAGANG SAYUR MELALUI BANK KONVENSIONAL (Kasus : Pasar Penampungan Kota Medan) ABSTRAK

ANALISIS PENERAPAN FINANCIAL LEVERAGE TERHADAP PENINGKATAN EARNING PER SHARE

ANALISIS PROFITABILITAS USAHA KERIPIK TAHU PADA INDUSTRI RUMAH TANGGA SOFIE DI KOTA PALU

Pengaruh Jumlah Kredit dan Suku Bunga Terhadap Pendapatan Usaha Mikro di BRI Unit Kabila

MAKSIMISASI KEUNTUNGAN USAHA BUDIDAYA RUMPUT LAUT DI DESA LALOMBI KECAMATAN BANAWA SELATAN KABUPATEN DONGGALA

ANALISIS PRODUKSI DAN PENDAPATAN USAHATANI BAWANG MERAH LOKAL TINOMBO DI DESA LOMBOK KECAMATAN TINOMBO KABUPATEN PARIGI MOUTONG

ANALISIS PENDAPATAN DAN KELAYAKAN USAHATANI PADI SAWAH DI DESA LAANTULA JAYA KECAMATAN WITAPONDA KABUPATEN MOROWALI

Analisis pola kemitraan usaha peternakan ayam pedaging sistem closed house di Plandaan Kabupaten Jombang

ANALISIS PERSEDIAAN BAHAN BAKU KEDELAI PADA INDUSTRI TAHU AFIFAH DI KELURAHAN NUNU KECAMATAN TATANGA KOTA PALU

ANALISIS PENDAPATAN DAN NILAI TAMBAH EMPING TEKI PADA INDUSTRI RUMAH TANGGA DESA KERTASADA KABUPATEN SUMENEP

ANALISIS SENSITIVITAS PENDAPATAN USAHATANI KAKAO DI DESA BURANGA KECAMATAN AMPIBABO KABUPATEN PARIGI MOUTONG

ABSTRACT. Keywords: Marketing, Channel Marketing, Margin, Copra

ANALISIS KEUNTUNGAN USAHA TANI CENGKEH (STUDI KASUS DESA SULUUN RAYA) Heince A. A. Lolowang Vicky V. J. Palenewen Arie D. P. Mirah

ANALISIS TITIK IMPAS SEBAGAI ALAT PERENCANAAN LABA PEDAGANG CABAI RAWIT DI WILAYAH KOTA GORONTALO* )

Penilaian Kinerja Keuangan Pada PT. ASIA PAPER MILLS Dengan Metode Economic Value Added (EVA)

ANALISIS RASIO LIKUIDITAS, SOLVABILITAS DAN RENTABILITAS DALAM MENILAI KINERJA KEUANGAN PADA PERUM DAMRI SETASIUN SAMARINDA

PERAN PERTUMBUHAN NILAI EKSPOR MINYAK SAWIT MENTAH DALAM PERTUMBUHAN EKONOMI SULAWESI TENGAH

ANALISIS PERBANDINGAN TINGKAT PENDAPATAN USAHATANI POLA DIVERSIFIKASI DENGAN MONOKULTUR PADA LAHAN SEMPIT

ANALISIS USAHA DAN NILAI TAMBAH PRODUK KERUPUK BERBAHAN BAKU IKAN DAN UDANG (Studi Kasus Di Perusahaan Sri Tanjung Kabupaten Indramayu)

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Jenis dan Sumber Data

ABSTRACT. Keywords: Financial statement, financial bank ratio, liquidity ratio, solvability ratio, rentability ratio. viii

ANALISIS PEMASARAN TEMPE PADA INDUSTRI RUMAH TANGGA MULTI BAROKAH DI KOTA PALU

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan industri manufaktur setiap tahun semakin berkembang

ANALISIS PROFITABILITAS TERHADAP PENGEMBALIAN ASET USAHA AYAM PETELUR (Studi Kasus UD. Putra Tamago Kota Palu)

Oleh : Iif Latifah 1, Yus Rusman 2, Tito Hardiyanto 3. Fakultas Pertanian Universitas Galuh 2. Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran

22 ZIRAA AH, Volume 33 Nomor 1, Februari 2012 Halaman ISSN

ANALISIS PENDAPATAN DAN KELAYAKAN USAHA PENJUALAN AYAM RAS PEDAGING DI PASAR MASOMBA KOTA PALU

Prosiding Akuntansi ISSN:

ANALISIS PEMASARAN BAWANG MERAH DI DESA OLOBOJU KECAMATAN SIGI BIROMARU KABUPATEN SIGI

ANALISIS PENDAPATAN DAN KELAYAKAN USAHA INDUSTRI MINYAK NILAM DI DESA LUMBUTAROMBO KECAMATAN BANAWA SELATAN KABUPATEN DONGGALA

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. Dalam hal ini penulis akan melakukan analisa kinerja keuangan bank yang

Bab II. Tinjauan Pustaka

ANALISIS PENDAPATAN DAN POLA KELEMBAGAAN PEMASARAN USAHATANI CABAI RAWIT DI DESA SUNJU KECAMATAN MARAWOLA KABUPATEN SIGI

BAB III METODE PENELITIAN. Usahatani tembakau sendiri merupakan salah satu usahatani yang memiliki

ANALISIS KINERJA PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM KOTA SAMARINDA (DITINJAU DARI ASPEK KEUANGAN)

e-j. Agrotekbis 1 (3) : , Agustus 2013 ISSN :

Staf Pengajar Jurusan Agribisnis Fakultas Pertanian Unja ABSTRAK

AGUS PRANOTO

Kata kunci: Modal Kerja dan Omset Penjualan

ANALISIS PENDAPATAN DAN KELAYAKAN USAHA PETERNAKAN AYAM PETELUR HJ. SARI INTAN DI DESA POTOYA KECAMATAN DOLO KABUPATEN SIGI

ANALISIS NILAI TAMBAH BUAH PISANG MENJADI KERIPIK PISANG PADA INDUSTRI RUMAH TANGGA SOFIE DI KOTA PALU

ANALISIS PROFITABILITAS KERIPIK SINGKONG PADA INDUSTRI RUMAH TANGGA PASUNDAN DI KOTA PALU

ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHA AYAM KAMPUNG DI DISTRIK SEMANGGA KABUPATEN MERAUKE. Ineke Nursih Widyantari 1) ABSTRACT

ABSTRACT. Keywords: The cost of quality, Profitability. viii Universitas Kristen Maranatha

BAB III METODE PENELITIAN. Analisis Profitabilitas Usahatani Jambu Biji Getas Merah di Kabupaten Kendal. Biaya Produksi.

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Rancabungur, Desa Pasirgaok, Bogor,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. nilai perusahaan. Menurut IAI dalam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan

ANALISIS PENGARUH BIAYA INPUT DAN TENAGA KERJA TERHADAP KONVERSI LUAS LAHAN KARET MENJADI LAHAN KELAPA SAWIT

Arman dan Ruslang T., Et al / Jurnal Pendidikan Teknologi Pertanian, Vol. 3 (2017) :

ANALISIS USAHA PADA INDUSTRI KERAJINAN ROTAN DI KECAMATAN GATAK KABUPATEN SUKOHARJO

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN UNTUK MENILAI KINERJA PERUSAHAAN PT GAJAH TUNGGAL DAN PT MULTISTRADA ARAH SARANA

No. Uraian Rata-rata/Produsen 1. Nilai Tambah Bruto (Rp) ,56 2. Jumlah Bahan Baku (Kg) 6.900,00 Nilai Tambah per Bahan Baku (Rp/Kg) 493,56

BAB III METODE PENELITIAN. pertimbangan Desa yang memiliki unit usaha industri Gula Kelapa. Kecamatan

KELAYAKAN USAHA SUSU KAMBING PERANAKAN ETAWA

ABSTRACT ANALYSIS OF THE POTENTIAL TAX AS LOCAL REVENUE SOURCES IN THE CITY METRO

Efek dari berbagai perimbangan pembelanjaan terhadap EPS.

Bab I Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN. yang ditetapkan dan struktur permodalan yang lemah dan sebagainya.

PERFORMANSI NILAI TAMBAH KEDELAI MENJADI TAHU DI KABUPATEN SAMBAS

Transkripsi:

e-j. Agrotekbis 1 (3) : 288-294, Agustus 2013 ISSN : 2338-3011 RENTABILITAS USAHA PADA INDUSTRI BAWANG GORENG SAL-HAN DI KOTA PALU SULAWESI TENGAH Profitability of Sal-Han fried onions in Palu -Central Sulawesi Fitriani 1), Saharia Kassa 2), Sulaeman 2) 1) Mahasiswa Jurusan Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Tadulako, Palu. 2) Staf Dosen Jurusan Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Tadulako, Palu. fitriani@yahoo.co.id ABSTRACT Agricultural development policy in Indonesia is currently directed to modernization that aims to increase yield and quality of product in order to increase income and improving standards of living. One of the main commodities from Palu which is expected to increase the income of farmers is local anion. Processed onion or fried onion from Palu which has a specific taste of its own so that the product is different from other regions. The purpose of this study was to determine the income of Sal-Han fried onion from Palu, was also to determine the profitability numbers based on the additional loan capital. The research was conducted at the small enterprise industry called Sal-Han located in Palu. Sampling was done intentionally (purposive). The data collected is primary and secondary data. The analysis used is depreciation analysis, analysis of revenue and profitability analysis. The results showed that the additional capital amounting to 100,000,000 IDR with interest rate of 19.6 % per annum, fried onion industry Sal- Han can obtain economic profitability of 40.65 %, meaning that any additional capital of 100 IDR will yield 40.65 IDR while the profitability of own capital resulted to only 41.31 %, this means that each additional of 100 IDR will result in a profit of 41.31 IDR. Keywords: Profitability, Fried Onions industry. ABSTRAK Kebijakan pembangunan pertanian di Indonesia saat ini diarahkan pada modernisasi yang bertujuan untuk meningkatkan hasil dan mutu produksi dalam rangka peningkatan pendapatan sekaligus peningkatan taraf hidup masyarakat. Salah satu komoditi andalan khususnya di Kota Palu yang diharapkan dapat meningkatkan pendapatan petani adalah komoditi bawang merah lokal Palu. Hasil olahan bawang merah lokal Palu dikenal dengan produk bawang goreng Palu yang memiliki kekhasan cita rasa tersendiri sehingga produk ini berbeda dengan bawang goreng hasil daerah lain. Tujuan dari penelitian ini ialah untuk mengetahui besarnya pendapatan bawang goreng Sal-Han di Kota Palu dari kesuluruhan modal yang digunakan dan untuk mengetahui besar kecilnya angka rentabilitas ekonomi dan rentabilitas modal sendiri pada industri bawang goreng Sal-Han, berdasarkan penambahan modal pinjaman. Penelitian ini dilaksanakan pada industri bawang goreng Sal-Han di Kota Palu. Pengambilan sampel dilakukan dengan sengaja (Purpossive) dalam hal ini industri bawang goreng Sal-Han. Data yang dikumpulkan adalah data primer dan data sekunder. Analisis yang digunakan adalah analisis penyusutan, analisis pendapatan dan analisis rentabilitas. Hasil penelitian menunjukan bahwa penambahan modal pinjaman sebesar Rp 100.000.000 dengan tingkat bunga 19,6% pertahun, industri bawang goreng Sal-Han memperoleh nilai rata-rata rentabilitas ekonomi sebesar 40,65%, artinya bahwa setiap penambahan modal sebanyak Rp 100 akan menghasilkan keuntungan sebesar Rp 40,65,-, sementara nilai rentabilitas modal sendiri menghasilkan nilai rata-rata sebesar 41,31%, hal ini berarti setiap penambahan Rp 100 akan mengahasilkan keuntungan sebesar Rp 41,31,-. Kata kunci : Rentabilitas, Usaha Bawang Goreng. 288

PENDAHULUAN Kebijakan pembangunan pertanian di Indonesia saat ini diarahkan pada modernisasi yang bertujuan untuk meningkatkan hasil dan mutu produksi dalam rangka peningkatan pendapatan sekaligus peningkatan taraf hidup masyarakat. Kebijakan tersebut dilakukan dengan berpijak pada pembangunan agribisnis yang berakar kuat pada potensi yang ada, salah satunya adalah pada pengembangan tanaman hortikultura. Salah satu bagian pendukung sistem agribisnis adalah industri pengolahan hasil-hasil pertanian, sehingga diharapkan produk hasil pertanian dapat memenuhi kebutuhan masyarakat maupun kebutuhan industri. Agribisnis mengedepankan aspek bisnis dan pelaku bisnisnya. Dilihat dari sudut pandang ini, agribisnis dapat diartikan sebagai kegiatan yang terkait dengan pertanian yang dirancang untuk mendapatkan nilai tambah yang maksimal dengan menghasilkan barang atau jasa untuk memenuhi permintaan pasar. Dalam perkembangan industri, pendapatan umumnya menjadi patokan dalam pengambilan keputusan produksi dan pemasaran sehingga perlu adanya perhitungan mengenai berbagai tingkat keadaan perusahaan atau industri dari keadaan menderita rugi sampai perusahaan memperoleh laba. Dari hal tersebut dapat diketahui pada tingkat berapa penjualan dan pada tahun keberapa perusahaan/industri mengalami pengembalian modal atau memperoleh laba. Berdasarkan uraian di atas, mendorong penelitian pada usaha industri bawang goreng Sal-Han di Kota Palu, dengan menggunakan alat analisis rentabilitas sebagai salah satu alat pengambil keputusan untuk menilai besarnya tingkat penerimaan dan biaya dalam mencapai pengembalian modal, sehingga dapat menjadi acuan untuk memperoleh laba pada usaha yang dilakukan. Dengan hal tersebut dapat dilihat kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba dalam setiap periodenya, serta baik buruknya pengelolaan modal yang dapat dilihat dari persentase rentabilitas yang dicapai setiap periodenya. Berdasarkan uraian pada latar belakang, maka pokok permasalahan dapat dikaji yaitu : 1. Berapa besar pendapatan industri bawang goreng Sal-Han di Kota Palu dari keseluruhan modal? 2. Berapa besar angka rentabilitas usaha yang diperoleh industri bawang goreng Sal-Han di Kota Palu? Tujuan dari penelitian ini ialah sebagai berikut : 1. Untuk mengetahui besarnya pendapatan Industri bawang goreng Sal-Han di kota palu dari kesuluruhan modal. 2. Untuk mengetahui besar kecilnya angka rentabilitas usaha yang diperoleh industri bawang goreng Sal-Han di Kota Palu. Kegunaan penelitian ini diharapkan memberikan pengalaman bagi penulis dalam melakukan penelitian terkait dengan penyelesaiaan studi pada Jurusan Agribisnis, Fakultas Pertanian, Universitas Tadulako. Khususnya mengenai suatu analisis dalam pengambilan keputusan pada suatu perusahaan/industri yang bergerak pada bidang produksi dan pemasaran. BAHAN DAN METODE Penelitian ini dilaksanakan pada industri bawang goreng Sal-Han di Kota Palu, dengan pertimbangan bahwa industri bawang goreng Sal-Han merupakan salah satu sentra usaha penghasil produk bawang goreng yang sudah cukup maju dan berkembang yang ada di Kota Palu. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni sampai dengan Juli 2012. Penentuan sampel Penelitian ini dilakukan secara sengaja (Purpossive) yaitu industri bawang goreng Sal-Han di Kota Palu, dengan pertimbangan bahwa industri bawang goreng Sal-Han merupakan salah satu industri yang memiliki modal pinjaman. Responden dalam penelitian yaitu pimpinan perusahaan, dengan pertimbangan bahwa pimpinan perusahaan mengetahui dan 289

bertanggung jawab atas segala sesuatu yang ada dalam industri. Data yang digunakan dalam praktek umum ini bersumber dari data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dari perusahaan meliputi wawancara langsung dengan pimpinan perusahaan, sedangkan data sekunder diperoleh dari berbagai instansi pemerintah yang terkait dengan penelitian ini dan berbagai literatur lainnya sebagai pendukung dalam penyusunan hasil penelitian ini. Untuk mencapai tujuan dari penelitian ini maka digunakan tiga model analisis yaitu : Analisis Penyusutan. Salah satu komponen dari biaya tetap yang dikeluarkan oleh perusahaan adalah biaya penyusutan alat yang digunakan perusahaan. Menurut Antara (2012), secara sistematis penyusutan dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut: D = HAw HAk UE Keterangan : D : Penyusutan alat HAw : Nilai Awal barang HAk : Nilai Akhir barang UE : Umur Ekonomis Analisis Pendapatan. Untuk mengetahui angka rentabilitas usaha pada industri bawang goreng ini, terlebih dahulu dihitung laba usaha, laba bersih usaha, total modal usaha dan modal sendiri. Laba usaha yaitu pendapatan yang dikurangi bunga selama periode tertentu. Menurut Soekartawi (1995), secara sistematis pendapatan dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut : π= TR - TC Keterangan : π = Pendapatan (Rp) TR = Total Penerimaan (Rp) TC = Total Biaya (Rp) Analisis Rentabilitas Usaha. Menurut Gitosudarmo (2001), analisis rasio rentabilitas ekonomi (RE) dan rentabilitas modal sendiri (RMS) dapat dihitung dengan menggunakan rumus : 1. Rentabilitas Ekonomi EBIT RE = x 100% Total Modal Usaha 2. Rentabilitas Modal Sendiri EAT RMS = x 100% Modal Sendiri Konsep Operasional 1. Rentabilitas adalah kemampuan perusahaan memperoleh laba, dinyatakan dalam persentase (%) 2. Rentabilitas ekonomi adalah perbandingan antara laba usaha dengan jumlah modal pinjaman dan modal sendiri yang digunakan untuk menghasilkan laba, dinyatakan dalam rupiah (Rp) atau persen (%). 3. Rantabilitas modal sendiri adalah kemampuan perusahaan dalam memperoleh keuntungan dengan modal sendiri dinyatakan dalam rupiah (Rp) atau persen (%) 4. Biaya produksi adalah semua pengeluaran yang dinyatakan dengan uang yang diperlukan menghasilkan suatu produksi dalam satu tahun, dinyatakan dengan rupiah (Rp) 5. Biaya variabel adalah sejumlah biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan berdasarkan besar kecilnya jumlah produksi, dinyatakan dalam rupiah (Rp). 6. Biaya tetap adalah biaya yang tidak dipengaruhi oleh jumlah produksi, dinyatakan dalam rupiah (Rp) 7. Penerimaan adalah perkalian antara produksi yang diperoleh perusahaan dengan harga jual dinyatakan dalam rupiah (Rp) 8. Earning Before Interest and Tax (EBIT) atau laba usaha adalah laba sebelum dikurangi pajak selama periode tertentu, dinyatakan dalam rupiah (Rp) 9. Earning After Tax (EAT) atau laba bersih usaha adalah laba setelah dikurangi pajak 290

selama periode tertentu, dinyatakan dalam rupiah (Rp) 10. Modal sendiri adalah modal yang berasal dari pemilik perusahaan dan tertanam dalam perusahaan, dinyatakan dalam rupiah (Rp) 11. Modal pinjaman adalah modal yang berasal dari kreditur yang merupakan hutang dari perusahaan, dinyatakan dalam rupiah (Rp) 12. Total modal usaha adalah total modal sendiri yang ditambah dengan total modal pinjaman, dinyatakan dalam rupiah (Rp) HASIL DAN PEMBAHASAN Penerimaan Industri Bawang Goreng Sal-Han. Penerimaan adalah hasil kali antara jumlah produksi dengan harga penjualan, semakin banyak hasil produksi yang terjual, maka semakin besar pula penerimaan yang diperoleh. Demikian pula dengan harga penjualan, semakin tinggi harga jual produksi maka semakin besar pula penerimaanya. Mengenai penerimaan pada industri bawang goreng Sal-Han tahun 2007-2011, disajikan pada Tabel 1. Tabel 1 menunjukan bahwa jumlah penerimaan industri bawang goreng Sal-Han mengalami fluktuasi selama kurun waktu lima tahun terakhir (2007-2011). Tahun 2007-2010 penerimaan industri ini meningkat, namun pada tahun 2011 jumlah penerimaan menurun yaitu Rp. 937.500.000. Hal ini dipengaruhi oleh jumlah bahan baku yang kurang tersedia. Biaya Produksi Industri Bawang Goreng Sal-Han. Biaya-biaya yang dikeluarkan perusahaan dapat bersifat tetap dan variabel. yang disebut biaya tetap adalah biaya-biaya yang tidak berubah searah dengan naik turunnya produksi atau penjualan, sementara itu biaya variabel akan naik dan turun seirama dengan jumlah produksi. Jumlah biaya merupakan gabungan biaya tetap dan biaya variabel untuk setiap tingkat produksi tertentu. Biaya-biaya yang dikeluarkan pada industri bawang goreng Sal-Han selama lima tahun terakhir berfluktuasi, dimana biaya variabel yang dikeluarkan tergantung pada banyaknya volume produksi bawang goreng yang meliputi bahan baku pokok, bahan bakar minyak, tenaga kerja dan lain-lain. Sedangkan biaya tetap yang dikeluarkan berupa berbagai macam pajak, kariawan tetap dan lain-lain. Total biaya biaya tetap dan biaya variabel oleh industri bawang goreng Sal-Han selama lima tahun terakhir (tahun 2007-tahun 2011), disajikan pada Tabel 2. Tabel 2 menunjukan bahwa total biaya yang dikeluarkan industri bawang goreng Sal-Han mengalami fluktuasi selama kurun waktu lima tahun terakhir (2007-2011). Tahun 2007-2008 biaya industri bawang goreng Sal-Han meningkat dari Rp 327.803.030 menjadi Rp 734.702.320, namun pada tahun 2009 jumlah biaya yang dikeluarkan menurun yaitu sebesar Rp 590.783.160. Tahun 2010 mengalami peningkatan kembali dan tahun terakhir yaitu pada tahun 2011 mengalami penurunan yaitu sebesar Rp 618.705.000. Tabel 1. Jumlah Penerimaan Industri Bawang Goreng Sal-Han, Tahun 2007-2011 No Tahun Hasil Produksi (Kg) Harga (Rp) Penerimaan (Rp) 1 2007 4.339 85.000 368.815.000 2 2008 7.196 125.000 899.500.000 3 2009 6.508 150.000 976.200.000 4 2010 8.182 150.000 1.227.300.000 5 2011 6.250 150.000 937.500.000 Jumlah 4.409.315.000 Rata-rata 881.863.000 Sumber : Data Primer Setelah Diolah 2012. 291

Tabel 2. Total Biaya Pada Industri Bawang Goreng Sal-Han, 2007-2011 No Tahun Biaya Variabel (Rp) Biaya Tetap (Rp) Jumlah (Rp) 1 2007 210.227.280 117.575.750 327.803.030 2 2008 617.126.570 117.175.750 734.702.320 3 2009 492.807.410 97.975.750 590.783.160 4 2010 788.805.890 107.575.750 896.381.640 5 2011 511.129.250 107.575.750 618.705.000 Sumber : Data Primer Setelah Diolah, 2012 Tabel 3. Total Pendapatan Industri Bawang Goreng Sal-Han, 2007-2011 Tahun Penerimaan (Rp) Total Biaya (Rp) Pendapatan (Rp) 2007 368.815.000 327.803.030 41.011.970 2008 899.500.000 734.702.320 164.797.680 2009 976.200.000 590.783.160 385.416.840 2010 1.227.300.000 896.381.640 330.918.360 2011 937.500.000 618.705.000 318.795.000 Sumber : Data Primer Setelah Diolah, 2012. Tabel 4. Rentabilitas Ekonomi Industri Bawang Goreng Sal-Han, Tahun 2007-2011 No Tahun Rentabilitas Ekonomi (%) 1 2007 6,72 2 2008 26,99 3 2009 63,12 4 2010 54,19 5 2011 52,21 Jumlah 203,23 Rata-rata 40,65 Sumber : Data Primer Setelah diolah, 2012. Pendapatan. Pendapatan usaha bawang goreng adalah selisih antara penerimaan dari semua biaya. Sehingga pendapatan dapat diartikan sebagai nilai semua barang dan jasa yang diperoleh atau diterima sesorang sebagai imbalan atas pengorbananya setelah melalui rangakian dari suatu periode tertentu. Suatu usaha akan memperoleh laba jika terjadi selisih yang positif antara penerimaan dikurangi seluruh biaya, sedangkan suatu usaha akan mengalami rugi apabila terjadi selisih yang negatif. Untuk mengetahui besarnya laba bersih yang akan diterima maka harus diketahui nilai dari total biaya yang telah dikeluarkan dan penerimaan yang diperoleh suatu usaha. Besarnya pendapatan industri bawang goreng selama lima tahun terakhir disajikan pada Tabel 3. Tabel 3 menunjukan bahwa pendapatan yang diterima oleh industri bawang goreng Sal-Han selama lima tahun terakhir (2007-2011) mengalami fluktuasi. Hal ini disebabkan oleh peningkatan jumlah produksi dan harga yang tidak stabil yang layak ditingkat konsumen. Analisis Rentabilitas a. Rentabilitas Ekonomi. Rentabilitas ekonomi dapat dihitung dengan membandikan antara laba usaha dengan modal usaha yang dinyatakan dalam persentase, dimana laba yang dipakai sebagai dasar menghitung tingkat rentabilitas ekonomi adalah laba sebelum dikurangi pajak usaha. EBIT RE = x 100% Total Modal Usaha 292

1. RE Tahun 2007 RE = 41.011.970 x 100% = 6,72% 2. RE Tahun 2008 RE = 164.797.680 x 100% = 26,99% 3. RE Tahun 2009 RE = 385.416.840 x 100% = 63,12% 4. RE Tahun 2010 RE = 330.918.360 x 100% = 54,19% 5. RE Tahun 2011 RE = 318.795.000 x 100% = 52,21% Tabel 4 menunjukkan bahwa rentabilitas ekonomi dari tahun 2007-2011 mengalami peningkatan. Rata-rata angka rentabilitas ekonomi pada industri bawang goring Sal-Han selama kurun waktu lima tahun sebesar 40,65% lebih besar dari tingkat bunga pinjaman sebesar 19,6% pertahun maka akan mengakibatkan industri bawang Sal-Han dalam keadaan ekonomi yang baik (menguntungkan). Angka rata-rata rentabilitas ekonomi sebesar 40,65% berarti setiap penambahan modal sebesar Rp 100,- akan menghasilkan keuntungan sebesar Rp 40,65,-. b. Rentabilitas Modal Sendiri. Rentabilitas modal sendiri adalah dengan membandingkan jumlah laba yang diperoleh dari operasi setelah dikurangi biaya dan pajak dibandingkan dengan jumlah modal sendiri yang digunakan untuk menghasilkan laba. Laba yang diperhitungkan pada analisis adalah laba bersih setelah pajak, sedangkan modal sendiri adalah modal milik perusahaan. Untuk uraian analisis rentabilitas modal sendiri pada usaha bawang goreng Sal-Han disajikan dibawah ini. EAT RMS = x 100% Modal Sendiri 1. RMS Tahun 2007 RMS = 34.860.174 x 100% = 6,83% 2. RMS Tahun 2008 RMS = 140.078.028 x 100% = 27,43% 3. RMS Tahun 2009 RMS = 327.604.314 x 100% = 64,16% 4. RMS Tahun 2010 RMS = 281.280.606 x 100% = 55,08% 5. RMS Tahun 2011 RMS = 270.975.750 x 100% = 53,07% Tabel 5 menunjukkan bahwa perhitungan rentabilitas modal sendiri selama kurun waktu lima tahun terakhir mengalami fluktuasi dengan nilai rata-rata rentabilitas modal sendiri sebesar 41,31%. Berarti setiap penambahan Rp 100 modal sendiri menghasilkan laba bersih sebesar Rp 41,31,-. Efek dari penambahan modal pinjaman terhadap rentabilitas modal sendiri, ditinjau dari kepentingan modal sendiri atau pemilik perusahaan. Tabel 5. Rentabilitas Modal Sendiri Industri Bawang Goreng Sal-Han, Tahun 2007-2011 No Tahun Rentabilitas Modal Sendiri (%) 1 2007 6,83 2 2008 27,43 3 2009 64,16 4 2010 55,08 5 2011 53,07 Jumlah 206,57 Rata-rata 41,31 Sumber : Data Primer Setelah Diolah, 2012 293

Penambahan modal pinjaman hanya dibenarkan kalau penambahan tersebut mempunyai efek financial yang menguntungkan terhadap modal sendiri. Penambahan modal pinjaman hanya akan memberikan efek yang menguntungkan terhadap modal sendiri apabila tambahan modal tersebut lebih besar daripada biaya modal atau bunganya, atau dengan kata lain dapat dikatakan bahwa tambahan modal asing itu hanya dibenarkan apabila rentabilitas modal sendiri dengan tambahan modal asing lebih besar daripada rentabilitas modal sendiri (Riyanto, 1995). KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Jumlah penerimaan yang diperoleh industri bawang goreng sal-han selama kurung waktu lima tahun sebesar Rp 4.409.315.000 dengan total biaya yang dikeluarkan sebesar Rp 3.168.375.150 dan menghasilkan laba sebesar Rp 1.240.939.850. Adanya penambahan modal pinjaman sebesar Rp 100.000.000 dengan tingkat bunga 19,6% pertahun industri bawang goreng Sal-Han memperoleh nilai rata-rata rentabilitas ekonomi sebesar 40,65%. Berarti setiap penambahan modal sebanyak Rp 100 maka menghasilkan keuntungan sebesar Rp 40,65,- dengan demikian industri bawang goreng Sal-Han dalam posisi yang menguntungkan, hal ini disebabkan karena nilai rentabilitas ekonomi lebih besar dari bunga pinjaman sedangkan nilai rentabilitas modal sendiri industri bawang goreng Sal-Han dengan nilai rata-rata sebesar 41,31%, hal ini berarti setiap penambahan Rp 100 akan menghasilkan keuntungan sebesar Rp 41,31,-. Saran Berdasarkan hasil yang diperoleh, rentabilitas modal sendiri lebih besar dibanding dengan rentabilitas ekonomi, maka disarankan agar perusahaan mengurangi modal pinjaman. DAFTAR PUSTAKA Antara, M, 2012. Agribisnis dan Penerapanya dalam Penelitian. Edukasi Mitra Grafika, Palu. Soekartawi, 1995. Analisis Usahatani. Universitas Indonesia Press, Jakarta. Riyanto B., 1995. Dasar-Dasar Pembelanjaan Perusahaan. Yayasan Gajah Mada, Yogyakarta. 294