BAB I PENDAHULUAN. melimpah, cepat, dan mudah dari berbagai sumber dan tempat di dunia serta

dokumen-dokumen yang mirip
SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Jurusan Pendidikan Kewarganegaraan

BAB I PENDAHULUAN. Semua orang yang mengalami sekolah secara formal, mungkin juga sekolah informal

UPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP DAN CARA BERPIKIR KRITIS SISWA MELALUI METODE CONTEXTUAL

BAB I PENDAHULUAN. dan lain sebagainya. Oleh karena itu keberhasilan anak didik sangat

Metode Pembelajaran Contextual Teaching and Learning Terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Kelas V SDN Kedung Banteng

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Banyak faktor yang mempengaruhi rendahnya minat belajar siswa

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian pengembangan. Metode penelitian pengembangan memuat tiga

BAB I PENDAHULUAN. matematika sama halnya melatih pola inovatif dalam memecahkan masalah yang

EFEKTIVITAS PENERAPAN METODE PEMBERIAN TUGAS PENGAJUAN SOAL (PROBLEM POSSING) DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA POKOK BAHASAN PERSEGI PANJANG TERHADAP

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan kebutuhan utama manusia, karena dengan pendidikan

SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1 Pendidikan Kewarganegaraan. diajukan oleh:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1 Evy Yosita, Zulkardi, Darmawijoyo, Pengembangan Soal Matematika Model PISA

Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Jurusan Pendidikan Kewarganegaraan. Disusun oleh: DEWI WIJAYANTI A.

SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Jurusan Pendidikan Matematika. Disusun oleh: BIVIKA PURNAMI A

PENGARUH KEDISIPLINAN MENGGUNAKAN WAKTU BELAJAR DAN PERILAKU SISWA DALAM MENERIMA PELAJARAN TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN

PENGARUH AKTIVITAS BELAJAR SISWA DAN PARTISIPASI DALAM. KEGIATAN OSIS TERHADAP PRESTASI BELAJAR PKn PADA SISWA

BAB I PENDAHULUAN. negara. Jika dalam suatu negara pendidikan semakin baik, maka dapat

BAB I PENDAHULUAN. dikuasai oleh segenap warga negara sebagai sarana untuk memecahkan. yang berteknologi maju di saat sekarang maupun yang akan datang

BAB I PENDAHULUAN. Dalam undang-undang No. 20 tahun 2003 ditegaskan bahwa :

BAB I PENDAHULUAN. tersebut pemerintah memprogramkan Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK)

DAFTAR ISI PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan seseorang menuju kearah kemajuan dan peningkatan. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan pada dasarnya merupakan suatu proses untuk membantu manusia dalam mengembangkan potensi pada dirinya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Salah satu bagian dari pembangunan nasional adalah pembangunan

Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Jurusan Pendidikan Kewarganegaraan. Disusun oleh:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kaitannya dengan kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu pemahaman siswa

UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA MELALUI PENDEKATAN PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL DI KELAS VIII SMP NEGERI 6 LUBUK BASUNG

BAB I PENDAHULUAN. Matematika merupakan salah satu mata pelajaran di sekolah yang dinilai

SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat sarjana S-1 Pendidikan Kewarganegaraan. disusun oleh: FEBRI ARIFIN A

MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA MELALUI MODEL PROBLEM SOLVING LEARNING BERBASIS DISCOVERY PADA KELAS VII

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran, untuk mencapai proses pembelajaran yang bermutu baik. pendidikan yang berkualitas. Sampai detik ini komponen-komponen

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA MENGGUNAKAN METODE MULTILEVEL PADA POKOK BAHASAN HIMPUNAN. (Pada Siswa Kelas VII SMP PGRI 12 Kebakkramat)

BAB I PENDAHULUAN. diselenggarakan kegiatan pengembangan model pembelajaran dengan

: ERNA DWI JAYANTI NIM A

BAB I PENDAHULUAN. mengalami keluhan tentang banyaknya materi pelajaran dengan alokasi waktu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Berdasarkan Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem

PENERAPAN PROBLEM BASED LEARNING PADA SISWA KELAS VII DALAM UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara berkembang perlu mensejajarkan diri dengan. negara-negara yang sudah maju tersebut.

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan dan teknologi (IPTEK). Seperti halnya ilmu lain, matematika

Haninda Bharata, 2013

I. PENDAHULUAN. baik secara kuantitatif maupun kualitatif. Bangsa Indonesia dengan jumlah

PENGARUH TATA TERTIB DAN BIMBINGAN WALI KELAS TERHADAP PENEGAKAN KEDISIPLINAN SISWA SMK MUHAMMADIYAH 1 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2009/2010

Penjenjangan Kemampuan Berpikir Kritis Mahasiswa Prodi Pendidikan Matematika FMIPA UNNES dalam Menyelesaikan Masalah Matematika

DAFTAR ISI LEMBAR PERNYATAAN...

BAB I PENDAHULUAN. yang baik, di antaranya kemampuan pemecahan masalah; kemampuan. penalaran dan bukti; kemampuan komunikasi; kemampuan koneksi; dan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Penyebabnya bukan saja anggaran pemerintah yang relatif rendah tetapi juga

SISWA KELAS X SMA NEGERI 2 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN

ANALISIS BUKU SEKOLAH ELEKTRONIK (BSE) KELAS VII SMP PELAJARAN MATEMATIKA DITINJAU DARI IMPLEMENTASI PENDEKATAN KONTEKSTUAL

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan sarana terpenting untuk mewujudkan kemajuan bangsa

ANALISIS PERBANDINGAN TINGKAT KEPUASAN KONSUMEN ATAS KUALITAS JASA PADA PERGURUAN TINGGI DENGAN PROGRAM STUDI BERAKREDITASI A DAN BERAKREDITASI B

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Global artinya seluas dunia (world wide), sedangkan prosesnya disebut

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 1 Trimurjo yang terletak di Jalan Raya

BAB I PENDAHULUAN. diskrit. Untuk menguasai dan menciptakan teknologi di masa depan. diperlukan penguasaan matematika yang kuat sejak dini.

BAB I PENDAHULUAN. bekerjasama. Kompetensi tersebut diperlukan agar peserta didik dapat

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Matematika sebagai salah satu ilmu dasar ini telah berkembang pesat.

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN BERMAIN JAWABAN SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN KEAKTIFAN SISWA DALAM PROSES PEMBELAJARAN

BAB III METODE PENELITIAN

NASKAH PUBLIKASI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Matematika. DisusunOleh :

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan IPTEK sekarang ini telah memberikan dampak positif. kemampuan untuk mendapatkan, memilih, dan mengolah informasi.

BAB I PENDAHULUAN. dan pemerintah melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, dan atau latihan yang

HUBUNGAN ANTARA MINAT BELAJAR MATEMATIKA DAN KEMAMPUAN SPATIAL TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA POKOK BAHASAN DIMENSI TIGA

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

III. METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII semester genap SMP Negeri

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Maulana Malik Ibrohim, 2013

BAB I PENDAHULUAN. (IPTEK) yang sedemikian pesatnya menyebabkan arus komunikasi dan. lagi. Juga dengan diberlakukannya pasar bebas akan mengakibatkan

BAB I PENDAHULUAN. Jaya Abadi, 2006), hlm Mendiknas RI, Permendiknas RI No. 22 Tahun 2006, (Jakarta: CV Mini

BAB I PENDAHULUAN. dengan berbagai fasilitas yang memudahkan untuk mengakses pengetahuan, maka

BAB I PENDAHULUAN. Pada saat ini dunia pendidikan berada pada era globalisasi yang berciri modern

I. PENDAHULUAN. dengan pendidikan. Oleh karena itu, pendidikan merupakan salah satu sasaran

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Rena Ernawati, 2013

PENGEMBANGAN MODUL PADA MATERI SEGI EMPAT UNTUK SISWA KELAS VII SMP BERDASARKAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA

Tugas Matakuliah Pengembangan Pembelajaran Matematika SD Dosen Pengampu Mohammad Faizal Amir, M.Pd S-1 PGSD Universitas Muhammadiyah Sidoarjo

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Mengingat pentingnya ilmu matematika dalam kehidupan, Al Quran telah

BAB II KAJIAN PUSTAKA Kajian Teori Tinjauan Tentang Mata Pelajaran Matematika

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian merupakan rangkaian cara atau kegiatan pelaksanaan

UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA MELALUI METODE PEMBELAJARAN PROBLEM BASED INSTRUCTION

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ine Riani, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Masalah Rini Apriliani, 2013

Penerapan Metode Problem Based Learning untuk Meningkatkan Hasil Belajar Materi Barisan dan Deret Bilangan Pada Siswa Kelas IX E SMPN 1 Kalidawir

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA SISWA SMP MELALUI PERTANYAAN-PERTANYAAN INOVATIF PADA POKOK BAHASAN LINGKARAN (PTK

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan memegang peranan yang penting dalam mempersiapkan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan memegang peranan penting dalam kehidupan manusia.

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran dan interaksi antara guru dan siswa. Proses pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Wajib belajar 9 tahun menjadi kebutuhan mendasar bangsa Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. yang lebih banyak dibanding dengan pelajaran yang lain. Meskipun. matematika. Akibatnya berdampak pada prestasi belajar siswa.

BAB III TINJAUAN PEDAGOGIK PEMBELAJARAN BERBASIS KOMPUTER

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah proses pengubahan sikap dan tingkah laku seseorang atau

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) dewasa ini memungkinkan semua pihak untuk dapat memperoleh informasi dengan melimpah, cepat, dan mudah dari berbagai sumber dan tempat di dunia serta dari berbagai aspek dan bidang. Matematika sebagai salah satu ilmu dasar, baik terapan maupun aspek penalarannya mempunyai peranan penting dalam upaya meningkatkan pemahaman maupun penerapan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK). Hal ini berarti, sampai pada batas tertentu matematika perlu dikuasai oleh segenap warga Negara Indonesia agar mampu bertahan hidup dalam era globalisasi dan berteknologi maju disaat sekarang maupun di masa datang. Matematika merupakan ilmu universal yang mendasari perkembangan teknologi modern, mempunyai peran penting dalam berbagai disiplin dan memajukan daya pikir manusia. Perkembangan pesat di bidang teknologi informasi dan komunikasi dewasa ini dilandasi oleh perkembangan matematika di bidang teori bilangan, aljabar, analisis, teori peluang dan matematika diskrit. Untuk menguasai dan mencipta teknologi di masa depan diperlukan penguasaan matematika yang kuat sejak dini. Menurut Marpaung (2002: 1), upaya peningkatan kualitas pendidikan di Indonesia, khususnya pendidikan matematika dewasa ini antara lain: (1) melakukan perubahan kurikulum secara teratur supaya isi kurikulum tidak 1

2 ketinggalan dengan perkembangan IPTEK dan kebutuhan masyarakat yang berubah dengan cepat, (2) melaksanakan penataan guru-guru, (3) melengkapai perlengkapan sekolah, (4) mengirim tenaga kependidikan keluar negeri untuk mengikuti workshop, (5) studi lanjut, studi banding, konferensi, dan sebagainya. Usaha-usaha untuk meningkatkan kualitas pendidikan matematika tersebut harus terus dilaksanakan, sebab secara tidak langsung pembelajaran matematika merubah cara berpikir dan sikap siswa. Memperbaiki kualitas pendidikan di Indonesia berarti juga memperbaiki kualitas pembelajaran matematika. Dunia pendidikan saat ini terus mengalami perkembangan yang cukup signifikan. Sejak awal tahun 2000, pemerintah mulai mengeluarkan sebuah resolusi kurikulum dari kurikulum tradisional (Kurikulum 2004) yang menekankan pada pencapaian tujuan (Objektive-based Curiculum), menjadi Kurikulum 2004 yang dinamakan Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) (Nurhadi; 2004: 1). Kurikulum 1994, lebih menggunakan pengajaran secara klasikal, artinya guru mengajar sejumlah murid dalam satu ruangan yang mempunyai tingkat kemampuan tertentu. Dalam penyampaiannya, menggunakan sistem ceramah, sedangkan siswa hanya mendengarkan secara teliti serta mencatat pokok-pokok penting yang disampaikan guru. KBK tidak hanya mencakup pencapaian hasil belajar siswa yang berupa nilai saja, melainkan juga kemampuan siswa dalam problem solving (pemecahan masalah) dalam materi tersebut dan mampu membuat jembatan

3 antara ilmu yang satu dengan yang lain. Selain itu, pembelajaran pada Kurikulum 2004 juga mengedepankan pembelajaran yang berbasis inkuiri (menemukan) dan kontruktivisme (membangun pengetahuan). Dengan kata lain Kurikulum 2004 lebih menekankan pada penilaian proses. Kurikulum baru ini diharapkan mampu menjadi solusi bagi peningkatan kualitas pendidikan masyarakat Indonesia. Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) adalah wujud perubahan paradigma pembelajaran dari textual learning ke contextual learning, dalam bentuk perangkat rencana dan pengaturan kompetensi serta hasil belajar yang dicapai siswa, pola penilaian, prinsip-prinsip Kegiatan Belajar Mengajar (KBM), serta optimalisasi pemanfaatan semberdaya pendidikan dalam pengembangan kurikulum sekolah (Basuni; 2004: 59). Salah satu yang menjadi ciri utama dari kurikulum ini adalah sumber belajar siswa bukan hanya dari guru, melainkan juga sumber belajar lainnya yang memenuhi unsur edukatif (Hidayat; 2005: 7). Dalam sebuah menara pendidikan terdapat unsur-unsur pembelajaran yang sangat berperan seperti kurikulum, guru, siswa, sarana prasarana sekolah dan evaluasi. Untuk meningkatkan mutu pendidikan, semua unsur-unsur tersebut harus dapat dioptimalkan. Kurikulum, proses pembelajaran, dan penilaian merupakan tiga dimensi dari sekian banyak dimensi yang sangat penting dalam pendidikan. Ketiga dimensi tersebut saling berkaitan antara satu dengan lainnya.

4 Kurikulum merupakan penjabaran tujuan pendidikan yang menjadi landasan program pembelajaran. Proses pembelajaran merupakan upaya yang dilakukan guru untuk mencapai tujuan yang dirumuskan dalam kurikulum. Penilaian merupakan salah satu kegiatan yang dilakukan untuk mengukur dan menilai tingkat pencapaian kurikulum dan berhasil tidaknya proses pembelajaran. Penilaian juga digunakan untuk mengetahui kekuatan dan kelemahan yang ada dalam proses pembelajaran, sehingga dapat dijadikan dasar untuk pengambilan keputusan, misalnya apakah proses pembelajaran sudah baik dan dapat dilanjutkan atau masih perlu perbaikan dan penyempurnaan (Surapranata dan Hatta; 2004:1). Salah satu solusi dari sekian banyak upaya peningkatan kualitas pendidikan utamanya kualitas pembelajaran matematika, adalah bagaimana menganalisis hasil evaluasi pendidikan sehingga menghasilkan suatu informasi yang dapat digunakan untuk meningkatkan mutu dan perbaikan pendidikan dimasa mendatang. Alat evaluasi yang berupa tes hendaknya mempunyai validitas dan reliabilitas yang cukup memadai sehingga dapat digunakan untuk meningkatkan mutu pendidikan. Untuk itu diperlukan analisis terhadap butir-butir soal yang diberikan baik yang berbentuk objektif maupun yang berbentuk essai. Salah satu tujuan dilakukannya analisis soal adalah untuk meningkatkan kualitas soal, yaitu apakah suatu soal dapat diterima karena telah didukung oleh data statistik yang memadai, diperbaiki karena terbukti terdapat beberapa kelemahan atau bahkan tidak dapat digunakan sama sekali

5 karena terbukti secara empiris tidak berfungsi sama sekali. Analisis soal secara kuantitatif menekankan pada bebrapa karakteristik yang meliputi tingkat kesukaran (kesulitan), daya pembeda, validitas, dan reliabilitas (Surapranata; 2004: 10). Buku pelajaran merupakan sebuah alat atau media yang dipakai oleh guru (pendidik) dan siswa (peserta didik) untuk membantu keberlangsungan dan keefektivitasan proses pembelajaran. Kebanyakan guru memakai buku pelajaran sebagai pedoman dalam mengajarkan materi kepada siswa sesuai dengan mata pelajarannya. Didalam buku pelajaran banyak terdapat materimateri, rumus-rumus, teorema dan definisi serta soal-soal yang sangat diperlukan siswa dan guru dalam mempercepat dan mempermudah proses pembelajaran. Buku pelajaran dalam pembelajaran matematika disekolah memegang peranan yang sangat penting sebagai media dan patner pembelajaran siswa. Untuk itu buku pelajaran matematika harus dapat menjadi problem solving (pemecahan masalah) matematika dan mampu menjembatani ilmu matematika terhadap ilmu pengetahuan lain yang dipelajari siswa. Salah satu jembatan untuk menuju kepada penguasaan ilmu pengetahuan adalah dengan memperhatikan kualitas dari soal-soal yang terdapat dalam suatu buku pelajaran. Soal-soal pada buku pelajaran matematika yang digunakan disekolah sangat banyak dan variatif sehingga memungkinkan guru untuk tidak melihat secara lebih detail kualitas soal pada buku tersebut. Salah satu penentu

6 kualitas soal pada buku pelajaran sangat dipengaruhi oleh pengalaman penulis buku tersebut, sehingga dikahawatirkan kualitas soal tersebut tidak seperti yang diharapkan. Soal-soal matematika dalam Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) hendaknya mengacu pada soal-soal kontekstual. Soal-soal kontekstual dalam pembelajaran atau materi matematika merupakan suatu yang bermakna (meaningful) dan berguna agar siswa termotivasi serta terlibat langsung dalam mengerjakan soal matematika (doing math) serta harus menjadi suatu pemecahan masalah (problem solving). Pembelajaran kontekstual adalah konsep belajar yang mengaitkan antara materi matematika dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari. Jadi, buku pelajaran matematika yang menggunakan pendekatan kontekstual akan lebih memantapkan siswa dalam memahami materi didalamnya. Berdasarkan keterangan diatas, diduga bahwa soal-soal essai yang berbentuk soal cerita pada buku pelajaran matematika masih diragukan kaedahnya sebagai soal yang baik. Dalam penelitian ini dipilih SMP Muhammadiyah 1 Surakarta sebagai tempat berlangsungnya penelitian, karena SMP tersebut sudah menerapkan Kurikulum 2004, dan menggunakan buku pelajaran matematika kurikulum 2004 terlepas dari lulus dan tidaknya terhadap penilaian buku ajar matematika oleh pemerintah. Buku yang dipakai di SMP Muhammadiyah 1 Surakarta adalah buku terbitan Literatur Media

7 Sukses Jakarta tahun 2005 dengan judul buku Matematika Kontekstual kelas VII semester II. B. Identifikasi Masalah Sesuai dengan latar belakang masalah diatas, maka beberapa masalah yang menjadi perhatian dalam penelitian ini antara lain: 1. Banyaknya buku pelajaran matematika yang beredar dipasaran namun belum dikaji secara mendalam kualitas soal-soalnya. 2. Kurangnya perhatian pihak sekolah dan guru terhadap kualitas soal terutama soal pemecahan masalah pada buku yang hendak dijadikan acuan dalam pembelajaran matematika. 3. Soal-soal cerita yang terdapat dalam buku Matematika Kontekstual kelas VII semester II belum diketahui kualitasnya, yaitu apakah sudah memenuhi kriteria sebagai soal yang baik. Untuk itu masalah yang diidentifikasi adalah mengenai tingkat kesukaran, daya pembeda soal, validitas, dan reliabilitas dari masing-masing soal yang telah diujikan kepada siswa dan karakteristik soal sebelum diujikan, kemudian diinterpretasikan secara deskriptif dari masing-masing soal. C. Pembatasan Masalah Untuk dapat mencapai sasaran dalam judul skripsi ini, maka masalah yang akan diteliti dibatasi pada: 1. Soal soal essay yang berbentuk soal cerita pada buku pelajaran matematika kontekstual kelas VII semester II di SMP Muhammadiyah 1 Surakarta tahun ajaran 2005/2006.

8 2. Analisis soal dibatasi pada tingkat kesulitan soal, daya pembeda soal, validitas dan reliabilitas soal. 3. Tingkat kesukaran atau tingkat kesulitan soal dibatasi pada kriteria soal mudah, soal sedang, dan soal sukar. 4. Daya pembeda adalah suatu alat yang dapat membedakan siswa yang berkemampuan tinggi dan berkemampuan rendah. 5. Validitas dibatasi pada alat atau teknik evaluasi dapat mengukur apa yang sebenarnya dapat diukur. 6. Reliabilitas adalah jika soal atau teknik evaluasi dapat dipercaya, konsisten atau stabil, dan produktif. D. Perumusan Masalah Perumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Bagaimana tingkat kesukaran soal soal cerita pada buku pelajaran matematika terbitan Literatur Media Sukses tahun 2005 dengan judul buku Matematika Kontekstual kelas VII? 2. Bagaimana daya pembeda soal soal cerita pada buku pelajaran matematika terbitan Literatur Media Sukses tahun 2005 dengan judul buku Matematika Kontekstual kelas VII? 3. Berapa Validitas soal soal cerita pada buku pelajaran matematika terbitan Literatur Media Sukses tahun 2005 dengan judul buku Matematika Kontekstual kelas VII?

9 4. Berapa Reliabilitas soal soal cerita pada buku pelajaran matematika terbitan Literatur Media Sukses tahun 2005 dengan judul buku Matematika Kontekstual kelas VII? E. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui : 1. Tingkat Kesukaran dari tiap soal yang terdapat dalam buku matematika kontekstual tersebut. 2. Daya Pembeda pada setiap soal cerita sehingga bisa membedakan siswa yang berkemampuan tinggi dan berkemampuan rendah. 3. Validitas dari suatu soal cerita, sehingga soal tersebut dapat mengukur apa yang seharusnya dapat diukur 4. Reliabilitas dari soal cerita pada buku matematika kontekstual tersebut, sehingga soal itu dapat dipercaya, konsisten atau stabil, dan produktif sehingga menghasilkan hasil yang sama. F. Manfaat Penelitian Manfaat penelitian yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Bagi guru, dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam memakai buku ajar tersebut sebagai media dalam proses pembelajaran. 2. Bagi Sekolah, dapat digunakan sebagai wacana dalam pemakaian buku pelajaran.

10 3. Bagi peneliti, dapat dijadikan sebagai wacana ilmu pengetahuan dalam dunia pendidikan khususnya dalam masalah inovasi pendidikan. 4. Bagi mahasiswa, dapat digunakan untuk menambah wawasan terutama dalam penyusunan soal yang baik G. Sistematika Penulisan Skripsi Sistematika penulisan skripsi ini terdiri atas tiga bagian, yaitu bagian awal, bagian utama, bagian akhir. 1. Bagian awal Bagian awal terdiri dari halaman judul, halaman pengesahan, halaman pernyataan keaslian skripsi, halaman moto atau persembahan, abstrak, halaman kata pengantar, halaman daftar isi, dan daftar tabel. 2. Bagian utama Bagian utama dari skripsi ini terdiri dari lima bab, yaitu: BAB I. PENDAHULUAN Bab I Pendahuluan menguraikan tentang latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, serta sistematika penulisan skripsi ini. BAB II. LANDASAN TEORI Bab II. Landasan teori, berisi tentang kajian pustaka dan kajian teori. Kajian pustaka berisi tentang hasil penelitian-penelitian dari penelitipeneliti sebelumnya yang relevan dengan penelitian pada skripsi ini.

11 Kajian teori berisi tentang teori-teori atau variable-variabel dari penelitian ini. BAB III. METODE PENELITIAN Bab III. Metode penelitian berisi tentang jenis penelitian, tempat dan waktu penelitian, populasi, sample, dan sampling penelitian, metode pengumpulan data, teknik pengumpulan data, dan teknik analisis data. BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Bab ini berisi tentang gambaran umum subjek penelitian, hasil analisis data dan pembahasanya (penerapan metode penelitian pada Bab III, pembandingan hasil penelitian dengan kriteria-kriteria yang ada, serta jawaban atas pertanyaan-pertanyaan pada perumusan masalah. BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN Bab ini berisi tentang kesimpulan-kesimpulan dari penelitian, implikasi dari penelitian dan saran-saran yang perlu disampaikan baik untuk subjek penelitian maupun bagi penelitian selanjutnya. 3. Bagian akhir Bagian akhir naskah skripsi ini terdiri dari halaman daftar pustaka dan lampiran-lampiran. Daftar pustaka berisi daftar buku, majalah, jurnal penelitian, artikel atau pustaka-pustaka lain yang digunakan sebagai acuan dalam skripsi ini.