BAB I PENDAHULUAN. unsur keuangan negara antara lain kekayaan negara/kekayaan daerah berupa uang, surat

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. yang dipisahkan pada perusahaan Negara/perusahaan daerah. Pemerintah Daerah memerlukan

BAB II TEORI DAN KAJIAN PUSTAKA. Kota Padang belum efektif dilaksanakan sesuai Permendagri No 17 Tahun 2007.

: Aset tetap disajikan berdasarkan biaya perolehan aset tetap tersebut dikurangi akumulasi penyusutan.

BAB I PENDAHULUAN. dengan pihak lain yang berkepentingan dengan perusahaan. Melalui proses

BAB I PENDAHULUAN. Dalam menghadapi perkembangan usaha yang semakin maju, sebuah

tedi last 04/17 Kebijakan Akuntansi Jurnal Standar Ilustrasi

BUPATI TANAH DATAR PROVINSI SUMATERA BARAT PERATURAN BUPATI TANAH DATAR NOMOR 9 TAHUN 2014

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. entitas pada tanggal tertentu. Halim (2010:3) memberikan pengertian bahwa

PENYUSUTAN ATAS ASET TETAP PEMERINTAH. Abstract

BAB X SISTEM AKUNTANSI PENYUSUTAN ASET TETAP DAN AMORTISASI ASET TIDAK BERWUJUD

BAB 2 LANDASAN TEORITIS. Aset tetap termasuk bagian yang sangat signifikan dalam perusahaan. Jika

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

BAB VI PENUTUP. bagi pemegang barang, bendahara barang yang berkaitan dengan penyusutan. aktiva tetap serta penyajiannya dalam laporan keuangan.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. ANALISIS PENGAKUAN DAN PENILAIAN ASET TETAP

BAB I PENDAHULUAN. sendiri. Agar tujuan perusahaan dapat tercapai, maka semua faktor-faktor

BAB I PENDAHULUAN. Dalam menjalankan operasional sebuah perusahaan banyak faktor yang

BAB I PENDAHULUAN. semakin kompleksnya pengelolaan badan usaha atau perusahaan, hal ini. menuntut adanya kemampuan untuk mengalokasikan sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. daerah dilaksanakan dengan memperhatikan potensi-potensi yang ada di daerah. Sebagai

BAB II LANDASAN TEORI. Menurut Rudianto (2009:4), menjelaskan bahwa Akuntansi dapat

tedi last 11/16 Definisi Pengakuan Pengukuran Pengungkapan

Aktiva tetap yang ada di perusahaan haruslah benar-benar diperhatikan karena itu bila

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. skripsi ini, maka penulis mengambil kesimpulan sebagai berikut :

AKTIVA TETAP & PENYUSUTAN

BAB III PEMBAHASAN. daerah dan tugas pembantu di bidang pendapatan, pengelolaan keuangan. Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah.

BAB I PENDAHULUAN. Era otonomi daerah yang ditandai dengan lahirnya Undang-Undang No. 22 Tahun

Penyusutan. r = PENYUSUTAN 1. 1 PENDAHULUAN 1. 2 METODE RATA-RATA Metode Garis Lurus (Straight-Line Method)

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999, yang kemudian direvisi dengan Undang-Undang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BUPATI BANGKA BARAT PERATURAN BUPATI BANGKA BARAT NOMOR 45 TAHUN 2013 TENTANG TATA CARA PENATAUSAHAAN BARANG MILIK DAERAH

Oleh Iwan Sidharta, MM.

BAB I PENDAHULUAN. baik dalam pengelolaan keuangan negara. yang bersifat umum meliputi penetapan arah, kebijakan umum, strategi,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TELAAH PUSTAKA DAN PERUMUSAN MODEL PENELITIAN

Analisis Implementasi Akuntansi Belanja Modal Pada Pemerintah Kota Palembang

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan tentang dampak metode

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah untuk kegiatan pemerintahan. Aset tetap tersebut merupakan salah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

CATATAN ATAS LAPORAN BARANG MILIK NEGARA

BAB VII PENYUSUTAN A. PENGERTIAN

BAB I PENDAHULUAN. prinsip- prinsip tata kelola pemerintahan yang baik (good governance) melalui

Pengertian aset tetap (fixed asset) menurut Reeve (2012:2) adalah :

AKUNTANSI ASET TAK BERWUJUD

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. berbentuk CV Hasjrat Abadi, berdiri pada tanggal 31 Juli 1952 bertempat di

MAKALAH PENGATAR PAJAK. Diajukan Untuk Mmenuhi Tugas Pengantar Pajak

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Pengertian Aktiva Tetap Tanaman Menghasilkan. menghasilkan, ada beberapa defenisi yang dikemukakan oleh beberapa ahli.

Akuntansi Neraca. Entries)

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

C. PENJELASAN ATAS POS-POS NERACA C.1. Aset Lancar

BAB II LANDASAN TEORI. Akuntansi yang mengatur tentang aset tetap. Aset tetap adalah aset berwujud yang

ANALISIS PENYUSUTAN AKTIVA TETAP PADA KANTOR DINAS PENDAPATAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASET DAERAH KABUPATEN GORONTALO

BAB III SISTEM AKUNTANSI PENYUSUTAN ASET TETAP BERWUJUD PADA PT HERFINTA FRAM AND PLANTATION

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Suatu perusahaan tentu pada dasarnya selalu berusaha untuk mencapai. tujuan didirikannya perusahaan tersebut. Untuk menunjang agar

AKTIVA TETAP (FIXED ASSET)

BAB I PENDAHULUAN. yang didirikan harus memiliki suatu tujuan agar dapat membuat perusahaan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

53. Aset tetap disajikan berdasarkan biaya perolehan aset tetap tersebut dikurangi akumulasi penyusutan. Apabila terjadi kondisi yang

BAB I PENDAHULUAN. dengan Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 2014 tentang Pengelolaan Barang

BAB 5 Aktiva Tetap Berwujud (Tangible - Assets)

AKUNTANSI ASET TETAP STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN PERNYATAAN NO. 07

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. jangka panjang, artinya perusahaan harus terus mempertahankan kelangsungan operasinya melalui

AKUNTANSI ASET TETAP STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN BERBASIS AKRUAL PERNYATAAN NO. 07 LAMPIRAN I.08 PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA TANGGAL

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. menghasilkan informasi keuangan yang relevan


JURNAL PENYESUAIAN PERUSAHAAN JASA

AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH I

CATATAN ATAS LAPORAN BARANG MILIK NEGARA

BAB I PENDAHULUAN. seluruh Indonesia. Aset daerah merupakan sumber daya yang penting bagi

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORITIS

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

pengklasifikasian dan menetapkan aktiva tetap PT. Gratia Jaya sesuai dengan PSAK No.16. keuangan yang berlaku umum (PSAK No. 16).

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN DINAS PERINDUSTRIAN, PERDAGANGAN, KOPERASI DAN UKM PEMERINTAH KABUPATEN MUKOMUKO

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENYUSUNAN NERACA AWAL PEMERINTAH PUSAT

BAB I PENDAHULUAN. Biasanya di samping mencari laba, tujuan perusahaan mencakup pertumbuhan

BAB I PENDAHULUAN. dipisahkan dari operasional suatu organisasi atau instansi. Aset tetap menjadi

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalah

B A B V PENYUSUTAN BARANG MILIK NEGARA BERUPA ASET T ETAP

BAB II BAHAN RUJUKAN

Implementasi PSAK 16 Tentang Aset Tetap pada PT. SBP

Komisi Pemilihan Umum Kabupaten Magetan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dibuat menurut pola yang terpadu untuk melaksanakan kegiatan pokok

CATATAN ATAS LAPORAN BARANG MILIK NEGARA

BUPATI BANYUWANGI SALINAN PERATURAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR 46 TAHUN 2012 TENTANG

-1- BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 136 TAHUN 2015 TENTANG

STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN BERBASIS AKRUAL PERNYATAAN NO. 12 LAPORAN OPERASIONAL KOMITE STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN

JURNAL PENYESUAIAN. Armini Ningsih Politeknik Negeri Samarinda

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TABALONG TAHUN 2011 NOMOR 15 PERATURAN DAERAH KABUPATEN TABALONG NOMOR 15 TAHUN 2011 TENTANG

BAB II LANDASAN TEORI. manfaat bagi seseorang atau perusahaan tersebut. Manfaat ekonomi masa depan

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. tugas pembantuan dengan prinsip otonomi seluas-luasnya dalam sistem dan. daerah sebagai penyelenggara pemerintah daerah.

BAB I PENDAHULUAN. yang dimulai pada tahun 2003 dengan Undang-undang nomor 17 Tahun 2003

Komisi Pemilihan Umum Kabupaten Magetan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Berdasarkan Pasal 2 UU No. 17 tahun 23 tentang Keuangan negara, dan salah satu unsur keuangan negara antara lain kekayaan negara/kekayaan daerah berupa uang, surat berharga, piutang, barang dan hak lain yang dapat dinilai dengan uang termasuk kekayaan yang dipisahkan pada perusahaan negara/perusahaan daerah. Pemerintah Daerah memerlukan kekayaan tersebut dengan maksud untuk digunakan dalam rangka menunjang pelaksanaan tugas dan kewenangannya. Untuk itu, perencanaan kebutuhan akan kekayaan yang akan dimiliki atau digunakan perlu mendapatkan perhatian Pemerintah Daerah. Berdasarkan rencana tersebut, Pemerintah Daerah kemudian mengusulkan anggaran pengadaannya. Dalam hal ini, masyarakat dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) perlu melakukan pengawasan mengenai apakah kekayaan yang direncanakan untuk dimiliki daerah tersebut benar-benar dibutuhkan daerah. Jika barang tersebut dibutuhkan, maka pengadaannya harus diawasi dengan baik sehingga tidak terjadi manipulasi yang akan berdampak pada kerugian negara/daerah. Pemerintah Daerah perlu menetapkan standar kekayaan yang harus dimiliki daerah agar dapat memenuhi cakupan pelayanan yang dibutuhkan masyarakat. Dalam pelaksanaannya baik dalam pemanfaatan maupun pengelolaan kekayaan, kekayaan milik daerah harus dikelola secara optimal dengan memperhatikan prinsip value for money (ekonomis, efisiensi, efektifitas dan transparansi). Pengelolaan menyangkut juga pendistribusian, pengamanan dan perawatan. Pengamanan terhadap kekayaan daerah harus dilakukan secara memadai baik pengamanan fisik maupun sistem pengendalian internalnya.

Kekayaan sebagai salah satu komponen pokok yang termuat dalam laporan keuangan yang mempunyai arti penting demi keberhasilan pelaksanaan otonomi daerah. Oleh karena itu untuk membiayai pelaksanaan kegiatan pemerintah di daerah, Pemerintah Daerah harus mampu mengelola potensi daerah secara produktif, efisien dan efektif. Untuk itu Pemerintah Daerah perlu melakukan identifikasi dan inventarisasi nilai dan potensi kekayaan daerah. Kegiatan identifikasi dan inventarisasi dimaksudkan untuk mengetahui jumlah dan nilai kekayaan daerah secara akurat. Identifikasi dan inventarisasi kekayaan daerah tersebut penting untuk pembuatan neraca daerah yang akan dilaporkan kepada DPRD dan masyarakat yang ingin mengetahuinya. Salah satu kekayaan yang dimiliki oleh pemerintah daerah adalah aktiva tetap. Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 24 tahun 25 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan mendefinisikan aktiva tetap sebagai Aset berwujud yang mempunyai masa manfaat lebih dari 12 (duabelas) bulan untuk digunakan dalam kegiatan pemerintahan atau dimanfaatkan oleh masyarakat umum. Penyajian aktiva tetap dalam laporan keuangan menurut Standar Akuntansi Pemerintahan, perlu memperhatikan beberapa hal yakni; (1) dasar penilaian yang digunakan untuk menentukan nilai tercatat, (2) rekonsiliasi jumlah tercatat pada awal dan akhir periode yang menunjukkan penambahan, pelepasan, akumulasi penyusutan dan perubahan nilai, mutasi aset tetap lainnya, (3) informasi penyusutan, meliputi nilai penyusutan, metode penyusutan yang digunakan, masa manfaat atau tarif penyusutan yang digunakan, nilai tercatat bruto dan akumulasi penyusutan pada awal dan akhir periode. Penyajian aktiva tetap dalam laporan keuangan menurut Kepmendagri no. 29 Tahun 22 antara lain terdiri dari beberapa pasal; (1) aset daerah berupa Aktiva Tetap selain tanah yang digunakan untuk operasional secara langsung oleh Pemerintah Daerah didepresiasi

dengan metode garis lurus berdasarkan umur ekonomisnya, (2) Pembukuan Aset Daerah, termasuk perhitungan nilai buku, depresiasi dan kapitalisasi, dilakukan oleh satuan kerja yang melaksanakan fungsi akuntansi Pemerintah Daerah, (3) Aset Daerah yang dicuri atau hilang, rusak atau musnah, dapat dihapuskan dari pembukuan aset dan daftar inventaris aset daerah, (4) Penambahan atau pengurangan nilai aset daerah akibat perubahan status hukum dibukukan pada rekening Aset Daerah yang bersangkutan dan dicatat dalam Daftar Inventaris Barang Daerah. Menurut Pernyataan Standar Akuntansi Pemerintahan yang dikutip oleh Mursyidi (29:211) metode penyusutan aktiva tetap yang dapat dipergunakan antara lain: 1) Metode garis lurus (straight line method), 2) Metode saldo menurun ganda (double declining balance method), (3) Metode unit produksi (unit of production method). Berdasarkan hasil penelitian diperoleh bahwa untuk rekening Akumulasi Penyusutan tidak terlihat adanya nilai tercatat dalam laporan neraca. Masalah tersebut sebagaimana terlihat pada tabel 1.1 berikut ini. Tabel 1.1 Aktiva Tetap Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Lembata per 31 Desember 28 Nama Rekening Tanah Peralatan dan Mesin Gedung dan Bangunan Jalan, Irigasi dan Jaringan Aset Tetap Lainnya Konstruksi Dalam Pengerjaan Akumulasi Penyusutan Jumlah Aktiva Tetap Jumlah (Rp) 542.945.5 43.117.1 586.62.6 Sumber : Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Lembata tahun 28

Berdasarkan data pada tabel 1.1 tersebut di atas, terlihat bahwa aktiva tetap yang dimiliki Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi hanya terdiri dari 2 (dua) jenis yaitu peralatan dan mesin serta aset tetap lainnya sedangkan jenis aktiva tetap lainnya belum dimiliki. Jumlah aktiva tetap yang dimiliki Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Lembata tahun 28 sebesar Rp 586.62.6. Jumlah tersebut belum menunjukkan jumlah yang sesungguhnya, karena sejak diperolehnya aktiva tetap sampai dengan sekarang belum dilakukan perhitungan penyusutan aktiva tetap yang dimiliki oleh Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Lembata. Aktiva tetap yang dimiliki oleh Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi sejak tahun perolehannya sampai dengan tahun 28 tidak dilakukan penyusutan, Hal ini nampak pada laporan keuangan dalam bentuk neraca daerah per 31 Desember 28, bahwa pelaporan aktiva tetap oleh Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi pada setiap periode dinilai berdasarkan harga perolehan, sehingga dengan demikian nilai aktiva tetap pada setiap periode tidak mengalami perubahan (penurunan). Dampaknya, nilai aktiva tetap yang nampak pada neraca pada akhir periode akuntansi adalah nilai yang tidak wajar atau sesungguhnya dimana nilai buku aktiva tetap tersebut tetap pada setiap tahunnya. Berikut ini adalah data pengadaan aktiva tetap peralatan dan mesin pada Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Lembata. Tahun pengadaan 21-27 Tabel 2.1 Daftar Pengadaan Aktiva Tetap Peralatan dan Mesin Pada Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Lembata Tahun 21 27 Tahun Jenis Barang Mrek/Type/CC No. Polisi Waktu Pembelian Harga Perolehan 21 Honda GL Max EB 674 13 Pebruari 1,8, Honda Supra X EB 681 13 Pebruari 8,9,

23 Win EB 743 12 Oktober 1,, Kendaraan Roda Empat Toyota EB 89 F 12 Oktober 75,, 25 Win EB 789 18 September 12,7, Kendaraan Roda Empat Toyota Dinarium EB 9F 18 September 244,345,826 26 Dump Truk Win EB 891 23 Maret 13,, Honda Supra X EB 893 23 Maret 15,, 27 Bodi/Sampan dan Dong 15 PK 16 Nopember 52,, Kelengkapannya Sumber : Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Lembata tahun 28 Berdasarkan masalah tersebut di atas maka penulis akan melakukan perhitungan penyusutan aktiva tetap berwujud untuk perkiraan peralatan dan mesin yang dimiliki Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Lembata tahun 28, dengan mengacu pada Pernyataan Standar Akuntansi Pemerintahan (PSAP) yakni menggunakan metode garis lurus untuk aktiva tetap karena dianggap sederhana dimana nilai penyusutan pada setiap periode akan menghasilkan nilai penyusutan yang jumlahnya sama. Berdasarkan uraian di atas maka dilakukan penelitian dengan judul Akuntansi Penyusutan Aktiva Tetap dan Penyajiannya Dalam Laporan Keuangan Pada Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Lembata tahun 28. B. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, penulis merumuskan masalah penelitian sebagai berikut : Seberapa besar jumlah aktiva tetap yang seharusnya disajikan pada neraca Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Lembata tahun 28 setelah dihitung penyusutan peralatan dan mesin dengan menggunakan metode garis lurus?

C. Tujuan Penelitian Tujuan terhadap penelitian ini adalah untuk mengetahui besarnya jumlah aktiva tetap yang seharusnya disajikan pada neraca Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Lembata tahun 28 setelah dihitung penyusutan peralatan dan mesin dengan menggunakan metode garis lurus. D. Kegunaan Penelitian a. Bagi Instansi Sebagai bahan masukan dan bahan informasi bagi pemerintah daerah dalam hal ini Kepala Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Lembata dan Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Lembata dalam pengelolaan aktiva tetap daerah yang dimiliki terutama perhitungan perhitungan penyusutan aktiva tetap sehingga dapat diketahui jumlah aktiva tetap yang seharusnya disajikan dalam laporan neraca. b. Bagi peneliti lainnya Sebagai bahan informasi dan referensi bagi peneliti yang akan melakukan penelitian selanjutnya.