PENERAPAN METODE TANDUR PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA SISWA KELAS VIII SMPN 12 PADANG TAHUN PELAJARAN 2011/2012 Eka Fermantika 1), Mukhni 2), Suherman 3) 1) FMIPA UNP, email: Eka_Fermantika@ymail.com 2,3) Staf Pengajar Jurusan Matematika FMIPA UNP Abstract Lack of interest and motivation in learning lead to lack of activity and students result learn. Students have difficulty in completing a problems given. Students tend to be passive and lack of interaction between fellow students in the learning process. To induce students motivation learn, there are many ways or methods that can be done. one of which is to implement the design framework learn Quantum Teaching (QT) that are growing, natural, label, demonstrate, repeat and celebrate (TANDUR). This papers will discuss one way that can be done to develop the learning, that is method TANDUR. Keyword: student activities, students result learn, and learning methods TANDUR. PENDAHULUAN Pembelajaran merupakan interaksi yang dilakukan guru dengan peserta didik dalam suatu situasi pendidikan atau pengajaran untuk mewujudkan tujuan yang ditetapkan. Matematika merupakan suatu mata pelajaran mengenai cara berpikir dan bernalar yang diperlukan dalam mengembangkan sains dan teknologi. Dalam pembelajaran matematika di sekolah, siswa merupakan sentral kegiatan yang harus aktif dalam membangun pengetahuan. Guru hendaknya memilih dan menggunakan strategi, pendekatan, metode, dan teknik yang banyak melibatkan siswa aktif dalam belajar, baik secara mental, fisik, maupun sosial. Tujuan pembelajaran matematika yang diharapkan sesuai dengan tujuan yang dikemuka kan oleh Permendiknas no. 22 tahun 2006. Namun permasalahan yang ditemukan adalah siswa kurang aktif dalam kegiatan pembelajaran. Hal ini terlihat dari gejala-gejala yang nampak dalam proses pembelajaran, seperti siswa kurang berani mengerjakan soal ke depan kelas, hanya beberapa siswa yang yang mau ke depan kelas, siswa juga kesulitan mengeluarkan ide atau gagasannya sendiri, dan malas mencatat materi yang diajarkan guru. Sehingga, siswa merasa bingung ketika diberikan suatu masalah baru yang belum pernah diajarkan sebelumnya.. kondisi seperti ini akan berdampak pada rendahnya aktivitas siswa. Hasil studi pendahuluan kebeberapa kelas VIII pada sekolah yang akan dijadikan tempat penelitian menunjukkan bahwa disetiap kelas tersebut masih berpusat pada guru. Dimana guru berperan sebagai pemberi informasi dan siswa penerima informasi sehingga pelaksanaan pembelajaran terasa monoton. Sardiman (2009: 101) menyatakan aktifitas-aktifitas yang dapat dilakukan siswa selama proses pembelajaran, yaitu (1) Visual activities, yang termasuk di dalamnya misalnya menbaca, memperhatikan gambar demonstrasi, percobaan, dan percobaan orang lain, (2) Oral activities, seperti menyatakan, merumuskan, bertanya, memberi saran, mengeluarkan pendapat, mengadakan wawancara, diskusi, interupsi, (3) Listening activities, sebagai contoh mendengarkan uraian, percakapan, diskusi, musik, pidato, (4) Writing activities, seperti menulis cerita, karangan, laporan, angket, menyalin, (5) Drawing activities, misalnya menggambar, membuat grafik, peta, diagram, (6) Motor activities, yang 50
termasuk didalamnya antara lain melakukan percobaan, membuat kontruksi, model mereparasi, bermain, berkebun, beternak, (7) Mental activities, sebagai contoh misalnya menanggapi, mengingat, memecahkan soal, menganalisa, melihat hubungan, mengambil keputusan, (8) Emotional activities, seperti misalnya menaruh minat, merasa bosan, gembira, bersemangat, bergairah, berani, tenang, gugup. Dalam Quantum Teaching, TANDUR merupakan sebuah metode pembelajaran yang dirancang sedemikian rupa sehingga mempermudah siswa memahami pelajaran yang diajarkan tanpa merasa adanya beban belajar dan menyenangkan sehingga tidak membuat siswa merasa jenuh di kelas. Berikut komponen/ tahapan pelaksanaan TANDUR yang dikemuka kan oleh DePorter (2010: 127-136) yaitu (1) Tumbuhkan, (2) Alami, (3) Namai, (4) Demonstrasikan, (5) Ulangi, (6) Rayakan. Metode pembelajaran TANDUR merupakan salah satu strategi pembelajaran untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa. Pada metode pembelajaran TANDUR ini, dimulai dari tahap Tumbuhkan, di mana guru menumbuhkan keingintahuan siswa terhadap materi yang akan diajarkan sehingga siswa menjadi tertarik untuk belajar. Dilanjutkan pada tahap Alami yang mengandung konsep bahwa dalam pembelajaran guru memberi pengalaman dan kesempatan kepada siswa untuk memanfaatkan pengetahuan yang dimiliki sehingga menimbulkan hasrat alami otak untuk menjelajah. Pada tahap Namai, guru memberikan kata kunci, menguatkan, serta mendefinisikan suatu konsep. Kemudian pada tahap Demonstrasi, guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk menunjukkan tingkat pemahaman terhadap materi yang telah dipelajari. Tahap selanjutnya, yaitu Ulangi yang dilaksanakan untuk memperkuat koneksi saraf dan menimbulkan rasa aku tahu bahwa aku tahu ini pada diri siswa. Tahap akhir dari kerangka pembelajaran ini adalah Rayakan, untuk memberikan penghargaan kepada siswa atas partisipasi, usaha serta ketekunan yang dilakukannya. Permasalahan yang ingin dibahas melalui makalah ini adalah apakah siswa yang belajar dengan pembelajaran metode TANDUR lebih baik daripada siswa yang belajar dengan pembelajaran konvensional?. Pembahasan ni telah dilakukan melalui sebuah penelitian. METODE Untuk menjawab permasalahan di atas telah dilakukan penelitian eksperimen. Model rancangan yang digunakan adalah Randomized Control Group Only Design. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas VIII SMPN 12 Padang tahun pelajaran 2011/2012 (sebanyak 5 kelas). Cara pengambilan sampel dengan random sampling, dengan kelas VIII2 sebagai kelas eksperimen dan VIII4 sebagai kelas kontrol. Jenis data dalam penelitian ini ada dua yaitu data primer dan data sekunder. Data primer diambil hasil pengamatan dari lembar observasi dan hasil belajar matematika siswa yang bersumber dari kelompok siswa kelas eksperimen dan kelompok siswa kelas kontrol. Data sekunder tentang jumlah siswa yang menjadi populasi dan sampel serta nilai ulangan harian I. Pembelajaran metode TANDUR diterapkan di kelas eksperimen (VIII2) untuk melihat aktifitas dan hasil belajar siswa. Sedangkan di kelas kontrol (VIII4), diterapkan pembelajaran konvensional untuk melihat hasil belajar siswa. HASIL DAN PEMBAHASAN Berdasarkan hasil analisis data diperoleh deskripsi statistik nilai dari kedua kelas sampel. Hasil perhitungan rata-rata untuk tes hasil belajar kedua kelas sampel dapat dilihat pada Tabel berikut. Tabel :Hasil Analisis Data Tes Akhir kelas sampel Kelas Eksperim en N x maks x min Ketuntasan (%) 34 95 48 73,8 67,64% Kontrol 30 88 37 65 33,33% Keterangan: N = banyak siswa = rata-rata Pemberian skor pembelajaran metode TANDUR matematika siswa dimodifikasi dari 51
rubrik penskoran holistik. Data penelitian ini dianalisis. X maks = skor tertinggi X min = skor terendah Berdasarkan Tabel 1 terlihat bahwa nilai rata-rata kelas eksperimen lebih tinggi dari nilai rata-rata kelas kontrol. Nilai rata-rata kelas eksperimen yaitu 73,8 dan nila rata-rata yaitu 65. Dilihat dari KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) yang ditetapkan sekolah (KKM = 70), terdapat prosentase ketuntasan 67,64% dari 34 orang siswa di kelas eksperimen dan 33,33% dari 30 orang siswa di kelas kontrol. Data ini menunjukkan bahwa tingkat ketuntasan belajar siswa kelas eksperimen lebih tinggi daripada tingkat ketuntasan belajar kelas kontrol. Berdasarkan tabel 2 terlihat bahwa persentase aktivitas siswa selama pembelajaran matematika dengan menggunakan metode TANDUR untuk setiap pertemuannya cenderung mengalami peningkatan. Walaupun sesekali mengalami penurunan. Tabel 2 Persentase Aktivitas Belajar Matematika Siswa N o 1 Aktivitas Menggunakan media dan sumber belajar yang tersedia dalam diskusi 2 Mengemukak an pendapat 3 4 5 Mengajukan pertanyaan pd guru/teman yang relevan dengan materi yang sedang dipelajari Mengerjakan dan mengum pulkan LKS Mengerjakan soal latihan dengan cara berdiskusi dan mengum pulkannya 6 Membuat kesimpulan Pertemuan/Siswa yang hadir I/34 II/32 III/30 IV/34 F P F P F P F P 25 73.5 25 78.1 29 96.6 33 97 9 26.4 12 37.5 14 46.6 17 50 8 23.5 14 43.7 11 36.6 16 47 30 88.2 30 93.7 30 100 34 100 27 79.4 24 75 29 96,6 34 100 23 67.6 26 81.2 27 90 34 100 Keterangan : F :Frekuensi siswa yang melakukan aktivitas P :Persentase siswa yang melakukan aktivitas dalam pemnbelajaran matematika dikelas eksperimen. Berdasarkan deskripsi dan analisis data yang telah diuraikan sebelumnya, dapat dilihat secara umum persentase aktivitas belajar siswa pada kelas eksperimen setiap pertemuannya cenderung mengalami peningkatan, walaupun ada aktivitas siswa yang mengalami penurunan. Hasil pengamatan aktivitas belajar siswa selama proses pembelajaran sebagai berikut: (1) Menggunakan media dan sumber belajar yang tersedia dalam diskusi, aktivitas menggunakan media dan sumber belajar dalam diskusi kelompok selalu mengalami peningkatan pada setiap pertemuanya. Pada pertemuan pertama hanya sekitar 73,5% siswa yang menggunakan media dan sumber belajar yang tersedia. Pada pertemuan kedua aktivitas siswa meningkat sebanyak 4,6% dari pertemuan sebelumnya. Usaha yang dilakukan agar aktivitas siswa meningkat dengan memberikan penjelasan kepada siswa bahwa melalui media pembelajaran yang tersedia akan memudahkan dalam penemuan suatu konsep materi. Sehingga untuk pertemuan selanjutnya juga terjadi peningkatan walaupun pada pertemuan terakhir penelitian tidak mencapai 100% tetapi hanya 97% yang telah terbiasa menggunakan media dan sumber belajar yang tersedia dalam diskusi. (2) Mengemukakan pendapat, aktivitas siswa pada pertemuan pertama hanya 26,4% saja dalam mengemukakan pendapat. Pada pertemuan kedua, terjadi peningkatan aktivitas siswa sebesar 11,1%. Demikian juga pada pertemuan ketiga dan keempat aktivitas siswa terus meningkat. Secara umum aktivitas siswa berkisar pada persentase 26,4% - 50%. (3) Mengajukan pertanyaan kepada guru/teman, aktivitas siswa dalam mengajukan pertanyaan kepada guru/teman selalu mengalami peningkatan pada setiap pertemuan. Tetapi pada pertemuan ketiga mengalami penurunan aktivitas sebesar 7,1%. Tingkat persentase aktivitas ini berkisar antara 23.5% - 47 %. (4)Mengerjakan dan mengumpulkan LKS, Aktivitas mengerjakan atau mengumpulkan LKS selalu mengalami 52
peningkatan dari pertemuan pertama sampai pertemuan keempat. Pada pertemuan pertama hanya 88,2% siswa yang mengerjakan dan mengumpulkan LKS, tetapi dari pertemuan kedua sampai pertemuan terakhir persentase siswa yang mengerjakan atau mengumpulkan LKS mencapai 100%. (5) Mengerjakan soal latihan dengan cara berdiskusi dalam kelompok dan mengumpulkannya, Pada aktivitas siswa dalam mengerjakan soal latihan, untuk pertemuan pertama hanya 79,4% siswa yang melakukannya. Pada pertemuan selanjutnya sampai pada pertemuan terakhir mengalami peningkatan mencapai 100% siswa yang mengerjakan soal latihan dengan berdiskusi yaitu pada pertemuan ketiga dan keempat. (6) Membuat kesimpulan, Aktivitas siswa dalam membuat kesimpulan selalu mengalami peningkatan. Pada pertemuan pertama hanya 67,6% siswa saja yang membuat kesimpulan. Jika dilihat dari setiap kali pertemuannya, aktivitas siswa selalu menunjukan kenaikan dan pada pertemuan keempat aktivitas siswa sudah mencapai 100%. SIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa aktivitas belajar siswa dengan diterapkan metode TANDUR cenderung mengalami peningkatan. Hal ini dapat dilihat dari persentase aktivitas siswa yang dilakukan selama pembelajaran. Hasil belajar matematika kelompok siswa yang menggunakan metode TANDUR lebih baik daripada hasil belajar matematika kelompok siswa dengan pembelajaran konvensional pada kelas VIII SMPN 12 Padang. Berdasarkan kesimpulan yang diperoleh dari hasil penelitian maka dikemukakan saransaran, kepada Guru matematika diharapkan dapat menerapkan metode TANDUR sebagai salah satu alternatif yang dapat mengaktifkan siswa dan meningkatkan hasil belajar siswa. Bagi peneliti berikutnya diharapkan dapat memperluas kajian tentang penerapan metode TANDUR dalam proses pembelajaran matematika. DAFTAR PUSTAKA De Porter, Bobbi. Et al. (2010). Quantum Teaching Mempraktikkan Quantum Teaching di Ruang-Ruang Kelas. Bandung : Kaifa. Depdiknas, Tim. 2006. Kurikulum tingkat satuan pendidikan. Jakarta : Depdiknas. Erman Suherman. (2003). Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer (Edisi Revisi). Bandung: Jica. Nana Sudjana. (2005). Metode Statistika. Bandung: Tarsito Nana Sudjana. (2008). Penilaian Hasil dan Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja Rosdakarya Nana Sudjana. (2009). Penilaian Hasil Belajar Mengajar. Bandung: PT Remaja Rosdakarya Sardiman, AM. (2009). Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: RajaGrafindo Persada. Suharsimi Arikunto. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta Syaiful Bahri Djamarah, dkk. (2006). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta 53
2