UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MENGGUNAKAN METODE STUDI KASUS PADA PEMBELAJARAN IPS KELAS IV SD

dokumen-dokumen yang mirip
THE IMPLEMENTATION OF PROBLEM BASED LEARNING STRATEGY TO INCREASE THE STUDENTS ACTIVE PARTICIPATION IN CIVIC EDUCATION

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI ALAT PERAGA LINGKARAN SISWA KELAS IV SDN SOKA 1

PENGGUNAAN MEDIA TIGA DIMENSI UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPA

Oleh: Rahmat Yulianto, Fakultas Ilmu Pendidikan, Abstrak

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MENGGUNAKAN METODE STUDI KASUS PADA PEMBELAJARAN IPS KELAS IV SD KRAPYAK WETAN SEWON BANTUL SKRIPSI

Kata Kunci: metode inkuiri, kemampuan berpikir kritis, hasil belajar, kegiatan ekonomi

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA TENTANG OPERASI HITUNG PECAHAN MELALUI PENDIDIKAN MATEMATIKA REALISTIK

Hannaning dkk : Penerapan pembelajaran Berbasis Inkuiri untuk Meningkatkan Kemampuan

PENERAPAN METODE INKUIRI DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPA SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR

Rahayu 6, Chumi Z F 7, Ika L R 8

PENERAPAN MODEL THINK PAIR SHARE

PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA PERMULAAN MELALUI METODE KATA LEMBAGA SISWA KELAS I SD KARANGGAYAM ARTIKEL JURNAL

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA MELALUI MODEL KOOPERATIF TIPE COOPERATIVE SCRIPT PADA SISWA KELAS V SD N KARANGMOJO BANTUL

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DENGAN PEMBELAJARAN THINK TALK WRITE BERBANTUAN MEDIA GAMBAR PADA SISWA KELAS VI SD NEGERI 1 PURWOSARI

METODE ROLE PLAYING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS SD NEGERI I NGERANGAN

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA MENGGUNAKAN ALAT PERAGA TEROPONG KELAS IV SD

MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN PRESTASI BELAJAR TEKNOLOGI PENGUKURAN DENGAN METODE PROBLEM SOLVING

PENERAPAN MODEL MEANS ENDS ANALYSIS (MEA) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENYELESAIKAN SOAL CERITAMATA PELAJARAN MATEMATIKA PADA SISWA SEKOLAH DASAR

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS DESKRIPSI MENGGUNAKAN MEDIA GAMBAR PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI POGUNG KIDUL

THE USE OF POSITIVE NEGATIVE CARDS TO INCREASE LEARNING ACHIEVEMENT OF INTEGERS FOR FOURTH GRADE STUDENTS

LINGKUNGAN UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES DAN HASIL BELAJAR KELAS IV SD N BALANGAN II

PENERAPAN PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL UNTUK MENINGKATKAN SIKAP DEMOKRASI PADA MATA PELAJARAN IPS SISWA KELAS III SDNEGERI PENDOWOHARJO SLEMAN

PENINGKATAN HASIL BELAJAR K3LH MELALUI PEMBERIAN KUIS PEMBELAJARAN PADA SISWA KELAS X SMK NEGERI 1 MARE KABUPATEN BONE

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PELAJARAN IPA DENGAN METODE DEMONSTRASI BERBANTU MEDIA GAMBAR PADA KELAS IV SDN LOMPIO. Oleh.

PENERAPAN METODE INKUIRI DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPA SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR

LINDA ROSETA RISTIYANI K

MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MEMECAHKAN MASALAH DALAM IPS

ilmiah serta rasa mencintai dan menghargai kebesaran Tuhan yang Maha Esa perlu ditanamkan kepada siswa. Hal tersebut dapat tercapai salah

PENGGUNAAN PERMAINAN KARTU SOAL UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DI SD NEGERI JARAKAN

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN BLENDED LEARNING

MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS PARAGRAF MELALUI MEDIA PUZZLE PADA SISWA KELAS III SDN GRENDEN 02 PUGER JEMBER

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DENGAN MODEL KOOPERATIF TIPE TGT DI KELAS IV SDN PARAKSARI ARTIKEL JURNAL

Jurnal Pendidikan Akuntansi Indonesia, Vol. XII, No. 1, Tahun 2014 Shinta Agustina Siregar & Sukanti 1-13

PENERAPAN TIPE MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR IPS

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS III MENGGUNAKAN METODE TUTOR SEBAYA

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA KELAS V.A PADA PEMBELAJARAN IPS MELALUI MODEL STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN NARASI MENGGUNAKAN MEDIA VCD FILM KARTUN SISWA KELAS V SD

Penerapan Strategi DRTA untuk Meningkatkan Keterampilan Membaca Intensif Siswa Kelas IV SDN 1 Sedayu Bantul

PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA PEMAHAMAN MELALUI PENERAPAN STRATEGI PQ4R KELAS V SEKOLAH DASAR NEGERI GEMBONGAN

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF MAKE A MATCH

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH

Keywords: speaking skill, continous story telling technique, elementary school

PENINGKATKAN KUALITAS PEMBELAJARAN IPS DENGAN MODEL MAKE A MATCH DI KELAS IVA SDN DEMAKIJO 1

PENINGKATAN KEAKTIFAN DAN PRESTASI BELAJAR TEKNIK PENGELASAN SMAW DENGAN METODE PEMECAHAN MASALAH

UNION: Jurnal Pendidikan Matematika Vol 2 No 1, Maret 2014

Jurnal Pendidikan Akuntansi Indonesia, Vol. XII, No.1, Tahun 2014 Elisa Rahma Saputri 25-35

MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR IPS MELALUI PEMBERIAN ICE BREAKER PADA SISWA KELAS V SDN MONGGANG

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEAM GAME TOURNAMENT

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV PADA PEMELAJARAN IPS MELALUI METODE PROBLEM SOLVING DI SD NEGERI 03 KOTO KACIAK MANINJAU

PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA PERMULAAN MELALUI METODE GLOBAL PADA SISWA KELAS I SD NEGERI KAPUKANDA ARTIKEL JURNAL

Oleh: Ari Herliyanto, Pendidikan Teknik Elektronika, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Yogyakarta.

MATCH THE IMPROVEMENT OF SOCIAL STUDIES LEARNING RESULT USING INDEX CARD MATCH TECHNIQUE

ARTIKEL PENELITIAN PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV PADA PEMBELAJARAN IPS DENGAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING DI SD NEGERI 03 SUAYAN TINGGI

UNION: Jurnal Pendidikan Matematika Vol 3 No 2, Juli 2015

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN DEEP DIALOGUE/CRITICAL THINKING

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A

UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA MELALUI ALAT PERAGA BLOK PECAHAN SISWA KELAS V

Noorhafizah dan Rahmiliya Apriyani

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN PLC MELALUI PENDEKATAN PROBLEM POSING PADA SISWA SMKN2 WONOSARI

MENINGKATAN PRESTASI BELAJAR IPS TENTANG PEMAHAMAN PERMASALAHAN SOSIAL MELAUI PENERAPAN METODE PEMECAHAN MASALAH (PROBLEM SOLVING)

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS MELALUI MODEL QUANTUM TEACHING SISWA KELAS IV SDN MINOMARTANI 1

Jurnal Pendidikan Akuntansi Indonesia, Vol. XII, No. 1, Tahun 2014 Dicky Pradana 14-24

PENERAPAN METODE EKSPERIMEN UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES PADA PEMBELAJARAN IPA SISWA KELAS VI SDN PURO PAKUALAMAN ARTIKEL SKRIPSI

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SOSIOLOGI DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH PADA KELAS XII IPS 4 DI SMA NEGERI 1 BARABAI

MENINGKATKAN KETERAMPILAN HITUNG PENJUMLAHAN PADA PELAJARAN MATEMATIKA MELALUI PERMAINAN BUJUR SANGKAR AJAIB KELAS II SD 1 PEDES ARTIKEL JURNAL

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH (PBM) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS SISWA KELAS IVA SDN 4 PEKANBARU

PENERAPAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS PEMBELAJARAN IPA KELAS IV SD N SABDODADI KEYONGAN

Prakoso et al., Peningkatan Keterampilan Pemecahan Masalah dan Hasil Belajar IPA Biologi...ister

MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN NARASI MELALUI MODEL CIRCUIT LEARNING DI KELAS V SD KANISIUS JOMEGATAN BANTUL ARTIKEL JURNAL

IMPLEMENTASI PEMBERIAN PENGUATAN DALAM PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER

Joyful Learning Journal

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI PENDEKATAN CBSA PADA PESERTA DIDIK KELAS V.A SDN 18 LEMBAH MELINTANG Arjuni 1)

PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE INDEX CARD MATCH

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA MATA PELAJARAN TEKNIK LISTRIK DENGAN MODEL PEMBELAJARAN QUESTION STUDENT HAVE

PEMANFAATAN FILM DOKUMENTER

PENINGKATAN DALAM MENULIS SURAT MELALUI PENDEKATAN PAKEM KELAS V SDN WINONGO BANTUL

PENINGKATAN KREATIVITAS BELAJAR IPA MELALUI PENERAPAN STRATEGI GUIDED DISCOVERY LEARNING

PENGGUNAAN MEDIA DIORAMA UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS PARAGRAF DESKRIPSI

PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TEKNIK THINK PAIR SHARE DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI KELAS IV SD

PENINGKATAN MINAT DAN PRESTASI KOGNITIF IPA MELALUI MODEL LEARNING CYCLE KELAS V SDN PODOSOKO

Program Studi Pendidikan Biologi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Riau ABSTRACT

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MENGGUNAKAN MEDIA GARIS BILANGAN PADA SISWA KELAS IV

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI METODE INKUIRI TERBIMBING DI KELAS V SD NEGERI TERBAHSARI ARTIKEL SKRIPSI

IMPROVING COMPREHENSION READING SKILL THROUGH PICTURE STORIES FOR ELEMENTARY STUDENTS

MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED INSTRUCTION (PBI) UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR DAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR IPS MENGGUNAKAN MEDIA AUDIO VISUAL

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA PADA MATERI PECAHAN SISWA KELAS III SD NEGERI BENDUNGAN III DENGAN ALAT PERAGA

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS DESKRIPSI MENGGUNAKAN METODE KARYAWISATA UNTUK ANAK TUNARUNGU KELAS X DI SLB NEGERI PURBALINGGA

Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPA Melalui Metode Eksperimen Pada Siswa Kelas IV MIS Margapura Kecamatan Bolano Lambunu

PENERAPAN MODEL MIND MAP DALAM PENINGKATAN HASIL BELAJARAN IPS TEMA SEJARAH PERADABAN INDONESIA PADA SISWA KELAS V DI SD NEGERI 1 SRUWENG

PENINGKATAN MINAT BELAJAR SISWA KELAS IV PADA PEMBELAJARAN IPS MELALUI MODEL WORD SQUARE DI SDN 26 PELANGAI KECIL KABUPATEN PESISIR SELATAN

PENINGKATAN KEAKTIFAN SISWA DENGAN MENERAPKAN MODEL PERMAINAN PAPAN MEMORI DALAM PEMBELAJARAN IPS

PENERAPAN PENDEKATAN INKUIRI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF MATEMATIS SISWA KELAS VIIIA SMP N 3 SLEMAN

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA DENGAN MENGGUNAKAN METODE DISKUSI PADA SISWA KELAS V SDN 1 BLUNYAHAN BANTUL

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENGOMUNIKASIKAN MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROJECT BASED LEARNING (PjBL)

BELAJAR MATEMATIKA SISWA MELALUI PENDEKATAN GUIDED DISCOVERY LEARNING SISWA KELAS XE SMA NEGERI1 TANJUNGSARI, GUNUNG KIDUL TAHUN AJARAN 2012/2013

UPAYA MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI PENDEKATAN OPEN ENDED SISWA KELAS X SMA TAMAN MADYA JETIS YOGYAKARTA

Rohmawati et al., Penerapan Metode Role Playing...

PENGGUNAAN METODE TALKING STICK DENGAN MEDIA GRAFIS DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPS SISWA KELAS V SDN PETARANGAN TAHUN AJARAN 2013/2014

PENINGKATAN KETERAMPILAN SOSIAL MENGGUNAKAN MODEL KOOPERATIF TIPE TEAM GAMES TOURNAMENT (TGT) DALAM PEMBELAJARAN IPS

Transkripsi:

578 Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar Edisi 6 Tahun ke-6 2017 UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MENGGUNAKAN METODE STUDI KASUS PADA PEMBELAJARAN IPS KELAS IV SD THE EFFORT TO INCREASE THE CRITICAL THINKING ABILITY USING CASE STUDY METHOD ON SOCIAL STUDIES LEARNING Oleh: Isti Yuadarma, PGSD/PSD/UNY, istidarma93@gmail.com Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa kelas IV pada mata pelajaran IPS, dengan menerapkan metode studi kasus. Penelitian ini merupakan jenis Penelitian Tindakan Kelas dengan model Kemmis dan Mc. Taggart. Subjek penelitian adalah siswa kelas IV yang berjumlah 24 siswa.. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah tes dan observasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan metode studi kasus pada pembelajaran IPS dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa. pelaksanaannya yaitu: a) siswa mengenal gejala, b) siswa menganalisis permasalahannya, c) Siswa membuat hipotesis, d) siswa mencari sumber informasi tentang faktor penyebab permasalahan, e) Siswa membuat solusi untuk permasalahan tersebut, f) siswa membuat kesimpulan. Peningkatan kemampuan berpikir kritis siswa dilihat dari hasil tes yang diberikan dimana pada pra tindakan presentasenya (42%), pada siklus I meningkat menjadi (67%) dan meningkat lagi pada siklus II menjadi (79%). Kata kunci: Berpikir kritis, Metode Studi Kasus. Abstract This research aims to increase the critical thinking ability of fourth grade elementary students for their social studies learning by applying study case method. This was Classroom Action Research using Kemmis and Mc. Taggart s model. The subject were 24 students from the fourth grade. The technique of data gathering used test and observation. The result of the research shows that the use of case study method on the social studies learning can increase the students critical thinking ability. The implementations are, a). students get to know the symptoms, b) students analyze the problem, c) students make hypothesis, (d) students look for information source about the causal factor of the problem, e) students make solutions for the problem, (f) students draw conclusion. The increase of students critical thinking ability can be seen from the result of the test where the pre-action research gave 42%, then on the first cycle it increased to 67% and it increased more on the second cycle which was 79%. Keywords: critical thinking, case study method

Upaya Meningkatkan Kemampuan. (Isti Yuadarma) 579 PENDAHULUAN Pendidikan merupakan hal yang sangat penting bagi kehidupan manusia dan pendidikan ini akan berlangsung sepanjang hayat manusia, di manapun manusia berada. Pendidikan itu tidak lepas dari kehidupan manusia. Oleh karena itu, penyelenggaraan pendidikan ini di tanamkan sejak dini mulai dari hal yang mendasar. Dapat di katakan bahwa dimana ada kehidupan manusia, di situ pasti ada pendidikan, Driyarkara (Dwi Siswoyo, 2007:32). Hal-hal yang mendasar itu di tanamkan pada saat duduk di bangku sekolah dasar. Pendidikan sekolah dasar merupakan awal untuk mengasah kemampuan dasar seperti kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, dan kemampuan berpikir, dimana kemampuan berpikir itu merupakan suatu kegiatan mental untuk membangun dan memperoleh pengetahuan. Keterampilan berpikir dalam pembelajaran yang memberikan suatu aspek dalam meningkatkan keterampilan berpikir, dalam keterampilan berpikir ini keterampilan berpikir tingkat tinggi merupakan salah satu jenis keterampilan yang dikembangkan dalam kegiatan pembelajaran. salah satu kemampuan berpikir yang termasuk ke dalam kemampuan berpikir tingkat tinggi adalah kemampuan berpikir kritis. Berpikir kritis merupakan salah satu proses berpikir tingkat tinggi yang dapat digunakan dalam pembentukan sistem konseptual siswa. Menurut Ennis (Adun Rusyna,1985:54), berpikir kritis adalah cara berpikir reflektif yang masuk akal atau berdasarkan nalar yang difokuskan untuk menentukan apa yang harus diyakini dan dilakukan. Berpikir kritis memuat kemampuan membaca dengan pemahaman dan mengidentifikasi materi yang diperlukan dengan yang tidak ada hubungan. Hal ini juga berarti dapat menggambarkan kesimpulan dengan sempurna dari data yang diberikan, dapat menentukan ketidakkonsistenan dan kontradiksi di dalam kelompok data. Berpikir kritis adalah analitis dan reflektif. Dalam proses belajar mengajar guru perlu merancang dan melaksanakan suatu kegiatan pembelajaran yang memungkinkan dapat menyusun pemikiran berdasarkan pengalamannya untuk menemukan cara dalam mengkaji masalah sehingga menemukan solusi yang diakui ketepatan dan kebenarannya. Untuk dapat menerapkan metode pembelajaran studi kasus ini guru perlu memperhatikan karakteristik siswa dan karakteristik pada setiap materi pembelajaran. Aktivitas yang akan di laksanakan siswa dalam metode studi kasus ini akan sangat membuat siswa berpikir kritis karena mengkaji suatu

580 Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar Edisi 6 Tahun ke-6 2017 U permasalahan yang ada dalam kehidupan manusia. Hal ini menuntut mengkaji masalah tersebut berdasarkan pengalaman, dan untuk tahap menyimpulkan siswa harus memberikan solusi yang tepat. Penggunaan metode dalam pembelajaran yang dapat digunakan dalam meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa di Sekolah Dasar adalah dengan menggunakan metode studi kasus. Metode studi kasus ini bukan hanya sekedar metode mengajar, tetapi juga metode berpikir sebab dimulai dengan mencari data sampai dengan menarik kesimpulan. Namun pada kenyataannya siswa Sekolah Dasar dalam mengerjakan suatu materi pada mata pelajaran IPS kemampuan berpikir kritisnya masih kurang. Hal ini dapat dilihat dari hasil observasi peneliti serta wawancara pada tanggal 5 Februari 2015 bersama guru kelas IV SD Krapyak Wetan Sewon Bantul disekolah tersebut. Dilihat dari hasil dokumentasi peneliti mendapat data berupa nilai siswa yang berupa tugas yang membahas tentang permasalahan sosial dalam pembelajaran IPS kemampuan berpikir kritis siswa masih kurang. Hasil dokumentasi dapat dilihat dari beberapa indikator yang menunjukkan bahwa kemampuan berpikir kritis siswa masih kurang seperti menganalisis ; dalam menganalisis sebuah masalah siswa masih kurang memahami, selain itu menentukan kebenaran suatu masalah ; masalah yang sudah dianalisis akan dikaji kebenarannya hal ini yang membuat siswa kurang mampu menentukan kebenaran tersebut. Contohnya siswa dalam menganalisis faktor penyebab dari permasalahan tersebut, siswa mengumpulkan informasi atau data untuk menentukan kebenaran suatu permasalahan, dan menemukan solusi yang tepat dalam menyelesaikan suatu permasalahan. Saat melakukan observasi dan wawancara guru menyatakan bahwa dari jumlah 24 siswa kelas IV hanya 42% yang dapat memenuhi KKM dan 58% yang belum memenuhi ketuntasan yang dilihat dari dokumentasi siswa dalam mengerjakan soal dalam mengkaji suatu masalah. Dari hasil wawancara dengan guru kelas IV, guru memberikan keterangan dimana dalam pelaksanaan pembelajaran yang mengkaji tentang suatu permasalahan kemampuan berpikir kritis siswa memang masih kurang optimal. Hal itu bisa terjadi disebabkan metode studi kasus ini belum diterapkan oleh guru, karena dalam proses pembelajaran metode yang umum digunakan guru metode ceramah, pembelajaran yang berpusat pada guru. Selain itu pengetahuan guru mengenai ruang lingkup berpikir kritis kurang. Hal ini dapat diketahui dari hasil wawancara

Upaya Meningkatkan Kemampuan. (Isti Yuadarma) 581 dengan guru tentang ruang lingkup berpikir kritis guru hanya bisa menjelaskan sebatas pengertian umumnya tidak menjelaskan pentingnya berpikir kritis tersebut. Berdasarkan hasil temuan masalah di atas, peneliti dan guru bermaksud untuk mengatasi permasalahan tersebut dengan mengadakan suatu Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan tujuan meningkatkan kemampuan berpikir kritis menggunakan metode studi kasus pada mata pelajaran IPS siswa kelas IV SD Krapyak Wetan Sewon Bantul. METODE PENELITIAN Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SD Krapyak Wetan, Sewon Bantul pada Bulan April-Mei 2016. Subjek Penelitian Subjek penelitian ini adalah siswa kelas IV SD Krapyak Wetan, Sewon Bantul yang berjumlah 24 orang. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini melalui tes, observasi, dokumentasi dan wawancara. Teknik Analisis Data Analisis data yang digunakan dalam penelitian tindakan kelas ini berupa analisis deskriptif kualitatif dan kuantitatif dengan teknik persentase. Instrumen Penelitian Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini berupa soal evaluasi dan lembar observasi saat kegiatan pembelajaran. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitian Berdasarkan analisis data yang telah dilaksanakan maka dapat dilihat perkembangan kemampuan berpikir kritis siswa dari pratindakan, siklus I dan siklus II. 1. Kemampuan berpikir kritis siswa. Dari hasil tes dan observasi yang dilaksanakan oleh peneliti menunjukan bahwa tingkat kemampuan berpikir kritis siswa kelas IV SD Krapyak Wetan dalam pembelajaran IPS mengalami peningkatan dari pratindakan, siklus I dan siklus II. Pada pratindakan dilihat dari hasil observasi pembelajaran serta wawancara peneliti juga melihat hasil skor siswa dalam mengerjakan soal uraian dan analisis yang membutuhkan tingkatan berpikir kritis masih sangat rendah dapat dipresentasikan dari 24 siswa hanya sekitar 42% yang mampu menyelesaikan soal uraian tersebut dengan benar dan 58% yang belum

582 Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar Edisi 6 Tahun ke-6 2017 mampu menyelesaikan soal uraian tersebut. Hal ini karena dalam proses pembelajaran masih masih terlalu berpusat pada guru yang tidak melibatkan siswa menjadi lebih aktif baik dalam menganalisis suatu masalah. Jika permasalahan tersebut tidak diselesaikan maka akan berdampak bagi kehidupan sisiwa dalam bidang sosial yang akan dihadapinya yang mana seperti yang dijelaskan bahwa karakteristik pembelajaran IPS dilihat dari aspek tujuan ini meliputi tiga aspek yang harus dituju dalam pengembangan pendidikan IPS, yaitu aspek intelektual, kehidupan sosial dan individual. Pengembangan kemampuan intelektual lebih didasarkan pada pengembangan disiplin ilmu itu sendiri serta pengembangan akademik dan thinking skill. Tujuan intelektual berupaya untuk mengembangkan kemampuan siswa dalam memahami disiplin ilmu sosial, kemampuan berpikir, kemampuan proses dalam mencari informasi dan mengkomunikasikan hasil temuan (Sundawa, 2006:12). Jadi dari karakteristik tersebut dapat dipahami bahwa untuk mencapai karakteristik pembelajaran IPS yang salah satunya adalah kemampuan berpikir terutama berpikir kritis dapat di tingkatkan melalui metode pembelajaran seperti metode studi kasus. Pembelajaran menggunakan metode studi kasus ini merupakan pembelajaran berawal dari suatu permasalahan serta bagaimana cara penyelesaian masalah tersebut, dengan pembelajaran menggunakan metode ini diharapkan dapat membantu meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa pada mata pelajaran IPS. Seperti yang dijelaskan bahwa kegiatan pembelajaran dengan menggunakan metode studi kasus berbentuk penjelasan tentang masalah,kejadian atau situasi tertentu, kemudian siswa ditugasi mencari alternatif pemecahanya. Metode studi kasus digunakan untuk mengembangkan berfikir kritis dan menemukan solusi baru dari suatu topik yang dipecahkan (Yamin, 2008:165). Kegiatan belajar mengajar dengan menggunakan metode studi kasus pada mata pelajaran IPS metari yang digunakan dalam penelitian ini yaitu permasalahan sosial. Kegiatan ini merupakan

Upaya Meningkatkan Kemampuan. (Isti Yuadarma) 583 pembelajaran yang membiasakan dapat berpikir kritis, dimana siswa terlibat langsung dalam penyelesaian permasalahan yang dihadapkan untuk dapat diselesaikan dengan melakukan tahapan-tahapan metode studi kasus. Berdasarkan skor tes evaluasi tindakan siklus I, jumlah siswa yang mendapat skor 75 mengalami perubahan yang sangat signifikan dimana pada siklus I siswa berhasil mendapat skor 75 sebesar 16 siswa jika dipresentasikan 67% dari 24 siswa, sedangkan pada hasil tes evaluasi tindakan siklus II siswa berhasil mendapatkan skor 75 sebesar 19 siswa jika dipresentasikan menjadi 79%, peningkatan pada tindakan siklus I sampai pada siklus II yaitu sebesar 12% sehingga pelaksanaan tindakan siklus II sudah memenuhi kriteria yang diinginkan yaitu sebanyak 75% siswa mampu menyelesaikan tes evaluasi tindakan siklus II ini yang bertujuan untuk mengukur kemampuan berpikir kritis pada pelaksanaan pembelajaran IPS dengan menggunakan metode studi kasus. Untuk lebih memperjelas lagi dapat kita lihat pada tabel perbandingan peningkatan kemampuan berpikir kritis siswa pada pembelajaran IPS mulai dari pratindakan, siklus I dan siklus II Tabel 1. Peningkatan kemampuan berpikir kritis siswa pratindakan, siklus I dan Siklus II. Pra tindakan Siklus I Siklus II 42 % 67 % 78 % Untuk memperjelas tabel di atas maka dapat kita lihat pada diagram dibawah ini 100% 80% 60% 40% 20% 0% Tuntas Belum Tuntas Gambar 1. Diagram peningkatan kemampuan berpikir kritis siswa Dari hasil tindakan yang dilaksanakan pada siklus I dan siklus II dapat kita ketahui bahwa pencapaian presentasi yang paling tinggi berada pada pada siklus II dengan jumlah persentasenya adalah 79 % dan telah melebihi kriteria keberhasilan yang telah ditentukan sebelumnya. Oleh karena itu pelaksanaan tindakan hanya sampai pada sisklus ke II.

584 Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar Edisi 6 Tahun ke-6 2017 2. Metode Pembelajaran Studi Kasus Metode studi kasus berbentuk penjelasan tentang masalah, kejadian atau situasi tertentu, kemudian siswa ditugasi mencari alternatif pemecahanya. Metode studi kasus digunakan untuk mengembangkan berfikir kritis dan menemukan solusi baru dari suatu topik yang dipecahkan Yamin (2008:165). Abdul Majid (2013:100) mendefinisikan bahwa metode studi kasus adalah jenis pembelajaran yang mendiskusikan suatu kasus yang nyata, atau kasus yang sudah direkonstruksi yang mempunyai prinsip-prinsip tertentu akan suatu masalah. Namun, apapun jenis kasusnya, pemecahan pada kasus tersebut terdiri dari berbagai alternatif pendekatan maupun tindakan. Sejalan dengan itu Menurut Hasan (Isriani & Dewi, 2012:174) studi kasus adalah suatu kajian terhadap peristiwa, kejadian, fenomena atau situasi tertentu yang terjadi di tempat tertentu dan berhubungan dengan aspek-aspek kehidupan manusia di masa lalu, masa kini atau masa yang akan datang. Sebuah peristiwa dapat dikatakan sebuah kasus karena peristiwa itu unik serta terbatas pada waktu dan tempat terjadinya peristiwa tersebut dan tidak terulang di tempat yang lain. Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat di didefinisikan secara singkat bahwa metode pembelajaran studi kasus adalah jenis pembelajaran yang melakukan proses mengkaji, menganalisis, mendiskusikan suatu kasus (masalah) hingga pada proses akhir yaitu mengambil keputusan atau memecahkan suatu masalah. Menurut Abdul Majid (2013:100) ada beberapa cara mengajar menggunakan metode studi kasus yaitu sebagai berikut : (a) kasus dapat berbentuk bacaan atau visual; (b) berikan kesempatan pada bertanya tentang kealamiahan masalah tersebut, dan jawab pertanyaan siswa tentang proses yang boleh siswa lakukan dalam menyelesaikan masalah tersebut; (c) ketika kasus didiskusikan, peran guru adalah sebagai fasilitator yang mau mendengarkan, memberi pertanyaan, memberi semangat, menganalisa dan menilai; (d) guru mampu memfasilitasi diskusi produktif tentang suatu kasus

Upaya Meningkatkan Kemampuan. (Isti Yuadarma) 585 (masalah) yang memang pernah terjadi : dimulai dari awal, proses dan bagaimana masalah itu diselesaikan. Menurut depdikbud Dirjen Dikdas dan Umum (1997: 15) langkah-langkah pembelajaran menggunakan metode studi kasus diantaranya sebagai berikut: a. Mengenali gejala. b. Membuat suatu deskripsi kasus secara obyektif, sederhana dan jelas. c. Mempelajari lebih lanjut aspek yang ditemukan untuk menentukan jenis masalahnya. d. Jenis masalah yang sudah dikelompokan, dijabarkan dengan cara menyumbangkan ide-ide yang lebih rinci. e. Membuat perkiraan kemungkinan penyebab masalah. f. Membuat perkiraan kemungkinan akibat yang timbul dan jenis bantuan yang diberikan baik bantuan langsung guru pembimbing atau perlu konferensi kasus atau alih tangan kasus (referal case). g. Kerangka berpikir untuk menentukan langka-langka menangani dan mengungkap kasus. h. Perkiraan penyebab masalah itu membantu untuk mempelajari jenis informasih yang dikumpulkan dalam teknik atau alat yang digunakan dalam mengumpulkan informasi atau data. i. Langkah pengumpulan data terutama melihat jenis informasi atau data yang diperlukan seperti antara lain kemampuan akademik,sikap,bakat dan minat, baik melalui teknik tes maupun teknik non tes. Dengan kata lain pembelajaran menggunakan metode studi kasus perlu diperhatikan terutama pemahaman pada kasusnya perlu dilihat secara menyeluruh, mendalam dan obyektif. Menyeluruh artinya meliputi semua jenis informasi yang diperlukan,baik kemampuan akademik, keadaan sosial, psikologi, termasuk bakat, minat, keadaan keluarga maupun keadaan fisik. Informasi itu dipelajari melalui berbagai cara termasuk wawancara, kunjungan rumah, observasi, dan catatan komulatif.

586 Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar Edisi 6 Tahun ke-6 2017 Pengumpulan informasi melalui cara-cara tersebut tidak hanya menambah wawasan yang lebih luas saja,akan tetapi melatih diri untuk berpikir kritis dan bertindak dalam menyelesaikan suatu persoalan. Penggunaan metode pembelajaran studi kasu dilaksanakan pada siklus I dan siklus II. Berdasarkan hasil lembar observasi guru, pembelajaran menggunakan metode studi kasus yang dilakukan oleh guru menunjukkan secara umum telah berjalan dengan baik sesuai dengan yang direncanakan. Namun dari beberapa tahapan tersebut terdapat beberapa aspek yang belum dimunculkan oleh guru dalam pembelajaran seperti pada pertemuan 1 guru tidak memberikan gambaran umum dalam mendeskripsikan suatu masalah karena pada materi tersebut telah mendeskripsikan permasalahan tersebut, akan tetapi pada bagian materi lain guru memberikan permasalahn kepada dipecahkan dengan menggunakan langkah-langkah studi kasus. Pada pertemuan ke-2 guru sudah cukup baik membimbing siswa dalam mengidentifikasi permasalahan pada setiap kelompok. Sedangkan dalam pertemuan ke-3 selain tidak memberikan gambaran umum dalam mendeskripsikan suatu masalah, guru juga tidak membimbing menjabarkan suatu masalah karena siswa sudah memiliki secara rinci deskripsi dari suatu masalah pada artikel yang dibawa oleh siswa. Untuk lebih jelasnya dapat kita lihat pada tabel hasil observasi guru siklus I di bawah ini. Tabel 2. Hasil observasi kegiatan guru siklus I No. Aspek yang diamati 1. Memberikan topik permasalahan 2. Memberi gambaran umum dalam mendeskripsikan masalah 3. Mengarahkan menentukan jenis masalah 4. Guru membimbing menjabarkan masalah 5. Guru mengarahkan membuat hipotesis dan solusi yang diberikan 6. Guru mendampingi Realisasi tiap pertemuan 1 2 3 - - -

Upaya Meningkatkan Kemampuan. (Isti Yuadarma) 587 siswa menentukan solusi untuk menangani kasus 7. Guru memfasilitasi diskusi untuk mengumpulkan informasi atau data 8. Membimbing serta mengarahkan membuat kesimpulan Banyak tanda centang 6 8 6 Skor aktivitas guru 75 100 75 Berdasarkan lembar observasi diatas, dalam pelaksanaan pembelajaran menggunakan metode studi kasus untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa yang dilakukan oleh guru menunjukkan bahwa telah berjalan dengan baik, kekurangan pada siklus I telah diperbaiki pada pelaksanaan tindakan siklus II. Seperti guru telah memberikan gambaran umum tentang suatu permasalahan serta guru telah membimbing siswa untuk menjabarkan masalah. Untuk lebih jelasnya dapat kita lihat pada tabel di bawah ini. Tabel 3. Hasil observasi kegiatan guru siklus 2 No Aspek yang diamati 1. Memberikan topik permasalahan 2. Memberi gambaran umum dalam mendeskripsika n masalah 3. Mengarahkan menentukan jenis masalah 4. Guru membimbing menjabarkan masalah 5. Guru mengarahkan membuat hipotesis dan solusi yang diberikan 6. Guru mendampingi siswa menentukan solusi untuk menangani kasus 7. Guru memfasilitasi diskusi untuk mengumpulkan informasi atau data 8. Membimbing serta mengarahkan membuat Realisasi tiap pertemuan 1 2 3 kesimpulan Banyak tanda centang 8 8 8 Skor aktivitas guru 100 100 100

588 Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar Edisi 6 Tahun ke-6 2017 Pembelajaran menggunakan metode studi kasus ini merupakan pembelajaran berawal dari suatu permasalahan serta bagaimana cara penyelesaian masalah tersebut, dengan pembelajaran menggunakan metode ini diharapkan dapat membantu meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa pada mata pelajaran IPS. Seperti yang dijelaskan bahwa kegiatan pembelajaran dengan menggunakan metode studi kasus berbentuk penjelasan tentang masalah,kejadian atau situasi tertentu, kemudian siswa ditugasi mencari alternatif pemecahanya. Metode studi kasus digunakan untuk mengembangkan berfikir kritis dan menemukan solusi baru dari suatu topik yang dipecahkan (Yamin, 2008:165). SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan dan diuraikan pada bab sebelumnya, maka dapat di simpulkan bahwa kemampuan berpikir kritis pada siswa kelas IV SD Krapyak Wetan mengalami peningkatan dengan menggunakan metode studi kasus. Peningkatan tersebut terjadi pada peningkatan proses dan hasil. Peningkatan proses terlihat pada perhatian terhadap pembelajaran yang membuat siswa berpikir kritis. Hal ini dikarenakan rangkaian kegiatan dalam metode studi kasus membuat siswa lebih dituntut untuk beranalisis dengan suatu permasalahan. Melalui metode studi kasus, siswa dapat memecahkan masalah dengan mencari tahu sendiri, serta membuat siswa lebih banyak berpendapat untuk menyelesaikan suatu masalah yang disebut sebagai solusi. Peningkatan hasil merupakan peningkatan kemampuan berpikir kritis siswa yang diukur berdasarkan hasil nilai tes. Hasil tes siswa yang mencapai ketuntasan mulai meningkat pada siklus I. Peningkatan ini terlihat dari meningkatnya hasil tes yakni pada pra tindakan presentasenya 42%, pada siklus I meningkat menjadi 67% dan meningkat lagi pada siklus II menjadi 79%. Saran Berdasarkan hasil pembahasan dan kesimpulan, maka saran yang perlu disampaikan yaitu hendaknya dalam pembelajaran IPS kelas IV, guru perlu menerapkan metode studi kasus untuk meningkatkn kemampuan berpikir kritis siswa. Selain itu bagi peneliti dalam melaksanakan penelitian perlu memperhatikan waktu penelitiannya agar pelaksanaan penelitian dapat memperoleh hasil yang lebih baik.

Upaya Meningkatkan Kemampuan. (Isti Yuadarma) 589 DAFTAR PUSTAKA Dwi Siswoyo, dkk. (2011). Ilmu Pendidikan. Yogyakarta : UNY Press. Adun Rusyna. (2014). Keterampilan berpikir.yogyakarta : Ombak. Martinis Yamin. (2007). Kiat Pembelajaran Aktif. Jakarta: Gaung Persada. Sundawa, dkk. (2006). Pembelajaran dan Evaluasi Hasil Belajar IPS. Bandung : Remaja Rosdakarya. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. (1997). Petunjuk Pelaksanaan Proses Belajar Mengajar, Jakarta. Balai Pustaka. Isriani Hardini & Dewi Puspitasari. (2012). Strategi Pembelajaran Terpadu: (Teori Konsep & Implementasi). Yogyakarta: Familia. Abdul Majid. (2013). Strategi Pembelajaran. Bandung: Remaja Rosdakarya.