BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang. Latar Belakang Proyek. Manajemen sumber daya manusia (MSDM) merupakan salah satu program

dokumen-dokumen yang mirip
tetap akan memberikan kontribusi besar terhadap penurunan konsumsi energi secara nasional. Bangunan merupakan penyaring faktor alamiah penyebab

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Latar Belakang Proyek

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

BAB III TINJAUAN TEMA ARSITEKTUR HIJAU

BAB 1 PENDAHULAN I.1. LATAR BELAKANG. Latar Belakang Proyek. Jakarta adalah Ibukota dari Indonesia merupakan kota yang padat akan

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. Pada saat ini keterbatasan lahan menjadi salah satu permasalahan di Jakarta

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pemakaian energi karena sumbernya telah menipis. Krisis lingkungan sangat mempengaruhi disiplin arsitektur di setiap

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Latar Belakang Perancangan. Pusat perbelanjaan modern berkembang sangat pesat akhir-akhir ini.

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. Jakarta adalah kota yang setiap harinya sarat akan penduduk, baik yang

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Pengertian Judul

BAB I PENDAHULUAN. demi tercapainya kualitas hidup dari manusia itu sendiri.

aktivitas manusia. 4 Karbon dioksida dari pembakaran bahan bakar fosil dan penggundulan lahan yang menjadi penyebab utama Bumi menjadi hangat, baik pa

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan utama yang mutlak dari setiap individu-individu di bumi ini.

PENDAHULUAN. Berbicara tentang tempat tinggal, kota Jakarta menyediakan lahan yang

Perancangan gedung rawat inap rumah sakit dengan pendekatan Green Architecture khususnya pada penghematan energi listrik. Penggunaan energi listrik me

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang

Sudirman Green Office

BAB 1 PENDAHULUAN. Jika di masa lalu perusahaan berorientasi pada konsumen (customer oriented) yaitu

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB I PENDAHULUAN. Foto I.1.1. Wisma Atlet Fajar - Senayan. Sumber : Dokumentasi pribadi

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Kawasan Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta Sumber:

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Proyek

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. Peningkatan jumlah penduduk di Indonesia sekarang ini semakin meningkat

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Showroom dan Bengkel Mobil KIA di Semarang

BAB I PENDAHULUAN. Jakarta, ibukota negara Indonesia, merupakan kota yang terus

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang. Kebutuhan akan pendidikan merupakan bagian yang tidak dapat dipungkiri

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

PENDAHULUAN I.1 LATAR BELAKANG

Arsitektur Hijau BAB III TINJAUAN KHUSUS PROYEK. mengurangi kenyamanan dari club house itu sendiri.

`BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Eksistensi Proyek. kota besar di Indonesia. Hal ini disebabkan oleh pertumbuhan jumlah

GEDUNG PAMER DAN LAYANAN PURNA JUAL

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang I.1.1 Latar Belakang proyek

BAB V. Konsep. bangunan. memaksimalkan potensi angin yang dapat mengembangkan energi

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. belajar. Peran strategis Kabupaten Banyuwangi dikarenakan letak Banyuwangi

BAB I PENDAHULUAN. pemukiman kumuh di kota yang padat penduduk atau dikenal dengan istilah urban

BAB III TINJAUAN KHUSUS

BAB I PENDAHULUAN. mendasar yang harus diwujudkan untuk melangsungkan hidupnya.

BAB 1 PENDAHULUAN. manusia disamping kebutuhan sandang dan pangan. Dikatakan sebagai

BAB I PENDAHULUAN. 1

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. Persoalan tempat tinggal masih menjadi masalah pelik bagi penduduk di

BAB I PENDAHULUAN. perhatian adalah mengenai konsumsi energi dan mengenai penghematan energi.

PENDAHULUAN BAB I. Latar Belakang. Kota Jakarta, ibukota negara sekaligus sebagai pusat ekonomi dan pusat

1 BAB I PENDAHULUAN. diiringi dengan kemajuan teknologi yang sangat pesat. Beriringan pula dengan

Perumahan Golf Residence 2 Graha Candi Golf Semarang (dengan Penekanan Desain Arsitektur Tropis)

BAB III METODE PERANCANGAN. dalam mengembangkan ide sebuah rancangan. Langkah-langkah ini meliputi

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. letaknya ini, matahari dapat bersinar di wilayah Indonesia selama 12 jam per

BAB 3 METODE PERANCANGAN. Metode perancangan yang digunakan dalam perancangan Convention and

BAB III METODE PERANCANGAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. generasi yang akan datang serta merupakan pengejawantahan diri.

BAB I PENDAHULUAN I.1. LATAR BELAKANG

RUMAH SUSUN SEDERHANA SEWA DI OTISTA JAKARTA TIMUR

Gedung Perkuliahan Jurusan Geodesi Fakultas Teknik Universitas Diponegoro BAB I PENDAHULUAN

HOTEL RESORT DI DAGO GIRI, BANDUNG

BAB III INTERPRETASI DAN ELABORASI TEMA. Tema yang digunakan pada perencanaan Hotel Forest ini adalah Green

BAB 5 KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. PT. BMW Indonesia ini adalah adanya kebutuhan perusahaan untuk memenuhi

BAB.I PENDAHULUAN. karena semakin banyaknya perusahaan yang bergerak dibidang industri baik dari

PUSAT MODIFIKASI MOBIL BAB I PENDAHULUAN

Pengembangan RS Harum

BAB I Pendahuluan 1. 1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

BAB 3 METODOLOGI PERANCANGAN

BAB V KESIMPULAN ARSITEKTUR BINUS UNIVERSITY

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN UNIVERSITAS MEDAN AREA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

SHOWROOM DAN BENGKEL MOBIL DI PEKANBARU

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Pengembangan energi ini di beberapa negara sudah dilakukan sejak lama.

BAB I: PENDAHULUAN Latar Belakang Proyek.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Proyek. 1.2 Tujuan Proyek

BAB 1 PENDAHULUAN. Produsen mobil asal Jerman, yang dikenal dengan merk dagang BMW (Bayerische

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB I PENDAHULUAN I. 1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang. Jakarta merupakan Ibukota dari Indonesia, oleh sebab itu industri dan

Cut Nuraini/Institut Teknologi Medan/

BAB V KONSEP DAN PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR

BAB I PENDAHULUAN I.1. LATAR BELAKANG. Latar BelakangProyek. Hunian tidak asing lagi di telinga masyarakat umum. Hunian merupakan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Bel akan g. Pada dasarnya setiap mahluk hidup memiliki beragam kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB IV: KONSEP PERANCANGAN

BAB I PENDAHULUAN. Directorat Data Center UBiNus)

2016 BANDUNG SPORTS CLUB

BAB I PENDAHULUAN. ibid 3 Profil Universitas Darussalam Gontor, Jawa Timur Dalam Angka 2013, Badan Pusat Statistik Provinsi Jawa Timur.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu hal yang mempunyai prioritas penting saat ini.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Toyota Retail Sales Sumber : Toyota Retail Sales Progress, 2008

berfungsi sebagai tempat pertukaran udara dan masuknya cahaya matahari. 2) Cross Ventilation, yang diterapkan pada kedua studi kasus, merupakan sistem

BAB I PENDAHULUAN. negara yang kaya akan potensi sumber daya alam yang melimpah, baik matahari,

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Latar Belakang Proyek Manajemen sumber daya manusia (MSDM) merupakan salah satu program yang meliputi perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan pelatihan sumber daya manusia (SDM) dari suatu perusahaan. Sumber daya manusia memiliki peranan yang penting dalam suatu perusahaan, maka berbagai pengalaman dan hasil penelitian dalam bidang SDM dikumpulkan secara sistematis dalam apa yang disebut dengan manajemen sumber daya manusia. Dalam usaha pencapaian tujuan perusahaan, permasalahan yang dihadapi bukan hanya terdapat pada bahan mentah, alat-alat kerja, mesin-mesin produksi, uang dan lingkungan kerja saja, tetapi juga menyangkut karyawan (sumber daya manusia) yang mengelola faktor-faktor produksi lainnya tersebut. Namun, perlu diingat bahwa sumber daya manusia sendiri sebagai faktor produksi, seperti halnya faktor produksi yang lainnya, merupakan masukan (input) yang diolah oleh perusahaan dan menghasilkan keluaran (output). Karyawan baru yang belum mempunyai keterampilan & keahlian dilatih, sehingga menjadi karyawan yang terampil & ahli. Pengolahan sumber daya manusia inilah yang disebut dengan manajemen SDM. 1

Memasuki abad ke-21 atau yang dikenal juga dengan era globalisasi, sebagai era tanpa batas yang tercermin dengan adanya kebebasan dalam berusaha, kebebasan dalam berpendapat, dan dalam bersaing. Keberadaan manajemen SDM sangat penting bagi perusahaan dalam mengelola, mengatur, mengurus, dan menggunakan SDM sehingga dapat berfungsi secara produktif, efektif, dan efisien untuk mencapai tujuan perusahaan. Globalisasi ekonomi, terutama sejak memasuki dekade 1980-an, sangat mempengaruhi perekonomian suatu bangsa di dunia. Di satu sisi Negara-negara maju tumbuh & berkembang dengan pesat di era krisis ini, sementara negara dunia ketiga semakin terpuruk dan tertinggal. Era globalisasi sebagai era tanpa batas yang ditandai dengan semakin bebasnya sumber daya manusia memasuki negara lain dengan keahliannya. Bilamana hal ini terus terjadi tanpa adanya upaya yang bersungguh-sungguh untuk menanggulanginya, niscaya bangsa-bangsa yang sedang membangun akan tetap tertinggal di landasan dengan tanpa memiliki peluang untuk maju, atau bersaing dengan bangsa-bangsa yang terlebih dahulu maju. Upaya untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia ini, terutama sumber daya manusia perusahaan, perlu dilakukan secara baik, terarah dan terencana, sehingga perusahaan pun dapat bersaing secara sehat. Sumber daya manusia yang dapat bersaing dengan perusahaan lainnya hanyalah perusahaan yang memiliki sumber daya manusia yang berkualitas. Sumber daya manusia yang 2

berkualitas hanya mungkin diperoleh melalui perencanaan & pembinaan yang terencana dan terarah. TUJUAN PERUSAHAAN MASUKAN - Manusia - Modal - Bahan - Mesin - Teknologi - Pemasaran PROSES - Perencanaan - Pengorganisasian - Kepemimpinan - Penggerakkan - Pelatihan KELUARAN - Barang berkualitas - Jasa berkualitas - Layanan berkualitas - Pelanggan puas Gambar 1 : Tujuan Perusahaan Dalam rangka menunjang kegiatan pada suatu institusi / perusahaan, serta memenuhi tuntutan akan kesiapan perusahaan dalam menghasilkan sumber daya manusia yang berkualitas, maka diperlukan sebuah Pusat Pelatihan. Pusat Pelatihan adalah fasilitas yang khusus dibangun untuk melatih tenaga kerja sebuah perusahaan / instansi dalam rangka memenuhi kebutuhan sumber daya frontliner perusahaan, dalam hal ini secara khusus di bidang teknik (mekanik dan parts man) serta non teknik (salesman) yang terlatih untuk selalu dapat memenuhi standar kualitas pelayanan pelanggan, yang semakin meningkat dari tahun ke tahun seiring dengan meningkatnya kompetisi di pasar otomotif terutama di pasar komersial. Selain ditujukan bagi training internal, Pusat Pelatihan ini juga digunakan untuk memberikan pelatihan eksternal seperti : Fleet Customer (Driver & Mekanik) dan Bengkel Binaan Perusahaan. 3

Pusat Pelatihan Otomotif dibutuhkan dalam rangka memenuhi tuntutan akan kesiapan perusahaan dalam merespon perubahan yang akan memperkuat posisi perusahaan menjadi institusi yang mampu menghasilkan sumber daya manusia yang berkualitas. Selain itu, sumber daya manusia yang dihasilkan diharapkan untuk ikut berperan aktif dalam menggerakkan roda ekonomi dan pembangunan bangsa, sehingga akan menghasilkan karya yang mampu mendorong peningkatan keunggulan bangsa. BMW (Bayerische Motoren Werke / Bavarian Motor Works) adalah sebuah perusahaan dari Jerman yang memproduksi mobil & motor. BMW International Group merupakan satuan dari tiga merk, yakni BMW, MINI, dan Rolls-Royce. BMW Group telah memantapkan dirinya pada sektor premi pasar otomotif internasional. Untuk mencapai tujuannya, BMW group berkomitmen untuk memberikan kualitas yang tinggi untuk semua produk dan jasa. Gambar 2 : Logo Bayerische Motoren Werke (BMW) PT. BMW Indonesia menawarkan berbagai macam produk dan jasa termasuk kendaraan yang memiliki tingkat kemananan & otoritas yang tinggi. Terdapat 14 dealer / showroom BMW yang tersebar di berbagai kota yang terdapat 4

di Indonesia, yakni kota Jakarta, Bandung, Semarang, Surabaya, Bali, Banjarmasin, dan Balikpapan. Untuk mencapai tujuan BMW Group, maka diperlukan adanya suatu sarana yang dapat menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas dan diandalkan. Oleh karena itu, Pusat Pelatihan ini diharapkan dapat menampung semua proses pembelajaran & pengetahuan bagi karyawan PT. BMW Indonesia. Pusat Pelatihan PT. BMW Indonesia berfungsi sebagai fasilitas yang khusus dibangun untuk melatih tenaga kerja grup BMW Indonesia (khususnya di bidang pengetahuan teknik otomotif & sales) dalam rangka memenuhi kebutuhan sumber daya frontliner perusahaan. Latar Belakang Tema Isu pemanasan global masih menghangat di segala bidang kehidupan. Berbagai upaya terus dilakukan untuk menghambat pemanasan buana, perubahan iklim secara ekstrem, dan degradasi kualitas lingkungan. Bentuk arsitektur bangunan (rumah, gedung) harus berempati, tanggap, dan memberikan solusi. Salah satunya adalah memadukan bangunan (rumah, gedung) yang hemat energi dan ramah lingkungan. Pada kawasan tropis, penggunaan energi bahan bakar minyak (BBM) dan listrik umumnya lebih rendah dibandingkan dengan negara di kawasan sub- tropis yang dapat mencapai 60 persen dari total konsumsi energi. Hal ini disebabkan oleh 5

kebutuhan pemanas ruang di sebagian besar bangunan saat musim dingin. Sementara di kawasan tropis, pendingin ruang (AC) hanya digunakan sejumlah kecil bangunan. Meskipun demikian, penghematan energi di sektor bangunan di wilayah tropis semacam Indonesia tetap akan memberikan kontribusi besar terhadap penurunan konsumsi energi secara nasional. Penipisan cadangan minyak nasional akan menempatkan Indonesia sebagai negara pengimpor sumber daya energi ini dalam waktu dekat. Salah satu sektor penting yang sangat berpengaruh terhadap penggunaan bahan bakar minyak adalah bangunan, umumnya mengonsumsi BBM dalam bentuk energi listrik sekitar 30-60 persen dari total konsumsi BBM di suatu negara. Bangunan merupakan penyaring faktor alamiah penyebab ketidaknyamanan, seperti hujan, terik matahari, angin kencang, dan udara panas tropis, agar tidak masuk ke dalam bangunan. Udara luar yang panas dimodifikasi bangunan dengan bantuan AC menjadi udara dingin. Dalam hal ini dibutuhkan energi listrik untuk menggerakkan mesin AC. Demikian juga halnya bagi penerangan malam hari atau ketika langit mendung, diperlukan energi listrik untuk lampu penerang. Pembangunan bangunan hemat energi dan ramah lingkungan harus murah, mudah, dan berdampak luas. Pengembangan kota hijau (green city), properti hijau (green property), bangunan hijau (green building), kantor/sekolah hijau (green school/office), hingga pemakaian produk hijau (green product) terus dilakukan 6

untuk turut mengurangi pemanasan global dan krisis ekonomi global. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung mendorong pembangunan bangunan berarsitektur lokal terasa lebih ramah lingkungan dan selaras dengan lingkungan asal. Desain bangunan (green building) hemat energi, membatasi lahan terbangun, layout sederhana, ruang mengalir, kualitas bangunan bermutu, efisiensi bahan, dan material ramah lingkungan (green product). Bangunan hijau mensyaratkan layout desain bangunan (10 persen), konsumsi dan pengelolaan air bersih (10 persen), pemenuhan energi listrik (30 persen), bahan bangunan (15 persen), kualitas udara dalam (20 persen), dan terobosan inovasi (teknologi, operasional) sebesar 15 persen. Bangunan dirancang dengan massa ruang, keterbukaan ruang, dan hubungan ruang luar-dalam yang cair, teras lebar, ventilasi bersilangan, dan void berimbang yang secara klimatik tropis berfungsi untuk sirkulasi pengudaraan dan pencahayaan alami merata ke seluruh ruangan agar hemat energi. Dalam merancang desain sebuah bangunan, arsitek sesungguhnya tidak hanya dituntut melahirkan bangunan yang fungsional, canggih, serta sedap dipandang mata, tetapi juga harus dapat mengakomodasi segala masalah, baik menyangkut masalah mikro maupun makro, maupun masalah krisis energi di bumi ini. 7

Penghematan energi melalui rancangan bangunan mengarah pada penghematan penggunaan listrik, baik bagi pendinginan udara, penerangan buatan, maupun peralatan listrik lain. Dengan strategi perancangan tertentu, bangunan dapat memodifikasi iklim luar yang tidak nyaman menjadi iklim ruang yang nyaman tanpa banyak mengonsumsi energi listrik. Kebutuhan energi per kapita dan nasional dapat ditekan jika secara nasional bangunan dirancang dengan konsep hemat energi. Para arsitek di Barat memulai langkah merancang bangunan hemat energi sejak krisis energi tahun 1973, sementara hingga kini-30 tahun sejak krisis energi di negara Barat-belum juga muncul pemikiran ke arah itu di kalangan arsitek Indonesia. Kenyamanan bangunan erat hubungannya dengan kondisi alam atau lingkungan disekitarnya dan upaya pengkondisian atau pengaturan ruang dalam bangunan.permasalahan yang dihadapi dalam penerapan aspek kenyamanan pada bangunan tergantung pada obyek, bangunan yang dihadapi. Untuk bangunan yang menghendaki kualitas hunian yang sempurna maka persyaratan tersebut mutlak harus diadopsi dan diterapkan. Penerapan ini akan lebih efisien bila dikaitkan dengan masalah hemat energi dalam bangunan yang bersangkutan. Maka, bangunan Pusat Pelatihan Otomotif ini diharapkan menjadi bangunan yang dapat meninimalkan penggunaan energi tanpa membatasi atau merubah fungsi bangunan, kenyamanan, maupun produktivitas penghuninya. 8

Sehingga akan dapat menciptakan suatu karya yang tidak hanya menarik dari segi tampilan arsitektural, tetapi juga peduli akan lingkungan sekitar. I.2 Maksud & Tujuan Membangun Sarana untuk memfasilitasi perusahaan dalam rangka menciptakan Sumber Daya Manusia yang berkualitas. Mengembangkan dan menyebarluaskan ilmu pengetahuan dan teknologi sebagai suatu tuntutan kewajiban institusional. Menyediakan tempat pelatihan untuk karyawan Mekanik & non Mekanik sebuah perusahaan Menciptakan sebuah pusat pelatihan dengan memaksimalkan kawasan hijau bagi masyarakat urban dalam membentuk sistem kemasyarakatan yang juga peduli lingkungan dan isu global. Membangun sebuah kawasan Pusat Pelatihan dengan mengaplikasikan teknologi terkini sehingga dapat menghasilkan suatu karya dalam bentuk maupun struktur yang lebih menarik & variatif. I.3 Lingkup Pembahasan Lingkup pembahasan lebih ditekankan pada permasalahan yang berkaitan dengan proses perencanaan dan perancangan Pusat Pelatihan Otomotif, yang mewadahi semua aktifitas pelatihan dan permasalahan yang membentuk suatu perancangan arsitektur yang dapat berjalan sesuai dengan fungsinya. 9

I.4 Sistematika Pembahasan Penulisan Karya Tugas Akhir ini dibagi menjadi beberapa bab, antara lain adalah sebagai berikut : Bab I : Pendahuluan Berisi tentang gambaran umum mengenai latar belakang pemilihan judul, topik dan tema, maksud dan tujuan, lingkup pembahasan, sistematika pembahasan dan kerangka berpikir dari Tugas Akhir ini. Bab II : Tinjauan dan Landasan Teori Berisi tentang tinjauan umum mengenai definisi, sejarah, jenis, ketentuan, serta klasifikasi dari sebuah bangunan beragam fungsi dan tinjauan khusus mengenai topik dan tema, latar belakang pemilihan tapak serta kondisi tapak dan lingkungannya. Bab III : Permasalahan Berisi tentang identifikasi permasalahan yang dilihat dari aspek manusia, bangunan, dan lingkungan. 10

Bab IV : Analisis Berisi tentang pembahasan pemasalahan pada bab sebelumnya melalui pendekatan arsitektural yang diuraikan dari beberapa aspek terkait, yaitu: Analisis terhadap aspek manusia, yang berhubungan dengan pelaku kegiatan dengan urutan jenis kegiatan, serta pelaku kegiatan terhadap hubungan ruang. Analisis terhadap aspek bangunan, yang berkaitan dengan fisik bangunan yang direncanakan. Analisis terhadap aspek lingkungan, yang berkaitan dengan perkotaan, tapak, dan lingkungan sekitar tapak. Bab V : Konsep Perencanaan dan Perancangan Berisi tentang konsep-konsep dasar perencanaan dan perancangan serta merupakan kesimpulan dari seluruh pokok pembahasan yang akan diterjemahkan dalam perancangan. 11

I.6 Kerangka Berpikir Latar Belakang Proyek Kebutuhan untuk menciptakan SDM perusahaan yang berkualitas Tinjauan Khusus Definisi, jenis, ketentuan Tinjauan Umum Studi literatur & lapangan Maksud dan Tujuan Menyediakan bangunan beragam fungsi sebagai solusi untuk masalah kota jakarta Pusat Pelatihan Otomotif di Jakarta Pusat Permasalahan Manusia, Bangunan, Lingkungan Landasan Teori Analisis Manusia, Bangunan, Lingkungan Topik & Tema Berlandaskan arsitektur hemat energi Konsep Perancangan Kesimpulan dari Analisis Skematik Desain Perancangan 12