BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam perekonomian modern laporan keuangan sudah merupakan media penting dalam proses pengambilan keputusan ekonomis. Laporan keuangan perusahaan lazim diterbitkan secara periodik bisa tahunan, semesteran, triwulan, bulanan, bahkan harian. Laporan keuangan menggambarkan kondisi keuangan dan hasil usaha suatu perusahaan pada saat tertentu atau jangka waktu tertentu (Harahap, 2010). Dalam SAK (2007) menjelaskan bahwa tujuan laporan keuangan adalah menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja, serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pengguna dalam pengambilan keputusan ekonomi. Laporan keuangan juga menunjukkan apa yang telah dilakukan manajemen (stewardship), atau pertanggungjawaban manajemen atas sumber daya yang dipercayakan kepadanya. Pengguna yang ingin menilai apa yang telah dilakukan atau pertangungjawaban manajemen berbuat demikin agar mereka dapat membuat keputusan ekonomi. Keputusan ini mungkin mencakup, misalnya, keputusan untuk menahan atau menjual investasi mereka dalam perusahaan atau keputusan untuk mengangkat kembali atau mengganti manajemen. Seperti yang dinyatakan oleh Baridwan (1997) laporan keuangan sebagai sebuah informasi harus relevan untuk pengambilan keputusan. Informasi tidak dapat dikatakan relevan jika informasi tersebut tidak tepat waktu (timeliness).
Informasi harus tersedia untuk pengambilan keputusan sebelum informasi tersebut kehilangan kesempatan atau kemampuan untuk mempengaruhi keputusan. Dengan demikian informasi dikatakan relevan jika informasi memiliki nilai prediksi, nilai umpan balik dan tersedia tepat waktu. Ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan telah diatur dalam pasar modal. Undang-undang No, 8, thn 1995, tentang peraturan pasar modal yang menyatakan bahwa semua perusahaan dalam pasar modal wajib menyampaikan laporan keuangan secara berkala kepada BAPEPAM dan mengumumkan pada masyarakat. Pada tahun 1996, Bapepam juga mengeluarkan Lampiran keputusan Ketua Bapepam Nomor: 80/PM/1996 tentang kewajiban bagi setiap emiten dan perusahaan publik untuk menyampaikan laporan keuangan tahunan perusahaan dan laporan audit independennya kepada Bapepam selambat-lambatnya pada akhir bulan keempat (120 hari) setelah tanggal laporan keuangan tahunan perusahaan. Kemudian diperketat dengan dikeluarkannya Kep-17/PM/2002 dan telah diperbaharui dengan Peraturan Bapepam Nomor X.K.2, lampiran Keputusan Ketua Bapepam Nomor: Kep- 36/PM/2003 yang menyatakan bahwa laporan keuangan tahunan harus disertai dengan laporan akuntan dengan pendapat yang lazim dan disampaikan kepada Bapepam selambat-lambatnya pada akhir bulan ketiga (90 hari) setelah tanggal laporan keuangan tahunan. Penyempurnaan peraturan ini dimaksudkan agar investor dapat lebih cepat memperoleh informasi keuangan sebagai dasar dalam pengambilan keputusan investasi serta menyesuaikan dengan perkembangan pasar modal. Perusahaan-perusahaan yang terlambat menyampaikan laporan keuangan sesuai dengan ketentuan yang
ditetapkan oleh Bapepam akan dikenakan sanksi administratif sesuai dengan peraturan yang berlaku. Peraturan yang telah dibuat seharusnya ditaati oleh setiap perusahaan yang terdafar di Bursa Efek Indonesia dan memicu perusahaan publik untuk menyampaikan laporan keuangan tahunan secara tepat waku. Namun pada faktanya banyak perusahaan yang menyampaikan laporan keuanngannya tidak tepat waktu. Setiap tahun ketepatan waktu pelaporan keuangan menngalami penurunan, sementara regulasi yang berlaku pada periode tersebut masih sama dan belum mengalami perubahan (Situmorang, 2010). Dari fakta yang ada maka dapat dinyatakan bahwa regulasi bukanlah menjadi satu-satunya faktor yang mempengaruhi ketepatan waktu pelaporan keuangan perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia di setiap periode. Maka dari itu, perlu diperhatikan lebih jauh faktor-faktor lain yang dapat mempengaruhi ketepatan waktu pelaporan keuangan. Salah satu informasi penting bagi pengguna pelaporan keuangan adalah informasi leverage keuangan dan profitabilitas perusahaan. Para pemakai sering menjadikan leverage keuangan yang diukur dengan debt o equity ratio dan profitabilitas perusahaan yang berasal dari laporan keuangan sebagai salah satu indikator untuk landasan di dalam pengambilan keputusan berinvestasi (Situmorang, 2010). Kondisi keuangan perusahaan sangat menentukan perusahaan untuk menerbitkan laporan keuangannya. Jika kondisi keuangan perusahaan baik, perusahaan akan termotivasi untuk menerbitkan laporan keuangannya secara tepat
waktu. Kondisi keuangan yang baik sangat bermanfaat untuk menarik investor, pelanggan, pemberi pinjaman, pemasok, dan pengguna lainnya. Karena kondisi keuangan yang baik menunjukkan kinerja perusahaan yang baik pula dalam pengelolaan sumber daya perusahaan. Hal ini dapat memicu perusahaan untuk menerbitkan laporan keuangan secara tepat waktu kepada BAPEPAM. Namun sebaliknya, jika kondisi keuangan perusahaan buruk atau kinerja perusahaan buruk, maka perusahaan akan cenderung tidak tepat waktu menerbitkan laporan keuangan. Hal ini karena menunjukkan perusahaan telah gagal atau buruk dalam pengelolaan sumber daya perusahaannya, sehingga enggan untuk melaporkannya secara tepat waktu. Pada penelitian-penelitian sebelumnya mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi ketepatan waktu penyampaian laporan, Kadir (2008) menguji secara empiris beberapa faktor yang mempengaruhi ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan, salah satunya adalah profitabilitas berpengaruh negatif terhadap ketepatan waktu penyampaian laporn keuangan. Hal ini tidak sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Adhy (2010), Dwiyanti (2010), Wulantoro (2011), Noviandi (2007), Putri (2010), dan Ukago (2004) yang menemukan bahwa profitabilitas berpengaruh positif dan signifikan terhadap ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan. Penelitian Ukago (2010), Wulantoro (2011), serta Putri (2010) menemukan bahwa debt to equity ratio berpengaruh secara signifikan terhadap ketepatan waktu penyampaian laporan keungan. Namun hasil penelitian ini berbeda dengan yang dilakukan oleh Dwiyanti (2010) yang menemukan bahwa
debt to equity ratio tidak berpengaruh terhadap ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan. Dalam penelitian yang dilakukan Situmorang (2010) dan Adhy (2010) menemukan bukti empiris bahwa kualitas auditor berpengaruh positif dan signifikan terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangan. Namun berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Dwiyanti (2010) dan Wulantoro (2011) yang menemukan bahwa kualitas auditor tidak berpengaruh terhadap ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan perusahaan. Melihat beberapa fenomena mengenai perbedaan kesimpulan tentang pengaruh debt to equty ratio, profitabilitas dan kualitas auditor yang dilakukan oleh peneliti sebelumnya, maka dalam hal ini peneliti ingin menemukan bukti empiris mengenai keberpengaruhan debt to equity ratio, profitabilitas, dan kualitas auditor terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangan perusahaan otomotif yang terdaftar di BEI tahun 2008-2010. 1.2. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan sebelumnya, peneliti merumuskan masalah penelitian sebagai berikut : 1) Apakah debt to equity ratio secara signifikan berpengaruh terhadap ketepatan waktu pelaporan laporan keuangan? 2) Apakah profitabilitas secara signifikan berpengaruh terhadap ketepatan waktu pelaporan laporan keuangan?
3) Apakah kualitas auditor (Kantor Akuntan Publik) yang digunakan perusahaan untuk mengaudit laporan keuangan secara signifikan berpengaruh terhadap ketepatan waktu pelaporan laporan keuangan? 1.3. Tujuan Penelitian Sesuai dengan rumusan masalah di atas, penelitian ini mempunyai tujuan untuk menemukan bukti empiris apakah faktor-faktor seperti debt to equity ratio, profitabilitas, dan kualitas auditor mempengaruhi kepatuhan perusahaanperusahaan otomotif dalam ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan di Bursa Efek Indonesia. 1.4. Manfaat Penelitian Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah : 1) Bagi peneliti Sebagai gambaran tentang permasalahan yang dihadapi oleh investor dan untuk menentukan langkah selanjutnya serta bermanfaat untuk menambah wawasan dan sebagai pembanding bagi pembaca yang akan melakukan penelitian pada obyek yang sama di masa yang akan datang. 2) Bagi pihak yang berkepentingan Dapat dimanfaatkan bagi praktisi, manajemen perusahaan, analisis keuangan, investor dan, masyarakat sebagai pedoman dalam menilai suatu informasi keuangan yang berkualitas. Dan dapat pula memberikan pedoman nyata bagi manajemen perusahaan dalam upaya meningkatkan
kepercayaan pasar melalui penyajian informasi yang lebih relevan didasarkan pada waktu publikasi laporan keuangan. 3) Sebagai pedoman bagi penelitian selanjutnya yang ingin mengadakan penelitian terutama tentang ketepatan waktu dalam penyampaian laporan keuangan dan memberikan wacana bagi perkembangan studi akuntansi yang berkaitan dengan ketepatan waktu dalam laporan keuangan.