STUDI KEANEKARAGAMAN JENIS BURUNG DIURNAL DI HUTAN SEBADAL TAMAN NASIONAL GUNUNG PALUNG KABUPATEN KAYONG UTARA

dokumen-dokumen yang mirip
I. PENDAHULUAN. Kawasan lahan basah Bujung Raman yang terletak di Kampung Bujung Dewa

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini akan dilakukan pada bulan Maret 2012 di Rawa Bujung Raman

KELIMPAHAN DAN KEANEKARAGAMAN BURUNG DI PREVAB TAMAN NASIONAL KUTAI KALIMANTAN TIMUR

KEANEKARAGAMAN JENIS KANTONG SEMAR (Nepenthes spp) KAWASAN HUTAN LINDUNG GUNUNG AMBAWANG DESA KAMPUNG BARU KECAMATAN KUBU KABUPATEN KUBU RAYA

KEANEKARAGAMAN JENIS BURUNG DIURNAL PADA KAWASAN HUTAN LINDUNG GUNUNG AMBAWANG DI DESA SUNGAI DERAS KABUPATEN KUBU RAYA KALIMANTAN BARAT

III. METODE PENELITIAN. Penelitian telah dilaksanakan pada bulan April 2014 di Desa Kibang Pacing. Kecamatan Menggala Timur Kabupaten Tulang Bawang.

3. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Agustus 2015 di Hutan Mangrove KPHL Gunung

KOMUNITAS BURUNG DI BAWAH TAJUK: PENGARUH MODIFIKASI BENTANG ALAM DAN STRUKTUR VEGETASI IMANUDDIN

BIRD PREFERENCE HABITATS AROUND SERAYU DAM BANYUMAS CENTRAL JAVA

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilakukan pada bulan September 2014 di Kawasan Budidaya

BAB III METODE PENELITIAN. Jawa Timur, dilaksanakan pada bulan November sampai dengan bulan Desember

INVENTARISASI JENIS BURUNG PADA KOMPOSISI TINGKAT SEMAI, PANCANG DAN POHON DI HUTAN MANGROVE PULAU SEMBILAN

3. METODOLOGI PENELITIAN. Rajawali Kecamatan Bandar Surabaya Kabupaten Lampung Tengah.

Lampiran 1 Foto Dokumentasi Penelitian Keaneakaragaman Jenis Burung

KEANEKARAGAMAN JENIS KANTONG SEMAR (Nepenthes SPP) DALAM KAWASAN HUTAN LINDUNG GUNUNG SEMAHUNG DESA SAHAM KECAMATAN SENGAH TEMILA KABUPATEN LANDAK

Jurusan Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya 2014

KEANEKARAGAMAN JENIS BAMBU (Bambusodae) DALAM KAWASAN HUTAN AIR TERJUN RIAM ODONG DUSUN ENGKOLAI KECAMATAN JANGKANG KABUPATEN SANGGAU

Pelatihan survey biodiversitas, Way Canguk, Appendix 1. Diversity, Abundance, dan Species Richness

Kata kunci : Burung, Pulau Serangan, habitat

1. PENDAHULUAN. Indonesia (Sujatnika, Jepson, Soeharto, Crosby, dan Mardiastuti, 1995). terluas di Asia (Howe, Claridge, Hughes, dan Zuwendra, 1991).

BAB I PENDAHULUAN. dijumpai disetiap tempat dan mempunyai posisi penting sebagai salah satu

I. PENDAHULUAN. Burung merupakan salah satu jenis satwa liar yang banyak dimanfaatkan oleh

III. METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN

Jenis-Jenis Burung di Kawasan Cagar Alam Lembah Harau Sumatera Barat. The avifauna species in Harau Valley Nature Reserve, West Sumatra

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

I. PENDAHULUAN. (Sujatnika, Joseph, Soehartono, Crosby, dan Mardiastuti, 1995). Kekayaan jenis

III. METODE PENELITIAN

Studi Keanekaragaman Avifauna Sebagai Sarana Edukasi Ekowisata Birdwatching di Kawasan Wisata Kondang Merak, Malang.

KEPADATAN INDIVIDU KLAMPIAU (Hylobates muelleri) DI JALUR INTERPRETASI BUKIT BAKA DALAM KAWASAN TAMAN NASIONAL BUKIT BAKA BUKIT RAYA KABUPATEN MELAWI

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di kawasan hutan mangrove Desa Margasari

STUDI KEANEKARAGAMAN JENIS KANTONG SEMAR

MORFOMETRI BURUNG DIURNAL DI KAWASAN HUTAN LINDUNG DESA SEKENDAL KECAMATAN AIR BESAR KABUPATEN LANDAK KALIMANTAN BARAT

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni 2015 di Repong Damar Pekon

PEMBUATAN FLIPBOOK BERDASARKAN KERAGAMAN JENIS BURUNG DIURNAL DI HUTAN LINDUNG GUNUNG SENUJUH DAN SEKITARNYA

III. METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang

KEANEKARAGAMAN JENIS MERANTI (SHORE SPP) PADA KAWASAN HUTAN LINDUNG GUNUNG AMBAWANG KABUPATEN KUBU RAYA PROPINSI KALIMANTAN BARAT

KEANEKARAGAMAN JENIS TUPAI (TUPAIIDAE) DI DALAM KAWASAN HUTAN TEMBAWANG DESA SOMPAK KECAMATAN SOMPAK KABUPATEN LANDAK

TINJAUAN PUSTAKA. pengetahuan, pendidikan, menunjang budidaya, pariwisata dan. OIC (Orangutan Information Centre) menambahkan bahwa kawasan restorasi

I. PENDAHULUAN. Seluruh jenis rangkong (Bucerotidae) di Indonesia merupakan satwa yang

I. PENDAHULUAN. paling tinggi di dunia. Menurut World Wildlife Fund (2007), keanekaragaman

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 9 Sebaran Perjumpaan Jenis Burung Rangkong di Lokasi Survei.

BAB I PENDAHULUAN. memiliki keterkaitan dan ketergantungan dengan hutan dalam. pemenuhan bahan pangan langsung dari dalam hutan seperti berburu hewan,

POTENSI DAN STRATEGI PENGEMBANGAN EKOWISATA SATWALIAR PADA HUTAN KONSERVASI (Kasus : SM. Barumun, Sumatera Utara)

I. PENDAHULUAN. dijadikan sebagai salah satu habitat alami bagi satwa liar. Habitat alami di

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. 1. Spesies Burung di Repong Damar Pekon Pahmungan

KEANEKARAGAMAN JENIS BURUNG PADA PERKEBUNAN KOPI DI KECAMATAN BENER KELIPAH KABUPATEN BENER MERIAH PROVINSI ACEH

PENDAHULUAN. Perdagangan satwa liar mungkin terdengar asing bagi kita. Kita mungkin

II. TINJAUAN PUSTAKA. Burung merupakan satwa yang mempunyai arti penting bagi suatu ekosistem

I. PENDAHULUAN. Sumatera Barat merupakan salah satu provinsi di Indonesia yang kaya dengan

Sumber: & google earth 2007 Gambar 2. Lokasi Penelitian

ABSTRAK. Kata kunci : kuntul kecil, pulau serangan, aktivitas harian, habitat, Bali

MONITORING LINGKUNGAN

Keanekaragaman Jenis dan Pola Distribusi Nepenthes spp di Gunung Semahung Kecamatan Sengah Temila Kabupaten Landak

POPULASI BEKANTAN Nasalis larvatus, WURM DI KAWASAN HUTAN SUNGAI KEPULUK DESA PEMATANG GADUNG KABUPATEN KETAPANG KALIMANTAN BARAT

III. METODE PENELITIAN

Keyword : Birds, Inventory, Mackinnon Method, Relative of Abundance.

KEANEKARAGAMAN JENIS BURUNG PADA HABITAT TERBUKA DAN TERTUTUP DI KAWASAN TAMAN NASIONAL GUNUNG LEUSER PROVINSI SUMATERA UTARA

TINJAUAN PUSTAKA. Menurut MacKinnon dkk. (2010), burung rangkong diklasifikasikan sebagai

I. PENDAHULUAN. Indonesia memiliki 1539 spesies burung atau 17% dari jumlah seluruh spesies

I. PENDAHULUAN. Siamang (Hylobates syndactylus) merupakan salah satu jenis primata penghuni

BIOKONSERVASI DI GUNUNG MADU PLANTATIONS LAMPUNG TENGAH INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. hutan hujan tropis yang tersebar di berbagai penjuru wilayah. Luasan hutan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia adalah negara kepulauan yang mencapai sekitar pulau. Perbedaan karakteristik antar pulau

BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

keadaan seimbang (Soerianegara dan Indrawan, 1998).

ABSTRAK JENIS DAN KERAPATAN BURUNG DI KAWASAN AGROPOLITAN KECAMATAN MANDASTANA KABUPATEN BARITO KUALA. Oleh: Zainal Husain, Dharmono, Kaspul

BAB III METODE PENELITIAN

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

STRUKTUR KOMUNITAS DAN STATUS PERLINDUNGAN BURUNG DI KEBUN RAYA PURWODADI, KABUPATEN PASURUAN

III. METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Kukang di Indonesia terdiri dari tiga spesies yaitu Nycticebus coucang

BAB III METODE PENELITIAN

KEANEKARAGAMAN JENIS BURUNG DI TAMAN HUTAN RAYA IR. H. DJUANDA, BANDUNG

Jenis-Jenis Burung yang Memanfaatkan Eurya acuminata DC Di Kampus Universitas Andalas Limau Manis, Padang

Peran Agroforest Kayu Manis (Cinnamamon burmanii) Terhadap Konservasi Burung di Taman Nasional Kerinci Seblat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN. rawa, hutan rawa, danau, dan sungai, serta berbagai ekosistem pesisir seperti hutan

BAB V PEMBAHASAN 5.1 Struktur Pekarangan

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

STRUKTUR KOMUNITAS MANGROVE DI DESA MARTAJASAH KABUPATEN BANGKALAN

BAB IV METODE PENELITIAN

KEANEKARAGAMAN JENIS BURUNG PADA BEBERAPA TIPE HABITAT DI HUTAN PENELITIAN DRAMAGA, BOGOR, JAWA BARAT ASEP SAEFULLAH

IV. KONDISI DAN GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. administratif berada di wilayah Kelurahan Kedaung Kecamatan Kemiling Kota

BAB V PROFIL SATWALIAR GUNUNG PULOSARI

I. PENDAHULUAN. Salah satu primata arboreal pemakan daun yang di temukan di Sumatera adalah

SUAKA ELANG: PUSAT PENDIDIKAN BERBASIS KONSERVASI BURUNG PEMANGSA

STUDI KEANEKARAGAMAN JENIS KANTONG SEMAR (NEPENTHES SPP) DI KAWASAN HUTAN BUKIT BELUAN KECAMATAN HULU GURUNG

BAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

EKOLOGI. KOMUNITAS bag. 2 TEMA 5. Program Studi Tadris Biologi Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Institut Agama Islam Negeri Jember

SEBARAN POHON PAKAN ORANGUTAN SUMATERA (Pongo abelii. Lesson,1827.) MENGGUNAKAN APLIKASI SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS SKRIPSI

IDENTIFIKASI JENIS KANTONG SEMAR (NEPENTHES SPP) DALAM KAWASAN TAMAN WISATA ALAM GUNUNG ASUANSANG KECAMATAN PALOH KABUPATEN SAMBAS

Keanekaragaman dan potensi daya tarik burung diurnal di siring sungai martapura, Banjarmasin. Azhar F N Bangiel. Abstrak

DAFTAR ISI. BAB III. LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS A. Landasan Teori B. Hipotesis... 18

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Populasi Monyet Ekor Panjang (Macaca fascicularis)

BAB IV METODE PENELITIAN

ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga BAB I PENDAHULUAN

JMHT Vol. XV, (2): 54-60, Agustus 2009 Artikel Ilmiah ISSN: X

Transkripsi:

STUDI KEANEKARAGAMAN JENIS BURUNG DIURNAL DI HUTAN SEBADAL TAMAN NASIONAL GUNUNG PALUNG KABUPATEN KAYONG UTARA (Study Of Diversity To Diurnal Birds In The Forest Of Sebadal On National Park Of Gunung Palung At Kabupaten Kayong Utara) Riyan hidayat, Slamet Rifanjani 1, Wahdina 2 Fakultas Kehutanan Universitas Tanjung pura Jl. Daya Nasional, Pontianak 78124 E-mail: riyanhidayat_ aja@yahoo.com Abstract This research was conducted by the reduced of birds species in the area of the forest caused by various factors such as clearing of the land by humans, hunt, and the other factor that impact to the destruction of nature habitat of various species of birds, therefore it could cause a reduction toward diversity of birds species. This research was conducted to find out the diversity of diurnal birds in the forest of sebadal on National Park of gunung palung in the village of gunung Sembilan in kecamatan sukadana at kabupaten kayong utara. This research was a descriptive study that by using direct observation method, Meanwhile the inventory technique that have used was path technique which combined with point count. The distance between point count was 200 mwith the number of lines created by 4 lanes which following the direction of the wind with path width 60 m with radiation was 30 m. Based on the result of the research, the researcher found that 40 species of diurnal birds with an individual average of 31. The average number of individuals that most widely found in the morning were 36 individuals, mean while in the afternoon were 27 individuals. Furthermore, The Calculation of dominance index from this research with score C=0,070 showed that in the forest of sebadal there was no species that dominate. And the result of the calculation of species diversity index with score H=1,663 showed that equally of species was medium. While the calculation of fairness type index with score E=0,451 showed that equally of species was medium. Keyword : Diversity, National Park of Gunung Palung, Sebadal Forest PENDAHULUAN Aves (burung) ialah sekelompok hewan yang bertulang belakang (vertebrata) yang unik, karena pada sebagian besar aves adalah binatang yang beradaptasi dengan kehidupan yang secara sempurna. Aves ialah hewan berdarah panas sama saja seperti mamalia, aves ini berkembnag biak dengan oviper (bertelur). sebagian besar hidup menetap, dan ada juga yang hidup berpindah-pindah tempat (Bitar, 2016). Seiring dengan perkembangan waktu, jumlah spesies burung yang terdapat di dalam habitatnya semakin berkurang. Hal ini disebabkan berbagai macam faktor seperti, pembukaan lahan yang menyababkan habitat burung menjadi terancam, selain itu kegiatan perburuan yang dilakukan juga mengancam populasi burung di habitatnya, serta faktor-faktor lain yang berpotensi mengganggu keberadaannya di alam. 696

Habitat burung meliputi hutan tropis, rawa-rawa, padang rumput, pesisir pantai, tengah lautan, gua-gua batu, perumahan, bahkan di wilayah perkotaan (Kuswanda, 2010). Hutan semak belukar merupakan salah satu habitat tempat tinggal berbagai jenis burung. Faktor yang dapat menentukan keberadaan burung adalah ketersediaan bahan makanan, tempat beristirahat dan berkembang biak, tempat bermain, bersarang, dan dapat dijadikan sebagai tempat berlindung yang aman bagi burung tersebut. Hutan Sebadal adalah bagian dari kawasan konservasi TNGP yang berfungsi sebagai pengawetan keanekaragaman jenis tumbuhan dan satwa, khusus nya satwa liar burung yang mana agar tidak terjadinya penangkapan secara ilegal oleh masyarakat setempat bahkan orang dari luar. Hutan Sebadal ini memiliki batasan yang dikelilingi oleh Hutan Air Pinang, Hutan Mendala, Hutan Begajang (Batu Teritip). Luasan Hutan Sebadal ini belum diketahui secara pasti oleh pihak TNGP, dan di Hutan Sebadal ini belum ada informasi tentang penelitian burung, sehingga belum diketahui dengan pasti jenis-jenis burung yang hidup di hutan tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keanekaragaman jenis burung diurnal yang terdapat di Hutan Sebadal Taman Nasional Gunung Palung Desa Gunung Sembilan Kecamatan Sukadana Kabupaten Kayong Utara. Sedangkan manfaat yang diharapkan agar dapat memberikan data dan informasi tentang keanekaragaman jenis burung diurnal yang terdapat pada Hutan Sebadal TNGP Desa Gunung Sembilan Kecamatan Sukadana Kabupaten Kayong Utara. METODE PENELITIAN Lokasi penelitian termasuk didalam wilayah Taman Nasional Gunung Palung yaitu terletak dihutan Sebadal Kabupaten Kayong Utara dengan waktu penelitian sekitar 4 minggu yang dilakukan dari tanggal 16 Juni s.d 12 Juli 2016. Objek dalam penelitian ini adalah satwa liar burung diurnal. Penelitian ini bersifat deskriptif dengan metode observasi lapangan. Teknik inventarisasi yang digunakan adalah teknik jalur yang dikombinasikan dengan titik hitung. Teknik titik hitung dilakukan dengan cara berjalan kesuatu tempat tertentu, memberi tanda dan selanjutnya mencatat semua jenis burung diurnal yang ditemukan didalam jangka waktu yang telah ditentukan yaitu maksimal 20 menit sebelum berjalan ketitik selanjutnya. Jarak antara titik hitung yaitu 200 m, banyak jalur yang dilakukan sebanyak 4 jalur yang memotong arah mata angin. Sedangkan untuk panjang jalur disesuaikan pada lokasi pengamatan. Lebar jalur pengamatan 60 m (30 m ke kanandan 30 m kekiri).pengamatan dilakukan satu jalur perharinya dengan menggunakan 3 kali ulangan setiap jalurnya. 697

Gambar 1. Skema Jalur Pengamatan (Scheme of transect) di Hutan Sebadal. Waktu pengamatan disesuaikan dengan waktu aktifitas satwa, yaitu pada pagi hari dimulai pukul 06.00 10.00 WIB, dilanjutkan sore hari pada pukul 13.30 17.30 WIB. Pengamatan dilakukan pada satu jalur dalam satu hari. Data yang di kumpulkan meliputi jenis, jumlah serta lokasi dimana jenis burung sering berada (puncak pohon, cabang pohon, semak atau permukaan tanah). Burung yang terlihat di identifikasi dengan melihat ukuran,warna bulu, bentuk, ukuran serta ciri-ciri lainnya dengan menggunakan buku panduan lapangan dan buku panduan pengenal burung setempat. Analisis jenis burung yang terdapat dalam komunitas digunakan rumus Odum (1983) sebagai berikut : 1) Indeks dominansi (Simpson s Index) / (C) Indeks dominansi yaitu suatu indeks yang digunakan untuk memperoleh informasi mengenai jenis burung yang mendominasi di suatu komunitas pada tiap habitat. Rumus indeks dominasi sebagai berikut: C = ( ni N )2 Dimana : ni = Jumlah Individu Suatu Jenis N = Jumlah Individu Seluruh Jenis 2) Indeks keanekaragaman jenis (shannon-wiener deversity index) Indeks keanekaragaman jenis yaitu suatu indeks yang digunakan untuk mengetahui keragaman suatu satwa yang terdapat di tempat penelitian. Data keanekaragaman jenis burung dihitung dengan menggunakan indeks 698

keanekaragaman Shannon-Wiener (H )dengan rumus sebagai berikut: Indeks Shannon-Wiener (H ) digunakan untuk menghitung keanekaragaman jenis burung. H = n i=1 pi ln pi Dengan pi = burungspesieske i totalburung Dimana : H = Indeks keanekaragaman jenis pi = Proporsi individu suatu spesies terhadap keseluruhan individu yang dijumpai ln = Logaritma natural 3) Indeks kemerataan (Pielou s Evenness Index) / (E) Indeks Kemerataan berfungsi untuk mengetahui kemerataan setiap jenis dalam setiap komunitas yang dijumpai. Indeks kemerataan dihitung menggunakan rumus sebagai berikut : E = H InS Dimana : E = Indeks kemerataan H = Indeks Keanekaragaman Shannon- Wiener(H ) S = Total Jumlah HASIL DAN PEMBAHASAN Komposisi jenis burung diurnal yang ditemui di kawasan Hutan Sebadal Taman Nasional Gunung Palung Kabupaten Kayong Utara dapat dilihat pada Tabel berikut ini. 699

Tabel 1. Jenis Burung yang ditemui di Hutan Sebadal (Bird species found in the Sebadal forest) No Jenis Burung Nama Lokal Nama Ilmiah Family Ordo 1 Elang Ular Bido Burung Elang* Spilornis cheela Accipitridae Accipitriformes 2 Delimuka Zamrud Burung Kebenat Chalcophaps indica Columbidae Passeriformes 3 Serindit Melayu Burung Serindit Loriculus galgulus Psittacidae Passeriformes 4 Kedalan Selaya Burung Indak* Phaenicophaeus chlorophaeus Ciculidae Cuculiformes 5 Kedalan Birah Burung Indak* Phaenicophaeus curvirostris Ciculidae Cuculiformes 6 Rangkong Badak Burung Enggang* Buceros rhinoceros Bucerotidae Coraciiformes 7 Julang Emas Burung Begok* Aceros undulatus Bucerotidae Coraciiformes 8 Enggang Klihingan Burung Mati Sekawan* Anorrhinus galeritus Bucerotidae Coraciiformes 9 Takur Warna Warni Burung Cegok* Megalaima mystacophanos Ramphastidae Piciformes 10 Takur Topi Emas Burung Cegok* Megalaima henridi Ramphastidae Piciformes 11 Takur Leher Hitam Burung Cegok* Megalaima eximia Ramphastidae Piciformes 12 Takur Ampis Burung Cegok* Calorhamphus fuliginosus Megalaimidae Piciformes 13 Takur Gunung Burung Cegok* Megalaima monticola Ramphastidae Piciformes 14 Pelatuk Besi Burung Pelatuk* Dinopium javanense Picidae Piciformes 15 Caladi Batu Burung Pelatuk* Meiglyptes tristis Picidae Piciformes 16 Sempur Hujan Darat Burung Pipit Hutan Eurylaimus ochromalus Eurylaimidae Passeriformes 17 Sempur Hujan Rimba Burung Pipit Hutan Eurylaimus javanicus Eurylaimidae Passeriformes 18 Sepah Hutan Burung Merah Pericrocotus flammeus Campephagidae Passeriformes 19 Cica Daun Kecil Burung Cak Ranting Chloropsis cyanopogon Chloropsidae Passeriformes 20 Merbah Cerukcuk Burung Merbak Pycnonotus goiavier Pycnonotidae Passeriformes 21 Merbah Mata Merah Burung Merbak Pycnonotus brunneus Pycnonotidae Passeriformes 22 Merbah Belukar Burung Merbak Pycnonotus plumosus Pycnonotidae Passeriformes 23 Merbah Corok-Corok Burung Merbak Pycnonotus simplex Pycnonotidae Passeriformes 24 Tepus Tunggur Merah Burung Merbak Tanah Strachyris maculata Timaliidae Passeriformes 25 Merbah Gunung Burung Merbak Pycnonotus flavescens Pycnonotidae Passeriformes 26 Tepus Kepala Kelabu Burung Merbak Tanah Strachyris poliocephala Timaliidae Passeriformes 27 Cinenen Merah Burung Ceriak Orthotomus sericeus Sylviidae Passeriformes 28 Cinenen Kelabu Burung Ceriak Orthoromus nificeps Sylviidae Passeriformes 29 Cinenen Gunung Burung Ceriak Orthotomus cuculatus Sylviidae Passeriformes 30 Pijantung Kecil Burung Isap Madu* Arachnothera longirostra Nectariniidae Passeriformes 31 Pijantung Kampung Burung Isap Madu* Arachnothera crassirostris Nectariniidae Passeriformes 32 Burung Madu Polos Burung Isap Madu* Anthreptes simplex Nectariniidae Passeriformes 33 Burung Madu Rimba Burung Isap Madu* Hypogramma hypogrammicum Nectariniidae Passeriformes 34 Burung Madu Srigunti Burung Isap Madu* Nectarinia jugularis Nectariniidae Passeriformes 35 Cabai Merah Burung Cicit Dicaeum chrysorrheum Dicaeidae Passeriformes 36 Cabai Bunga Api Burung Cicit Dicaeum trigonostigma Dicaeidae Passeriformes 37 Cabai Polos Burung Cicit Dicaeum concolor Dicaeidae Passeriformes 38 Kancilan Kalimantan Burung Cicit Pachycephala hypoxantha Pachycephalidae Passeriformes 39 Bondol Kalimantan Burung Pipit Lonchura fuscans Estrilididae Passeriformes 40 Bondol Rawa Burung Pipit Lonchura malacca Estrilididae Passeriformes Sumber : Pengolahan Data Hasil Survey Lapangan di Kawasan Hutan Sebadal Tahun 2016 Keterangan : * Spesies yang dilindungi Berdasarkan hasil pengamatan langsung di lapangan yang tertuang dalam bentuk tabel diatas pada bagian hasil terdapat ordo yang paling banyak ditemukan adalah ordo Passeriformes dengan jumlah jenis sebanyak 27 jenis 700

burung. ordo Coraciiformes sebanyak 3 Buceros rhinoceros, Aceros undulatus, jenis burung, ordo Cuciliformes Anorrhinus galeritus, 1 dari kelompok sebanyak 2 jenis burung, untuk ordo Piciformes sebanyak 7 jenis burung, Sedangkan ordo yang paling sedikit yaitu ordo Accipitriformes sebanyak 1 jenis burung. burung pelatuk Meiglyptes tristis,1 dari kelompok burung elang Spilornis cheela dan 2 dari kelompok burung cegok Megalaima mystacophanos, Megalaima henricii. Berdasarkan data Balai Taman Berdasarkan dari tabel diatas Nasional Gunung palung (2014), ada tersebut dapat diketahui jumlah jenis beberapa jenis burung yang dilindungi burung yang ditemui di lapangan di area Taman Nasional Gunung Palung, ternyata juga ditemukan di Hutan Sebadal, diantaranya dari kelompok burung enggang ada 3 sebagai berikut: terdapat 40 jenis burung diurnal. Dari jenis yang ditemukan diatas terdapat beberapa jenis burung yang dilindungi, dapat dilihat pada Tabel berikut ini. Tabel 2. Jenis Burung yang dilindungi di Hutan Sebadal (Protected bird species in the Sebadal forest) No Jenis Burung Nama Ilmiah Status Perlindungan PP CITES IUCN 1 Rangkong badak Buceros rhinoceros A Appendik II NT 2 Jalung emas Aceros undulatus A LC 3 Takur warna warni Megalaima mystacophanos A NT 4 Takur topi emas Megalaima henridi A LC 5 Takur leher hitam Megalaima eximia A LC 6 Takur ampis Calorhamphus fuliginosus A LC 7 Caladi batu Meiglyptes tristis A LC 8 Pelatuk besi Dinopium javanense A LC 9 Kedalan selaya Phaenicophaeus chlorophaeus A LC 10 Kedalan birah Phaenicophaeus curvirostris A LC 11 Takur gunung Megalaima monticola A LC 12 Elang ular bido Spilornis cheela A Appendik II NT 13 Enggang klihingan Anorrhinus galeritus A Appendik II NT 14 Pijantung kecil Arachnothera longirostra A LC 15 Pijantung kampung Arachnothera crassirostris A LC 16 Burung madu polos Anthreptes simplex A LC 17 Burung madu rimba Hypogramma hypogrammicum A LC 18 Burung madu srigunti Nectarinia jugularis A LC Sumber : Pengolahan Data Hasil Survey Lapangan di Kawasan Hutan Sebadal Tahun 2016 Keterangan : LC = Least Concern (Berisiko Rendah) NT = Near Threatened (Hampir Terancam Punah) A = Dilindungi berdasarkan PP no 7 tahun 1999 Appendik II = Jenis yang statusnya tidak terancam punah, tetapi mungkin akan terancam punah apabila perdagangan terus berlanjut tanpa adanya pengaturan. 701

Dari tabel diatas terdapat 18 jenis burung dilindungi berdasarkan PP No 7 tahun 1999, dan menurut CITES yang termasuk kedalam Appendik II ada 3 jenis burung yang dilindungi. Sedangkan menurut IUCN juga terdapat 18 jenis yang dilindungi, pada IUCN tersebut ada yang termasuk dalam golongan NT Near Threatened (Hampir Terancam Punah) dan LC Least Concern (Berisiko Rendah). Hasil penghitungan indeks dominasi jenis burung diurnal pada kawasan hutan sebadalmemiliki nilai C= 0,070. Berdasarkan dari nilai tersebut, tercatat bahwa tidak ada spesies yang mendominasi spesies lain. Hal ini menunjukkan bahwa struktur jenis burung diurnal di kawasan Hutan Sebadal menunjukkan keadaan stabil. Penghitungan indeks keanekaragaman jenis bururng diurnal pada kawasan hutan sebadal memiliki nilai H'= 1,663. Berdasarkan nilai indeks keanekaragaman tersebut, dapat disimpulkan bahwa keanekaragaman jenis burung di Hutan Sebadal sedang. Hasil penghitungan indeks kemerataan jenis burung diurnal pada kawasan hutan sebadal terdapat indeks kemerataan jenis (E) dengan nilai E = 0,451 Berdasarkan nilai tersebut maka kemerataan jenis (E) pada Hutan Sebadal memiliki kemerataan sedang, yang menandakan bahwa didalam komunitasnya cukup stabil. KESIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan dari hasil penelitian dan uraian pembahasan serta tujuan dan manfaat penelitian, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : 1) Keanekaragaman jenis burung diurnal di Hutan Sebadal Taman Nasional Gunung Palung ditemukan 40 jenis yang masuk ke dalam 17 family dan 4 ordo dengan total jumlah individu sebanyak 110 individu. 2) Ordo yang paling banyak ditemukan adalah ordo Passeriformes dengan jumlah jenis sebanyak 27 jenis burung. Sedangkan ordo yang paling sedikit ditemukan adalah ordo Coraciiformes dan Cuculiformes dengan jumlah jenis yang ditemui di lapangan masing-masing 2 jenis burung diurnal. 3) Berdasarkan perhitungan indeks dominasi, keanekaragaman jenis dan kemerataan jenis, menunjukan struktur jenis dalam keadaan stabil dengan kemerataan dan keanekaragaman jenis sedang. Saran yang dapat diusulkan berdasarkan hasil penelitian ini adalah: 1) Perlu adanya perhatian yang lebih serius dari pihak yang terkait dalam pengelolaan kawasan hutan, terutama dalam hal pelestarian habitat burung. Serta pemberian tata batas kawasan konservasi dengan kawasan pemukiman dan perkebunan oleh masyarakat sekitar hutan sebadal. 2) Pemberitahuan dan pendampingan terhadap masyarakat sekitar kawasan tentang pentingnya perlindungan burung dan habitatnya, terutama bagi para pemburu burung dikawasan 702

tersebut sehingga keanekaragaman jenis burung yang ada dapat terjaga DAFTAR PUSTAKA Balai Taman Nasional Gunung Palung 2014, Daftar nama burung yang ditemukan di Taman Nasional Gunung Palung. Bitar, 2016. Pengertian, Ciri Dan Klasifikasi Aves (Burung) Beserta Contohnya Terlengka. http://www.gurupendidikan.com Kuswanda W. 2010. Pengaruh Komposisi Tumbuhan Terhadap Populasi Burung Di Taman Nasional Batang Gadis, Sumatera Utara. Jurnal Penelitian Hutan dan Konservasi Alam. 7 (2) : 193-213. Odum, Eugene P. 1983. Basic Ecology, Sauders College Publishing Holt Saunders, Japan. 703