BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Air merupakan senyawa kimia yang sangat penting bagi kehidupan makhluk hidup di bumi ini. Fungsi air bagi kehidupan tidak dapat digantikan oleh senyawa lain. Penggunaan air yang utama dan sangat vital bagi kehidupan adalah sebagai air minum. Hal ini terutama untuk mencukupi kebutuhan air di dalam tubuh manusia itu sendiri. Kehilangan air untuk 15% dari berat badan dapat mengakibatkan kematian yang diakibatkan oleh dehidrasi. Karenanya orang dewasa perlu meminum minimal sebanyak 1,5 2 liter air sehari untuk keseimbangan dalam tubuh dan membantu proses metabolisme (Slamet, 2007). Di dalam tubuh manusia, air diperlukan untuk transportasi zat zat makanan dalam bentuk larutan dan melarutkan berbagai jenis zat yang diperlukan tubuh. Misalnya untuk melarutkan oksigen sebelum memasuki pembuluh-pembuluh darah yang ada disekitar alveoli (Mulia, 2005). Menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI. No. 416 / MENKES / PER / 1990, tentang syarat-syarat kualitas air disebutkan bahwa air bersih adalah air yang digunakan untuk keperluan sehari-hari yang kualitasnya memenuhi syarat kesehatan dan dapat diminum apabila setelah dimasak. Persyaratan air bersih yang dimaksud adalah persyaratan mikrobiologis, fisik, kimia dan radioaktif (Pramitasari,2007). Peningkatan kuantitas air adalah merupakan syarat kedua setelah kualitas, karena semakin maju taraf hidup seseorang, maka akan semakin tinggi pula tingkat kebutuhan air dari masyarakat tersebut. Untuk keperluan minum, dibutuhkan air rata-rata sebanyak 5 liter/hari, sedangkan secara keseluruhan kebutuhan air untuk rumah tangga masyarakat Indonesia diperkirakan sebesar 60 liter/hari. Kebutuhan air negara-negara yang sudah maju akan lebih besar dari kebutuhan air untuk negara-negara yang sedang berkembang (Totok Sutrisno, 2006).
Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) mengemban tugas pokok melaksanakan pengelolaan dan pelayanan air bersih untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat sesuai dengan Undang-Undang No. 32 tahun 2004, tentang Pemerintahan Daerah. Sebagai salah satu perusahaan milik daerah, harus mengupayakan untuk dapat menunjang terwujudnya misi dan fungsi yang diemban maka pengelolaan sistem air minum harus dilakukan dengan baik dan benar serta harus memenuhi kaidah-kaidah teknis dan ekonomis sesuai dengan standar kriteria yang telah ditentukan. Pada Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM), chlorin banyak digunakan sebagai desinfektan karena chlorin sangat efektif membasmi spora dan residu chlorin mudah diukur. Residu chlor (sisa chlor) harus dapat terdeteksi untuk memastikan bahwa chlorinasi telah berlangsung dengan baik. Residu chlorin pun harus diukur karena residu yang terlalu tinggi dianggap membahayakan kesehatan dan juga menyebabkan korosif pada peralatan besi. Atau penyebab kebocoran pada pengalengan, sedangkan bila terlalu rendah tidak efektif sebagai desinfektan (Slamet, 1994). Zat chlorin jika bereaksi dengan senyawa organik akan membentuk suatu senyawa bersifat toksik seperti dioksin. Dioksin adalah senyawa organik yang sukar terdegradasi dan konsentrasinya akan berlipat ganda jika masuk ke dalam rantai makanan karena adanya proses biomagnifikasi sehingga akan menyebabkan gangguan kesehatan seperti kanker (Rini, 2006). Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) merupakan suatu instansi dari pemerintah daerah yang bertanggung jawab dalam pengolahan pelayanan air bersih bagi masyarakat. Di PDAM Kabupaten Magetan, untuk sumber air bakunya berasal dari sumber mata air di lereng gunung lawu, yang secara grafitasi dialirkan ke wilayah hunian di perkotaan dan pedesaan. Di PDAM Kabupaten Magetan memiliki beberapa sumber air, salah satunya adalah Sumber Mudal. Di Sumber Mudal, sebelum air
tersebut didistribusikan ke konsumen, terlebih dahulu air dialirkan ke bak Tandon Air ( BTA ). Bak Tandon Air digunakan sebagai penampungan air dari sumber untuk dilakukan pengolahan air yaitu chlorinasi. Adapun sistem chlorinasi tersebut dengan cara membubuhkan kaporit ke dalam bak chlorinasi. Pembubuhan kaporit tersebut digunakan untuk membunuh bakteri patogen dalam air sebelum didistribusikan ke konsumen. Jika di sumber mata air tersebut ada proses chlorinasi maka akan ada sisa chlor di dalam air yang mengalir pada pipa jaringan / distribusi. Menurut Permenkes RI No. 416/MENKES/PER/IX/1990 sisa chlor pada distribusi air 0,2 mg/l 0,5 mg/l. Hampir seluruh masyarakat Magetan memanfaatkan air bersih dari PDAM Magetan terutama air yang berasal dari Sumber Mudal, maka perlu adanya suatu upaya untuk mengetahui kadar sisa chlor mulai dari tempat pembubuhan chlorinasi hingga ke konsumen air. Berdasarkan latar belakang diatas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul STUDI TENTANG GAMBARAN KADAR SISA CHLOR PADA JARINGAN PIPA DISTRIBUSI BTA TERUNG BARU PDAM MAGETAN TAHUN 2016. B. Identifikasi dan Pembatasan Masalah 1. Identifikasi Masalah a. Pada titik 0 meter atau pada Bak Tandon Air penambahan kaporit dilakukan 2 kali dalam seminggu dan tidak adanya perhitungan DSC sebelum penambahan b. Chlorin sering digunakan atau ditambahkan dalam pengelolaan air bersih sebagai bahan untuk membunuh bakteri patogen dalam air c. Residu chlorin yang terlalu tinggi dianggap membahayakan kesehatan 2. Batasan Masalah Dalam penelitian ini dibatasi pada kadar sisa chlor pada jaringan pipa distribusi BTA Terung Baru PDAM Magetan tahun 2016.
C. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut : Bagaimanakah kadar sisa chlor pada jaringan pipa distribusi BTA Terung Baru PDAM Magetan tahun 2016? D. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Untuk mengetahui kadar sisa chlor pada jaringan pipa distribusi BTA Terung Baru PDAM Magetan tahun 2016. 2. Tujuan Khusus a. Menghitung kebutuhan chlor yang dibubuhkan di BTA Terung Baru PDAM Magetan b. Mengukur kadar sisa chlor pada air di bak chlorinasi BTA Terung Baru PDAM Magetan c. Mengukur kadar sisa chlor pada air di jarak ± 300 meter (konsumen terdekat) dengan BTA Terung Baru PDAM Magetan d. Mengukur kadar sisa chlor pada air di jarak ± 1500 meter dengan BTA Terung Baru PDAM Magetan e. Mengukur kadar sisa chlor pada air di jarak ± 2800 meter (konsumen terjauh) dengan BTA Terung Baru PDAM Magetan E. Manfaat Penelitian 1. Bagi Penulis Dapat menambah pengetahuan dan keterampilan dalam penerapan di lapangan tentang penyediaan air bersih 2. Bagi PDAM Sebagai bahan rekomendasi bagi PDAM Kabupaten Magetan, sehingga dapat meningkatkan kualitas pelayanan air bersih 3. Bagi Peneliti Lain Sebagai referensi dan informasi peneliti untuk melakukan pengembangan penelitian selanjutnya.
4. Bagi Institusi Sebagai bahan untuk studi pustaka.