BAB I PENDAHULUAN. membina kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai di dalam masyarakat dan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. M. Ngalim Purwanto, Ilmu Pendidikan Teoritis dan Praktis, PT Remaja Rosdakarya, Bandung, 2009, hlm

BAB I PENDAHULUAN. religiusitas dalam kehidupan manusia. Temuan-temuan empiric dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. untuk memajukan kesejahteraan bangsa. Pendidikan adalah proses pembinaan

BAB I PENDAHULUAN. Implementasi Kurukulum 2013 Pada Pembelajaran PAI Dan Budi Pekerti

BAB I PENDAHULUAN. globalisasi seperti sekarang ini akan membawa dampak diberbagai bidang

BAB I PENDAHULUAN. muda untuk memperoleh serta meningkatkan pengetahuannya. suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

I. PENDAHULUAN. yang mana didalamnya terdapat pembelajaran tentang tingkah laku, norma

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Upaya mewujudkan pendidikan karakter di Indonesia yang telah

BAB I PENDAHULUAN. hidup yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan individu.

BAB I PENDAHULUAN. kalangan ilmuwan khususnya para ahli pendidikan. Hal ini karena pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. antara lain pemerintah, guru, sarana prasarana, dan peserta didik itu sendiri.

BAB I PENDAHULUAN. sebagai sesuatu yang penting dan utama dalam konteks pembangunan bangsa

BAB I PENDAHULUAN. keberhasilan suatu bangsa. Dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun Negara yang demokratis, serta bertanggung jawab.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. membutuhkan sumber daya manusia yang dapat diandalkan. Pembangunan manusia

BAB I PENDAHULUAN. mencerdaskan kehidupan bangsa juga sekaligus meningkatkan harkat dan. peningkatan kehidupan manusia ke arah yang sempurna.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dan Pembukaan UUD 1945 dilatarbelakangi oleh realita permasalahan kebangsaan

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Akuntansi. Disusun Oleh :

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan tentu Negara akan lemah dan hancur. Sikap dan tingkah laku. dan membentuk sikap, moral serta pribadi anak.

BAB I PENDAHULUAN. memperoleh kesempatan untuk mengembangkan potensi yang dimilikinya

BAB I PENDAHULUAN. sangat dianjurkan pelaksanaannya oleh Allah SWT. Islam juga memerintah

BAB I PENDAHULUAN. pemahaman yang mereka miliki dan mereka butuhkan.

BAB I PENDAHULUAN. generasi mendatang. Dengan pendidikan diharapkan dapat menghasilkan. pendidikan itu merupakan suatu tuntutan dan keharusan.

BAB I PENDAHULUHAN. untuk mengenal Allah swt dan melakukan ajaran-nya. Dengan kata lain,

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual. tertuang dalam sistem pendidikan yang dirumuskan dalam dasar-dasar

kognitif (intelektual), dan masyarakat sebagai psikomotorik.

BAB I PENDAHULUAN. hidup (life skill atau life competency) yang sesuai dengan lingkungan kehidupan. dan kebutuhan peserta didik (Mulyasa, 2013:5).

BAB I PENDAHULUAN. produktif. Di sisi lain, pendidikan dipercayai sebagai wahana perluasan akses.

BAB I PENDAHULUAN. Kode etik adalah norma-norma yang mengatur tingkah laku seseorang

BAB I PENDAHULUAN. belum lagi ditemukan pada saat arus globalisasi dan Era pasar bebas terus

A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan tujuan pendidikan nasional tersebut, maka menjadi. pemerintah, masyarakat, maupun keluarga. Namun demikian, pemerintah

BAB I PENDAHULUAN. dijangkau dengan sangat mudah. Adanya media-media elektronik sebagai alat

BAB I PENDAHULUAN. adanya perhatian pemerintah terhadap pendidikan, antara lain : disahkannya UU

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. Bangsa Indonesia adalah bangsa yang sedang berkembang, maka pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Islam yang akan menjadikan pendidikan berkualitas, individu-individu yang

BAB I PENDAHULUAN. sebagai pribadi maupun bagian dari masyarakat serta memiliki nilai-nilai moral

BAB I PENDAHULUAN. tertentu termasuk pendidikan yang ada di Indonesia. Tujuan pendidikan di

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu wadah yang didalamnya terdapat suatu

BAB I PENDAHULUAN. kedudukan yang sangat strategis dalam seluruh aspek kegiatan pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah makhluk individu dan makhluk sosial. maksud bahwa manusia bagaimanapun juga tidak bisa terlepas dari individu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Guru merupakan pendidik di sekolah yang menjalankan tugas

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Mempelajari pendidikan Islam sangat penting bagi kehidupan setiap. muslim karena pendidikan merupakan suatu usaha yang membentuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan sistem dan cara meningkatkan kualitas

PENGARUH AKTIVITAS BELAJAR SISWA DAN PARTISIPASI DALAM. KEGIATAN OSIS TERHADAP PRESTASI BELAJAR PKn PADA SISWA

BAB I PENDAHULUAN. semua pihak terhadap pendidikan anak-anak, karena anak adalah amanah yang

BAB I PENDAHULUAN. sikap, perilaku, intelektual serta karakter manusia. Menurut Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN. negara yang demokratis serta bertanggung jawab. 2

BAB I PENDAHULUAN. mengalami proses pendidikan yang didapat dari orang tua, masyarakat maupun

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan dan perkembangan individu dan masyarakat serta melibatkan

faktor eksternal. Berjalannya suatu pendidikan harus didukung oleh unsur-unsur pendidikan itu sendiri. Unsur-unsur pendidikan tersebut adalah siswa,

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan hal yang sangat penting karena itu merupakan kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. sosial, sistem hukum yang tidak tebang pilih, pengayoman dan perlindungan keamanan, dan hak

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. IPS adalah bidang studi yang mempelajari, menelaah, menganalisis gejala

BAB I PENDAHULUAN. secara adil dan makmur, maka diperlukan suatu pendidikan. Hal ini. ditegaskan pada pembukaan Undang-Undang Dasar Tahun 1945 yang

PELAKSANAAN PENGAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DALAM UPAYA PEMBENTUKAN WAWASAN KEBANGSAAN PADA SISWA KELAS VIII SMP MUHAMMADIYAH 4 DELANGGU

BAB I PENDAHULUAN. Sekretaris Jenderal MPR-RI, Undang-Undang Dasar 1945, Sekjen MPR-RI, Jakarta, hlm. 5 2

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah pembelajaran pengetahuan, keterampilan, dan

BAB I PENDAHULUAN. diberikan oleh orang dewasa untuk mencapai kedewasaan. Henderson dalam Djumhur

BAB I PENDAHULUAN. Problem kemerosotan moral akhir-akhir ini menjangkit pada sebagian

PENERAPAN KONSEP PEMBELAJARAN HOLISTIK DI SEKOLAH DASAR ISLAM RAUDLATUL JANNAH WARU SIDOARJO PADA MATERI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

BAB I PENDAHULUAN. yang berkualitas dan mampu menghasilkan produk-produk yang unggul, maka mutu

BAB I PENDAHULUAN. tentu tidak dapat dipisahkan dari semua upaya yang harus dilakukan untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

BAB I PENDAHULUAN. Artinya: bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang Menciptakan, Dia telah. kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan wahana yang penting dalam upaya meningkatkan

PENERAPAN KURIKULUM BERBASIS KOMPETENSI MATA PELAJARAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA KELAS XI SMK MUHAMMADIYAH 3 SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. penanaman akhlakul karimah, pembiasaan-pembiasaan atau keterampilan peserta

BAB I PENDAHULUAN. tahun dan 9 tahun. Anak-anak yang bersekolah di tingkat Sekolah Dasar (dan

BAB I PENDAHULUAN. anak agar mempunyai sifat dan tabiat sesuai cita-cita pendidik. 1

2015 PEMBELAJARAN PAI PADA PROGRAM AKSELERASI DI SD AR-RAFI BALEENDAH

BAB I PENDAHULUAN. Pasal 3 Undang-undang RI nomor 20 tahun 2003 (Burhanuddin, 2007: 82), mengungkapkan bahwa:

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan bagi kehidupan manusia merupakan kebutuhan mutlak yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam kehidupan suatu negara, pendidikan memiliki peran strategis dalam

I. PENDAHULUAN. Sekolah menyelenggarakan proses pembelajaran untuk membimbing, mendidik,

BAB I PENDAHULUAN. terbentuknya kepribadian yang bulat dan utuh sebagai manusia individual dan

BAB I PENDAHULUAN. Dunia pendidikan saat ini telah menjadi perhatian yang sangat besar

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. sampai mencapai kedewasaan masing-masing adalah pendidikan. Pengalaman

BAB I PENDAHULUAN. didik, sehingga menghasilkan peserta didik yang pintar tetapi tidak

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Pendidikan pada hakekatnya merupakan suatu upaya mewariskan

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945

BAB I PENDAHULUAN. dikenang sepanjang masa, sejarah akan menulis dikemudian hari. Di sekolahsekolah. pelajaran umum maupun mata pelajaran khusus.

BAB I PENDAHULUAN. dan pengembangan potensi ilmiah yang ada pada diri manusia secara. terjadi. Dalam rangka pembangunan manusia Indonesia seutuhnya,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pendidikan dapat meningkatkan dan mengembangkan kualitas sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan sebagai upaya dasar yang dilakukan oleh keluarga, masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan manusia merupakan suatu kebutuhan mutlak yang harus dipenuhi

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan nasional termasuk didalamnya bidang pendidikan, itulah sebabnya

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran agar siswa secara aktif. yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan memegang peranan yang amat penting untuk menjamin

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu pekerjaan yang sangat kompleks dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. generasi muda bangsa. Kondisi ini sangat memprihatinkan sekaligus menjadi

BAB I PENDAHULUAN. 1 Zuhairi, dkk, Metodologi Pendidikan Agama (solo: Ramadhani, 1993), hal. 9.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan hal penting dalam sebuah kehidupan. Hasbullah mengatakan Pendidikan diartikan sebagai usaha manusia untuk membina kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai di dalam masyarakat dan kebudayaan. 1 Ini mengisyaratkan bahwa sebuah pendidikan merupakan suatu upaya dalam membentuk suatu kepribadian seseorang ke arah yang yang lebih baik, sehingga dengan pendidikan yang dimiliki itu bisa membina ukhuwah ketika kita hidup bermasyarakat. Pada hakekatnya pendidikan dalam konteks pembangunan nasional mempunyai beberapa fungsi diantaranya sebagai alat pemersatu bangsa, penyamaan kesempatan, dan pengembangan potensi diri. Pendidikan diharapkan dapat memperkuat keutuhan dan kesatuan bangsa, memberi kesempatan yang sama kepada setiap warga negara untuk berpartisipasi dalam pembangunan serta memungkinkan setiap warga negara untuk mengembangkan potensi yang dimilikinya secara optimal. Sebagaimana firman Allah SWT. yang tertuang dalam surat Al-Alaq ayat 1-5 yang berbunyi: 1 Hasbullah, Dasar-dasar Ilmu Pendidikan, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2005), hal. 1 1

2 Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu Yang menciptakan, Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Maha Pemurah, Yang mengajar (manusia) dengan perantaraan kalam. Dia mengajarkan kepada manusia apa yang tidak diketahuinya. (QS. Al- Alaq: 1-5) 2 Dari ayat di atas, jelas bahwa manusia itu diperintah untuk mencari dan menggali ilmu pengetahuan melalui pendidikan supaya tidak buta terhadap pengetahuan yang berkembang. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional merupakan dasar hukum penyelenggaraan dan reformasi sistem pendidikan nasional. Undang-undang tersebut memuat visi, misi, fungsi, dan tujuan pendidikan nasional, serta strategi pembangunan pendidikan nasional, untuk mewujudkan pendidikan yang bermutu, dan berdaya saing dalam kehidupan sosial. Bab I pasal 1 ayat 1 dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional (UUSPN) No 20 tahun 2003, menyebutkan bahwa; Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara. 3 Sedangkan Bab II pasal 3 menyebutkan bahwa; Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. 4 Undang-Undang RI ini mengamanatkan bahwa pendidikan diselenggarakan untuk membantu individu atau peserta didik dalam rangka mengembangkan potensi diri melalui proses pembelajaran yang 2 Departemen Agama RI, Al-Qur'an dan Terjemahnya (Jakarta: Yayasan Penyelenggara Penterjemah Al-Qur'an, 1983), hal. 1079 3 Undang-undang Republik Indonesia nomor 20 tahun 2003, Sistem Pendidikan Nasional, (Bandung : Fokus Media 2006), hal. 1 4 Ibid hal. 3

3 tersedia pada jalur, jenjang dan jenis pendidikan tertentu, agar kelak menjadi orang dan anggota masyarakat serta warga Negara yang baik sesuai dengan tujuan pendidikan Nasional, Tujuan pendidikan seperti yang dicita-citakan dalam Undang-Undang tersebut, maka setiap sekolah harus menyelenggarakan pendidikan sebagaimana yang telah diprogramkan. Program pendidikan dapat terselenggara dengan baik dan akan berhasil dengan sukses apabila program tersebut diimplementasikan sesuai dengan perencanaan strategis yang telah ditetapkan, seperti perencanaan pembiayaan, SDM, waktu, sarana dan prasarana, kurikulum dan sebagainya. Tanpa adanya perencanaan strategi yang baik dalam penyelenggaraan program pendidikan, maka kegiatan pendidikan tidak akan dapat berhasil dan sukses mencapai mutu dengan baik serta mencapai tujuan atau kualifikasi yang dicita-citakan atau sesuai visi dan misi sekolah tersebut maupun cita-cita masyarakat secara luas. Pada dasarnya secara substansial, makna, fungsi dan tujuan pendidikan Nasional seperti yang tertera di dalam Undang-Undang RI di atas tidak hanya sebatas pengembangan intelektual manusia semata. Artinya tidak hanya meningkatkan kecerdasan, melainkan mengembangkan seluruh aspek kehidupan manusia. Pembinanaan kepribadian dan akhlak manusia agar memiliki kecerdasan membangun kebudayaan masyarakat yang lebih baik dan mampu meningkatkan kesejahteraan hidupnya. Kepribadian dan akhlak mulia atau moral merupakan suatu yang sangat penting bagi kehidupan manusia. Sebab tanpa moral yang baik, maka kehidupan tak akan lagi ada maknanya bagi individu dan masyarakat. Bila suatu masyarakat telah rusak moral atau

4 kepribadian atau akhlaknya, maka ia tak akan lagi berarti bagi masyarakat dunia. Sebaliknya bila suatu masyarakat itu penduduknya bermoral atau beraklakul karimah, maka akan selalu berbuat sebaik-baiknya untuk diri dan masyarakatnya. Mereka akan senantiasa menjalankan amanah yang diberikan oleh masyarakat dengan penuh tanggung jawab. Mereka akan bekerja dan berusaha sebesar-besarnya tidak hanya untuk dirinya sendiri, tapi juga untuk kemakmuran masyarakat secara nyata. Dalam upaya membangun manusia Indonesia seutuhnya, pendidikan nasional bertujuan tidak hanya mencerdaskan intelektual peserta didik, tetapi lebih utama adalah membangun dan membina kepribadian dan akhlak mulia peserta didik agar menjadi manusia yang demokratis dan bertanggung jawab. Yang lebih menarik dari makna pendidikan tersebut adalah pendidikan bertujuan membentuk kepribadian yang berakhlakul karimah. Pendidikan agama islam yang memiliki tujuan utama Salah satu upaya untuk membentuk pendidikan, khususnya pada pembelajaran Pendidikan Agama Islam di sekolah-sekolah. Melihat hal tersebut menunjukkan bahwa pendidikan sangatlah penting bagi semua orang karena dengan adanya pelaksanaan pendidikan yang baik, nantinya bisa mengembangkan kemampuan atau potensi yang dimiliki seorang anak dan semua masyarakat bisa merasakan pendidikan khususnya bagi kaum yang kurang mampu, dengan melalui pendidikan agama pemerintah berupaya membina masyarakat agar taat kepada ajaran agama, sehingga masyarakat itu mempunyai keimanan yang kuat didalam dirinya. Selain hal itu dengan adanya

5 pendidikan yang baik maka sebuah masyarakat akan menjadi aman tentram karena semua masyarakat taat pada peraturan pemerintah yang berlaku Pendidikan Islam di Indonesia merupakan bagian integral yang tidak dapat terpisahkan dari sistem Pendidikan Nasional. Dengan demikian pendidikan agama islam sangat penting bagi kelangsungan hidup di dunia dan di akhirat. Pendidikan jugalah yang akan membuat pengetahuan manusia berkembang. Basyiruddin menjelaskan bahwa pendidikan agama Islam diartikan sebagai suatu kegiatan yang bertujuan untuk membentuk manusia agamis dengan menanamkan aqidah keimanan, amaliah dan budi pekerti atau akhlak yang terpuji untuk menjadi manusia yang taqwa kepada Allah SWT. 5 Dengan demikian, maka pendidikan agama sebagai salah satu mata pelajaran di sekolah dasar sampai perguruan tinggi memiliki peranan yang sangat strategis dan signifikan dalam pembentukan moral, akhlak dan etika bagi peserta didik. Sehingga sebuah kehidupan aman dan tentram dalam suatu masyarakat itu bisa terwujud. Pelaksanaan pendidikan agama Islam yang ada di Indonesia adalah pelaksanaan pendidikan agama Islam yang ada di sekolah-sekolah salah satunya adalah pelaksanaan pendidikan agama Islam yang ada di sekolah dasar. Dengan adanya pelaksanaan pendidikan agam Islam yang ada di sekolah dasar diharapkan peserta didik mampu mencapai tujuan pendidikan agama islam. 5 M. Basyiruddin Usman, Metodologi Pembelajaran Agama Islam, (Jakarta : Ciputat Pers, 2002), hal. 4

6 Sekolah sebagai salah satu organisasi atau institusi publik yang berkenaan dengan masalah pendidikan, harus mampu memberdayakan masyarakat secara luas. Dengan sistem pendidikannya, pembelajaran harus dikonseptualisasikan sebagai suatu usaha dan proses untuk pemberdayan masyarakat, khususnya peserta didik. Dan ini harus disadari dan diusahakan secara kolektif, yang perlu dilakukan oleh individu sendiri yang sedang belajar, keluarga dan masyarakat serta pemerintah dalam rangka melakukan investasi masa depan individu dan bangsa. Pendidikan nasional dengan demikian harus mampu menanamkan nilai-nilai kepada masyarakat umumnya dan peserta didik khususnya, agar memiliki sikap hidup yang toleran, saling mempercayai, sehingga pada akhirnya masyarakat kita memiliki kecakapan untuk hidup dalam berbagai bentuk pluralitas kehidupan. Proses pendidikan di sekolah tidak hanya mempersiapkan anak didik untuk mampu hidup dimasyarakat kini, tetapi mereka juga harus disiapkan untuk hidup di masyarakat dimasa mendatang yang semakin lama semakin sulit diprdiksi. Kesulitan mempridiksi karakteistik masyarakat masa mendatang disebabkan oleh kenyataan bahwa di era global ini perkembangan masyarakat tidak linier lagi. Perkembangan masyarakat penuh dengan lompatan-lompatan dan percepatan-percepatan dalam berbagai aspek kehidupan seiring dengan perkembangan IPTEK. Keberhasilan kita masa lalu belum tentu memiliki validitas untuk menangani dan menyelesaikan persoalan-persoalan kehidupan dan khususnya pendidikan masa kini dan masa yang akan dating.

7 Guru Pendidikan Agama Islam mempunyai tugas dan tanggung jawab yang sangat besar di sekolah yakni bagaimana membina dan mendidik siswanya melalui pendidikan agama Islam agar tujuan pendidikan agama islam itu dapat dimiliki dan diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Tugas tersebut memang berat sekali karena tanggung jawab mendidik dan membina anak bukan tanggung jawab seorang guru saja, tetapi orang tua juga mempunyai peran dalam memberikan pendidikan agama islam kepada anak. Guru merupakan orang yang bertanggung jawab terhadap perkembangan dan pendidikan anak didiknya atau dengan kata lain guru merupakan sumberdaya manusia yang sangat menentukan keberhasilan program pendidikan. Ia merupakan unsur manusiawi yang sangat dekat hubungannya dengan anak didik dalam pelaksanaan pendidikan sehari-hari di sekolah dan banyak menentukan keberhasilan anak didik dalam mencapai tujuan pendidikan. Pendidikan agama Islam akan berhasil tercapai oleh seorang guru jika mampu menetapkan tujuan, membuat perencanaan dan mampu memberi respon afektif terhadap stimulus dari luar dirinya. Namun, jika kita melihat banyak berita di televisi, maupun media cetak membiritakan kenakalan para remaja seperti perkelahian pelajar, tindakan kekerasan, premanisme, konsumsi minuman keras dan hal itu tidak sesuai dengan tujuan pendidikan agama islam. Dan yang baru-baru ini banyak diperbincangkan di media cetak dan elektronik ialah kasus geng motor yang telah menewaskan nyawa orang. Kasus ini bermula ketika sebuah truk tidak dapat melintasi jalan Pademangan

8 karena tertutup geng motor. PT DOK Bau Bahari, perusahaan pemilik truk itu, memiliki hubungan dengan salah seorang perwira Angkatan Laut. Setelah mendapat laporan penghadangan truk, Arifin Siri dan Albert Tabra diutus untuk menyelesaikan masalah. Namun Arifin malah tewas dikeroyok massa geng motor. Kecewa dengan penanganan polisi yang lambat, akhirnya mereka membentuk kelompok sendiri. 6 Melihat hal tersebut sangatlah berbanding terbalik dengan tujuan pendidikan islam yang bertujuan membentuk manusia agamis dengan menanamkan aqidah keimanan, amaliah dan budi pekerti atau akhlak yang terpuji. Padahal tujuan pelaksanaan pendidikan islam sangatlah penting salah satunya adalah meminimalisir kenakalan-kenakalan remaja yang semakin lama tidak terkendali, peran pelaksanaan pendidikan islam sangatlah penting guna menciptakan manusia yang berakhlak mulia. Dari pernyataan tersebut peneliti ingin mengkaji tentang implementasi Pendidikan Agama islam di SDN 1 Pakel Kabupaten Tulungagung tahun 2015/ 2016 B. Penegasan Istilah Untuk mempermudah dalam penulisan dan pembahasan penelitian yang akan peneliti lakukan, maka perlu adanya penegasan istilah dalam judul ini: 1. Secara konseptual Agar tidak terjadi kesalah pahaman tentang maksud judul penelitian ini, maka diperlukan penegasan istilah yang terdapat dalam judul penelitian. 6 http://www.tempo.co/read/news/2012/04/22/064398779/, diakses pada tanggal 29 November 2015, pukul 19: 07

9 Adapun penegasan istilah yang dimaksud dalam penelitian ini adalah: a. Implementasi Seperti yang dikatakan Fullan mendifinisikan implementasi sebagai suatu proses untuk melakukan sebuah ide, program atau seperangkat aktivitas baru dengan harapan orang lain dapat menerima dan melakukan perubahan. 7 b. Pendidikan agama islam Menurut Achmad Patoni Pendidikan agama islam ialah usaha untuk membimbing kearah pertumbuhan kepribadian peserta didik secara sistematis dan pragmatis supaya mereka hidup sesuai dengan ajaran Islam, sehingga terjalin kebahagiaan dunia dan akhirat. 8 2. Secara operasional Implementasi pendidikan agama Islam adalah suatu proses untuk melaksanakan rancangan dan seperangkat pemikiran atau ide agar terjadi sebuah perubahan peserta didik keaerah yang lebih baik dan agar mereka hidup sesuai ajaran islam dan mencapai kebahagiaan dunia dan akhirat. C. Fokus Penelitian a. Bagaimana perencanaan pendidikan agama Islam di SDN 1 Pakel tahun ajaran 2015-2016? 7 Akhyak, Profil Pendidik Sukses, Sebuah Formulasi dalam Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi, (Surabaya: alkaf, 2005), hal. 33 8 Achmad Patoni, Metodologi Pendidikan Agama Islam, (Jakarta: Bina Ilmu, 2004), hal. 15

10 b. Bagaimana pelaksanaan pendidikan agama Islam di SDN 1 Pakel tahun ajaran 2015-2016? c. Bagaimana Evaluasi Implementasi Pendidikan Agama Islam di SDN 1 Pakel tahun ajaran 2015-2016? D. Tujuan Penelitian Sesuai dengan rumusan masalah diatas, maka penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran deskriptif tentang : 1. Mengetahui perencanaan pendidikan agama Islam di SDN 1 Pakel tahun ajaran 2015-2016 2. Mengetahui pelaksanaan pendidikan agama Islam di SDN 1 Pakel tahun ajaran 2015-2016 3. Mengetahui Evaluasi Implementasi pendidikan agama islam di SDN 1 Pakel tahun ajaran 2015 2016 E. Kegunaan Hasil Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi nilai guna pada berbagai pihak, yaitu : Teoritik Hasil penelitian ini dapat dimanfaatkan sebagai tambahan khasanah ilmiah terutama yang berkaitan dengan implementasi pendidikan agama Islam. Praktis a. Bagi guru pendidikan agama Islam

11 Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai masukan yang dapat dijadikan petimbangan untuk memilih pendekatan, metode, dan strategi pembelajaran yang lebih efektif, untuk mengantarkan para siswa agar lebih memahami, menghayati dan merealisasikan hal-hal yang terkait dengan materi pokok pendidikan agama Islam b. Bagi orang tua Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai masukan yang dapat dijadikan pertimbangan untuk menetapkan langkah-langkah yang tepat untuk mendukung pendidikan agama Islam bagi anak ketika mereka berada di rumah. c. Bagi siswa Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai masukan yang dapat dijadikan pertimbangan dalam menetapkan metode dan strategi belajar yang efektif, terutama dalam mata pendidikan agama Islam, sehingga perolehan hasil belajarnya dapat maksimal secara kognitif, afektif dan psikomotorik; sehingga yang bersangkutan menjadi makin kokoh memiliki jiwa keislaman dan sebagai bekal untuk menghadapi kehidupan di masa mendatang. F. Sistematika Penulisan Penyusunan proposal ini dikemukakan dalam 3 bagian yang saling berkaitan antara satu dengan lainnya, bagian tersebut adalah awal, bagian utama dan bagian akhir. Bagian awal proposal ini memuat tentang hal-hal

12 formal ialah tentang halaman judul proposal, halaman persetujuan, halaman pengesahan, motto, halaman persembahan, kata pengantar, daftar isi, daftar gambar, daftar lampiran dan abstrak. Bagian utama ini memuat uraian tentang: Bab I, Pendahuluan terdiri dari: (a) latar belakang masalah, (b) fokus penelitian, (c) tujuan penelitian, (d) kegunaan hasil penelitian, (e) penegasan istilah, (f). sistematika skripsi. Bab II, Kajian pustaka, terdiri dari: (a) Hakikat Pendidikan Agama Islam terdiri dari pengertian pendidikan agama islam, dasar-dasar pendidikan agama isalam, tujuan pendidikan agama islam, materi pendidikan agama islam, metode pendidikan agama islam, (b) Implementasi Pelaksanaan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Pendidikan berisikan pengertian kurikulum tingkat satuan pendidikan, implementasi kurikulum tingkat satuan pendidikan, manajemen kurikulum tingkat satuan pendidikan, (c) hasil penelitian terdahulu (d) kerangka konseptual penelitian. Bab III, Metode penelitian terdiri dari: pola atau jenis penelitian, kehadiran peneliti, sumber data, prosedur pengumpulan data, teknik analisa data, pengecekan keabsahan temuan, tahap-tahap penelitian. Bab IV, Paparan hasil penelitian terdiri dari: temuan penelitian umum, temuan penelitian khusus dan pembahasan. Bab V, Penutup terdiri dari: kesimpulan dan saran.bagian Akhir ini memuat uraian tentang daftar rujukan, lampiran-lampiran dan daftar riwayat hidup.