BAB I PENDAHULUAN. Setiap orang selalu menginginkan dan mendambakan kehidupan yang

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah makhluk individu dan juga makhluk sosial. Sebagai

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran agar siswa secara aktif

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Undang-undang pendidikan menyebutkan bahwa pendidikan nasional

I. PENDAHULUAN. sendiri yaitu mempunyai potensi yang luar biasa. Pendidikan yang baik akan

BAB 1 PENDAHULUAN. menentukan arah kemajuan suatu bangsa. Dengan pendidikan yang berjalan

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. yang berpendidikan akan mampu mengatasi masalah-masalah yang dihadapinya dan

BAB I PENDAHULUAN. perwujudan diri individu terutama bagi pembangunan bangsa dan negara. Fungsi pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan, wawasan, keterampilan tertentu pada individu-individu.

I. PENDAHULUAN. mencerdaskan dan meningkatkan taraf hidup suatu bangsa. Bagi bangsa Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. dipisahkan dari kehidupan seseorang baik dalam keluarga, masyarakat dan

BAB I PENDAHULUAN. produktif. Di sisi lain, pendidikan dipercayai sebagai wahana perluasan akses.

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan nasional. Seiring dengan laju pembangunan saat ini telah banyak

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan segenap potensi yang ada pada diri manusia secara individu

BAB I PENDAHULUAN. sendiri serta bertanggung jawab atas pembangunan bangsa.

I. PENDAHULUAN. Pendidikan mempunyai peranan penting dalam meningkatkan dan mengembangkan

I. PENDAHULUAN. Sekolah merupakan salah satu lembaga pendidikan formal, yang masih

BAB I PENDAHULUAN. hidup yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan individu.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu wahana yang efektif dalam pembentukan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan nilai perilaku seseorang atau masyarakat, dari suatu keadaan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan faktor utama dalam pembentukan pribadi

BAB I PENDAHULUAN. serta keharusan bagi manusia baik sebagai makhluk individu maupun sebagai makhluk

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi dan informasi dituntut kemampuan ilmu. pengetahuan dan teknologi yang memadai. Untuk menuju pada kemajuan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. tujuan penelitian, asumsi penelitian, manfaat penelitian dan ruang lingkup

BAB I PENDAHULUAN. Dengan berkembangnya ini mengakibatkan ilmu pengetahuan memiliki. dampak positif dan negatif. Agar dapat mengikuti dan meningkatkan

I. PENDAHULUAN. Evaluasi merupakan langkah penting dalam manajemen program bimbingan.

SKRIPSI Untuk Memenuhi Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Akuntansi. Disusun Oleh:

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan yang berakar pada kebudayaan Indonesia berdasarkan Pancasila

BAB I PENDAHULUAN. Nasional No.20 tahun 2003, menyatakan sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. globalisasi seperti sekarang ini akan membawa dampak diberbagai bidang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting dan tidak

I. PENDAHULUAN. kesatuan yang tidak dapat dipisahkan. Perkembangan pendidikan tanpa

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. menyeluruh baik fisik maupun mental spiritual membutuhkan SDM yang terdidik.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembentukan kepribadian manusia Indonesia seutuhnya, diperlukan proses

BAB I PENDAHULUAN. Secara umum pendidikan mampu manghasilkan manusia sebagai individu dan

BAB I PENDAHULUAN. didik memperoleh ilmu pengetahuan, keterampilan, budi pekerti, bekal hidup di masyarakat. Sekolah Menengah Atas merupakan lembaga

BAB I PENDAHULUAN. dan memerlukan bantuan guru pembimbing. Gunarsa (2002) mengemukakan

BAB I PENDAHULUAN. (tingkah laku) individu dalam usahanya untuk memenuhi kebutuhan. Tujuan

BAB I PENDAHULUHAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan karakter merupakan pendidikan yang harus dikembangkan dan

BAB 1 PENDAHULUAN. tersebut dalam meningkatkan kemampuan sumber daya manusianya. Maka upaya

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran merupakan suatu proses yang kompleks dan. melibatkan berbagai aspek yang saling berkaitan. Oleh karena itu untuk

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. yang berkualitas. Oleh karena itu, dunia pendidikan harus mampu meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan secara sadar atau disengaja yang bertujuan untuk menambah pengetahuan,

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan tanggung jawab bersama antara keluarga, masyarakat dan

I. PENDAHULUAN. keadaan tertentu kesuatu keadaan yang lebih baik. Pendidikan sebagai pranata

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan aspek penting bagi pengembangan sumber

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sekolah merupakan suatu organisasi pendidikan (dalam sistem sosial)

BAB I PENDAHULUAN. mendapat tempat terdepan dan terutama. Pendidikan merupakan faktor yang sangat esensial

, 2014 Program Bimbingan Belajar Untuk Meningkatkan Kebiasaan Belajar Siswa Underachiever Kelas Iv Sekolah Dasar Negeri Cidadap I Kota Bandung

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai Negara yang berkembang dengan jumlah penduduk besar, wilayah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. negara. Pendidikan nasional bertujuan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dan

BAB I PENDAHULUAN. berkurang apalagi tuntas, hal ini dikarenakan perkembangan ilmu pengetahuan

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya, membentuk

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Pendidikan selalu

BAB I PENDAHULUAN. dijangkau dengan sangat mudah. Adanya media-media elektronik sebagai alat

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Akuntansi. Disusun Oleh:

BAB I PENDAHULUAN. keterbatasan dalam menyerap ilmu dalam jumlah yang banyak.

PENDAHULUAN. seperti dirumuskan dalam Undang Undang Nomor 2 tahun 1989 tentang

SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian prasyarat Guna mencapai derajat Sarjana S- 1. Pendidikan Kewarganegaraan ROSY HANDAYANI A.

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia seutuhnya. Pendidikan sudah dapat

I. PENDAHULUAN. sesuai dengan penegasan pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 yang berbunyi,

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan usaha berkesinambungan yang dilakukan untuk

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. seharusnya mendapatkan perlakuan yang sama seperti siswa normal. Siswa SLB

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. generasi muda agar melanjutkan kehidupan dan cara hidup mereka dalam konteks

BAB I PENDAHULUAN. atau hubungan timbal balik antara guru dan siswa itu merupakan syarat

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

PENERAPAN MEDIA PEMBELAJARAN VISUAL UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP SISWA PADA MATA PELAJARAN IPS

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Pendidikan adalah satu-satunya cara untuk menciptakan sumber daya manusia

BAB I PENDAHULUAN. manusia dalam seluruh aspek kepribadian dan kehidupannya. emosional, sosial dan spiritual, sesuai dengan tahap perkembangan serta

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. seutuhnya, yaitu manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan selalu diarahkan untuk pengembengkan nilai-nilai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia adalah Negara yang memiliki Undang-Undang yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan pada dasarnya adalah usaha sadar untuk mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. tumbuh menjadi dewasa. Menurut Hurlock (2002:108) bahwa remaja. mencakup perubahan biologis, kognitif, dan sosial-emosional.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. I.1.Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi terutama pada era

BAB I PENDAHULUAN. menghadapi setiap perubahan yang terjadi. Sejalan dengan perkembangan. meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia dalam menghadapi persaingan yang semakin ketat diera

PETUNJUK PENYELENGGARAAN POLA DAN MEKANISME PEMBINAAN KELUARGA MAHASISWA FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN UNIVERSITAS PADJADJARAN

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Setiap orang selalu menginginkan dan mendambakan kehidupan yang layak serta terhindar dari berbagai masalah. Masalah yang dihadapi setiap orang sangat bervariasi dan rumit bila dikaji lebih mendalam, sehingga mereka harus berusaha untuk mengatasi berbagai masalah yang dihadapi. Ada banyak cara yang sering dilakukan oleh manusia untuk mengatasi masalahnya, diantaranya dengan mencari orang lain untuk saling berbagi cerita dan masalahnya. Hal ini tidak terlepas dari kehidupan manusia sebagai mahluk sosial yang tidak dapat hidup tanpa orang lain. Oleh karena itu, manusia selalu berusaha hidup dalam kebersamaan membentuk kelompok. Pada umumnya untuk mencapai kebersamaan dalam kehidupan berkelompok yang saling melengkapi, dibutuhkan sikap yang baik. Sikap merupakan kemampuan internal yang berperan dalam mengambil keputusan, lebih - lebih bila terbuka berbagai kemungkinan untuk bertindak. Orang yang memiliki sikap yang jelas dalam mengambil keputusan, akan berdampak positif dalam mengatasi kesulitan yang dialami secara tegas dan benar dengan beberapa kemungkinan atau alternatif. Begitu pula sebaliknya, orang yang memiliki sikap yang tidak jelas dalam mengambil keputusan, akan berdampak negatif dalam mengatasi kesulitan yang dialami secara tegas dengan beberapa kemungkinan atau alternatif. Kemungkinan atau alternatif yang diambil telah dipikirkan akibat yang akan terjadi apakah menguntungkan atau merugikan tergantung pertimbangkan yang matang.

Sikap adalah sesuatu yang tidak dibawa sejak lahir tetapi diperoleh dalam proses perkembangan individu melalui interaksinya dengan lingkungan. Dari lingkungan sikap itu dibentuk melalui pengamatan terhadap objek yang menjadi daya tarik. Proses interaksi individu yang senantiasa melibatkan objek tertentu mengakibatkan terbentuknya sikap tertentu dan dapat pula merubah sikap tertentu. Jadi dapat dikatakan bahwa proses pembentukan dan perubahan sikap adalah akibat dari terjadinya interaksi individu dengan objek. Sikap itu selalu menghubungkan individu dengan objek. Bila individu tidak mengadakan interaksi dengan objek dalam lingkungannya maka ia tidak mampu membentuk suatu sikap. Pada dasarnya apapun sikap seseorang yang ditampilkan sebagai respons terhadap objek selalu ada dua alternatif yaitu senang atau tidak senang, positif atau negatif yang akhirnya akan menjadi penentu bagi perilakunya. Sikap terbentuk selama individu itu berkembang dan dalam proses pembentukan sikap selalu dipengaruhi oleh macam-macam faktor baik yang berasal diri individu berupa motivasi dalam diri maupun yang berasal dari luar diri individu diantaranya pengalaman pribadi, pengaruh orang lain, kebudayaan, media massa, agama serta pendidikan di sekolah. Sekolah sebagai penyelenggara pendidikan formal menyediakan layanan konseling kelompok yang dilakukan oleh seorang konselor yang ahli dibidangnya dengan tujuan untuk membantu pengembangan pribadi siswasiswi seperti afeksi, wawasan, kognisi dan sikap yang objektif dalam mengatasi masalah yang dihadapi. Hal ini sesuai dengan tujuan pendidikan nasional seperti yang termuat juga dalam UU No. 20 tahun 2003 stentang sistem pendidikan nasional, yaitu terwujudnya manusia Indonesia seutuhnya yang cerdas yang

beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan keterampilan, kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri serta memiliki rasa tanggungjawab kemasyarakatan dan kebangsaan dapat terwujud. Bimbingan dan konseling adalah bagian integral dari sekolah yang turut mengambil bagian dalam tugas kependidikan dan salah satu layanan dalam bimbingan dan konseling yang dilakukan di sekolah adalah konseling kelompok. Layanan konseling kelompok ini bertujuan membentuk manusia muda yang mampu mengembangkan dirinya dengan mengandalkan kemampuannya, mengatasi masalah yang dialami serta membantu pemecahan masalah dalam hal ini afeksi, perilaku, kognisi dalam diri siswa-siswi berkaitan dengan keadaan dalam diri maupun lingkungan, serta memberikan informasiinformasi yang dibutuhkan oleh siswa-siswi. Layanan konseling ini akan sangat membantu siswa dalam usaha mengembangkan dirinya, baik di sekolah maupun di masyarakat apabila dilaksanakan dengan baik sesuai dengan kebutuhan siswa. SMPK Sancta Familia merupakan salah satu sekolah yang menyediakan layanan konseling kelompok. Layanan konseling kelompok ini sangat penting untuk dilaksanakan. Namun kenyataannya layanan konseling kelompok tidak mencapai tujuan dan sasaran yang diharapkan. Hal ini dikarenakan siswa-siswi yang tergabung dalam konseling kelompok tidak dapat mengikuti kegiatan konseling kelompok dengan baik. Banyak diantara mereka yang menunjukkan berbagai sikap yang kurang mendukung kegiatan konseling kelompok. Data awal yang diperoleh peneliti melalui kegiatan pengamatan selama berada di

SMPK Sancta Familia Kupang, menunjukkan bahwa siswa-siswi pada kelas VIII di Sekolah SMPK Sancta Familia Kupang kurang serius dalam mengikuti kegiatan konseling kelompok. Hal ini terbukti dengan sikap yang sering mereka tunjukkan seperti, bersikap masa bodoh terhadap masalah teman-temannya, tidak aktif dalam memberikan tanggapan terhadap masalah yang sedang dibahas, sering menggangu temannya, serta tidak punya keberanian dalam mengemukakan masalahnya. Berdasarkan kenyataan yang terjadi di SMPK Sancta Familia pada kelas VIII, peneliti merasa tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul Sikap Siswa Terhadap Pelaksanaan Konseling Kelompok (Studi deskriptif kuantitatif pada Kelas VIII SMPK Sancta Familia Kupang tahun pelajaran 2013/2014). B. Perumusan Masalah Berdasarkan uraian pada latar belakang masalah tersebut, maka rumusan masalah dari penelitian ini adalah : a) Masalah umum Masalah umum penelitian ini untuk mengetahui : Bagaimana kecenderungan Sikap Siswa Kelas VIII SMPK Sancta Familia Kupang Tahun Pelajaran 2013/2014 Terhadap Pelaksanaan Konseling Kelompok? b). Masalah khusus Bertolak dari masalah umum tersebut, maka masalah khusus dapat dirumuskan sebagai berikut :

1. Bagaimana kecenderungan kognisi siswa-siswi kelas VIII SMPK Sancta Familia Kupang tahun pelajaran 2013/2014 terhadap pelaksanaan konseling kelompok? 2. Bagaimana kecenderungan afeksi siswa-siswi kelas VIII SMPK Sancta Familia Kupang tahun pelajaran 2013/2014 terhadap pelaksanaan konseling kelompok? 3. Bagaimana konasi siswa-siswi kelas VIII SMPK Sancta Familia Kupang tahun pelajaran 2013/2014 terhadap pelaksanaan konseling kelompok? C. Tujuan dan Manfaat Penelitian Berdasarkan rumusan masalah tersebut, maka tujuan penelitian dapat dirumuskan sebagai berikut: 1. Tujuan Penelitian a) Tujuan umum Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran yang jelas tentang kecenderungan Sikap Siswa Kelas VIII SMPK Sancta Familia Kupang Tahun Pelajaran 2013/2014 Terhadap Pelaksanaan Konseling Kelompok. b). Tujuan khusus Sejalan dengan tujuan umum maka tujuan khusus penelitian ini adalah : 1) Untuk mengetahui kecenderungan kognisi siswa-siswi kelas VIII SMPK Sancta Familia Kupang tahun pelajaran 2013/2014 terhadap pelaksanaan konseling kelompok.

2) Untuk mengetahui kecenderungan afeksi siswa-siswi kelas VIII SMPK Sancta Familia Kupang tahun pelajaran 2013/2014 terhadap pelaksanaan konseling kelompok. 3) Untuk mengetahui konasi siswa-siswi kelas VIII SMPK Sancta Familia Kupang tahun pelajaran 2013/2014 terhadap pelaksanaan konseling kelompok. 2. Manfaat Penelitian Melalui penelitian ini diharapkan peneliti dapat menyumbang informasi yang berguna bagi pihak - pihak sebagai berikut: a. Konselor Sekolah Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai masukan untuk meningkatkan kegiatan konseling kelompok sekaligus meningkatkan kemampuan konselor dalam bidang konseling. b. Kepala sekolah Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan masukan bagi kepala sekolah untuk mengambil kebijakan dan pengawasan demi terciptanya penyelenggaraan layanan konseling kelompok di Sekolah. c. Siswa Siswa-siswi dapat memahami dan memanfaatkan layanan konseling kelompok sebagai sarana untuk membantu dirinya berkembang kearah pengenalan diri yang positif dan dapat membantu mengatasi masalahnya demi mengembangkan potensi yang ada pada dirinya.

d. Peneliti Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan refrensi bagi peneliti dalam mengolah konseling kelompok dengan baik dan bermanfaat bagi siswa. D. Ruang Lingkup Penelitian 1. Populasi dan sampel : Populasi dalam penelitian ini adalah siswa-siswi kelas VIII SMPK Sancta Familia Kupang tahun pelajaran 2013/2014. Sampel dalam penelitian ini adalah siswa-siswi kelas VIII SMPK Sancta Familia Kupang tahun pelajaran 2013/2014 yang berjumlah 40 orang. 2. Lokasi Penelitian : Penelitian ini dilakukan di SMPK Sancta Familia Kupang tahun pelajaran 2013/2014. 3. Waktu penelitian : Penelitian ini dilakukan selama 4 bulan yaitu bulan Januari sampai dengan bulan April pada tahun 2014. 4. Variabel penelitian Penelitian ini hanya menggunakan satu variabel. Dengan demikian rumusan variabel penelitian ini yaitu : Sikap siswa kelas VIII SMPK Sancta Familia Kupang tahun pelajaran 2013/2014 terhadap pelaksanaan konseling kelompok. E. Penegasan Konsep Penegasan konsep adalah upaya untuk menjelaskan atau mendefenisikan secara lebih operasional istilah - istilah yang terdapat dalam judul penelitian ini sehingga menjadi jelas. Hal ini dimaksudkan untuk menghindari perbedaan interpretasi para pembaca. Istilah yang dijelaskan merupakan titik tolak atau

dasar berpijak bagi peneliti dalam merumuskan teori atau temuan - temuan dalam penelitian ini. 1. Sikap Thurstone dalam Aswar, (2012:5) mengatakan : Sikap sebagai afek positif atau afek negatif terhadap suatu objek. Menurut Allport dalam Aswar, (2012:5) Sikap merupakan Semacam kesiapan untuk beraksi terhadap suatu objek dengan cara-cara tertentu. Menurut Backman dkk dalam Aswar, (2012:5) Sikap merupakan keteraturan tertentu dalam hal pemikiran /kognisi (kognisi), afeksi (afeksi), dan kecenderungan bertingkah laku (konasi) seseorang terhadap suatu aspek di lingkungan sekitar. Berdasarkan pendapat para ahli tentang sikap, maka peneliti bersimpulan bahwa sikap adalah pemikiran/kognisi, afeksi dan kecenderungan bertingkah laku untuk melakukan suatu respon dengan cara tertentu baik positif atau setuju maupun dengan cara negatif atau tidak setuju. Sehubungan dengan penelitian ini, yang dimaksudkan dengan sikap adalah suatu respon atau tanggapan siswa siswi kelas VIII SMPK Sancta Familia Kupang tahun pelajaran 2013/2014 berupa kecenderungan kognisi, kecenderungan afeksi dan konasi terhadap pelaksanaan konseling kelompok yang diperolehnya. 2. Konseling kelompok Menurut Winkel (1991:83) konseling kelompok merupakan Bentuk khusus dari layanan konseling yaitu wawancara konseling antara konselor

profesional dengan beberapa orang sekaligus yang tergabung dalam suatu kelompok kecil. Ohlesun dalam wibowo, (2005:8) mengatakan : Layanan konseling kelompok merupakan pengalaman terpenting bagi orang - orang yang tidak memiliki masalah emosional yang serius. Gadza, dkk dalam Wibowo, (2005:8) mengatakan : Layanan konseling kelompok adalah suatu proses antara pribadi yang terpusat pada pribadi yang dinamis, terpusat pada pemikiran dan perilaku yang sadar dan melibatkan fungsi - fungsi seperti berorientasi pada kenyataan, saling mempercayai, saling pengertian, saling menerima, dan saling mendukung. Berdasarkan pendapat para ahli tentang konseling kelompok, maka peneliti bersimpulan bahwa konseling kelompok adalah suatu proses wawancara konseling antara konselor profesional dengan beberapa orang yang tidak memiliki masalah emosional yang serius dengan melibatkan fungsi - fungsi seperti berorientasi pada kenyataan, saling mempercayai, saling pengertian, saling menerima, dan saling mendukung. Sehubungan dengan penelitian ini, yang dimaksudkan dengan konseling kelompok adalah suatu proses wawancara konseling antara konselor profesional dengan siswa siswi kelas VIII SMPK Sancta Familia Kupang tahun pelajaran 2013/2014 yang tidak memiliki masalah emosional yang serius dengan melibatkan fungsi-fungsi seperti berorientasi pada kenyataan, saling mempercayai, saling pengertian, saling menerima, dan saling mendukung. 3. Sikap siswa terhadap pelaksanaan konseling kelompok Dari uraian pengertian para ahli tersebut maka peneliti bersimpulan bahwa sikap siswa terhadap layanan konseling kelompok

merupakan respon atau tanggapan berupa kognisi, afeksi dan konasi yang diberikan oleh siswa-siswi kelas VIII SMPK Sancta Familia Kupang tahun pelajaran 2013/2014 terhadap masalah yang dialami oleh anggota kelompok yang tidak memiliki masalah emosional yang serius dengan melibatkan fungsi - fungsi seperti berorientasi pada kenyataan, saling mempercayai, saling pengertian, saling menerima, dan saling mendukun