BAB I PENDAHULUAN. yang tinggi dalam kehidupan Manusia. Sebagaimana dalam firman Allah SWT

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Manusia dikatakan sebagai makhluk pendidikan karena dia memiliki

BAB I PENDAHULUAN. Dalam keseluruhan proses pendidikan di madrasah, kegiatan belajar

BAB I PENDAHULUAN. negara yang yang demokratis dan bertanggung jawab. 1 Pendidikan merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Mengingat pentingnya peran matematika tersebut, maka matematika dipelajari

BAB I PENDAHULUAN. berfungsi untuk mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta

BAB I PENDAHULUAN. yang harus dimiliki siswa dalam proses belajar mengajar. Pemahaman konsep

BAB I PENDAHULUAN. Dalam Undang-Undang tentang Sistem Pendidikan Nasional No. 20

BAB I PENDAHULUAN. Ruzz Media Group, 2009), hlm Wiji Suwarno, Dasar-Dasar Ilmu Pendidikan, (Jogjakarta: Ar-

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pelajaran Matematika merupakan wahana yang dapat digunakan untuk

BAB I PENDAHULUAN. dinyatakan dalam surat Mujadalah: 11 yaitu sebagai berikut: 1

BAB I PENDAHULUAN. konsep-konsep sehingga siswa terampil untuk berfikir rasional. Hal ini

BAB I PENDAHULUAN. yang akan dihadapi peserta didik dimasa yang akan datang. menyatakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar yang terencana untuk

BAB I PENDAHULUAN. dengan kemampuan keterampilan atau skill seseorang 1. Oleh karena itu, masyarakat terutama siswa sekolah formal.

BAB I PENDAHULUAN. mewujudkan tujuan pendidikannasional yang dirumuskan secara jelas. 1 Dalam

pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya pendidikan merupakan usaha manusia, artinya manusialah yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. belajar yang dialami siswa sebagai anak didik. Dari proses belajar yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tri Sulistiani Yuliza, 2013

BAB I PENDAHULUAN. kebodohan menjadi kepintaran, dari kurang paham menjadi paham. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan dan teknologi. Dalam matematika terdapat banyak rumus-rumus

BAB I PENDAHULUAN. pasal 1 yang menyatakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk. diperlukan dirinya, masyarakat bangsa dan negara.

BAB 1 PENDAHULUAN. tujuan pembelajaran matematika yang harus dicapai. 1. dahulu agar dapat menyelesaikan soal-soal dan mampu mengaplikasikan

BAB I PENDAHULUAN. jenjang dan satuan pendidikan, khususnya pendidikan dasar dan menengah. menunjang tercapainya tujuan pendidikan nasional

BAB I PENDAHULUAN. memungkinkan semua pihak dapat memperoleh informasi dengan cepat dan. mudah dari berbagai sumber.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan pada dasarnya merupakan suatu upaya untuk memberikan

1. PENDAHULUAN. perkembangan ilmu dan teknologi suatu negara. Ketika suatu negara memiliki

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan hal yang sangat penting, setiap manusia

BAB I PENDAHULUAN. latihan yang berlangsung di sekolah di sepanjang hayat, untuk mempersiapkan

BAB I PENDAHULUAN. intelektual. Matematika juga merupakan salah satu mata pelajaran yang di

BAB I PENDAHULUAN. Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Bab II, Pasal 3. 1 Republik Indonesia, Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20

I. PENDAHULUAN. menjadi kebutuhan mendasar yang diperlukan oleh setiap manusia. Menurut UU

BAB I PENDAHULUAN. dalam proses pembelajaran matematika. Fadjar Shadiq menyatakan bahwa

UNTUK MENINGKATKAN KOMPETENSI PENALARAN DAN KOMUNIKASI MATEMATIKA. (PTK Pembelajaran Matematika Kelas VII Semester II SMP Negeri 2

BAB I PENDAHULUAN. harus dikembangkan berdasarkan prinsip-prinsip pengajaran. 1. proses pembelajaran dapat dirasakan manfaatnya

BAB I PENDAHULUAN. bangsa. Hal tersebut sesuai dengan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Pasal 3

BAB I PENDAHULUAN. menyelesaikan masalah jika mereka menemui masalah dalam kehidupan. adalah pada mata pelajaran matematika.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Khaeratun Nisa, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Imas Masrini, 2013

BAB I PENDAHULUAN. ataupun pendapat sangatlah kurang. Seseorang tidak akan pernah mendapat

UPAYA PENINGKATAN PEMAHAMAN SISWA TERHADAP MATERI KUBUS DAN BALOK MELALUI METODE PEMBELAJARAN PICTURE AND PICTURE

BAB I PENDAHULUAN. berhubungan dengan eksak ataupun permasalahn-permasalahan yang bersifat

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. mengalami kesulitan dalam memahami konsep-konsep matematika. Akibatnya. prestasi matematika siswa secara umum belum menggembirakan.

BAB I PENDAHULUAN. satu sarana dalam mebentuk siswa untuk berpikir secara ilmiah. Matematika

BAB I PENDAHULUAN. aspek penalarannya. Risnawati mengutip pendapat Johnson dan Rising yang. logika adalah dasar untuk terbentuknya matematika.

ANALISIS TUJUAN MATA PELAJARAN Mata Pelajaran : Pendidikan Agama Islam. Ranah Kompetensi K A P

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. sebagai upaya menunjukkan eksistensi diri. Salah satu bidang yang menunjang

BAB I PENDAHULUAN. nasional yang telah dituangkan dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan investasi dalam pengembangan sumber

BAB I PENDAHULUAN. bertanggung jawab, dapat menyuburkan sikap demokatis, penuh tenggang rasa,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Matematika sebagai salah satu mata pelajaran yang diajarkan di

BAB I PENDAHULUAN. merupakan suatu proses interaksi antara diri manusia ( id-ego super ego)

BAB I PENDAHULUAN. dalam pembelajaran, hal ini menuntut guru dalam perubahan cara dan strategi

BAB I PENDAHULUAN. Masalah merupakan suatu hal yang sangat melekat di. kehidupan manusia, mulai dari masalah yang dengan mudah dipecahkan

BAB I PENDAHULUAN. peranan penting dalam kehidupan manusia karena selalu digunakan dalam

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Fatima Dwi Ratna, 2014

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu pengetahuan dan teknologi terus berkembang seiring dengan

BAB I PENDAHULUAN. memiliki kemampuan atau skill yang dapat mendorongnya untuk maju dan terus

BAB I PENDAHULUAN. kewajiban sebagai warga negara yang baik. Pendidikan pada dasarnya merupakan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. mempengaruhi peserta didik supaya mampu menyesuaikan diri sebaik

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. belahan dunia manapun di planet bumi ini. Untuk menciptakan SDM yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Panji Faisal Muhamad, 2015

BAB I PENDAHULUAN. menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana terhadap suasana belajar

BAB I PENDAHULUAN. Sesuai dengan paparan mengenai pendidikan tersebut maka guru. mengembangkan seluruh potensi yang ada dalam dirinya.

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan daya pikir manusia, dengan mempelajari matematika siswa lebih

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual,

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan umum pembelajaran matematika yang dirumuskan dalam. Permendiknas Nomor 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi, adalah agar siswa

I. PENDAHULUAN. dengan pendidikan. Oleh karena itu, pendidikan merupakan salah satu sasaran

BAB I PENDAHULUAN. Matematika merupakan ilmu yang universal, berada di semua penjuru

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Winda Purnamasari, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah AgusPrasetyo, 2015

BAB I PENDAHULUAN. Di negara kita Indonesia pendidikan formal seperti sekolah adalah salah

I. PENDAHULUAN. kemampuan atau potensi dan meningkatkan mutu kehidupan serta martabat

BAB I PENDAHULUAN. dan sekaligus pembangunan SDM (Sumber Daya Manusia). Matematika juga

Farida IAIN Raden Intan, Lampung, Indonesia Abstrak. Kata Kunci: Heuristic Vee, Pemahaman Konsep, Komunikasi Matematis

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi adalah matematika.

BAB I PENDAHULIAN. Pendidikan pada hakikatnya bertujuan untuk mengembangkan potensi siswa

BAB I PENDAHULUAN. mungkin disebabkan oleh terjadinya perubahan pada aspek-aspek tertentu. 3. kecerdasan, motivasi dan kemampuan kognitif.

BAB I PENDAHULUAN. prosedur yang dipelajari untuk memecahkan masalah tersebut. matematika. Pemecahan masalah merupakan kompetensi strategik

BAB I PENDAHULUAN. dalam proses pembelajaran matematika dan salah satu tujuan dari materi yang

BAB I PENDAHULUAN. berkembangnya ilmu pengetahuan di dunia pendidikan. Salah satu ilmu. batas tertentu perlu menguasai matematika.

المجادلة BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Islam adalah agama yang sangat empatik dalam mendorong umatnya

BAB I PENDAHULUAN. belas tahun wajib mengikuti pendidikan dasar, bertanggung

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Kemajuan ilmu dan teknologi yang dewasa ini semakin berkembang tidak

BAB I PENDAHULUAN. setelah siswa menerima pengalaman belajarnya. Sejumlah pengalaman yang. dapat menyusun dan membina kegiatan-kegiatan peserta didik.

, 2015 PENGARUH PENGGUNAAN MODEL GUIDED DISCOVERY LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA SMP

BAB I PENDAHULUAN. kependidikan yang berkaitan dengan lainnya, yaitu belajar ( learning) dan. konsep pembelajaran berakar pada pihak pendidik 1.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. atau bukti-bukti baru dalam lapangan pendidikan dan menguji fakta-fakta lama,

BAB I PENDAHULUAN. Maksudnya bahwa kegiatan belajar mengajar merupakan suatu peristiwa yang

BAB I PENDAHULUAN. harapan para pesertanya (orang -orang yang sedang berkomunikasi). 1. untuk memperjelas keadaan atau masalah. 2

BAB I PENDAHULUAN. dengan semboyan learning by doing. Berbuat untuk mengubah tingkah laku

BAB I PENDAHULUAN. dalam kehidupan kelak. Ini berakibat poses pembelajaran matematika harus

BAB I PENDAHULUAN. Dalam dunia ilmiah, berpikir adalah hal yang biasa digunakan terutama

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran matematika adalah suatu kegiatan untuk memperoleh. matematika sebaiknya dimulai dari masalah-masalah kontekstual atau

BAB I PENDAHULUAN. yang tidak menerima pembuktian secara induktif, didefenisikan ke unsur-unsur yang didefenisikan, ke aksioma atau postulat dan

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ilmu memiliki peran yang mulia, keutamaan yang agung dan kedudukan yang tinggi dalam kehidupan Manusia. Sebagaimana dalam firman Allah SWT Al-Qur an Surah Al- Al-Mujādilah ayat 11: 1 Artinya :"Wahai orang-orang yang beriman! Apabila dikatakan kepadamu: "Berlapang-lapanglah dalam majelis", maka lapangkanlah, niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. Dan apabila dikatakan: "Berdirilah kamu" maka berdirilah, niscaya Allah akan mengangkat orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan. Ayat diatas memerintahkan kepada setiap orang muslim untuk menuntut ilmu atau belajar karena dengan ilmu derajat seseorang akan dimuliakan. Salah satu cara menuntut ilmu ialah melalui dunia pendidikan, baik melalui pendidikan formal, non-formal maupun informal. Pendidikan merupakan sesuatu hal yang mutlak ada dan harus dipenuhi dalam rangka meningkatkan kualitas hidup masyarakat, pendidikan harus bertumpu pada pemberdayaan semua komponen masyarakat melalui peran 2006), hlm. 434 1 Departemen Agama RI, Al-Quran dan Terjemahan, (Bandung:CV Penerbit Diponegoro, 1

2 sertanya dalam mewujudkan tujuan pendidikan yang dirumuskan secara jelas. 2 Dimana tujuan Pendidikan Nasional tersebut dirumuskan secara jelas dalam Undang-undang Sisdiknas No 20 Tahun 2003, bahwa pendidikan nasional berfungsi untuk mengembangkan potensi anak didik agar menjadi Manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan yang Maha Esa, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan drinya, masyarakat, bangsa, dan negara. 3 Untuk mewujudkan tujuan pendidikan Nasional tersebut, salah satu caranya dapat dilakukan melalui proses pembelajaran formal di sekolah. Dalam proses pembelajaran banyak faktor yang mempengaruhinya, diantaranya faktor Guru, faktor Siswa, faktor sarana dan prasarana dan faktor lingkungan. Dari keempat faktor tersebut, faktor Guru menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi dan akan menentukan keberhasilan siswa. Peran Guru dari dulu sampai sekarang tetap diperlukan dan akan tetap diperlukan. Sampai kapanpun peran Guru tidak akan pudar dengan adanya kemajuan teknologi yang banyak membantu dalam pembelajaran. Sebab Guru adalah salah satu pihak yang membantu peserta didik dalam menemukan siapa dirinya, kemana peserta didik akan pergi, dan apa yang akan dilakukan oleh peserta didik di dunia ini. Guru merupakan faktor penting dalam pendidikan formal, karena itu guru mesti memiliki kecakapan untuk mengemas pembelajaran seefektif mungkin. 2 Mardia Hayati, Desain Pembelajaran Berbasis Karakter, (Pekanbaru : Al-Mujtahadah Press, 2012), hlm. 1 3 Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaranberorientasi Standar Proses Pendidikan, (Bandung: Kencana, 2006), hlm. 2

3 Secara detail, dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional RI Nomor 22 Tahun 2006, dijelaskan bahwa tujuan pembelajaran matematika di sekolah adalah agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut: 1. Memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan antara konsep dan mengaplikasikan konsep atau algoritma secara luwes, akurat, efisien, dan tepat dalam pemecahan masalah. 2. Menggunakan penalaran pada pola dan sifat, melakukan manipulasi matematika dalam membuat generalisasi, menyusun bukti, atau menjelaskan gagasan dan pernyataan matematika. 3. Memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami masalah, merancang model matematika, menyelesaikan model, dan menapsirkan solusi yang diperoleh. 4. Mengkomonikasikan gagasan dengan symbol, tabel, diagram, atau media lain untuk memperjelas keadaan atau masalah. 5. Memiliki sifat saling menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan, yaitu memiliki rasa ingin tahu, perhatian dan minat dalam mempelajari matematika, serta sikap ulet dan percaya diri dalam pemecahan masalah 4 Agar tujuan itu dapat tercapai, maka harus dilakukan berbagai macam kegiatan pembelajaran matematika, baik dari segi pendekatan, strategi belajar mengajar, maupun metode mengajar yang digunakan. Kegiatan-kegiatan tersebut harus dapat menunjang tercapainya tujuan yang diharapkan. Tujuan tersebut dianggap tercapai bila siswa telah memiliki sejumlah kemampuan dibidang matematika Matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang memberi pengaruh besar terhadap perkembangan tekhnologi dan informasi. Karena Matematika memiliki nilai esensial dan memberikan kontribusi yang positif untuk kemajuan Ilmu pengetahuan dan tekhnologi. Tanpa bantuan matematika tidak mungkin terjadi perkembangan tekhnologi dan Informasi. Oleh Karena itu Matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang wajib ada pada sekolah-sekolah mulai dari Sekolah Dasar hingga perguruan tinggi. Menurut 12 4 Risnawati, Strategi Pembelajaran Matematika,(Pekanbaru: Suska Press, 2008), hlm. 11-

4 Erman Suherman, matematika sekolah adalah bagian matematika yang diberikan untuk dipalajari oleh siswa disekolah formal yaitu SD, SMP, dan SMA. 5 Pembelajaran matematika di sekolah SD/MI perlu disesuaikan dengan perkembangan koognitif siswa, dimulai dari yang kongkrit menuju abstrak karena mengingat kemampuan berfikir siswa yang masih dalam tahap operasional kongkrit. Selain itu Matematika juga memiliki peranan yang penting bagi siswa dalam kehidupan sehari-hari. Misalnya untuk menghitung, menimbang, membagi dan lain sebagainya. Melalui Matematika siswa dapat memperoleh pengetahuan dan juga untuk pembentukan pola pikir dan sikap siswa. Bagi anak kecil, melakukan pekerjaan menghitung merupakan hal yang paling tidak disukai. Ini dapat dimengerti karena tingkat pemahaman anak dalam berfikir secara abstrak masih sangat terbatas sekali, dan anak kecil sering merasa kesulitan dalam membayangkan suatu operasi hitungan yang sederhana skalipun. 6 Hal ini akan berdampak dalam proses pembelajaran dimana siswa hanya akan menerima pelajaran akan tetapi ketika keluar kelas siswa hampir tidak ada yang tersimpan sehingga ketika evaluasi juga berdampak pada hasil pembelajaran yang tidak maksimal. Masalah inilah yang menjadi tugas berat bagi para guru untuk mengubah paradigma siswa bahwa matematika itu tidak sulit dan bagaimana bisa meningkatkan hasil belajar siswa. 5 Melly Andriani dan Mimi Haryani, Pembelajaran Matematika SD/MI,(Pekanbaru: Benteng, Media, 2003), hlm.9 6 Dwi Sunar Prasetyono et al, Pintar Jarimatika, (Jogyakarta:Diva Press, 2008), hlm. 9

5 Berdasarkan hasil wawancara yang Peneliti lakukan dengan guru kelas IV di Sekolah Dasar Negeri 008 Salo Desa Salo Timur Kecamatan Salo Kabupaten Kampar, ternyata hasil belajar siswa pada mata pelajaran matematika masih tergolong rendah, hal tersebut dapat dilihat dari gejalagejala yang terjadi di kelas, yaitu sebagai berikut : 1. Dari 25 siswa, 14 siswa atau 56 % yang telah mencapai nilai KKM yang telah ditetapkan, KKM mata pelajaran matematika di SD tersebut adalah 65. 2. Dari 25 siswa, 13 siswa atau 52 % siswa masih sulit dalam menjawab soal ulangan dengan benar. 3. Setap kali diberi tugas rumah, 10 orang siswa atau 40% masih memperoleh nilai yang rendah. Berdasarkan gejala-gejala tersebut terlihat hasil belajar siswa masih tergolong rendah dan jauh dari apa yang diharapkan. Melalui wawancara yang Peneliti lakukan dengan guru yang bersangkutan, guru telah berupaya untuk memperbaiki hal tersebut diantaranya adalah dengan menerapkan metode ceramah disertai tanya jawab, metode latihan, membahas soal-soal yang dianggap sulit dan menerapkan metode resitasi atau pemberian tugas, namun usaha yang dilakukan tersebut ternyata belum dapat meningkatkan hasil belajar siswa dengan optimal. Oleh karena itu, Peneliti ingin mencoba menerapkan suatu metode yang diharapkan dapat menjadi inovasi baru dan dapat membuat pembelajaran matematika lebih menyenangkan serta tentu saja agar tujuan serta hasil belajar

6 yang memuaskan dapat diperoleh dengan baik. Metode yang Peneliti maksud yakni metode jarimatika.dengan penerapan metode ini Peneliti harapkan materi yang disampaikan oleh Guru dapat mudah dipahami oleh anak dan pembelajaran matematika akan banyak dimintai oleh peserta didik. Metode Jarimatika ini tidak menghilangkan konsep operasi matematis, tetapi proses berhitung dapat diupayakan lebih mudah dan cepat. Metode ini mungkin bersifat primitive, akan tetapi metode ini mudah diterima dan dipahami oleh siswa, selain itu metode ini juga cukup menarik, praktis, sederhana, dan ekonomis, karena hanya menggunakan sepuluh jari tangan kita. Karena itu, metode ini dapat diberikan kepada siswa yang daya tangkapnya lemah atau daya kecerdasannya lemah. 7 Berdasarkan latar belakang dan gejala-gejala di atas, maka Peneliti tertarik ingin melakukan suatu penelitian tindakan kelas sebagai upaya perbaikan terhadap hasil pembelajaran Matematika sebelumnya dengan judul : Penerapan Metode Jarimatika Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Matematika Di Kelas IV Sekolah Dasar Negeri 008 Salo Desa Salo Timur KecamatanSalo Kabupaten Kampar. 7 M.K. Abdullah, Tehnik Belajar Cepat Jarimatika, (Jakarta: Sandro Jaya, 2009), hlm. 5

7 B. Definisi Istilah 1. Metode Jarimatika Metode Jarimatika adalah suatu cara berhitung (operasi kali bagi tambah kurang/kabataku) matematika dengan menggunakan alat bantu jari. 8 2. Hasil Belajar Hasil belajar adalah pola-pola perbuatan, nilai-nilai, pengertianpengertian, sikap-sikap, apresiasi dan keterampilan. Menurut Bloom hasil belajar mencakup kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotorik. 9 C. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dipaparkan di atas, maka penulis menyusun rumusan masalah yaitu: Apakah Penerapan Metode Jarimatika Dapat Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Matematika di Kelas IV Sekolah Dasar Negeri 008 Salo Desa Salo Timur Kecamatan Salo Kabupaten Kampar Pokok Bahasan Perkalian? D. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian Berdasarkan Latar belakang dan gejala-gejala yang muncul, maka tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan hasil belajar Siswa pada Mata pelajaran Matematikadengan penerapan Metode Jarimatika di Kelas IV Sekolah Dasar Negeri 008 Salo Desa Salo Timur Kecamatan Salo Kabupaten Kampar dalam materi Perkalian. 8 Dwi Sunar Prasetyono et al, Op.Cit, hlm. 28 9 Agus Suprijono, Cooperatif Learning Teori dan Aplikasi Paikem, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2009), hlm. 5-6

8 2. Manfaat Penelitian Setelah penelitian dilaksanakan, diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut: a. Bagi peserta didik, dapat meningkatkan minat dan aktifitas dalam proses pembelajaran sehingga dapat mencapai hasil belajar yang diharapkan. b. Bagi guru, Metode Jarimatika dapat diterapkan sebagai metode pembelajaran matematika untuk meningkatkan kualitas proses dan hasil belajar c. Bagi sekolah, Metode Jarimatika dapat dikembangkan sebagai pembelajaran matematika di Sekolah Dasar Negeri 008 Salo Desa Salo Timur Kecamatan Salo Kabupaten Kampar. d. Bagi peneliti, dapat dijadikan pedoman untuk meneliti lebih lanjut hasil belajar siswa dengan menggunakan metode pembelajaran yang bervariasi.

9