Siti Ilmawati 1), Sotyania Wardhianna 2), Colti Sistiarani 3)

dokumen-dokumen yang mirip
HUBUNGAN DUKUNGAN SUAMI DENGAN PEMANFAATAN KELAS IBU HAMIL DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS HARAPAN RAYA PEKANBARU

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMILIHAN PENOLONG PERSALINAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KABUPATEN PANDEGLANG

BAB I PENDAHULUAN. yang terjadi saat hamil, bersalin atau dalam 42 hari setelah persalinan dengan

RELATIONSHIP BETWEEN EDUCATION AND KNOWLEDGE WITH KADARZI BEHAVIOR IN RURAL AREAS REPRESENTED BY KEMBARAN I DISTRICT

BAB 1 PENDAHULUAN. tertinggi di Asia Tenggara. Hal itu menjadi kegiatan prioritas departemen

Jurnal Ilmiah Kesehatan Keperawatan, Volume 12, No. 2 Juni 2016

GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG DETEKSI DINI TANDA BAHAYA KEHAMILAN DESCRIPTION OF MOTHER KNOWLEDGE ABOUT EARLY DETECTION OF PREGNANCY RISK SIGN

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Tingginya AKI di suatu negara menunjukkan bahwa negara tersebut

BAB I PENDAHULUAN. akan menghadapi risiko yang bisa mengancam jiwanya. Oleh karena itu, setiap

BEBERAPA FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KUNJUNGAN IBU HAMIL (K4) DI WILAYAH KERJA UPTD PUSKESMAS CIMARAGAS KABUPATEN CIAMIS TAHUN 2013.

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN PRIMIGRAVIDA TENTANG TANDA BAHAYA KEHAMILAN DENGAN FREKUENSI KUNJUNGAN ANTENATAL CARE

HUBUNGAN DUKUNGAN SUAMI TERHADAP KEPATUHAN PERIKSA KEHAMILAN DI PUSKESMAS 1 TOROH KABUPATEN GROBOGAN

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan nasional yang sangat penting dalam rangka mewujudkan

Skripsi ini Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Ijazah S1 Kesehatan Masyarakat. Disusun Oleh : ANANG RIASMOKO J

Pengaruh Promosi Kesehatan Tentang Tanda Bahaya Kehamilan Terhadap Peningkatan Pengetahuan Ibu Hamil

HUBUNGAN DUKUNGAN SUAMI DENGAN KEPATUHAN KONSUMSI TABLET FE PADA IBU HAMIL TRIMESTER III DI PUSKESMAS WIROBRAJAN KOTA YOGYAKARTA

BAB 1 PENDAHULUAN. oleh Konstitusi Organisasi Kesehatan Sedunia (WHO 1948), Undang-Undang Dasar

BAB I PENDAHULUAN. Program Keluarga Berencana (KB) menurut Undang-Undang Nomor 10

KELAS BAPAK DAN PENGETAHUAN SUAMI TENTANG TANDA BAHAYA KEHAMILAN

BAB I PENDAHULUAN. dapat terwujud (Kemenkes, 2010). indikator kesehatan dari derajat kesehatan suatu bangsa, dimana kemajuan

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara dari 189 negara yang menyepakati

HUBUNGAN USIA, PARITAS DAN PEKERJAAN IBU HAMIL DENGAN BAYI BERAT LAHIR RENDAH

Associated Factors With Contraceptive Type Selection In Bidan Praktek Swasta Midwife Norma Gunung Sugih Village

HUBUNGAN DUKUNGAN SUAMI DENGAN FREKUENSI KUNJUNGAN ULANG NIFAS DI WILAYAH PUSKESMAS PURWOYOSO KOTA SEMARANG

TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG PEMANFAATAN BUKU KESEHATAN IBU DAN ANAK BERDASARKAN KARAKTERISTIK IBU HAMIL

HUBUNGAN PENGETAHUAN DENGAN PRAKTEK PENCEGAHAN KEHAMILAN USIA MUDA

PENGETAHUAN IBU TENTANG PERAWATAN TALI PUSAT BERHUBUNGAN DENGAN WAKTU LEPAS TALI PUSAT

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

FAKTOR - FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PARTISIPASI PRIA DALAM PROGRAM KB DAN KESEHATAN REPRODUKSI

BAB 1 PENDAHULUAN. Keadaan kehamilan kembar sebetulnya abnormal yang mungkin terjadi

EVALUASI PROSES PELAKSANAAAN KELAS IBU HAMIL DI KABUPATEN BANYUMAS

BAB I PENDAHULUAN. masih jauh dari target yang ditetapkan untuk Indonesia, baik target Millennium

Harto P. Simanjuntak 1, Heru Santosa 2, Maya Fitria 2. Abstract

BAB I PENDAHULUAN. kehamilan persalinan dan nifas setiap tahunnya, sebanyak 99% ditentukan dalam tujuan yaitu meningkatkan kesehatan ibu.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kehamilan, persalinan, dan menyusukan anak merupakan proses alamiah

BAB I PENDAHULUAN. dan tempat terjadinya kehamilan, yang disebabkan oleh kehamilan atau

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Rendahnya Cakupan K4 di Desa Sukarame Kecamatan Sukanagara Kabupaten Cianjur Tahun

BAB I PENDAHULUAN. Kehamilan merupakan proses yang normal dan alamiah pada seorang wanita

BAB I PENDAHULUAN. utama dalam pembangunan sektor kesehatan sebagaimana tercantum dalam Program

MOTIVASI DAN KEPATUHAN KUNJUNGAN ANTENATAL CARE (ANC) PADA IBU HAMIL TRIMESTER III

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan reproduksi merupakan salah satu topik penting di bidang

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG SENAM HAMIL DENGAN PELAKSANAAN SENAM HAMIL DI KLINIK PRATAMA BUDI LUHUR KABUPATEN KUDUS ARTIKEL

Jurnal Keperawatan, Volume IX, No. 2, Oktober 2013 ISSN HUBUNGAN USIA IBU DENGAN KOMPLIKASI KEHAMILAN PADA PRIMIGRAVIDA

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU YANG MEMILIKI BALITA DENGAN KUNJUNGAN KE POSYANDU

BAB I PENDAHULUAN. tinggi rendahnya angka kematian ibu dan bayi. berkembang yaitu sebesar 99 persen (Wiknjosastro, 2002 hlm 23).

BAB I PENDAHULUAN. Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) 2007, AKI 228 per kelahiran hidup, AKB 34 per kelahiran hidup.

Hubungan Pengetahuan Dan Pendidikan Ibu Dengan Pertumbuhan Balita DI Puskesmas Plaju Palembang Tahun 2014

TRIMESTER III DI PUSKESMAS TEGALREJO YOGYAKARTA

BAB 1 PENDAHULUAN. Kesehatan adalah kondisi umum dari seseorang dalam semua aspek baik

BAB I PENDAHULUAN Latar belakang

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DAN SIKAP DENGAN PARTISIPASI PRIA DALAM KELUARGA BERENCANA DI LINGKUNGAN IV KELURAHAN TELING ATAS KOTA MANADO

BAB I PENDAHULUAN. senantiasa menjadi indikator keberhasilan pembangunan pada sektor

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP BIDAN DENGAN PELAKSANAAN ASUHAN PERSALINAN NORMAL (APN) DI RSUD CIDERES KABUPATEN MAJALENGKA TAHUN 2015.

BAB 1 PENDAHULUAN. Masalah kesehatan ibu di Indonesia masih memprihatinkan dimana Angka

LEMBAR PENGESAHAN ARTIKEL ILMIAH

Eskalila Suryati 1 ; Asfriyati 2 ; Maya Fitria 2 ABSTRACT

Hubungan Pengetahuan dengan Sikap Ibu Hamil tentang Pemanfaatan Kelas Ibu Hamil di Desa Nagrak Kecamatan Cianjur Kabupaten Cianjur

HUBUNGAN PERAN ORANG TUA DENGAN TINGKAT PENGETAHUAN KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA DI SMP MUHAMMADIYAH 1 YOGYAKARTA TAHUN 2011 NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. Bahwasanya secara normatif wanita mempunyai hak dan kewajiban serta

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU HAMIL DENGAN PEMANFAATAN ANTENATAL CARE DI PUSKESMAS KAMPUNG DALAM PONTIANAK

BAB 1 PENDAHULUAN. besar. Berdasarkan data UNICEF, WHO, UNFPA dan Bank Dunia tren angka

BAB I PENDAHULUAN. Penyebab tingginya angka kematian ibu terutama disebabkan karena faktor

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) masih

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan seorang ibu dalam usia reproduktif. Perubahan-perubahan yang

BAB I PENDAHULUAN. lahir sejak lama telah menjadi masalah, khususnya di negara-negara

Wilis Dwi Pangesti 1 ABSTRACT ARTIKEL PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Kesehatan ibu dan anak merupakan salah satu perhatian dari World Health

Volume 3 / Nomor 1 / April 2016 ISSN :

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang. Upaya meningkatkan derajat kesehatan ibu dan balita sangatlah penting,

PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG ANEMIA DI PUSKESMAS CEMPAKA BANJARBARU TAHUN 2013

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jumlah Angka Kematian Ibu (AKI) sangat tinggi di dunia, tercatat 800 perempuan meninggal setiap hari akibat

HUBUNGAN ANTARA PENDIDIKAN DAN PENGETAHUAN IBU DENGAN KUNJUNGAN ANTENATAL CARE

HUBUNGAN PERAN BIDAN DAN DUKUNGAN SUAMI DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS COLOMADU 1

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DALAM PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS GODEAN II SLEMAN YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI

Tingkat Pengetahuan Ibu Hamil Primigravida Tentang Persiapan Menghadapi Persalinan Di Puskesmas Kedawung I Kabupaten Sragen

Analisis Faktor yang Berhubungan dengan Rendahnya Kunjungan (K4) Ibu Hamil di Puskesmas Bambu Apus, Jakarta Timur

PARTISIPASI PRIA DALAM PROGRAM KELUARGA BERENCANA (KB) DI DESA KEDEN KECAMATAN PEDAN KABUPATEN KLATEN

HUBUNGAN DUKUNGAN SUAMI DENGAN KUNJUNGAN ANTENATAL CARE (ANC) PADA IBU HAMIL DI KABUPATEN TABANAN

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

HUBUNGAN PARITAS DAN USIA IBU DENGAN BERAT BADAN BAYI BARU LAHIR DI RUMAH SAKIT UMUM INSANI KECAMATAN STABAT KABUPATEN LANGKAT TAHUN 2014

HUBUNGAN PERILAKU IBU HAMIL DENGAN PEMANFAATAN PELAYANAN ANTENATAL CARE DI PUSKESMAS ANTANG

BAB 1 PENDAHULUAN. program kesehatan reproduksi. Sebaik apapun program yang dilakukan

PENGARUH PENYULUHAN KESEHATAN REPRODUKSI TERHADAP SIKAP REMAJA PUTRI KELAS XI TENTANG DAMPAK PERNIKAHAN DINI DI SMA NEGERI 1 TANGEN KAB.

BAB I PENDAHULUAN. Tingginya angka kematian ibu di dunia pada tahun 2000 disebabkan kehamilan

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN ANEMIA IBU HAMIL TRIMESTER III DI PUSKESMAS CIKAMPEK KABUPATEN KARAWANG

Ratna Feti Wulandari Akademi Kebidanan Pamenang Pare - Kediri

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU DENGAN PEMBERIAN MAKANAN PENDAMPING AIR SUSU IBU (MP-ASI) PADA BAYI DI PUSKESMAS BITUNG BARAT KOTA BITUNG.

BAB I PENDAHULUAN. memerlukan pelayanan maksimal dari petugas kesehatan. Salah satu bentuk

BAB 1 PENDAHULUAN. berbeda-beda yang tentu saja sangat berpengaruh terhadap Angka Kematian Bayi

Volume 3 No. 1 Maret 2012 ISSN :

BAB I PENDAHULUAN. Ibu di negara ASEAN lainnya. Angka Kematian Ibu diketahui dari jumlah

BAB. I PENDAHULUAN. Secara Nasional, Angka Kematian Ibu (AKI)/Maternal Mortality Ratio(MMR) di

BAB I PENDAHULUAN. dihadapi ibu selama kehamilan, melahirkan yang dipengaruhi oleh status gizi

BAB I PENDAHULUAN. system kesehatan yang bertujuan untuk menjaga kesehatan ibu selama kehamilan

BAB I PENDAHULUAN. sejak lama telah menjadi masalah, khususnya di negara-negara berkembang.

ABSTRAK HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN DAN PENGETAHUAN IBU HAMIL TERHADAP ANEMIA KEHAMILAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS DTP CIDAUN CIANJUR TAHUN 2017

BAB I PENDAHULUAN. Kematian seorang ibu sewaktu hamil atau dalam waktu 42 hari. sesudah berakhirnya kehamilan tidak bergantung pada tempat, maupun

GLOBAL HEALTH SCIENCE, Volume 2 Issue 1, Maret 2017 ISSN

BAB 1 PENDAHULUAN. kehamilan sebagai komplikasi persalinan atau nifas, dengan penyebab terkait atau

Transkripsi:

HUBUNGAN PENGETAHUAN SUAMI TENTANG HAK REPRODUKSI PEREMPUAN DENGAN PERAN SUAMI DALAM PENCEGAHAN KEMATIAN IBU DI DESA KARANGGAMBAS KECAMATAN PADAMARA KABUPATEN PURBALINGGA RELATED OF HUSBAND S KNOWLEDGE ABOUT REPRODUCTIVE RIGHTS OF WOMEN WITH HUSBAND ROLE IN PREVENTION OF MATERNAL MORTALITY IN SUB DISTRICT VILLAGE PADAMARA KARANGGAMBAS PURBALINGGA Siti Ilmawati 1), Sotyania Wardhianna 2), Colti Sistiarani 3) 1) Alumni, 2) Jurusan Sosiologi Fakultas Ilmu Sosial Politik, 3) Jurusan Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran dan Ilmu-Ilmu Kesehatan Universitas Jenderal Soedirman ABSTRACT One of the reasons of persistent high maternal mortality rate (MMR) in Indonesia,is lack of husband s involvement in caring for a pregnant wife and childbirth and lack of participation in family planning program, husband considers women's reproductive health, while decision-makers in the family is held by husband and decision making in reproductive health. One of the factors causing low role of the husband is the low knowledge of reproductive rights. Purpose of the study is to determine the relationship of knowledge about reproductive rights of women with role of the husband in the prevention of maternal mortality in people Karanggambas Padamara Purbalingga district. This research is explanatory research and survey research method with cross sectional studies. The population of the study are all husbands who have young children aged 0-12 months living in the village of Karanggambas Padamara area the number was 89 husbands. Husband with a total of 49 samples using cluster random sampling technique. Data analysis Univariate and bivariate analysis (Spearman Rank) and test Correlation Coefficient (CC). The results showed knowledge of the reproductive rights of women in the high category (63.3%). The role of husbands in the prevention of maternal deaths in the category of play (59.2%). There is a correlation between husband's knowledge about reproductive rights of women with her husband's role in the prevention of maternal mortality in people Karanggambas Padamara Purbalingga district (p = 0.001). Recommended for the husband who still has a low knowledge, should increase knowledge about reproductive rights and role in the prevention of maternal mortality through health education actively followed. Kata Kunci : pengetahuan, hak reproduksi, peran suami PENDAHULUAN Angka Kematian Ibu (AKI) merupakan indikator yang digunakan sebagai indeks pembangunan kesehatan, indikator kesejahteraan rakyat atau kualitas pembangunan manusia. Angka kematian ibu di Indonesia merupakan tertinggi di wilayah Asia Tenggara. Penurunan AKI di Indonesia juga termasuk lambat bila dibandingkan dengan Thailand yang berhasil menurunkan 38

Siti Ilmawati, Hubungan Pengetahuan Suami Tentang Hak Reproduksi 39 AKI dari 400 per 100.000 kelahiran hidup menjadi 80 per 100.000 kelahiran hidup dalam kurun waktu 24 tahun (Kementrian Kesehatan RI, 2010). Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) 2007 menunjukkan angka kematian ibu sebesar 228 per 100.000 kelahiran hidup (Anonim, 2010). Dibandingkan dengan AKI tahun 2007, angka ini masih jauh dengan pencapaian target Millenium Develompment Goals (MDGs) 2015, yaitu menurunkan angka kematian ibu tiga per empat dari kondisi tahun 1990 yakni 102 per 100.000 ribu kelahiran hidup (UNFPA Indonesia, 2005). Berdasarkan data tersebut, menurut WHO ada dua penyebab terjadinya Angka Kematian Ibu, yaitu penyebab langsung dan penyebab tidak langsung. Penyebab langsung yaitu sekitar 80% kematian maternal merupakan akibat meningkatnya komplikasi selama kehamilan, persalinan, dan setelah melahirkan. Sisanya 20 %, kematian maternal secara tidak langsung disebabkan oleh faktor sosial budaya, ekonomi, pendidikan, status gizi ibu hamil, dan penyakit kronis. Masih banyak ditemukannya kehamilan yang tidak ideal (terlalu banyak, terlalu muda, terlalu tua, dan terlalu dekat jarak kehamilan), yang sangat membahayakan bagi kesehatan ibu atau lebih di kenal dengan 4 Terlalu juga menjadi salah satu faktor terjadinya kematian ibu (BKKBN, 2007). Saat ini di Indonesia, ibu hamil dengan resiko tinggi berkaitan dengan kehamilan 4 Terlalu ada sebesar 22,4 % dengan rincian hamil terlalu muda (<18 thn) sebesar 4,1 %, hamil terlalu tua (>34 thn) sebesar 3,8 %, jarak kelahiran terlalu dekat (< 2 thn) sebesar 5,2 %, dan jumlah anak terlalu banyak (> 3 orang) sebesar 9,4 %. Penyebab tidak langsung ini umumnya mampu diintervensi. Identifikasi terhadap penyebab tidak langsung utamanya adalah tiga terlambat yaitu dari pihak keluarga terlambat mengambil keputusan untuk mencari pertolongan untuk ibu hamil dan melahirkan, terlambat mencapai tempat pelayanan kesehatan dan terlambat tenaga medis memberikan pertolongan (BKKBN, 2007). Terlambat mengambil

40 Jurnal Kesmas Indonesia. Volume 4, Nomor 1, Januari 2011, hlm. 38-46 keputusan dalam keluarga merupakan langkah utama yang perlu diperhatikan, karena ibu yang mengalami komplikasi obstetri beresiko tinggi mengalami kematian. Terlambat mengambil keputusan akan berpengaruh dalam keterlambatan menuju fasilitas kesehatan dan terlambat mendapat pertolongan fasilitas kesehatan, sehingga tiga macam terlambat ini sangat berpengaruh terhadap kematian ibu (Depkes RI, 1999b). Tiga macam terlambat tersebut dapat dicegah dengan cara suami memberikan dukungan dari awal kehamilan sampai nifas, karena pada beberapa kasus tiga terlambat sering terulang akibat suami merasa perannya sudah memadai serta tidak mengenali tanda-tanda komplikasi yang mengancam jiwa (BKKBN, 2007). Upaya untuk menurunkan tingkat kematian ibu karena mengandung dan melahirkan, dapat dilakukan dengan cara meningkatkan peranan suami, keluarga dan masyarakat. Peningkatan peranan itu harus dimulai dengan meningkatkan komitmen para suami untuk memberi perhatian yang tinggi terhadap isterinya. Perhatian suami dapat dilakukan dengan pemahaman fungsi reproduksi secara mendalam agar para suami mengerti benar bagaimana mengambil sikap, bertingkah laku atau memberikan dukungan terhadap isteri yang sedang mengandung dan melahirkan (Suyono, 2001). Salah satu faktor penyebab rendahnya peran suami adalah rendahnya pengetahuan suami tentang hak reroduksi (BKKBN, 2003). Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Kabupaten Purbalingga dari laporan pelayanan kesehatan diketahui bahwa angka kematian ibu di Purbalingga semakin meningkat dari tahun 2006 sampai tahun 2009. Angka kematian ibu di Purbalingga pada tahun 2009 mencapai 121,17 per 100.000 kelahiran hidup (Dinkes Kabupaten Purbalingga, 2010). Kecamatan Padamara merupakan salah satu kecamatan yang menyumbang angka kematian ibu secara berturut-turut dalam 3 tahun terakhir. Berdasarkan survei pendahuluan di Puskesmas Padamara, dari 14 desa yang termasuk dalam wilayah kerja. Puskesmas Padamara, desa Karanggambas merupakan salah

Siti Ilmawati, Hubungan Pengetahuan Suami Tentang Hak Reproduksi 41 satu desa yang masyarakatnya memiliki pendidikan rata-rata masih rendah dibandingkan dengan desa lainnya, yaitu hanya sampai SLTP (Puskesmas Padamara, 2009). METODE PENELITIAN Metode penelitian yang digunakan adalah metode survey dengan pendekatan cross sectional study. Populasi adalah seluruh suami yang memiliki anak bayi usia 0-12 bulan yang berada di desa Karanggambas yaitu sebanyak 89 suami. Besarnya sampel ditentukan dengan rumus minimal sample size. Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik Cluster random sampling yaitu gugusan atau kelompok yang diambil sebagai sampel dari unit geografis dengan unit terkecil adalah lingkup Rukun Warga (RW). Jumlah sampel dalam penelitian ini sebanyak 49 suami yang memiliki bayi usia 0-12 bulan di Desa Karanggambas Kecamatan Padamara Kabupaten Purbalingga. Pengolahan data meliputi editing, koding, skoring, entri data dan tabulating. Analisis data yang digunakan ialah analisis data univariate dan analisis data bivariate. Analisis data univariate dilakukan terhadap tiap tabel variabel dari hasil penelitian. Pada umumnya dalam analisis ini hanya menghasilkan distribusi dan persentase dari tiap variabel (Notoatmodjo, 2002). Analisis data bivariate dengan menggunakan uji Korelasi Rank Spearman dengan taraf kepercayaan 95% karena skala data variabel bebas dengan variabel terikat berbentuk ordinal (Notoatmodjo, 2002). HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Pengetahuan Suami Tentang Hak Reproduksi Perempuan Tabel 1. Distribusi Responden Berdasarkan Pengetahuan Suami Tentang No. Pengetahuan Suami Jumlah Presentase (%) 1 Rendah 18 36,7 2 Tinggi 31 63,3 49 100 Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar responden memiliki pengetahuan tinggi tentang hak reproduksi perempuan sebanyak 31 responden (63,3%). Hasil ini menunjukkan sudah cukup baiknya pengetahuan suami tentang hak reproduksi perempuan, khususnya dalam

42 Jurnal Kesmas Indonesia. Volume 4, Nomor 1, Januari 2011, hlm. 38-46 masalah kehamilan, persalinan dan nifas istri. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Siahaan (2010) yang menyebutkan bahwa sebagian besar responden memiliki pengetahuan baik tentang hak reproduksi perempuan di Dusun III Desa Tanjung Anom Kecamatan Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang sebanyak 87 orang (87%). Hal ini disebabkan karena responden aktif mengikuti setiap kegiatan ibu hamil seperti periksa hamil, dan aktif bertanya pada petugas kesehatan mengenai perubahan- perubahan yang dialami isterinya, sehingga responden bertambah pengetahuannya. Menurut Notoatmodjo (2003) pengetahuan merupakan hasil dari tahu dan terjadi setelah seseorang melakukan penginderaan terhadap suatu obyek tertentu, penginderaan terjadi melalui panca indera diantaranya melalui penglihatan dan pendengaran, dengan demikian informasi yang diberikan petugas kesehatan sudah mampu meningkatkan pengetahuan responden. Menurut Notoatmodjo (2003), sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui pendidikan, pengalaman diri sendiri maupun orang lain, media massa maupun lingkungan. Pendidikan kesehatan bukan satusatunya faktor yang mempengaruhi perilaku seseorang tetapi dipengaruhi oleh faktor pendukung eksternal yang secara langsung dapat mempengaruhi perubahan perilaku seperti sarana yang dimiliki, fasilitas lain yang tersedia atau alat-alat yang dibutuhkan serta dukungan positif yang diberikan orang lain untuk terjadinya perubahan perilaku, artinya responden yang memiliki pengetahuan baik belum tentu perilakunya baik begitu juga responden yang memiliki pengetahuan kurang belum tentu perilakunya kurang baik. Tingkat pengetahuan yang baik diharapkan akan menjamin perilaku yang menunjang kesehatan ibu dan meningkatkan peran aktif keluarga dalam menjamin pelayanan yang ada selama kehamilan (Depkes RI, 1999a). 2. Peran Suami dalam Pencegahan Kematian Ibu

Siti Ilmawati, Hubungan Pengetahuan Suami Tentang Hak Reproduksi 43 Tabel 2. Distribusi Responden Berdasarkan Peran Suami dalam pencegahan kematian ibu. No Peran Suami dlm pencegahan kematian ibu Jumlah Presentase (%) 1 Tidak Berperan 20 40,8 2 Berperan 29 59,2 49 100 Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar responden berperan dalam pencegahan kematian ibu sebanyak 29 responden (59,2%). Hasil ini menunjukkan adanya peran dan keterlibatan suami cukup baik dalam kehamilan, proses menghadapi persalinan dan nifas isteri. Hasil tersebut sejalan dengan penelitian Tursilowati dan Eka (2007) yang menyebutkan bahwa peran serta suami berada pada kategori cukup berperan terhadap tingkat kecemasan Ibu hamil dalam menghadapi proses persalinan di Desa Jepat Lor Kecamatan Tayu Kabupaten Pati dengan presentasi (46,15%). Kecemasan, ketakutan, dan kekhawatiran menjelang persalinan menyebabkan rasa sakit menjadi bertambah buruk, tetapi dengan adanya perhatian dari suami dapat memberikan pengaruh yang positif bagi ibu hamil saat menghadapi persalinan (Musbikin, 2005). Peran suami dalam pencegahan kematian ibu dapat dilakukan dengan berpartisipasi secara aktif atau memberikan dukungan dalam asuhan kehamilan, persalinan dan nifas. Partisipasi suami dalam asuhan kehamilan dapat ditunjukkan dengan memberikan perhatian dan kasih sayang kepada isteri, mendorong dan mengantar isteri untuk memeriksakan kehamilan ke fasilitas kesehatan minimal 4 kali selama kehamilan, memenuhi kebutuhan gizi bagi istrinya agar tidak terjadi anemia, sebagai pengambil keputusan serta menentukan tempat persalinan yang bersih dan aman dengan di dampingi tenaga kesehatan, melakukan rujukan ke fasilitas kesehatan sedini mungkin bila terjadi hal-hal yang menyangkut kesehatan selama kehamilan seperti perdarahan, eklampsi dan lain-lain, serta menyiapkan biaya persalinan. Suami harus siaga untuk mempersiapkan dana yang ekstra, baik untuk saat kehamilan maupun saat pesalinan tiba. Suami sangat berperan untuk mengurangi kecemasan ibu hamil dalam menghadapi proses persalinan, ibu

44 Jurnal Kesmas Indonesia. Volume 4, Nomor 1, Januari 2011, hlm. 38-46 hamil perlu diingatkan dan diberi kesempatan untuk beristirahat dengan cukup, sehingga suami pada saat seperti ini harus berlapang dada apabila suami harus melakukan kegiatan yang biasa dilakukan oleh istri dari awal kehamilan sampai nifas (BKKBN, 2001). 3. Hubungan Pengetahuan Suami Tentang Hak Reproduksi Perempuan dengan Peran Suami dalam Pencegahan Kematian Ibu Tabel 3. Hubungan Pengetahuan Suami tentang Hak Reproduksi Peran Suami dalam Pencegahan Kematian Pengetahuan Suami pada ibu Total Tidak Berperan Berperan N (%) N (%) N (%) Rendah 12 66,7 6 33,3 18 100 Tinggi 8 25,8 23 74,2 31 100 Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa 31 responden yang memiliki pengetahuan tinggi tentang hak reproduksi perempuan dan berperan dalam pencegahan kematian ibu sebesar 74,2% berarti lebih besar dibandingkan dengan responden yang memiliki pengetahuan rendah tentang hak reproduksi perempuan dan berperan dalam pencegahan kematian ibu sebesar 33,3%. Berdasarkan hasil uji Rank Spearman diketahui nilai probabilitas (p value) sebesar 0,001 berarti lebih kecil bila dibandingkan dengan =0,05, sehingga secara statistik dinyatakan ada hubungan yang signifikan antara pengetahuan suami tentang hak reproduksi perempuan dengan peran suami dalam pencegahan kematian ibu di Desa Karanggambas Kecamatan Padamara Kabupaten Purbalingga. Hasil penelitian ini sesuai dengan pendapat BKKBN (2003) bahwa peran suami yang rendah disebabkan karena pengetahuan tentang hak reproduksi perempuan yang rendah. Arus informasi dan komunikasi yang baik akan meningkatkan pemahaman dan pengetahuan responden. Notoatmodjo (2003) menyatakan bahwa pengetahuan mempunyai peran yang penting dalam membentuk perilaku seseorang yang pada akhirnya menentukan kualitas kesehatan

Siti Ilmawati, Hubungan Pengetahuan Suami Tentang Hak Reproduksi 45 masyarakat. Tingkat pengetahuan adalah seberapa jauh responden mengetahui tentang sesuatu masalah kesehatan yang akan mempengaruhi sikap dan tindakan dalam menerima atau menolak sesuatu. Hal ini dapat dimengerti bahwa dengan pengetahuan yang tinggi dapat meningkatkan kesadaran untuk berperilaku dalam kesehatan reproduksi khususnya dalam pencegahan kematian ibu. Setelah hasil penelitian ini diketahui, maka dilanjutkan untuk mengetahui keeratan hubungan antar dua variabel yang terjadi. Hasil analisis Coefficient Correlation (CC) didapatkan nilai sebesar 0,476 hal ini berarti keeratan hubungan antar dua variabel yang terjadi adalah cukup kuat karena berada dirange 0,40-0,599. Hal ini menunjukan bahwa pengetahuan suami tentang hak reproduksi perempuan cukup berpengaruh terhadap peran suami dalam pencegahan kematian ibu. Menurut BKKBN (2003), peran suami tidak hanya dipengaruhi oleh pengetahuan suami tentang hak reproduksi perempuan saja namun dipengaruhi juga oleh faktor lain seperti komitmen politis dan strategis, sosial budaya, terbatasnya informasi serta pengetahuan kesetaraan dan keadilan gender. SIMPULAN DAN SARAN 1. Simpulan Sebagian besar responden memiliki pengetahuan tinggi tentang hak reproduksi perempuan sebanyak 31 responden (63,3%), dan sebagian besar responden berperan dalam pencegahan kematian ibu sebanyak 29 responden (59,2%) Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara pengetahuan suami tentang hak reproduksi perempuan dengan peran suami dalam pencegahan kematian ibu di Desa Karanggambas Kecamatan Padamara Kabupaten Purbalingga. 2. Saran Bagi para suami di Desa Karang gambas yang masih memiliki pengetahuan rendah hendaknya meningkatkan pengetahuan khususnya pengetahuan tentang

46 Jurnal Kesmas Indonesia. Volume 4, Nomor 1, Januari 2011, hlm. 38-46 hak reproduksi perempuan dan berperan serta aktif dalam pencegahan kematian ibu khususnya dalam mempersiapkan tempat persalinan yang bersih dan aman untuk istri agar keterlambatan dalam mengambil keputusan dapat diatasi dengan cara aktif mengikuti penyuluhan kesehatan dari petugas kesehatan. DAFTAR PUSTAKA Anonim. 2010. Angka Kematian Ibu Melahirkan (AKI). <http://www.menegpp.go.id>. Diakses tanggal 23 April 2010. BKKBN. 2001. Kebijakan Teknis Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi. BKKBN. Jakarta. BKKBN. 2003. Buku 2 Bunga Rampai Bahan Pembelajaran Pelatihan Pengarusutamaan Gender dalam Program Pembangunan Nasional. BKKBN. Kementrian Pembudayaan Perempuan. UNFPA. Jakarta. BKKBN, Gema Pria. 2007. Peran Pria melalui program KB dalam Kesehatan Maternal. <http://prov.bkkbn.go.id>. Diakses tanggal 28 April 2010. Depkes RI. 1999a. Upaya Aklerasi Penurunan Angka Kematian ibu. Dirjen Binkesmas, Jakarta. Depkes RI. 1999b. Modul Safe Motherhood. Depkes, Jakarta. Dinkes Kabupaten Purbalingga. 2010. Distribusi AKI di Kabupaten Banyumas tahun 2006 sampai 2009. Dinkes Kabupaten Purbalingga, Purbalingga. Kementrian Kesehatan RI. 2010. Kebijakan Penyusunan Pedoman Pelayanann Kesehatan Ibu di Fasilitas Kesehatan. Direktorat Kesehatan Ibu Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. <http://www.kia.depkes.go.id>. Diakses tanggal 8 Juni 2010. Musbikin, I. 2005. Panduan Bagi Ibu Hamil & Melahirkan. Mitra Pustaka. Yogyakarta. Notoatmodjo, S. 2002. Metode Penelitian Kesehatan. Rineka Cipta, Jakarta. Notoatmodjo, S. 2003. Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Rineka Cipta, Jakarta. Puskesmas Padamara, 2009. Distribusi AKI di Kecamatan Padamara tahun 2007 sampai 2009. Puskesmas Padamara, Padamara. Siahaan, E. 2010. Pengetahuan dan Sikap Suami Terhadap Kesehatan Reproduksi Wanita di Dusun III Desa Tanjung Anom Kecamatan Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang Tahun 2010. Skripsi. Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.<http://repository.usu.ac.id/>. Diakses 1 Oktober 2010. Suyono, H. 2001. Peranan Pria Menyelamatkan Reproduksi. Pengamat Masalah Sosial Kemasyarakatan. <http://www.haryono.com>. Diakses tanggal 23 Maret 2010. Tursilowati, S., dan Eka S. 2007. Pengaruh Peran Serta Suami Terhadap Tingkat Kecemasan Ibu Hamil dalam Menghadapi Proses Persalinan di Desa Jepat Lor Kecamatan Tayu Kabupaten Pati 2007. Jurnal Kesehatan Surya Medika Yogyakarta. <http://www.skripsistikes.wordpress.c om>. Diakses tanggal 28 April 2010. UNFPA Indonesia. 2005. Kebijakan dan Strategi Nasional Kesehatan Reproduksi di Indonesia. <http://indonesia.unfpa.org>.