BAB I PENDAHULUAN. Fungsi keluarga yang utama ialah mendidik anak-anaknya.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. membimbing, dan mendisiplinkan, serta melindungi anak untuk mencapai

I. PENDAHULUAN. yang mereka lahirkan. Dalam kelompok ini, arus kehidupan di kemudikan oleh

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Keluarga sebagai kelompok masyarakat terkecil terbentuk oleh ikatan dua

BAB I PENDAHULUAN. intelektualnya (IQ), namun juga ditentukan oleh bagaimana seseorang dapat

BAB I PENDAHULUAN. kemudikan oleh orangtua. Kartini Kartono menyebutkan bahwa keluarga

BAB I PENDAHULUAN. pertama-tama dari orang tua (keluarga) dan anggota keluarga lainnya. Oleh

BAB I PENDAHULUAN. memperkuat kepribadian, dan mempertebal semangat kebersamaan agar dapat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. menjadi orang yang bermanfaat bagi bangsa dan negara. Setiap manusia harus

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Beralihnya masyarakat kita dari masyarakat yang masih sederhana

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan sosial budaya dimana individu tersebut hidup.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan anak usia dini (PAUD) adalah jenjang pendidikan sebelum

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Belajar merupakan hal yang sangat penting dalam kehidupan ini. Karena

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu usaha dari setiap bangsa dan negara untuk

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan formal, dalam mewujudkan tujuan pendidikan nasional melalui. pasal 4 tentang sistem pendidikan nasional bahwa:

BAB I PENDAHULUAN. empiris yang mendasari perubahan kurikulum adalah fakta di lapangan. menunjukkan bahwa tingkat daya saing manusia Indonesia kurang

BAB I PENDAHULUAN. yang berkualitas dan diharapkan akan menjadi pelaku dalam pembangunan suatu

BAB I PENDAHULUAN. hendak dilakukan pihak lain. Ini dimulai ketika anak masuk kelompok

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah bahkan sekolah dewasa ini di bangun oleh pemerintah agar anak-anak

Grafik 1.1 Jumlah Penduduk Menurut Kelompok Usia, 2014 (ribu orang)

BAB I PENDAHULUAN. pembukaan UUD 1945 Alinea ke-iv yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa.

BAB I PENDAHULUAN. Anak merupakan amanah dari Allah SWT, Setiap orang tua menginginkan anakanaknya

BAB I PENDAHULUAN. globalisasi, menjadi tantangan serius bagi dunia pendidikan yang memiliki

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya alam. Dalam (Undang-Undang RI No. 20 Tahun 2003) Selain faktor yang berada dalam diri peserta didik, untuk dapat

BAB I PENDAHULUAN. akan terjadi interaksi diantara para anggotanya. bahwa yang penting dalam keluarga adalah relasi orang tua dan anaknya.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Banyak sekali latar belakang kekerasan terhadap anak mulai dari

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan satu dari sekian banyak hal yang tidak dapat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

I. PENDAHULUAN. pendidikan formal dan pendidikan nonformal. Pendidikan formal

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Ketamansiswaan merupakan kekhususan pendidikan di lingkungan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan zaman yang semakin modern terutama pada era

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan pada dasarnya adalah usaha sadar untuk mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. cinta kasih, dan penghargaan terhadap masing-masing anggotanya. Dengan

A. Latar Belakang Masalah Sekolah merupakan suatu tempat dimana bagi peserta didik untuk

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Indonesia memerlukan sumber daya manusia dalam jumlah dan mutu yang

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan jaman yang semakin modern terutama pada era globalisasi

BAB I PENDAHULUAN. dalam Undang-Undang Dasar 1945 pasal 31 ayat 1 Tiap-tiap warga negara

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai Negara yang berkembang dengan jumlah penduduk besar, wilayah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan memiliki peranan penting dalam meningkatan sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. Anak merupakan aset dan generasi penerus bagi keluarga, masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan tidak dapat dipisahkan dari kehidupan karena pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dan kemampuan siswa. Dengan pendidikan diharapkan individu (siswa) dapat

BAB I PENDAHULUAN. dijangkau dengan sangat mudah. Adanya media-media elektronik sebagai alat

BAB I PENDAHULUAN. merupakan sesuatu hal yang baru. Kreativitas berpikir siswa sudah dibina sejak

BAB IV FAKTOR PENGHAMBAT DAN PENDUKUNG PELAKSANAAN BIMBINGAN KEAGAMAAN ORANG TUA DALAM PEMBENTUKAN AKHLAK ANAK USIA DINI DI TK PELITA BANGSA

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan kemanusian untuk menjawab berbagai tantangan dan permasalahan

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan kebutuhan mutlak bagi kehidupan manusia sejalan

BAB I PENDAHULUAN. semakin pesat dapat membawa perubahan kearah yang lebih maju. Untuk itu perlu

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Manusia merupakan makhluk ciptaan Tuhan yang paling sempurna dan

BAB I PENDAHULUAN. didefenisikan sebagai suatu kelompok kecil yang disatukan dalam ikatan perkawinan, darah,

BAB I PENDAHULUAN. tantangan pembangunan dimasa yang akan datang. Pembentukan sumber daya. yang saling berhubungan dalam pembentukan kualitas manusia.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pendidikan tidak dapat dipisahkan dengan proses pembelajaran. Di dalam proses

BAB I PENDAHULUAN. Penerapan Metode Pembiasaan Dalam Menumbuhkan Karakter Kemandirian Anak Usia Dini 5-6 Tahun Di Lingkugan Keluarga

BAB I PENDAHULUAN. potensi dirinya melalui proses pembelajaran atau cara lain yang dikenal dan diakui

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Ibu adalah sosok yang penuh pengertian, mengerti akan apa-apa yang ada

BAB I PENDAHULUAN. Seiring perkembangan masyarakat Indonesia di era globalisasi ini,

BAB I PENDAHULUAN. hidup (life skill atau life competency) yang sesuai dengan lingkungan kehidupan. dan kebutuhan peserta didik (Mulyasa, 2013:5).

BAB 1 PENDAHULUAN. Nasional yang tercantum dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah adalah lembaga formal tempat dimana seorang siswa menimba ilmu dalam

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang Sisdiknas Nomor 2 Tahun Dalam Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN. membawa bangsa menuju bangsa yang maju. Masa kanak-kanak adalah masa

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran atau pelatihan agar peserta didik

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan zaman yang semakin modern terutama pada era globalisasi

BAB I PENDAHULUAN. Mitra Pustaka, 2006), hlm 165. Rhineka Cipta,2008), hlm 5. 1 Imam Musbikiin, Mendidik Anak Kreatif ala Einstein, (Yogyakarta:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Vera Nurfadillah, 2014 Optimalisasi Peran Orangtuapekerja Dalam Pembentukan Kemandirian Anak Usia Dini

BAB I PENDAHULUAN. pada kejahatan dan dibiarkan seperti binatang, ia akan celaka dan binasa.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting dan tidak dapat

BAB I PENDAHULUAN. tercapainya manusia dan masyarakat berkualitas yang memiliki kecerdasan

BAB I. A. Latar Belakang Penelitian. sistem yang lain guna mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dilihat dari tiga ciri utama yaitu derajat kesehatan, pendidikan dan. bertumbuh dan berkembang (Narendra, 2005).

BAB I PENDAHULUAN. memiliki kemampuan terbatas dalam belajar (limitless caoacity to learn ) yang

BAB I PENDAHULUAN. Undang-undang No. 20 tahun 2003 menyebutkan sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan

PENGAMBILAN KEPUTUSAN TINDAKAN DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN HIDUP (FISIK DAN PSIKOLOGIS) PADA ANAK JALANAN

BAB I PENDAHULUAN. memiliki peranan penting bagi keberlangsungan hidup dan masa depan seseorang.

Tujuan pendidikan nasional seperti disebutkan dalam Undang-Undang. Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pada pasal (3)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan memiliki fungsi yang sangat penting dalam pengembangan

BUPATI PURWAKARTA PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI PURWAKARTA NOMOR 69 TAHUN 2015 TENTANG PENDIDIKAN BERKARAKTER DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PENGARUH POLA ASUH ANAK TERHADAP PRESTASI ANAK

BAB I PENDAHULUAN. tua, lingkungan masyarakat sekitarnya, dan negara. Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasiona No 20 Tahun 2003 Bab I Pasal 1

BAB I PENDAHULUAN. yang berlangsung sepanjang usia sehingga sehingga setiap orang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi telah membawa perubahan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Penjas menekankan adanya realisasi nilai-nilai yang diajarkan dalam kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. terjadi di dalam keluarga (pendidikan informal), sekolah (pendidikan

Fungsi Keluarga dalam Pendidikan. Keluarga yang telah terbentuk mempunyai fungsifungsi yang sangat erat sekali dengan keluarga kehidupan itu sendiri

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. harapan yang akan melanjutkan cita-cita dan estafet keluarga dan negara

BAB I PENDAHULUAN. kualitas sumber daya manusia yang bermanfaat bagi lingkungan masyarakat,

BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. sosial yang eksis hampir di semua masyarakat. Terdapat berbagai masalah sosial

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. sempit, keluarga terdiri dari ayah, ibu dan anak dari hasil perkawinan tersebut.

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Keluarga sebagai kelompok masyarakat terkecil terbentuk oleh ikatan dua orang dewasa yang berlainan jenis kelamin, wanita dan pria serta anak-anak yang mereka lahirkan. Dalam kelompok ini, arus kehidupan dikemudikan oleh orang tua. Alam mempercayakan pertumbuhan serta perkembangan anak pada mereka. Fungsi keluarga yang utama ialah mendidik anak-anaknya. Orang tua merupakan pendidik utama dan pertama bagi anak-anak mereka, karena dari merekalah anak mula-mula menerima pendidikan. Dengan demikian bentuk pertama dari pendidikan terdapat dalam kehidupan keluarga. Orang tua dikatakan pendidik pertama karena dari merekalah anak mendapatkan pendidikan untuk pertama kalinya dan dikatakan pendidik utama karena pendidikan dari orang tua menjadi dasar bagi perkembangan dan kehidupan anak dikemudian hari. Sebagaimana yang diungkapkan oleh Ki Hadjar Dewantara yang menyatakan bahwa keluarga merupakan pusat pendidikan yang pertama dan terpenting karena sejak timbulnya adab kemanusiaan sampai kini, keluarga selalu mempengaruhi pertumbuhan budi pekerti tiap-tiap manusia. Di samping itu, orang tua dapat menanamkan benih kebatinan yang sesuai dengan kebatinannya sendiri ke dalam jiwa anak-anaknya. Inilah hak orang tua yang utama dan tidak bisa dibatalkan oleh orang lain. Masalah anak-anak dan pendidikan adalah suatu persolan yang amat menarik bagi seorang pendidik dan ibu-ibu yang setiap saat menghadapi anak-

anak yang membutuhkan pendidikan. Mengasuh dan membesarkan anak berarti memelihara kehidupan dan kesehatannya serta mendidiknya dengan penuh ketulusan dan cinta kasih. Secara umum tanggung jawab mengasuh anak adalah tugas kedua orang tuanya. Pada dasarnya orang tua mengetahui bahwa pengasuhan merupakan salah satu kewajiban orang tua. Namun tidak semua orang tua terampil dalam mengasuh anak. Secara sederhana pengasuhan anak dapat diartikan sebagai implementasi serangkaian keputusan yang dilakukan orang tua atau orang dewasa kepada anak, sehingga memungkinkan anak menjadi bertanggung jawab, menjadi anggota masyarakat yang baik, memiliki karakter-karakter baik. Apa yang dilakukaan orang tua agar anak memiliki ketrampilan hidup, itulah pengasuhan. Anak lahir dalam pemeliharaan orang tua dan dibesarkan dalam keluarga. Orang tua bertugas sebagai pengasuh, pembimbing, pemelihara, dan sebagai pendidik terhadap anak-anaknya. Setiap orang tua pasti menginginkan anakanaknya menjadi manusia yang pandai, cerdas dan berakhlak mulia. Akan tetapi banyak orang tua yang tidak menyadari bahwa cara mereka mendidik membuat anak merasa tidak diperhatikan, dibatasi kebebasannya, bahkan ada yang merasa tidak disayang oleh orang tuanya. Perasaan-perasaan itulah yang banyak mempengaruhi sikap, perasaan, cara berpikir, bahkan kecerdasan mereka. Orang tua berperan sebagai guru, penuntun, pengajar, serta sebagai pemimpin pekerjaan dan pemberi contoh. Prinsip serta harapan-harapan seseorang dalam bidang pendidikan anak beraneka ragam coraknya, ada yang menginginkan anaknya menjalankan disiplin keras, ada yang menginginkan anaknya lebih banyak kebebasan dalam berpikir maupun bertindak. Ada orang tua yang terlalu

melindungi anak, ada yang bersikap acuh terhadap anak. Ada yang mengadakan suatu jarak dengan anak dan ada pula yang menganggap anak sebagai teman. Banyak orang tua yang keliru dalam menerapkan pola asuh pada anaknya. Mereka menganggap bahwa mereka telah memberikan yang terbaik bagi anaknya, tetapi tanpa mereka sadari, pada kenyataannya mereka telah melakukan kesalahan dalam mengasuh anaknya. Mereka banyak menuntut anak untuk melakukan seperti yang mereka inginkan, yang membuat anak kehilangan waktu bermainnya. Pada saat ini banyak orang tua yang mengabaikan hak anak. Para orang tua menuntut anak untuk melakukan hal-hal yang berlebihan bahkan yang seharusnya belum pantas mereka lakukan. Ada orang tua yang meminta anaknya untuk bekerja baik sebelum ataupun sesudah bersekolah. Anak diminta untuk bangun pagi, mempersiapkan segala kebutuhan keluarga untuk pagi hari seperti memasak sarapan, menimba air, dan sebagainya. Selepas pulang sekolah mereka juga diminta untuk bekerja seperti berjualan kue, ikut ke sawah, membersihkan rumah, menjaga adik, dan lain-lain. Memang hal itu tak lepas juga dari faktor ekonomi keluarga, tapi bagaimanapun keadaannya anak yang masih dalam masa pertumbuhan dan perkembangan tak boleh dieksploitasi dan dituntut secara berlebihan. Mendidik anak dengan baik dan benar berati menumbuh kembangkan totalitas potensi anak secara wajar. Potensi jasmaniah dan rohaniah anak diupayakan tumbuh dan berkembang secara selaras. Namun demikian, orang tua juga tidak boleh memaksakan anaknya secara berlebihan, seperti menuntut anaknya untuk mengikuti kursus Bahasa Inggris, kegiatan ekstra kurikuler, dan sebagainya yang membuat anak merasa tertekan.

Banyak orang tua yang memberikan ganjaran berupa hukuman jika anakanak mereka berperilaku buruk dan tidak seperti yang mereka harapkan. Anak dibentak, dimarahi, bahkan tak jarang dipukul jika melakukan kesalahan. Pandangan ini sepenuhnya keliru. Anak, seperti individu lain mempunyai keinginan yang sama untuk merasa diterima dan perilaku mereka diarahkan untuk memenuhi keinginan tersebut. Tanpa pemahaman dan pengetahuan tentang tujuan masing-masing anak, adalah tidak mungkin untuk memahami dan mengubah perilaku anak tersebut. Bentuk pola pengasuhan orang tua pada anak juga mempengaruhi motivasi belajar anak. Seorang psikiater anak dan remaja menyarankan agar anak dibiarkan menentukan belajarnya sendiri setelah melalui perundingan dengan orang tuanya. Sebab bila orang tua memaksakannya dengan bahasa otot dapat berakibat belajar itu merupakan suatu beban yang tidak enak bagi sang remaja. Motivasi tidak terpisahkan dari kemauan, perasaan, dan pikiran. Perasaan mendambakan kepuasan dan pikiran mendambakan kenikmatan. Jika proses belajar merupakan kenikmatan yang menimbulkan kepuasan, maka sang anak akan berkembang dengan baik. Bagaimana hubungan pola asuh orang tua dengan hasil belajar siswa? Banyak orang tua yang beranggapan bahwa anak mereka setelah diserahkan kepada guru di sekolah maka lepaslah hak dan kewajibannya untuk memberikan pendidikan kepada mereka. Semua tanggung jawabnya telah beralih kepada guru di sekolah, apakah menjadi pandai atau bodoh anak tersebut, akan menjadi nakal atau berbudi pekerti yang baik dan luhur, maka itu adalah urusan guru di sekolah. Padahal bentuk pola pengasuhan orang tua juga sangat mempengaruhi

keberhasilan belajar siswa di sekolahnya. Hasil belajar tidak hanya dipengaruhi oleh faktor internal yang meliputi, faktor fisiologis dan psikologis, tetapi dipengaruhi juga oleh faktor eksternal yang antara lain adalah keluarga. Jadi orang tua mempunyai peranan yang penting dalam keberhasilan belajar anak antara lain cara orang tua mendidik anak. Apakah ia ikut mendorong, merangsang dan membimbing terhadap aktivitas anaknya atau tidak. Suasana emosional di dalam rumah, dapat sangat merangsang anak belajar dan mengembangkan kemampuan mentalnya yang sedang tumbuh. Sebaliknya, suasana tersebut bisa memperlambat otaknya yang sedang tumbuh dan menjemukan perasaan kreatif, yang dibawa sejak lahir. Hubungan orang tua dengan anak, bersama-sama dengan sifat pembawaan lahir, akan banyak menentukan bagaimana dia maju dengan belajarnya untuk sisa hidupnya. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Reynolds (1975), dia menyatakan bahwa anak yang berhasil di sekolah adalah anak yang berlatar belakang dari keluarga yang berhubungan akrab, penuh kasih sayang, dan menerapkan disiplin berdasarkan kecintaan. Pendapat ini diperkuat oleh hasil penelitian Madison (1989), yang menyatakan bahwa orang tua yang mempunyai harga diri tinggi banyak memberikan kesempatan kepada anak untuk membuat keputusan secara bebas, berkomunikasi dengan lebih baik, mendukung anak untuk memiliki kebebasan sehingga anak mempunyai kepuasan, dan sedikit menggunakan hukuman badan untuk mengembangkan disiplin. Selain itu, perlu adanya hubungan yang akrab dan bentuk komunikasi yang memberikan kebebasan kepada anak untuk mengungkapkan perasaan dan pikirannya. Adapun alasan untuk memilih pokok masalah di atas adalah sebagai

berikut : 1. Anak adalah tunas bangsa yang akan menerima tongkat estafet perjuangan dan cita-cita bangsa, untuk itu anak memerlukan bimbingan, arahan dan didikan dari orang tua sejak dini, sebagai persiapan untuk menghadapi masa yang akan datang. 2. Keluarga adalah masyarakat terkecil yang paling inti, dari keluargalah anak mulai memperoleh pendidikan sebelum memasuki pendidikan secara formal di sekolah, oleh karena itu pola asuh orang tua dalam mendidik anak akan mempengaruhi keberhasilan anak dalam belajar. Atas dasar pemikiran di atas, peneliti merasa tertarik untuk membahas masalah tersebut khususnya yang berkenaan dengan pola asuh dalam lingkungan keluarga. Untuk itu peneliti mengajukan proposal dengan judul penelitian Hubungan Pola Asuh Orang Tua Pada Anak Terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas IV SD Negeri No. 104204 Sambirejo Timur Tahun Ajaran 2011-2012. 1.2. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka permasalahan yang diteliti dapat diidentifikasikan sebagai berikut : a. Hubungan pola asuh oleh orang tua pada anak yang berdampak pada hasil belajar anak. b. Banyaknya anak yang merasa terbebani oleh karena penerapan pola asuh yang keliru oleh orang tuanya. c. Hilangnya hak anak untuk bermain.

1.3. Pembatasan Masalah Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah di atas, cukup banyak masalah yang perlu di teliti. Karena terbatasnya waktu, tenaga, serta sarana yang tersedia, maka penulis membatasi permasalahan dengan meneliti hubungan antara pola asuh orang tua dengan hasil belajar siswa kelas IVc SD Negeri No. 104204 Sambirejo Timur dengan batasan sebagai berikut : a. Pola asuh yang diteliti adalah pola asuh demokratis, yaitu pola asuh yang merupakan kombinasi dari pola asuh ekstrem yang bertentangan (otoriter dan laissez faire) ditandai dengan adanya sikap terbuka antara orang tua dengan anaknya. b. Hasil belajar IPS siswa, yaitu adalah hasil aktivitas belajar siswa yang diaktualisasikan dalam angka atau skor yang dapat dilihat dalam buku hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS. 1.4. Perumusan Masalah Berdasarkan pembatasan masalah di atas, maka dapat dirumuskan masalah yang diteliti sebagai berikut apakah ada hubungan antara pola asuh orang tua dengan hasil belajar siswa kelas IVc SD. Negeri No. 104204 Sambirejo Timur Tahun Ajaran 2011/2012? 1.5. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah diatas, yang menjadi tujuan penelitian ini adalah untuk menemukan apakah ada hubungan antara pola asuh orang tua pada anak terhadap hasil belajar siswa kelas IVc SD. Negeri No. 104204 Sambirejo

Timur Tahun Ajaran 2011/2012. 1.6. Manfaat Penelitian Hasil yang diperoleh dari penelitian ini diharapkan memberikan manfaat bagi berbagai pihak antara lain : 1. Bagi anak/siswa, untuk memberikan pemahaman mengenai bentuk pola asuh yang bisa berdampak positif bagi hasil belajarnya. 2. Bagi para pendidik baik orang tua, guru dan lingkungan masyarakat, untuk dapat memberikan pemahaman mengenai penerapan pola asuh yang baik bagi perilaku dan hasil belajar anak/siswa. 3. Bagi peneliti, untuk memberikan wawasan lebih mengenai bentuk pola asuh anak dan dampak positif negatifnya. 4. Bagi peneliti lain, sebagai bahan masukan bagi penelitian yang bermaksud mengadakan penelitian untuk meningkatkan hasil belajar.