2 METODE PENELITIAN. Waktu dan Tempat Penelitian. Alat dan Bahan. Rancangan Penelitian

dokumen-dokumen yang mirip
AGROFORESTRI TANAMAN KUNYIT (Curcuma domestica Val.) DI BAWAH TEGAKAN JABON (Anthocephalus cadamba Miq.) MUHAMMAD RIPQI LUBIS

BAB III MATERI DAN METODE. sampai panen okra pada Januari 2017 Mei 2017 di lahan percobaan dan

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Bahan dan Alat Metode Percobaan

III. MATERI DAN METODE

BAHAN DAN METODE. = Respon pengamatan µ = Rataan umum α i = Pengaruh perlakuan asal bibit ke-i (i = 1,2) β j δ ij

Dari kedua faktor tersebut diperoleh 9 kombinasi, adapun kombinasi perlakuannya sebagai berikut:

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP)

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Kebun Percobaan Fakultas Pertanian Universitas

MATERI DAN METODE Tempat dan Waktu

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Bahan dan Alat Metode Penelitian

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Bahan dan Alat Bahan Alat Rancangan Percobaan Yijk ijk

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Bahan dan Alat Metode

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dilaksanakan pada bulan November Februari 2017, di

METODE. Lokasi dan Waktu. Materi

BAHAN DAN METODE Metode Percobaan

III. MATERI DAN METODE

III. MATERI DAN METODE

MATERI DAN METODE. Jl. HR. Soebrantas KM 15 Panam, Pekanbaru. Penelitian ini dilaksanakan pada

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu. Bahan dan Alat

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dilaksanakan pada bulan Februari Mei 2017 di Lahan Fakultas

BAHAN DAN METODE. Y ij = + i + j + ij

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu

BAHAN DAN METODE. Faktor kedua adalah jumlah bibit per lubang yang terdiri atas 3 taraf yaitu : 1. 1 bibit (B 1 ) 2. 2 bibit (B 2 ) 3.

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Alat dan Bahan Metode Penelitian

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian

I. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Politeknik Negeri Lampung, Bandar Lampung.

3. METODE DAN PELAKSANAAN

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada di lahan sawah milik warga di Desa Candimas

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Bahan dan Alat Metode Penelitian

MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di lahan percobaan Fakultas Pertanian dan

III. MATERI DAN METODE

III. BAHAN DAN METODE. Universitas Lampung pada titik koordinat LS dan BT

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian Bahan dan Alat Metode Penelitian

III. BAHAN DAN METODE

III. MATERI DAN METODE

III. BAHAN DAN METODE

BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian

I. TATA CARA PENELITIAN. Muhammadiyah Yogyakarta di Desa Tamantirto, Kecamatan Kasihan, Kabupaten

I. BAHAN DAN METODE. Soebrantas KM. 15 Panam, Pekanbaru. Penelitian ini dilaksanakan selama 3 bulan

III. BAHAN DAN METODE. Laboratorium Produksi Perkebunan Fakultas Pertanian Universitas Lampung

III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Medan Area yang berlokasi di jalan Kolam No.1 Medan Estate, Kecamatan

III. TATA CARA PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan mulai 3 Juni Juli 2016 di Green House

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan di Kebun Percobaan Balai Pengkajian Teknologi

BAB III BAHAN DAN METODE

BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di lahan milik petani di Desa Dolat Rakyat-

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu. Bahan dan Alat. Metode Penelitian

BAB III BAHAN DAN METODE. Medan Area yang berlokasi di Jalan Kolam No. 1 Medan Estate, Kecamatan

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Alat dan Bahan

BAHAN DAN METODE. Sumatera Utara, Medan. Penelitian dilakukan bulan Juni 2011 Oktober 2011.

BAHAN DAN METODE. penelitian ini dilakukan di Gang Metcu, Desa Guru Singa, Kecamatan

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan di rumah kaca Ilmu Tanah, Laboratorium Ilmu Tanah dan

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Percobaan Alat dan Bahan Metode Percobaan

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di Lapangan Terpadu Kampus Gedung Meneng Fakultas

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu Penelitian. Bahan dan Alat

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di rumah kaca Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas

III. BAHAN DAN METODE

TATA LAKSANA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu. Penelitian ini dilakukan di daerah Minggir, Sleman, Yogyakarta dan di

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Bahan dan Alat

III. METODE PENELITIAN

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dilaksanakan di Screen House, Balai Penelitian Tanaman Sayuran

BAHAN DAN METODE. Y ijk = μ + U i + V j + ε ij + D k + (VD) jk + ε ijk

III. BAHAN DAN METODE

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan waktu penelitian. Penelitian dilaksanakan di lahan sawah di Dusun Tegalrejo, Taman Tirto,

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Sukabanjar Kecamatan Gedong Tataan

MATERI DAN METODE. dilaksanakan di lahan percobaan dan Laboratorium. Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah benih pakcoy (deskripsi

I. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Suka Banjar Kecamatan Gedong Tataan

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Unit

III. BAHAN DAN METODE

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di kebun Kota Sepang Jaya, Kecamatan Labuhan Ratu,

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian telah dilaksanakan pada bulan Juli - November 2016 di Desa Dresi

II. Materi dan Metode. Pekanbaru. waktu penelitian ini dilaksanakan empat bulan yaitu dari bulan

BAB III METODOLOGI 3.1 Tempat dan waktu penelitian 3.2 Bahan dan Alat 3.3 Metode Penelitian Metode pemupukan lanjutan

METODE PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian dilakukan di Laboratorium Proteksi Tanaman dan di Green

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Politeknik Negeri Lampung (POLINELA). Waktu

III. MATERI DAN METODE

I.MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan November 2013 hingga Februari. Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau.

III. BAHAN DAN METODE. laut, dengan topografi datar. Penelitian dilakukan mulai bulan Mei 2015 sampai

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Bahan dan Alat Metode Penelitian

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu penelitian. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Desember 2015 sampai Mei 2016

III. MATERI DAN METODE. Peternakan Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau, terletak dijalan

III. MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan dilahan percobaan Fakultas Pertanian dan

BAHAN DAN METODE. Waktu dan Tempat. Bahan dan Alat

III. TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Pelaksanaan. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Agrobioteknologi,

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di rumah kaca dan laboratorium Ilmu Tanah Fakultas

III. BAHAN DAN METODE

I. TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat Dan Waktu Penelitian. Penelitian ini dilakukan pada bulan Juni 2016 Agustus 2016 yang

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian

MATERI DAN METODE. A 2 : 120 g/tanaman. A 3 : 180 g/tanaman

BAHAN DAN METODE. Alat yang digunakan dalam penelitian ini meliputi: cangkul, parang, ajir,

PELAKSANAAN PENELITIAN. dan produksi kacang hijau, dan kedua produksi kecambah kacang hijau.

III. MATERI DAN METODE. beralamat di Jl. H.R. Soebrantas No. 155 Km 18 Kelurahan Simpang Baru Panam,

MATERI DAN METODE. Urea, TSP, KCl dan pestisida. Alat-alat yang digunakan adalah meteran, parang,

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari 2016 sampai dengan Juli 2016

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Rumah Kaca Laboratorium Lapang Terpadu

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian

BAB III METODE PENELITIAN

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu

Transkripsi:

5 2 METODE PENELITIAN Penelitian ini terdiri atas: 1) Pengaruh alelopati daun dan ranting jabon terhadap pertumbuhan, produksi rimpang dan kandungan kurkumin tanaman kunyit, 2) Pengaruh pemupukan terhadap pertumbuhan, produksi rimpang, kandungan kurkumin tanaman kunyit di bawah tegakan jabon, 3) Arsitektur perakaran pohon jabon. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan dari bulan September 2012 sampai bulan Agustus 2013. Penelitian pengaruh alelopati daun dan ranting jabon terhadap pertumbuhan, produksi rimpang dan kandungan kurkumin tanaman kunyit, selama empat bulan dilaksanakan di Rumah Kaca Bagian Ekologi Hutan, Departemen Silvikultur, Fakultas Kehutanan IPB. Penelitian pengaruh pemupukan terhadap pertumbuhan, produksi rimpang, kandungan kurkumin tanaman kunyit di bawah tegakan jabon dan Arsitektur perakaran pohon jabon dilaksanakan di Dusun Tawakal RT/RW 01/ 05, Kelurahan Bubulak, Kecamatan Bogor Barat, Kota Bogor, Jawa Barat. Analisis kurkumin dengan uji Spektrofotometri di Laboratorium Balai Penelitian Tanaman Rempah dan Obat (BALITTRO) dan analisis bahan kimia serasah jabon dengan uji GC-MS Pirolisis di Laboratorium Pusat Penelitian dan Pengembangan Keteknikan Kehutanan dan Pengolahan Hasil Hutan (P3KKPHH) Gunung Batu, Bogor. Alat dan Bahan Bahan yang digunakan adalah tegakan jabon umur 3 tahun 9 bulan, rimpang kunyit varietas Turina-2, pupuk anorganik (Urea, SP-36, dan KCl), pupuk kandang, tanah dari lokasi agroforestri tanaman kunyit di bawah tegakan jabon dengan tekstur clay, daun (serasah) dan ranting jabon. Alat yang digunakan timbangan, blender, gelas ukur, kain halus (planel), jangka sorong digital, meteran, polybag ukuran 40 cm x 40 cm, plastik putih ukuran 40 cm x 60 dengan tebal 8 mm, garpu, toples plastik, kompas, pita ukur, bak plastik, haga hypsometer, Lux meter dan spherical densiometer. Rancangan penelitian ini terdiri atas: Rancangan Penelitian 1. Penelitian Pengaruh Alelopati Daun dan Ranting Jabon Terhadap Pertumbuhan, Produksi Rimpang dan Kandungan Kurkumin Tanaman Kunyit Penelitian disusun dalam Rancangan Kelompok Lengkap Teracak (RKLT) faktorial (dua faktor), dengan tiga ulangan, 12 kombinasi perlakuan, 36 satuan

6 percobaan, dan 72 satuan amatan. Faktor pertama ekstrak serasah jabon (D0) 0 g l-1, (D1) 3 g l-1, (D2) 6 g l-1, (D3) 9 g l-1, faktor kedua ekstrak ranting jabon (R0) 0 g l-1, (R1) 3 g l-1dan (R2) 6 g l-1. Model rancangan yang digunakan adalah sebagai berikut (Mattjik dan Sumertajaya 2006). Yijk = + αi + + (αβ)ij + ρk + Ԑ ijk Yijk = Pengamatan pada faktor daun taraf ke-i faktor ranting taraf ke-j dan kelompok ke-k αi = Pengaruh utama faktor daun = Pengaruh utama faktor ranting (αβ)ij = Komponen interaksi dari faktor daun dan faktor ranting ρk = Pengaruh dari kelompok εijk Pelaksanaan Penelitian Penanaman Polybag ukuran 40 cm x 40 cm diisi tanah sebanyak 10 kg polybag-1. Tiap polybag ditanam satu rumpun kunyit berumur 18 minggu setelah tanam (MST). Polibag ukuran 40 cm x 40 cm dengan tanaman kunyit dimasukkan ke dalam kantong plastik putih berukuran 40 cm x 60 cm, bertujuan untuk menampung sisa ekstrak dan ranting jabon. Persiapan bahan ekstraksi Ranting dan serasah jabon diambil dari lokasi penelitian agroforestri. Ranting jabon dipotong kecil-kecil dengan panjang 0.5 cm kemudian dijemur hingga kadar airnya 10%. Potongan ranting digiling menjadi serbuk dengan ukuran 80 mesh, penggilingan dilakukan di Laboratorium Kimia Hasil Hutan, Departemen Hasil Hutan, Fakutas Kehutanan IPB. Serasah diambil tiap minggu, dibersihkan dengan aquades kemudian diblender hingga halus (Hilwan 1993; Walalangi 1994; Daryono 1998; Achmad dan Suryana 2009). Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Silvikultur, Departemen Silvikultur, Fakultas Kehutanan IPB. Bahan serbuk ranting dan hasil blenderan serasah direndam dengan aquades dingin selama 24 jam sesuai perlakuan. Perlakuan serasah adalah (D0) 0 g l-1, (D1) 3 g l-1, (D2) 6 g l-1, dan (D3) 9 g l-1, dan perlakuan ranting adalah (R1) 0 g l-1, (R1) 3 g l -1 dan (R2) 6 g l-1. Aplikasi ekstraksi Ekstrak serasah dan ranting jabon disaring menggunakan kain planel. Hasil saringan ekstrak disiramkan pada satuan amatan sebanyak 150 ml rumpun-1 sesuai perlakuan. Aplikasi ekstrak serasah dan ranting jabon dilakukan empat kali pada tanaman kunyit berumur 22 MST, 23 MST, 24 MST dan 25 MST.

7 2. Pengaruh Pemupukan Terhadap Pertumbuhan, Produksi Rimpang, Kandungan Kurkumin Tanaman Kunyit di Bawah Tegakan Jabon Parameter pertumbuhan tanaman kunyit disusun dalam Rancangan Kelompok Lengkap Teracak (RKLT) dengan empat perlakuan dan masing-masing perlakuan dengan tiga ulangan. Perlakuan terdiri atas: (J0) jabon tidak agroforestri, (J1) jabon agroforestri (ada kunyit dan diberikan pupuk Urea, SP-36, dan KCl dengan dosis masing-masing 150 kg ha-1, (J2) jabon agroforestri (ada kunyit dan diberikan pupuk Urea, SP-36, dan KCl dengan dosis masing-masing 200 kg ha-1 sebagai pupuk anjuran pada cahaya penuh (Rahardjo dan Rostiana 2009), dan (J3) jabon agroforestri (ada kunyit dan diberikan pupuk Urea, SP-36, dan KCl dengan dosis masing-masing 250 kg ha-1. Model rancangan yang digunakan adalah sebagai berikut (Mattjik dan Sumertajaya 2006). Yij = + τi + + Ԑ ij Yij = Pengamatan dosis pupuk ke-i dan kelompok ke-j τi = Pengaruh perlakuan dosis duduk = Pengaruh kelompok ulangan (blok) Ԑ ij Parameter produksi kunyit (bobot rimpang kunyit dan kandungan kurkumin) dianalisis menggunakan Rancangan Kelompok Lengkap Teracak (RKLT) faktorial (dua faktor), yaitu: faktor pertama dosis pupuk (J1) pupuk Urea, SP-36, dan KCl dengan dosis masing-masing 150 kg ha-1, (J2) pupuk Urea, SP-36, dan KCl dengan dosis masing-masing 200 kg ha-1 sebagai pupuk anjuran pada cahaya penuh (Rahardjo dan Rostiana 2009), dan (J3) pupuk Urea, SP-36, dan KCl dengan dosis masing-masing 250 kg ha-1, faktor kedua umur panen (U1) umur 6 BST, (U2) umur 7 BST dan (U3) umur 8 BST. Model rancangan yang digunakan adalah sebagai berikut (Gomez dan Gomez 2007). Yijk = + αi + + (αβ)ij + ρk + Ԑ ijk Yijk = Pengamatan pada faktor dosis pupuk taraf ke-i faktor umur panen taraf ke-j dan kelompok ke-k αi = Pengaruh utama faktor dosis pupuk = Pengaruh utama faktor umur panen (αβ)ij = Komponen interaksi dari faktor dosis pupuk dan faktor umur panen ρk = Pengaruh dari kelompok εijk

8 Pelaksanaan Penelitian Persiapan bibit Rimpang kunyit induk dipotong empat bagian, rimpang anakan dipilih dengan berat 15-20 g, kemudian disemai dalam bak plastik yang berisi coco peat selama 30-45 hari. Penyiraman dilakukan pada waktu pagi dan sore untuk menjaga kelembaban sehingga mata rimpang bertunas. Rimpang dengan tinggi tunas 5 cm sudah dapat dipindahkan ke lapangan. Persiapan lahan Gulma di bawah tegakan jabon berumur 3 tahun 9 bulan dibersihkan terlebih dahulu. Tanah dicangkul sampai gembur dan dibuat petakan dengan ukuran 3 m x 3.5 m. Tiap petak terdapat 4 pohon jabon yang memiliki rata-rata diameter batang 8.0-19.0 cm dan tinggi total pohon jabon 11.0-17.9 m. Penanaman Bibit kunyit ditanam dengan jarak 50 cm x 50 cm berjumlah 24 tanaman per petak. Pertumbuhan bibit kunyit tidak seragam sehingga masing-masing blok ditanam bibit kunyit dengan tinggi berbeda. Blok satu ditanam bibit kunyit dengan tinggi rata-rata 30.2 cm, blok dua rata-rata tinggi 10.4 cm dan blok tiga tinggi rata-rata 6.7 cm. Waktu penanaman bibit kunyit dilakukan secara hati-hati agar mata tunas tidak terpisah dengan rimpang kunyit (patah). Pemupukan Gambar 2 Tanaman kunyit (C. domestica) di bawah tegakan jabon A. cadamba) Pupuk kandang diberikan dua minggu sebelum penanaman kunyit dengan takaran 500 g lubang -1 (setara 20 ton ha -1 ). Pupuk SP-36 dan KCl diberikan bersamaan penanaman kunyit masing-masing perlakuan J1 3.75 g lubang -1 (setara 150 kg ha -1 ), perlakuan J2 5 g lubang -1 (setara 200 kg ha -1 ) dan perlakuan J3 6.25 g lubang -1 (setara 250 kg ha -1 ). Dosis pupuk Urea pada perlakuan J1 3.75 g lubang -1 (setara 150 kg ha -1 ), perlakuan J2 5 g lubang -1 (setara 200 kg ha -1 ) dan perlakuan J3 6.25 g lubang 1 (setara 250 kg ha -1 ) diberikan menjadi dua bagian pada umur 1 bulan setelah tanam (BST) dan 3 BST. Teknik pemupukan dengan cara dialur melingkari tanaman (Helmi et al. 2004).

9 Pemeliharaan Gulma dibersihkan untuk menghindari adanya kompetisi unsur hara dan air. Serasah, ranting, cabang jabon yang gugur di plot penelitian dibersihkan dan dilakukan pengamatan hama dan penyakit secara rutin. Pengendalian hama daun dengan cara mekanis, ulat tanah pengendalian dengan pemberian pestisida. 3. Arsitektur Perakaran Pohon Jabon Penggalian dilakukan pada lingkaran tegakan jabon sampai didapatkan akar horizontal. Panjang akar horizontal diukur dari batang utama sampai ujung akar dan ke dalaman akar horizontal dari permukaan tanah sampai ke akar horizontal. Tujuan penggalian akar adalah melihat arsitektur perakaran pohon jabon. Parameter pengamatan akar jabon adalah jumlah akar primer, panjang akar horinzontal dan ke dalaman akar horizontal. Pengamatan terdiri atas: 1. Parameter pertumbuhan jabon Pengamatan 1.1. Perhitungan Riap Pohon: Riap pohon dipakai untuk menyatakan pertambahan dimensi (diameter batang, tinggi bebas cabang dan tinggi total) pohon atau tegakan per satuan luas pada waktu tertentu. Pengukuran dilakukan sebelum penanaman kunyit sampai panen kunyit terakhir (umur 8 BST). Pendekatan perhitungan riap rata-rata berjalan (Susila 2010) rumus : dimana: CAI = riap rata-rata berjalan (current annual increment) D t = diameter (cm) atau tinggi pohon saat pengamatan (m) Dt-1 = diameter (cm) atau tinggi pohon sebelumnya (m) T = jarak waktu pengukuran (bulan) 1.2. Pengukuran Tajuk: Pengukuran luasan tajuk dilakukan dengan cara mengukur diameter tajuk menggunakan meteran. Pengukuran dilakukan sebelum penanaman hingga panen kunyit terakhir (umur 8 BST). 1.3. Intensitas Naungan: Persentase penutupan tajuk diukur untuk menduga besarnya jumlah radiasi sinar matahari yang menembus sampai ke tanah. Pendugaan penutupan cahaya matahari oleh tajuk tegakan dilakukan dengan menggunakan alat sphericle densiometer (Supriyanto dan Kasno 2001), penghitungan dengan rumus: