SKRIPSI. Disusun Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Gelar Sarjana Sains Terapan Fisioterapi. Disusun Oleh:

dokumen-dokumen yang mirip
PENGARUH FREE ACTIVE EXERCISE TERHADAP PENINGKATAN RANGE OF MOTION SENDI LUTUT WANITA LANJUT USIA

BAB I PENDAHULUAN. lansia di Indonesia dalam kurun waktu tahun , tergolong tercepat di

PERBEDAAN LINGKUP GERAK SENDI FUNGSIONAL TRUNK PADA LANSIA DI POSYANDU ASOKA DAN POSYANDU JAGA RAGA VII

BAB I PENDAHULUAN. terutama bidang medis atau ilmu kedokteran sehingga dapat memperbaiki

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan keberhasilan pemerintah dalam pembangunan nasional

BAB I PENDAHULUAN. diperkirakan menjadi sekitar 11,34%. Hasil Sensus Penduduk tahun 2010 menyatakan

BAB I PENDAHULUAN. diprediksikan jumlah lansia sebesar 28,8 juta jiwa (11,34%) dengan usia

BAB I PENDAHULUAN. Lanjut usia (lansia) adalah bagian dari proses tumbuh kembang yang

BEDA PENGARUH LIFTING TECHNIC EXERCISE DENGAN BACK EXERCISE TERHADAP NYERI PUNGGUNG BAWAH PADA PEKERJA GILING PADI

BAB I PENDAHULUAN. kedokteran sehingga dapat memperbaiki kualitas kesehatan para penduduk

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. seluruh aktifitas manusia dalam hidupnya dilakukan dengan bergerak.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Keberhasilan pemerintah dalam pembangunan Nasional telah mewujudkan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. persendian melakukan aktivitas atau gerakan (Helmi, 2012). Usia tua merupakan salah satu faktor risiko terjadi osteoarthritis.

EFEKTIVITAS DAN KENYAMANAN TRANCUTANEUS ELECTRICAL NERVE STIMULATION (TENS) DALAM MENGURANGI NYERI KRONIK MUSKULOSKELETAL PADA USIA LANJUT

BAB I PENDAHULUAN. 11,34% atau tercatat 28,8 juta orang, yang menyebakan jumlah penduduk

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan kesehatan pada hakekatnya adalah menyelenggarakan. bagian-bagian integral dari pembangunan nasional.

EFEK JALAN KAKI PAGI TERHADAP KEPADATAN MINERAL TULANG PADA WANITA LANSIA DI DESA GADINGSARI SANDEN BANTUL SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. kerusakan (Constantindes, 1994; Darmojo 2004, dalam Azizah, 2011).

EFEKTIFITAS DAN KENYAMANAN TRANSCUTANEUS ELECTRICAL NERVE STIMULATION

SKRIPSI HUBUNGAN POSISI DUDUK DENGAN TIMBULNYA NYERI PUNGGUNG BAWAH PADA PENGEMUDI MOBIL

UKDW BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Manusia terus mengalami pertumbuhan dan perkembangan sejak bayi,

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi, perbaikan lingkungan hidup, kemajuan ilmu pengetahuan, dan teknologi

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI MICRO WAVE DIATHERMY DAN TERAPI LATIHAN PADA KONDISI OSTEOARTHRITIS GENU UNILATERAL

BAB I PENDAHULUAN. klinis, histologist, dan radiologi. Penyakit ini bersifat asimetris, tidak ada

BAB I PENDAHULUAN. pencegahan penyakit dan pelayanan kesehatan mengakibatkan. meningkatnya usia harapan hidup manusia (life expectancy).

BAB I PENDAHULUAN. penyakit, baik fisik, mental, dan sosial. Maka diperlukan suatu kesehatan yang

HUBUNGAN ANTARA LINGKUP GERAK SENDI FLEKSI EKSTENSI SHOULDER TERHADAP UMUR

Pada sistem kardiovaskuler dan respirasi terjadi perubahan yaitu penurunan kekuatan otot otot pernafasan, menurunnya aktivitas silia, menurunnya

BAB I PENDAHULUAN. belum bisa dihindari secara keseluruhan. Dunia industri di Indonesia masih

SENAM TAI CHI TERHADAP FLEKSIBILITAS PUNGGUNG LANSIA

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. tahun jumlahnya cenderung mengalami peningkatan. Menurut Kantor

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. fleksibilitas sendi pada responden di Panti Wreda Pucang Gading Semarang

BAB I PENDAHULUAN. aktifitas sehari- hari, beradaptasi dan berkontribusi di lingkungan masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. Nyeri punggung bawah atau Low Back Pain (LBP) merupakan. sehingga dengan demikian walaupun etiologi LBP dapat bervariasi dari yang

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan, dan gizi yang lebih baik, maka mereka hidup lebih lama dari

BAB 1 PENDAHULUAN. melaksanakan tugasnya dengan baik (Depkes, 2006). Dalam sebuah negara

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan jaringan untuk memperbaiki diri/ mengganti diri dan. mempertahankan struktur dan fungsi normalnya sehingga tidak dapat

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan, dan tingkat pendapatan semakin meningkat. Salah satu penanda

Oleh: ARIF FI AM J KARYA TULIS ILMIAH

BAB I PENDAHULUAN. seperti tarian. Pada saat ini, aerobik mempunyai gerakan yang tersusun, tapi

PENGARUH TERAPI LATIHAN SETELAH PEMBERIAN TERAPI GABUNGAN ULTRASOUND DAN TENS PADA KONDISI OSTEOARTHRITIS LUTUT KRONIS SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. Osteoartritis (OA) penyakit sendi degeneratif atau artritis hipertropi.

BAB I PENDAHULUAN. dimana dijumpai beraneka ragam jenis keluhan antara lain gangguan neuromuskular,

PENGARUH PEMBERIAN LATIHAN MC KENZIE TERHADAP PERUBAHAN FLEKSIBILITAS LUMBAL PADA LANSIA DI PANTI WREDA DHARMA BAKTI SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. berpengaruh pada peningkatan usia harapan hidup di Indonesia. Lansia

BAB 1 PENDAHULUAN. Penyakit yang berkaitan dengan faktor penuaanpun meningkat, seiring

KERANGKA ACUAN KEGIATAN PROSEDUR SENAM LANSIA

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan dan teknologi yang sangat modern untuk meningkatkan

PENDAHULUAN. Olahraga merupakan hal yang penting dalam kehidupan kita, karena

BAB I PENDAHULUAN. Dengan bertambahnya jumlah penduduk dan semakin tingginya. tuntut untuk memperbaiki kualitas kehidupan manusia, karena banyak

SKRIPSI. DiajukanSebagai Salah Satu Syarat Untuk Meraih Gelar sarjana Keperawatan. Oleh: JOKO PURNOMO J

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Di seluruh dunia saat ini terjadi transisi demografi dimana proporsi

BAB I PENDAHULUAN. Manusia tentunya akan mengalami yang namanya penuaan. Secara. kronologi, manusia dapat dikatakan lanjut usia apabila umurnya sudah

2013 GAMBARAN PENGETAHUAN TENTANG PENYAKIT REUMATIK PADA WANITA LANJUT USIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WREDHA BUDI PERTIWI BANDUNG

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA LOW BACK PAIN MIOGENIK DI RST. Dr. SOEJONO MAGELANG

BAB I PENDAHULUAN. kematian umum, angka kematian bayi, dan angka kelahiran. Hal ini. meningkatnya jumlah penduduk golongan lanjut usia.

BAB I PENDAHULUAN. Osteoarthritis berasal dari bahasa Yunani yaitu osteo yang berarti tulang,

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. dipengaruhi oleh tugas, kepribadian, dan lingkungan, seperti bekerja, olahraga,

BAB 1 PENDAHULUAN. Osteoarthritis merupakan penyakit sendi degeneratif yang paling banyak

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Dengan tingkat kesehatan yang optimal maka akan dapat

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan, begitu juga dalam bidang kesehatan. Salah satu Negara kita, yaitu dari

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA LOW BACK PAIN SPONDYLOSIS LUMBALIS 4-5 DENGAN MWD ULTRA SOUND DAN WILLIAM FLEXION EXERCISE DI RSUD SRAGEN

BAB I PENDAHULUAN. kesempatan untuk mendapatkan pekerjaan sudah semakin terbuka luas.

BAB I PENDAHULUAN. bidang semakin ketat. Persaingan yang semakin ketat tersebut menuntut kualitas

SKRIPSI. Disusun Untuk Memenuhi Persyaratan Dalam Mendapatkan Gelar Sarjana Sains Terapan Fisioterapi. Diajukan Oleh: : LINA WULANINGSIH

PENGARUH TERAPI TRANSCUTANEUS ELECTRICAL NERVE STIMULATION DAN ULTRASOUND PADA LOW BACK PAIN KINETIK

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dewasa, dimana pada masa ini seseorang akan mengalami penurunan kemampuan

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan berwawasan kesehatan sebagai strategi nasional menuju Indonesia

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Pengertian Judul Balai Kesehatan dan Olahraga untuk Lanjut Usia Di Solo. a. Balai. b. Kesehatan. c. Olahraga. d. Lanjut.

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Angka kejadian Ischialgia bawah hampir sama pada semua populasi

KORELASI KEGEMUKAN DENGAN PENINGKATAN KURVA LUMBAL BIDANG SAGITAL

BAB 1 PENDAHULUAN. Menurut WHO usia tahun adalah usia pertengahan, usia tahun

KARYA TULIS ILMIAH PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KASUS NYERI PUNGGUNG BAWAH MIOGENIK

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu gerak yang merupakan kebutuhan dasar manusia untuk beraktivitas

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PENGARUH SENAM AEROBIK INTENSITAS RINGAN DAN SEDANG TERHADAP PENURUNAN PERSENTASE LEMAK BADAN DI AEROBIC AND FITNESS CENTRE FORTUNA SKRIPSI

PENATALAKSANAAN TERAPI LATIHAN PADA POST OPERASI FRAKTUR COLLUM FEMORIS DEXTRA DENGAN PEMASANGAN AUSTION MOORE PROTHESIS DI RS ORTHOPEDI SURAKARTA

HUBUNGAN SENAM HAMIL TERHADAP KELAHIRAN BAYI SPONTAN

PERBEDAAN PENGARUH PENAMBAHAN WILLIAM S FLEXION EXERCISES PADA INTERVENSI SHORT WAVE DIATHERMY DAN TRANSCUTANEUS ELECTRICAL NERVE STIMULATION PADA

BAB I PENDAHULUAN. Nyeri punggung bawah atau Low Back Pain (LBP) merupakan. merupakan bagian pinggang atau yang ada di dekat pinggang.

BAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah makhluk yang dinamis, dimana pada hakekatnya selalu

PROFIL ELASTISITAS OTOT SETELAH MELAKUKAN SENAM BUGAR LANSIA DI KELURAHAN TLOGOMAS KECAMATAN LOWOKWARU KOTA MALANG ABSTRAK

BAB 1 PENDAHULUAN. berkala, enyahkan asap rokok, rajin senam osteoporosis, diet sehat dan seimbang,

BAB I PENDAHULUAN. Tubuh terbentuk atas banyak jaringan dan organ yang masing-masing

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang Dasar 1945 adalah mencerdaskan kehidupan bangsa, maka pada

BAB I PENDAHULUAN. bertambahnya jaringan intraseluler. Sedangkan yang dimaksud dengan

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB 1 PENDAHULUAN. bisa dihindari. Lanjut usia (lansia) menurut Undang-Undang Republik

yang sangat penting dalam aktifitas berjalan, sebagai penompang berat tubuh dan memiliki mobilitas yang tinggi, menyebabkan OA lutut menjadi masalah

BAB I PENDAHULUAN. dan memiliki besar derajat kebebasan. Posisi ini bekerja mempromosikan

BAB I PENDAHULUAN. yaitu: usia pertengahan (middle age) adalah tahun, lanjut usia

BAB I PENDAHULUAN. semakin kompleknya masalah dibidang kesehatan yang timbul dewasa ini, disertai

Transkripsi:

PENGARUH SENAM UNTUK MENCEGAH NYERI PINGGANG TERHADAP FLEKSIBILITAS LUMBAL PADA LANSIA DI ORGANISASI WANITA ISLAM KELURAHAN SRIWEDARI KECAMATAN LAWEYAN KOTA SURAKARTA SKRIPSI Disusun Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Gelar Sarjana Sains Terapan Fisioterapi Disusun Oleh: HAMIF PUTRI RATNAWATI J 110 050 033 PROGRAM STUDI D IV FISIOTERAPI FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2010

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kemajuan dibidang kesehatan dan kesejahteraan berdampak pada peningkatan usia harapan hidup. Pada tahun 1995 usia harapan hidup bangsa Indonesia 64,15 tahun, tahun 2000 meningkat menjadi 68 tahun dan diperkirakan akan meningkat lagi di tahun-tahun mendatang. Keadaan ini menyebabkan proporsi penduduk lanjut usia (lansia) bertambah. Penduduk lansia menurut Undang-undang Republik Indonesia nomor 13 tahun 1998 tentang kesejahteraan lanjut usia adalah penduduk yang telah mencapai usia 60 (enam puluh) tahun ke atas (Hardywinoto & Setiabudi, 1999). Pada tahun 2000, dua di antara tiga lansia di seluruh dunia yang berjumlah 600 juta, akan hidup dan bertempat tinggal di negara-negara sedang berkembang. Angka pertumbuhan lansia mencapai 2,5 persen per tahun, lebih besar dari angka pertumbuhan populasi dunia yang hanya 1,7 persen per tahun. Hingga 30 tahun mendatang diperkirakan akan terjadi ledakan penduduk usia lanjut mencapai 200-400 persen. Sementara kenaikan populasi penduduk usia lanjut di Indonesia antara tahun 1990 dan 2025 akan mencapai 414 persen dari 32 juta orang pada tahun 2002 (Kinsella dan Taeuber dalam Darmojo, 2003). Dari data ini dapat diketahui bahwa negara-negara berkembang termasuk juga negara Indonesia akan banyak dipenuhi oleh

lansia. Dengan demikian, permasalahan yang terjadi juga akan semakin bertambah. Menua (aging) adalah suatu proses menghilang secara perlahan-lahan kemampuan jaringan untuk memperbaiki diri atau mengganti diri dan mempertahankan struktur dan fungsi normalnya, sehingga tidak dapat bertahan terhadap jejas dan memperbaiki kerusakan yang diderita (Costantinides, 1994 cit. Darmojo & Martono, 2004). Lansia atau lanjut usia adalah bagian dari proses tumbuh kembang yang berkembang dari anak-anak, dewasa dan akhirnya menjadi tua. Lansia bukan merupakan suatu penyakit tetapi merupakan tahap lanjut dari dari proses kahidupan yang ditandai oleh penurunan kemampuan tubuh. Salah satu akibat dari penurunan kemampuan tubuh yaitu perubahan kemampuan otot dimana terjadi penurunan elastisitas dan fleksibilitas otot (Pujiastuti, 2003). Sedangkan menurut Aswin (2003), Lanjut usia adalah orang yang sistem-sistem biologisnya mengalami perubahan-perubahan struktur dan fungsi dikarenakan usianya yang sudah lanjut. Perubahan ini dapat berlangsung mulus sehingga tidak menimbulkan ketidakmampuan atau dapat terjadi sangat nyata dan berakibat ketidakmampuan total. Menua dalam proses menua biologis adalah proses terkait waktu yang berkesinambungan dan pada umumnya mencerminkan umur kronologis namun sangat bervariasi dan bersifat individual, dengan perubahan yang dapat berlangsung mulus sehingga tidak menimbulkan ketidakmampuan atau dapat terjadi sangat nyata dan berakibat ketidakmampuan total.

Pada proses menua biasanya terjadi penurunan produksi cairan sinovial pada persendian, tonus otot menurun, kartilago sendi menjadi lebih tipis dan ligamentum menjadi lebih kaku serta terjadi penurunan lingkup garak sendi (LGS), sehingga mengurangi gerakan persendian. Adanya keterbatasan pergerakan dan berkurangnya pemakaian sendi dapat memperparah kondisi tersebut (Tortora & Grabowski, 2003). Penurunan kemampuan muskuloskeletal dapat menurunkan aktivitas fisik (physical activity) dan latihan (exercise), sehingga akan mempengaruhi lansia dalam melakukan aktivitas kehidupan sehari-hari (activity daily living atau ADL) (Wold, 1999). Fleksibilitas otot adalah kemampuan maksimum otot untuk menggerakkan sendi dalam jangkauan gerakan (Doewes, 2003). Tidak fleksibilitasnya otot dapat mengakibatkan terbatasnya lingkup gerak sendi (LGS) yang diakibatkan oleh adanya kekakuan otot dan tendon sehingga menyebabkan kontraktur sendi. kelenturan daerah punggung sering menyebabkan penurunan aktifitas hidup sehari-hari dan menyebabkan timbulnya penyakit punggung kronik pada bagian bawah. Tingkat kelenturan yang adekuat akan meningkatkan kemampuan fungsional individu (membungkuk dan berputar) dan mengurangi kemungkinan cidera (resiko ketegangan otot dan masalah punggung bawah). Parameter ini tergantung pada sejumlah variabel yang spesifik termasuk distensibilitas kapsul sendi, suhu otot dan disamping itu keketatan jaringan seperti ligamentum, tendon memenuhi kelenturan.

Fleksibilitas sendi wanita berusia 50 tahun ke atas dapat ditingkatkan dengan senam Tai Chi (Susanto, 2000). Latihan peregangan statik (static stretching) pada usia dewasa juga dapat meningkatkan fleksibilitas sendi (Bandi et, all. 1997). Kekuatan otot lansia tidak terlatih dapat ditingkatkan dengan senam bugar lansia (Budiharjo, 2003). Menurut Kusumastuti (2000), latihan pada lansia dapat meningkatkan fleksibilitas lumbal, lutut, kekuatan otot tungkai bawah, dan kemampuan berdiri pada satu kaki. Senam adalah serangkaian gerak nada yang teratur dan terarah serta terencana yang dilakukan secara tersendiri atau berkelompok dengan maksud meningkatkan kemampuan fungsional raga untuk mencapai tujuan tersebut (Santosa, 1994). Senam disamping memiliki dampak positif terhadap peningkatan fungsi organ tubuh juga berpengaruh dalam meningkatkan imunitas dalam tubuh manusia setelah latihan teratur (Depkes, 2003). Tingkat kebugaran dievaluasi dengan memeriksa kecepatan denyut jantung pada saat istirahat. Jadi supaya menjadi lebih bugar, kecepatan denyut jantung sewaktu istirahat harus menurun (Powell, 2000). Sedangkan menurut kriteria kecepatan denyut jantung untuk ukuran normal adalah antara 60 hingga 100 kali per menit (Yuniadi, 2006). Senam yang diberikan kepada para lansia di Organisasi wanita Islam dalam penelitian ini adalah senam pencegahan nyeri pinggang yang di ciptakan oleh dr.yuda Turana. Senam pencegahan nyeri pinggang adalah satu bagian dari rumpun senam, sesuai dengan dengan istilahnya, maka gerakangerakan pada latihan senam tersebut bertujuan untuk mencegah ataupun

mengurangi terjadinya nyeri pada bagian pinggang yang sering terjadi pada lansia pada umumnya. Gerakan senam difokuskan pada daerah sekitar pinggang dan adanya gerakan penguluran atau strech pada otot-otot daerah tersebut. Latihan senam dan aktivitas fisik pada lansia dapat mempertahankan kenormalan pergerakan persendian, tonus otot dan mengurangi masalah fleksibilitas (Wold, 1999). Melihat dari permasalahan tersebut, fisioterapi sebagai salah satu profesi yang bergerak dalam meningkatkan kapasitas fisik, kemampuan funsional dan mencegah adanya adanya keterbatasan lingkup gerak sendi terutama bagian lumbal, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang manfaat olah raga senam bagi lansia dengan judul PENGARUH SENAM UNTUK MENCEGAH NYERI PINGGANG TERHADAP FLEKSIBILITAS LUMBAL PADA LANJUT USIA DI ORGANISASI WANITA ISLAM KEL. SRIWEDARI KEC. LAWEYAN KOTA. SURAKARTA. B. Identifikasi Masalah Pembangunan nasional bertujuan mewujudkan masyarakat yang adil dan makmur telah menghasilkan kondisi sosial masyarakat yang makin membaik dan usia harapan hidup yang makin meningkat, sehingga jumlah lanjut usia makin bertambah. Karakteristik menua (aging) ditandai oleh kegagalan tubuh dalam mempertahankan homoeostasis tubuh terhadap suatu stress walaupun stress tersebut masih dalam batas-batas fisiologis (Brooks &

Fahey, 1984). Proses menua yang terjadi setelah seseorang berusia 30 tahun mengakibatkan terjadinya perubahan komposisi tubuh. Pada saat umur dibawah 30 tahun, terdiri atas 61% H 2 O, 19% sel solid, 14% lemak, 6% tulang dan mineral. Pada usia lebih dari 65 tahun, komposisi tersebut berubah menjadi H 2 O 53%, sel solid 12%, lemak 30%, sedangkan tulang dan mineral 5% (Rochmat & Aswin, 2001). Dengan bertambahnya umur terjadi perubahan kolagen, elastin (jaringan penghubung) setelah kolagen mencapai puncak fungsi atau daya mekaniknya karena penuaan, daya elastis dan kekuatan dari kolagen menurun karena mengalami perubahan kualitatif dan kuantitatif sesuai penuaan. Perubahan pada kolagen itu merupakan penyebab turunnya fleksibilitas pada lansia. Selain itu perubahan srtuktur otot dan jaringan ikat sekitar sendi seperti tendon, ligamentum, dan fasia pada lansia mengalami penurunan elastisitas. Ligamentum, kartilago dan jaringan particular mengalami penurunan daya lentur dan elastisitas. Dengan bertambahnya umur diskus yang tersusun oleh fibrokartilago dengan matrik glatimus akan menjadi fibrokartilago yang padat dan tidak teratur. Selain itu juga terjadi degenerasi, erosi dan klasifikasi pada kartilago dan kapsul sendi. Sendi kehilangan fleksibilitasnya sehingga terjadi penurunan luas gerak sendi dan menimbulkan kekakuan sendi (Branner& Suddarth, 2002) Hal-hal diatas lebih cepat terjadi pada lansia wanita diakibatkan proses menopause karena adanya penurunan hormon estrogen. pada kondisi patologi gangguan gerak disebabkan karena immobilisasi yang lama dan kurangnya

latihan pada daerah punggung terutama lumbal. Pada lansia yang memiliki keterbatasan gerak sendi, program latihan hanya dapat mengatasi keadaan tersebut, sesuai dengan kondisi fisik lansia. Program latihan fisik bagi para lansia harus meningkatkan kemungkinan untuk menjalankan tingkatan aktivitas yang lebih tinggi. Pada survei awal di sebuah Posyandu lansia di desa Sampang, ditemukan lansia mengalami keterbatasan gerak dan kelemahan fisik, tidak mengikuti kegiatan senam yang dilaksanakan setiap hari serta tidak melakukan latihan untuk memperbaiki keadaannya. Menurut Tortora dan Grabowski (2003) & Wold (1999) adanya keterbatasan pergerakan dan berkurangnya pemakaian sendi, dapat memperparah kondisi sistem muskuloskeletal yang mengalami penurunan karena proses menua. Penurunan fleksibilitas pada lansia dapat diperbaiki dengan cara olah raga atau aktivitas fisik dengan menambah latihan unsur gerakan bebas pada sendi yaitu latihan dengan gerak bebas secara maksimal tanpa nyeri (Burke, 2001). Salah satunya adalah dengan menggunakan jenis senam untuk mencegahan nyeri pinggang, gerakan-gerakan pada latihan senam tersebut bertujuan untuk mencegah ataupun mengurangi terjadinya nyeri pada bagian pinggang yang sering terjadi pada lansia pada umumnya. Gerakan senam difokuskan pada daerah sekitar pinggang dan adanya gerakan penguluran atau strech pada otot-otot daerah tersebut (Turana, 2005). Dengan dilakukanya latihan senam diharapkan dapat meningkatkan fleksibilitas pada sendi lumbal dan mencegah terjadinya gangguan keterbatasan gerak sendi, sehingga lnsia dapat menjalankan aktivitas kehidupan sehari-hari dengan lebih mandiri.

Oleh karena itu, Dengan melihat permasalahan yang ada maka penulis tertarik untuk meneliti tentang pengaruh senam untuk mencegah nyeri pinggang terhadap fleksibilitas lumbal pada lansia. Alat yang digunakan untuk mengukur fleksibilitas lumbal adalah dengan menggunakan mide line, berdasarkan skala Schober. C. Pembatasan Masalah Pembatasan masalah dilakukan dengan alasan beberapa hal, antara lain: keterbatasan alat ukur, biaya dan waktu, maka peneliti membatasi permasalahan penelitian pada senam untuk mencegah nyeri pinggang dan pengaruhnya terhadap fleksibilitas lumbal pada lansia yang memiliki usia mulai dari 60-74 tahun di Organisasi Wanita Kota Surakarta. D. Perumusan Masalah Apakah ada pengaruh senam untuk mencegah nyeri pinggang terhadap fleksibilitas lumbal pada lanjut usia di Organisasi Wanita Islam Kota Surakarta? E. Tujuan Penelitian Untuk mengetahui pengaruh senam untuk mencegah nyeri pinggang terhadap fleksibilitas lumbal pada lanjut usia di Organisasi Wanita Islam Kota Surakarta.

F. Manfaat penelitian Penelitian yang dilakukan dapat memberikan manfaat sebagai berikut: 1. Bagi Peneliti Untuk meningkatkan pengetahuan dalan memberikan solusi pemecahan masalah mengenai gangguan fleksibilitas lumbal pada lanjut usia. 2. Bagi Akademik Hasil penelitian dapat dijadikan sebagai bahan untuk memperkaya pengetahuan mahasiswa dalam pelayanan kesehatan lansia dan latihan fisik atau senam yang sebaiknya dilakukan oleh lanjut usia. 3. Bagi IPTEK Memberikan sumbangan bagi perkembangan ilmu pengetahuan, khususnya bagi lansia dengan adanya data-data yang menunjukkan pengaruh senam pencegahan nyeri pinggang terhadap fleksibilitas lumbal pada lanjut usia. 4. Bagi Fisioterapi Menambah khasanah pengetahuan mengenai macam latihan dan dosis latihan yang tepat yang nantinya berdampak pada keberhasilan terapi yang berhubungan dengan peningkatan fleksibilitas lumbal. 5. Bagi Masyarakat khususnya Lansia Sebagai masukan kepada lansia dan keluarganya serta bagi masyarakat untuk menyadari pentingnya latihan olah raga seperti senam khususnya senam pencegahan nyeri pinggang terutama untuk peningkatan fleksibilitas lumbal, agar tercapai derajat kesehatan yang optimal.