KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

dokumen-dokumen yang mirip
Tabel-Tabel Pokok TABEL-TABEL POKOK. Analisis Pertumbuhan Ekonomi Kab. Lamandau Tahun 2013 /

KONDISI UMUM BANJARMASIN

IV. KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO

IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN

BAB IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kecamatan Sragi merupakan salah satu kecamatan dari 17 Kecamatan yang

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Tanggamus merupakan salah satu kabupaten di Propinsi Lampung yang

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Administrasi

2.1 Gambaran Umum Provinsi Kalimantan Timur A. Letak Geografis dan Administrasi Wilayah

IV. KONDISI UMUM PROVINSI RIAU

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Tulang Bawang adalah kabupaten yang terdapat di Provinsi

28 antara 20º C 36,2º C, serta kecepatan angin rata-rata 5,5 knot. Persentase penyinaran matahari berkisar antara 21% - 89%. Berdasarkan data yang tec

KEADAAN UMUM WILAYAH KABUPATEN KATINGAN DAN KOTA PALANGKA RAYA

BAB IV GAMBARAN UMUM KABUPATEN MALINAU. Kabupaten Malinau terletak di bagian utara sebelah barat Provinsi

4 GAMBARAN UMUM KABUPATEN BLITAR

III. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

Nepotisme (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3851); 3. Undang-Undang Nomor 12

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Sragi Kabupaten Lampung Selatan.

IV. GAMBARAN UMUM PROVINSI JAMBI. Undang-Undang No. 61 tahun Secara geografis Provinsi Jambi terletak

BAB IV. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB IV GAMBARAN UMUM

BAB. IV KONDISI PEREKONOMIAN KAB. SUBANG TAHUN 2012

Tabel PDRB Atas Dasar Harga Berlaku dan Atas Dasar Harga Konstan 2000 di Kecamatan Ngadirejo Tahun (Juta Rupiah)

3. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN. Letak Geografis

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. A. Keadaan Umum Kabupaten Lampung Selatan

BAB. IV KONDISI PEREKONOMIAN KAB.SUBANG TAHUN 2013

KONDISI W I L A Y A H

IV. KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN

IV. GAMBARAN UMUM KOTA DUMAI. Riau. Ditinjau dari letak geografis, Kota Dumai terletak antara 101 o 23'37 -

KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB V GAMBARAN UMUM PROPINSI JAWA BARAT. Lintang Selatan dan 104 o 48 '- 108 o 48 ' Bujur Timur, dengan luas wilayah

KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN

KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

IV. GAMBARAN UMUM. Kabupaten Lampung Tengah adalah salah satu Kabupaten di Provinsi Lampung.

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Pulau Karimunjawa). Jarak dari Barat ke Timur adalah 263 km dan dari Utara ke

BAB III GAMBARAN UMUM KOTA BOGOR

BAB II DESKRIPSI WILAYAH PERENCANAAN 2.1. KONDISI GEOGRAFIS DAN ADMINISTRASI

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

V. GAMBARAN UMUM WILAYAH

4. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN

3.3 Luas dan Potensi Lahan Basah Non Rawa

ANALISIS TREND IRIGASI TEKNIS, IRIGASI SETENGAH TEKNIS, IRIGASI SEDERHANA DAN SAWAH IRIGASI DI KABUPATEN SITUBONDO

BAB III GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. A. Keadaan Geografis Kabupaten Indragiri Hulu. yang meliputi wilayah Rengat dan Tembilahan di sebelah Hilir.

IV KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

IV. KEADAAN UMUM WILAYAH

KONDISI UMUM WILAYAH STUDI

BAB IV GAMBARAN UMUM

BAB IV GAMBARAN WILAYAH STUDI

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Propinsi Lampung. Kabupaten Lampung Tengah terletak pada

KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI. A. Kondisi Fisiografi

10. PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO ( PDRB )

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN DAN KARAKTERISTIK RESPONDEN. wilayah kilometerpersegi. Wilayah ini berbatasan langsung dengan

Gambar 9. Peta Batas Administrasi

KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI. A. Letak, Luas dan Batas Wilayah Penelitian. Kabupaten Kuningan terletak di bagian timur Jawa Barat dengan luas

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR...

V. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN

V GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN

BAB IV KONDISI PEREKONOMIAN JAWA BARAT TAHUN 2006

BAB IV KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN

BAB IV KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Tulang Bawang Barat terletak pada BT dan

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

GAMBARAN UMUM SWP DAS ARAU

DATA SISTEM INFORMASI PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN KARANGANYAR SAMPAI DENGAN SEMESTER I TAHUN I. Luas Wilayah ** Km2 773, ,7864

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

V. GAMBARAN UMUM. Kota Bogor mempunyai luas wilayah km 2 atau 0.27 persen dari

Pemerintah Kabupaten Bantul. Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Akhir TA 2007 Kabupaten Bantul

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KABUPATEN YAHUKIMO, TAHUN 2013

BAB IV KONDISI PEREKONOMIAN JAWA BARAT TAHUN 2007

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum Propinsi Sulawesi Tenggara

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Provinsi Lampung terletak di ujung tenggara Pulau Sumatera. Luas wilayah

BAB I KONDISI FISIK. Gambar 1.1 Peta Administrasi Kabupaten Lombok Tengah PETA ADMINISTRASI

BAB II KONDISI WILAYAH STUDI

IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN

IV. KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Kemiling, Kota Bandarlampung. Kota

Bab 3. Deskripsi Daerah Penelitian

KARAKTERISTIK WILAYAH

I. PENDAHULUAN. perkembangan suatu perekonomian dari suatu periode ke periode. berikutnya. Dari satu periode ke periode lainnya kemampuan suatu negara

9.1. Analisis LQ Sektor Jembrana Terhadap Sektor Propinsi Bali

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Kabupaten Kulon Progo merupakan salah satu dari lima daerah otonom di

KAJIAN UMUM WILAYAH Wilayah Administrasi, Letak Geografis dan Aksesbilitas

IV. KEADAAN UMUM KABUPATEN KARO

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN, KARAKTERISTIK USAHA BUDIDAYA LEBAH MADU, DAN KARAKTERISTIK PETANI SAMPEL

III. METODE PENELITIAN. kota Bandar Lampung. Kecamatan kemiling merupakan kecamatan hasil

III. KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

GAMBARAN UMUM PROVINSI LAMPUNG dan SUBSIDI PUPUK ORGANIK

Pangkalanbalai, Oktober 2011 Pemerintah Kabupaten Banyuasin Badan Perencanaan Pembangunan Daerah dan Penanaman Modal

BAB IV GAMBARAN UMUM

BAB I PENDAHULUAN LKPJ GUBERNUR JAWA BARAT ATA 2014 I - 1

2.1 Geografis, Administratif, dan Kondisi Fisik. A. Kondsi Geografis

BAB III GAMBARAN UMUM WILAYAH JAWA BARAT SELATAN

BAB IV KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

Produk Domestik Regional Bruto

BAB II TINJAUAN UMUM

Transkripsi:

KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN Situasi Wilayah Letak Geografi Secara geografis Kabupaten Tapin terletak antara 2 o 11 40 LS 3 o 11 50 LS dan 114 o 4 27 BT 115 o 3 20 BT. Dengan tinggi dari permukaan laut antara 500 1.030 m. Di sebelah Utara Kabupaten Tapin berbatasan dengan Kabupaten Hulu Sungai Selatan, sebelah Selatan dengan Kabupaten Banjar, sebelah Timur dengan Kabupaten Hulu Sungai Selatan dan sebelah Barat dengan Kabupaten Barito Kuala. Secara geologis Kabupaten Tapin terdiri dari tanah dataran tinggi dan pegunungan yang memanjang dari arah Timur ke Selatan. Dari arah Utara ke Barat kebanyakan terdapat dataran rendah (rawa). Fisik wilayah Geologi. Secara geologi, jenis batuan utama di wilayah Tapin berupa batuan berumur quarter. Wilayah yang mempunyai jenis batuan ini hampir di seluruh wilayah yaitu sekitar 80,01% dari luas wilayah. Selain jenis batuan berumur quarter, sebagian kecil wilayah Tapin mempunyai batuan berumur mezoikum. Wilayah dengan batuan ini berada di Kecamatan Binuang dan Piani. Ketinggian wilayah. Sebagian besar wilayah Tapin terletak pada ketinggian kurang dari 500 m dpl. Kondisi ini memberikan implikasi bahwa faktor ketinggian tempat bukan merupakan kendala dalam usaha mengembangkan wilayah ini di sektor pertanian. Wilayah yang ketinggiannya lebih dari 500 m dpl hanya terdapat disebagian kecil Kecamatan Piani. Kelerengan lahan. Wilayah Tapin didominasi oleh lahan dengan kemiringan lahan antara 0 2% kecuali di Kecamatan Piani ada terdapat kemiringan yang > 40%. Tekstur tanah. Tekstur tanah di Kabupaten Tapin sebagian besar adalah sedang yaitu 88,23%. Pada tanah ini cocok untuk budidaya perkebunan. Sedangkan sebesar 11,33% bertekstur halus.

28 Drainase tanah. Sebagian besar wilayah Tapin kondisinya tergenang baik secara terus menerus atau secara periodik. Kondisi ini memerlukan perbaikan drinase agar wilayah ini dapat dimanfaatkan untuk pertanian. Daerah Aliran Sungai (DAS). Keadaan air suatu daerah aliran sungai dipengaruhi oleh unsurunsur hidrologi yaitu aliran sungai, curah hujan, rawa, danau dan lainlain yang dapat mempengaruhi neraca air suatu daerah aliran sungai. Daerah aliran sungai yang paling luas di Tapin adalah DAS Tapin sebesar 131.134 ha sedangkan DAS paling sempit adalah DAS Mangkauk sebesar 5.450 ha. Potensi Sumber Daya Alam Luas potensi lahan, baik berupa lahan sawah maupun lahan kering di Kabupaten Tapin tahun 2004 yang dapat digunakan untuk tanaman pangan telah mencapai kurang lebih 135.734 Ha, namun yang dimanfaatkan/difungsikan baru mencapai seluas 82.635 Ha atau baru 60,8 %. Secara rinci dapat dilihat pada Tabel 4. Tabel 4 Potensi lahan untuk tanaman pangan, luas pemanfaatan dan belum dimanfaatkan di Kabupaten Tapin Tahun 2004. NO KECAMATAN POTENSI ( HA ) LUAS PEMANFAAT AN ( HA ) BELUM DIMAN FAATKAN ( HA ) 1. Tapin Utara 4.165 4.165 0 2. Bungur 5.240 4.534 706 3. Lokpaikat 5.607 3.337 2.270 4. Piani 3.730 3.521 209 5 Binuang 13.647 8.255 5.392 6 Tapin Selatan 9.984 7.794 2.140 7 Tapin Tengah 14.344 14.344 0 8. Bakarangan 9.428 6.705 2.723 9. Candi Laras Selatan 19.478 9.877 9.601 10. Candi Laras Utara 50.111 20.103 30.008 J U M L A H 135.734 82.635 53.099 Sumber : Dinas Pertanian Tanaman Pangan Kabupaten Tapin, 2005.

29 Luas lahan yang dimanfaatkan untuk tanaman padi selama Tahun 2004 adalah 74.217 Ha, lahan sawah irigasi yang dapat ditanami padi dua kali setahun 4.499 Ha dan satu kali setahun 69.718 Ha. Untuk sawah tadah hujan yang dapat ditanami padi dua kali setahun seluas 1.631 Ha dan satu kali setahun 11.951 Ha, sedangkan lahan rawa yang dapat ditanami padi dua kali setahun seluas 4.281 Ha satu kali setahun seluas 32.375 Ha. Lahan kering yang ditanami padi sekali setahun 17.516 Ha. Secara rinci dapat dilihat pada Tabel 5. Tabel 5 Tingkat pemanfaatan lahan usaha tani untuk tanaman pangan di Kabupaten Tapin tahun 2004 Padi ( Ha ) No Jenis Lahan 2 kalitanam 1 KaliTanam 1. Sawah Irigasi : Irigasi Teknis 620 3.787 Irigasi ½ Teknis Irigasi Sederhana PU 85 1.465 Irigasi Non PU. 497 2.624 2. Tadah Hujan 1.631 11.951 3. Rawa : Pasang Surut 2.615 13.058 Lebak 1.666 19.317 4. Reklamasi 5. Lahan Kering 17.516 J U M L A H 4.499 69.718 Sumber : Dinas Pertanian Tanaman Pangan Kabupaten Tapin tahun 2005 Di samping itu Kabupaten Tapin juga kaya dengan bahan tambang seperti batu bara, kaolin, lempung, pasir kuarsa, batu gamping, marmer dan granit. Batu bara terdapat didua formasi yaitu formasi Tanjung dan Warukin, di formasi Tanjung seluas 9.128 ha sedangkan di formasi Warukin seluas 12.540 ha. membentuk rangkaian perbukitan memanjang dari Kecamatan Binuang sampai Lokpaikat. Kaolin di desa Binderang Kecamatan Lokpaikat dan di desa Tatakan Kecamatan Tapin Selatan. Endapan lempung tersebar dan salah satunya di Kecamatan Bungur. Pasir kuarsa tersebar cukup luas dan diperkirakan cadangan pasir kuarsa sekitar 186.378.000 m³. Pada penambangan batu bara pasir kuarsa ini merupakan salah satu limbah. Untuk batu gamping dan marmer terdapat di

30 rangkaian perbukitan tipis memanjang arah barat daya timur laut. Total cadangan gamping sekitar 462.466.950 m³ sedangkan marmer 6.920.100 m³. Granit yang dapat ditambang di gunung Hantayang Kecamatan Binuang sekitar 200 juta m³ dan cadangan di Kecamatan Piani sekitar 687.654.000 m³. Iklim Berdasarkan klasifikasi SchimitFerguson wilayah Tapin termasuk iklim tipe B. Jika berdasarkan klasifikasi Oldeman termasuk tipe C2 dengan 5 6 bulan basah (CH > 200mm) dan 2 3 bulan kering (CH< 100mm) setahun. Berdasarkan data yang dihimpun oleh Dinas Pertanian Tanaman Pangan Kabupaten Tapin dari tahun 1986 sampai 2005 diketahui bahwa ratarata curah hujan di Kabupaten Tapin adalah 2.241 mm/tahun dan ratarata curah hujan adalah 188 mm/bulan. Untuk curah hujan ratarata per bulan dapat dilihat pada Gambar 2 Dari grafik tersebut terlihat bahwa curah hujan tertinggi pada bulan Desember dan Januari sedangkan curah hujan terendah pada bulan JuliAgustus dan September. Jumlah curah hujan di Kabupaten Tapin tahun 19862005 secara lengkap lihat pada lampiran 20. Untuk suhu ratarata tahunan menurut laporan fakultas Pertanian Universitas Lambung Mangkurat tahun 2000 adalah 27. 350 300 250 Curah Hujan RataRata Per Bulan di Kabupaten Tapin Tahun 19862005 mm 200 150 100 50 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 Bulan Gambar 4 Grafik curah hujan ratarata per bulan di Kabupaten Tapin dari tahun 19862005

31 Data curah hujan dan hari hujan Kabupaten Tapin pada tahun 2004 dapat dilihat pada Tabel 6 berikut ini. Tabel 6 Jumlah curah hujan dan hari hujan di Kabupaten Tapin tahun 2004 Bulan Jumlah curah hujan (mm) Jumlah hari hujan Ratarata curah hujan /hari Januari Pebruari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober 394,5 103,0 403,0 54,1 374,5 7,0 80,0 14,5 40,0 11 6 11 5 11 1 8 2 3 12,72 3,67 13,00 1,80 12,08 0,23 2,58 0,48 1,29 Nopember Desember 289,5 305,0 9 10 9,65 9,83 J U M L A H 2.065,1 77 67,33 Sumber : Dinas Pertanian Tanaman Pangan Kabupaten Tapin, 2005. Diolah. Penduduk Jumlah penduduk Kabupaten Tapin tahun 2004 adalah 149.155 jiwa yang terdiri dari lakilaki berjumlah 73.905 jiwa dan perempuan 75.250 jiwa. Secara rinci dapat dilihat pada Tabel 7. Tabel 7 Banyaknya penduduk Kabupaten Tapin tahun 2004 No. Kecamatan Jenis Kelamin Jumlah Lakilaki perempuan Penduduk 1. Binuang 15.331 15.230 30.561 2. Tapin Selatan 11.772 11.733 23.505 3. Tapin Tengah 8.781 9.450 18.231 4. Bungur 4.520 4.580 9.100 5. Piani 3.747 2.312 4.676 6. Lokpaikat 9.646 3.630 7.377 7. Tapin Utara 4.186 9.929 19.575 8. Bakarangan 5.812 4.269 8.455 9. Candi Laras Selatan 7.748 6.182 11.994 10. Candi Laras Utara 7.748 7.935 15.683 Jumlah Rumah tangga 8.066 6.478 5.014 2.558 1.276 2.040 5.450 2.101 3.111 4.039 Jumlah Kabupaten 73.905 75.250 149.155 40.134 Sumber data: BPS Kabupaten Tapin, 2004

32 Struktur Perekonomian Daerah Tahun 2004 Struktur Perekonomian suatu daerah sangat ditentukan oleh besarnya kontribusi sektorsektor ekonomi dalam memproduksi barang dan jasa. Untuk Kabupaten Tapin sampai saat ini sektor pertanian masih merupakan sektor yang paling dominan dalam pembentukan modal. Pada tahun 2002 sektor ini mempunyai kontribusi sebesar 46,91 % naik ditahun 2003 menjadi 47,29 % namun pada tahun 2004 turun menjadi 44,60 %. Pada tahun 2004 kontribusi sektor pertanian mengalami penurunan sebesar 2,69%. Sektor ini mempunyai kontribusi sebesar 47,29% pada tahun 2003, turun menjadi 44,60% pada tahun 2004. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 8. Tabel 8 Distribusi persentase atas dasar harga berlaku No Sektor 2002 2003 2004 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Pertanian Pertambangan & penggalian Industri Pengolahan Listrik,gas dan air minum Bangunan /kontruksi Perdagangan, restoran dan perhotelan Pengangkutan & Komunikasi Keuangan, persewaan dan jasa perusahaan Jasajasa 46,91 5,54 3,04 0,56 6,36 16,24 2,39 4,01 14,94 47,29 6,96 2,92 0,53 6,30 15,73 2,39 4,25 13,64 44,60 10,64 2,77 0,50 5,96 14,81 2,37 4,39 13,96 PDRB 100,00 100,00 100,00 Sumber data : BPS Kabupaten Tapin, 2004. Sedangkan PDRB perkapita merupakan gambaran ratarata pendapatan yang diterima oleh setiap penduduk suatu daerah selama satu tahun sehingga dapat digunakan sebagai indikator untuk mengukur tingkat kemakmuran meskipun data tersebut sebenarnya tidak dapat digunakan secara langsung sebagai ukuran dalam pemerataan pendapatan. Data PDRB perkapita diperoleh dengan cara membagi nilai PDRB dengan jumlah penduduk pertengahan tahun pada tahun yang sama. Untuk PDRB perkapita Kabupaten Tapin tahun 20022004 dapat dilihat pada Tabel 9 berikut ini.

33 Tabel 9 PDRB menurut lapangan usaha atas dasar harga berlaku (Ribuan Rupiah) Lapangan Usaha 2002 2003* 2004** I. Pertanian 1. Tanaman Bahan Makanan 2. Tanaman Perkebunan 3. Peternakan 4. Kehutanan 5. Perikanan II. Pertambangan & penggalian 342.840.411 220.232.079 55.022.756 19.296.825 16.322.356 31.966.394 40.464271 381.745.386 255.911.071 56.166.982 20.501.889 16.964.300 32.201.144 56.191.279 399.517.118 270.591.537 55.294.921 21.799.364 16.065.054 35.766.233 95.350.911 1. minyak dan gas bumi 2. Pertamb. Tanpa migas 40.194.288 55.905.433 95.039.236 3. Penggalian 269.983 265.846 311.675 III. Industri Pengolahan 22.247.432 23.602.278 24.781.464 1. Industri migas 2. Industri tanpa migas 22.247.432 23.602.278 24.781.464 IV. Listrik dan Air minum 4.063.568 4.248.539 4.511.006 1. Listrik 2.776.716 2.909.828 2.842.838 2. Air Minum 1.286.851 1.338.711 1.668.168 V. Bangunan 46.483.894 50.847.303 53.375.701 VI. Perdagangan, Restoran dan Hotel 1. Perdagangan besar & eceran 2. Perhotelan 3. Restoran VII.Pengangkutan & Komunikasi 1. a. angkutan darat b. angkutan air c. angkutan udara d. jasa penunjang 2. Komunikasi VIII.Bank dan lembaga Keuangan lain 1. Bank 2. Lembaga keuangan non Bank 3. Jasa penunjang Keuangan 4. Sewa Bangunan 5. Jasa perusahaan IX. Jasajasa 1. Pemerintah umum 2. Swasta a. Sosial kemasyarakatan b. Hiburan dan rekreasi c. Perorangan & rumah tangga 118.685.801 87.007.128 52.867 31.625.806 17.478.927 14.624.280 754.885 20.357 2.079.404 29.315.313 3.490.000 4.586.249 21.077.714 161.350 109.199.096 104.575.620 4.623.476 1.641.417 397.097 2.584.962 126.974.517 90.588.904 57.176 36.328.437 19.271.821 16.018.470 797.559 174.686 2.281.106 34.303.966 5.597.000 5.070.947 23.460.929 175.090 110.114.934 105.265.000 4.849.934 1.825.161 444.150 2.580.623 132.705.285 96.291.072 72.258 36.341.955 21.257.209 17.852.970 874.770 190.408 2.339.062 39.331.030 8.336.000 5.220.697 25.587.760 186.574 125.030.470 119.792.000 5.238.470 1.926.722 491.304 2.820.445 PDRB 730.778.712 807.300.022 895.860.195 Ket : * angka diperbaiki ** angka sementara. Sumber data BPS Kabupaten Tapin, 2004.