PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN BERBASIS MULTIREPRESENTASI PADA PEMBELAJARAN FISIKA DI SMA/MA. Abstract

dokumen-dokumen yang mirip
PENGEMBANGAN LKS MULTIREPRESENTASI BERBASIS PEMECAHAN MASALAH PADA PEMBELAJARAN FISIKA DI SMA. Abstract

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR BERBASIS SCIENTIFIC APPROACH PADA POKOK BAHASAN BESARAN DAN SATUAN DI SMA

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR BERBASIS SCIENCE, ENVIRONMENT, TECHNOLOGY, SOCIETY (SETS) DALAM PEMBELAJARAN FISIKA BAB ALAT OPTIK DI SMA

Program Studi Pendidikan Fisika FKIP Universitas Jember Abstract

MODEL PEMBELAJARAN FREE INQUIRY (INKUIRI BEBAS) DALAM PEMBELAJARAN MULTIREPRESENTASI FISIKA DI MAN 2 JEMBER

PENGEMBANGAN MODUL ELEKTRONIK FISIKA SEBAGAI MEDIA INSTRUKSIONAL POKOK BAHASAN HUKUM NEWTON PADA PEMBELAJARAN FISIKA DI SMA

PENGEMBANGAN MODUL MULTIMEDIA INTERAKTIF BERBASIS E-LEARNING PADA POKOK BAHASAN BESARAN DAN SATUAN DI SMA

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR BERBASIS INSTRUCTIONAL GAME PADA PEMBELAJARAN FISIKA DI SMA. Ahmad Fauzi Hendratmoko, Albertus Djoko Lesmono, Yushardi

SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN 2016

PENGEMBANGAN LEMBAR KEGIATAN SISWA FISIKA BERBASIS MODEL EMPIRICAL INDUCTIVE LEARNING CYCLE DI SMA

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR SISTEM GERAK MANUSIA BERBASIS PETA KONSEP DALAM MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP SISWA KELAS XI SMA DI KABUPATEN JEMBER

PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENILAIAN PROYEK BERBASIS IT PADA POKOK BAHASAN PERPINDAHAN KALOR DI SMA. Syitaul Umaha, Sri Wahyuni, Subiki

PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN IPA BERBASIS SALINGTEMAS (SAINS, LINGKUNGAN, TEKNOLOGI, MASYARAKAT) DI SMP

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR PEMBELAJARAN FISIKA DENGAN CONCEPT MAPPING DISERTAI AUTHENTIC ASSESSMENT PADA POKOK BAHASAN PEMANTULAN CAHAYA DI DMP

PENGEMBANGAN LKS BERPROGRAMA PADA SUB POKOK BAHASAN PERPINDAHAN KALOR DI SMA. Binar Ayu Dewanti, Sri Wahyuni, Yushardi

PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN IPA BERBASIS SETS UNTUK MENINGKATKAN COLLABORATIVE PROBLEM SOLVING SKILLS SISWA SMP PADA POKOK BAHASAN CAHAYA

MODEL PEMBELAJARAN DENGAN KEGIATAN MENDESKRIPSIKAN DEMONSTRASI SECARA KONSEPTUAL DALAM PEMBELAJARAN FISIKA SMA ARTIKEL

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN MATEMATIKA MODEL STUDENT FACILITATOR AND EXPLAINING SETTING CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING

PENGEMBANGAN MODUL BERBASIS SCIENTIFIC APPROACH PADA POKOK BAHASAN USAHA DAN ENERGI UNTUK SISWA MA. Yenita Endriska

PENGEMBANGAN BUKU FISIKA MULTI REPRESENTASI PADA MATERI GELOMBANG DENGAN PENDEKATAN BERBASIS MASALAH

PENGEMBANGAN VITUR SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN FISIKA UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERFIKIR KREATIF SISWA

PENGEMBANGAN HANDOUT FISIKA BERBASIS CULTURAL PADA PEMBELAJARAN IPA-FISIKA DI SMP. Abstract

PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TTW (THINK TALK WRITE) DISERTAI LKS BERBASIS MULTIREPRESENTASI DALAM PEMBELAJARAN FISIKA DI SMA

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR BERBASIS WEB INTERAKTIF DENGAN APLIKASI E-LEARNING MOODLE PADA POKOK BAHASAN BESARAN DAN SATUAN DI SMA

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR FISIKA BERBASIS MAJALAH SISWA PINTAR FISIKA (MSPF) PADA PEMBELAJARAN IPA DI SMP (Pokok Bahasan Gerak Pada Benda)

Jurnal Pendidikan Matematika & Matematika

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR INTERAKTIF BERBASIS IT POKOK BAHASAN GETARAN DAN GELOMBANG PADA PEMBELAJARAN IPA DI SMP

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) BERBASIS KETERAMPILAN PROSES DI SMAN 4 JEMBER

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH (PBM) DISERTAI LKS BERBASIS MULTIREPRESENTASI PADA PEMBELAJARAN IPA-FISIKA DI SMP

Penerapan modul pembelajaran learning cycle pada materi momentum dan impuls

Program Studi Pendidikan Fisika FKIP Universitas Jember

Kata Kunci: mobile learning berbasis android, hasil belajar ranah kognitif, minat belajar

E-journal Prodi Edisi 1

PENGEMBANGAN MODUL FISIKA BERBASIS CONCEPT MAPPING PADA MATERI ELASTISITAS DI SMA

PENGEMBANGAN PENUNTUN PRAKTIKUM BIOTEKNOLOGI KELAS XII IPA SMA NEGERI 1 BINAMU KAB. JENEPONTO

Reta Yuliani Fajrin 40, Jekti Prihatin 41, Pujiastuti 42

Laily Anisa Nurhidayati 38, Susanto 39, Dafik 40

Mahasiswa Jurusan Pendidikan Fisika Universitas Negeri Yogyakarta 2)

ANALISIS MULTIREPRESENTASI MAHASISWA PGSD PADA KONSEP GELOMBANG DAN BUNYI

Mutammimah Finnajah, Eko Setyadi Kurniawan, Siska Desy Fatmaryanti

Abstrak. Kata Kunci: Petunjuk praktikum, laboratorium virtual, kinerja praktikum, motivasi belajar.

BAB III METODE PENELITIAN. yang diperoleh berupa angka aktivitas guru dan siswa, keterampilan proses

Pengembangan Multimedia Interaktif pada Materi Sistem Saraf untuk Meningkatkan Motivasi dan Hasil Belajar Siswa SMA Kelas XI

PENGEMBANGAN MODUL BIOLOGI BERBASIS KONSTRUKTIVISME PADA MATERI SISTEM PENCERNAAN PADA MANUSIA UNTUK SISWA KELAS VIII DI SMP NEGERI 16 KERINCI

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN BERBASIS PEMBELAJARAN MATEMATIKA REALISTIK POKOK BAHASAN KUBUS DAN BALOK

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK (LKDP) BERBASIS GUIDED INQUIRY UNTUK MENINGKATKAN PRACTICAL SKILLS DAN PEMAHAMAN KONSEP IPA PESERTA DIDIK SMP

Siti Masruha 21, Sunardi 22, Arika Indah K 23

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR BERUPA MODUL BERBASIS QUANTUM TEACHING PADA PEMBELAJARAN FISIKA DI SMA

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN DENGAN PENDEKATAN QUANTUM LEARNING PADA MATA KULIAH ALJABAR LINIER MATERI RUANG-n EUCLIDES.

PENGEMBANGAN MODUL YANG DILENGKAPI PETA KONSEP BERGAMBAR PADA MATERI KLASIFIKASI MAKHLUK HIDUP UNTUK SMP

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR ELEKTRONIK BERBASIS MOBILE-LEARNING PADA MATA KULIAH OPTIK DI FKIP UNIVERSITAS JEMBER

Novi Dwi Lestari 10, Hobri 11, Dinawati Trapsilasiwi 12

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL SETTING KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN BERBASIS KEARIFAN LOKAL UNTUK MENGEMBANGKAN KARAKTER POSITIF SISWA SD

I Ketut Mahardika, Subiki, Lailati Mukharomah

PENGEMBANGAN MODUL MOMENTUM, IMPULS DAN TUMBUKAN DENGAN STRATEGI CONCEPT MAPPING DI MADRASAH ALIYAH NEGERI

Nurul Afisa 24, Titik Sugiarti 25, Dinawati Trapsilasiwi 26

Jurnal Inovasi Pendidikan Fisika (JIPF) Vol. 03 No. 01 Tahun 2014, ISSN:

PENGEMBANGAN HANDOUT BERGAMBAR DISERTAI PETA KONSEP PADA MATERI KINGDOM ANIMALIA UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS (SMA) Oleh:

Ernita Vika Aulia dan Ismono Jurusan Kimia, FMIPA, Universitas Negeri Surabaya

PENGEMBANGAN MULTIMEDIA INTERAKTIF DISERTAI DRILLS PADA POKOK BAHASAN TEKANAN DI SMP. Abstract

ARTIKEL. Oleh. Anis Roisatun Nisak NIM

I Ketut Mahardika, Abdullah, Trapsilo Prihandono

PENGEMBANGAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN DAN LEMBAR KERJA SISWA MODEL PEMBELAJARAN CORE DENGAN TEKNIK MIND MAPPING

Pengembangan LKM Dengan Pendekatan Quantum Learning untuk Meningkatkan Kompetensi Profesional Calon Guru

Mahasiswa Program Studi Pendidikan Fisika 2) Dosen Pendidikan Fisika FKIP Universitas Jember

Pengembangan Modul Pembelajaran IPA dengan Tema Pencemaran Lingkungan untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa SMP Kelas VII

Abstrak. : Desi Hartinah, Dr. Insih Wilujeng, dan Purwanti Widhy H, M. Pd, FMIPA Universitas Negeri Yogyakarta

PROFIL KONSISTENSI REPRESENTASI DAN KONSISTENSI ILMIAH SISWA SMP PADA KONSEP GERAK

PENGEMBANGAN LKS FISIKA BERORIENTASI MODEL LEARNING CYCLE 7-E PADA MATERI ELASTISITAS SEBAGAI PENUNJANG PEMBELAJARAN SMA

BAB III METODE PENELITIAN. Development). Penelitian ini berjudul Pengembangan LKPD IPA tema

Hasil Uji Validitas Buku Siswa Berbasis Inkuiri pada Pembelajaran IPA untuk Siswa Kelas VIII SMP

PENGEMBANGAN MODUL DILENGKAPI MIND MAP DAN GLOSARIUM PADA MATERI PELAJARAN BIOLOGI UNTUK SISWA KELAS X SMAN 12 PADANG

2 Fakultas keguruan dan ilmu pendidikan, Universitas Pasir Pengaraian

Mahasiswa Program Studi Pendidikan Fisika 2)

Jurnal Inovasi Pendidikan Fisika (JIPF) Vol. 06 No. 03, September 2017, ISSN:

MODEL PROBLEM BASED LEARNING DENGAN ANALISIS WACANA ISU DALAM PEMBELAJARAN FISIKA DI SMA

PEMBELAJARAN FISIKA MELALUI MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL) DISERTAI PETA KONSEP DI MAN 2 JEMBER (Pada Pokok Bahasan Kinematika Gerak Lurus)

Indah Figa Wardhani 1, Hobri 2, Ervin Oktavianingtyas 3

Heni Lailatul Badriah, Sudarti, Bambang Supriadi

Agung Setiabudi et al., Pengembangan Perangkat Pembelajaran Matematika...

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian yang bersifat analisis kebutuhan dan untuk mengkaji keefektifan

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN MATEMATIKA REALISTIK PADA POKOK BAHASAN LINGKARAN KELAS VIII SMP

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) BERBASIS PROBLEM BASED LEARNING

PENGEMBANGAN MODUL IPA TERPADU BERBASIS SETS PADA POKOK BAHASAN USAHA DAN ENERGI DI SMP

BAB III METODE PENELITIAN. pendekatan project based learning. Bahan ajar yang dikembangkan berupa RPP

Key Words: Whole Brain Teaching, Quantum Learning, Lesson Plan, Student Book, Worksheet and Final Test.

Penerapan Model Pembelajaran Interactive Engagement untuk Meningkatkan Hasil Belajar Fisika pada Siswa Kelas XI SMA Negeri 4 Palu

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD DISERTAI MEDIA AUDIOVISUAL TERHADAP KEMAMPUAN MULTIREPRESENTASI FISIKA SISWA SMP

UNESA Journal of Chemical Education Vol.6, No.3 pp , September 2017

BIOEDUKASI Jurnal Pendidikan Biologi e ISSN Universitas Muhammadiyah Metro p ISSN

PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN BIOLOGI BERBASIS DISCOVERY INQUIRY PADA MATERI SISTEM REPRODUKSI UNTUK SISWA KELAS XI SMA

Erna Yunita Sari 37, Sunardi 38, Susanto 39

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN MATEMATIKA BERBASIS KARAKTER DENGAN COOPERATIVE LEARNING

Pengembangan Modul Fisika Berbasis Visual untuk Sekolah Menengah Atas (SMA)

PENGEMBANGAN LEMBAR KEGIATAN SISWA BERORIENTASI SETS PADA MATERI POKOK ZAT ADITIF MAKANAN

Maharani Gita K. 4, Dinawati Trapsilasiwi 5, Arika Indah K. 6

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA BERBASIS PENDEKATAN PROBLEM SOLVING PADA MATERI SISTEM KOORDINASI MANUSIA UNTUK SMA ABSTRACT

Program Studi Pendidikan Fisika FKIP Universitas Jember Abstract

Transkripsi:

PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN BERBASIS MULTIREPRESENTASI PADA PEMBELAJARAN FISIKA DI SMA/MA 1) Tegas Amanda Setyandaru, 1) Sri Wahyuni, 1) Pramudya Dwi Aristya Putra Program Studi Pendidikan Fisika FKIP Universitas Jember E-mail: tegasamanda@gmail.com Abstract This research purpose was to create a new product in the form of multirepresentation based module that can be used in learning activities. Multi-representation based module was an interesting module that made students understand the material easily. The purpose of this research was to produce a valid multi-representation based modules, to describe the students multi-representation ability and to know the students' response to the use of multi-representation based modules. The research design used the 4-D model that was reduced to be 3-D. The results of the research showed that the multirepresentation based module was categorized quite valid with the value of expert validation was 3.89. Multi-representation capability on high criteria with N-gain value is 0.75. Meanwhile, the student's response was in the positive response category with the value of 79.4%. Multi-representation based module contained verbal representation, mathematical, pictures and graphs that were useful to help students to understand the material. Based on the results of this research, it could be concluded that the multirepresentation based module was suitable to use as an interesting learning module. Keyword: multirepresentation based module logic, validity, multirepresentation ability, student response PENDAHULUAN Fisika merupakan bagian dari Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) yang mempelajari gejala-gejala dan kejadian alam melalui serangkaian proses ilmiah yang meliputi kegiatan observasi, membuat hipotesis, eksperimen serta evaluasi data yang dibangun atas dasar sikap ilmiah dan hasilnya berwujud produk ilmiah berupa konsep, hukum dan teori yang berlaku secara universal (Trianto, 2010:137). Fakta di lapangan, pembelajaran Fisika hanya sekadar pemberian materi tanpa melibatkan peserta didik dalam pembelajaran. Pembelajaran Fisika akan lebih bermakna ketika peserta didik terlibat terutama dalam hal berpikir. Pembelajaran juga akan bermakna bila dikaitkan dengan dunia nyata yang disajikan secara kontekstual sehingga peserta didik mampu memahami dan menerapkan konsep dalam kehidupan sehari-hari. Berdasarkan hasil wawancara dengan guru fisika di SMA Negeri Rambipuji, MAN 1 Jember, SMA Negeri Kalisat dan MAN 2 Jember tentang bahan ajar yang digunakan. Bahan ajar yang digunakan dibeli dari suatu penerbit buku yang berisi beberapa KD sehingga siswa malas untuk mempelajari karena relatif tebal, tampilan bahan ajar kurang menarik minat siswa untuk mempelajari, dan kurangnya masalah yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari. Sehingga diperlukan strategi baru untuk menarik minat siswa dalam pembelajaran fisika. Strategi yang dapat dilakukan untuk mengatasi permasalahan yaitu dengan mengembangkan suatu modul pembelajaran fisika yang dapat digunakan siswa selama proses pembelajaran. Modul adalah bahan ajar yang dirancang secara sistematis berdasarkan kurikulum tertentu dan dikemas dalam satuan pembelajaran terkecil dan memungkinkan dipelajari 218

Setyandaru, Pengembangan Modul Pembelajaran... 219 siswa secara mandiri dalam waktu tertentu (Purwanto, 2007:9). Solusi inovatif yang ditawarkan dengan mengembangkan suatu modul pembelajaran fisika yang kreatif, dan inovatif. Waldrip et al. (2006:1) menyimpulkan bahwa untuk menumbuhkembangkan pembelajaran sains di sekolah membutuhkan pemahaman dan menghubungkan representasi verbal, visual, dan matematika dalam mengembangkan pengetahuan konsep dan proses ilmiah. Sehingga peneliti mengembangkan modul yang dapat memvisualisasikan materi yang abstrak dan membuat konsep menjadi lebih jelas dengan menggunakan multirepresentasi. Modul yang peneliti kembangkan berisi empat representasi (representasi verbal, representasi matematis, representasi gambar dan representasi grafik). Pemilihan modul dalam pembelajaran disasarkan pada kelebihan yang dimiliki modul. Modul merupakan media yang paling mudah karena dapat dipelajari di mana saja dan kapan saja tanpa harus menggunakan alat khusus, menyampaikan pesan pembelajaran yang mampu memaparkan kata-kata, gambar dan angka-angka, meningkatkan motivasi siswa, beban belajar terbagi lebih merata, serta guru dapat mengetahui mana siswa yang berhasil dengan baik ataupun yang kurang berhasil. Selain itu menurut Fatimah et al (2013) Keunggulan bahan ajar modul adalah modul dapat dijadikan sebagai bahan ajar mandiri yang berfungsi untuk meningkatkan kemampuan peserta didik untuk belajar sendiri. Tujuan dari penelitian ini (1) mendeskripsikan validitas modul, (2) mendeskripsikan kemampuan multirepresentasi, serta (3) mendeskripsikan respon siswa. METODE Jenis penelitian ini merupakan penelitian pengembangan dengan desain penelitian model 4-D oleh Thiagarajan dan Semmel dan Semmel yang direduksi menjadi 3-D. Hal ini juga sejalan dengan penelitian Handayani (2014) mengenai Pengembangan Bahan Ajar Elektronik Berbasis Mobile-Learning yang juga menggunakan model 4-D yang direduksi menjadi 3-D. Adapun tahap 4-D meliputi define, design, develop, dan disseminate. Tahap disseminate tidak dilakukan karena penelitian ini hanya sebatas menguji kelayakan modul. Selain itu, tujuan penelitian sudah didapatkan pada tahap pengembangan. Teknik pengumpulan data pada penelitian ini adalah observasi, wawancara, tes, instrumen validasi logic, dan angket. Tahap pertama yaitu tahap pendefinisian (define). Pada tahap ini bertujuan untuk menetapkan dan menerapkan syarat-syarat pembelajaran diawal dengan tujuan dan batasan materi yang dikembangkan. Tahap pendefinisian terdiri dari 5 langkah yaitu analisis awal akhir, analisis siswa, analisis tugas, analisis konsep dan spesifikasi tujuan pembelajaran. Tahap kedua yaitu tahap perancangan (design). Pada tahap perancangan terdiri dari 4 langkah yaitu penyusunan tes, pemilihan media, pemilihan format, perancangan awal. Pada tahap ini dilakukan perancangan komponen modul serta penyusunan tes. Pemilihan format pengembangan berupa modul berbasis multirepresentasi pada pembelajaran fisika di SMA yaitu didesain dalam bentuk modul biasa dengan ukuran kertas A4, yang dirancang menggunakan software microsoft publisher 2007. Adapun penyusunan tes digunakan untuk mengukur kemampuan multirepresentasi siswa. Tahap ketiga yaitu tahap pengembangan (develop). Tahap pengembangan bertujun untuk

220 Jurnal Pembelajaran Fisika, Vol 6 No. 3, September 2017, hal 218-224 menghasilkan modul berbasis multirepresentasi yang valid. Pada tahap ini dilakukan penilaian para ahli dan dilakukannya uji pengembangan. Validasi ahli dilakukan oleh tiga orang ahli yaitu 2 dosen Pendidikan Fisika FKIP Universitas Jember dan 1 guru Fisika Madrasah Aliyah Negeri 2 Jember. Hasil Validasi ahli dianalisis menggunakan rumus : n Ai V a = i=1 n Keterangan: Va : nilai rata-rata total untuk semua aspek Ai : rata-rata nilai aspek ke-i n : jumlah aspek. Selanjutnya nilai total validasi ahli (V a ) : dirujuk pada kriteria validasi ahli seperti yang tercantum pada Tabel 1. Tabel 1. Kriteria Validitas Ahli Kategori Validitas Interval Tidak valid 1 Va 2 Kurang valid 2 Va 3 Cukup valid 3 Va 4 valid 4 Va 5 Sangat valid =5 (Hobri, 2010:52) Setelah dilakukan validasi oleh ahli kemudian dilakukan perbaikan dan produk dinyatakan valid dapat dilanjutkan pada tahap selanjutnya yaitu tahap uji pengembangan. Tujuan uji pengembangan dilakukan untuk memperoleh data validasi empiris antara lain: kemampuan multirepresentasi dan respon siswa. Data hasil perolehan kemampuan multirepresentasi siswa melalui pre-test dan post-test kemudian dihitung menggunakan rumus sebagai berikut. <g> = S post S pre S maks S pre Keterangan: <g> : Gain : Skor pre test S pre S post S maks : Skor post test : Skor maksimum ideal Selanjutnya data hasil perhitungan diklasifikasikan berdasarkan kriteria yang tercantum pada Tabel 2. Tabel 2. Persentase Kemampuan multirepresentasi Siswa Presentase kemampuan Kriteria multirepresentasi siswa g 0,7 Tinggi 0,3 g < 0,7 Sedang g < 0,3 Rendah (Hake,1998) Data hasil perolehan respon siswa melalui angket dianalisis kemudian dihitung menggunakan rumus sebagai berikut. Percentage of agreement: A B x 100 Keterangan: A= proporsi jumlah siswa yang memilih B= jumlah siswa Respon pembelajaran positif apabila jumlah siswa dengan kategori positif 50% dari seluruh siswa. (Trianto, 2010: 243). HASIL DAN PEMBAHASAN Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan yang bertujuan untuk menghasilkan suatu produk dan menguji validitas, kemampuan multirepresentasi, serta respon siswa dari produk tersebut. Produk hasil pengembangan berupa modul berbasis multirepresentasi pada pembelajaran fisika di SMA/MA yang ditujukan kepada siswa kelas X MIPA 5 Madrasah Aliyah Negeri 2 Jember. Data hasil validasi logic modul berbasis multirepresentasi diperoleh dari validator 2 orang dosen Program Studi Pendidikan Fisika serta 1 guru mata pelajaran fisika kelas X di Madrasah Aliyah Negeri 2 Jember. Data yang diperoleh berupa data kuantitatif yang berupa angket penilaian. Hasil penilaian tiga validator terhadap Modul berbasis multirepresentasi melalui kajian instruksional dan kajian teknis seperti yang tercantum pada Tabel 3. Tabel 3. Hasil Validasi Ahli terhadap Modul berbasis multirepresentasi

Setyandaru, Pengembangan Modul Pembelajaran... 221 No Aspek Ai Va Ket 1 Kajian Instruksional Kelayakan isi 3,9 Kebahasaan 3,58 Penyajian 4 Kegrafikaan 3,66 2 Kajian Teknis Format 4 Bahasa 4 3,89 Cukup Valid Berdasarkan Tabel 3 diketahui bahwa data yang diperoleh dari validator dianalisis secara deskriptif dengan cara menelaah hasil penilaian terhadap modul berbasis multirepresentasi. Analisis data terhadap modul berbasis multirepresentasi didasarkan pada data hasil validasi logic. Berdasarkan hasil analisis data validasi logic diperoleh nilai sebesar 3,89 sehingga modul berbasis multirepresentasi memiliki kriteria cukup valid dan dapat digunakan untuk uji coba pengembangan. Data Validasi Ahli menunjukkan bahwa modul berbasis multirepresentasi sudah dikategorikan cukup baik. Hasil validasi modul berbasis multirepresentasi ini merupakan rata-rata validasi kajian instruksional dan kajian teknis yang berkategori cukup valid dengan perolehan nilai validitas sebesar 3,89 dan dapat digunakan untuk uji coba pengembangan. Validasi kajian intruksional meliputi aspek kelayakan isi, kebahasaan, penyajian dan kegrafikaan diperoleh rata-rata validasi sebesar 3,78 dan berkategori cukup valid. Sedangkan validasi kajian teknis meliputi aspek format dan bahasa diperoleh rata-rata validasi sebesar 4 dan berkategori valid. Hasil validitas tersebut telah memenuhi kriteria yang ditentukan oleh Hobri (2010) di mana setiap aspek yang diukur mendapatkan penilaian 3 sehingga lolos untuk uji pengembangan dan layak digunakan dalam pembelajaran. Secara keseluruhan nilai aspek terbesar pada aspek penyajian, format dan bahasa yakni sebesar 4 karena mulai dari tampilan sampul hingga bagian isi modul didesain untuk membuat siswa tertarik membacanya. Selain itu, modul memliki ukuran A4 yang lebih mudah dan tipis untuk dibawa. Data tersebut didukung dari hasil validasi kajian teknis di mana validator memberikan nilai 4 untuk aspek penyajian dan kepraktisan ukuran modul. Pada aspek kebahasaan memiliki nilai terendah daripada aspek lainnya dikarenakan kalimat yang digunakan dalam modul ini masih kurang mampu menjelaskan informasi dengan kalimat yang sederhana. Namun demikian, berdasarkan wawancara siswa setelah pembelajaran menggunakan modul berbasis multirepresentasi, siswa sudah cukup paham mengenai penjelasan yang ada dalam modul. Tahap selanjutnya adalah uji pengembangan. Tujuan kedua penelitian ini adalah mendeskripsikan kemampuan multirepresentasi. Representasi adalah suatu konfigurasi (bentuk suatu susunan) yang dapat menggambarkan, mewakili atau melambangkan sesuatu dalam suatu cara. Menurut Ainsworth (2006) multireprentasi memiliki tiga fungsi utama, yaitu sebagai pelengkap, pembatas interpretasi, dan membangun pemahaman. Dalam uji pengembangan, data kemampuan multirepresentasi siswa diukur melalui tes. Tes yang digunakan berupa Pre-Test pada awal pertemuan dan Post-Test pada pertemuan terakhir. Analisis data kemampuan multirepresentasi bertujuan untuk mengetahui adanya perbedaan hasil Pre- Test dan Post-Test termasuk dalam kategori tinggi, sedang, atau rendah setelah menggunakan modul berbasis multirepresentasi. Adapun hasil kuantitatif kemampuan multirepresentasi siswa dipaparkan pada Tabel 4 berikut. Tabel 4. Hasil Analisis kemampuan multirepresentasi R Pre Post Skor <g>

222 Jurnal Pembelajaran Fisika, Vol 6 No. 3, September 2017, hal 218-224 V 10,27 19,86 20 0,9 M 32,70 48,48 55 0,7 Gr 2,16 8,70 10 0,83 Ga 3,85 7,90 15 0,57 V,M, Gr,Ga 12,24 21,23 25 0,75 Jumlah siswa yang mengikuti tes sebanyak 39 siswa. Hasil analisis menggunakan rumus N-gain menunjukkan adanya perbedaan kemampuan multirepresentasi siswa melalui skor pretest yang diujikan sebelum menggunakan modul berbasis multirepresentasi dan post-test yang diujikan melalui tes tulis setelah menggunakan modul berbasis multirepresentasi. Pada prosentase kemampuan multirepresentasi siswa memiliki kriteria tinggi dengan nilai N- gain 0,75. Berdasarkan penelitian Mahardhika et al, (2011) siswa menyampaikan representasi verbal, matematik, grafik, dan gambar melalui LKS. Hasil penelitian tersebut yaitu representasi verbal berkategori tinggi, representasi matematik, grafik, dan gambar berkategori sedang dengan ratarata multirepresentasi berkategori sedang dengan nilai N-gain 0,56. Berdasarkan pengembangan modul yang dilakukan, rendahnnya representasi gambar disebabkan siswa kurang memahami soal fisika jika divisualisasikan dengan gambar. Faktor pendukung yang menunjukkan rendahnya representasi gambar dapat dilihat berdasarkan hasil tes siswa. Hasil tes menunjukkan bahwa rendahnya representasi gambar disebabkan siswa terlalu fokus dalam mengerjakan soal matematis, verbal dan grafik. Pada pembelajaran fisika siswa terbiasa dituntun untuk mengerjakan soal yang berupa perhitungan dan nilai verbal yang tinggi disebabkan jika siswa paham matematik maka siswa akan lebih mudah dalam menjelaskan konsepnya secara verbal, sesuai dengan penelitian Puspaningrum et al (2015). Untuk penyelesaian grafik yang berkategori tinggi dikarenakan siswa setelah mengerjakan data yang berupa perhitungan akan secara mudah menuangkannya pada grafik. Perbedaan kriteria peningkatan kemampuan multirepresentasi siswa dapat berbeda karena kemampuan siswa dalam memahami masing-masing aspek representasi juga berbeda Mahardhika et al, (2011) Penyebab rendahnya skor tes pada pre-test adalah karena pre-test dilakukan sebelum siswa mendapatkan modul berbasis multirepresentasi pada bab gerak lurus sehingga membuat siswa kesulitan untuk menjawab soal tes berupa analisis verbal, matematik, grafik dan gambar. Saat kegiatan pembelajaran dimulai, siswa mendapatkan modul berbasis multirepresentasi yang didalamnya berisi representasi verbal, matematik, gambar dan grafik. Post-test dilaksanakan setelah materi pada bab gerak lurus selesai, hasil dari post-test menunjukkan skor tes yang diperoleh lebih tinggi dari pada skor tes pada pre-test. Skor dari hasil tes siswa diuji menggunakan N-gain didapatkan nilai N- gain sebesar 0,75 nilai tersebut berada pada rentang ( 0,3 g 0,7 ), Sehingga nilai yang didapat dikategorikan tinggi. Data-data tersebut menunjukkan perbedaan hasil skor tes dengan rata-rata skor pre-test sebesar 48,98 dan rata-rata skor post-test sebesar 84,89. Sehingga didapatkan prosentase perbedaan skor pre-test dan skor post-test sebesar 36%. Perbedaan skor n-gain antara pre-test dan post-test disebabkan pada saat pre-test siswa belum mengetahui representasi verbal, grafik, dan gambar yang diketahui siswa hanya matematis saja sedangkan ketika post-test siswa sudah mengetahui representasi verbal, grafik dan gambar melalui modul berbasis multirepresentasi sehingga nilai n-gain post-test lebih tinggi dan nilai pre-test lebih rendah. Pada proses uji pengembangan, data respon siswa juga diambil guna mengetahui tanggapan siswa terhadap

Setyandaru, Pengembangan Modul Pembelajaran... 223 penggunaan modul yang telah dikembangkan dalam pembelajaran yang mereka ikuti. Respon siswa dalam penelitian ini menggunakan format respon yang dikemukakan oleh Hobri (2010), dengan mengubah beberapa aspek yang kurang relevan dengan penelitian ini. Perolehan data respon dilakukan dengan menyebarkan angket yang harus diisi siswa secara individu. Data respon siswa dapat dilihat pada Tabel 6. Tabel 6. Hasil Respon Siswa No. Aspek % Kategori 1 Ketertarikan 100% Senang 2 Keterbaruan 79,4% Baru 3 Minat 79,4% Setuju 4 Kemudahan 79,4% Mudah 5 Ilustrasi 100% Senang Pada data respon siswa diperoleh gambaran bahwa pendapat siswa terhadap modul berbasis multirepresentasi tergolong positif. Pendapat positif siswa memiliki nilai 79,4% sesuai yang dikemukakan Trianto (2010) bahwa respon pembelajaran positif apabila jumlah siswa dengan kategori positif 50% dari seluruh siswa. Respon positif siswa dapat dijadikan tolak ukur bahwa siswa setuju dengan bahan ajar yang dikembangkan untuk digunakan dalam pembelajaran (Nugraha et al, 2013:33). Sehingga dapat dinyatakan bahwa siswa tertarik dengan modul berbasis multirepresentasi. Berdasarkan penelitian Kartikasari et al (2015) hasil respon siswa terhadap bahan ajar dan tingkat pemahaman konsep siswa dapat ditarik kesimpulan bahwa hasil respon siswa mempengaruhi tingkat pemahaman siswa. Hal ini dikarenakan apabila respon siswa terhadap bahan ajar baik sudah sewajarnya menunjukkan bahwa bahan ajar tersebut sudah membantu proses pembelajaran fisika yang menyenangkan, bermakna, dan menarik sehingga dapat meningkatkan pemahaman konsep siswa. Uji pengembangan dilakukan dengan 6 kali tatap muka. empat tatap muka untuk kegiatan belajar-mengajar dengan menggunakan modul berbasis multirepresentasi dan satu tatap muka untuk pre-test dan satu tatap muka lagi untuk post-test. Kegiatan pembelajaran disesuaikan dengan RPP dan setiap di akhir pembelajaran siswa diminta untuk mempelajari materi selanjutnya dirumah. Kendala-kendala yang yang terdapat pada saat uji pengembangan adalah pada saat pembelajaran terjadi yaitu siswa sering lupa membawa modul dikarenakan seringnya terjadi penggantian jadwal secara tiba-tiba. SIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan data yang diperoleh pada tahap pengembangan, maka dapat disimpulkan sebagai berikut: (1) validitas modul berbasis multirepresentasi termasuk dalam kategori cukup valid, (2) kemampuan Multirepresentasi siswa yang dapat disimpulkan dalam penelitian ini berkategori tinggi, (3) respon Siswa yang didapatkan dalam penelitian ini adalah positif untuk semua aspek. Adapun saran yang dapat diajukan adalah sebagai berikut: (1) selama pelaksanaan uji pengembangan, setiap siswa tidak diperbolehkan menggunakan bahan ajar selain modul berbasis multirepresentasi agar dapat mengetahui bahwa perbedaan hasil tes untuk mengukur kemampuan multirepresentasi siswa hanya dipengaruhi oleh modul selama pembelajaran, (2) bagi peneliti lanjut, sebaiknya penelitian pengembangan Modul berbasis multirepresentasipada pembelajaran fisika di SMA/MA (uji coba pada pokok bahasan gerak lurus bisa dilakukan penelitian lagi sampai tahap penyebaran), (3) bahan ajar Modul berbasis multirepresentasi perlu diuji coba pada beberapa sekolah yang berbeda dengan pokok bahasan yang berbeda pula untuk mengetahui tingkat keefektifan modul. DAFTAR PUSTAKA

224 Jurnal Pembelajaran Fisika, Vol 6 No. 3, September 2017, hal 218-224 Ainsworth, S. 2006. DeFT: A Conceptual Framework For Considering Learning with Multiple Representations. Learning and Instruction. Vol.16 (3):183-198. Fatimah, S., Sarwanto, N.S. Aminah. 2013. Pembelajaran Fisika Dengan Pendekatan Problem Based Learning (PBL) Menggunakan Modul Dan Buletin Ditinjau Dari Kemampuan Verbal Dan Motivasi Berprestasi Siswa. Jurnal Inkuiri Universitas Sebelas Maret. 2 (1):114-120. Handayani, R.D., 2014. Pengembangan Bahan Ajar Elektronik Berbasis Mobile-Learning Pada Mata Kuliah Optik Di FKIP Universitas Jember. Ta dib Jurnal Ilmu Pendidikan.Vol 17 (1) : hal 81-85. Hake, R.R. 1998. Interactive Engagement Versus Tradisional Methods: A Six-Thousand-Student Survey of Mechanics Tes Data For Introductory Physics Course. American Journal of Physic. Vol.66 (1), 64-74. Hobri. 2010. Metodologi Pengembangan. Jember : Pena Salsabila. Mahardika, I. K., A. Harijanto., dan A.R. Nisak. 2013. Pengaruh Model Pembelajaran Quantum Teaching berbasis Multirepresentasi Terhadap Kemampuan Multirepresetasi dan Hasil Belajar di SMP. Jurnal Pendidikan Fisika. Vol.2 (3). Purwanto, M.N. 2007. Psikologi Pendidikan. Bandung : Remaja Rosdakarya. Puspaningrum, A., I.K Mahardhika., dan B. Supriadi. 2015. Peningkatan Kemampuan Multirepresentasi IPA (Fisika) Dengan Model Quantum Learning Disertai Metode Eksperimen Pada Siswa Kelas VIII-A SMP Negeri 7 Jember. Jurnal Pembelajaran Fisika, Vol.3(4). Trianto. 2010. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif- Progresif. Jakarta: Prenada Media. Waldrip, B., Prain, V., dan Carolan, J. 2006. Learning Junior Secondary Science Through Multi-Modal Representations. Electronic Journal of Science Education (Southwestern University). Vol.11 (1). Kartikasari H.A., S. Wahyuni., dan A.D. Lesmono. 2015. Pengembangan Bahan Ajar Berbasis Scientific Approach pada Pokok Bahasan Besaran dan Satuan di SMA. Jurnal Pembelajaran Fisika. Vol. 4(1) : 64-68. Nugraha, D.A., A. Binadja & Supartono. 2013. Pengembangan Bahan Ajar Reaksi Redoks Bervisi SETS, Berorientasi Konstruktivistik. Journal Of Innovative Science Education, Vol.2(1).