BAB I PENDAHULUAN TA- 100

dokumen-dokumen yang mirip
Gedung Rehabilitasi Narkoba Provinsi Jawa Tengah di Kota Semarang BAB I PENDAHULUAN

PUSAT TERAPI DAN REHABILITASI KORBAN PENYALAHGUNAAN NARKOBA PROVINSI JAWA TENGAH DI UNGARAN

Dwi Gita Arianti Panti Rehabilitasi Narkoba di Samarinda BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. Tahun 2010/ / / /2014. Jenjang Pendidikan (Negeri dan Swasta) No. 1. SMP

BAB I PENDAHULUAN. 1 diakses tanggal 25 Juni 2009.

RUMAH SAKIT KETERGANTUNGAN OBAT DI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR ( LP3A ) SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN FARMING DI PATI. Diajukan Oleh : Risdiana Fatimah

2. TUJUAN DAN SASARAN

Bab I. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang. Perancangan Interior Panti Rehabilitasi Penyalahgunaan Narkoba

Redesain Kantor Bupati Kabupaten Sukoharjo BAB I PENDAHULUAN

Institut Seni Indonesia di Semarang

SEKOLAH LUAR BIASA YAYASAN PEMBINAAN ANAK CACAT (SLB YPAC) DI SEMARANG. (Penekanan Desain Arsitektur Post Modern) IDA ASTRID PUSPITASARI L2B

BAB I PENDAHULUAN I - 1

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Data Jumlah Pendaftar SMK se-kota Semarang Tahun No Tahun Ajaran Pendaftar Diterima

BAB I PENDAHULUAN I - 1 REDESAIN BALAI LATIHAN KERJA DI DEMAK LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR

REDESAIN YAYASAN PEMBINAAN ANAK CACAT (YPAC) SEMARANG. disusun oleh : KHOERUL UMAM L2B

LP3A TA PERIODE 127/49 TERMINAL BUS TIPE A DI KABUPATEN DEMAK BAB I PENDAHULUAN

CLUB HOUSE Di kawasan perumahan kompleks VI PKT Bontang BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. diakes pada tanggal 24 April 2014

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

TOKO BUKU DENGAN RUANG PAMER DI KOTA CIREBON

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang.

LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR SEMARANG BOOK HOUSE

1.7 LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

PUSDIKLAT BULUTANGKIS DI SEMARANG BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. Panti Rehabilitasi Ketergantungan NAPZA Arsitektur Perilaku. Catherine ( ) 1

SEMARANG ELECTRONIC CENTER

RUMAH SAKIT GIGI DAN MULUT UNISSULA DI SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang

ENTERTAINMENT CENTRE DI SALATIGA

MUSEUM BATIK JAWA TENGAH DI KOTA SEMARANG

CITY HOTEL BINTANG 3 DI PEKALONGAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BALAI LABORATORIUM KESEHATAN PROVINSI Jawa Tengah

RELOKASI SEKOLAH DASAR ISLAM PANGERAN DIPONEGORO SEMARANG

2015 PUSAT REHABILITASI KORBAN PENYALAHGUNAAN NARKOBA PRIA

BERITA ACARA SIDANG KELAYAKAN LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR

BAB I PENDAHULUAN Tujuan dan Sasaran Tujuan

PENGEMBANGAN BUMI PERKEMAHAN PENGGARON KABUPATEN SEMARANG

Kolam Renang Indoor Universitas Diponegoro - Tugas Akhir 135 LP3A BAB I PENDAHULUAN

TEMPAT REHABILITASI ANAK

Apartemen untuk Wanita di Kota Semarang I. PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Jumlah penduduk Lanjut Usia (lansia) semakin meningkat di dunia, termasuk juga di Negara Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN 1 PAUD DAN SD ALAM DI SEMARANG TUGAS AKHIR 115 ALIZA MELINDA (L2B ) 1.1 Latar Belakang

Gambar 1. 1 : Keindahan Panorama Bawah Laut Pulau Biawak

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

PASAR BURUNG DI SEMARANG Penekanan Desain Arsitektur Organic

BAB I PENDAHULUAN. Perpustakaan Umum dengan Konsep Edutainment di Yogyakarta Penekanan Desain Arsitektur Organik. 1.

PAVILIUN GARUDA II RUMAH SAKIT DR. KARIADI SEMARANG Dengan Penekanan Desain Arsitektur Modern

BAB I PENDAHULUAN Latar belakang

LEMBAGA PEMASYARAKATAN NARKOTIKA DI YOGYAKARTA (Dengan Penekanan Desain Arsitektur Neo Vernakular)

LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR

Gigih Juangdita

TUGAS AKHIR PERIODE 114 LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR RSIA-CILACAP. Dengan Penekanan Desain Modern Arsitektur.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. 1.2 Tujuan dan Sasaran

PERPUSTAKAAN HIBRIDA DI KOTA BOGOR TA 127

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Pengembangan Rusunawa (Rumah Susun Sederhana Sewa) kini tengah digencarkan oleh pemerintah tepatnya Kementerian

TUGAS AKHIR PERIODE 36 LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR TERMINAL BUS TIPE A KOTA TEGAL

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang

RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK DI KUDUS BAB I PENDAHULUAN

TSUNAMI MEMORIAL PARK BANDA ACEH - NAD BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Pusat Kesenian Jawa Tengah di Semarang BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

[RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK KOTA SEMARANG]

tahun ke tahun. Demand bidang perdagangan dan perekonomian kota Sragen dalam kurun waktu mencapai peningkatan 60%. Namun perkembangan yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

CITY HOTEL BINTANG EMPAT DI SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembangunan nasional Indonesia bertujuan mewujudkan manusia

KOMPLEKS GEDUNG OLAHRAGA DI WONOSOBO

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Panti Wredha di Kabupaten Semarang BAB I PENDAHULUAN

SHOPPING GREEN MALL DI SEMARANG BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PUSAT KECANTIKAN DI KUDUS

Sekolah Menengah Kejuruan Negeri di Batang

BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang

Rusunawa Buruh di Kawasan Industri Mangkang Semarang

HOTEL BINTANG EMPAT DENGAN FASILITAS PERBELANJAAN DAN HIBURAN DIKAWASAN PANTAI MARINA SEMARANG

PLANETARIUM SEMARANG TA 118 BAB I PENDAHULUAN

GRAHA REHABILITASI PENYANDANG CACAT TUBUH DI SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 2

TERMINAL BUS TIPE A KOTA SURAKARTA

REDESAIN KANTOR DINAS PENDIDIKAN JAWA TENGAH

ASRAMA TARUNA DI AKADEMI KEPOLISIAN SEMARANG BAB I PENDAHULUAN. Akademi Kepolisian atau lebih dikenal dengan singkatan Akpol, adalah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR

REDESAIN KAWASAN AGRO TARUBUDAYA Dengan Penekanan Desain Arsitektur Organik

Pasar Ikan Higienis Di Juwana, Pati BAB I PENDAHULUAN

Sentra Pengolahan Hasil Perikanan Terpadu

TERMINAL BUS TIPE A DI KABUPATEN DEMAK Dengan penekanan desain Triple Zero, Werner Sobek

WATERPARK DI PANTAI MARON SEMARANG

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Istilah narkoba mulai dikenal pada sekitar tahun 1998, akibat maraknya kasus penyalahgunaan narkotika, psikotropika, dan zat aditif terlarang. Agar lebih mudah dalam penyebutan, masyarakat menyingkat istilah narkotika, psikotropika, dan zat aditif terlarang menjadi narkoba. Sekarang istilah ini sudah sangat akrab di telinga masyarakat. Berbagai berita, himbauan, peringatan mengenai narkoba sudah sering diselenggarakan. Namun, kasus peredaran dan penyalahgunaan narkoba saat ini semakin marak terjadi di Indonesia. Bahkan Indonesia saat ini sudah menjadi wilayah tujuan pemasaran utama. Sedangkan propinsi Jawa Tengah saat ini merupakan wilayah potensial sebagai pasar peredaran narkoba. Hal ini dikarenakan provinsi Jawa Tengah terletak di tengah Pulau Jawa, akibatnya narkoba dari daerah lain didistribusikan melewati dan singgah di Jawa Tengah. Bahkan menurut data dari Dinas Kesehatan Provinsi Jateng tahun 2006, Jawa Tengah merupakan provinsi dengan estimasi pengguna narkoba suntik tertinggi di Indonesia yaitu sekitar 38% dari 10 provinsi dengan resiko tertinggi. Korban penyalahgunaan narkoba di Jawa Tengah sebagian besar adalah kelompok usia produktif. Hal ini jika dibiarkan, tentu akan merusak kehidupan generasi muda bangsa. Sementara bagi seseorang yang sudah terlanjur menjadi pengguna/pecandu, tidak mudah untuk bisa melepaskan diri dari ketergantungan. Narkoba membawa banyak racun masuk ke tubuh, namun proses pengeluaran racun-racun tersebut (detoksifikasi) dapat dengan mudah dan cepat dilakukan. Faktor terpenting dan tersulit dalam proses penyembuhan ini adalah pemulihan kondisi mental mereka supaya tidak kembali menggunakan narkoba. Pada umumnya, panti rehabilitasi yang telah ada hanya mengkhususkan metoda terapi pada satu bidang saja. Antara lain religius, medis, maupun terapi komunitas. Belum ada pusat rehabilitasi yang memadukan berbagai metoda terapi dan rehabilitasi. Padahal, terapi dan rehabilitasi terpadu merupakan salah satu mata rantai penting dalam pemberantasan penyalahgunaan narkoba, hal ini dikarenakan jika hanya melalui beberapa proses tertentu dalam waktu singkat, tingkat kesembuhan pada penyalahguna narkoba menjadi tidak utuh serta masih ada dorongan untuk memakai kembali. Akibatnya, mereka kembali menjadi penyalahguna. Untuk itulah, proses terapi medis yang dilanjutkan ke tahap rehabilitasi mental dan ketrampilan merupakan jalan yang harus ditempuh agar seseorang terbebas dari jeratan narkoba seutuhnya serta dapat kembali bersosialisasi dan diterima dalam masyarakat. Peran serta Badan Narkotika Provinsi Jawa Tengah dalam pencegahan dan penanggulangan bahaya narkoba di Jawa Tengah sangat penting. Lembaga ini selain mendata perkembangan kasus narkoba, juga mengupayakan penanganan optimal kepada seseorang yang telah menjadi penyalahguna. Dapat dikatakan bahwa Badan Narkotika Provinsi Jawa Tengah adalah lembaga yang paling mengerti 1

tentang masalah narkoba di Jawa Tengah. Untuk itulah diperlukan suatu upaya nyata dari Badan Narkotika Provinsi Jateng terhadap penanganan penyalahguna narkoba berupa pendirian pusat rehabilitasi narkoba yang memadukan proses terapi medis yang dilanjutkan ke tahap rehabilitasi mental dan ketrampilan. Diharapkan, dengan adanya pusat rehabilitasi ini dapat menjadi sarana pembelajaran bagi masyarakat akan bahaya narkoba serta menjadi pedoman bagi penyelenggaraan terapi dan rehabilitasi penyalahguna narkoba di tempat lain. 1.2 Manfaat 1. Subyektif a. Memenuhi salah satu persyaratan mengikuti Tugas Akhir di jurusan Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Diponegoro Semarang. b. Sebagai pegangan dan acuan selanjutnya, dalam penyusunan LP3A yang merupakan bagian tak terpisahkan dari Tugas Akhir. 2. Obyektif Dapat bermanfaat sebagai tambahaan pengetahuan dan wawasan bagi mahasiswa yang mengajukan proposal Tugas Akhir. 1.3 Tujuan Dan Sasaran 1. Tujuan Memperoleh suatu judul Tugas Akhir yang jelas dan layak, dengan suatu penekanan desain yang spesifik sesuai dengan originalitas/karakter judul dan citra yang dikehendaki dan atas judul yang diajukan. 2. Sasaran Tersusunnya langkah-langkah pokok proses (dasar) atas perencanaan dan perancangan Pusat Rehabilitasi Korban Narkoba Provinsi Jawa Tengah di Kota Semarang berdasarkan aspek-aspek panduan perencanaan (design guideline aspect). 1.4 Ruang Lingkup 1. Ruang Lingkup Secara Substansial Perencanaan dan perancangan Pusat Rehabilitasi Korban Narkoba Provinsi Jawa Tengah di Kota Semarang termasuk dalam kategori bangunan barmassa banyak karena kegiatan yang difasilitasi beragam. 2. Ruang Lingkup Secara Spatial Secara administratif, daerah perencanaan akan diletakkan di Kota Semarang dengan batasbatas wilayah antara lain : a. Sebelah Barat : Kabupaten Kendal b. Sebelah Timur : Kabupaten Demak 2

c. Sebelah Selatan : Kabupaten Semarang d. Sebelah Utara : Laut Jawa 1.5 Metoda Pembahasan Dalam penyusunan Laporan Perencanaan dan Perancangan Arsitektur ini metoda yang digunakan : 1. Metoda Pembahasan Metoda yang digunakan adalah metoda deskriptif analisis yaitu dengan mengumpulkan dan mengidentifikasikan data, melakukan studi banding pada objek bangunan sejenis yang dapat diperbandingkan fasilitas dan metoda terapinya untuk melakukan pendekatan program ruang yang akan dirancang. Kemudian menganalisa secara kualitatif dan kuantitatif, menarik kesimpulan, menetapkan batasan dan anggapan serta menentukan program studi ruang dan alternatif tapak untuk kemudian dilanjutkan ke proses desain grafis. 2. Metoda Pengumpulan Data Pengumpulan data dibagi dua yaitu : a. Pengumpulan data primer dimana pengumpulan data melalui observasi lapangan dan wawancara langsung pusat ke rehabilitasi maupun intansi terkait untuk mendapatkan karakteristik pusat rehabilitasi itu sendiri. b. Sedangkan pengumpulan data sekunder melalui studi literatur, dan kebijakan yang berlaku untuk mendapatkan antara lain macam fasilitas dan kegiatan. 1.6 Sistematika Pembahasan Adapun urutan pembahasan laporan ini adalah sebagai berikut : Bab I Pendahuluan Menguraikan tentang latar belakang permasalahan, tujuan, sasaran, manfaat, lingkup, pembahasan, metodologi pembahasan dan sistematika penulisan. Pada latar belakang menguraikan tentang pentingnya sebuah pusat rehabilitasi yang dikelola oleh BNP Jateng dan memadukan berbagai program terapi dan rehabilitasi untuk mengurangi jumlah korban penyalahgunaan narkoba di Jawa Tengah. Bab II Tinjauan Pusat Rehabilitasi Penyalahguna Narkoba Membahas tentang tinjauan literatur tentang pengertian judul, tinjauan narkoba, sejarah, penggolongan, faktor dan penyebab penyalahgunaan narkoba, akibat penyalahgunaan narkoba, klasifikasi tingkatan pengguna narkoba, peredaran narkoba di Indonesia, serta tinjauan rehabilitasi dan standarnya. Bab III Tinjauan Pusat Rehabilitasi Penyalahguna Narkoba Provinsi Jawa Tengah di Semarang Menguraikan dan meninjau mengenai kasus narkoba di Jawa Tengah, tinjauan kota dan provinsi, kondisi kesehatan dan kesejahteraan sosial di Jawa Tengah dan studi banding. 3

Selain itu juga menguraikan mengenai pusat rehabilitasi korban narkoba provinsi Jawa Tengah itu sendiri yang meliputi fungsi dan tujuan, aktivitas, fasilitas dan lingkup pelayanan. Bab IV Kesimpulan, Batasan dan Anggapan Berisi tentang kesimpulan, batasan dan anggapan dalam perencanaan dan perancangan pusat rehabilitasi korban narkoba provinsi Jawa Tengah di Semarang. Bab V Pendekatan Program Perencanaan dan Perancangan Merupakan wacana yang mengungkapkan analisa dari aspek fungsional, aspek kinerja, aspek teknis, aspek arsitektural, aspek kontekstual, serta pendekatan lokasi dan tapak. Bab VI Landasan Program Perencanaan dan Perancangan Membahas konsep, program, dan persyaratan perencanaan dan perancangan arsitektur untuk pusat rehabilitasi korban narkoba provinsi Jawa Tengah di Semarang. 4

1.7 ALUR BAHASAN LATAR BELAKANG Aktualita: Semakin marak dan meningkatnya kasus penyalahgunaan serta perdagangan narkoba di Indonesia khususnya Jawa Tengah dengan sebagian besar pecandu merupakan generasi muda Jawa Tengah merupakan provinsi dengan pengguna narkoba suntik terbesar di Indonesia Jawa Tengah merupakan jalur potensial bagi distribusi dan persinggahan perdagangan narkoba di Pulau Jawa Dampak penggunaan narkoba dapat merusak secara fisik dan mental, antara lain menyebabkan beberapa kompilkasi penyakit pada tubuh. Selain itu, narkoba juga berdampak negatif pada lingkungan sosial. Susahnya bagi para korban penyahgunaan narkoba untuk sembuh bila hanya melalui proses terapi detoksifikasi saja Terapi dan rehabilitasi terpadu merupakan salah satu mata rantai penting dalam pemberantasan penyalahgunaan narkoba Urgensi: Belum adanya pusat rehabilitasi penyalahguna narkoba yang menggabungkan metoda terapi medis, sosial dan mental spiritual Diperlukan suatu tempat rehabilitasi narkoba yang dikelola oleh BNP Jateng sebagai badan resmi milik pemerintah yang khusus menangani masalah narkoba Originalitas: Merencanakan dan merancang pusat rehabilitasi sebagai wadah untuk menampung para penyalahguna narkoba agar dapat terbebas dari jeratan pengaruh narkoba dan juga dapat berinteraksi dan diterima kembali di masyarakat F E TINJAUAN PUSTAKA (Survey Lapangan, Internet, Literatur, wawancara) Tinjauan mengenai Narkoba Tinjauan mengenai Terapi dan Rehabilitasi Penyalahguna Narkoba DATA (Survey Lapangan, Internet, Literatur, wawancara) Tinjauan Provinsi Jateng dan kota Semarang Tinjauan mengenai kasus penyalahgunaan narkoba di Jawa Tengah Tinjauan mengenai pusat rehabilitasi penyalahguna narkoba Studi banding E D B A C K Kesimpulan, Batasan dan Anggapan Analisa Aspek Fungsional Aspek Kontekstual Aspek Kinerja Aspek Teknis Aspek Arsitektural Fungsi, Aktivitas, Fasilitas, Pengguna, Kapasitas Hubungan dan respons terhadap lingkungan Alur kegiatan dan pelayanan Sistem Struktur dan Utilitas Landasan Program Perencanaan dan Perancangan Arsitektur 5