BAB I PENDAHULUAN. World Health Organization (WHO), lanjut usia (lansia) adalah orang berusia

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. masa hidup manusia yang terakhir. Lanjut usia atau yang lazim disingkat

BAB I PENDAHULUAN. oleh lanjut usia dalam proses penyesuaian diri tersebut yaitu permasalahan dalam

BAB I PENDAHULUAN. Lansia yang berhenti bekerja, umumnya menderita post power. syndrome, kehilangan kepercayaan diri karena berkurangnya peran

BAB I PENDAHULUAN. baik pula kualitas hidupnya, tetapi lain halnya jika menghadapi. sebagai persepsi individu mengenai keberfungsian mereka di dalam

BAB I PENDAHULUAN. semakin berkembangnya anggapan bahwa menjadi tua itu identik dengan semakin

BAB 1 PENDAHULUAN. Menurut WHO usia tahun adalah usia pertengahan, usia tahun

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia yang berusia 60 tahun (Badan Pusat Statistik, 2015). Menurut WHO

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. ialah melihat usia harapan hidup penduduknya. Dari tahun ke tahun usia harapan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Menua atau menjadi tua adalah suatu keadaan yang terjadi di dalam

BAB I PENDAHULUAN. Terdapat 125 juta orang dengan usia 80 tahun bahkan lebih. (World Health

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Usia lanjut merupakan tahap akhir kehidupan manusia. Seseorang pada

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan tubuh untuk beradaptasi dengan stres lingkungan. 1

BAB I PENDAHULUAN. Statistik (2013), angka harapan hidup perempuan Indonesia dalam rentang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Proporsi penduduk dunia berusia 60 tahun ke atas tumbuh lebih

BAB I PENDAHULUAN. yang terkadang menimbulkan masalah sosial, tetapi bukanlah suatu penyakit

2015 GAMBARAN PENGETAHUAN LANSIA MENGENAI SENAM LANSIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA BUDI PERTIWI KOTA BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN. alami yang dialami oleh semua makhluk hidup. Di Indonesia, hal-hal yang

BAB I PENDAHULUAN. Meningkatnya angka harapan hidup (life ecpectancy) merupakan salah

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan, temasuk penemuan obat-obatan seperti antibiotik yang mampu

BAB 1 PENDAHULUAN. bawah satu atap dalam keadaan saling bergantung. Keluarga mempunyai peran

BAB 1 PENDAHULUAN. penduduk serta meningkatkan umur harapan hidup manusia. Akibatnya jumlah

BAB I PENDAHULUAN. menurut tingkatan usia lanjut yakni usia pertengahan (45-59), usia lanjut (60-

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Menurut organisasi kesehatan dunia (WH O), ada empat tahapan batasan-batasan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. disebabkan oleh kuman Mycobacterium Tuberculosis. Penyakit ini tergolong

BAB 1 PENDAHULUAN. Keberhasilan pembangunan pada berbagai bidang terutama dibidang. (lansia) terus meningkat dari tahun ke tahun.

BAB I PENDAHULUAN. Jepang 129%, Jerman 66%, dan Swedia 33% (Depkes,2003). Indonesia termasuk salah satu negara Asia yang pertumbuhan penduduk

UKDW BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Lansia dapat menjadi salah satu tolok ukur kesejahteraan bangsa.

BAB I PENDAHULUAN. di atas 65 tahun (7,79 % dari seluruh jumlah penduduk). Bahkan, Indonesia. paling cepat di Asia Tenggara (Versayanti, 2008).

I. PENDAHULUAN. lain. Keadaan tersebut sangat berpotensi menimbulkan masalah secara

BAB I PENDAHULUAN. membedakan menjadi dua macam usia, yaitu usia kronologis dan usia

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT DEPRESI DENGAN KEMANDIRIAN DALAM ACTIVITY of DAILY LIVING (ADL) PADA PASIEN DIABETES MELLITUS DI RSUD PANDAN ARANG BOYOLALI

HUBUNGAN INTERAKSI SOSIAL DENGAN KUALITAS HIDUP PADA LANSIADI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PEKAUMAN BANJARMASIN

BAB I PENDAHULUAN. keadaan sempurna baik fisik, mental dan sosial tidak hanya bebas dari. kesehatan dan Keadaan Sejahtera Badan, Jiwa dan Sosial yang

BAB I PENDAHULUAN. terapi lingkungan untuk pasien dengan depresi yaitu Plant therapy di mana tujuan dari

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Adapun peningkatan tajam terjadi pada kelompok penduduk lanjut

HUBUNGAN DUKUNGAN SOSIAL DENGAN TINGKAT DEPRESI PADA LANSIA DI KELURAHAN DALEMAN TULUNG KLATEN SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Proses menua adalah suatu proses menghilangnya kemampuan jaringan

BAB 1 PENDAHULUAN. Struktur penduduk dunia termasuk Indonesia mengalami peningkatan dalam

BAB I PENDAHULUAN. lambat cepatnya proses tersebut bergantung pada masing-masing individu.

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG AGAMA DENGAN TINGKAT DEPRESI PADA LANSIA DI PANTI WREDHA DHARMA BHAKTI KOTA SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. cepat dibandingkan kelompok umur lainya. 1 Badan Pusat Statistik (BPS)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Keberhasilan pemerintah dalam pembangunan Nasional telah mewujudkan

IRMA MUSTIKA SARI J

BAB I PENDAHULUAN. juta jiwa, dan pada tahun 2025 diproyeksikan jumlah lanjut usia akan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Menua adalah proses menghilang kemampuan jaringan secara

UKDW BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. Sejalan dengan semakin meningkatnya usia seseorang, maka akan terjadi

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Jumlah penduduk lansia di Indonesia mengalami peningkatan dari tahun ke

HUBUNGAN TINGKAT DEPRESI DENGAN KETERGANTUNGAN DALAM ADL (ACTIVITY OF DAILY LIVING) PADA LANSIA DI PANTI WREDHA DARMA BHAKTI PAJANG SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. fungsi kehidupan dan memiliki kemampuan akal dan fisik yang. menurun. Menurut World Health Organization (WHO) lansia

BAB I PENDAHULUAN. fisiologis (Maramis, 2009). Menua bukanlah suatu penyakit tetapi merupakan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pertumbuhan penduduk lansia umur 60 tahun ke. atas di seluruh dunia sangat cepat, bahkan lebih cepat

BAB I PENDAHULUAN. terbesar dari jumlah penderita diabetes melitus yang selanjutnya disingkat

The Association between Social Functions and Quality of Life among Elderly in Denpasar

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Lansia (lanjut usia) bukan suatu penyakit, namun merupakan tahap

GAMBARAN KUALITAS HIDUP PADA WANITA LANJUT USIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WREDHA BUDI PERTIWI BANDUNG

BAB 1 : PENDAHULUAN. pembangunan bangsa, sesuai Undang Undang Nomor 13 tahun 1998 Bab I pasal 11 ayat 11

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. meningkatnya angka harapan hidup (life expectancy). Akibatnya jumlah penduduk

BAB I PENDAHULUAN. jiwa (satu dari 10 orang berusia lebih dari 60 tahun) dan pada tahun 2025 jumlah

BAB 1 PENDAHULUAN. Penyakit yang berkaitan dengan faktor penuaanpun meningkat, seiring

BAB I PENDAHULUAN. mencakup 74% (115,3 juta) dari 156 juta kasus di seluruh dunia. Lebih dari. dan Indonesia (Rudan, 2008). World Health Organization

2015 GAMBARAN KUALITAS HIDUP PADA PASIEN TUBERKULOSIS PARU DI PUSKESMAS PADASUKA KECAMATAN CIBEUNYING KIDUL KOTA BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN. mulus sehingga tidak menimbulkan ketidakmampuan atau dapat terjadi sangat nyata

BAB I PENDAHULUAN. atas yang mempunyai hak yang sama dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa,

BAB I PENDAHULUAN. nomor 13 tahun 1998 tentang Kesejahteraan Lanjut Usia, yang. telah mencapai usia 60 tahun ke atas. Menurut World Health

BAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. menyerang penduduk di dunia. Saat ini prevalensi DM di dunia diperkirakan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Penduduk lansia pada umumnya banyak mengalami penurunan akibat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Lanjut usia adalah masa dimana seseorang mengalami masa

BAB I PENDAHULUAN. Depkes RI (2007 dalam Nastiti, 2012) menjelaskan bahwa Indonesia

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. perannya dalam masyarakat dan berperilaku sesuai dengan norma dan aturan

BAB 1 PENDAHULUAN. perlahan-lahan kemampuan jaringan untuk memperbaiki, mengganti, dan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. mengalami kemunduran (Padila, 2013). Penuaan biasanya diikuti dengan

BAB I PENDAHULUAN. prevalensinya paling tinggi di dunia. Berdasarkan laporan World Health

FIFI AZISYAH NIM : S

BAB 1 PENDAHULUAN. menghilangnya secara perlahan-lahan kemampuan jaringan untuk. (termasuk infeksi) dan memperbaiki kerusakan yang diderita.

BAB I PENDAHULUAN. yang membutuhkan perhatian lebih dalam setiap pendekatannya. Berdasarkan

BAB I PENDAHULUAN. Selanjutnya akan menyebabkan perubahan anatomis, fisiologis, dan biokimia

BAB 1 PENDAHULUAN. melakukan aktivitas sehari-hari (Nugroho,2008). Kemandirian lansia dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. Proses menua adalah sebuah proses yang mengubah orang dewasa sehat menjadi

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT STRES DENGAN INSOMNIA PADA LANSIA DI DESA TAMBAK MERANG GIRIMARTO WONOGIRI

HUBUNGAN ANTARA GAYA HIDUP DENGAN TINGKAT KETERGANTUNGAN DALAM AKTIVITAS KEHIDUPAN SEHARI HARI LANSIA DI KELURAHAN KOPEN TERAS BOYOLALI

BAB I PENDAHULUAN. Bab ini akan membahas tentang isi dari pendahuluan diantaranya adalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Lanjut usia (lansia) merupakan tahap akhir dari siklus kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. yang terbatas antara individu dengan lingkungannya (WHO, 2007). Berdasarkan data dari World Health Organisasi (WHO, 2015), sekitar

BAB 1 PENDAHULUAN. tahun. Pada tahun 2010, diprediksi jumlah lansia sebesar 23,9 juta jiwa dengan

BAB I PENDAHULUAN. kembangkan sesuai kebutuhan masing-masing, dimana retardasi mental itu adalah

BAB I PENDAHULUAN. manusia, dimulai sejak dari awal kehidupan. Usia lanjut adalah sekelompok

BAB 1 PENDAHULUAN. Menurut WHO (World Health Organization) pada tahun 2010, dengan masalah kesehatan). Menurut Sumiati Ahmad Mohammad, masa


I. PENDAHULUAN. otak (Dipiro et.al, 2005). Epilepsi dapat dialami oleh setiap orang baik laki-laki

BAB I PENDAHULUAN. Pada tahun 2007, jumlah penduduk lanjut usia sebesar 18,96 juta

BAB 1 PENDAHULUAN. Perubahan-perubahan yang terjadi pada lansia ini memiliki beberapa dampak yang

BAB I PENDAHULUAN. digunakan untuk merujuk kepada cara kita berpikir tentang dan mengevaluasi diri kita

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Proporsi penduduk pada usia 60 tahun keatas di negara berkembang diperkirakan meningkat menjadi 20% antara tahun 2015-2050. Menurut World Health Organization (WHO), lanjut usia (lansia) adalah orang berusia 60 tahun ke atas yang terdiri dari usia lanjut (elderly) 60-74 tahun, usia tua (old) 75-90 tahun, dan usia sangat lanjut (very old) di atas 90 tahun. Indonesia berada di urutan keempat, setelah China, India, Jepang (Raharja, 2013). Berdasarkan data dari WHO (2010) 524 juta orang berusia 65 tahun dalam populasi dunia. Proporsi jumlah penduduk lansia di indonesia mencapai 9,12%. Jumlah penduduk lanjut usia di Jawa Tengah terus mengalami peningkatan pada tahun 2013 mencapai 7,47% dari semua populasi penduduk provinsi Jawa Tengah pada tahun 2014 naik menjadi 7,63%, jumlah lanjut usia di Jawa Tengah terus mengalami peningkatan 0,2% dari tahun 2014-2015 menjadi 7,82% (Dinkes Jateng, 2015). Proses menua merupakan suatu kondisi yang wajar dan tidak dapat dihindari dalam fase kehidupan. Peningkatan jumlah penduduk lansia ini akan membawa dampak terhadap kehidupan. Dampak utama peningkatan lansia ini adalah peningkatan ketergantungan lansia. Ketergantungan ini disebabkan oleh fungsi fisik, psikis, dan sosial lansia. Untuk itu diharapkan lansia bisa 1

2 memiliki kualitas hidup yang baik dan bisa hidup mandiri sehingga mengurangi angka ketergantungan (Yuliati dkk, 2014). Pemerintah telah melakukan berbagai pelayanan di bidang sosial serta di bidang kesehatan pada kelompok usia lanjut melalui beberapa jenjang. Posyandu lansia dan kegiatan rutin berupa senam lansia merupakan suatu pelayanan dibidang kesehatan di tingkat masyarakat, adanya Puskesmas merupakan pelayanan di bidang kesehatan lansia tingkat dasar, dan adanya Rumah Sakit merupakan pelayanan kesehatan ditingkat lanjutan. Namun upaya-upaya tersebut ternyata belum cukup maksimal karena masih ada lansia dengan kualitas hidup yang masih buruk (Depsos RI, 2013). Peningkatan jumlah penduduk lansia yang disebabkan oleh meningkatnya harapan rata-rata hidup penduduk yang merupakan dampak positif dari keberhasilan pembangunan nasional, khususnya di bidang kesehatan. Dengan meningkatnya populasi lanjut usia di Indonesia, berbagai masalah kesehatan dan penyakit yang khas terdapat pada lanjut usia akan meningkat serta akan berpengaruh pada berbagai aspek kehidupan seperti fungsi fisik, fungsi mental, dan status ekonomi (Tamher dan Noorkasiani, 2009). Secara umum beberapa masalah kesehatan yang sering terjadi pada usia lanjut yaitu pada masalah fungsi fisik. Menurut Lan et al (2014) fungsi fisik merupakan kemampuan seseorang dalam melakukan ADL, fungsi fisik tersebut mengacu pada kesehatan fisik, mobilitas, dan keterbatasan fungsional. Fungsi fisik menentukan kemampuan seseorang untuk melakukan

3 aktivitas seperti biasa dan adat, seperti berjalan kaki, dan berpakaian; atau mereka dapat dilaporkan sendiri seperti mengatakan bahwa seorang individu dapat berjalan atau menggunakan pakaian, kegiatan adat dapat menjadi kegiatan itu sendiri, kegiatan hidup sehari-hari (ADL) seperti mandi, makan dan berpakaian (Cella et al, 2007). Suatu penelitian di Negara Inggris dengan jumlah reponden 10.255 orang lanjut usia diatas 75 tahun, menunjukan bahwa (55%) lansia mengalami gangguan pada fungsi fisik berupa gangguan sendi 50% dari responden yang mengalami keseimbangan berdiri, 45% dari reponden mengalami gangguan fungsi kognitif pada susunan saraf pusat, 35% pada penglihatan, 35% pada pendengaran, 20% mengalami kelainan jantung, 20% ditemukan sesak napas, serta gangguan miksi/mengompol sebesar 10%, dari beberapa gangguan yang terjadi pada lansia mengakibatkan terganggunya atau menurunnya kualitas hidup pada lansia. Sekitar 10% orang tua yang berusia lebih dari 65 tahun dan 50% pada usia yang lebih dari 85 tahun akan mengalami perubahan fungsi fisik. Perubahan fungsi fisik yang dialami usia lanjut merupakan tantangan yang dapat mempengaruhi kualitas hidupnya (Rohmah, 2012). Kualitas hidup adalah sejauh mana seseorang dapat merasakan dan menikmati terjadinya segala peristiwa penting dalam kehidupannya, sehingga kehidupannya menjadi sejahtera (Rapley, 2003 dalam Rohmah dkk, 2012). World Health Organization Quality of Life (WHOQOL) mendefinisikan kualitas hidup sebagai persepsi individu terhadap kehidupannya di masyarakat dalam konteks budaya dan system nilai yang ada terkait dengan tujuan,

4 harapan standar, dan perhatian. Kualitas merupakan suatu konsep yang sangat luas yang dipengaruhi kondisi fisik individu, psikologis, tingkat kemandirian, serta hubungan individu dengan lingkungan (WHO, 2010). Kualitas hidup merupakan salah satu hal yang sangat penting untuk di perhatikan, karena meliputi kesehatan fisik, mental, serta sosial secara keseluruhan. Lansia dikatakan memiliki hidup yang berkualitas apabila mereka dapat menikmati masa tuanya dengan penuh makna dan membahagiakan dan berguna. Berdasarkan penelitian Nandini (2015) yang meneliti masalah Hubungan Aktivitas Sosial, Interaksi Sosial, dan Fungsi Keluarga dengan Kualitas Hidup Lanjut Usia menyatakan bahwa kualitas hidup lansia masih kurang dan yang paling berhubungan adalah fungsi keluarga sehingga dalam pengembangan program lansia diharapkan dapat melibatkan keluarga lansia untuk meningkatkan kualitas hidup lansia. Penelitian Ratna (2008) yang meneliti masalah Kesehatan, Ekonomi, dan Hubungan Sosial Terhadap Kemandirian Orang Lanjut Usia menyatakan bahwa pemenuhan kebutuhan di atas tergantung pada diri orang lanjut usia, keluarga, dan lingkungan, jika kebutuhan-kebutuhan tersebut tidak terpenuhi, akan timbul masalah-masalah dalam kehidupan lanjut usia yang akan menurunkan kualitas hidupnya. Jumlah penduduk usia 60 tahun ke atas di Kecamatan Jatilawang pada tahun 2015 mencapai 7.931 jiwa dengan populasi penduduk 58.416 jiwa. Desa Adisara merupakan Desa terbesar kedua di Kecamatan Jatilawang dengan jumlah penduduk usia 60 tahun ke atas pada tahun 2016 mencapai 367 dengan

5 populasi penduduk 4.631. Hasil studi pendahuluan dilakukan peneliti pada tanggal 23 Februari 2017 dengan wawancara pada lima orang lansia, didapatkan lima orang lansia tersebut setuju bahwa kesehatan fisik menjadi faktor utama dalam kualitas hidup mereka. Lima orang lansia tersebut menyatakan kualitas hidup buruk dalam melakukan aktivitas sehari-hari, diakibatkan pada kesehatan fisik seperti penyakit, mudah lelah, penglihatan berkurang, mobilitas, nyeri dan kaku sendi. Salah satu orang lansia berharap agar memiliki hubungan yang lebih baik dengan keluarga dan lebih diperhatikan lagi, 2 dari 5 orang lansia yang mengalami kesulitan berjalan merasa hanya menjadi beban keluarga, lansia tersebut berharap supaya bisa bejalan dengan leluasa seperti dulu, sedangkan 2 orang lansia lain merasa kehidupannya lebih baik apabila penyakit kronis yang diderita dapat disembuhkan. Penelitian tentang kualitas hidup lansia di Kecamatan Jatilawang belum pernah ada yang meneliti tentang masalah tersebut, dari semua masalah kualitas diatas maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tenteng Hubungan Fungsi Fisik dengan Kualitas Hidup Lansia di Desa Adisara Kecamatan Jatilawang Kabupaten Banyumas. B. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang diatas, dapat dirumuskan masalah penelitian sebagai berikut apakah ada hubungan fungsi fisik dengan kualitas hidup lansia di Desa Adisara Kecamatan Jatilawang Kabupaten Banyumas.

6 C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Mengetahui hubungan fungsi fisik dengan kualitas hidup lansia di Desa Adisara Kecamatan Jatilawang Kabupaten Banyumas. 2. Tujuan Khusus a. Mengetahui karakteristik lansia, meliputi umur dan jenis kelamin lansia di Desa Adisara Kecamatan Jatilawang Kabupaten Banyumas. b. Mengetahui fungsi fisik lansia di Desa Adisara Kecamatan Jatilawang Kabupaten Banyumas. c. Mengetahui kualitas hidup lansia di Desa Adisara Kecamatan Jatilawang Kabupaten Banyumas. d. Mengetahui hubungan fungsi fisik dengan kualitas hidup lansia di Desa Adisara Kecamatan Jatilawang Kabupaten Banyumas. D. Manfaat Penelitian a. Bagi peneliti Penelitian ini diharapkan dapat memperluas wawasan dan ilmu peneliti serta sebagai sarana dalam penerapan ilmu yang diperoleh selama proses pembelajaran. b. Bagi lansia Dapat mencari solusi untuk meningkatkan kualitas hidupnya.

7 c. Bagi keluarga dan masyarakat Dapat membantu lansia dalam memenuhi kebutuhan jasmani maupun rohani. d. Bagi puskesmas dan fasilitas kesehatan Sebagai referensi dan menambah pengetahuan dan memberi perhatian lebih untuk pelayanan kesehatan kepada lansia secara holistik dan komprehensif seperti membentuk program prolanis dan rutin mengadakan senam lansia. e. Bagi perawat Supaya lebih memperhatikan kualitas hidup para lansia dengan peduli memberikan pendidikan kesehatan secara rutin serta meningkatkan aspek spiritualitas lansia. E. Penelitian Terkait 1. Penelitian Tajvar et al (2008) berjudul Determinants of Health-related Quality of Life in elderly in Tehran Iran. Penelitian ini bertujuan untuk mengukur kualitas hidup yang berhubungan dengan kesehatan (HRQOL) pada usia lanjut di Iran dan untuk mengidentifikasi beberapa faktor penentu. Penelitian ini menggunakan metode survey cross sectional dari sampel acak dari warga masyarakat di Tehran yang berusia 65 tahun keatas. Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa lanjut usia yang tinggal di Tehran, Iran menderita HRQOL relatif miskin; terutama perempuan lanjut usia dan mereka yang berpendidikan rendah. Memang untuk meningkatkan kualitas hidup di kalangan rakyat Iran lansia lebih

8 banyak perhatian dan harus diberikan untuk semua aspek kehidupan mereka termasuk kesehatan mereka, dan status ekonomi. Persamaan penelitian ini dengan penelitian Tajvar et al (2008) terletak pada variabel kualitas hidup (HRQOL) dan sampel lansia diatas 65 tahun. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian Tajvar et al (2008) terletak pada tempat penelitian yaitu di komunitas, Desa Adisara Kecamatan Jatilawang Kabupaten Banyumas. 2. Penelitian Ekawati (2011) berjudul Hubungan Fungsi Keluarga dengan Kualitas Hidup Lansia. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara fungsi keluarga dengan kualitas hidup lansia. Metode penelitian ini menggunakan analitik-observasional dengan pendekatan cross sectional, dengan sampel sebanyak 41 lansia berusia 60 tahun keatas. Variabel dependent yang diteliti kualitas hidup lansia. Variabel independent yang diteliti fungsi keluarga. Hasil penelitian ini yaitu ada hubungan positif yang sangat kuat antara fungsi keluarga dan kualitas hidup lansia. Persamaan penelitian ini dengan penelitian Ekawati (2011) terletak pada rancangan penelitian, variabel dependent, dan sampel. Penelitian ini menggunakan pendekatan cross sectional, variabel dependent kualitas hidup dan sampel lansia diatas 60 tahun ke atas. Perbedaan penelitian ini terletak pada variabel independent dan lokasi penelitian. Variabel

9 independent fungsi fisik dan lokasi penelitian di Desa Adisara Kecamatan Jatilawang Kabupaten Banyumas. 3. Penelitian Rohmah dkk (2012) berjudul Kualitas Hidup Lanjut Usia. Penelitian ini bertujuan mengidentifikasi faktor dominan yang mempengaruhi kualitas hidup lanjut usia di Panti Werdha Hargo Dedali Surabaya. Penelitian ini menggunakan desain penelitian cross sectional. Populasinya adalah semua lanjut usia di Panti Werdha Hargo Dedali Surabaya. Variabel independent dalam penelitian ini adalah faktor fisik, faktor psikologis, faktor sosial, dan faktor lingkungan, sedangkan variabel dependent adalah kualitas hidup lanjut usia. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa faktor fisik, faktor psikologis, faktor sosial, dan faktor lingkungan berpengaruh pada kualitas hidup dan faktor psikologis menjadi faktor yang paling dominan. Persamaan penelitian ini dengan Rohmah dkk (2012) terletak pada metode penelitian dan variabel dependent. Penelitian ini menggunakan metode penelitan deskriptif korelasi dengan pendekatan cross sectional, variabel kualitas hidup lanjut usia. Perbedaan penelitian ini terletak pada variabel independent dan lokasi penelitian. Variabel fungsi fisik dan lokasi penelitian di Desa Adisara Kecamatan Jatilawang Kabupaten Banyumas. 4. Penelitian Aziz (2015) berjudul Hubungan Tingkat Kemandirian dengan Kualitas Hidup pada Lansia. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan tingkat kemandirian dengan kualitas hidup lansia di Kelurahan Rappokalling Kecamatan Tallo. Penelitian ini menggunakan desain

10 penelitian cross sectional. Populasinya 121 responden dan sampel 55 responden. Variabel independent dalam penelitian ini tingkat kemandirian, sedangkan variabel dependent adalah kualitas hidup lanjut usia. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa lansia di Kelurahan Rappokalling memiliki tingkat kemandirian dan kualitas hidup yang baik, dan juga terlihat hubungan antara tingkat kemandirian dan kualitas hidup. Sehingga diharapkan bagi petugas kesehatan agar membantu lansia dalam mencapai kesejahteran hidup, terutama dengan memelihara kemandirian agar dapat memperoleh kualitas hidup yang baik. Persamaan penelitian ini dengan Aziz (2015) terletak pada metode penelitian dan variabel dependent. Penelitian ini menggunakan metode penelitan deskriptif korelasi dengan pendekatan cross sectional, variabel kualitas hidup lanjut usia. Perbedaan penelitian ini terletak pada variabel independent dan lokasi penelitian. Variabel fungsi fisik dan lokasi penelitian di Desa Adisara Kecamatan Jatilawang Kabupaten Banyumas. 5. Penelitian Nugroho (2008) berjudul Perubahan Fungsi Fisik dan Dukungan Keluarga dengan Respon Psikososial pada Lansia. Penelitian ini bertujuan untuk menguji hubungan antara perubahan fungsi fisik dengan repon psikososial lansia di Kelurahan Kembangarum Kodya Semarang Jawa Tengah. Populasi penelitian ini adalah seluruh lansia usia 60 tahun berjumlah 300 lansia. Variabel independent dalam penelitian ini fungsi fisik dan dukungan sosial, sedangkan variabel dependent adalah respon psikososial lansia. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa respon

11 psikososial pada lansia akibat dari perubahan fungsi fisik, psikososial dan sosial, membutuhkan dukungan keluarga agar dapat beradaptasi secara adaptif selama proses perubahan tersebut. Persamaan penelitian ini dengan Nugroho (2008) terletak pada metode penelitian dan variabel independent. Penelitian ini menggunakan metode penelitan deskriptif korelasi dengan pendekatan cross sectional, variabel fungsi fisik. Perbedaan penelitian ini terletak pada variabel dependent dan lokasi penelitian. Variabel kualitas hidup lanjut usia dan lokasi penelitian di Desa Adisara Kecamatan Jatilawang Kabupaten Banyumas.