BAB I PENDAHULUAN. peluang baru merupakan ancaman bagi pengusaha apotek. Meskipun layanan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II LANDASAN TEORI

BAB I. Pendahuluan. yang seara langsung telah mempengaruhi cara pengusaha menciptakan dan

BAB I PENDAHULUAN. 22,7 juta perusahaan di Indonesia usaha mikro dan kecil mendominasi dari sisi

BAB I PENDAHULUAN. pembiayaan lokal (Soelistianingsih, 2013). Fakta yang terjadi di lapangan justru menunjukkan sebaliknya. Tidak

ANALISIS PENGARUH ORIENTASI KEWIRAUSAHAAN TERHADAP STRATEGI BISNIS DALAM MENINGKATKAN KINERJA USAHA KECIL DAN MENENGAH (UKM)

BAB I PENDAHULUAN. Di hampir semua periode sejarah manusia, kewirausahaan telah mengemban fungsi

BAB V PENUTUP. 5.1 Kesimpulan. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dalam bab sebelumnya, dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN. Perekonomian Indonesia mengalami tantangan dalam menghadapi

BAB I PENDAHULUAN. sampai SMA saja, tetapi banyak juga sarjana. Perusahaan semakin selektif menerima

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan yang harus merata mencapai pedesaan dan perkotaan. Karena

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. daya untuk mencari peluang menuju sukses. Munculnya kreatifitas dan

BAB V PENUTUP. khas minang di kota Padang dengan menguji hubungan antara entrepreneurial

Rencana usaha merupakan catatan ringkas yang dibuat oleh wirausaha. untuk menggambarkan operasi dan menerangkan soal keuangan, tahap

A. JUDUL PENGABDIAN: PELATIHAN PERENCANAAN USAHA BAGI REMAJA USIA PRODUKTIF DI DUSUN SLANGGEN, TIMBULHARJO, SEWON, BANTUL, YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. bisnis baru yang bermunculan dengan berbagai inovasi dan variasi terbarunya

PENGARUH ORIENTASI KEWIRAUSAHAAN TERHADAP KINERJA UMKM BIDANG KULINER DI YOGYAKARTA

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. Sebuah perusahaan dapat menjadi sukses dalam waktu jangka

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. alat untuk mencapai tujuan organisasi.apakah strategi itu?kata strategi berasal

BAB III PERUMUSAN MASALAH

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Kewirausahaan merupakan jalan yang tepat dalam memulai suatu usaha

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kewirausahaan merupakan sikap dan perilaku wirausaha (Sudjana, 2004).

BAB I PENDAHULUAN. yang berdampak pada kondisi perekonomian di Indonesia. Belakangan ini

BAB I PENDAHULUAN. dengan banyaknya berdirinya ritel-ritel diberbagai wilayah Indonesia. Ritel adalah

BAB II KERANGKA TEORI

BAB I PENDAHULUAN. Krisis global telah memberikan dampak perekonomian negatif terhadap

BAB I PENDAHULUAN. mencapai 13,86% pada Agustus 2010, yang juga meningkat dua kali lipat dari

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan pada bab bab sebelumnya,

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB II LANDASAN TEORI Pengertian Enterpreneurship atau Kewirausahaan. nilai yang diperlukan untuk memulai suatu usaha (startup phase) atau

BAB I PENDAHULUAN. dalam hal menyerap tenaga kerja, meningkatkan jumlah unit usaha, dan. mendukung pendapatan rumah tangga (dalam Kuncoro, 2000:15).

Modul ke: KEWIRAUSAHAAN PENDAHULUAN DAN GAMBARAN UMUM. 01Fakultas FASILKOM. Matsani, S.E, M.M. Program Studi SISTEM INFORMASI

BAB I PENDAHULUAN. menjadi pertimbangan bagi calon konsumen dalam memilih sebuah brand. Sebagai

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan baik dasar, menengah maupun pendidikan tinggi (Herwan, 2007).

BAB I PENDAHULUAN. mahasiswa menjadi bibit wirausaha (Indra 2010). Pengembangan

BAB I PENDAHULUAN. jumlahnya, dan belum sebanyak negara-negara lain yang telah. mencapai pertumbuhan ekonomi yang tinggi. Jumlah entrepreneur

BAB I PENDAHULUAN. Sumber daya manusia merupakan faktor penting dalam suatu organisasi untuk

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS ENELITIAN. sampai ke konsumen (Nawangwulan, 2013). Retailing adalah himpunan kegiatan

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. kemampuan dan atau kemauan sendiri (Saiman, 2009:43).

BAB II URAIAN TEORITIS. Teori adalah kumpulan dari konsep, definisi, dan proposisi-proposisi yang sistematis

BAB I PENDAHULUAN. Implementasi, BPFE, Yogyakarta, 2005, hlm Mas ud Machfoedz dan Mahmud Machfoedz, Kewirausahaan, Metode, Manajemen dan

BAB II. Landasan Teori

Kewirausahaan dan Memulai Bisnis Kecil

BAB I PENDAHULUAN. saat ini secara langsung sangat berpengaruh terhadap kinerja perusahaan-perusahaan di

BAB II TINJAUAN KONSEPTUAL

IDENTIFIKASI ORIENTASI KEWIRAUSAHAAN BAPAK AGUNG PEMILIK USAHA SOTO SELAN DI SEMARANG SKRIPSI. Katolik Soegijapranata Semarang.

BAB I PENDAHULUAN. berkembang dapat dikatakan sebagai tulang punggung perekonomian negara. Keberadaan

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan agar daya saing Asean meningkat serta bisa menyaingi Cina dan India

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, HIPOTESIS

sampel yang digunakan sebanyak 180 responden, dengan menggunakan teknik

BAB I PENDAHULUAN. ada sekitar 730 ribu sarjana menganggur, yang terdiri dari 409 ribu lulusan S1

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. nilai, kemampuan, dan perilaku seseorang dalam berkreasi dan berinovasi. Objek

BAB I PENDAHULUAN. diperlukan. Bentuk entrepreneur pada abad pertengahan ini berbentuk clearical yaitu

BAB I PENDAHULUAN. memadai untuk mendapatkan peluang kerja yang kian terbatas. Bukan saja yang

PENGARUH PENGARUH LINGKUNGAN EKSTERNAL DAN LINGKUNGAN INTERNAL TERHADAP ORIENTASI WIRAUSAHA DALAM UPAYA MENINGKATKAN KINERJA PERUSAHAAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1. LATAR BELAKANG. Peranan Usaha Kecil Menengah (UKM) dalam perekonomian

BAB I PENDAHULUAN. untuk menggambarkan operasional dan menerangkan soal keuangan, tahap

BAB 1 PENDAHULUAN. Usaha Kecil dan Menengah (UKM) menjadi hal yang sangat penting

IDE DAN PELUANG DALAM KEWIRAUSAHAAN 1.IDE KEWIRAUSAHAAN

Kewirausahaan. Kewirausahaan dan Lingkungan Global. Reddy Anggara, S.Ikom., M.Ikom. Modul ke: Fakultas Fakultas Teknik. Program Studi Arsitektur

Modul ke: KEWIRAUSAHAAN KONSEPSI DASAR KEWIRAUSAHAAN. 02Fakultas FASILKOM. Program Studi SISTEM INFORMASI

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Suryana (2008:2), mendefinisikan bahwa kewirausahaan adalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan ekonomi nasional, penyerapan tenaga kerja dan pendistribusian hasil

BAB I PENDAHULUAN. Pada saat sekarang ini pengangguran menjadi permasalahan di suatu negara khususnya

KEWIRAUSAHAAN. Ahsin Zaedi, S.Kom Direktur GMP Nusantara Berkarya Owner Griya Sehat Sejahtera Owner Sekolah Panahan

BAB I PENDAHULUAN. masalah, salah satunya adalah kurangnya lapangan pekerjaan yang tersedia,

BAB IV REKOMENDASI DAN RENCANA IMPLEMENTASI

BAB I PENDAHULUAN. menentukan cara produksi baru, menyusun operasi untuk pengadaan produk baru,

BAB 6 KESIMPULAN, DISKUSI, DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. sarjana dan keinginan untuk dapat memenuhi kebutuhan sehari-harinya menjadi

BUDAYA ORGANISASI. oleh : Retno Dayu Wardhani BDK Cimahi

BAB I PENDAHULUAN. lapangan pekerjaan sehingga mengakibatkan sebagian orang tidak memiliki

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. jumlah pengangguran di kalangan masyarakat. Pengangguran di Indonesia terjadi

Pengembangan Model Peningkatan Kinerja UKM untuk Meningkatkan Efektifitas Pelaksanaan Program CSR RINGKASAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan dunia usaha telah mencapai era globalisasi, dimana

Kewirausahaan. Kewirausahaan Dan Lingkungan. Ari Sulistyanto, S. Sos., M.I.Kom. Modul ke: Fakultas FEB. Program Studi Manajemen.

BAB I PENDAHULUAN. pemasaran yang baik maka penjualan dan laba akan meningkat secara

BAB I PENDAHULUAN. 1 Andwiani Sinarasri, Analisis Pengaruh Orientasi Kewirausahaan Terhadap Strategi Bisnis

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. bagi perusahaan, baik yang baru berdiri maupun yang sudah

BAB I PENDAHULUAN. bidang perekonomiannya. Pembangunan ekonomi negara Indonesia di. ide baru, berani berkreasi dengan produk yang dibuat, dan mampu

BAB I PENDAHULUAN. besar tetapi perusahaan kecil atau perusahaan pemula juga menerapkan

BAB I PENDAHULUAN. negara-negara miskin dan negara baru berkembang, Indonesia sebagai negara

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan pada umumnya memiliki tujuan yang ingin dicapai.

BAB I PENDAHULUAN. langsung oleh sektor kegiatan usaha baik itu merupakan kegiatan usaha mikro,

KOMPETENSI KEPEMIMPINAN WIRAUSAHAWAN. (Studi kasus pada lulusan Akademi Pimpinan Perusahaan, Jakarta tahun 2013)

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PENGARUH PERILAKU KEWIRAUSAHAAN, SEGMENTASI PASAR DAN MODAL USAHA TERHADAP LABA USAHA INDUSTRI KERAJINAN MEUBEL DI SAMBI BOYOLALI

BAB II LANDASAN TEORI. berkaitan dengan komitmen afektif dan budaya organisasi. karena mereka menginginkannya (Meyer dan Allen, 1997)

BAB I PENDAHULUAN. Setiap perusahaan tidak terlepas dari risiko, karena suatu perusahaan akan

BAB I PENDAHULUAN. Tuntutan masa depan pembangunan bangsa mengharapkan penduduk yang

BAB I PENDAHULUAN. Usaha pembuatan stempel kini merupakan salah satu pekerjaan yang banyak

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Wayan Nugroho,2013

BAB V PENUTUP. 5.1 Kesimpulan. Berdasarkan pada hasil pembahasan tentang orientasi kewirausahaan

MENUMBUHKAN JIWA KEWIRAUSAHAAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Apotek merupakan tempat untuk pekerjaan kefarmasian dan penyaluran sediaan farmasi dan perbekalan kesehatan lainnya kepada masyarakat (Kepmenkes No.1332/MENKES/SK/X/2002). Pengusaha apotek yang tidak berani berinovasi, tidak berani mengambil resiko dan tidak berusaha mencari peluang baru merupakan ancaman bagi pengusaha apotek. Meskipun layanan diperuntukkan bagi kesehatan, namun saat ini berbagai ancaman dan tantangan dapat mempengaruhi kinerja dan kelangsungan hidup apotek di Indonesia. Kuncoro (2006) menyatakan bahwa bisnis apotek di Indonesia secara kualitas sulit berkembang di pasar karena menghadapi beberapa masalah internal dan ekstrenal. Masalah internal yaitu rendahnya kualitas sumberdaya manusia seperti kurang terampilnya sumberdaya manusia, kurangnya orientasi kewirausahaan (entrepreneurial orientation), rendahnya penguasaan teknologi dan manajemen. Masalah eksternal yaitu adanya densitas yang tidak merata, perang harga antar apotek dan mulai diberlakukannya BPJS, hal ini dapat menjadi tantangan dan ancaman bagi kinerja dan kelangsungan hidup apotek. Masalah internal dan eksternal tersebut membuat persaingan apotek semakin ketat. Organisasi dalam industri yang sama seringkali menggunakan sumber daya tak berwujud, seperti proses orientasi kewirausahaan untuk bersaing 1

dengan yang lain (Jambulingam et al., 2005). Orientasi kewirausahaan adalah proses, latihan dan aktivitas dalam pengambilan keputusan yang mengarah pada pengembangan dan penyampaian layanan baru dan inovatif yang dapat membedakan suatu organisasi dari organisasi lain di pasar (Lumpkin dan Dess, 1996). Berdasarkan penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa orientasi kewirausahaan merupakan cara yang efektif dalam menghadapi tindakan pesaing maupun mengurangi tekanan persaingan (Keh, 2007). Porter (2008) mendefinisikan orientasi kewirausahaan sebagai strategi unggulan perusahaan untuk dapat berkompetisi secara lebih efektif di dalam market place yang sama. Dalam menghadapi ketidakpastian wirausaha dituntut untuk mampu melakukan tindakan seperti inovatif, proaktif, risk taking, keagresifan bersaing (competitive aggressiveness), otonomi (autonomy) dan motivasi untuk memperkuat usahanya. Tidakan tersebut terdapat dalam orientasi kewirausahaan. Orientasi kewirausahaan adalah sebagai kecenderungan individu untuk melakukan inovatif, proaktif, risk taking, keagresifan bersaing (competitive aggresiveness) dan otonomi (autonomy) untuk memulai atau mengelola suatu usaha. Inovatif merupakan persepsi dan aktivitas-aktivitas bisnis yang baru dan unik. Proaktif adalah berusaha mencari peluang baru. Risk Taking merupakan seorang yang berorientasi pada peluang ketidakpastian dalam pengambilan keputusan (Knight, 2000). Keagresifan bersaing (competitive aggressiveness) upaya-upaya yang dilakukan perusahaan untuk mengungguli pesaing. Otonomi (autonomy) bekerja secara mandiri, membuat keputusan dan mengambil tindakan 2

untuk memajukan konsep bisnis dan dapat memotivasi karyawan untuk memperkuat usahanya (Lumpkin dan Dess, 1996). Orientasi kewirausahaan yang tinggi berhubungan erat dengan penggerak utama keuntungan, sehingga seorang wirausahawan mempunyai kesempatan untuk mengambil keuntungan dengan munculnya peluang-peluang tersebut, yang pada akhirnya berpengaruh positif terhadap kinerja usaha (Wiklund, 1999). Dikemukakan oleh Covin dan Slevin (1991), menyatakan bahwa orientasi kewirausahaan yang semakin tinggi dapat meningkatkan kemampuan perusahaan dalam memasarkan produknya menuju kinerja usaha yang lebih baik. Oleh sebab itu, perusahaan yang semakin inovatif, proaktif, otonomi, agresif dalam bersaing, berani untuk mengambil risiko dan dapat memotivasi karyawan lebih mampu untuk memenangkan persaingan pasar. Dalam menghadapi masalah-masalah tersebut dibutuhkan klasifikasi apotek berdasarkan kemauan dan kemampuan wirausahawan untuk mampu melakukan tindakan seperti inovatif, proaktif, berani mengambil resiko (risk taking), agresif dalam bersaing (competitive aggressiveness), otonomi (autonomy) dan dapat memotivasi karyawan untuk memperkuat usahanya. Dengan adanya klasifikasi tersebut wirausahawan dapat memperbaiki kekurangan yang ada berdasarkan klasifikasi yang diperoleh, sehingga kinerja apotek dapat lebih ditingkatkan lagi (Jambulingam et al., 2005). Berdasarkan pada penjelasan dan fenomena serta berbagai studi penelitian terdahulu. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan perbaikan-perbaikan yang dapat dilakukan oleh apotek-apotek dalam menghadapi persaingan. Penelitian ini 3

dilakukan dengan menggunakan jurnal penelitian yang sudah diteliti sebelumnya oleh T. Jambulingam et al. yang berjudul Entrepreneurial orientation as a basis for classification within a service industry : the case of retail pharmacy industry, di mana pada penelitian ini ingin membuktikan dari penelitian sebelumnya bahwa orientasi kewirausahaan dalam suatu industri jasa dapat diklasifikasikan berdasarkan kemauan dan kemampuan mereka untuk menjadi inovatif, proaktif, otonom, pengambilan resiko, keagresifan bersaing dan motivasi. Berdasarkan pada penjelasan dan fenomena empiris tentang orientasi kewirausahaan maka penelitian mengambil topik : ORIENTASI KEWIRAUSAHAAN SEBAGAI DASAR KLASIFIKASI PADA RITEL FARMASI APOTEK JARINGAN DAN NON JARINGAN. 1.2 Identifikasi dan Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang sudah diuraikan sebelumnya, maka dapat dilakukan identifikasi sebagai berikut : Tidak adanya klasifikasi apotek berdasarkan kemauan dan kemampuan wirausaha apotek untuk menjadi inovatif, proaktif, otonom, pengambilan resiko, keagresifan bersaing dan motivasi membuat tekanan persaingan semakin tinggi.. Berdasarkan identifikasi masalah tersebut, maka rumusan masalah penelitian ini adalah : Apakah organisasi dalam ritel farmasi apotek dapat diklasifikasikan berdasarkan kemauan dan kemampuan mereka untuk menjadi inovatif, proaktif, otonom, pengambilan resiko, keagresifan bersaing dan motivasi? 4

1.3 Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah : Mengetahui klasifikasi organisasi dalam ritel farmasi berdasarkan kemauan dan kemampuan untuk menjadi inovatif, proaktif, otonom, pengambilan resiko, keagresifan bersaing dan motivasi. 1.4 Manfaat Penelitian Manfaat yang didapatkan dari penilitian ini yaitu : Manfaat Teoritis Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan bacaan dan informasi dalam penelitian lebih lanjut maupun dalam mengembangkan ilmu pengetahuan, terutama yang berkaitan dengan orientasi kewirausahaan. Manfaat Praktis 1. Bagi ritel farmasi, dengan diketahuinya pengaruh orientasi kewirausahaan pada ritel farmasi maka diharapkan dapat disusun suatu bentuk pengembangan entrepreneur berbasis orientasi kewirausahaan. 2. Bagi pemerintah, dengan diketahuinya pengaruh orientasi kewirausahaan pada ritel farmasi maka pemerintah diharapkan mampu membantu para wirausahawan untuk lebih mengasah kemampuan orientasi kewirausahaan dengan mengadakan seminar dan pelatihan orientasi kewirausahaan yang mampu meningkatkan semangat masyarakat untuk berwirausaha dan nantinya diharapkan mampu meningkatkan perekonomian negara. 5

1.5 Sistematika Penulisan Tesis ini terdiri dari enam bab yang telah disusun secara sistematis dan terperinci sehingga mempermudah dalam pembahasannya. Sistematika penyusunan tesis pada penelitian ini, yaitu : BAB I : PENDAHULUAN Bab ini bertujuan untuk mendeskripsikan pemikiran utama yang mendasari penulisan penelitian. Bab ini tersusun dari : Latar Belakang Masalah, Identifikasi dan Perumusan Masalah, Tujuan Penelitian, Manfaat Penelitian, serta Sistematika Penulisan. BAB II : KAJIAN KEPUSTAKAAN Bab ini menunjukkan kajian dari beberapa literatur dan penelitian yang telah dilakukan sebelumnya sebagai landasan penelitian. Bab ini tersusun dari : Kewirausahaan, Ritel, Orientasi Kewirausahaan, serta Penelitian Sebelumnya. BAB III : RERANGKA DAN MODEL PENELITIAN Bab ini bertujuan untuk mendeskripsikan jalur berpikir yang dilakukan dalam penelitian ini dan model penelitian. Bab ini tersusun dari : Rerangka Pemikiran dan Model Penelitian. BAB IV : METODE PENELITIAN Bab ini bertujuan untuk menunjukkan metode penelitian yang digunakan dalam melakukan penelitian ini. Bab ini tersusun dari : Populasi dan Teknik Pengambilan Sampel, Metode Penelitian dan Teknik Analisis Data. 6

BAB V : HASIL DAN PEMBAHASAN Bab ini menjelaskan hasil dan pembahasan penelitian yang telah dilakukan. Bab ini tersusun dari : Hasil dan Pembahasan. BAB VI : KESIMPULAN DAN SARAN Bab ini menjelaskan kesimpulan dari hasil penelitian dan saran yang diberikan. Bab ini tersusun dari : Kesimpulan dan Saran. 7