PENGEMBANGAN TEKNOLOGI PROSES PENGOLAHAN LIMBAH B3 INTERNAL BATAN

dokumen-dokumen yang mirip
PENGELOLAAN DAN KARAKTERISASI LIMBAH B3 DI PAIR BERDASARKAN POTENSI BAHAYA ABSTRAK

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 1994 TENTANG PENGELOLAAN LIMBAH BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 85 TAHUN 1999 TENTANG

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 1999 TENTANG PENGELOLAAN LIMBAH BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 85 TAHUN 1999 TENTANG

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 1999 TENTANG PENGELOLAAN LIMBAH BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN

Pemantauan Limbah Cair, Gas dan Padat

EVALUASI PENGELOLAAN LIMBAH BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN (B3) DI PUSAT TEKNOLOGI BAHAN BAKAR NUKLIR

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 1999 Tentang Pengelolaan Limbah Berbahaya dan Beracun

PENANGANAN LlMBAH RADIOAKTIF PADAT AKTIVITAS RENDAH PASCA PENGGANTIAN HEPA FILTER DI IRM

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 1999 TENTANG PENGELOLAAN LIMBAH BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 1999 TENTANG PENGELOLAAN LIMBAH BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB II LANDASAN TEORI. Pemerintah No 18 tahun 1999).

BAB V PEMBAHASAN. Beracun (B3) yang dihasilkan di PT Saptaindra Sejati site ADMO bahwa

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 1999 TENTANG PENGELOLAAN LIMBAH BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PENGELOLAAN LIMBAH BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN (B3) DI PT. SKF INDONESIA, CAKUNG JAKARTA TIMUR

BAB III TINJAUAN UMUM TERHADAP PENCEMARAN LINGKUNGAN OLEH LIMBAH B3

STABILISASI SOLIDIFIKASI LIMBAH MENGANDUNG KROM DAN HIDROKARBON MENGGUNAKAN SEMEN PORTLAND DAN BENTONIT

AUDIT LIMBAH B3 Bahan Berbahaya dan Beracun

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 1999 TENTANG PENGELOLAAN LIMBAH BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Peraturan Pemerintah No. 18 Tahun 1999 Tentang : Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya Dan Beracun

Suhaedi Muhammad, Rimin Sumantri PTKMR BATAN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SERAM BAGIAN TIMUR NOMOR 05 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN LIMBAH BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN

Petunjuk Keselamatan Umum Laboratorium Terpadu Universitas Diponegoro Pedoman berikut dibuat untuk meminimalkan atau menghilangkan bahaya di

PEMANFAATAN LIMBAH LUMPUR INDUSTRI PENGOLAHAN BAJA SEBAGAI PENGGANTI PARSIAL PASIR UNTUK BAHAN BANGUNAN

BUPATI JOMBANG PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN JOMBANG NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG PENGELOLAAN LIMBAH BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN

TEKNOLOGI PENGOLAHAN LIMBAH BAHAN BERBAHAYA & BERACUN (B3)

EVALUASI SISTEM PENGELOLAAN LIMBAH PADAT B3 PT. INDOFARMA, TBK BEKASI. Syafrudin *)

ANALISIS LIMBAH RADIOAKTIF CAIR DAN SEMI CAIR. Mardini, Ayi Muziyawati, Darmawan Aji Pusat Teknologi Limbah Radioaktif

2014, No BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Pemerintah ini yang dimaksud dengan: 1. Bahan Berbahaya dan Beracun yang selanjutnya disin

RANCANGAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN 2014 TENTANG PENGELOLAAN LIMBAH BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN

EFEKTIVITAS POLY ALUMINIUM CHLORIDE (PAC) DALAM MENURUNKAN TOKSISITAS LEACHATE (AIR LINDI) DENGAN BIOINDIKATOR IKAN NILA MERAH (Oreochromis niloticus)

PENGELOLAAN LIMBAH RADIOAKTIF DAN B3 DI IRM. Sunardi

Aneks TAHAPAN-TAHAPAN DASAR PENGELOLAAN LIMBAH RADIOAKTIF Pengelolaan limbah radioaktif yang efektif harus memperhatikan tahapantahapan dasar

Perlakuan dan pembuangan limbah kimia dari pekerjaan laboratorium sehari-hari

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 101 TAHUN 2014 TENTANG PENGELOLAAN LIMBAH BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 101 TAHUN 2014 TENTANG PENGELOLAAN LIMBAH BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

SAM PEL LlMBAH UNTUK ANALISIS DI LABORA TORIUM

BUPATI BANGKA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGKA BARAT NOMOR 14 TAHUN 2013 TENTANG PENGELOLAAN LIMBAH BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN

Peraturan Pemerintah No. 18 Tahun 1999 Tentang : Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya Dan Beracun

EVALUASI PENANGANAN LIMBAH BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN (B3) DI INSTALASI ELEMEN BAKAR EKSPERIMENTAL (IEBE)

Keselamatan Kerja di Laboratorium

RANCANGAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN 2014 TENTANG PENGELOLAAN LIMBAH BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Pengelolaan dan Pengendalian Limbah B3

LIMBAH. Pengertian Baku Mutu Lingkungan Contoh Baku Mutu Pengelompokkan Limbah Berdasarkan: 1. Jenis Senyawa 2. Wujud 3. Sumber 4.

PEMBELAJARAN VI BAHAN BERACUN BERBAHAYA

LAPORAN AKHIR. Laporan Akhir ini disusun sebagai salah satu syarat. Menyelesaikan pendidikan Diploma III. Pada Jurusan Teknik Kimia.

PENGANGKUTAN LIMBAH RADIOAKTIF PADAT DAN CAIR DARI PENIMBUL KE INSTALASI PENGOLAHAN LIMBAH RADIOAKTIF. Arifin Pusat Teknologi Limbah Radioaktif -BATAN

KARAKTERISASI LlMBAH HASIL SEMENTASI. Siswanto Hadi, Mardini, Suparno Pusat Teknologi Umbah Radioa~,tif, BATAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 8 TAHUN 2016 TENTANG PENGOLAHAN LIMBAH RADIOAKTIF TINGKAT RENDAH DAN TINGKAT SEDANG

Persyaratan Tempat Penyimpanan Sementara Limbah B3 Yulinah Trihadiningrum 11 Nopember 2009

PERATURAN DAERAH KOTA MALANG NOMOR 14 TAHUN 2001 TENTANG PENGELOLAAN LIMBAH BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN WALIKOTA MALANG,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 101 TAHUN 2014 TENTANG PENGELOLAAN LIMBAH BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Disampaikan Pada Kegiatan Bimbingan Teknis Pengelolaan Limbah B3 dan Limbah Non B September 2016

PENGELOLAAN LIMBAH RADIOAKTIF BENTUK PADAT BERAKTIVITAS RENDAH DI INSTALASI RADIOMETALURGI TAHUN 2007

PENGELOLAAN LlMBAH RADIOAKTIF PADAT PAPARAN TINGGI TIDAK DAPAT BAKAR DI INSTALASI RADIOMETALURGI (IRM)

MANUAL PROSEDUR PENANGANAN LIMBAH LABORATORIUM

SMP kelas 7 - BIOLOGI BAB 8. Penggunaan Alat Dan Bahan Laboratorium Latihan Soal 8.4

Minimisasi limbah pada industri farmasi: studi kasus di PT Roche Indonesia

PROSEDUR PENANGANAN LIMBAH

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

OPERASI SISTEM LAUNDRY PADA PROSES MESIN CUCI (WASHING MACHINE) Atam Pusat Teknologi Limbah Radioaktif

KLASIFIKASI LIMBAH. Oleh: Tim pengampu mata kuliah Sanitasi dan Pengolahan Limbah

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 1994 TENTANG PENGELOLAAN LIMBAH BERBAHAYA DAN BERACUN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Bagaimana Solusinya? 22/03/2017 PENGELOLAAN SAMPAH ORGANIK RUMAH TANGGA DI KOTA CIAMIS PENGERTIAN SAMPAH

LEMBARAN DATA KESELAMATAN BAHAN menurut Peraturan (UE) No. 1907/2006

PENYIMPANAN LIMBAH RADIOAKTIF DI INTERM STORAGE I, INTERM STORAGE II DAN PSLAT. Sagino Pusat Teknologi Limbah Radioaktif

BAB IV TEKNOLOGI PENGOLAHAN LIMBAH B3

PENYIMPANAN SEMENTARA LIMBAH B3

KPS DIR Instruksi Kerja Lab Teknik Elektro: Penanganan Bahan Kimia di TFME

EVALUASI DAN PENGEMBANGAN SISTEM PENGELOLAAN LIMBAH PADAT INDUSTRI. ( STtTDI KASUS : KABUPATEN DT.II BANDUNG ) OLIVIA.

Waste Acceptance Criteria (Per 26 Feb 2016)

PENYIMPANAN LlMBAH RADIOAKTIF DIINTERM STORAGE I, INTERM STORAGE II DAN PSLAT

J. Pijar MIPA, Vol. XI No.2, September 2016: ISSN (Cetak) ISSN (Online)

PEDOMAN PENANGGULANGAN KEDARURATAN AKIBAT KECELAKAAN B3 DAN LIMBAH B3

PENGELOLAAN LIMBAH BAHAN KIMIA BERBAHAYA DAN BERACUN (B3) DI PT. TRI POLYTA INDONESIA Tbk CILEGON, BANTEN

BAB II TINJAUAN UMUM PENGELOLAAN SAMPAH BERBASIS MASYARAKAT. Lingkungan hidup manusia adalah jumlah semua benda dan kondisi yang

PENDAHULUAN PENDAHULUAN PENDAHULUAN 27/07/2010. Efek Limbah Batubara. Pencemaran Logam Berat (Pb, Cr, Ar) Pencemaran lindi limbah batubara

PT. TRIDOMAIN CHEMICALS Jl. Raya Merak Km. 117 Desa Gerem Kec. Grogol Cilegon Banten 42438, INDONESIA Telp. (0254) , Fax.

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANJAR,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 1995 TENTANG PERUBAHAN PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 19 TAHUN 1994 TENTANG

PEMILIHAN DAN PENGOLAHAN SAMPAH ELI ROHAETI

KARAKTERISTIK FISIK CAMPURAN BATU BATA DENGAN MEMANFAATKAN ABU SISA PEMBAKARAN LIMBAH KAYU Oleh : I Made Nada. Ida Bagus Suryatmaja.

PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2013 TENTANG SIMBOL DAN LABEL LIMBAH BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN

PT. TRIDOMAIN CHEMICALS Jl. Raya Merak Km. 117 Desa Gerem Kec. Grogol Cilegon Banten 42438, INDONESIA Telp. (0254) , Fax.

MSDS (SAVETY DATA SHEET)

LEMBAGA SERTIFIKASI PROFESI POLITEKNIK ATI PADANG

Limbah B3 adalah setiap limbah yang mengandung bahan berbahaya dan beracun yang karena sifat dan atau konsentrasinya baik secara langsung maupun

Pemberdayaan Masyarakat Rumpin Melalui Pengolahan Sampah Organik Rumah Tangga

KEPUTUSAN KEPALA BADAN PENGENDALIAN DAMPAK LINGKUNGAN NOMOR : KEP- 01/BAPEDAL/09/1995 TENTANG

PENGENALAN DAN PENANGANAN BAHAN-BAHAN KIMIA

Kata kunci : zink, matriks semen, solidifikasi, TCLP, ekstraksi bertahap, kuat tekan

Contaminated soils/soil contamination MMB Damanik

PENGELOLAAN LIMBAH B3. Disampaikan oleh: Deputi MENLH Bidang Pengeloaan B3, Limbah B3, dan Sampah Kementerian Lingkungan Hidup

*39525 PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA (PP) NOMOR 27 TAHUN 2002 (27/2002) TENTANG PENGELOLAAN LIMBAH RADIOAKTIF PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

LEMBARAN DATA KESELAMATAN BAHAN menurut Peraturan (UE) No. 1907/2006

Penerapan Pengendalian Visual di Tempat Kerja. Rambu K3 : Kumpulan Rambu Bahaya K3 (Safety Sign)

Transkripsi:

PENGEMBANGAN TEKNOLOGI PROSES PENGOLAHAN LIMBAH B3 INTERNAL BATAN ABSTRAK Mas udi Pusat Teknologi Limbah Radioaktif-BATAN PENGEMBANGAN TEKNOLOGI PENGOLAHAN LIMBAH BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN (B3) INTERNAL BATAN. Pengelolaan limbah B3 internal BATAN di PTLR bertujuan untuk mencegah dan menanggulangi pencemaran yang diakibatkan oleh limbah B3 yang berasal dari laboratorium-laboratorium penelitian di satker penelitian yang ada di BATAN. Limbah yang diterima oleh PTLR adalah berupa reagen bekas, bahan kimia kadaluarsa dan bahan kimia dari sisa proses analisis di laboratorium. Kegiatan karakterisasi terbatas merupakan kegiatan identifikasi dan penyortiran meliputi identifikasi asam atau basa, organik atau anorganik, sifat larut dalam air dan sifat mudah bakar. Tujuan kegiatan di atas adalah agar limbah B3 dapat disimpan aman, kompatibel (saling cocok) dan mudah dalam penanganan berikutnya. Berdasar pesyaratan yang ditentukan oleh Kementerian Lingkungan Hidup, dalam kurun waktu tertentu limbah-limbah B3 yang disimpan harus dikirim ke badan usaha pengolah limbah. Oleh karena itu limbah-limbah yang sudah dilakukan karakterisasi terbatas akan dikirim ke PT. PPLi. Diperoleh paket limbah yang sudah dikemas sesuai dengan persyaratan PT.PPLi sebanyak 50 drum HDPE 120 liter. Uji coba peralatan Rotary Agitator diperlukan untuk uji TCLP (Toxicity Characteristic Leaching Procedure) atau uji pelindihan terhadap limbah beracun. Sasaran uji TCLP ini selain sebagai penentuan salah satu sifat racun suatu limbah juga untuk mengevaluasi produk pretreatment (proses solidifikasi) limbah sebelum di landfill. Sehingga bahaya limbah akibat lindi (leaching) dapat dibatasi. Kata kunci : Limbah B3 internal BATAN, karakterisasi terbatas, Uji TCLP. ABSTRACT DEVELOPMENT OF TREATMENT TECHNOLOGY FOR BATAN INTERNAL HAZARDOUS WASTE. Internally BATAN hazardous waste management in PTLR aims to prevent and control pollution caused by hazardous waste from research laboratories in BATAN. Hazardous waste that is received by PTLR is in the form of used reagents, expired chemicals and chemicals of the rest process analysis in the laboratory. Limited characterization is identificating and sorting activities include the identification of acid or alkali, organic or inorganic, water soluble properties and properties easily burn. These activities is aimed for safely handling and storage of hazardous waste, compatible and easy in subsequent handling. Based on the requirements of which are determined by the Ministry of Environment, in a specified period hazardous wastes are stored should be sent to the waste treatment business entity. Therefore these limited characterized waste will be sent to PT. PPLi. Retrieved waste package that has been packaged in accordance with the requirements of PT.PPLi are 50 drums. The test Rotary Agitator equipment required to test TCLP ( toxicity characteristic leaching procedure) or leaching test for toxic waste. Targets of TCLP test are to determine the toxic nature of the waste and to evaluate the pretreatment products ( solidification process ) before landfilling, so that the potential hazards from waste leaching can be limited. Key words : BATAN internal hazardous waste, Limited characterization, TCLP test. 467

PENDAHULUAN Pengelolaan limbah B3 internal BATAN di PTLR bertujuan untuk mencegah dan menanggulangi pencemaran yang diakibatkan oleh limbah B3 yang berasal dari laboratorium-laboratorium penelitian di satker penelitian yang ada di BATAN. Kegiatan pengelolaan limbah B3 meliputi kegiatan penyimpanan sementara, pengumpulan, pengolahan dan pengangkutan dan penimbunan limbah B3. Semua kegiatan tersebut harus menuhi ketentuan yang diatur oleh pemerintah. Sebagai instansi pemerintah kegiatan yang dilakukan sekarang adalah kegiatan penyimpanan sementara, karena kegiatan selain itu harus dilakukan oleh badan usaha [1]. Dalam kegiatan penyimpanan sementara aktivitas yang dilakukan adalah menerima, mendata dan menyortir limbah-limbah B3 yang berasal dari internal BATAN. Perijinan perlu dilakukan karena setiap badan usaha yang melakukan kegiatan pengelolaan limbah B3 wajib memiliki izin dan atau rekomendasi pengelolaan limbah B3 [2]. Limbah B3 yang diterima di Gedung Penyimpanan Limbah B3 jenisnya bermacam-macam berupa reagen murni, bahan kimia kadaluarsa dan bahan kimia sisa preparasi penelitian. Limbah-limbah diterima dalam volume sedikit tetapi dalam berbagai jenis. Sehingga dalam penanganannya harus mempertimbangkan karakteristik limbah tersebut. TATA KERJA a. Bahan dan Alat Bahan yang digunakan dalam pengelolaan limbah B3 ini adalah limbahlimbah B3 yang diterima dari internal BATAN, Drum HDPE volume 120 liter, material inert (pasir) sebagai bahan penyerap dan bahan keselamatan kerja antara lain: pakaian kerja, sarung tangan lateks dan rajut, masker dan sepatu kerja (safety shoes). Peralatan yang digunakan dalam pengolahan limbah ini adalah phmeter, konduktivitimeter, peralatan gelas dan manual stacker. b. Metode 1. Inventarisasi, identifikasi dan penyortiran limbah B3 - Mendata limbah-limbah yang ada di gudang penyimpanan Limbah B3. - Melakukan identifikasi limbah B3 berdasarkan sifat asam atau basa dengan menggunakan phmeter, organik atau anorganik dengan menggunakan konduktivitimeter, padat atau cair secara visual, dan kelarutan dalam air. 2. Pengemasan Limbah B3 dengan metode labpack - Menyiapkan kemasan limbah untuk labpack - Mendata limbah yang sudah dikaraktrisasi terbatas - Melakukan pengemasan dengan metode labpack - Mencatat identifikasi limbah yang dikemas dengan metode labpack. 468

3. Uji coba proses Pengolahan Limbah - Menyiapkan limbah yang akan dilakukan uji TCLP dengan alat rotary agitator - Menyiapkan peralatan rotary agitator. - Mempelajari proses Uji TCLP. - Melakukan Uji coba TCLP dengan peralatan Rotary Agitator - Mengamati perubahan yang terjadi terhadap larutan. 4. Evaluasi - Evaluasi dilakukan untuk mengembangkan teknologi pengolahan limbah B3 yang lain. HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Inventarisasi, identifikasi dan penyortiran limbah B3 Limbah B3 yang sudah dikarakterisasasi terbatas dan diidentifikasi disimpan sesuai kelompok penyimpanannya sehingga limbah dapat disimpan secara aman sampai dilakukan proses pengelolaan berikutnya. Tahapan dari pengelolaan berikutnya adalah mengirimkan limbah ke industri pengolah limbah B3, karena berdasar ketentuan, yang dapat mengolah maupun melakukan landfill limbah B3 adalah badan usaha. Sebelum dikirim ke industri pengolah Limbah B3 dipreparasi sesuai dengan tata cara pengemasan limbah laboratorium yang berlaku di industri pengolah limbah B3 dalam hal ini adalah PT. PPLi (Prasadha Pamunah Limbah Industri). 2. Pengemasan Limbah B3 dengan metode labpack Lab pack adalah tata cara pengemasan limbah-limbah dalam kemasan kecil (misal: untuk lab waste) ke dalam wadah yang lebih besar (misal: drum 200 liter) [4]. Langkah langkah : A. Pengelompokan lab. waste. Limbah dikelompokan menjadi dua kelompok yang masing-masing dibagi menjadi sub kelompok. Dua kelompok tersebut adalah kelompok solid (padat) dan liquid (). Kelompok padat dibagi menjadi tiga sub kelompok yaitu:, dan Oxidizer. Kelompok di bagi menjadi empat sub kelompok yaitu:, Asam, dan Oxidizer. B. Pengemasan 1) Untuk mencegah reaksi yang terjadi, materi yang bisa bereaksi satu dengan yang lainnya tidak boleh dikemas bersama dalam 1 drum. Jadi, hanya limbah dalam kelompok yang sama yang boleh dikemas dalam 1 drum. 2) Bagian dalam drum dilapisi oleh plastik. 469

3) Setiap drum harus diisi dengan materi inert (sebagai materi pengabsorpsi jika terjadi tumpahan) di bagian dasar sedalam minimal 10 cm. Kemudian wadah diletakkan dalam keadaan berdiri. Antara satu wadah dengan wadah lainnya dilapisi dengan materi inert pula, sehingga setiap wadah berjarak minimal 10 cm. Penumpukan juga dilapisi oleh materi inert. Tebal materi inert sudah mencapai minimal 10 cm dari atas tutup kemasan. Pada bagian atas, disisakan minimal 10 cm udara antara inert teratas sampai permukaan atas drum. 4) Materi inert perlu diisikan ke dalam drum sebagai peredam, materi pengabsorpsi jika terjadi tumpahan dan pencegah benturan antar wadah di dalam drum. Untuk limbah anorganik materiyang digunakan adalah serbuk gergaji (saw dust) dan untuk limbah organik dan oksidator materi inert yang digunakan pasir kering. 5) Setiap limbah harus dilengkapi dengan label yang menunjukkan nomor WPS (Waste Profile Symbol) merupakan nomor urut limbah sesuai sifatnya, komposisi nama kimia (jika campuran, tambahkan komposisi utama bahan kimia), nama dari kelompok dan grup bahan kimia (sebagaimana pengelompokan yang telah dilakukan PPLi) 6) Setiap limbah harus dilengkapi dengan simbol dan label sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Dengan mengikuti ketentuan diatas maka diperoleh limbah B3 dengan kategori sebagai berikut: Tabel 1. Data Limbah B3 yang sudah diproses lab pack No Asa Limbah Kelompok Group Jumlah No. Drum HDPE 1 LB3COWA 11 1 8 Februari 2012 14 (Drum HDPE 60 Ltr) 2 LB3COWA 8 Februari 2012 2 3 LB3COWA 8 Februari 2012 (Drum HDPE 60 Ltr) 4 LB3COWA 11 1 jirigen 20 liter 2 3 4 jirigen 5 liter 3 1 jirigen 5 liter 3 12 4 9 470

25/10-14/11 2010 15 5 LB3COWA 7 5 7 16/11/2010 6 LB3COWA 16/11/2010 7 LB3COWA 25/10-14/11 2010 8 LB3COWA 25/10-14/11 2010 9 LB3COWA 25/10-14/11 2010 10 LB3COWA 25/10-14/11 2010 11 LB3COWA (1) LB3COWA (10) COWA (49)6/2/2012 COWA (1) 15/7/2010 12 LB3COWA (5) COWA (1) 15/7/2010 13 LB3COWA LB3COWA () 58 6 6 7 8 7 10 8 8 15 1 jirigen, 7 9 1 jirigen, 13 17 1 jirigen, 17 8 1 jirigen, 13 1 jirigen, 28 1 jirigen, 11 8 9 10 11 12 13 471

No Asal Limbah Kelompok Group 14 LB3COWA LB3COWA (12/7/2010) 14 15 (PTKMR) (Basa) 5/8/2010 4 16 LB3COWA LB3COWA (12/7/2010) 10 17 LB3COWA (6/2/12) 18 LB3COWA 8/2/2012 19 LB3COWA No. Jumlah Drum HDPE 1 jirigen, 8 14 1 jirigen, 10 15 1 jirigen, 8 16 1 jirigen 17 18 1 jirigen, 34 18 3 jirigen 19 8/2/2012 52 20 LB3COWA 1 jirigen, 8 20 8/2/2012 18 21 LB3COWA 1 jirigen, 10 21 (15/5/2010) LB3COWA (8/2/2012) 22 (18/7/2010) 23 LB3COWA (Basa) 7 7/2/2012 9 2 jirigen, 5 22 1 jirigen, 10 1 jirigen, 7 23 472

No Asal Limbah Kelompok Group Jumlah 24 25 26 27 28 29 / PTKMR (5/7-5/8 2010) Drum HDPE (monazite) Drum HDPE (monazite) dan drum 100 ltr An I=1 jerigen, 5 btl II = 9 I=1 jerigen, 5 btl II = 5 III = 6 I=1 jerigen, 22 btl II = 25 III = 4 I=1 jerigen, 22 btl I=10 btl II = 9 btl I=7 btl II = 11 btl No. Drum HDPE 24 25 26 27 28 29 30 I= 1 jerigen, 4 btl 30 II = 5 btl 31 A I= 8 btl II = 19 btl 31 III = 9 btl 473

No Asal Limbah Kelompok Group Jumlah 32 I= 8 btl II = 10 btl No. Drum HDPE 32 33 A I= 10 btl 33 II = 13 btl 34 A 9-2-2012 I= 8 btl II = 40 btl 34 35 A 5-8-2010 I = 2 Jerigen, 9 btl II = 11 35 36 Drum 100 ltra I = 1 jerigen, 8 II = 11 36 37 / (5/7-5/8 2010) I=1 jerigen, 11 btl II = 34 37 38 Drum A 16/11/2010 PATIR 22/3 15/4 2011 I= 23 II = 50 III = 26 38 39 PATIR 22/3 15/4 2011 I= 16 II = 29 III = 27 39 40 A PATIR 9/2/2012 I= 14 II = 23 40 474

III = 28 No Asal Limbah Kelompok Group Jumlah 41 42 43 44 45 46 47 N (8/2/2012 16/11/2010 / 9/2/2012 5/5/2009 / 9/2/2012 5/5/2009 LB3COW 1-2- 2011 21/10-20/11 2010 PBGN PBGN LB3COW PBGN An An An An An An I= 1 jerigen, 17 II =1 jerigen, 15 III = 12 I=2 jerigen, 8 II = 6 III = 6 I=1 jerigen, 6 II = 1 jerigen, 6 Tak berlebel I = 9 II = 50 Tak berlebel I = 1 jerigen, 4 II = 17 Tak berlebel I = 8 II = 10 I = 9 II = 8 III = 6 No. Drum HDPE 41 42 43 44 45 46 47 475

No Asal Limbah Kelompok Group Jumlah 48 49 50 LB3COW PBGN LB3COWA 05-2006 PTBN IEBE 22/3-15/4 2010 5/7-5/8 2010 An An Tak berlebel I = 7 II = 13 III = 14 Tak berlebel I = 10 II = 13 III = 10 Tak berlebel I = 1 jerigen,9 II = 8 No. Drum HDPE 48 49 50 3. Uji Coba Pengolahan Limbah Sebagai lembaga penelitian, salah satu langkah pengembangan dalam pengelolaan limbah B3 adalah melakukan penelitian dalam pengolahan limbah B3. Terhadap limbah B3 padat, pengolahan yang dapat dikembangkan adalah dengan imobilisasi limbah dengan matriks semen atau solidifikasi [3]. Akan tetapi terlebih dahulu perlu dilakukan uji pelindihan atau uji TCLP (toxicity characteristic leaching procedure). Uji TCLP sendiri merupakan metode yang digunakan untuk penentuan salah satu sifat berbahaya/sifat racun suatu limbah B3, tetapi dapat digunakan dalam mengevaluasi produk pretreatment limbah sebelum di landfill. [5] Untuk melakukan Uji TCLP terhadap limbah beracun memerlukan alat rotary agitator. Rotary Agitator adalah suatu alat yang berputar secara rotasi end-over-end dengan kecepatan putaran 30 ± 2 rpm selam 18 ± 2 jam. Sasaran uji TCLP adalah membatasi adanya lindi bahan berbahaya yang dihasilkan dari penimbunan setelah limbah di stabilisasi/solidifikasi. Uji coba peralatan Rotary Agitator pada metode ini sudah dilakukan. Hasil pengujian menunjukan peralatan dapat bekerja dengan baik, pengaturan waktu putar dapat divariasikan sesuai yang diinginkan. Lengan putar dapat berputar bolak balik dengan kecepatan putaran yang diperlukan. 476

4. Evaluasi Karakteristik limbah B3 yang ada di Gedung Penyimpanan Limbah B3 yaitu jenis senyawa kimianya sangat beragam, dengan volume sedikit. Beberapa limbah B3 cukup dikelola dengan cara dinetralisir untuk kemudian dapat dibuang ke lingkungan. Beberapa bahan dimungkinkan untuk dapat digunakan kembali (reuse) karena masih dalam kemasan tertutup/disegel. Bahan-bahan lainnya sudah tidak memiliki label, sehingga tidak diketahui senyawa kimia bahan tersebut. Hal ini perlu ditentukan metode pengolahannya lebih lanjut. KESIMPULAN 1. Identifikasi dan penyortiran limbah B3 internal BATAN merupakan karakterisasi terbatas pengelolaan limbah B3 yang dilakukan sebagai upaya preventif untuk menghindari terjadinya resiko limbah B3 yang tidak diinginkan seperti keracunan, kebakaran, ledakan, iritasi, dan saling ketidaksesuaian antar bahan (incompatibility) dalam penyimpanan limbah B3. 2. Terhadap limbah B3 yang sudah dilakukan karakterisasi terbatas dilakukan lab pack yaitu tata cara pengemasan limbah-limbah dalam kemasan kecil ke dalam wadah yang lebih besar. Dihasilkan limbah labpack sebanyak 50 drum HDPE 120 liter. 3. Limbah B3 padat dapat diolah dengan cara proses solidifikasi setelah limbah diuji TCLP dengan bantuan alat Rotary Agitator. DAFTAR PUSTAKA [1]. Undang-Undang Republik Indonesia No. 32 tahun 2009 tentang perlindungan pengelolaan lingkungan hidup. [2]. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia nomor 18 tahun 1999 tentang Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun, Kementerian Lingkungan Hidup, 2003 [3]. Setiyono, Sistem Pengelolaan Limbah B-3 di Indonesia, Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi, 2002. [4]. Prosedur Lab pack PT. Prasadha Pamunah limbah Industri. [5]. Rotary Agitator model:sq-192, Petunjuk Pemakaiannya, Sigma Sain, Bandung. 477

478