BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra tidak terlepas dari kehidupan masyarakat karena dalam karya

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. Konsep adalah gambaran mental dari suatu objek, proses, atau apapun

BAB I PENDAHULUAN. Musik merupakan suatu hal yang sangat akrab dengan indera pendengaran

I. PENDAHULUAN. Sastra merupakan tulisan yang bernilai estetik dengan kehidupan manusia sebagai

BAB I PENDAHULUAN. pengarang serta refleksinya terhadap gejala-gejala sosial yang terdapat di

BAB I PENDAHULUAN. referensial (Jabrohim 2001:10-11), dalam kaitannya dengan sastra pada

BAB I PENDAHULUAN. Menulis merupakan salah satu keterampilan yang berkaitan erat dengan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kesatuan dan kesinambungan mengandung irama dan ragam nada (suara yang berirama) disebut

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. memberikan atau menyampaikan suatu hal yang di ungkapkan dengan cara

BAB I PENDAHULUAN. terlepas dari peristiwa komunikasi untuk mengungkapkan gagasan, ide,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. karya seni yang memiliki kekhasan dan sekaligus sistematis. Sastra adalah

BAB I PENDAHULUAN. berdasarkan pengalaman dan pengamatannya terhadap kehidupan. Kehidupan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran merupakan kunci keberhasilan sumber daya manusia untuk

BAB I PENDAHULUAN. Dalam karya sastra terdapat nilai-nilai kehidupan masyarakat yang dituangkan

KEMAMPUAN MENULIS CERPEN BERDASARKAN PENGALAMAN SISWA DI SMP NEGERI 17 KOTA JAMBI

BAB I PENDAHULUAN. saat ini, banyak sekali bermunculan karya-karya sastra yang nilai keindahannya

BAB I PENDAHULUAN. Secara etimologis kata kesusastraan berasal dari kata su dan sastra. Su berarti

BAB 1 PENDAHULUAN. Karya sastra muncul karena karya tersebut berasal dari gambaran kehidupan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dan kebudayaan sangat erat. Oleh sebab itu, sebagian besar objek karya

BAB I PENDAHULUAN. bahasa Sansekerta yang berarti alat untuk mengajar, buku petunjuk, buku instruksi

89. Mata Pelajaran Sastra Indonesia untuk Sekolah Menengah Atas (SMA)/Madrasah Aliyah (MA) Program Bahasa

BAB I PENDAHULUAN. menghasilkan kehidupan yang diwarnai oleh sikap, latar belakang dan

BAB I PENDAHULUAN. Pada bab ini akan dibahas tentang latar belakang penelitian, identifikasi

BAB I PENDAHULUAN. imajinatif peran sastrawan dan faktor-faktor yang melingkupi seorang sastrawan

BAB I PENDAHULUAN. dilukiskan dalam bentuk tulisan. Sastra bukanlah seni bahasa belaka, melainkan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Sastra adalah karya fiksi yang merupakan hasil kreasi berdasarkan luapan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan hasil kreasi sastrawan melalui kontemplasi dan refleksi setelah menyaksikan

BAB I PENDAHULUAN. sangat dipengaruhi oleh bahasa dan aspek-aspek lain. Oleh karena itu, bagi

BAB I PENDAHULUAN. sesuatu pertunjukan teater (Kamus Bahasa Indonesia: 212). Namun, dewasa ini

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. hidup yang dialaminya. Hal ini sesuai dengan pendapat E. Kosasih ( 2012: 2)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pertunjukan drama merupakan sebuah kerja kolektif. Sebagai kerja seni

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra sebagai karya seni bersifat kreatif, artinya sebagai hasil ciptaan manusia

BAB I PENDAHULUAN. sastra diciptakan oleh para sastrawan untuk dapat dinikmati, dipahami, dan

BAB I PENDAHULUAN. bagi kehidupan, karena dapat memberi kesadaran kepada pembaca tentang

intrinsiknya seperti peristiwa, plot, tokoh, latar, sudut pandang, dan lain-lain yang semuanya bersifat imajinatif. Novel adalah karya fiksi yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra merupakan cermin dari kehidupan masyarakat dalam satu

BAB I PENDAHULUAN. Wida Kartika Ayu, 2016

BAB I PENDAHULUAN. gagasan, ide, dan perasaan seorang pengarang. Daya imajinasi inilah yang mampu

BAB 1 PENDAHULUAN. pada jiwa pembaca. Karya sastra merupakan hasil dialog manusia dengan

I. PENDAHULUAN. dalamnya terdapat pengilustrasian, pelukisan, atau penggambaran kehidupan

BAB I. yang dilagukan. Lagu umumnya berisi tentang permasalahan kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Karya sastra merupakan cermin dari sebuah realitas kehidupan sosial

ANALISIS GAYA BAHASA PERSONIFIKASI DAN HIPERBOLA LAGU-LAGU JIKUSTIK DALAM ALBUM KUMPULAN TERBAIK

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra merupakan sebuah karya fiksi yang berisi imajinasi seorang

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Sastra sebagai cabang dari seni, yang keduanya unsur integral dari

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra merupakan cerminan, gambaran atau refleksi kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. dan permasalahan yang ada pada manusia dan lingkungannya, Sastra merupakan. lukisan ataupun karya lingkungan binaan/arsitektur.

BAB I PENDAHULUAN. setiap masyarakat,karena di dalam karya sastra terdapat kemungkinan realita yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra sebagai karya seni bersifat kreatif, artinya sebagai hasil

PEMAKNAAN LIRIK LAGU UNTUK KITA RENUNGKAN (Studi Semiotika Terhadap Lirik Lagu Untuk Kita Renungkan dari penyanyi Ebiet G.Ade, dalam Album Gamelan )

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sastra mempunyai dua manfaat atau fungsi sebagaimana yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Bahasa Indonesia, baik sebagai bahasa nasional maupun sebagai Bahasa

BAB II LANDASAN TEORI. Peneliti mengambil penelitian dengan judul Resepsi mahasiswa Jurusan

BAB 2 RESENSI DAN RESEPSI SASTRA

I. PENDAHULUAN. membangkitkan pesona dengan alat bahasa. Melalui karya sastra, seseorang

BAB I PENDAHULUAN. pikiran dan perasaannya bilamana tidak saling menyerap tanda-tanda yang

BAB I PENDAHULUAN. puisi. Latar belakang kehidupan yang dialami pengarang, sangat berpengaruh

RESEPSI SISWA TERHADAP PUISI CINTAKU JAUH DI PULAU KARYA CHAIRIL ANWAR. Oleh Buyung Munaris Kahfie Nazaruddin

BAB I PENDAHULUAN. Sastra selalu identik dengan ungkapan perasaan dan pikiran pengarang

BAB I PENDAHULUAN. Hubungan antara sastra dengan bahasa bersifat dialektis (Wellek dan Warren,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

commit to user BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

RAGAM TULISAN KREATIF. Muhamad Husni Mubarok, S.Pd., M.IKom

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan suatu bangsa dan negara hendaknya sejalan dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. keduanya. Sastra tumbuh dan berkembang karena eksistensi manusia dan sastra

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. problematika yang dialaminya dalam kehidupan. Problematika dapat timbul

BAB I PENDAHULUAN. maupun kehidupan sehari-hari. Seseorang dapat menggali, mengolah, dan

BAB I PENDAHULUAN. maupun artis, lagu ini mengandung makna yang sangat menarik untuk diteliti dan

BAB I PENDAHULUAN. Werren, 1993:14). Oleh karena itu Nurgiyantoro (2007:2), mengatakan bahwa

BAB I PENDAHULUAN. tertentu. Kenyataan ini tidak dapat dipungkiri, bahwa sastra merupakan cerminan. nilai-nilai yang dianut oleh masyarakat tertentu.

BAB 1 PENDAHULUAN. Sastrawan yang dicetak pun semakin banyak pula dengan ide-ide dan karakter. dengan aneka ragam karya sastra yang diciptakan.

BAB I PENDAHULUAN. emosional (Nurgiyantoro: 2007:2). Al-Ma ruf (2010:3) berpendapat bahwa,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia memiliki berbagai ragam kesenian dan kebudayaan. Bahkan

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat di mana penulisnya hadir, tetapi ia juga ikut terlibat dalam pergolakanpergolakan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. bangsa. Melalui karya sastra manusia bisa mengetahui sejarah berbagai hal,

BAB V PEMBELAJARAN. Pembelajaran sastra saebagai bagian dari sistem pendidikan nasional berperan untuk

BAB I PENDAHULUAN. tentang kisah maupun kehidupan sehari-hari. Seseorang dapat menggali,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB II LANDASAN TEORI. suatu karya seni yang berhubungan dengan ekspresi dan keindahan. Dengan kata

BAB I PENDAHULUAN. realitas, dan sebagainya. Sarana yang paling vital untuk memenuhi kebutuhan

GURU BAHASA INDONESIA, GURU SASTRA ATAU SASTRAWAN

BAB I PENDAHULUAN. daya imajinasi dari seorang yang mengandung nilai-nilai estetis, karena sastra

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan hasil imajinasi seseorang yang berasal dari pengalaman, pemikiran, perasaan yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

2015 ANANLISIS NILAI MORAL PAD A TOKOH UTAMA RED A D ALAM FILM LE GRAND VAJAGE(LGU) KARYA ISMAEL FERROUKHI

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra adalah sebuah karya yang indah yang mempunyai banyak

BAB I PENDAHULUAN. ekspresi dan kegiatan penciptaan. Karena hubungannya dengan ekspresi, maka

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah 1.1.1 Latar Belakang Karya sastra tidak terlepas dari kehidupan masyarakat karena dalam karya sastra terdapat kenyataan yang dialami oleh masyarakat itu sendiri. Sehingga dapat dikatakan bahwa karya sastra merupakan cerminan atau gambaran dari sebuah realitas kehidupan sosial masyarakat. Karya sastra yang baik memiliki sifat yang membuat kebenaran hakiki yang selalu ada selama manusia masih ada, menurut Sumarjdo dan Saini (1991: 9). Sastra tidak hanya sekedar karya yang bersifat imajinatif dan pribadi, tetapi dapat pula cerminan maupun rekaman budaya, suatu perwujudan pikiran tertentu pada saat karya itu diciptakan. Uraian ini menunjukan bahwa karya sastra tidak lahir begitu saja tetapi karena adanya proses pendorong. Munculnya karya sastra dengan keberagaman tema dan aspek kehidupan masyarakat yaitu proses bagaimana pengarang yang berusaha menciptakan karya sastra yang dapat menggambarkan nilai-nilai estetik dalam kehidupan masyarakat. Sastra adalah bentuk seni yang lahir dari keindahan penggunaan bahasa, keaslian gagasan yang diungkapkan, dan pesan yang disampaikan, baik dalam bentuk tulisan maupun lisan. Pada mulanya istilah ini meliputi segala macam pengetahuan yang tertulis, tetapi dalam perkembangannya lebih lanjut, istilah sastra ini dalam bahasa Indonesia lebih merujuk kepada karya sastra yang bersifat seni saja. Artinya, sastra mencakup berbagai aspek yang memiliki tujuan

berdasarkan nilai-nilai keindahan untuk dinikmati oleh para pencinta sastra, sejalan dengan pendapat Yusuf, (Pradopo. 1986: 156). Menurut Tarigan (Pradopo. 1995: 3) mengemukakan bahwa sastra adalah pembayangan atau pelukisan kehidupan dan pikiran imajinatif kedalam bentuk dan struktur-struktur bahasa. Semua karya sastra tidak terlepas dari berbagai masalah yang dialami pengarang itu sendiri, akan tetapi ada juga cerminan masyarakat disekitarnya sehingga dapat dituangkan pengarang menjadi sebuah karya sastra. Dalam sebuah karya sastra pengarang dapat menciptakan sebuah karyanya yang dapat menimbulkan respon emosi dan dapat menimbulkan kekecewaan, kemarahan terhadap pembacanya yang merupakan penilaian pembaca terhadap karya yang disuguhkan oleh pengarang. Resepsi berasal dari bahasa Latin, yaitu: recipere, berarti penerimaan pembaca, pembacalah yang memberikan arti dan makna yang sesungguhnya kepada karya seni tersebut bukan pengarang, menurut Nyoman, (2007: 165). Estetika adalah ilmu yang membincangkan falsafah keindahan. Dengan kata lain estetika sastra seharusnya digali melalui kearifan pembaca, dengan alasan pembacalah yang memberikan penilaian terhadap karya sastra itu secara positif maupun negatif. Estetika resepsi, sudah lahir tahun 1960-an, akan tetapi konsep-konsep yang memadai baru ditemukan pada tahun 1970-an. Menurut Segers (1978: 40-41), peletak dasar estetika resepsi yaitu Mukarosky, meskipun gagasan pokok teori estetika resepsi dikemukakan oleh Hans Rober Jauss dan Wolfgang Iser. Jauss memusatkan perhatian pada pembaca dalam rangkaian sejarah, sedangkan

Iserpada karya sastra sebagai komunikasi pada pengaruhnya bukan semata-mata pada arti karya. Estetika resepsi sangat berperan penting dalam menganalisis sebuah karya sastra, sehingga dapat menjadi acuan dalam membuat suatu tulisan karya ilmiah dengan menggunakan teori resepsi. Ilmu sastra yang berhubungan dengan tanggapan pembaca terhadap sebuah karya sastra adalah estetika resepsi, merupakan ilmu keindahan yang didasarkan pada tanggapan-tanggapan pembaca terhadap sebuah karya sastra, menurut Pradopo, (1986: 182). Dalam hubungan ini estetika resepsi itu termasuk pada orientasi pragmatik (Teeuw, 1983: 59). Karya sastra itu sangat erat hubungannya dengan pembaca, yaitu karya sastra itu ditujukan kepada kepentingan masyarakat pembaca. Ini terjadi karena pembacalah yang menentukan makna dan nilai karya sastra, karena karya sastra itu tidak akan memiliki makna maupun tidak memiliki arti tanpa adanya pembaca yang menanggapinya. Karya sastra itu akan mempunyai nilai karena adanya pembaca yang menilainya. Seorang pembaca dengan pembaca lainnya akan berbeda dalam menanggapi sebuah karya sastra. Begitu juga dengan tiap periode dengan periode lain dalam menanggapi sebuah karya sastra. Hal ini disebabkan oleh perbedaan harapan cakrawala. Cakrawala adalah harapan-harapan seorang pembaca terhadap sebuah karya sastra, karena setiap pembaca mempunyai tujuan masing-masing dalam memahami nilai-nilai estetika. Sehingga apresiasi karya sastra suatu priode akan diteruskan oleh generasi sesudahnya, dan seterusnya untuk mendapat tanggapan yang baik. Makna suatu karya sastra akan selalu diperkaya dengan tanggapan para pembaca dari waktu ke waktu, maka makna

karya sastra pun akan lebih terungkap dan nilai sastranya pun dapat ditentukan dengan lebih baik. Karya sastra yang paling banyakdigemari masyarakat, seperti: novel, puisi, lagu, dan cerpen. Dalam novel maupun cerita sering pembaca menemukan makna dan pesan moral dalam cerita tersebut, karena adanya makna dan pesan yang tersimpan dalam cerita membuat pembaca sering untuk membaca ulang karya tersebut. Pengarang tidak selalu menyampaikan makna dan pesan secara langsung, namun ada pengarang secara langsung menyampaikan makna dan pesannya secara langsung. Sehingga dalam karya ilmiah ini peneliti tertarik membahas lagu sebagai bahan kajiannya dalam menyelesaikan studinya. Peneliti tertarik membahas lagu sebagai bahan kajiannya karena banyak masyarakat yang mendengar dan menikmati alunan musik serta keindahan lirik lagu. Dalam karya sastra, khususnya novel-novel yang relatif panjang, sering terdapat lebih dari satu pesan moral. Hal ini disebabkan berdasarkan pertimbangan atau penafsiran dari pihak pembaca yang juga berbeda-beda baik dari segi jumlah maupun jenisnya. Jenis atau wujud pesan moral yang terdapat dalam karya sastra akan bergantung pada keyakinan dan keinginan pengarang yang bersangkutan. Jenis ajaran moral itu sendiri dapat mencakup masalah, yang boleh dikatakan, bersifat tidak terbatas, tetapi dapat mencakup persoalan hidup dan kehidupan, seluruh persoalan yang menyangkut harkat dan martabat manusia. Secara garis besar persoalan hidup dan kehidupan manusia dapat dibedakan ke dalam persoalan hubungan manusia dengan diri sendiri, hubungan manusia

dengan manusia lain dalam lingkup sosial termasuk hubungannya dengan lingkungan alam, dan hubungan manusia dengan Tuhannya. Dari sisi tertentu karya sastra, dapat dipandang sebagai bentuk manifestasi keinginan pengarang untuk menawarkan dan menyampaikan sesuatu. Sesuatu itu mungkin berupa pandangan tentang suatu hal, gagasan, moral atau amanat. Dalam pengertian ini, karya sastra pun dapat dipandang sebagai sarana komunikasi, dapat dibandingkan dengan sarana komunikasi yang lain, tertulis atau lisan, karya sastra yang merupakan salah satu wujud karya seni yang notabene mengemban tujuan estetika, tentunya mempunyai kekhususan sendiri dalam hal menyampaikan pesan-pesan moralnya. Secara umum dapat dikatakan bahwa bentuk penyampaian moral dalam karya sastra mungkin bersifat langsung atau sebaliknya tidak langsung. Bentuk penyampaian pesan moral yang bersifat langsung, boleh dikatakan, identik dengan cara pelukisan watak tokoh yang bersifat uraian, atau penjelasan. Dalam teknik uraian pengarang secara langsung mendeskripsikan perwatakan tokoh cerita yang bersifat memberi tahu, sehingga memudahkan pembaca untuk memahaminya, demikian juga terjadi dalam penyampaian pesan moral. Artinya, moral yang ingin disampaikan kepada pembaca dilakukan secara langsung dan ekspilit. Sehingga memudahkan pembaca untuk memahami karya tulisnya. Bentuk penyampaian pesan moral tidak langsung, pengarang menawarkan dan menyampaikan sesuatu dengan cara serta-merta, yang ditampilkan dalam ceritanya tentang peristiwa, konflik, sikap, dan tingkah laku para tokoh, dalam menghadapi peristiwa dan konflik itu, baik dalam tingkah laku verbal, fisik, yang

hanya terjadi dalam pikiran dan perasaanya. Melalui hal tersebut, pesan moral dapat disalurkan pengarang. Sehingga pembaca untuk memahami dan menafsirkan pesan tersebut, haruslah melakukannya berdasarkan cerita, sikap dan tingkah laku para tokoh tersebut. Dilihat dari segi kebutuhan pengarang yang ingin menyampaikan pesan dan pandangannya itu, cara ini memang kurang komunikatif. Artinya, pembaca belum tentu dapat menangkap apa sesungguhnya yang dimaksud pengarang dalam karyanya, sehingga membuat terjadinya kesalahan dalam menafsirkan karya sastra tersebut. Dalam sebuah lagu itu sendiri mungkin banyak ditemukan pesan yang benar-benar tersembunyi sehingga tidak semua orang dapat merasakannya, tetapi ada juga yang langsung merasakannya bukan sekedar menyanyikan lagu tersebut. Seperti dalam lagu Ebiet G. Ade terdapat nilai estetika sastra yang sangat dalam makna, arti, dan pesan yang terkandung pada setiap lirik lagunya. Ebiet G. Ade adalah seorang penyanyi yang tidak asing lagi bagi masyarakat Indonesia, Ebiet telah banyak menciptakan lagu dan meluncurkan dua puluh lima album untuk dinikmati para penggemarnya. Sebagai penyanyi yang sangat penting karena lirik-liriknya yang begitu khas dan indah, maka peneliti berharap para responden dapat memberikan tanggapan yang dapat mendukung maupun membangun lirik lagu tersebut menjadi lebih relevan, karena tanggapan tersebut bermacam-macam berdasarkan horizon harapan pembaca. Tiap periode mempunyai kriteria tersendiri karena

perbedaan selera dan konsep estetiknya. Peneliti mengadakan penelitian ini untuk mendapat tanggapan pembaca dalam periode ini. Hal inilah yang membuat peneliti tertarik untuk membahas lagu sebagai bahan kajiannya, karena para pecinta lagu Ebiet tidak semua dapat mengerti makna dan pesan moral apa yang terdapat dalam lirik lagunya. Begitu banyak nilai estetika dalam lagu-lagu Ebiet untuk dikaji dan sangat bermanfaat bagi penelitian selanjutnya. Ebiet G. Ade lahir di Wanadadi, Banjarnegara, Jawa Tengah, 21 April1954 adalah seorang penyanyi dan penulis lagu berkewarganegaraan Indonesia. Ebiet dikenal dengan lagu-lagunya yang bertemakan alam dan duka derita kelompok tersisih. Lewat lagu-lagunya yang bergenre balada. Pada awal karirnya Ebiet mengambil suasana kehidupan sosial Indonesia pada akhir tahun 1970-an hingga sekarang untuk dijadikan lirik lagunya. Tema dalam lagu Ebiet G. Ade tidak hanya bertemakan tentang cinta, tetapi kebanyakan lagu-lagu Ebiet G. Ade bertemakan alam, sosial-politik, bencana, religius, dan keluarga. Sentuhan musiknya sempat mendorong pembaruan pada dunia musik pop Indonesia. Semua lagu ditulis oleh Ebiet sendiri, Ebiet tidak pernah menyanyikan lagu yang diciptakan orang lain, kecuali lagu "Surat dari Desa" yang ditulis oleh Oding Arnaldi dan Mengarungi Keberkahan Tuhan yang ditulis bersama dengan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Pada tahun 2004 Ebiet bersama dengan 57 musisi lainya mengeluarkan album Kita Untuk Mereka, sebuah album yang dikeluarkan berkaitan dengan

terjadinya tsunami tahun 2004. Ebiet G. Ade memang seorang penyanyi spesialis tragedi, terbukti lagu-lagunya sering menjadi tema bencana alam. Seperti dalam lagu yang berjudul Untuk Kita Renungkan, lagu ini menceritakan bencana alam di Indonesia khususnya pada tsunami yang menimpa Indonesia tahun 2004 Lagu ini mengisahkan tentang kemarahan Tuhan kepada manusia yang telah murka kepadanya.dimana kita disuruh untuk berbenah dan kembali kepadanya karena hanya Dia yang dapat menolong kita. Dalam lirik lagu Ebiet dituliskan ini bukan hukuman hanya satu isyarat untuk membuat kita sadar bahwa akan ada lagi bencana selanjutnya, menurut pesan yang Ebiet sampaikan dalam lagunya. Sehingga kita harus benar-benar bersih dan berbenah sujud kepada Tuhan, karena kita tidak tahu kapan kemarahan Tuhan akan datang menimpa manusia. Dari berbagai macam tema yang terdapat dalam lagu Ebiet G. Ade tersebut, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul Pesan Moral Dalam Lirik Lagu Album Untuk Kita Renungkan Ebiet G. Ade Analisis Estetika Resepsi.

1.1.2 Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka yang menjadi pokok permasalahan dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut: 1. Bagaimana makna yang terdapat dalam lirik lagu Ebiet G.Ade? 2. Apa pesan moral yang terkandung dalam lirik lagu Ebiet G.Ade? 1.2 Batasan Masalah Pembahasan sebuah karya sastra akan mengalami kesulitan jika tanpa adanya batasan masalah, sehingga membantu peneliti dalam melakukan penelitiannya untuk mendapat hasil yang akan dicapai. Dengan adanya batasan masalah tersebut peneliti akan lebih mudah mengalisis lagu yang akan diteliti, sehingga membuat peneliti maupun pembaca dapat menguasai bahan penelitian tersebut. Peneliti tertarik mengkaji album ini sebagai bahan kajiannya karena lirik lagu dalam album ini banyak mengandung pesan moral yang di sampaikan kepada masyarakat luas. Dalam kajian ini peneliti memilih salah satu album Ebiet G. Ade untuk menjadi bahan kajiannya, yaitu album Untuk Kita Renungkan. Lagu yang terdapat di dalam album tersebut adalah, Untuk Kita Renungkan, Rembulan Menangis, Berita Kepada Kawan, Kepadamu Aku Pasrah, Masih ada Waktu, Mengarungi Keberkahan Tuhan, Dosa Siapa Ini, Potret Anak Harapan, Titip Rindu Buat Ayah, Nyanyian Suara Hati.

Ke sepuluh lagu inilah yang akan dikaji peneliti untuk membahas makna dan pesan moral dalam lirik lagu Ebiet G. Ade. 1.3. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1.3.1 Tujuan Penelitian Tujuan Penelitian ini adalah: 1. Menganalisis makna pada lirik lagu Ebiet G. Ade. 2. Menganalisis pesan moral dalam lirik lagu Ebiet G. Ade. 1.3.3 Manfaat Penelitian 1.3.3.1 Manfaat Teoritis Secara teoritis, manfaat hasil penelitian lagu ini adalah; 1. Mengenalkan lagu-lagu Ebiet G. Ade pada pembaca sebagai karya sastra yang merupakan lagu yang baik untuk dinikmati. 2. Menambah referensi dan wawasan pembaca, khususnya pembaca karya sastra, tentang Estetika Resepsi dalam lirik lagu Ebiet G. Ade. 1.3.3.2 Manfaat Praktis Manfaat praktis dalam penelitian ini adalah: 1. Membantu penggemar karya sastra memahami isi lagu dalam lagu Ebiet G. Ade yang berfokus pada pesan dan makna lagu tersebut. 2. Mengambil hikmah dan pesan moral yang terdapat dalam lagu tersebut. 3. Memperluas cakrawala dan pemikiran mengenai sebuah lagu.