Prosiding Pendidikan Dokter ISSN: X

dokumen-dokumen yang mirip
PERBEDAAN INDEKS HIGIENE ORAL DAN ph PLAK KELOMPOK PEMAKAI DAN BUKAN PEMAKAI PESAWAT ORTODONTI CEKAT LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH

STATUS KEBERSIHAN GIGI DAN MULUT PASIEN POLIKLINIK GIGI PUSKESMAS PANIKI BAWAH MANADO

Pengetahuan dan Perilaku Kesehatan Gigi pada siswa SDN 174 Muara Fajar Pekanbaru

Prevalensi gingivitis terhadap kebiasaan mengunyah satu sisi pada anak usia 6-12 tahun

Hubungan Mengunyah Unilateral dengan Status Kebersihan Gigi dan Mulut pada Mahasiswa Tingkat I Jurusan Keperawatan Gigi

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian observasional analitik dan desain penelitian cross sectional, yaitu

BAB IV METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini adalah Ilmu Penyakit Gigi dan Mulut.

DAFTAR ISI BAB II TINJAUAN PUSTAKA

HUBUNGAN PENGETAHUAN KEBERSIHAN GIGI DAN MULUT DENGAN STATUS KEBERSIHAN GIGI DAN MULUT PADA SISWA SMA NEGERI 9 MANADO

GAMBARAN MENYIKAT GIGI TERHADAP TINGKAT KEBERSIHAN GIGI DAN MULUT PADA MURID KELAS V DI MIN 9 KECAMATAN ULEE KARENG KOTA BANDA ACEH

BAB 4 METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. jenis. Kehamilan merupakan keadaan fisiologis wanita yang diikuti dengan

STATUS KEBERSIHAN MULUT DAN KESEHATAN PERIODONTAL PASIEN YANG DATANG KE KLINIK PERIODONSIA RSGM UNIVERSITAS JEMBER PERIODE AGUSTUS 2009 AGUSTUS 2010

BAB I PENDAHULUAN. terencana melalui pendidikan. Pengetahuan dapat dipengaruhi oleh berbagai

A n d a l a s D e n t a l J o u r n a l P a g e 49

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

STATUS KEBERSIHAN MULUT ANAK USIA 9-11 TAHUN DAN KEBIASAAN MENYIKAT GIGI MALAM SEBELUM TIDUR DI SDN MELONGUANE

Sri Junita Nainggolan Jurusan Keperawatan Gigi Politeknik Kesehatan Kemenkes Medan. Abstrak

BAB III. Jenis penelitian yang dilakukan adalah observasional analitik dengan. membandingkan antar kelompok. Desain penelitian ini menggunakan desain

BAB 1 PENDAHULUAN. yang optimal meliputi kesehatan fisik, mental dan sosial. Terdapat pendekatanpendekatan

Faktor Manajemen Pelaksanaan UKGS Dan Peran Orangtua Terhadap Status Kesehatan Gigi Dan Mulut Murid Sekolah Dasar

Anneke A. Tahulending 1), Christy Velia Kosegeran 2) 1)3) Jurusan Keperawatan Gigi Poltekkes Kemenkes Manado, Jl. R. W. Mongisidi Malalayang

ABSTRAK. Pembimbing I : DR. Felix Kasim, dr, M.Kes Pembimbing II : drg. Winny Suwendere, MS

e-issn Volume 02, Nomor 02, Juli 2017

ABSTRAK. Kata kunci: Menggosok gigi, perilaku, pendidikan kesehatan.

BAB I PENDAHULUAN. percaya diri. Salah satu cara untuk mendapatkan kesehatan rongga mulut adalah dengan

BAB I PENDAHULUAN. pada umumnya berkaitan dengan kebersihan gigi dan mulut. Faktor penyebab dari

Determinan Karies Gigi Pada Anak Sekolah Dasar Di Pulau Nusa Penida, Klungkung, Bali

PERBEDAAN INDEKS HIGIENE ORAL DAN ph PLAK KELOMPOK PEMAKAI DAN BUKAN PEMAKAI PESAWAT ORTODONTI CEKAT

ABSTRAK HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENDIDIKAN DAN PERILAKU ORANG TUA TERHADAP TINGKAT KEPARAHAN KARIES GIGI PADA ANAK KELAS 1 DI SDN X DAN Y

SKRIPSI. Diajukan untuk memenuhi tugas dan melengkapi. syarat guna memperoleh gelar Sarjana Kedokteran Gigi. Oleh : THOMAS RIADI PURBA NIM:

Hubungan Perilaku Ibu Hamil dengan Kebersihan Gigi dan Mulut (OHI-S) Masa Kehamilan di Puskesmas Pandanwangi Malang

BAB I PENDAHULUAN. akibat gangguan sangat penting pada masa kanak-kanak karena karies gigi,

ANALISIS FAKTOR RISIKO YANG MEMPENGARUHI KARIES GIGI PADA ANAK SD KELAS V - VI DI KELURAHAN PEGUYANGAN KANGIN TAHUN 2015

BAB I PENDAHULUAN. bagi tubuh. Fungsi gigi berupa fungsi fonetik, mastikasi dan. ataupun yang hilang bisa berdampak pada kesehatan.

BAB I PENDAHULUAN. nyaman, bersih, lembab sehingga terhindar dari infeksi (Eastham et al. 2013).

Perilaku Pemeliharaan dan Status Kebersihan Gigi dan Mulut Masyarakat di Kelurahan Paniki Kabupaten Sitaro

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian observasional yang dilakukan terhadap

BAB 4 METODE PENELITIAN. 4.1 Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan studi observasional analitik potong lintang (crosssectional).

ABSTRAK KORELASI ANTARA BENTUK WAJAH DAN BENTUK GIGI INSISIVUS SENTRAL MAKSILA PADA ETNIS TIONGHOA USIA TAHUN

HUBUNGAN PENGETAHUAN KESEHATAN GIGI MULUT DENGAN STATUS KEBERSIHAN RONGGA MULUT PADA LANSIA

BAB I PENDAHULUAN. pada anak usia sekolah dasar (Soebroto, 2009). mulut adalah penyakit jaringan keras gigi (karies gigi) dan penyakit

BAB I PENDAHULUAN. dalam perkembangan kesehatan anak, salah satunya disebabkan oleh rentannya

THE CONCEPTION OF PLAQUE SCORE ON 7TH GRADE STUDENTS OF SMP MUHAMMADIYAH 1 GODEAN SLEMAN

Sri Marisya Setiarni, Adi Heru Sutomo, Widodo Hariyono Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Ahmad Dahlan, Yogyakarta

Bagian Periodonsia Fakultas Kedokteran Gigi, Universitas Jember 2 Bagian Biomedik Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Jember

DEPARTEMEN KEDOKTERAN GIGI PENCEGAHAN/ PENYULUHAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT PADA PENDERITA TUNANETRA USIA TAHUN ( KUESIONER )

Jurnal Care Vol.5, No2,Tahun 2017

EFEKTIVITAS DENTAL HEALTH EDUCATION DISERTAI DEMONSTRASI CARA MENYIKAT GIGI TERHADAP TINGKAT KEBERSIHAN GIGI DAN MULUT ANAK SEKOLAH DASAR

BAB I PENDAHULUAN. sudah dimulai sejak 1000 tahun sebelum masehi yaitu dengan perawatan

Kata kunci: gigi tiruan, tingkat perilaku, lansia.

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia memiliki permasalahan pada gigi dan mulut sebesar 25,9%,

Status kebersihan gigi dan mulut pada remaja usia tahun di SMPN 4 Watampone Kecamatan Tanete Riattang Kabupaten Bone

ABSTRAK. Efektivitas menyikat gigi, indeks plak, metode horizontal, metode roll

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Karies gigi adalah penyakit jaringan gigi yang ditandai dengan kerusakan

EFEK MENGUNYAH SATU SISI TERHADAP TINGKAT KEBERSIHAN GIGI DAN MULUT

Kata kunci: Body Mass Index (BMI), Underweight, Overweight, Obesitas, Indeks DMF-T, Karies.

PROFIL KEBERSIHAN DAN PERILAKU MENJAGA KESEHATAN GIGI DAN MULUT PADA LANSIA DI DESA DARSONOKABUPATEN JEMBER

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan gigi (Isro in, 2012). Misalnya seorang anak makan makanan yang manis

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia mempunyai masalah karies dan gingivitis dengan skor DMF-T sebesar

ABSTRAK. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui perbedaan tingkat keparahan gingivitis pada tunanetra dan tidak tunanetra usia 9-14 tahun.

BAB I PENDAHULUAN. cepat di masa yang akan datang terutama di negara-negara berkembang, seperti

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. oleh Pemerintah (UU RI No. 36 Tahun 2009 Pasal 93). (Rahmawati dkk., 2011). Anak-anak yang berusia 6-12 tahun diseluruh

ABSTRAK. Kata kunci : gingivitis kehamilan, indeks gingiva modifikasi, usia kehamilan, sosio- ekonomi, pola makan, oral hygiene

STATUS KARIES PADA GIGI BERJEJAL DI SD NEGERI 12 TUMINTING

STATUS KEBERSIHAN MULUT DAN PERILAKU MENYIKAT GIGI ANAK SD NEGERI 1 MALALAYANG

BAB II TINJAUAN PUSTAKA...

GAMBARAN SKOR PLAK PADA SISWA KELAS VIII SMP MUHAMMADYAH GODEAN 1

BAB 1 PENDAHULUAN. Penyakit gigi dan mulut merupakan penyakit tertinggi ke enam yang

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN FREKWENSI MENYIKAT GIGI TERHADAP KEBERSIHAN GIGI DAN MULUT PADA SISWA KELAS IV SDN 28 MATARAM

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN A. Analisis Situasi

ABSTRAK. Kata kunci: persepsi, minat, remaja, alat ortodontik cekat, maloklusi

2015 GAMBARAN PENGETAHUAN ANAK USIA 7 SAMPAI DENGAN 12 TAHUN TENTANG ORAL HYGIENE BERDASARKAN KARAKTERISTIK DI SDN JALAN ANYAR KOTA BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan mulut yang buruk memiliki dampak negatif terhadap tampilan wajah,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Jumlah perokok di Indonesia terus meningkat setiap tahunnya.

BAB I PENDAHULUAN. Karies gigi dan radang gusi (gingivitis) merupakan penyakit gigi dan

GAMBARAN STATUS KEBERSIHAN MULUT SISWA SD KATOLIK ST. AGUSTINUS KAWANGKOAN

Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Hasanuddin Makassar, Indonesia

ABSTRAK. Kata kunci: tingkat sosial ekonomi, pekerjaan, pendidikan, pendapatan, indeks karies anak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Anak usia sekolah dasar disebut juga sebagai masa sekolah. Anak

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. tidak dapat dipisahkan dari kesehatan tubuh secara umum (Malik, 2008).

ABSTRAK HUBUNGAN EARLY CHILDHOOD CARIES (ECC) DENGAN STATUS GIZI ANAK UMUR 3-5 TAHUN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS MENGWI III BADUNG

BAB 4 METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan kepada Odapus yang bergabung dan berkunjung di YLI.

ABSTRAK. Kata Kunci : karies gigi, nutrisi, dewasa muda. Universitas Kristen Maranatha

Gambaran Status Kebersihan Gigi dan Mulut pada Pengidap HIV/AIDS di Yayasan Batamang Plus Bitung

BAB 1 PENDAHULUAN. sebelum tidur malam, hal itu dikarenakan agar sisa-sisa makanan tidak menempel di

Kata kunci: Stres akademis mahasiswa kedokteran, indeks plak, plak gigi.

BAB I PENDAHULUAN. sosial yang memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif secara sosial dan

Hubungan Perilaku Pemeliharaan Kesehatan Gigi dengan Karies Molar Satu Permanen pada Murid Umur 6-12 Tahun SDN 26 Lamteumen Timur Kota Banda Aceh

BAB I PENDAHULUAN. Penampilan fisik berperan dalam menimbulkan kepercayaan diri

Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia BAB 5 HASIL PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Tonsilitis kronis merupakan penyakit yang paling sering dari semua

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kementerian Kesehatan Tahun 2010 prevalensi karies di Indonesia mencapai 60

Gambaran Status Kebersihan Gigi dan Mulut pada Pengguna Alat Ortodontik Cekat di SMA Negeri 7 Manado

I. PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. kesehatan, terutama masalah kesehatan gigi dan mulut. Kebanyakan masyarakat

PENILAIAN INDEKS DMF-T ANAK USIA 12 TAHUN OLEH DOKTER GIGI DAN BUKAN DOKTER GIGI DI KABUPATEN KETAPANG PROPINSI KALIMANTAN BARAT

BAB I PENDAHULUAN. trisomi kromosom 21. Anak dengan Down Syndrome memiliki gangguan

Transkripsi:

Prosiding Pendidikan Dokter ISSN: 2460-657X Kebiasaan Mengunyah Satu Sisi terhadap Oral Hygiene Index- Simplified (OHI-S) pada Anak-Anak Andriana Rafika Sari 1, Yuniarti 2, Hilmi Sulaiman Rathomi 3 1 Program Studi Sarjana Kedokteran Fakultas Kedokteran Universitas Islam Bandung, 2 Bagian Anatomi Fakultas Kedokteran Universitas Islam Bandung, 3 Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas Islam Bandung. Abstrak Kebiasaan mengunyah satu sisi dapat memberika dampak buruk pada kesehatan gigi dan mulut dan dapat mengakibatkan berbagai gangguan pada kesehatan gigi dan mulut, diantaranya penumpukan sisa makanan yang dapat menyebabkan timbulnya debris dan kalkulus. Kebersihan gigi dan mulut dilihat melalui suatu indeks yaitu Oral Hygiene Index-Simplified (OHI-S) dilihat dengan cara menghitung indeks debris dan indeks kalkulus. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan kebiasaan mengunyah satu sisi terhadap status OHI-S. Penelitian ini menggunakan metode cross sectional dengan menggunakan tekhnik pemilihan sampel total sampling. Data diuji menggunakan uji chi-square. Data didapat melalui pemeriksaan langsung pada rongga mulut siswa kelas V di SDN Padasuka Mandiri III Kota Cimahi dengan sampel 71 orang Hasil penelitian menunjukan terdapat 44 siswa (66,0%) memiliki kebiasaan mengunyah satu sisi. Hasil OHI-S pada siswa yang memiliki kebiasaan mengunyah satu sisi memperlihatkan kategori baik 40,9% dan kategori sedang 59,1%. Pemberian edukasi dapat diberikan pada siswa kelas V untuk menghilangkan kebiasaan mengunyah satu sisi dan menjaga kesehatan gigi dan mulut. Hasil uji statistik menunjukkan bahwa secara statistik terdapat hubungan antara kebiasaan mengunyah satu sisi dengan status OHI-S pada murid kelas V di SDN Padasuka Mandiri III Kota Cimahi, dengan nilai p=0,001 (p=0,05). Pemeberian edukasi dapat diberikan pada siswa kelas V untuk menghilangkan kebiasaan mengunyah satu sisi dan menjaga kesehatan gigi dan mulut. Kata Kunci: Debris, kalkulus, mengunyah satu sisi, OHI-S The Relationship of The Habit of Chewing One Side with the Status Oral Hygiene Index Simplified (OHI-S) in Grade V Students ( A Study at SDN Padasuka Mandiri III Kota Cimahi) Abstract Unilateral chewing habit is when only one side of the mouth are used while chewing, in the right side or the left. The adverse effect from this unilateral chewing habit could conduce to a lot of dental and oral health problem, such as accumulation of food scraps on the teeth which could result in debris and calculus formation. Dental and oral hygiene could be evaluated by using Oral Hygiene Index-Simplified (OHI-S) by measuring the debris and calculus indexs. The aim of this study is to find the relation between unilateral chewing habit with OHI-S status. This study is a cross-sectional study and using total Korespondensi: Andriana Rafika Sari, Fakultas Kedokteran Universitas Islam Bandung, Jl. Hariang Banga No. 2, Bandung, Jawa Barat, E-mail: andrianarafikasari96@gmail.com 425

426 Andriana Rafika Sari, et al. sampling method for respondent. Datas are achived by direct dental examination on on grade V students on 71 students of SDN Padasuka Mandiri III Kota Cimahi. Data analysis are then done by using chi-square. The result from this study shown 44 students (66,0%) has unilateral chewing habit. 40,9% of the students are shown to has good OHI-S status, while the other 59,1% has intermediate OHI-S status. Education to student can given to avoid chewing habis only one side and and dental and oral problems. In conclusion, this study shows that students who has unilateral chewing habit are on the intermediate OHI-S status. The result of statistical test show that there is statistically significant relationship between the habit of chewing one side with the status of OHI-S in students grade V in SDN Padasuka Mandiri III Kota Cimahi. Keywords: Calculus, debris, unilateral chewing habit, OHI-S Pendahuluan Sistem mastikasi merupakan unit fungsional dalam pengunyahan yang terdiri dari gigi, otot, sendi, tulang dan saraf. Otot-otot yang berperan dalam sistem mastikasi akan bergerak karena adanya impuls saraf yang dirangsang. 1 Kebiasaan anak mengunyah pada satu satu sisi dapat disebabkan oleh beberapa faktor. Kebiasaan ini dapat menyebabkan penumpukan bakteri karena mengunyah memiliki fungsi sebagai self cleansing, sehingga bagian yang tidak dipakai mengunyah akan lebih kotor. 2 Kebiasaan mengunyah hanya disalah satu sisi saja dapat disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya adalah karena terdapat gigi yang sakit pada sisi yang satunya, rasa tidak enak jika mengunyah pada sisi yang lain, dan tidak tahu pasti apa sebabnya. 3 Berdasarkan hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2013, prevalensi penduduk Indonesia yang memiliki masalah kesehatan gigi dan mulut masih tinggi, sebesar 25,9% penduduk Indonesia mempunyai masalah gigi dan mulut dalam 12 bulan terakhir (potential demand). Diantara mereka, terdapat 31,1% terutama pada anak-anak kelompok usia 10 s/d 14 tahun. 4 Menurut data di Puskesmas Cimahi Utara, sebanyak 228 dari 625 anak menderita penyakit gigi berlubang. Tingginya angka kesakitan tersebut disebabkan karena kurangnya pemeliharaan kebersihan gigi dan mulut. Prevalensi penduduk bermasalah gigi dan mulut menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa Barat berdasarkan Riskesdas 2007 kota Cimahi menduduki peringkat kedua yaitu sebesar 34,0%. 5 Salah satu cara untuk menilai kebersihan gigi dan mulut seseorang adalah dengan cara melihat jumlah plak dan kalkulus pada rongga mulutnya menggunakan suatu indeks yang disebut dengan Oral Hygiene Index- Simplified (OHI-S) yang dinilai berdasarkan debris dan karang gigi atau kalkulus yang muncul pada permukaan gigi. 1 Belum diketahui secara pasti hubungan kebiasaan mengunyah satu sisi terhadap status OHI-S pada siswa kelas V di SDN Padasuka Mandiri III Kota Cimahi hingga saat ini, sehingga peneliti tertarik untuk meneliti hal tersebut. Tujuan pada penelitian ini adalah apakah terdapat hubungan antara kebiasaan mengunyah satu sisi terhadap status OHI-S. Volume 3, No.2, Tahun 2017

Kebiasaan Mengunyah Satu Sisi... 427 Metode Desain penelitian yang digunakan adalah observasional analitik dengan pendekatan kuantitatif, sedangkan rancangan penelitian yang digunakan adalah cross sectional yaitu dengan meneliti variabel bebas dan variabel terikat. Data diuji menggunakan uji chi-square Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas V di SDN Padasuka Mandiri III Kota Cimahi dengan jumlah 71 orang. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah total sampling. Alat bantu yang digunakan dalam penelitian ini meliputi daftar absensi siswa, sonde, pinset, kaca mulut, bengkong, gelas, kapas, alkohol, masker, handgloves. OHI-S adalah suatu indeks yang digunakan untuk mengukur kebersihan gigi dan mulut. OHI-S diperiksa menggunakan indeks debris dan indeks kalkulus yang dilihat pada enam permukaan gigi yaitu empat permukaan gigi posterior dan dua permukaan gigi anterior. Masing-masing indeks dijumlahkan lalu diinterpretasikan pada kategori OHI-S. Cara pengukuran debris masing masing permukaan gigi yang diperiksa dibagi tiga bagian secara horisontal yaitu bagian gusi, bagian tengah dan bagian insisal, pemeriksaan debris dilakukan dengan menggunakan sonde. etelah dilakukan pemeriksaan hasil pemeriksaan diinterpetasikan sesuai dengan derajatnya. 6 Penelitian ini dilaksanakan dikelas V-A SDN Padasuka Mandiri III Kota Cimahi, pada hari Sabtu 8 April 2017, dilakukan untuk mengukur indeks OHI-S pada siswa kelas V yang memiliki kebiasaan mengunyah satu sisi. Hasil Dari hasil penelitian yang dilakukan pada siswa kelas V di SDN Padasuka Mandiri III Kota cimahi didapatkan jumlah siswa yang memiliki kebiasaan mengunyah satu sisi, lalu alasan-alasan yang menyebabkan responden mengunyah pada satu sisi. Alasanalasan tersebut yang harus dihindari sehingga dapat mengurangi resiko gangguan kesehatan gigi dan mulut. Tabel 1. Gambaran Karakteristik Subjek Peneletian berdasar atas Jenis Kelamin, Kebiasaan dan Alasan Mengunyah Satu Sisi, dan Status OHI-S Variabel N % Jenis Kelamin Laki-laki 35 49,3 Perempuan 36 50,7 Mengunyah Satu Sisi Ya Tidak Alasan Mengunyah Satu Sisi Karies Kebiasaan Sakit Tanggal Status OHI-S Sedang Baik Total 44 27 12 25 5 2 29 42 71 62,0% 38,0% 16,9% 35,2% 7,0% 2,8% 40,8% 59,2% 100% Pendidikan Dokter, Gelombang 2, Tahun Akademik 2016-2017

428 Andriana Rafika Sari, et al. Tabel 1 menunjukkan bahwa hampir sama rata murid kelas V di SDN Padasuka Mandiri III Kota Cimahi pada penelitian ini laki-laki sebanyak 35 orang (49,3%) dan perempuan 36 orang (50,7%). Pada tabel 1 juga menunjukan bahwa sebagian besar siswa kelas V di SDN Padasuka Mandiri III Kota Cimahi memiliki kebiasaan mengunyah satu sisi yaitu sebanyak 44 orang (62,0%). Alasan siswa mengunyah satu sisi adalah dominan karena memang sudang terbiasa yaitu sebanyak 25 orang (35,2%), selain itu juga ditemukan beberapa alasan seperti gigi tanggal, nyeri dan karies gigi. Hasil status OHI-S pada siswa kelas V sebagian besar memiliki skor OHI-S baik yaitu sebanyak 42 orang (59,2%) hal ini dapat terjadi karena dipengaruhi karena beberapa faktor seperti lamanya mengunyah pada satu sisi, menggosok gigi dengan benar, dan menjaga kesehatan gigi dan mulut. Tabel 2. Hubungan Karakteristik Subjek Peneltian Antara Kebiasaan Mengunyah Satu Sisi dengan Status OHI-S Variabel Mengunyah Satu Sisi Oral Hygiene Index-Simplified (OHI-S) Sedang Baik Total n % n % n % Ya 26 59,1 18 40,9 44 100,0 Tidak 3 11,1 24 88,9 27 100,0 Nilai p <0,001 Berdasarkan tabel 2 didapatkan informasi bahwa proporsi jumlah murid kelas V di SDN Padasuka Mandiri III Kota Cimahi dengan yang mempunyai kebiasaan mengunyah satu sisi memiliki status OHI-S yang sedang yaitu sebanyak 26 orang dari 44 orang (59,1%), sedangkan dengan yang tidak mempunyai kebiasaan mengunyah satu sisi memiliki status OHI-S yang baik yaitu sebanyak 24 dari 27 orang (88,9%). Hasil uji statistik menggunakan chi square test pada derajat kepercayaan 95% menunjukkan bahwa secara statistik terdapat hubungan bermakna antara kebiasaan mengunyah satu sisi dengan status OHI-S pada murid kelas V di SDN Padasuka Mandiri III Kota Cimahi dengan nilai p<0,001 (nilai p 0,05). Pembahasan Pada penelitian ini didapatkan bahwa sebagian besar siswa kelas V di SDN Padasuka Mandiri III Kota Cimahi rata-rata memiliki umur 10-11 tahun terdapat 44 siswa dari 71 siswa atau 62% yang memiliki kebiasaan mengunyah satu sisi. Hal ini didukung berdasarkan hasil penelitian Ikhlas pada tahun 2015 ada 45% responden dengan umur 9-12 tahun yang memiliki kebiasaan mengunyah satu sisi, sehingga dapat disimpulkan bahwa angka kejadian kebiasaan mengunyah satu sisi pada kelompok usia sekolah dasar masih cukup tinggi. Hal ini dapat terjadi karena kurangnya informasi dan edukasi tentang bahaya mengunyah satu sisi yang dapat menimbulkan berbagai penyakit periodontal seperti plak dan kalkulus pada gigi. Plak atau karang gigi dapat menimbulkan beberapa penyakit seperti ginggivitis dan karies gigi. 2 Alasan siswa mengunyah satu sisi karena sudah terbiasa mengunyah hanya pada satu bagian saja, yaitu sebanyak 25 orang atau 35,2%. Selain itu didapatkan juga beberapa alasan seperti gigi yang berlubang, sakit dan tanggal. Beberapa alasan diatas harus dihindari untuk mencegah timbulnya kebiasaan mengunyah satu sisi yang dapat menimbulkan beberapa penyakit pada gigi dan mulut. 7 Volume 3, No.2, Tahun 2017

Kebiasaan Mengunyah Satu Sisi... 429 Berdasarkan hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2013, prevalensi penduduk Indonesia yang memiliki masalah kesehatan gigi dan mulut masih tinggi, sebesar 25,9% penduduk Indonesia mempunyai masalah gigi dan mulut dalam 12 bulan terakhir (potential demand). Diantara mereka, terdapat 31,1% terutama pada anak-anak kelompok usia 10 s/d 14 tahun. 3 Sesuai dengan sumber yang berasal dari Pusat Data dan Informasi Kementrian Kesehatan RI tahun 2013 proporsi masalah gigi dan mulut berdasarkan kelompok usia di Indonesia pada umur 10-14 tahun ada 25,2%. 8 Akibat memiliki kebiasaan mengunyah satu sisi dapat menyebabkan beberapa penyakit seperti resiko timbulnya debris, kalkulus, dan gangguan sendi temporomandibula. Kebiasaan mengunyah pada satu sisi dapat menyebabkan terjadinya pengikisan pada sendi rahang sehingga ruang sendi akan menjadi sempit dan menyebabkan adanya kompresi pada sendi rahang. Apabila hal ini terus dibiarkan dapat menyebabkan timbulnya nyeri pada otot mastikasi yang dapat menyebabkan disfungsi dari sendi temporomandibula. 9 Mengunyah memiliki fungsi sebagai self cleansing sehingga jika salah satu bagian tidak dipakai untuk mengunyah dapat menimbulkan terjadinya penumpukan bakteri sehingga dapat terjadi adanya debris dan karang gigi yang dapat menyebabkan gangguan pada gigi dan mulut. Penimbunan sisa makanan yang terjadi akibat memiliki kebiasaan mengunyah satu sisi menyebabkan status OHI-S buruk. Mengunyah makanan dengan satu sisi mulut juga dapat menyebabkan otot akan lebih tebal dan kuat hanya pada satu sisi tersebut,terutama pada bagian rahang akan berubah menjadi lebih asimetris karna yang bekerja hanya satu sisi saja. 9 Berdasarkan hasil penelitian didapatkan bahwa hasil OHI-S baik pada kelompok mengunyah satu sisi lebih rendah dibandingkan dengan kelompok yang mengunyah pada kedua sisi, sedangkan hasil OHI-S sedang cenderung meningkat pada kelompok siswa yang memiliki kebiasaan mengunyah pada satu sisi dibandingkan dengan siswa yang mengunyah pada kedua sisi. Hal ini membuktikan bahwa terdapat hubungan antara kebiasaan mengunyah satu sisi dengan status OHI-S pada murid kelas V di SDN Padasuka Mandiri III Kota Cimahi. Pada penelitian ini masih didaptkan hasil OHI-S sedang pada kelompok yang mengunyah pada kedua sisi, hal ini dapat disebabkan karena responden kurang memperhatikan kebersihan gigi dan mulut. Hal ini didukung berdasarkan hasil penelitian Triyanto R pada tahun 2017 dari 27 responden yang memiliki kebiasaan mengunyah satu sisi terdapat 66% memiliki kriteria OHI-S baik sedangakan 33% yang memiliki kriteria OHI-S sedang. 9 Hal ini dapat disebabkan karena responden telah menyadari akan pentingnya memelihara kebersihan gigi dan mulut, namun hasil OHI-S akan menurun jika kebiasaan mengunyah satu sisi tetap dilakukan dan tidak menjaga kebersihan gigi dan mulut dengan baik. Status OHI-S dapat dipengaruhi oleh seberapa lama responden memiliki kebiasaan mengunyah satu sisi, telah mengetahui informasi menjaga kebersihan gigi dan mulut dengan benar dari berbagai sumber informasi. 9 Penelitian lain yang dilakukan oleh Narulita R tahun 2016 pada siswa kelas IV di SD Negeri 24 Kuta Alam, bahwa sebagian besar responden pada subjek penelitian mempunyai kebersihan gigi dan mulut baik, keadaan ini disebabkan karena responden telah menerima berbagai informasi untuk menjaga kebersihan gigi dan mulut. Berdasarkan penelitian Lisa, terdapat siswa yang memiliki kebersihan gigi dan mulut yang buruk atau sekitar 3,5%, hal ini dapat disebabkan karena responden kurang mempedulikan kebersihan gigi dan mulutnya. 10 Pendidikan Dokter, Gelombang 2, Tahun Akademik 2016-2017

430 Andriana Rafika Sari, et al. Simpulan Sebagian besar siswa kelas V yang memiliki kebiasaan mengunyah satu sisi memiliki status OHI-S baik cenderung lebih rendah dibandingkan dengan siswa yang mengunyah pada kedua sisi. Ucapan Terima Kasih Terima kasih kami ucapkan kepada para responden dan guru SDN Padasuka Mandiri III Kota Cimahi yang telah bersedia memberikan data dan informasi serta menerima kunjungan dan melakukan penelitian. Daftar Pustaka 1. Carranza FA, Newman MG. Clinical periodontology. Edisi ke-10. Tokyo : W. B. Saunders ; 2010. hlm.74-82 2. Hamudeng AM, Bakri I. Prevalensi gingivitis terhadap kebiasaan mengunyah satu sisi pada anak usia 6-12 tahun. Makassar Dent J. 2016;5(3):76-81 3. Rachman R, Wagiono S, Yuniarti. Gambaran dan Derajat Disfungsi Sendi Temporomandibula pada Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Islam Bandung Tahun Akademik 2013-2014. GMHC, Vol.3 No.1, Februari 2015; hlm:7-12 4. Riset Kesehatan Dasar(Riskesdas) Badan penelitian dan pengembangan kesehatan kementerian RI tahun 2013.Diakses: Februari 2017. 5. Profil Kesehatan Kota Cimahi. Cimahi; 2014. 6. Alhamda S. Status kebersihan gigi dan mulut dengan status karies gigi: Kajian pada murid kelompok umur 12 tahun di sekolah dasar negeri bukit tinggi. Berita Kedokteran Masyarakat. Berita Kedokteran Masyarakat. 2011;27(2):108-115. 7. Susanto MI.Terapi gusi untuk kesehatan dan kecantikan.jakarta: Erlangga.2011;hlm:2, 74-5. 8. Pusat Data dan Informasi Kementrian Kesehatan Republik Indonesia, 2014 9. Triyanto R, Nugroho C. Efek mengunyah satu sisi terhadap tingkat kebersihan gigi dan mulut.iohj. 2017 Januari 2; (1): 17-23 10. Narulita L, Diansari V, Sungkar S. Oral Hygienen Index Simplified (OHI-S) pada Murid Kelas IV SD Negeri 24 Kuta Alam. Journal Caninus Denstistry Vol 1, No.4, November 2016; hlm:6-8 Volume 3, No.2, Tahun 2017