BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penuaan adalah bagian dari pertumbuhan dan perkembangan seseorang yang terus berlanjut, dengan bertambahnya umur, maka organorgan tubuh akan mengalami penuaan dan penurunan fungsi, yang mengakibatkan terjadinya perubahan pada hormon. Hormon-hormon yang di hasilkan oleh tubuh.salah satu penyakit yang di sebabkan oleh proses penuaaan dan penurunan hormon adalah Benigna Prostat Hyperplasia (BPH). Menurut sjanmsuhidajat dan de jong(2005). Penyakit prostat merupakan penyebab yang sering terjadi pada berbagai masalah saluran kemih pada laki-laki, insidenya menunjukan peningkatan umur, terutama mereka yang berusia 60 tahun, sebagian besar penyakit menyebabkan pembesaran organ yang mengakibatkan terjadinya penekanan/pendesakan uretra pars intraprostatik, keadaan ini menyebabkan gangguan aliran urine, retensi akut dari infeksi traktus urinarius memerlukan tindakan kateterisasi segera. Beraneka ragamnya penyebab dan bervariasinya gejala penyakit yang di timbulkan sering menimbulkan kesulitan dalam penatalaksanaan BPH, sehingga pengobatan yang di berikan kadang-kadang tidak tepat sesuai etiologinya. Terapi yang tidak tepat biasanya mengakibatkan terjadinya BPH berkepanjangan. Oleh karena itu, mengetahui secara lebih mendalam faktor-faktor penyebab BPH akan sangat membantu upaya penatalaksanaan BPH secara tepat dan terarah. Di Indonesia, BPH menjadi urutan kedua setelah penyakit batu saluran kemih, dan secara umum, di perkirakan hampir 50% pria Indonesia yang berusia di atas 50 tahun di temukan menderita BPH ini. Oleh karena itu, jika di lihat dari 200 juta lebih rakyat indonesia, maka dapat di perkirakan 100 juta adalah pria, dan yang berusia 60 tahun dan ke atas adalah kira-kira 1
2 sejumlah 5 juta, maka dapat di katakan kira-kira 2,5 juta pria Indonesia. (Purnomo 2009). Suatu penelitian menyebutkan bahwa pravelansi Benigna Prostat Hiperplasia (BPH) yang bergejala pada pria berusia 40-49 tahun mencapai hampir 15%. Angka ini meningkat dengan bertambahnya usia, sehingga pada usia 50-59 tahun prevalensinya mencapai hampir 25% dan pada usia 60 tahun mencapai angka sekitar 43%. Angka kejadian BPH di Indonesia sebagai gambaran hospital prevalensi di dua Rumah Sakit besar di Jakarta yaitu RSCM dan Sumberwaras selama 3 tahun (1994-1999) terdapat 1040 kasus (Istikomah, 2010). Dari data ststistik penyakit urologi yang ada di Rumah Sakit Dr.Goeteng Taruna Dibrata khususnya penyakit Benigna Prostat Hiperplasia (BPH) pada waktu 2 tahun terakhir mulai dari tahun 2015 (Januari sampai Desember) yaitu 97 penderita jumlah tersebut merupakan urutan ke 2 dari 5 penyakit terbesar di ruang dahlia setelah cidera kepala kemudian penyakit Benigna Prostat Hiperplasia (BPH), dan tahun 2016 (Januari-April) telah di dapatkan data catatan medis 5 sistem teratas yang di temukan dalam semua kasus secara berurutan dengan jumlah kasus seperti sistem imun menduduki peringkat pertama, kardoivaskuler pada tigkat kedua, ketiga gastrointestinal, ke empat neuromuscular dan kelima perkemihan. Pada sistem perkemihan terdapat 5 kasus terbanyak yang di jumpai dari bulan Januari-April tahun 2016 adalah hernia inguinal dengan jumlah 76 penderita, cytitis 74 penderita, Benigna Prostat Hiperlasia 59 penderita, cholelitiasis 33 penderita dan cholecytitis 10 penderita. Pada kasus Benigna Prostat Hiperlasia di dapatkan data dari setiap ruangan bedah yakni di ruang Menur sebanyak 15 penderita, dari ruang Gardena lama 4 penderita, kemudian Gardena baru 3 penderita dan ruang Dahlia yaitu 37 penderita selama penulis melakukan pencarian data selama 2 hari di temukan di raung Dahlia terdapat 4 orang penderita BPH tersebut ikut dalam 5 besar penyakit yang ada di RSUD Purbalingga dan pada sistem perkemihan BPH menduduki urutan ke 3 dari 5 kriteria tertinggi pada sistimnya khususnya di ruang Dahlia. Berdasarkan data tersebut, maka
3 penulis tertarik untuk memberikan asuhan keperawatan pada pasien dengan Benigna Prostat Hiperplasia (BPH), khususnya pada Tn.A dengan post prostatectomy et causa Benigna Prostat Hiperplasia di ruang Dahlia RSUD dr.goeteng Truna Dibrata Purbalingga secara komperhensif, selama dua hari dari tanggal 30-31 Mei 2016. B. Tujuan Penulisan 1. Tujuan Umum Melaporkan penerapan atau aplikasi Asuhan Keperawatan pada Tn.A dengan post prostatectomy et causa Benigna Prostat Hiperplasia. 2. Tujuan Khusus Tujuan khusus dari laporan kasus ini adalah untuk menyajikan pengalaman empiris tentang : a. Pengkajian pada Tn.A dengan post prostatecomy et causa Benigna Prostat Hiperplasia. b. Anlisa data dari hasil pengkajian dan penetapan diagnosa keperawatan pada Tn.A dengan post op prostatetomy et causa Benigna Prostat Hiperplasia. c. Penetapan rencana tindakan keperawatan pada Tn.A dengan post op prostatetomy et causa Benigna Prostat Hiperlasia. d. Implemestasi keperawatan pada Tn.A dengan post op prostatetomy et causa Benigna Prostat Hiperplasia. e. Evaluasi terhadap pelaksanaan Asuhan Keperawatan yang telah dilakukan pada Tn.A dengan post op prostatetomy et causa Benigna Prostat Hiperlasia. f. Pendokumentasian terhadap pelaksanaan Asuhan Keperawatan pada Tn.A dengan post op et causa Benigna Prostat Hiperplasia. C. Pengumpulan Data Pengumpulan data untuk penyusun laporan kasus Benigna Prostat Hiperplasia ini, menggunankan tehnik pengumpulan data dengan cara sebagai berikut :
4 1. Observasi dan Partisipasi Pengumpulan data dengan melakukan pengamatan secara langsung pada pasien mengenai keadaan fisik dan respon pasien mengenai keadaan fisik dan respon pasien terhadap masalah kesehatan serta keluhan yang di alami pasien. a) Anamnesia Berlangsungnya proses keperawatan tidak lepas dari komunikasi perawat rumah sakit, perawatan-keluarga. Penulis menggunakan tehnik wawancara dengan pasien dan keluarga pasien, yang meliputi : keluhan-keluhan yang dirasakan, pengobatan sebelumnya, riwayat penyakit dahulu, Riwayat penyakit keluarga serta pemahaman dan pengetahuan. b) Kepustakaan Pengumpulan data di lakukan dengan cara mengenali sumbersumber pengetahuan melalui buku-buku atau jurnal terkini yang berkaitan dengan Asuhan Keperawatan pada pasien. c) Catatan Rekam Medis Pengumpulan data di lakukan dengan cara menelaah catatancatatan tentang kasus pasien yang terdapat pada format-format dokumentasi maupun yang terdapat pada rekam medik. D. Tempat dan Waktu Asuhan keperawatan ini dilakukan di ruang Dahlia RSUD dr.goetheng Taroenadibrata Purbalingga. E. Waktu Asuhan keperawatan di lakukan pada tanggal 30 Mei 2016 31 Mei 2016. F. Manfaat penulisan a. Rumah Sakit dan Dinas Kesehatan Diharapkan dari pihak dinas kesehatan dapat memantau lebih jauh lagi kegagalan atau keberhasilan dari program yang telah direncanakan sebelumnya untuk mencapai hasil yang optimal dan
5 tercapaianya pelayanan perawatan yang bermutu sesuai dengan standar asuhan keperawatan. b. Instansi Pendidikan Diharapkan mutu pelajaran dan pendidikan dapat ditingkatkan dengan menyediakan sarana dan prasarana penunjang guna terselenggaranya mutu pendidikan yang lebih tepat dan memberikan masukan tentang pentingnya perawatan pada pasien BPH. c. Bagi Masyarakat Dapat dijadikan pertimbangan bagi masyarakat dalam upaya permasalahan penyakit BPH melaui informasi yang di dapat dari penulis. G. Sistematika penulisan Mengenai garis besar penulisan laporan pengelolaan ini,penulis menyusun sebagai berikut: BAB I : Pendahuluan terdiri dari latar belakang masalah, tujuan penulisan, pengumpulan data, tempat dan waktu serta sistematika penulisan. BAB II : Tinjauan pustaka terdiri dari pengertian, anatomi dan fisiologis, etiologi, patofisiologi, gambaran klinis, pemeriksaan penunjang, penatalaksanaan (penatalaksanaan 3 umum, penatalaksanaan keperawatan: pathways dan perumusan keperawatan serta fokus intervensi keperawatan). BAB III : Tinjauan kasus teridiri dari pengkajian (analisa data, diagnosa keperawatan), perencanaan, implementasi, evaluasi dan pembahasan. BAB IV: Pembahasan. BAB V : Penutup (kesimpulan dan saran).