Dalam penelitian ini, akan diuji aktivitas antiinflamasi senyawa turunan benzoiltiourea sebagai berikut:

dokumen-dokumen yang mirip
(Houglum et al, 2005). Fenomena inflamasi ini meliputi kerusakan mikrovaskular, meningkatnya permeabilitas kapiler dan migrasi leukosit ke jaringan

memodifikasi struktur senyawa obat dengan penambahan gugus yang bertujuan untuk mengetahui seberapa besar sumbangan gugus tersebut dalam meningkatkan

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

gugus karboksilat yang bersifat asam sedangkan iritasi kronik kemungkinan disebabakan oleh penghambatan pembentukan prostaglandin E1 dan E2, yaitu

Gambar 1.2. Struktur molekul Asam O-(4-klorobenzoil) Salisilat (Rendy,2006)

Keterangan : R = H atau CH 3, Ar = fenil/3-piridil/4-piridil

BAB I PENDAHULUAN. Ahli kimia organik sering melakukan sintesis senyawa dalam laboratorium. Sintesis

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

Banyak penyakit yang dihadapi para klinisi disebabkan karena respons inflamasi yang tidak terkendali. Kerusakan sendi pada arthritis rheumatoid,

Gambar 1.1. Struktur molekul asam salisilat dan turunannya (Gringauz, 1997 ). O C OH CH 3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. ataupun infeksi. Inflamasi merupakan proses alami untuk mempertahankan

menghilangkan kesadaran. Berdasarkan kerja farmakologinya, analgesik dibagi dalam dua kelompok besar yaitu analgesik narkotik dan analgesik non

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang masalah

BAB I PENDAHULUAN. semi sintetik yang diperoleh dari suatu bahan alam atau secara biologis yang dapat

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

mengakibatkan reaksi radang yang ditandai dengan adanya kalor (panas), rubor (kemerahan), tumor (bengkak), dolor (nyeri) dan functio laesa (gangguan

Gambar 1.1. Struktur turunan oksazolidin. N-[3-{N-(3-klorofenil)-4-(3- f lorofenil)piperasin]-1-karbotioamido}- 2-oksooksazolidin-5-il)metil]asetamida

BAB I PENDAHULUAN. usaha penelitian untuk mencari senyawa baru semakin berkembang dengan pesat.

turunan oksikam adalah piroksikam (Siswandono dan Soekardjo, 2000). Piroksikam mempunyai aktivitas analgesik, antirematik dan antiradang kuat.

Menurut Hansch, penambahan gugus 4-tersier-butilbenzoil dapat mempengaruhi sifat lipofilisitas, elektronik dan sterik suatu senyawa.

BAB I PENDAHULUAN. iritan, dan mengatur perbaikan jaringan, sehingga menghasilkan eksudat yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Pada bab ini akan dibahas mengenai latar belakang dan tujuan penelitian.

penghambat prostaglandin, turunan antranilat dan turunan pirazolinon. Mekanisme kerja NSAID adalah dengan jalan menghambat enzim siklooksigenase

BAB I PENDAHULUAN. rasa nyeri tanpa menghilangkan kesadaran. Rasa nyeri dalam kebanyakan hal hanya

BAB 1 PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Inflamasi atau yang lebih dikenal dengan sebutan radang yang merupakan respon perlindungan setempat yang

(b) Gambar 1.1. Struktur asam mefenamat (a) dan struktur turunan hidrazida dari asam mefenamat (b) Keterangan: Ar = 4-tolil, 4-fluorofenil, 3-piridil

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

Sifat lipofilik mempengaruhi kemampuan senyawa tersebut menembus membran sel dan fase farmakodinamik obat, sifat elektronik mempengaruhi proses

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

banyak digunakan tanpa resep dokter. Obat obat ini merupakan suatu kelompok obat yang heterogen secara kimiawi. Walaupun demikian obatobat ini

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Gambar 1.1. (a) Struktur asam mefenamat dan (b) Struktur turunan hidrazida dari asam mefenamat.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

Piroksikam merupakan salah satu derivat oksikam, dan merupakan obat anti inflamasi non steroid (AINS) yang berkhasiat sebagai antiinflamasi,

BAB I PENDAHULUAN. peradangan. Inflamasi atau peradangan disebabkan oleh kerusakan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

N O F N O. R = Cl Gambar 1.2. Rumus struktur N((3-(4-(4-piperasin-1-il)-3- florofenil)-2-oksooksazolidin-5-il)metil)asetamid.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. nyeri sering berfungsi untuk mengingatkan dan melindungi dan sering. memudahkan diagnosis, pasien merasakannya sebagai hal yang

BAB 1 PENDAHULUAN. laesa. 5 Pada kasus perawatan pulpa vital yang memerlukan medikamen intrakanal,

banyak senyawa-senyawa obat yang diproduksi melalui jalur sintesis dan dapat digunakan dalam berbagai macam penyakit. Sintesis yang dilakukan mulai

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. dan sejak lama digunakan sebagai obat tradisional. Selain pohonnya sebagai

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LatarBelakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Gambar 1.1. Struktur turunan N-arilhidrazon (senyawa A) CH 3

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Inflamasi merupakan reaksi lokal jaringan terhadap infeksi atau cedera dan melibatkan lebih banyak mediator

BAB I PENDAHULUAN. Seiring berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi, dunia

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 5 HASIL PENELITIAN

O O. Gambar 1.1. (a) Struktur asam mefenamat (b) Struktur turunan N-arilhidrazid dari asam mefenamat

PENGARUH PENAMBAHAN SUBSTITUEN KLORO PADA SENYAWA N-FENIL-N -BENZOILTHIOUREA TERHADAP EFEK ANALGESIK PADA MENCIT

N N. Gambar 1.1. Struktur molekul piroksikam dan O-(3,4- diklorobenzoil)piroksikam.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

NONSTEROIDAL ANTI-INFLAMMATORY DRUGS (NSAID S)

pada penderita tukak lambung dan penderita yang sedang minum antikoagulan (Martindale, 1982). Pada penelitian ini digunakan piroksikam sebagai

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

UJI ANTIINFLAMASI ASAM 4 FLUOROBENZOIL SALISILAT PADA TIKUS PUTIH JANTAN

BAB I PENDAHULUAN. mengurung (sekuester) agen pencedera maupun jaringan yang cedera. Keadaan akut

PENGARUH PENAMBAHAN SUBSTITUEN KLORO DAN METIL PADA POSISI PARA SENYAWA N-BENZOIL-N - FENILTIOUREA TERHADAP AKTIVITAS ANALGESIK PADA MENCIT

PENENTUAN AKTIVITAS ANTIINFLAMASI DAN ANTIPIRETIK SENYAWA ASAM O-(4-KLOROBENZOIL) SALISILAT PADA TIKUS PUTIH JANTAN GALUR WISTAR

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

DAYA TAHAN TUBUH & IMMUNOLOGI

Gambar 1.2. Struktur senyawa N -(4-metilbenziliden)-2- metoksibenzohidrazida

PENGARUH PENAMBAHAN SUBSTITUEN KLORO DAN METIL PADA POSISI PARA SENYAWA N-BENZOIL-N - FENILTIOUREA TERHADAP AKTIVITAS ANTIINFLAMASI PADA TIKUS PUTIH

kamar, dan didapat persentase hasil sebesar 52,2%. Metode pemanasan bisa dilakukan dengan metode konvensional, yaitu cara refluks dan metode

BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Masalah

PERBANDINGAN EFEK ANTIINFLAMASI SENYAWA ASAM 4-t-BUTILSINAMAT HASIL SINTESIS DAN ASAM SINAMAT DENGAN MENGGUNAKAN METODE RAT PAW OEDEMA

PENDAHULUAN. Uji nyata yang digunakan dalam menggunakan dan mengendalikan suatu reaksi

PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK ETANOL RIMPANG TEMU PUTIH

Para-aminofenol Asetanilida Parasetamol Gambar 1.1 Para-aminofenol, Asetanilida dan Parasetamol (ChemDraw Ultra, 2006).

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

SISTEM IMUN (SISTEM PERTAHANAN TUBUH)

inflamasi non steroid turunan asam enolat derivat oksikam yaitu piroksikam (Mutschler, 1991; Gringauz, 1997). Piroksikam digunakan untuk pengobatan

hipnotik yang sering digunakan adalah golongan ureida asiklik, misalnya bromisovalum tetapi pada penggunaan jangka panjang tidak dianjurkan karena

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

hepatotoksisitas bila digunakan secara terus menerus dalam jangka waktu yang lama atau tidak sesuai aturan, misalnya asetosal dan paracetamol

BAB 5 HASIL PENELITIAN

CATATAN SINGKAT IMUNOLOGI

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang. Pengobatan dan pendayagunaan obat tradisional merupakan program pelayanan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Gambar 1.1. Struktur asam asetilsalisilat (Departemen Kesehatan RI, 1995).

dari sifat lipofilik, elektronik, dan sterik. Sifat lipofilik mempengaruhi kemampuan senyawa menembus membran biologis yang dipengaruhi oleh sifat

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan. Mencapai Derajat Sarjana S-1. Diajukan Oleh : DHYNA MUTIARASARI PAWESTRI J

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Transkripsi:

BAB 1 PEDAULUA intesis merupakan uji nyata dengan menggunakan dan mengendalikan reaksi organik. intesis dapat pula dimanfaatkan untuk membuat zat yang belum diketahui sebelumnya tetapi diramalkan akan mempunyai sifat yang berguna, baik untuk menguji teori atau pun menciptakan produk kimia yang baru (Pine et al, 1988). Pada periode perkembangan bahan obat organik telah banyak diberikan perhatian untuk mencari kemungkinan adanya hubungan antara struktur kimia, sifat-sifat kimia fisika dan aktivitas biologis senyawa aktif atau obat, kemudian bahan alamiah yang secara empirik telah digunakan oleh manusia untuk pengobatan, mulai dikembangkan lebih lanjut dengan cara isolasi zat aktif, diidentifikasi struktur kimianya dan kemudian diusahakan untuk dapat dibuat secara sintetik. Turunan senyawa dengan struktur kimia yang berbeda dapat memberikan respons biologis yang sama oleh karena aktivitas turunan tersebut tidak tergantung pada struktur kimia yang spesifik, tetapi lebih tergantung pada sifat fisik, seperti kelarutan dan aktivitas termodinamika (iswandono & oekardjo, 2000). Kebutuhan obat baru semakin meningkat seiring adanya efek samping yang ditimbulkan oleh obat yang telah beredar. bat antiinflamasi merupakan jenis obat yang banyak digunakan saat ini. Radang atau inflamasi dapat disebabkan oleh berbagai rangsangan yang mencakup luka-luka fisik, infeksi, panas dan interaksi antigen antibodi. (ouglum et al, 2005). Fenomena inflamasi ini meliputi kerusakan mikrovaskular, meningkatnya permeabilitas kapiler dan migrasi leukosit kejaringan radang. Gejala proses inflamasi yang sudah dikenal ialah panas 1

2 (kalor), merah (rubor), bengkak (tumor), nyeri (dolor) dan daya gerak berkurang (function laesa) (Gunawan, 2007). bat-obat antiinflamasi dibagi menjadi dua golongan, yaitu : golongan steroid (dexametason, betametason, triamcinolone) dan golongan non steroid. bat antiinflamasi golongan non steroid yang sering digunakan saat ini adalah turunan asam salisilat, asam asetat, asam propionate, asam mefenamat, pirazolon dan oksikam (Gunawan, 2007). bat-obat tersebut mempunyai efek samping yang merugikan, misalnya: salisilat memiliki efek samping iritasi lambung, perdarahan; turunan asam antranilat memiliki efek samping mual, diare, nyeri abdominal, anemia dan agranulositosis (iswandono & oekardjo, 2000). Penelitian obat-obat antiinflamasi dilakukan terus-menerus, baik penemuan senyawa baru yang bertujuan menemukan senyawa obat yang memiliki aktivitas tinggi dan efek samping rendah, maupun untuk meningkatkan potensi obat-obat yang sudah ada melalui sintesis senyawa baru. Berdasarkan kelemahan obat-obat antiinflamasi yang telah ada, maka perlu dicari alternatif zat baru yang memiliki aktivitas antiinflamasi dengan mula kerja cepat, aktivitas tinggi dan efek samping yang rendah. alah satu strategi penting dalam pengembangan obat baru adalah dengan cara membuat turunan-turunan senyawa yang sudah diketahui aktivitasnya, kemudian menguji aktivitas turunan-turunan tersebut (iswandono & oekardjo, 2000). Telah dilakukan beberapa penelitian untuk mensintesis turunan thiourea, antara lain senyawa 1-pirolidinil-3-(2-metiltio-4-oxo-3,1-metil-3-(2-metiltio-4-oxo-3-kuinazolin-3-il)thio urea,1,1-dimetil-3-(2-metiltio-4-oxo-3-, 1,1-dietil- 3-(2-metiltio-4-oxo-3-, yang mempunyai aktivitas antiinflamasi

3 C C C 3 C 3 C 3 1-pirolidinil-3-(2-metiltio-4-oxo-3-1-metil-3-(2-metiltio-4-oxo-3- C C 2 5 C 2 5 C C 3 C 3 C 3 C 3 1,1-Dietil-3-(2-metiltio-4-oxo-3-1,1-Dimetil-3-(2-metiltio-4-oxo-3- Gambar 1.1. enyawa yang mempunyai rumus struktur mirip dengan senyawa benzoilthiourea. Dalam penelitian ini, akan diuji aktivitas antiinflamasi senyawa turunan benzoiltiourea sebagai berikut: - benzoil- -fenilthiourea -(4-klorobenzoil)- -fenilthiourea -(3-klorobenzoil)- -fenilthiourea -(2-klorobenzoil)- -fenilthiourea Gambar 1.2. enyawa turunan benzoilthiourea yang akan diuji aktivitas antiinflamasinya

4.Pada penelitian ini, akan diuji aktivitas antiinflamasi senyawa turunan benzoil tiourea berdasarkan pengaruh penambahan substituen kloro pada posisi orto, meta dan para dari senyawa -benzoil- -fenilthiourea. Pada penelitian ini digunakan atrium Diklofenak sebagai pembanding dengan alasan karena atrium diklofenak sering digunakan untuk segala macam nyeri, juga pada migraine dan encok. atrium diklofenak juga termasuk AID yang terkuat daya antiradangnya (Tan dan Rahardja, 2002). al ini ditinjau dari prosentase penghambatan edema dan harga ED 50 (Efective Dose 50%). arga ED 50 adalah dosis yang diperlukan untuk memberikan efek sebesar 50%. Pengujian aktivitas antiinflamasi terdiri dari beberapa metode, yaitu: metode paw oedema (menggunakan induktor karagenan), metode permeabilitas vaskular (menggunakan induktor evan s blue), metode oxazolone induced ear oedema in mice (menggunakan induktor oxazolone), metode pleurisy test (menggunakan induktor histamine, bradikinin, prostaglandin, mast sel degranulator, dexstran, enzim, antigen, mikroba dan non spesifik iritan terpentin dan karagenan), metode kantung granuloma (menggunakan induktor croton oil) (Vogel, 2002). Pengujian aktivitas antiinflamasi pada penelitian ini menggunakan metode Paw edema, karena selain sederhana dan sering digunakan juga karena potensi senyawa uji belum diketahui, sehingga digunakan metode pengujian awal dan sederhana untuk skrining aktivitas antiinflamasi. Berdasarkan latar belakang masalah yang diuraikan di atas, maka permasalahan dalam penelitian dapat dirumuskan sebagai berikut 1. Apakah senyawa -benzoil- -fenilthiourea, -(4-klorobenzoil)- - fenilthiourea, -(3-klorobenzoil)- -fenilthiourea, -(2-klorobenzoil)- -fenilthiourea, mempunyai efek antiinflamasi?

5 2. Bagaimana kekuatan senyawa -benzoil- -fenilthiourea, -(4- klorobenzoil)- -fenilthiourea, -(3-klorobenzoil)- -fenilthiourea dan -(2-klorobenzoil)- -fenilthiourea dibandingkan dengan atrium Diklofenak? 3. Bagaimana pengaruh penambahan substituen kloro pada posisi orto, meta dan para dari senyawa -benzoil- -fenilthiourea, -(4- klorobenzoil)- -fenilthiourea, -(3-klorobenzoil)- -fenilthiourea dan -(2-klorobenzoil)- -fenilthiourea terhadap aktivitas sebagai antiinflamasi? Adapun tujuan penelitian ini dapat diuraikan sebagai berikut : 1. Mengetahui aktivitas senyawa -benzoil- -fenilthiourea, -(4- klorobenzoil)- -fenilthiourea, -(3-klorobenzoil)- -fenilthiourea dan -(2-klorobenzoil)- -fenilthiourea 2. Membandingkan kekuatan antiinflamasi senyawa -benzoil- - fenilthiourea, -(4-klorobenzoil)- -fenilthiourea, -(3-klorobenzoil)- -fenilthiourea dan -(2-klorobenzoil)- -fenilthiourea dengan pembanding atrium Diklofenak. 3. Menentukan pengaruh penambahan substituen kloro pada posisi orto, meta dan para dari senyawa -benzoil- -fenilthiourea, -(4- klorobenzoil)- -fenilthiourea, -(3-klorobenzoil)- -fenilthiourea dan -(2-klorobenzoil)- -fenilthiourea sebagai aktivitas antiinflamasi. ipotesis dari penelitian ini adalah bahwa senyawa -benzoil- - fenilthiourea, -(4-klorobenzoil)- -fenilthiourea, -(3-klorobenzoil)- - fenilthiourea dan -(2-klorobenzoil)- -fenilthiourea, memiliki aktivitas antiinflamasi terhadap tikus. Dari penelitian ini diharapkan dengan penambahan substituen kloro pada posisi orto, meta dan para pada senyawa -benzoil- - benzoilthiourea yakni senyawa -(4-klorobenzoil)- -fenilthiourea,

6 -(3-klorobenzoil)- -fenilthiourea, -(2-klorobenzoil)- -fenilthiourea diperoleh data ilmiah sebagai aktivitas antiinflamasi terhadap tikus putih, sehingga dapat berguna dalam pengembangan ilmu, khususnya di bidang kefarmasian.