( ). BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. pemahaman yang mereka miliki dan mereka butuhkan.

BAB I PENDAHULUAN. Sungguh, al-quran ini memberi petunjuk ke (jalan) yang paling lurus... (Q.S. Al-Israa /17: 9) 2

BAB I PENDAHULUAN. dan lebih maju dalam bidang IPTEK dan sains, dengan perbagai cara berhasil

BAB 1 PENDAHULUAN. Yogyakarta, 1998, hlm UU. RI. No. 20 Tahun 2003, Tentang sistem Pendidikan Nasional, CV, Mini Jaya

BAB I PENDAHULUAN. bagi kehidupan manusia yakni al-qur'an dan al-hadits yang di dalamnya

BAB I PENDAHULUAN. Kode etik adalah norma-norma yang mengatur tingkah laku seseorang

BAB V PEMBAHASAN. berikutnya adalah mengkaji hakikat dan makna temuan penelitian. Masing- masing

BAB I PENDAHULUAN. Qur an sendiri menganjurkan supaya manusia memperdalam berbagai bidang

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan manusia yakni Al-Qur`an dan Hadits yang di dalamnya. Akhlak dalam Islam merupakan salah satu aspek yang sangat penting.

BAB V PEMBAHASAN. cukup, yakni pada rata-rata interval 31,13%. Hal tersebut disebabkan. untuk mengikuti dan melaksanakan kegiatan kegiatan keagamaan

BAB I PENDAHULUAN. ghoirumahdloh (horizontal). Sebagaimana firman Allah swt berikut:

BAB I PENDAHULUAN. asing yang semakin menggeser minat untuk belajar membaca Al-Qur an. yang dampaknya akan menghancurkannya umat islam.

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan tidak mengenal ruang dan waktu, ia tidak dibatasi tebalnya

BAB I PENDAHULUAN. Taqwa, (Yogyakarta: Teras, 2012), hlm. 1. Nasional, (Jakarta: Sinar Grafika, 2011), hlm. 7.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. bermutu, suatu bangsa menyongsong masa depan yang lebih baik. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam ajaran Islam penanaman nilai aqidah akhlak bagi manusia

BAB I PENDAHULUAN. 1 M. Munir, 2009, Metode Dakwah, Kencana, Jakarta, hlm. 5

BAB I PENDAHULUAN. Algensindo, 2005, hlm Nana Sudjana, Pembinaan dan Pengembangan Kurikulum di Sekolah, Bandung, Sinar Baru

BAB I PENDAHULUAN. Cipta, 2005), hlm.14. akhlak siswa kelas VII MTs MDI Jatirejo kecamatan Ampelgading Pemalang (Semarang: IAIN Walisongo), hlm.

BAB I PENDAHULUAN. Peraturan Pelaksanaannya (Bandung: Citra Umbara, 2010), h. 6.

BAB I PENDAHULUAN. muda untuk memperoleh serta meningkatkan pengetahuannya. suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. hlm Syaiful Sagala, Administrasi Pendidikan Kontemporer, Alfabeta, Bandung : 2005, hlm.

BAB I PENDAHULUAN. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2006, hlm Endang Poerwanti, dkk, Perkembangan Peserta didik, Malang: UMM Press, 2002, hlm.

BAB 1 PENDAHULUAN. (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 1995), hlm M. Ngalim Purwanto, Ilmu Pendidikan Teoritis dan Praktis,

BAB I PENDAHULUAN Fuad Ihsan, Dasar-dasar Kependidikan, Rineka Cipta, Jakarta, 2003, hlm. 2.

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan maupun teori belajar dan merupakan penentu utama keberhasilan

BAB I PENDAHULUAN. diberbagai belahan dunia terutama Negara-negara yang sedang berkembang banyak

BAB I PENDAHULUAN. memahami ajaran Islam secara menyeluruh dan menghayati tujuan, yang pada

A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Nana Sudjana, Pembinaan dan Pengembangan Kurikulum di Sekolah, Sinar Baru, Surabaya, 1997, hlm. 2.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Konteks Penelitian. Pendidikan merupakan salah satu aspek yang sangat penting untuk

BAB I PENDAHULUAN. Persada, 2003), hlm Jalaluddin, Teologi Pendidikan,(Jakarta: PT. Raja Grafindo

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Pendidikan agama Islam adalah upaya sadar dan terencana dalam

BAB I PENDAHULUAN. BP. Dharma Bhakti, 2003), hlm Depdikbud, UU RI No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional, (Jakarta :

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan dan keterampilan yang berguna dalam menjalani hidup. terbentuknya kepribadian utama menurut ukuran-ukuran Islam.

BAB I PENDAHULUAN Nana Syaodih Sukmadinata, Pengembangan Kurikulum, PT Remaja Rosdakarya, Bandung, 2009, hlm. 1.

BAB I PENDAHULUAN. pada kedewasaan fisik belaka, akan tetapi dapat dipahami kedewasaan psikis. 1

BAB I PENDAHULUAN. Agama Islam merupakan agama yang membawa kesejahteraan, kedamaian,

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan jasmani dan rohani si terdidik menuju terbentuknya kepribadian

BAB I PENDAHULUAN. keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta

BAB I PENDAHULUAN. pengamatan penulis di salah satu madrasah di Purbalingga, di mana kepala

BAB I PENDAHULUAN. Muhaimin, Rekonstruksi Pendidikan Islam, Rajagrafindo Persada, Jakarta, 2009, hal.

BAB I PENDAHULUAN. yang juga memiliki kedudukan yang sangat penting. Akhlak merupakan buah

BAB I PENDAHULUAN. kembali pemikiran kita tentang makna pendidikan itu sendiri. Pendidikan terkait dengan nilai-nilai, mendidik berarti memberikan,

BAB 1 PENDAHULUAN. proses pembelajaran kepada siswa (manusia) dalam upaya mencerdaskan dan

BAB IV ANALISIS PERSEPSI SISWA KELAS VIII TERHADAP PROGRAM PEMBELAJARAN BTQ DI SMP NEGERI 12 PEKALONGAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Secara umum pendidikan bertujuan untuk menjadikan manusia

BAB IV PAPARAN DATA DAN HASIL PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. manusia, karena berkaitan dengan hubungan kita kepada Allah dan hubungan

BAB I PENDAHULUAN. bahwa masyarakat dunia semakin dinamis dan komplek dikarenakan adanya. saling tukar menukar informasi dengan cepat.

SUMBER AJARAN ISLAM. Disampaikan pada perkuliahan PENDIDIKAN AGAMA ISLAM kelas PKK H. U. ADIL, SS., SHI., MH. Modul ke: Fakultas ILMU KOMPUTER

BAB I PENDAHULUAN. BP. Dharma Bhakti, 2003), hlm. 6. 2

BAB I PENDAHULUAN. membela kebenaran, keadilan, dan perdamian masa depan.

BAB IV ANALISA. masyarakat Jemur Wonosari yang beragama Islam meyakini bahwa al-qur an

BAB I PENDAHULUAN. melalui metode pengajaran dalam pendidikan islam di dalamnya memuat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Munculnya berbagai problematika remaja yang terjadi saat ini

BAB I PENDAHULUAN. di antara makluk-nya yang lain. Allah memberi banyak kelebihan kepada

BAB IV ANALISIS PERANAN BIMBINGAN DAN KONSELING ISLAM DALAM MENINGKATKAN MORAL KLIEN ANAK DI BALAI PEMASYARAKATAN KLAS I SEMARANG A.

Islam adalah satu-satunya agama yang haq dan diridhoi Alloh SWT yang. disampaikan melalui nabi Muhammad SAW kepada seluruh umat manusia agar

Rajawali Pers, 2009), hlm Abudin Nata, Ilmu Pendidikan Islam dengan Pendekatan Multidisipliner, (Jakarta:

DAFTAR TERJEMAH No Halaman BAB Terjemah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Pendidikan pada hakekatnya merupakan suatu upaya mewariskan

BAB I PENDAHULUAN. Dharma Kesuma, dkk, Pendidikan Karakter Kajian Teori dan Praktik di Sekolah, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2012), hlm. 5.

BAB I PENDAHULUAN. mengarungi kehidupan untuk menuju perjalanan ke akhirat. bukan hanya produk akhir namun juga kualitas jiwa yang berproses.

Mendidik Anak Menuju Surga. Ust. H. Ahmad Yani, Lc. MA. Tugas Mendidik Generasi Unggulan

BAB I PENDAHULUAN. mengalami goncangan jiwa (tingkat menengah). 2

BAB I PENDAHULUAN. menyempurnakan akhlak yang mulia dan sejarah mencatat bahwa faktor pendukung

BAB IV ANALISIS IMPLEMENTASI PENDIDIKAN MORAL SISWA. DI MTs HASBULLAH KECAMATAN KARANGANYAR KABUPATEN PEKALONGAN

BAB I PENDAHULUAN. Sebagaimana dipahami bahwa para remaja berkembang secara integral,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah sebagai usaha membina dan mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. wajib diberikan pada setiap jenis, jalur, dan jenjang pendidikan (Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. karena kemakmuran suatu bangsa tidak lagi ditentukan oleh sumber daya alamnya

BAB I PENDAHULUAN. yang ia miliki, baik secara vertikal (hablumminallah) maupun secara horisontal

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Pendidikan merupakan hal yang penting dalam perjalanan hidup

Bab 4 Belajar Mendirikan Shalat Berlatih Akhlak Mulia Membangun Kesejahteraan Umat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Manusia merupakan makhluk sosial yang senantiasa saling

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan agama merupakan salah satu bidang studi yang. dimasukkan dalam setiap kurikulum formal dan tingkat dasar hingga

BAB I PENDAHULUAN. emosional, responbilitas (tanggung jawab) dan sosiabilitas. 1

Berpegang Teguh dengan Alquran dan Sunnah

BAB I PENDAHULUAN. Amzah, 2007), hlm. 55. Pemikiran dan Kepribadian Muslim, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2006), hlm. 150.

BAB I PENDAHULUAN. sekolah sebagai lembaga pendidikan formal. Dalam Undang-Undang tentang

BAB I PENDAHULUAN. Di era modern ini, begitu pentingnya nilai dalam menjaga keharmonisan

BAB I PENDAHULUAN. alam. Pedoman dalam mengajarkan ajarannya yaitu berupa Al-Qur an. Al-

BAB I PENDAHULUAN. 1 Abudin Nata, Al-Qur an dan Hadits, PT RajaGrafindo Persada, Jakarta, 1993, hlm.55-56

BAB I PENDAHULUAN. Islam. Akhlak dapat merubah kepribadian muslim menjadi orang yang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan mempunyai dua pengertian, yaitu pengertian yang bersifat umum dan

BAB V SIMPULAN IMPLIKASI DAN REKOMENDASI

STANDAR KOMPETENSI DAN KOMPETENSI DASAR PROGRAM PAKET C

BAB I PENDAHULUAN. Keluarga, Jakarta: Kencana, 2012, hlm Ibid, hlm. 6-7.

BAB I PENDAHULUAN. Pustaka Setia,Bandung, 2001, hlm Tim Pustaka Setia, UUD 45; Undang-Undang Dasar Republik Indonesia Tahun 1945,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB V PENUTUP. A. Kesimpulan

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) serta munculnya media-media massa yang serba canggih ini, dengan segala kemajuannya menawarkan berbagai kemudahan kenyamanan serta membuka peluang manusia untuk berbuat positif ataupun negatif. Belum lagi pengaruh siaran dan tayangan media massa yang tidak sesuai dengan moral bangsa yang baik. Fenomena ini menunjukkan bahwa manusia dalam kehidupan modern ini telah dihadapkan pada berbagai tantangan yang cukup serius. Apalagi masalah akhlak dan moral, apabila tidak diperhatikan sejak masa anak akan merusak dan menghancurkan masa depan bangsa dan negara. Allah mengutus Nabi Muhammad saw untuk membawa agama suci yang mulia dengan ajarannya yang lengkap dan sempurna, yang mampu membawa manusia ke puncak ketinggian moral dan menghantarkan mereka kepada keselamatan lahir dan batin dan menjamin diakhirat kelak. Hal ini tercantum di dalam hadits Rasulullah: ( ). Sesungguhnya saya diutus hanya untuk menyempurnakan akhlak yang mulia. (H.R. Abu Hurairah). 1 103 1 Jalaludin Abdurrahman Ibnu Abu Bakar Suyuti, Jami us Shoghir, (Asa Sirkatur Nur),

2 Dari pengertian hadits di atas dapat dipahami bahwa risalah Muhammad akan sampai tujuannya yaitu memperbaiki akhlak dengan menyempurnakan binaannya yaitu manusia kejalan yang baik. Menurut Ibnu Maskawaih yang dikutip oleh A. Mustofa akhlak merupakan kesadaran jiwa seseorang yang mendorongnya untuk melakukan perbuatan-perbuatan tanpa melalui pikiran (lebih dahulu) 2. Akhlak sebagai sifat yang tertanam dalam jiwa seseorang yang mampu melahirkan macammacam perbuatan baik maupun buruk secara gampang dan mudah (spontan) tanpa memerlukan pemikiran dan pertimbangan lebih dahulu. Akhlak mulia menunjukkan kecerdasan akhlak yang baik. Perilaku menggambarkan akhlak, akhlak menentukan posisi dan derajat seseorang. Problem akhlak adalah permasalahan yang harus serius mendapat perhatian khusus pada zaman modern ini. Dalam Islam sendiri, pendidikan akhlak juga mendapat perhatian khusus. Sebagaimana menurut Ali Abdul Halim Mahmud yang menyatakan bahwa: Pendidikan akhlak dalam Islam adalah pendidikan yang mengakui bahwa dalam kehidupan manusia menghadapi hal baik dan hal buruk. Kebenaran dan kebatilan, keadilan dan kezaliman, serta perdamaian dan peperangan. Realitas kehidupan manusia yang penuh dengan kontradiksi ini tidak dibiarkan begitu saja oleh Islam, karena hal ini akan membuat kondisi semakin buruk. Akan tetapi Islam memberikan petunjuk dan mengarahkan umat manusia dengan mendukung orang-orang shaleh mempersempit gerak 2 A. Mustofa, Akhlak Tasawuf, (Bandung: Pustaka Setia, 2005), hal. 11

3 orang-orang yang banyak berbuat kerusakan serta maksiat. Dengan demikian, diharapkan orang-orang yang banyak berbuat kerusakan dan maksiat tersebut mau meninggalkan kebiasaan buruk mereka 3. Pembentukan dan pembinaan akhlak sangat penting untuk diterapkan dan dikembangkan pada setiap anak. Karena pada dasarnya apabila mulai kecil sudah tertanam akhlak yang baik, maka dalam perkembangan menuju dewasa akan berakhlak baik pula. Sehingga pembinaan akhlak melalui lembaga-lembaga pendidikan terus dikembangkan dengan berbagai metode yang sesuai. Hal ini diharapkan dapat membentuk pribadi-pribadi yang berakhlakul karimah dalam membina Habluminallah dan Hablumminanas di dunia sampai akhirat. Guru merupakan komponen pendidikan yang sangat dominan dalam meningkatkan mutu pendidikan. Guru adalah orang yang terlibat langsung dalam proses pembelajaran di sekolah. Mengingat krisis akhlak yang melanda negeri ini, sebagaimana keluhan dari orang tua, pendidik, dan orang-orang yang berkecimpung dalam dunia keagamaan dan sosial berkenaan dengan ulah para siswa yang sukar dikendalikan, nakal, keras kepala, tawuran, mabukmabukan, pesta obat-obat terlarang dan sebagainya 4. Maka peran guru dalam upaya pembinaan anak sangat menentukan perubahan akhlak siswa. Gerakan pembinaan akhlak yang dilakukan guru di madrasah yaitu 1) memberikan pengajaran dan kegiatan yang bisa menumbuhkan pembentukan pembiasaan berakhlak mulia dan beradat kebiasaan yang baik, 2) membuat 2008), hal. 221 3 Ibid hlm. 121 4 Abuddin Nata, Manajemen Pendidikan, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group,

4 program kegiatan keagamaan, yang mana dengan kegiatan tersebut bertujuan untuk memantapkan rasa keagamaan siswa, membiasakan diri berpegang teguh pada akhlak mulia dan membenci akhlak yang rusak, selalu tekun beribadah dan mendekatkan diri kepada Allah dan bermu amalah yang baik. Pembinaan akhlak siswa melalui memberikan bimbingan, pengawasan dan pengajaran akhlak pada siswa. Tujuannya supaya siswa bisa membedakan mana akhlak yang baik dan mana akhlak yang buruk. Dengan demikian siswa akan paham dan mengerti bahwa perbuatan yang baiklah yang harus mereka kerjakan. Akhlak merupakan mutiara hidup yang membedakan makhluk manusia dengan makhluk lainnya, seandainya manusia tanpa akhlak, maka akan hilang derajat kemanusiaannya. Dengan demikian pembinaan akhlak merupakan suatu misi yang paling utama yang harus dilakukan oleh guru terhadap akhlak anak didik, guru merupakan komponen yang sangat berpengaruh dalam dunia pendidikan terkait erat dengan proses pembinaan akhlak siswa. Upaya pembinaan akhlak siswa sangat diperlukan atau menentukan guna mencegah terjadinya kebobrokan akhlak yang menganggu akhlak siswa. Upaya yang diaplikasikan dalam beberapa pendekatan, yaitu: pendekatan pengalaman, yakni 1) memberikan pengalaman keagamaan kepada peserta didik dalam rangka penanaman nilai-nilai keagamaan. 2) pendekatan pembiasaaan, yakni memebrikan kesempatan kepada peserta didik yang senantiasa mengamalkan ajaran agamanya atau akhlakul karimah. 3) pendekatan emosional, yakni usaha untuk menggugah perasaan dan emosi

5 peserta didik dalam meyakini, memahami, dan menghayati akidah Islam serta memberi motivasi agar peserta didik ikhlas mengamalkan ajaran agamanya khususnya yang berkaitan dengan akhlakul karimah. 4) pendekatan keteladanan, yakni menyuguhkan keteladanan, baik yang langsung melalui penciptaan kondisi pergaulan yang akrab antara personal sekolah, pelaku pendidik dan tenaga kependidikan lain yang mencerminkan akhlak terpuji, maupun yang tidak langsung melalui suguhan ilustrasi kisah-kisah keteladanan 5. Pendidikan agama perlu ditingkatkan kualitasnya dengan melibatkan unsur kedua orang tua, sekolah dan masyarakat serta dengan mempergunakan berbagai cara yang efektif. Pembinaan akhlakul karimah bukan hanya menjadi tanggung jawab guru agama saja, tetapi tanggung jawab seluruh guru. Pengajaran harus diikuti dengan pendidikan dengan cara menunjukkan aspek pendidikan pada setiap ilmu yang diajarkan. Berbagai situasi dan kondisi lingkungan harus dijauhkan dari hal-hal yang dapat merusak akhlak. Berpijak dari uraian di atas, maka dari diri penulis tumbuh keinginan untuk mengadakan penelitian yang tertuang dalam sebuah tesis dengan judul Upaya Guru Dalam Pembinaan Akhlak Siswa di MI Miftahul Huda Sidang Sidorahayu Kabupaten Mesuji. 5 Muhaimin, Paradigma Pendidikan, hal 174

6 B. Identifikasi dan batasan Masalah Agar penulis dapat fokus melakukan penelitian ini dan supaya pembahasan dalam penelitian ini maka penulis mengganggap perlu melakukan pembatasan permasalahan dalam penelitian ini. Dan penulis membatasi masalah dalam tesis ini pada Upaya Guru Dalam Pembinaan Akhlak Siswa di MI Miftahul Huda Sidang Sidorahayu Kabupaten Mesuji. C. Rumusan Masalah Berpijak pada persoalan-persoalan yang telah penulis paparkan pada latar belakang diatas, maka penulis merumuskan masalah penelitian ini pada: 1. Bagaimana perencanaan pembinaan akhlak siswa di MI Miftahul Huda Sidang Sidorahayu? 2. Bagaimana proses pembinaan akhlak siswa di MI Miftahul Huda Sidang Sidorahayu? 3. Apa saja kendala dalam upaya pembinaan akhlak siswa di MI Miftahul Huda Sidang Sidorahayu? 4. Apa saja solusi dalam upaya pembinaan akhlak siswa di MI Miftahul Huda Sidang Sidorahayu? D. Tujuan dan Kegunaan Penelitian 1. Tujuan Penelitian a. Untuk mengetahui perencanaan pembinaan akhlak siswa di MI Miftahul Huda Sidang Sidorahayu.

7 b. Untuk mengetahui proses pembinaan akhlak siswa di MI Miftahul Huda Sidang Sidorahayu. c. Untuk mengetahui kendala dalam upaya pembinaan akhlak siswa di MI Miftahul Huda Sidang Sidorahayu. d. Untuk mengetahui solusi dalam upaya pembinaan akhlak siswa di MI Miftahul Huda Sidang Sidorahayu 2. Kegunaan Penelitian a. Secara Teoritis 1. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi bagi kajian dan upaya akhlak pada anak. 2. Sebagai tambahan khazanah keilmuwan dibidang peningkatan kualitas pendidikan Islam, khususnya tentang upaya pembinaan akhlak siswa. b. Secara Praktis 1. Bagi MI Miftahul Huda Sidang Sidorahayu Hendaknya penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan masukan bagi upaya pembinaan akhlak siswa khususnya di MI Miftahul Huda Sidang Sidorahayu. 2. Bagi peneliti selanjutnya Hendaknya penelitian ini dapat dijadikan bahan referensi untuk penelitian berikutnya yang berhubungan dengan upaya pembinaan akhlak siswa.

8 3. Bagi Pembaca Hendaknya penelitian ini dapat digunakan untuk memberikan pemahaman kepada pembaca akan pentingnya upaya pembinaan akhlak siswa. Adapun penanaman ini bertujuan untuk mencegah kebrobokan moral yang lagi melanda bangsa ini. E. Kerangka Pikir Problem akhlak adalah permasalahan yang harus serius mendapat perhatian khusus pada zaman modern ini. Dalam Islam sendiri, pendidikan akhlak juga mendapat perhatian khusus. Sebagaimana menurut Ali Abdul Halim Mahmud yang menyatakan bahwa: Pendidikan akhlak dalam Islam adalah pendidikan yang mengakui bahwa dalam kehidupan manusia menghadapi hal baik dan hal buruk. Kebenaran dan kebatilan, keadilan dan kezaliman, serta perdamaian dan peperangan. Realitas kehidupan manusia yang penuh dengan kontradiksi ini tidak dibiarkan begitu saja oleh Islam, karena hal ini akan membuat kondisi semakin buruk. Akan tetapi Islam memberikan petunjuk dan mengarahkan umat manusia dengan mendukung orangorang shaleh mempersempit gerak orang-orang yang banyak berbuat kerusakan serta maksiat. Dengan demikian, diharapkan orang-orang yang banyak berbuat kerusakan dan maksiat tersebut mau meninggalkan kebiasaan buruk mereka 6. Pembentukan dan pembinaan akhlak sangat penting untuk diterapkan dan dikembangkan pada setiap anak. Karena pada dasarnya apabila mulai kecil sudah tertanam akhlak yang baik, maka dalam perkembangan menuju dewasa akan berakhlak baik pula. Sehingga pembinaan akhlak melalui lembaga-lembaga pendidikan terus dikembangkan dengan berbagai metode 6 Ibid hlm. 121

9 yang sesuai. Hal ini diharapkan dapat membentuk pribadi-pribadi yang berakhlakul karimah dalam membina Habluminallah dan Hablumminanas di dunia sampai akhirat. Guru merupakan komponen pendidikan yang sangat dominan dalam meningkatkan mutu pendidikan. Guru adalah orang yang terlibat langsung dalam proses pembelajaran di sekolah. Mengingat krisis akhlak yang melanda negeri ini, sebagaimana keluhan dari orang tua, pendidik, dan orang-orang yang berkecimpung dalam dunia keagamaan dan sosial berkenaan dengan ulah para siswa yang sukar dikendalikan, nakal, keras kepala, tawuran, mabukmabukan, pesta obat-obat terlarang dan sebagainya 7. Maka peran guru dalam upaya pembinaan anak sangat menentukan perubahan akhlak siswa. Gerakan pembinaan akhlak yang dilakukan guru di madrasah yaitu 1) memberikan pengajaran dan kegiatan yang bisa menumbuhkan pembentukan pembiasaan berakhlak mulia dan beradat kebiasaan yang baik, 2) membuat program kegiatan keagamaan, yang mana dengan kegiatan tersebut bertujuan untuk memantapkan rasa keagamaan siswa, membiasakan diri berpegang teguh pada akhlak mulia dan membenci akhlak yang rusak, selalu tekun beribadah dan mendekatkan diri kepada Allah dan bermu amalah yang baik. Pembinaan akhlak siswa melalui memberikan bimbingan, pengawasan dan pengajaran akhlak pada siswa. Tujuannya supaya siswa bisa membedakan mana akhlak yang baik dan mana akhlak yang buruk. Dengan demikian siswa akan paham dan mengerti bahwa perbuatan yang baiklah yang harus mereka 7 Abuddin Nata, Op Cit

10 kerjakan. Akhlak merupakan mutiara hidup yang membedakan makhluk manusia dengan makhluk lainnya, seandainya manusia tanpa akhlak, maka akan hilang derajat kemanusiaannya. Dengan demikian pembinaan akhlak merupakan suatu misi yang paling utama yang harus dilakukan oleh guru terhadap akhlak anak didik, guru merupakan komponen yang sangat berpengaruh dalam dunia pendidikan terkait erat dengan proses pembinaan akhlak siswa. Upaya pembinaan akhlak siswa sangat diperlukan atau menentukan guna mencegah terjadinya kebobrokan akhlak yang menganggu akhlak siswa. Upaya yang diaplikasikan dalam beberapa pendekatan, yaitu: pendekatan pengalaman, yakni 1) memberikan pengalaman keagamaan kepada peserta didik dalam rangka penanaman nilai-nilai keagamaan. 2) pendekatan pembiasaaan, yakni memebrikan kesempatan kepada peserta didik yang senantiasa mengamalkan ajaran agamanya atau akhlakul karimah. 3) pendekatan emosional, yakni usaha untuk menggugah perasaan dan emosi peserta didik dalam meyakini, memahami, dan menghayati akidah Islam serta memberi motivasi agar peserta didik ikhlas mengamalkan ajaran agamanya khususnya yang berkaitan dengan akhlakul karimah. 4) pendekatan keteladanan, yakni menyuguhkan keteladanan, baik yang langsung melalui penciptaan kondisi pergaulan yang akrab antara personal sekolah, pelaku pendidik dan tenaga kependidikan lain yang mencerminkan akhlak terpuji, maupun yang tidak langsung melalui suguhan ilustrasi kisah-kisah keteladanan.

11 Agar lebih mudah dipahami dan lebih jelas kerangka pikir tentang Upaya pembinaan akhlak siswa di MI Miftahul Huda Sidang Sidorahayu berikut akan penulis sajikan kerangka pikir penelitian ini dalam bentuk bagan: Gambar 1 Kerangka pikir Upaya pembinaan akhlak siswa di MI Miftahul Huda Upaya pembinaan akhlak siswa di MI Miftahul Huda melalui : 1. Memberikan pengalaman keagamaan kepada peserta didik dalam rangka penanaman nilai-nilai keagamaan. 2. Pendekatan Pembiasaaan 3. Pendekatan Emosional 4. PendekatanKeteladanan Siswa MI Miftahul Huda Berahlak Mulia