karena harus mengorbankan aspek lingkungan hidup.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. sekitarnya. Menurut isi dari Pasal 1 ayat 2 Undang-Undang Nomor 5 Tahun tentang Perindustrian, Industri adalah :

BAB I PENDAHULUAN. Untuk tercapainya kesejahteraan dan kemakmuran rakyat Indonesia maka

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan yang semakin meningkat mengandung resiko pencemaran dan. yang menjadi pendukung kehidupan manusia telah rusak.

BAB I PENDAHULUAN. dalam melakukan usaha pelestarian fungsi air terutama pemerintah pusat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Salah satu tujuan utama pengelolaan lingkungan hidup adalah

BAB I PENDAHULUAN. baik dari segi manfaat maupun penggunaannya. Hal ini dapat dilihat

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PARTISIPASI PELAKU USAHA RESTORAN DALAM PELESTARIAN FUNGSI LINGKUNGAN MENURUT UU NO.23 TAHUN 1997

Bab I. Pendahuluan. pencucian pakaian atau yang lebih dikenal dengan jasa laundry. Usaha

BAB I PENDAHULUAN. kesadaran masyarakat dan adanya hubungan timbal balik terhadap

BAB III METODE PENELITIAN. Pendekatan ini adalah penelitian hukum normatif empiris.penelitian hukum

BAB I PENDAHULUAN. menggali dan mengolah sumber daya alam dengan sebaik-baiknya yang meliputi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Keberadaan sampah tidak lepas dari adanya aktivitas manusia di

BAB I PENDAHULUAN. menarik kunjungan wisatawan. Wisatawan yang datang berkunjung. negara dan masyarakat di lokasi obyek wisata.

BAB I PENDAHULUAN. yang dianggapnya sudah tidak berguna lagi, sehingga diperlakukan sebagai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia adalah negara yang mempunyai potensi pertambangan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Indonesia merupakan negara yang kaya akan bahan galian (tambang).

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. ataupun pekerjaan. Baik pekerjaan yang diusahakan sendiri maupun bekerja pada orang lain.

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan keperduliannya terhadap masalah-masalah lingkungan

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan hidup sehingga pembangunan nasional berwawasan lingkungan tidak

BAB I PENDAHULUAN. Lingkungan Hidup menurut Pasal 1 angka 1 Undang-Undang Nomor 23

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Tidak ada seorangpun di dunia ini yang menginginkan menjalani

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara yang kaya akan sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. Negara. Kemajuan perindustrian tidak lepas dari peran pemerintah. memberi kemudahan di sektor perizinan industri.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perkembangan pembangunan yang terjadi di Indonesia sangat berdampak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembangunan ketenagakerjaan sebagai bagian integral dari

BAB I PENDAHULUAN. Lingkungan hidup Indonesia yang dianugerahi Tuhan Yang Maha Esa

BAB I PENDAHULUAN. adalah pembangunan di bidang perekonomian. Pembangunan ini dilakukan oleh

BAB I KETENTUAN UMUM

BAB I PENDAHULUAN. sekarang tanpa harus merugikan generasi yang akan datang. longsor dan banjir. Namun kekurangan air juga dapat menimbulkan masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembangunan sosial ekonomi sebagai salah satu pelaksanaan kebijakan

BAB I PENDAHULUAN. bahwa hakekat Pembangunan Nasional adalah Pembangunan Manusia Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. tidak mendapat perlindungan sebagaimana mestinya. Dalam Pasal 27 ayat (2)

BAB I PENDAHULUAN. ada sehingga setiap manusia diharapkan mampu menghadapi tantangan sesuai

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan pembangunan nasional di Indonesia ini menyebabkan. adanya suatu peningkatan pembangunan dalam segala bidang, seperti

IZIN PEMBUANGAN LIMBAH CAIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MUARA ENIM,

BAB I PENDAHULUAN. dikembangkan dengan baik agar dapat menjadi sumber penghidupan bagi manusia

BAB III METODE PENELITIAN. pengamatan, maupun wawancara langsung. Ada juga yang berpendapat sama dengan

BAB I PENDAHULUAN. yang datang ke Yogyakarta untuk tujuan wisata, pendidikan, ataupun tinggal dan

BAB I PENDAHULUAN. dari industri masih banyak pabrik yang kurang memperhatikan mengenai

BAB I PENDAHULUAN. dalam diri manusia. Sebagai hak dasar yang dimiliki oleh setiap manusia, hak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dunia perbankan merupakan salah satu lembaga keuangan yang mempunyai

BUPATI BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN BLITAR NOMOR 2 TAHUN 2015 TENTANG IZIN LINGKUNGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BLITAR TAHUN 2015 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BLITAR NOMOR 2 TAHUN 2015 TENTANG IZIN LINGKUNGAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Di Indonesia terdapat banyak sungai yang menjadi sumber kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. diperlukan pegawai negeri yang merupakan unsur aparatur negara yang. ketaatan kepada pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945.

BAB 1 PENDAHULUAN. Kehidupan bangsa Indonesia tidak bisa luput dari masalah hukum yang

I. PENDAHULUAN. Lingkungan hidup Indonesia merupakan karunia Tuhan Yang Maha Esa yang

termasuk manusia dan prilakunya

BAB I PENDAHULUAN. kelamin, suku, ras, agama, dan aliran politik sesuai dengan minat dan kemampuan

PEMERINTAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 4 TAHUN 2008 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEMBRANA NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG PERINDUSTRIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI JEMBRANA,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BENGKAYANG NOMOR 1 TAHUN 2007 TENTANG PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BENGKAYANG,

PEMERINTAH KABUPATEN MALANG

BAB I PENDAHULUAN. terciptanya sumberdaya manusia unggul yang dapat membantu terwujudnya

BAB III METODE PENELITIAN. normatif empiris adalah penelitian hukum mengenai pemberlakuan ketentuan

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya tambang (bahan galian). Negara Indonesia termasuk negara yang

BAB I PENDAHULUAN. barang maka semakin besar pula volume sampah yang dihasilkan. 1. dan volumenya akan berbanding lurus dengan jumlah penduduk.

BAB I PENDAHULUAN. tersebut, maka dikatakan udara sudah tercemar. Sumber pencemaran udara dapat berasal dari berbagai kegiatan antara

BAB I PENDAHULUAN. meningkatnya pembangunan dan hasil-hasilnya, maka semakin meningkat pula

BAB I PENDAHULUAN dituangkan dalam Undang-Undang Pokok-pokok Agraria (UUPA). Pasal 2

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalan penelitian normatif empiris. Penelitian

PERATURAN DAERAH KABUPATEN HALMAHERA TIMUR NOMOR 7 TAHUN 2013 TENTANG IZIN PEMBUANGAN LIMBAH CAIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI BLORA PERATURAN BUPATI BLORA NOMOR 17 TAHUN 2015 TENTANG

III. METODE PENELITIAN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 1999 TENTANG PENGENDALIAN PENCEMARAN DAN/ATAU PERUSAKAN LAUT PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. sebagaimana amanat Pancasila dan Undang-Undang Dasar. Indonesia Tahun Dalam Pasal 28 H ayat (1) UUD 1945 disebutkan bahwa

BAB I PENDAHULUAN. memenuhi kebutuhan konsumen. Menurut Undang-Undang No. 23 Tahun

BUPATI JOMBANG PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN JOMBANG NOMOR 4 TAHUN 2014 TENTANG IZIN PEMBUANGAN AIR LIMBAH DAN PEMANFAATAN AIR LIMBAH

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian hukum merupakan suatu kegiatan ilmiah yang didasarkan pada metode,

PEMERINTAH KABUPATEN SLEMAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SLEMAN NOMOR 4 TAHUN 2007 TENTANG IZIN PEMBUANGAN AIR LIMBAH BUPATI SLEMAN,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Negara Indonesia merupakan salah satu negara di dunia yang

BAB I PENDAHULUAN. menikmati dan melestarikan hasil pembangunan. disebabkan oleh beberapa kendala yaitu:

BAB I PENDAHULUAN. kerja baik antara pelanggan/klien (customer) dengan pengusaha jasa

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 1999 TENTANG PENGENDALIAN PENCEMARAN DAN ATAU PERUSAKAN LAUT PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Tujuan pembangunan nasional yang dilaksanakan dalam pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 telah dinyatakan tujuan nasional

BAB I PENDAHULUAN. dewasa ini masih menemui banyak kendala sebagai akibat dari belum terwujudnya

2 masyarakat sekitarnya akan sangat berbahaya dan menimbulkan masalah kesehatan baru diantaranya tetanus, infeksi, pencemaran udara dan pencemaran air

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 1999 TENTANG PENGENDALIAN PENCEMARAN DAN/ATAU PERUSAKAN LAUT

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada era globalisasi seperti sekarang ini, perkembangan

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERANG NOMOR : 515 TAHUN : 2001 SERI : C PERATURAN DAERAH KABUPATEN SERANG NOMOR 13 TAHUN 2001 TENTANG PENGENDALIAN LIMBAH

BAB I PENDAHULUAN. Pembukaan Undang-Undang Dasar tahun 1945 yaitu melindungi segenap

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembangunan nasional negara Indonesia dilaksanakan dalam rangka

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 1999 TENTANG PENGENDALIAN PENCEMARAN DAN/ATAU PERUSAKAN LAUT

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 1999 TENTANG PENGENDALIAN PENCEMARAN DAN/ATAU PERUSAKAN LAUT PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. sesuatu serta dengan maksud untuk mengatur tata tertib kehidupan

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR

BAB 1 PENDAHULUAN. itu ekonomi secara terus-menerus mengalami pertumbuhan dan perubahan. Manusia

BAB I PENDAHULUAN. tempat tinggal juga sebagai sumber penghidupan manusia.

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan konveksi tersebut biasa disebut dengan Clothing Company.

III. METODE PENELITIAN. Upaya untuk mendapatkan data yang diperlukan dalam melakukan penelitian

Mata Ajaran : Manajemen Lingkungan Rumah Sakit Topik : Lingkungan Hidup & Sistem Manajemen Lingkungan RS Minggu Ke : II

I. PENDAHULUAN. Amartya Sen, peraih Nobel Ekonomi tahun 1998, menyatakan bahwa. bersama akan maksimal, dengan demikian kemakmuran sebuah bangsa dapat

BAB I PENDAHULUAN. dibentuklah suatu lembaga yang dikenal dengan nama Lembaga Ombudsman

I. PENDAHULUAN. berintegrasi dengan lingkungan dimana tempat mereka hidup. Dengan demikian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Subyek hukum manusia adalah setiap orang yang mempunyai kemampuan

Transkripsi:

BAB I 13 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Berbagai macam usaha dilakukan demi tercapainya kesejahteraan dan kemakmuran rakyat Indonesia. Salah satunya adalah melalui kegiatan industri, kegiatan ini dilakukan untuk menghasilkan barangbarang untuk memenuhi kebutuhan hidup masyarakat, disamping itu industri juga mempunyai peran sangat penting dalam menyerap tenaga kerja. Menurut Pasal 1 butir 2 Undang-Undang No.5 Tahun 1984, Perindustrian adalah Semua kegiatan ekonomi berupa pengolahan barang menjadi bernilai lebih tinggi untuk penggunanya, termasuk rancang bangun. Selain keterkaitannya dengan masalah ekonomi dan kesejahteraan, kegiatan industri juga memiliki keterkaitan dengan lingkungan hidup. Kegiatan perindustrian baik yang berskala besar maupun bersekala kecil apabila dalam proses produksinya tidak mengindahkan keselamatan lingkungan hidup dapat menyebabkan masalah lingkungan, yaitu pencemaran lingkungan dan kerusakan lingkungan. Tentu saja harus dilakukan upaya agar kegiatan perindustrian yang dilaksanakan tidak menyebabkan pencemaran dan kerusakan lingkungan. Karena apabila terjadi kerusakan lingkungan maka tujuan mensejahterakan rakyat tidak akan tercapai secara baik, karena harus mengorbankan aspek lingkungan hidup. Didalam setiap kegiatan industri selalu akan menghasilkan limbah

14, yaitu sisa suatu usaha dan/kegiatan. Limbah yang dihasilkan tersebut harus dikelola dengan benar, namun upaya mengelola limbah tidak mudah dan memerlukan pengetahuan tentang limbah (padat,cair,gas dan B3) unsur-unsur yang terkandung di dalam limbah serta cara penanganan limbah agar tidak mencemari lingkungan. Selain itu diperlukan kemampuan mengolah limbah agar menjadi lebih aman ketika dibuang di lingkungan dan mengurangi jumlah limbah yang akan dibuang ke alam. Masalah limbah industri tidak dapat diabaikan begitu saja karena limbah industri memberikan dampak nyata bagi kesehatan manusia. Selain itu limbah industri juga berpotensi menimbulkan masalah kesehatan lingkungan hidup. Semakin bertambah volume limbah industri berarti akan bertambah pula kemungkinan tercemarnya lingkungan.. Maka sangatlah penting bagi hukum untuk mengatur segala sesuatu yang terkait dengan pengelolaan limbah industri sebagai upaya pencegahan terjadinya pencemaran dan perusakan lingkungan akibat limbah industri. Bantul memiliki daya tarik sebagai lokasi penelitian karena adanya pemberitaan media mengenai permasalahan lingkungan yang berkaitan dengan limbah, antara lain, matinya tujuh ton ikan, pengelolaan limbah penyamakan kulit, dan digunakannya limbah pembuangan Pabrik Gula Madukismo sebagai sarana terapi kesehatan Tanpa mengenyampingkan permasalahan pengelolaan limbah lainnya, fenomena pemanfaatan limbah industri sebagai sarana terapi kesehatan telah menarik penulis untuk membuktikan apakah peristiwa ini benar-benar terjadi, atau pernah terjadi. Untuk membuktikan kebenaran atas peristiwa ini penulis sudah mendatangi lokasi dan berbicara kepada

15 beberapa orang penduduk sekitar pabrik, dan semuanya mengatakan kebenaran peristiwa tersebut bahwa limbah yang dikeluarkan dari Pabrik Gula dan Spiritus Madukismo dapat meningkatkan produktifitas pertanian dan dapat menyembuhkan penyakit, sebagian bahkan menghiraukan papan himbauan yang dipasang oleh Pemda Bantul yang berisi larangan untuk berendam di saluran limbah buangan pabrik. 1 Selain memperoleh informasi dari masyarakat sekitar pabrik, penulis juga berusaha memperoleh informasi dari media, dalam hal ini penulis kesulitan menemukan koran atau majalah dalam bentuk fisik yang menuliskan tentang limbah Pabrik Gula dan Spiritus Madukismo yang dimanfaatkan untuk peningkatan produktifitas pertanian dan kesehatan. Namun dari hasil penelusuran melalui media internet, penulis menemukan banyak sekali informasi mengenai peristiwa ini. Banyak yang menunjukkan sikap skeptis saat penulis membaca pendapat masyarakat di media internet yang menyoroti peristiwa pemanfaatan limbah untuk produktifitas pertanian dan kesehatan. Namun, hal tersebut sungguh bertolak belakang pada saat penulis berbicara dengan masyarakat sekitar pabrik, mereka justru menantikan datangnya musim giling dengan harapan mereka bisa segera memanfaatkan limbah buangan Pabrik Gula dan Spiritus Madukismo untuk pertanian dan kesehatan mereka, dan sekali lagi tanpa peduli larangan yang telah disampaikan oleh Pemda Bantul (untuk berendam di saluran pembuangan limbah pabrik). 1 http://okezone.com/news/warga Masih Nekat Berendam di Limbah Pabrik Gula.Tanggal 2 Juni 2009

16 Peristiwa pemanfaatan limbah industri sebagai sarana terapi kesehatan adalah fenomena yang telah menarik hati penulis untuk mengarahkan lokasi penelitiannya ke Kabupaten Bantul, kemudian diawali dari itu penulis menemukan permasalahan pengelolaan lingkungan hidup lainnya, yaitu yang terjadi pada industri kecil di Kabupaten Bantul, khususnya industri penyamakan kulit yang limbahnya memiliki dampak cukup serius terhadap kesehatan lingkungan. Secara umum, masalah limbah merupakan salah satu faktor yang berpengaruh terhadap lingkungan hidup, hal ini semakin jelas terlihat seiring pertumbuhan industri dimana kebutuhan hidup manusia untuk mencapai kemakmuran harus dipenuhi oleh sektor-sektor produksi baik negara maupun swasta. Untuk mengendalikan timbulnya kerusakan terhadap lingkungan hidup akibat limbah, maka sangat diperlukan kerja sama yang baik antara pemerintah dengan masyarakat. Karena sebaik apapun peraturan hukum yang dibuat oleh pemerintah, semuanya tidak akan berarti tanpa didukung oleh kesadaran masyarakat akan pentingnya memelihara lingkungan hidup. Hal ini akan tercapai ketika masyarakat sadar bahwa dirinya bukan hanya manusia sosial saja, tetapi juga manusia lingkungan hidup. B. Rumusan Masalah 1. Bagaimanakah pelaksanaan kewajiban pengelolaan limbah industri di Kabupaten Bantul sebagai upaya pencegahan pencemaran dan perusakan lingkingan hidup?

17 2. Kendala-kendala apa saja yang dialami dalam pengelolaan limbah industri di Kabupaten Bantul? C. Tujuan Penelitian 1. Untuk mengetahui bagaimana pengelolaan limbah industri di Kabupaten Bantul. 2. Untuk mengetahui kendala-kendala apa saja yang dialami dalam pengelolaan limbah industri di Kabupaten Bantul. D. Manfaat Penelitian Untuk memberikan sumbangan pemikiran terhadap perkembangan hukum lingkungan nasional. 1. Untuk memberikan masukan dan informasi kepada pemerintah Kabupaten Bantul dalam usaha pengendalian masalah kerusakan dan pencemaran lingkungan akibat limbah industri. 2. Untuk memberikan pendidikan kepada masyarakat luas pada umumnya serta masyarakat Kabupaten Bantul pada khususnya untuk lebih mengenal limbah industri dan mengetahui dampaknya bagi lingkungan hidup. E. Keaslian Penelitian Dengan ini penulis menyatakan bahwa laporan penelitian ini merupakan hasil karya asli penulis. Menurut sepengetahuan penulis, judul dan rumusan masalah mengenai Aspek Hukum Pengelolaan Limbah Industri Sebagai Upaya Pencegahan Pencemaran Dan Perusakan

18 Lingkungan Di Kabupaten Bantul, belum ada yang meneliti dan bukan merupakan duplikasi atau plagiasi dari penelitian penulis lain. F. Batasan Konsep 1. Pengertian Aspek Hukum Didalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata aspek sama pengertiannya dengan sudut pandang (aspek kb. Sudut pandangan 2 ). Jadi, ditarik dari pengertian tersebut maka pengertian dari aspek hukum adalah kajian atau tinjauauan hukum yang normatif, yaitu tinjauan berdasar perundangundangan yang berlaku dan yang berkaitan dengan pengelolaan limbah. Dalam hal ini hukum dilihat sebagai sarana dalam pengaturan dan pengelolalaan limbah. 2. Pengertian Limbah Limbah adalah sisa sauatu usaha dan/ atau kegiatan. Pengertian ini berdasar pada Pasal 1 angka 20 Undang-Undang No.32 Tahun 2009 Tentang Perlindungan Dan Pengelolaan Lingkungan Hidup. 3. Pengertian Industri Industri adalah kegiatan ekonomi berupa pengolahan barang menjadi bernilai lebih tinggi untuk penggunanya, termasuk rancang bangun. Pengertian ini berdasar pada Pasal 1 2 Tim Prima Pena, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Gitamedia Press, Jakarta, 2005, hlm.75

19 ayat 2 Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1984 Tentang Perindustrian. 4. Pengertian Pencemaran Pencemaran (lingkungan hidup) adalah masuk atau dimasukkannya makhluk hidup, zat, energi, dan/atau komponen lain ke dalam lingkungan hidup oleh kegiatan manusia sehingga melampaui baku mutu lingkungan hidup yang telah ditetapkan. Pengertian ini berdasar pada Pasal 1 Butir 14 Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 Perlindungan Dan Pengelolaan Lingkungan Hidup. 5. Pengertian Perusakan Perusakan (lingkungan hidup) adalah tindakan orang yang menimbulkan perubahan langsung atau tidak langsung terhadap sifat fisik, kimia,dan/atau hayati lingkungan hidup sehingga melampaui kriteria baku kerusakan lingkungan hidup. Pengertian ini berdasar pada Pasal 1 Butir 16 Undang Undang Nomor 32 Tahun 2009 Tentang Perlindungan Dan Pengelolaan Lingkungan Hidup. G. Metode Penelitian 1. Jenis Penelitian Jenis penelitian dalam penulisan hukum ini adalah penelitian empiris, yaitu penelitian yang berfokus pada perilaku masyarakat hukum ( law in action ), dan penelitian ini memerlukan

20 data primer sebagai data utama disamping data sekunder (bahan umum) 3. 2. Sumber Data a. Data primer yaitu data yang diperoleh dengan cara mengumpulkan keterangan secara langsung dari pihakpihak yamg terkait dengan obyek yang diteliti sebagai data utama. Dalam hal ini penulis melakukan penelitian dengan mendatangi langsung pelaku industri di Kabupaten Bantul yaitu Pabrik Gula Madukismo dan Industri Penyamakan Kulit milik Bapak Hudi Wahono di Sewon, serta mendatangi dinas-dinas terkait dalam pengelolaan limbah industri yaitu BLH Bantul dan Dinas Perindustrian. b. Data sekunder yaitu data yang diperoleh dari kepustakaan yang berwujud peraturan perundang-undangan, buku, majalah, surat kabar, dan dokumen-dokumen lain yang berhubungan dengan masalah yang diteliti. Data ini diperoleh dari : a. Bahan-bahan hukum primer berupa peraturan perundangundangan (hukum positif) antara lain : 1) Undang-Undang Dasar 1945 Pasal 34 ayat 3 2) Undang-Undang Nomor 5 Tahun Tahun 1984 Tentang : Perindustrian. 3 Tim Penyusun, Pedoman Penulisan Hukum / Skripsi, UAJY, Yogyakarta, 2006, hlm 2

21 3) Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2009 Tentang Perlindungan Dan Pengelolaan Lingkungan Hidup. 4) Peraturan Pemerintah No.18 Tahun 1999 Tentang : Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun 5) Peraturan Daerah Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 3 Tahun Tahun 1997 Tentang Pengendalian Pembuangan Limbah Cair 6) Peraturan Daerah Nomor 12 Tahun 2002 Tentang Izin Industri Di Kabupaten Bantul 7) Peraturan Bupati Bantul Nomor 3 Tahun 2005 Tentang Pedoman Pengelolaan Pengaduan Dan Penyelesaian Kasus Pencemaran Dan/Atau Perusakan Lingkungan Hidup Di Kabupaten Bantul b. Bahan-bahan hukum sekunder berupa pendapat hukum yang diperoleh dari buku-buku tentang Pengelolaan Air Limbah, Perindustrian, Pengawasan Lingkungan Hidup. c. Bahan-bahan hukum tersier berupa Kamus Besar Bahasa Indonesia. 3. Metode Pengumpulan Data a. Dengan cara wawancara secara langsung pada pihak-pihak yang bersangkutan dalam memecahkan masalah yang ada

22 dalam penelitian dengan pedoman wawancara secara terbuka. b. Dengan studi kepustakaan dengan melakukan pengumpulan data dari perundang-undangan, buku-buku, literatur, serta dokumen-dokumen yang terkait dengan pokok permasalahan yang diteliti dan selanjutnya dipelajari sebagai satu kesatuan yang utuh. 4. Lokasai Penelitian Lokasi penelitian penulisan hukum ini adalah di kabupaten Bantul. 5. Responden a. Responden : 1) Hudi Wahono, Pelaku Industri kecil di Kabupaten Bantul 2) Ata Nurochman, Kasie. Pengelolaan limbah Pabrik Gula Dan Spiritus Madukismo. 3) 3 orang warga dusun Kasihan, 1 orang warga Sewon b. Nara Sumber 3) Agustiarini, Kasie limbah industri BLH Bantul 4) Marsudi, Kabid. Perindustrian Disperindag Bantul 6. Metode Analisis Data Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis kualitatif. Analisis kualitatif yaitu analisis dengan

menggunakan ukuran 23 kualitatif. Analisis dengan ukuran kualitatif adalah analisis yang dilakukan dengan memahami dan merangkai data yang dikumpulkan secara sistemis sehingga diperoleh gambaran yang nyata mengenai persoalan yang diteliti. Proses penalaran dalam menarik kesimpulan digunakan metode berpikir induktif, yaitu metode berfikir yang berasal dari proposisi khusus dan berakhir pada suatu kesimpulan yang berupa asas umum.