BAB II HASIL SURVEY. 2.1 Gambaran Umum Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional VIII. Jenderal Bina Marga, Kementrian Pekerjaan Umum.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II GAMBARAN UMUM BBPJN VIII. 2.1 Sejarah Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional VIII

BAB II HASIL SURVEY. 2.1 Gambaran Umum Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional VIII. Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional (BBPJN) VIII merupakan satu

MENTERI PEKERJAAN UMUM REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM NOMOR : 23/PRT/M/2008 TENTANG

PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM NOMOR : 21/PRT/M/2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA UNIT PELAKSANA TEKNIS KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM

BAB X INSPEKTORAT JENDERAL. Bagian Kesatu Kedudukan, Tugas, dan Fungsi

MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA

- 1 - PERATURAN MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI

LAPORAN REKAPITULASI ANGGARAN T.A2017

BUPATI BULUKUMBA PROVINSI SULAWESI SELATAN

GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 72 TAHUN 2008 TENTANG

PROFIL BIRO KEUANGAN

BUPATI TANAH BUMBU PROVINSI KALIMANTANN SELATAN PERATURAN BUPATI TANAH BUMBU NOMOR 24 TAHUN TENTANG

d. pengendalian perencanaan dan operasional rehabilitasi/ e. pelaksanaan urusan ketatausahaan; f. pelaksanaan tugas lain yang diberikan Kepala Dinas s

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI

d. Kepala Seksi Bahan dan Peralatan; e. Kelompok Jabatan Fungsional.

SALINAN. Perangkat Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 114, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5887);

PERATURAN BUPATI GUNUNGKIDUL NOMOR 59 TAHUN 2011 TENTANG URAIAN TUGAS DINAS PEKERJAAN UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI GUNUNGKIDUL,

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH

TUGAS POKOK, FUNGSI DAN STRUKTUR DINAS PEKERJAAN UMUM DAN PENATAAN RUANG KAB. LOMBOK BARAT TAHUN 2017

BUPATI KAPUAS PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN BUPATI KAPUAS NOMOR 44 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI LUMAJANG PROVINSI JAWA TIMUR

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 68 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

WALIKOTA BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR

ORGANISASI DAN TATA KERJA DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM

2017, No Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2008 tentang Kementerian Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 166, Tambahan Lem

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2005 TENTANG

TUGAS POKOK DAN FUNGSI BADAN PEMBINAAN KONSTRUKSI KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM BAB X BADAN PEMBINAAN KONSTRUKSI BAGIAN PERTAMA TUGAS DAN FUNGSI

BUPATI KEBUMEN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI KEBUMEN NOMOR 67 TAHUN 2016 TENTANG

Peraturan Presiden Nomor 7 Tahun 2015 tentang Organisasi Kementerian Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 8);

BUPATI GRESIK PROVINSI JAWA TIMUR

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 50 TAHUN 2008 TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS KEPUTUSAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 130 TAHUN 2003

Walikota Tasikmalaya Provinsi Jawa Barat

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 13 TAHUN 2005 TENTANG

STRUKTUR ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI DIREKTORAT PRESERVASI JALAN. Jakarta, 22 Juni 2015

BERITA NEGARA. Ombudsman RI. Organisasi dan Tata Kerja. PERATURAN SEKRETARIS JENDERAL OMBUDSMAN REPUBLIK INDONESIA

BAGAN ORGANISASI SUBBAGIAN TATA USAHA SUBDIREKTORAT PEMBELAJARAN SUBDIREKTORAT SUBDIREKTORAT SARANA DAN PRASARANA SUBDIREKTORAT

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 31 TAHUN 2007 TENTANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN ENERGI DAN SUMBER DAYA MANUSIA. Tugas Dan Fungsi. Sekretariat Jenderal. Dewan Energi Nasional.

WALIKOTA SURAKARTA PERATURAN WALIKOTA SURAKARTA NOMOR 17 TAHUN 2008 TENTANG

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 68 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

MENTERI KETENAGAKERJAAN REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN KEPALA LEMBAGA SANDI NEGARA NOMOR 15 TAHUN 2016 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BALAI SERTIFIKASI ELEKTRONIK

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 43 Tahun 2009 tentang Kearsipan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 152, Tambahan

ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI

bawahan sesuai dengan peraturan dan prosedur yang berlaku;

BUPATI SUMEDANG PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI SUMEDANG NOMOR 7 TAHUN 2017 TENTANG

ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM

BUPATI BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI BLITAR NOMOR 57 TAHUN 2016 TENTANG

PERATURAN BUPATI SUMBAWA NOMOR 12 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS PEKERJAAN UMUM KABUPATEN SUMBAWA.

2 MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN PRESIDEN TENTANG KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG KEMARITIMAN. BAB I KEDUDUKAN, TUGAS, DAN FUNGSI Pasal 1 (1) Kemen

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BALI,

BAB II GAMBARAN UMUM ORGANISASI

BUPATI MALANG PROVINSI JAWA TIMUR

MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA KEPUTUSAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL NOMOR : 1065 TAHUN 2003 TENTANG

INDIKATOR KINERJA UTAMA BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN POHUWATO TAHUN 2015

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KLATEN,

BUPATI MANDAILING NATAL

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 133/PMK.01/2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA SEKRETARIAT KOMITE PENGAWAS PERPAJAKAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA,

*) Perubahan Pertama **) Perubahan Kedua

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

MENTERI KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

g. pelaksanaan urusan ketatausahaan; h. pelaksanaan tugas lain yang diberikan Kepala Dinas sesuai dengan tugas dan fungsinya. (3) Dalam melaksanakan f

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 47 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI

INDIKATOR KINERJA UTAMA BADAN PUSAT STATISTIK KOTA GORONTALO TAHUN 2015

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL TAHUN 2016

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN KETENAGAKERJAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I KEDUDUKAN, TUGAS, DAN FUNGSI

Gubernur Jawa Barat GUBERNUR JAWA BARAT,

WALIKOTA MATARAM PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN WALIKOTA MATARAM NOMOR : 43 TAHUN 2016 TENTANG

MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENKEU. Lembaga Manajemen Aset Negara. Tata Kerja. Organisasi.

MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2014 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PM 189 TAHUN 2015 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN PERHUBUNGAN

PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM NOMOR : 12/PRT/M/2006. TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BALAI BESAR WILAYAH SUNGAI. MENTERI PEKERJAAN UMUM,

PERATURAN BUPATI KUNINGAN NOMOR 42 TAHUN 2016 TENTANG

2 2. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok- Pokok Kepegawaian Timur ( Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1974 Nomor 55, Tambahan

BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI WONOSOBO NOMOR 68 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 55 TAHUN 2016 TENTANG

- 1 - BUPATI BANYUWANGI

MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA MUSEUM PENERANGAN.

Bagian Kedua Kepala Dinas Pasal 291 (1) Kepala Dinas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 290 huruf a, mempunyai tugas pokok membantu Gubernur dalam melak

LEMBARAN DAERAH KOTA CILEGON TAHUN : 2007 NOMOR : 2 PERATURAN DAERAH KOTA CILEGON NOMOR 2 TAHUN 2007 TENTANG

Paragraf 1 Kepala Sub Bagian Umum dan Kepegawaian

PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2013 TENTANG

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI

WALIKOTA BANJAR PERATURAN WALIKOTA BANJAR NOMOR 5 TAHUN 2013 TENTANG

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA O G K A R T A PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 28 TAHUN 2015

BAB I. PENDAHULUAN PENDAHULUAN

PERATURAN BUPATI SRAGEN NOMOR 108 TAHUN 2016 TENTANG

- 4 - BAB III SEKRETARIAT JENDERAL. Bagian Kesatu Kedudukan, Tugas, dan Fungsi

PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM NOMOR 03 TAHUN 2008 TENTANG

BUPATI BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 26 TAHUN 2008 TENTANG PENJABARAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS PEKERJAAN UMUM KABUPATEN BELITUNG

Transkripsi:

BAB II HASIL SURVEY 2.1 Gambaran Umum Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional VIII Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional (BBPJN) VIII merupakan satu dari delapan Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional di Indonesia yang bertanggung jawab dalam pengadaan maupun pemeliharan infrastruktur jalan dan jembatan nasional di Jawa Timur dan Bali. Lembaga ini berada dibawah Direktorat Jenderal Bina Marga, Kementrian Pekerjaan Umum. Lembaga ini dibentuk untuk meningkatkan dan mendorong pertumbuhan ekonomi nasional melalui percepatan pembangunan prasarana jalan jembatan yang handal dan akuntanbel guna mewujudkan kesejahteraan masyarakat. BBPJN VIII bertugas untuk melaksanakan, merencanakan dan melakukan pengawasan teknis, pelaksanaan konstruksi, serta pengendalian operasi dan pemeliharaan jalan dan jembatan nasional di Jawa Timur, dan Bali. Lembaga ini juga bertugas melakukan pengendalian mutu dan pelayanan penyediaan bahan dan peralatan, serta penatausahaan organisasi. BBPJN VIII ini juga berfungsi melakukan penyiapan data informasi sebagai bahan penyusunan program penanganan jalan nasional, serta pelaksanaan perencanaan dan teknis pembangunan jalan dan jembatan. Lembaga ini juga melaksanakan konstruksi, pengendalian operasi pemeliharaan jalan dan jembatan, serta menerapkan system manajemen mutu dan konstruksi jalan dan jembatan. Agar usia kelayakan dan usia kemantapan jalan 1

2 makin bertambah, BBPJN VIII telah dilengkapi dengan berbagai sarana baik berupa peralatan dan bertanggung jawab meningkatkan pemanfaatan, penyimpanan dan pemeliharaan bahan dan peralatan jalan dan jembatan, serta pelaksanaan pengujian mutu konstruksi 2.2 Struktur Organisasi BBPJN VIII Untuk kelancaran dan keberhasilan suatu perusahaan, maka perlu dibentuk struktur organisasi dengan tujuan agar dapat terlaksananya tugas dengan lancar dan baik. Berikut ini adalah Struktur Organisasi BBPJN VIII yang terdapat pada Gambar 2.1. Kepala Balai Besar Kabag. Tata Usaha Bidang Perencanaan dan Pemantauan Bidang Pengajuan dan Pemantauan Bidang Preservasi dan Peralatan I Bidang Preservasi dan Peralatan II Gambar 2.1 Struktur Perusahaan BBPJN VIII Sebagai sebuah instansi perusahaan Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional Tipe A, BBPJN VIII dipimpin oleh Kepala Balai Besar. Posisi yang berada di bawah Kepala Balai Besar adalah Bagian Tata Usaha, Bidang

Perencanaan dan Pemantauan, Bidang Pembangunan dan Pengujian, Bidang Preservasi dan Peralatan I, Bidang Preservasi dan Peralatan II, dan Kelompok Jabatan Fungsional. 2.3 Deskripsi Pekerjaan pada BBPJN VIII Setiap divisi pada perusahaan dipimpin oleh seorang kepala divisi dan setiap kepala divisi tersebut bertanggung jawab atas divisinya dan kepada Kepala Balai Besar. Berikut adalah tugas dari masing-masing kepala divisi: a. Tata Usaha Bagian Tata Usaha mempunyai tugas memberikan pelayanan administratif kepada semua unsur di lingkungan Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional dan koordinasi dengan instansi terkait. Dalam melaksanakan tugas yang dimaksud, Bagian Tata Usaha menyelenggarakan fungsi: 1 Pelaksanaan urusan pengelolaan data dan administrasi kepegawaian, serta tatalaksana. 2 Pelaksanaan pengelolaan anggaran, urusan kas dan perbendaharaan, serta administrasi dan akuntansi keuangan. 3 Pelaksanaan administrasi hasil pemeriksaan dan pengaduan masyarakat. 4 Pelaksanaan penatausahaan, pengelolaan, administrasi dan akuntansi barang milik negara, serta pengamanan fisik dan proses sertifikat barang milik negara (pasca konstruksi). 5 Pengelolaan leger jalan. 6 Pelaksanaan koodinasi dengan instansi terkait. 7 Pelaksanaan penyusunan laporan akuntansi keuangan dan akuntansi barang milik negara selaku Unit Akuntansi Wilayah.

8 Penyusunan laporan berkala balai besar. 9 Pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah tangga balai. b. Bidang Perencanaan dan Pemantauan Bidang Perencanaan dan Pemantauan mempunyai tugas melaksanakan penyiapan data dan informasi sebagai bahan penyusunan program pembangunan jaringan jalan, perencanaan teknis jalan dan jembatan nasional, audit keselamatan jalan dan penyiapan, penyusunan rencana, serta dokumen pengadaan barang dan jasa. Dalam melaksanakan tugas yang dimaksud, bidang Perencanaan menyelenggarakan fungsi: 1 Pengumpulan dan pengolahan data dan informasi penanganan jalan nasional. 2 Penyusunan rencana dan program pembangunan jaringan jalan. 3 Penyusunan anggaran tahunan. 4 Pelaksanaan studi kelayakan, survey, investigasi dan rencana teknis/desain/ pengembangan jaringan jalan. 5 Penyiapan rencana dan dokumen pengadaan pekerjaan konstruksi jaringan jalan dan jembatan. 6 Pelaksanaan justifikasi/pertimbangan teknik untuk amandemen kontrak. 7 Pelaksanaan analisis mengenai dampak lingkungan. 8 Pelaksanaan audit keselamatan jalan. 9 Pelaksanaan informasi public. 10 Penyusunan laporan akuntabilitas Kinerja balai besar. c. Bidang Preservasi dan Peralatan I Bidang Pelaksanaan I mempunyai tugas melaksanakan pengendalian dan pengawasan konstruksi pelaksanaan pembangunan, penyesuaian kontrak pekerjaan

konstruksi serta pengendalian pemanfaatan bagian-bagian jalan. Dalam melaksanakan tugas dimaksud, Bidang Pelaksanaan I menyelenggara-kan fungsi: 1 Penyiapan rencana kerja pengendalian konstruksi pelaksanaan pembangunan jaringan jalan. 2 Pelaksanaan pengadaan barang dan jasa. 3 Pengendalian dan pelaksanaan analisis data dan harga satuan pekerjaan jalan dan jembatan. 4 Pengendalian pemanfaatan bagian-bagian jalan. 5 Pengendalian pelaksanaan penilikan jalan dan jembatan. 6 Pengendalian pelaksanaan penanggulangan bencana yang berdampak pada jalan. 7 Pengendalian dan pelaksanaan administrasi teknik/kontrak. 8 Pengendalian dan pelaksanaan penyesuaian kontrak pekerjaan konstruksi jalan dan jembatan. 9 Pelaksanaan sosialisasi dan pengadaan tanah jalan nasional di luar jalan tol. 10 Pelaksanaan bimbingan teknis penyelenggaraan jalan provinsi, kabupaten, kota dan desa. d. Bidang Preservasi dan Peralatan II Bidang Pelaksanaan II mempunyai tugas melaksanakan pengendalian dan pengawasan konstruksi pelaksanaan pembangunan, penyesuaian kontrak pekerjaan konstruksi serta pengendalian pemanfaatan bagian bagian jalan. Dalam melaksanakan tugas dimaksud, Bidang Pelaksanaan I menyelenggara-kan fungsi: 1 Penyiapan rencana kerja pengendalian konstruksi pelaksanaan pembangunan jaringan jalan.

2 Pelaksanaan pengadaan barang dan jasa. 3 Pengendalian dan pelaksanaan analisis harga satuan pekerjaan jalan dan jembatan. 4 Pengendalian pemanfaatan bagian bagian jalan 5 Pengendalian pelaksanaan penilik jalan dan jembatan 6 Pengendalian pelaksanaan penanggulangan bencana yang berdampak pada jalan. 7 Pengendalian dan pelaksanaan administrasi teknik/kontrak. 8 Pengendalian dan pelaksanaan penyesuaian kontrak pekerjaan konstruksi jalan dan jembatan. 9 Pelaksanaan sosialisasi dan pengadaan tanah jalan nasional di luar jalan tol. 10 Pelaksanaan bimbingan teknis penyelenggaraan jalan provinsi, kabupaten, kota dan desa. 2.4 Analisis Sistem yang Sedang Berjalan Document Flow memuat hasil analisis yang dibuat berdasarkan hasil survey ke Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional VIII. Document Flow menggambarkan seluruh proses yang berhubungan dalam kegiatan pelaporan paket lelang. 2.4.1 Document Flow

Document Flow Paket Lelang Proyek Divisi Satker Kepala Bagian Mulai Data Paket Akan Dilelang Data Paket Akan Dilelang Paket Siap Dilaksanakan Paket Lelang Terkontrak Paket Belum Lelang Paket Proses Lelang Penyedia Jasa Terkontrak Merapatkan dan Mempersiapkan Proyek Yang Akan Dilaksanakan Paket Siap Dilaksanakan Paket Lelang Terkontrak Pengumuman Paket Dilelang Kepublik Paket Belum Lelang Merekam dan Melaporkan Perkembangan Paket Lelang Paket Proses Lelang Mencatat Paket Lelang Terkontrak dan Penyedia Jasa Penyedia Jasa Terkontrak Menentukan Pelaksanaan Paket Paket Proyek Dilaksanakan Selesai Gambar 2.2 Document Flow Paket Lelang Proyek Document Flow Paket Lelang Proyek merupakan proses pelaporan paket proyek belum lelang, paket proyek proses lelang, dan paket proyek yang sudah

terkontrak dari satker kepada bagian perencanaan dan pemantauan. Proses dimulai dari Pegawai Satker menerima data paket yang siap di lelang, lalu memasukkan paket tersebuk ke data paket lelang untuk di tindak lanjuti. Pegawai Satker melaporkan perkembangan proses lelang berdasarkan paket proyek yang di tangani Satker tersebut hingga paket proyek tersebut selesai melalui proses lelang.