Sebagai desa wisata yang sudah beroprasi lebih dari 10 tahun, Desa Wisata Brayut memiliki jumlah wisatan asing dan lokal yang terus meningkat setiap

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. menjangkau kalangan bawah. Masyarakat di sekitar obyek-obyek wisata

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Indonesia merupakan negara yang memiliki beraneka ragam potensi

BAB I PENDAHULUAN. buatan dan peninggalan sejarah. Wilayah Kabupaten Sleman terdapat banyak

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Mandiri.PNPM Mandiri adalah program nasional dalam wujud kerangka. kebijakan sebagai dasar dan acuan pelaksanaan program-program

BAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang. yang bersifat terpusat (sentralistik) berubah menjadi desentralisasi melalui

PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. 5.1 Kesimpulan Bab ini berisikan kesimpulan dari hasil yang telah dijelaskan pada bab-bab

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pariwisata merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. berpotensi sebagai daya tarik wisata. Dalam perkembangan industri. pariwisata di Indonesia pun menyuguhkan berbagai macam kegiatan

BAB VIII KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. 8.1 Kesimpulan. 1. Proses pemberdayaan masyarakat melalui pengembangan desa wisata di

BAB I PENDAHULUAN. Pariwisata Kabupaten Sleman saat ini berkembang dengan cukup pesat.

BAB I PENDAHULUAN. Dusun Srowolan adalah salah satu Dusun di Desa Purwobinangun, UKDW

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENGANTAR Latar Belakang. Jika melihat mozaik perjalanan bangsa Indonesia, pemuda Indonesia

I. PENDAHULUAN. salah satunya didorong oleh pertumbuhan sektor pariwisata. Sektor pariwisata

Kampoeng Lawas Maspati.

BAB I PENDAHULUAN. baik kepada seluruh pelaku pariwisata dan pendukungnya. Dengan adanya

BAB III METODE PENELITIAN. Desain penelitian adalah suatu rencana tentang cara mengumpulkan,

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

KAJIAN PELESTARIAN KAWASAN BENTENG KUTO BESAK PALEMBANG SEBAGAI ASET WISATA TUGAS AKHIR. Oleh : SABRINA SABILA L2D

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia dalam programnya Wonderful of Indonesia yang diharapkan memenuhi

BAB I PENDAHULUAN. perdagangan di daerah tersebut. Tinggi-rendahnya aktivitas perdagangan

BAB I PENGANTAR. menjadi sub sektor andalan bagi perekonomian nasional dan daerah. Saat ini

BAB 1 PENDAHULUAN. dan memiliki keanekaragaman flora dan fauna dunia. Terdapat banyak tempat yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Anies Taufik Anggakusumah, 2013

BAB I PENDAHULUAN. budaya yang semakin arif dan bijaksana. Kegiatan pariwisata tersebut

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pariwisata sebagai sebuah sektor telah mengambil peran penting dalam membangun perekonomian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Industri pariwisata saat ini semakin menjadi salah satu industri yang dapat

BAB I PENDAHULUAN. Negara Indonesia sejumlah pulau (Joko Christanto, 2010: 1). Pulaupulau

BAB I PENDAHULUAN. makanan di luar rumah. Kegiatan makan di luar rumah bersama teman dan keluarga

2016 STRATEGI PENGEMBANGAN DESA MEKARJAYA MENJADI DESA WISATA DI KABUPATEN GARUT

BAB I PENDAHULUAN. Pariwisata merupakan salah satu sumber devisa negara selain sektor migas

BAB I PENDAHULUAN. Museum Permainan Tradisional di Yogyakarta AM. Titis Rum Kuntari /

BAB I PENDAHULUAN. Yogyakarta. Desa ini terletak 17 km di sebelah. yang lain yang dapat dikembangkan, yaitu potensi ekowisata.

BAB I PENDAHULUAN I.1.LATAR BELAKANG. I.1.1.Latar Belakang Pengadaan Proyek

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian Ratu Selly Permata, 2015

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1: Jumlah Perjalanan Wisatawan Nusantara. Sumber: Pusdatin Kemenparekraf & BPS

BAB 1 PENDAHULUAN. besar untuk di manfaatkan, tentu sektor bisnis yang terkait kedatangan wisatawan

BAB I PENDAHULUAN. dalam membangun perekonomian nasional. Jumlah wisatawan terus bertambah

BAB I PENDAHULUAN. setelah komoditi minyak dan gas bumi serta minyak kelapa sawit. Tujuan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB. I PENDAHULUAN. wilayah III (Cirebon, Indramayu, Majalengka dan Kuningan) serta dikenal dengan

BAB I PENDAHULUAN. andalan bagi perekonomian Indonesia dan merupakan sektor paling strategis

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1. 1 Peta Wisata Kabupaten Sleman Sumber : diakses Maret Diakses tanggal 7 Maret 2013, 15.

BAB I Pendahuluan. Pariwisata merupakan sebuah industri yang menjanjikan. Posisi pariwisata

BAB I PENDAHULUAN. Pariwisata merupakan sektor industri terbesar yang menghasilkan devisa

I. PENDAHULUAN Latar Belakang

mempertahankan fungsi dan mutu lingkungan.

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan ekonomi yang sangat berpengaruh terhadap tingkat pertumbuhan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Risha Ramadhita, 2013

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR PENGEMBANGAN KAWASAN WISATA TIRTO ARGO DI UNGARAN

BAB IV GAMBARAN UMUM. A. Kondisi Geografis Daerah Istimewa Yogyakarta. Daerah Istimewa Yogyakarta memiliki luas wilayah 3.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pariwisata di Indonesia merupakan sektor ekonomi yang penting dalam

BAB II KAJIAN TEORI...

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pariwisata kini menjadi sektor yang sangat berkembang di Indonesia. Sektor pariwisata dianggap mampu untuk

BAB I PENDAHULUAN. BAB I Pendahuluan. Youdastyo / Kompleks Wisata Perikanan Kalitirto I- 1

JOKO PRAYITNO. Kementerian Pariwisata

PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

PERSEPSI WISATAWAN MANCANEGARA TERHADAP ATRAKSI PARIWISATA AIR DI KAWASAN GILI TRAWANGAN TUGAS AKHIR

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Pendahuluan

BAB I PENDAHULUAN. Ciwidey merupakan salah satu kawasan wisata yang terdapat di kabupaten

BAB I PENDAHULUAN Kawasan Ampel (Koridor Jalan Nyamplungan - Jalan Pegirian)

I. PENDAHULUAN. Latar Belakang. minyak bumi dan gas. Kepariwisataan nasional merupakan bagian kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. keanekaragaman kulinernya yang sangat khas. Setiap suku bangsa di Indonesia

I. PENDAHULUAN. bagi pendapatan suatu negara. Pada tahun 2007, menurut World Tourism

BAB I PENDAHULUAN. Modal sosial merupakan syarat yang harus terpenuhi dalam pembangunan.

BAB I PENDAHULUAN. sektor perdagangan, sektor perekonomian, dan sektor transportasi. Dari segi. transportasi, sebelum ditemukannya mesin, manusia

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) dalam industri pariwisata dan terbukanya

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Widayati Prihatiningsih, 2015

BAB I PENGANTAR. kebutuhan akan perumahan sebagai salah satu kebutuhan dasar manusia. Undangundang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Seminar Tugas Akhir 1

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI REKOMENDASI

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. multi dimensional baik fisik, sosial, ekonomi, politik, maupun budaya.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kota Yogyakarta merupakan salah satu kota di Indonesia yang terus

III. METODOLOGI PENELITIAN. Menurut Suharsimi Arikunto (2006:160) adalah cara -cara yang digunakan oleh

tersendiri sebagai destinasi wisata unggulan. Pariwisata di Bali memiliki berbagai

STUDI PENGEMBANGAN PECINAN LASEM SEBAGAI KAWASAN WISATA BUDAYA TUGAS AKHIR. Oleh : Indri Wahyu Hastari L2D

BAB I PENDAHULUAN. Kota Semarang merupakan ibukota Jawa Tengah yang memiliki daya tarik

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. daya tarik wisata tersebut berada mendapat pemasukan dan pendapatan.

BAB I PENDAHULUAN. setiap kali Kraton melaksanakan perayaan. Sepanjang Jalan Malioboro adalah penutur cerita bagi setiap orang yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perkembangan pariwisata di Indonesia sekarang ini semakin pesat.

BAB I PENDAHULUAN. Pariwisata merupakan sektor industri yang berpotensi untuk. dikembangkan terhadap perekonomian suatu daerah. Berkembangnya sektor

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB VII KESIMPULAN, SARAN DAN KONTRIBUSI TEORI

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Desa secara etimologi diartikan sebagai kelompok rumah di luar kota yang merupakan kesatuan. Desa yang dipandang sebagai lawan kota diartikan sebagai keadaan yang asri, sejuk dan hijau. Secara administratif, desa tersusun dari gabungan dusun-dusun. Dusun Brayut, Kelurahan Pandowoharjo, Sleman, DIY merupakan salah satu dusun yang memiliki banyak keunikan. Dusun yang terletak di ibu kota Kabupaten Sleman ini terletak tidak jauh dari Kota Yogyakarta. Akses dan jalannya pun baik dan mudah dijangkau. Keunikan yang pertama adalah Dusun Brayut memiliki lingkungan yang khas yaitu sabuk inten. Sabuk inten adalah sebutan bagi kawasan yang dikelilingi oleh sawah. Zaman dahulu, pertanian adalah mata pencaharian utama Dusun Brayut sehingga sawah merupakan intan bagi mereka. Keunikan yang kedua ada pada bangunan yang terdapat didalam Dusun Brayut. Dusun Brayut memiliki banyak bangunan tradisional dengan kondisi yang terawat. Bangunan tradisional yang terdapat di Dusun Brayut mulai dari sinom, limasan, kampung dan joglo. Keunikan yang ketiga ada pada sejarah peperangan yang pernah terjadi disana. Dusun Brayut pernah menjadi markas tentara pelajar ketika terjadi Agresi Militer Belanda II dan karenanya sempat terjadi baku tembak tentara Belanda di Dusun Brayut. Dari kejadian tersebut kini Dusun Brayut memiliki sebuah monumen berupa tugu perjuangan yang terletak di depan Dusun Brayut. Selain itu terdapat juga bungker yang dulu digunakan sebagai lokasi persembunnyian warga. Keunikan Dusun Brayut tersebut berhasil dipandang positif oleh warga Brayut. Hal ini terbukti dengan berdirinya Desa Wisata Brayut pada tanggal 14 Agustus 1999 (SD, wawancara 5 Maret 2014). Dengan begitu Desa Wisata Brayut menjadi desa wisata pertama di Kabupaten Sleman (Jogja.antaranews.com, 2012). Desa Wisata Brayut dengan luas 35 hektar ini kini sudah tergolong sebagai desa wisata mandiri. 1

Sebagai desa wisata yang sudah beroprasi lebih dari 10 tahun, Desa Wisata Brayut memiliki jumlah wisatan asing dan lokal yang terus meningkat setiap tahunnya. Desa Wisata Brayut juga memiliki beberapa prestasi, salah satu yang membanggakan adalah Juara I Festival Desa Wisata Se-Kabupaten Sleman (Dalam Rangka Hari Jadi Kabupaten Sleman yang ke-95) pada tahun 2011. Eksistensi Desa Wisata Brayut sejak tahun 1999 hingga kini tahun 2014 tidak dapat dipungkiri salah satu faktornya adalah adaptasi penyediaan fasilitas yang dibutuhkan oleh pengunjung. Pertumbuhan desa wisata yang pada awalnya ingin mengangkat nilai budaya lokal, pada akhirnya berkembang menjadi sektor yang berprofit ekonomi. Ketika pembangunan pariwisata mempertimbangkan profit ekonomi maka pembangunan akan mengedepankan kenyamanan pengunjung. Pengunjung yang terdiri dari wisatawan lokal dan wisatawan mancanegara memiliki standar fasilitas yang berbeda. Perbedaan ini membuat desa wisata harus beradaptasi dengan kebutuhan pengunjung. Adaptasi secara sengaja maupun tidak sengaja membuat beberapa perubahan spasial desa wisata. Dengan begitu, desa wisata yang memiliki tujuan sebagai pariwisata budaya berbasis lingkungan asli pedesaan setempat dapat mengalami perubahan. Jika desa wisata mengalami banyak perubahan spasial maka hilanglah suasana pedesaannya. Padahal suasana alami pedesaanlah yang dicari oleh wisatawan. Maka dari itu, peneliti ingin mengetahui perubahan spasial di Dusun Brayut antara sebelum dengan sesudah berfungsi menjadi desa wisata dan faktorfaktor yang mempengaruhi perubahan spasial tersebut. Perubahan spasial akan dijelaskan dalam bentuk periodisasi. Sebagai desa wisata yang sudah berdiri sejak 1999 diharapkan perubahan spasial yang terjadi dapat menjadi pembelajaran bagi desa wisata lain untuk mencegah terjadinya perubahan spasial di desa wisata pada umumnya. 2

1.2 Perumusan Masalah dan Pertanyaan Penelitian Perkembangan desa wisata di Indonesia tergolong sangat pesat. Dalam lima tahun perkembangan desa wisata mencapai 980 desa wisata se-indonesia. Pemerintah pun mentargetkan pada tahun 2014 pertumbuhan desa wisata mencapai 2.000 desa. Target tersebut didukung pemerintah dengan mengeluarkan Peraturan Menteri Kebudayaan dan Pariwisata Nomor PM.26/UM.001/MKP/2010 tentang Pedoman Umum Program Nasional Pemberdayaan Masyaraat (PNPM) Mandiri Pariwisata Melalui Desa Wisata. Kabupaten Sleman, D.I. Yogyakarta yang saat ini memiliki jumlah desa wisata terbanyak se-indonesia memiliki desa wisata yang sudah bertahan sangat lama yaitu Desa Wisata Brayut. Desa Wisata Brayut yang terletak di Kelurahan Pandowoharjo, Kabupaten Sleman diresmikan pada tanggal 14 Agustus 1999 merupakan desa wisata pertama di Kabupaten Sleman. Desa Wisata Brayut dengan segala potensi yang dimiliki, awalnya ingin mengangkat nilai budaya lokal tetapi akhirnya berkembang menjadi sektor yang berprofit ekonomi. Ketika pembangunan pariwisata mempertimbangkan profit ekonomi maka pembangunan akan mengedepankan kenyamanan pengunjung. Demi menciptakan kenyamanan pengunjung, Desa Wisata Brayut membuat beberapa perubahan spasial desa wisata. Dengan begitu, desa wisata yang memiliki tujuan sebagai pariwisata budaya berbasis lingkungan asli pedesaan mengalami perubahan. Jika desa wisata mengalami banyak perubahan spasial maka hilanglah suasana pedesaannya. Hilangnya suasana alami pedesaan yang dicari wisatawan dapat mengurangi minat wisatawan untuk berkunjung. Upaya pencegahan perubahan spasial desa wisata tidak dapat dilakukan sebelum peneliti mengetahui perubahan spasial dan faktor yang mempengaruhi perubahan tersebut. Maka dari itu peneliti merumuskan masalah penelitian sebagai berikut: 1. Bagaimana perkembangan spasial yang terjadi di Dusun Brayut, Kabupaten Sleman dalam konteks desa wisata? 2. Apa faktor-faktor perkembangan spasial yang terjadi di Dusun Brayut, Kabupaten Sleman dalam konteks desa wisata? 3

1.3 Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Mengidentifikasi perkembangan spasial yang terjadi di Dusun Brayut, Kabupaten Sleman dalam konteks desa wisata secara periodikal. 2. Menemukan faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya perkembangan spasial yang terjadi di Dusun Brayut, Kabupaten Sleman dalam konteks desa wisata. 1.4 Batasan Penelitian Batasan analisis penelitian ini akan difokuskan pada identifikasi periodisasi perubahan spasial dan faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya perubahan spasial tersebut. Perubahan spasial yang dimaksud disini adalah perubahan pada guna bangunan dan prasarana lingkungan secara periodik. Periodisasi akan menggunakan rentang waktu menurut kejadian penting terjadinya perubahan spasial. Peneliti memilih untuk menjelaskan perubahan spasial Desa Wisata Brayut secara periodikal karena perubahan spasial membutuhkan proses tahap demi tahap. Melalui penelitian ini, peneliti mengharapkan hasil periodisasi perubahan spasial dapat memberi gambaran tahap-tahap perubahan yang terjadi di Desa Wisata Brayut. Penjelasan perubahan spasial akan diperkuat dengan peta beberapa tahun sebagai perbandingan perubahan spasial di Dusun Brayut. Faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya perubahan spasial didapatkan peneliti dari perubahan fisik yang terjadi disingkronkan dengan hasil analisis wawancara narasumber. Faktor-faktor perubahan spasial bersifat terbuka atau dapat dikarenakan berbagai hal. Misal, faktor perubahan spasial dapat dikarenakan faktor peristiwa, sosial, ekonomi, budaya, kebijakan, dan lain sebagainya. Hal ini karena peneliti ingin mengetahui faktor perubahan yang terjadi secara alami di Desa Wisata Brayut. 4

1.5 Manfaat Penelitian Manfaat dengan dilakukan penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Menjadi sebuah pertimbangan tersendiri bagi desa yang ingin mengembangkan program desa wisata terkait perubahan spasial yang akan terjadi. 2. Mengetahui perubahan spasial secara periodik sehingga mengetahui tahap demi tahap perubahan spasial. 3. Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan spasial yang terjadi bila suatu desa difungsikan menjadi desa wisata, sehingga desa yang ingin mengembangkan diri menjadi desa wisata dapat mengantisipasinya. 4. Sebagai bahan acuan penelitian selanjutnya bagi lembaga terkait dan pihakpihak lain yang berkepentingan. 5. Memperkaya khazanah ilmu perencanaan terkait dengan desa wisata, khususnya spasial desa wisata. 1.6 Keaslian Penelitian Penelitian yang membahas tentang desa wisata memang sudah cukup banyak dan mudah ditemukan. Penelitian tentang desa wisata kebanyakan memiliki fokus masalah mengenai ekonomi maupun keadaan sosial budaya setempat. Namun, penelitian tentang desa wisata yang menitik beratkan pada spasial masih jarang ditemukan. Hal ini dikarenakan konsep desa wisata yang baru berkembang beberapa tahun belakangan ini. Sedangkan penelitian tentang perubahan spasial sendiri baru dapat dilakukan setelah lebih dari lima (5) tahun umur desa wisata agar sudah terlihat perubahan spasialnya. Penelitian mengenai desa wisata yang pernah dilakukan yaitu: : 5

Table 1. Daftar Penelitian tentang Spasial dan Desa Wisata Peneliti Program Judul Metode Fokus Lokus Agus Nurdiyanto (2007) Titik Kurniawati (2009) Abdul Hadi (2011) Candra Restu Wihasta (2012) Rahadian Megaputra (2012) Anggun H. (2014) Skipsi Geografi UGM Tesis Ketahanan Nasional UGM Sumber: Analisis peneliti, 2013 Kajian pengaruh siklus kehidupan mall terhadap perubahan pemanfaatan ruang dan aktivitas Pemanfaatan ruang di kawasan wisata Dieng dan pengaruhnya terhadap spasial objek dan daya tarik wisata Kajian pengembangan destinasi wisata baru kasus Desa Wisata Pentingsari, Cangkringan, Kabupaten Sleman Perkembangan desa wisata kembang arum dan dampaknya terhadap kondisi sosial ekonomi Donokerto Turi Pergeseran kehidupan sosial budaya dan spasial Kampung Arab Pekojan Pemberdayaan Masyarakat melalui Pengembangan Desa Wisata dan Implikasinya terhadap Ketahanan Sosial Budaya Deskriptif induktif Deduktif Studi kasus Deskriptif kuantitatif Induktif Deskriptif Pengaruh siklus kehidupan mall terhadap pemanfaatan ruang dan aktivitas serta faktor yang mempengaruhi Pemanfaatan ruang dan Pengaruhnya terhadap Spasial dan daya tarik Konsep pengembangan dan faktor perkembangan desa wisata Perkembangan desa wisata dan dampak terhadap Pergeseran kehidupan Sosial Budaya dan Spasial Masyarakat Pemberdayaan melalui pengembangan desa wisata Matahari Singosaren Plaza di Kawasan Coyudan Kota Surakarta Kawasan wisata Dieng, Kabupaten Wonosobo dan Kabupaten Banjarnegara Desa Wisata Pentingsari, Cangkringan, Kabupaten Sleman Desa Wisata Kembang Arum, Turi, Sleman Kampung Arab Pekoja, Tambora, Jakarta Barat Desa Wisata Brayut, Sleman 6

Melihat penelitian-penelitian yang dikemukakan di atas, penelitian tentang perubahan spasial pernah dilakukan oleh Titik Kurniawati sebagai skripsi PWK UGM tahun 2009 tetapi kawasan yang dianalisis adalah wisata Dieng. Penelitian tentang periodisasi pernah terdapat pada skripsi oleh Agus Nurdiyanto membahas tentang siklus kehidupan mall. Sedangkan penelitian tentang desa wisata sudah banyak dilakukan di berbagai desa wisata seluruh Indonesia. Penelitian di Desa Wisata Brayut juga pernah dilakukan dengan fokus pemberdayaan melalui pengembangan desa wisata. Namun, penelitian tentang perubahan spasial Desa Wisata Brayut belum pernah dilakukan sehingga keaslian penelitian ini dapat dipertanggungjawabkan. 7