GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 6 TAHUN 2009 TENTANG TATA CARA PEMBERIAN DAN PERTANGGUNGJAWABAN BELANJA TIDAK TERDUGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BALI, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 134 Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006, tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah perlu menetapkan Peraturan Gubernur tentang Tata Cara Pemberian dan Pertanggungjawaban Belanja Tidak Terduga; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 64 Tahun 1958 tentang Pembentukan Daerah-daerah Tingkat I Bali, Nusa Tenggara Barat dan Nusa Tenggara Timur (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1958 Nomor 115, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 1649); 2. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286); 3. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4355); 4. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 53, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4389);
2 5. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Pertanggungjawaban Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 66, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4400); 6. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana telah diubah beberapa kali, terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia); 7. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4578); 8. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 59 Tahun 2007, tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah; 9. Peraturan Daerah Provinsi Bali Nomor 6 Tahun 2002 tentang Pokok-pokok Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Daerah Provinsi Bali Tahun 2002 Nomor 17, Tambahan Lembaran Daerah Provinsi Bali Nomor 1); MEMUTUSKAN : Menetapkan : PERATURAN GUBERNUR TENTANG TATA CARA PEMBERIAN DAN PERTANGGUNGJAWABAN BELANJA TIDAK TERDUGA. BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Gubernur ini yang dimaksud dengan : 1. Pemerintah Provinsi adalah Pemerintah Provinsi Bali. 2. Gubernur adalah Gubernur Bali.
3 3. Dokumen Pelaksanaan Anggaran SKPD yang selanjutnya disingkat DPA-SKPD adalah dokumen yang memuat pendapatan, belanja dan pembiayaan yang digunakan sebagai dasar pelaksanaan anggaran oleh pengguna anggaran. 4. Tim Anggaran Pemerintah Daerah yang selanjutnya disingkat TAPD adalah tim yang dibentuk dengan Keputusan Kepala Daerah dan dipimpin oleh Sekretaris Daerah yang mempunyai tugas menyiapkan serta melaksanakan kebijakan Kepala Daerah dalam rangka penyusunan APBD yang anggotanya terdiri dari pejabat perencanaan daerah, PPKD dan pejabat lainnya sesuai dengan kebutuhan. 5. Bendahara Umum Daerah yang selanjutnya disingkat BUD adalah PPKD yang bertindak dalam kapasitas sebagai Bendahara Umum Daerah. 6. Kepala Satuan Kerja Pengelola Keuangan Daerah yang selanjutnya disebut Kepala SKPKD adalah perangkat daerah pada pemerintah daerah selaku pengguna anggaran/pengguna barang, yang juga melaksanakan pengelola keuangan daerah. 7. Kepala Satuan Kerja Perangkat Daerah yang selanjutnya disebut Kepala SKPD adalah Pengguna Anggaran/Pengguna Barang yang bertanggung jawab atas pelaksanaan belanja tidak terduga yang menjadi tugasnya. 8. Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah yang selanjutnya disebut APBD adalah Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Provinsi Bali. 9. Belanja tidak terduga merupakan belanja untuk kegiatan yang sifatnya tidak biasa atau tidak diharapkan berulang seperti tanggap darurat penanggulangan bencana alam dan/atau bencana sosial yang tidak diperkirakan sebelumnya, termasuk pengembalian atas kelebihan penerimaan daerah tahun-tahun sebelumnya yang telah ditutup. BAB II PENGANGGARAN BELANJA TIDAK TERDUGA Pasal 2 (1) Belanja Tidak Terduga dianggarkan melalui usulan dalam RKA- SKPD Pemerintah Provinsi berdasarkan kebutuhan yang diusulkan dari instansi/lembaga berkenan setelah mempertimbangkan efisiensi dan efektifitas serta menghindari adanya tumpang tindih pendanaan terhadap kegiatan-kegiatan
4 yang telah didanai dari anggaran pendapatan dan belanja negara. (2) RKA-SKPD sebagaimana dimaksud pada ayat (1) sebagai dasar untuk pembuatan Keputusan Gubernur. (3) Keputusan Gubernur sebagaimana dimaksud pada ayat (2) disampaikan kepada DPRD paling lama 1 (satu) bulan terhitung sejak ditetapkannya keputusan dimaksud. BAB III PENGGUNAAN BELANJA TIDAK TERDUGA Pasal 3 (1) Belanja Tidak Terduga sebagaimana dikmaksud dalam Pasal 2 ayat (3) dirinci dalam DPA-SKPD. (2) DPA-SKPD sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disampaikan kepada SKPKD sebagai dasar penggunaan belanja tidak terduga. BAB IV PELAKSANAAN DAN PENATAUSAHAAN Pasal 4 (1) Kepala SKPKD menyusun DPA-SKPD Belanja Tidak Terduga.. (2) Kepala SKPKD selaku PPKD mengesahkan DPA-SKPD Belanja Tidak Terduga setelah mendapat persetujuan Sekretaris Daerah selaku koordinator pengelolaan keuangan daerah. (3) Jumlah Belanja Tidak Terduga yang dianggarkan dalam DPA- SKPD merupakan batas tertinggi untuk setiap pengeluaran belanja. (4) PPKD menerbitkan Surat Penyediaan Dana (SPD) sebagai dasar pelaksanaan belanja yang tercantum dalam DPA-SKPD. (5) Kepala SKPKD selaku Pengguna Anggaran/Pengguna Barang menerbitkan Surat Perintah Membayar (SPM) dan selanjutnya diajukan untuk pencairan dananya kepada BUD berdasarkan kebutuhan dari penerima belanja tidak terduga.
5 BAB V REALISASI BELANJA TIDAK TERDUGA Pasal 5 (1) Belanja tidak terduga direalisasikan sekaligus sesuai dengan kebutuhan yang tertuang dalam Dokumen Pelaksanaan Anggaran; (2) Besaran belanja tidak terduga sebagaimana dimaksud pasal 2 ayat (1) ditetapkan dengan Keputusan Gubernur. BAB VI PERTANGGUNGJAWABAN DAN PELAPORAN BANTUAN Pasal 6 (1) SKPD pengelola belanja tidak terduga wajib menyampaikan laporan pertanggungjawaban atas penggunaan belanja kepada Kepala SKPKD selaku pengguna anggaran. (2) SKPD pengelola belanja tidak terduga bertanggungjawab penuh secara fisik dan keuangan belanja atas penggunaan dana tersebut dan wajib menyampaikan laporan realisasi penggunaan kepada atasan langsung dan Kepala Daerah. (3) Pertanggungjawaban sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berupa kelengkapan bukti-bukti definitif. (4) Penerima belanja tidak terduga bertanggungjawab atas kebenaran dan keabsahan administrasi pengelolaan belanja. Pasal 7 Pengadaan barang/jasa pada Belanja Tidak Terduga karena sifatnya tidak biasa atau diharapkan tidak berulang, yaitu untuk tanggap darurat dapat dilaksanakan dengan metode penunjukan langsung dengan tetap memperhatikan efektivitas, efisiensi dan ekonomis. Pasal 8 Pada akhir tahun anggaran Kepala SKPD penerima belanja tidak terduga selaku penanggung jawab anggaran harus membuat laporan pertanggungjawaban kepada Gubernur dan surat pernyataan tanggung jawab atas pelaksanaan anggaran belanja dimaksud.
6 BAB VII KETENTUAN PENUTUP Pasal 9 Peraturan Gubernur ini mulai berlaku pada tanggal 1 Januari 2009. Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Gubernur ini dengan penempatannya dalam Berita Daerah Provinsi Bali. Ditetapkan di Denpasar pada tanggal 30 Januari 2009 GUBERNUR BALI, MADE MANGKU PASTIKA Diundangkan di Denpasar pada tanggal 30 Januari 2009 SEKRETARIS DAERAH PROVINSI BALI, I NYOMAN YASA BERITA DAERAH PROVINSI BALI TAHUN 2009 NOMOR 6