BAB II KAJIAN PUSTAKA

dokumen-dokumen yang mirip
Dr. WAHYU WIBOWO Fakultas Bahasa dan Sastra Universitas Nasional 2012

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. cara pengungkapannya. Puisi merupakan karya sastra yang disajikan secara

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. atau pengertian yang diabstrakkan dari peristiwa konkret; (3) ling gambaran

PEMBELAJARAN MENULIS PUISI DENGAN MEMANFAATKAN TEKNIK BRAINWRITING PADA PESERTA DIDIK SD/MI KELAS V

BAB I PENDAHULUAN. memperhitungkan efek yang ditimbulkan oleh perkataan tersebut, karena nilai

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN KAJIAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. Sastrawan yang dicetak pun semakin banyak pula dengan ide-ide dan karakter. dengan aneka ragam karya sastra yang diciptakan.

BAB I PENDAHULUAN. dan bahasa persatuan bangsa Indonesia. Sebagai bahasa negara, BI dapat

BAB I PENDAHULUAN. Menulis merupakan salah satu keterampilan yang berkaitan erat dengan

MEDIA VIDEO EMOTIF SEBAGAI SARANA PENDIDIKAN KARAKTER MELALUI PEMBELAJARAN PUISI

BAB II KAJIAN TEORI. A. Hasil Penelitian yang Relevan. Penelitian sebelumnya yang terkait dengan penelitian ini adalah Pengaruh

II. TINJAUAN PUSTAKA. Puisi merupakan salah satu bentuk karya sastra yang bersifat imajinatif yang lahir

bentuk karya sastra yang menggunakan kata-kata yang indah dan kaya makna.

HUBUNGAN KEMAMPUAN MEMAHAMI PUISI DENGAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI SISWA KELAS VII SMP NEGERI 35 PADANG E- JURNAL ILMIAH YELCHI AMNUR NPM

BAB I PENDAHULUAN. yang berbudaya dan bermasyarakat. Tak ada kegiatan manusia yang tidak disertai

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Sastra adalah karya fiksi yang merupakan hasil kreasi berdasarkan luapan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

KEMAMPUAN MENULIS CERPEN BERDASARKAN PENGALAMAN SISWA DI SMP NEGERI 17 KOTA JAMBI

2015 UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI MELALUI MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS PENGALAMAN (EXPERIENTIAL LEARNING)

I. PENDAHULUAN. Sastra merupakan tulisan yang bernilai estetik dengan kehidupan manusia sebagai

BAB I PENDAHULUAN. tulisan yang menggunakan bahasa sebagai media pengantar dan memiliki

BAB I PENDAHULUAN. sastra merupakan penjelasan ilham, perasaan, pikiran, dan angan-angan (cita-cita)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sastra bersumber dari kenyataan yang berupa fakta sosial bagi masyarakat sekaligus sebagai pembaca dapat

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra merupakan sebuah karya fiksi yang berisi imajinasi seorang

BAB I PENDAHULUAN. Hubungan antara sastra dengan bahasa bersifat dialektis (Wellek dan Warren,

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. penelitian, maka pada subbab ini akan dijelaskan rancangan-rancangan tersebut.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. karya sastra penggunaan bahasa dihadapkan pada usaha sepenuhnya untuk

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. berbeda, manusia dapat menghasilkan karya berupa produk intelektual (seperti puisi atau

Struktur Fisik dan Struktur Batin Antologi Geguritan Kristal Emas Karya Suwardi Endraswara dan Rencana Pelaksanaan Pembelajarannya di Kelas XI SMA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kata merupakan bentuk atau unit yang paling kecil dalam bahasa yang

BAB I PENDAHULUAN. Pada bab pendahuluan ini dikemukakan beberapa poin di antaranya latar belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI. 2.1 Tinjauan Pustaka Dewi Lestari adalah salah seorang sastrawan Indonesia yang cukup

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. ekspresinya. Salah satu unsur yang turut membangun terciptanya sebuah syair

PEMBELAJARAN MENULIS PUISI DENGAN MENGGUNAKAN METODE KONSTRUKTIVISME DI KELAS V

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA

PUISI SISWA KELAS VIII A MTS AL-KHAIRIYAH TEGALLINGGAH: SEBUAH ANALISIS STRUKTUR FISIK DAN BATIN PUISI

BAB I PENDAHULUAN. dengan menggunakan bahasa tanpa meninggalkan kesopanan dan keindahan.

BAB III METODE DAN TEKNIK PENELITIAN

PENDAHULUAN. sosialnya. Imajinasi pengarang dituangkan dalam bentuk bahasa yang kemudian

BAB I PENDAHULUAN. menunjukkan ciri-ciri khas, meskipun puisi telah mengalami perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. Secara etimologis kata kesusastraan berasal dari kata su dan sastra. Su berarti

PEMBELAJARAN MENULIS PUISI DENGAN MENGGUNAKAN

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran bahasa Indonesia adalah menyimak, berbicara, membaca, dan. kesatuan dari aspek bahasa itu sendiri (Tarigan, 2008: 1).

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penelitian Aep Suryana, 2013

ANALISIS GAYA BAHASA PERSONIFIKASI DAN HIPERBOLA LAGU-LAGU JIKUSTIK DALAM ALBUM KUMPULAN TERBAIK

BAB II LANDASAN TEORI. berjudul Citra Perempuan dalam Novel Hayuri karya Maria Etty, penelitian ini

I. PENDAHULUAN. Menulis merupakan kegiatan komunikasi berupa penyampaian pesan secara

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. manusia dalam mencurahkan isi hati dan pikirannya. Dalam sebuah karya sastra

intrinsiknya seperti peristiwa, plot, tokoh, latar, sudut pandang, dan lain-lain yang semuanya bersifat imajinatif. Novel adalah karya fiksi yang

RAGAM TULISAN KREATIF. Muhamad Husni Mubarok, S.Pd., M.IKom

BAB I PENDAHULUAN. pengalaman pengarang. Karya sastra hadir bukan semata-mata sebagai sarana

Bahasa Indonesia merupakan salah satu hasil kebudayaan yang harus. dipelajari dan diajarkan. Pengajaran bahasa Indonesia pada hakikatnya merupakan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kajian pustaka adalah paparan atau konsep-konsep yang mendukung pemecahan

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra diciptakan oleh sastrawan. Pikiran, perasaan, kreativitas, serta

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran merupakan kunci keberhasilan sumber daya manusia untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. pada jiwa pembaca. Karya sastra merupakan hasil dialog manusia dengan

NILAI NILAI RELIGIUS SYAIR HAJI TERJEMAHAN

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. Konsep adalah gambaran mental dari suatu objek, proses, atau apapun

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa Indonesia merupakan salah satu alat komunikasi dan sebagai alat

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra adalah sebuah karya yang indah yang mempunyai banyak

PEMBELAJARAN MENULIS PUISI SISWA KELAS XI A SMKN 1 SAWIT KABUPATEN BOYOLALI TAHUN AJARAN 2008/2009

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Sejauh pengetahuan peneliti, penelitian tentang pengajaran satra telah

BAB I PENDAHULUAN. pengarang serta refleksinya terhadap gejala-gejala sosial yang terdapat di

BAB I PENDAHULUAN. yang objeknya adalah manusia dan kehidupannya dengan menggunakan

HALAMAN PENGESAHAN ARTIKEL

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu usaha untuk mendukung tercapainya tujuan pendidikan terutama pada

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Dalam kehidupan sehari-hari manusia tidak dapat terlepas dari kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. bahasa. Seni bahasa tersebut berupa kata-kata yang indah yang terwujud dari

BAB I PENDAHULUAN. sesuatu pertunjukan teater (Kamus Bahasa Indonesia: 212). Namun, dewasa ini

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Dalam karya sastra terdapat nilai-nilai kehidupan masyarakat yang dituangkan

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sastra mempunyai dua manfaat atau fungsi sebagaimana yang

BAB I PENDAHULUAN. suatu bahasa. Puisi juga merupakan cara penyampaian tidak langsung seseorang

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Secara institusional objek sosiologi dan sastra adalah manusia dalam masyarakat,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. melalui cipta, rasa, dan karsa manusia. Al-Ma ruf (2009: 1) menjelaskan

BAB I PENDAHULUAN. dikaruniai berbagai kelebihan dibandingkan dengan ciptaan lainnya. Karunia itu

BAB II LANDASAN TEORI. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang berkaitan dengan menulis puisi telah

BAB 1 PENDAHULUAN. Tujuan pengajaran sastra yang tercantum dalam kurikulum pengajaran

BAB I PENDAHULUAN. sangat dipengaruhi oleh bahasa dan aspek-aspek lain. Oleh karena itu, bagi

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra adalah alat yang digunakan sastrawan untuk mengungkapkan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Nellasari Mokodenseho dan Dian Rahmasari. Untuk lebih jelasnya akan diuraikan

89. Mata Pelajaran Sastra Indonesia untuk Sekolah Menengah Atas (SMA)/Madrasah Aliyah (MA) Program Bahasa

PENGGUNAAN TEKNIK PANGGIL PENGALAMAN DALAM UPAYA PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI SISWA KELAS X SMA N 5 PURWOREJO

BAB I PENDAHULUAN. mengalami berbagai peristiwa yang sarat dengan nilai-nilai moral yang

BAB I PENDAHULUAN. Sastra sebagai cabang dari seni, yang keduanya unsur integral dari

KARAKTERISTIK PUISI SISWA SMP NEGERI KELAS VIII DI KABUPATEN SLEMAN CHARACTERISTICS OF POETRY CLASS STUDENT VIII SMP IN THE DISTRICT SLEMAN

BAB II LANDASAN TEORI. Menurut Tarigan(1985 : 4), kata puisi berasal dari bahasa Yunani poiesis

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Transkripsi:

BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kepustakaan yang Relevan Penulisan suatu karya ilmiah merupakan suatu rangkaian yang saling berkaitan dengan menggunakan referensi yang berhubungan agar sebuah karya ilmiah lebih objektif, maka digunakan sumber yang berkaitan dengan topik yang dibahas baik berupa buku yang mendukung pemaparan secara teoritis maupun pemaparan fakta. Adapun buku yang digunakan dalam memahami atau mendukung laporan penelitian ini adalah Teori Kesusatraan karangan Wellek dan Werren (1995) digunakan untuk mengetahui fungsi dari karya sastra. Teori dan apresiasi sastra.karangan Hermanj Waluyo (2005) Tujuannya adalah untuk mengetahui struktur puisi berdasarkan pada hakikat puisi itu sendiri sebagai karya sastra, Al Islam karangan Tm Hasbi Ash-Shiddeqy (1947) Tujuannya mengetahui nilai-nilai religius dalam agama islam. Buku karangan Dedi (2007) yang berjudul Syair Surat Kapal Masyarakat Melayu Indra Giri. buku ini memaparkan tentang fungsi dan kedudukan Syair Surat Kapal bagi masyarakat Melayu Indragiri. Kemudian penulis juga membaca skripsi sebagai referensi yang ada di Departemen Sastra Daerah Fakultas Sastra USU, antara lain: Mars Putera Nasution (2005) yang berjudul Unsur Religius dalam Syair Islam Pada Masyarakat Melayu Asahan.

2.2. Teori yang di gunakan Teori merupakan suatu prinsip dasar yang terwujud di dalam bentuk yang berlaku secara umum dan akan mempermudah seorang penulis dalam memecahkan suatu masalah yang dihadapi teori yang diperlukan untuk membimbing dan memberi arah sehingga dapat menjadi penuntun kerja bagi penulis, teori yang dipakai sebagai landasan penelitian ini mengunakan teori struktur puisi dan religiusitas sastra..2.1. Teori Struktural Di bidang ilmu sastra, penelitian strutural dirintis jalankanya oleh kelompok peneliti Rusia antara 1915 dan 1930. mereka biasanya disebut kaum formalis dengan tokoh utama Jakobson, Shklovsky, Eichenbaun, Tynjanov dan lain-lain. Sebuah karya sastra, fiksi, menurut kaum strukturalisme adalah sebuah totalitas yang dibangun secara koherensif oleh berbagai unsur pembangun. Disatu pihak struktur karya sastra dapat diartikan sebagai susunan penegasan dan gambaran semua bahan dan bagian yang menjadi komponenya yang secara bersama membentuk kebulatan yang indah. (Amram dalam Nurgiyanto, 2001 :46) Hawkes (dalam pradopo, 2000:119) mengatakan bahwa perberian tentang struktur tersusun atas tiga gagasan kunci yakni ide kesatuan, ide transformasi, dan ide pengaturan diri sendiri (self-regulation). Pertama, struktur ini merupakan keseluruhan yang bulat, yaitu bagian-bagian yang membentuknya tidak dapat berdiri sendiri di luar struktur itu. Kedua struktur itu berisi gagasan tranformasi

dalam arti bahwa struktur itu tidak statis. Struktur itu mampu melakukan prosedur-prosedur transfomasional, dalam arti bahan-bahan baru diproses dalam dan melalui prosedur itu. Ketiga, struktur itu mengatur diri sendiri dalam arti struktur itu tidak memerlukan pertolongan bantuan dari luar dirinya untuk mensahkan prosedur tranformasinya. Pendekatan struktur hadir karena bertolak dari dari asumsi dasar yakni karya sastra sebagai karya kreatif memiliki otonomi penuh yang harus dilihat sebagai sosok yang berdiri sendiri, terlepas dari hal-hal yang berada di luar dirinya, bila hendak dikaji atau diteliti adalah aspek yang membangun karya sastra tersebut seperti tema, alur, latar, penokohan, gaya penulisan, gaya bahasa, serta hubungan yang harmonis antara aspek yang mampu membuatnya menjadi sebuah karya sastra.(semi, 1990:67); sedangkan untuk bidang puisi yang dikaji adalah struktur pembentuk luar ( fisik ) dan struktur pembentuk dalam (batin) seperti diksi, majas, citra, lambang, versefikasi, tema, nada, rasa, rasa, dan amanat serta hubungan yang harmonis antara kedua unsur pembentuk tersebut ( fisik dan batin). (Sumarjo dan Saini KM, 1986-127). Karya sastra sastra merupakan sebuah struktur yang komplek dan unik, aspek yang akan di analisis adalah: Struktur fisik dan struktur batin. 2.1.1 Struktur Fisik Struktur fisik juga disebut juga dengan metode puisi. Struktur fisik merupakan unsur utama yang membangun puisi struktur fisik juga disebut sebagai medium penyampaian maksud atau makna sebuah karya sastra terutama puisi.

Bahasa puisi ini disebut sebagai struktur fisik puisi atau struktur kebahasan puisi (Waluyo, 1999:68) Strukrtur kebahasan (struktur fisik) ini terdiri atas diksi, pengimajian, kata konkret, dan gaya bahasa. Namun untuk membahas struktur kebahasan yang terdapat dalam Syair Haji dipergunakan beberapa unsur yaitu: diksi, imaji, kata konkret. dan gaya bahasa. A. Diksi Diksi adalah pilihan kata yang biasanya dipergunakan penyair (Tarigan, 1984:29) B. Imaji Imaji adalah kata atau susunan kata yang dapat memperjelas atau mengkonretkan apa yang dinyatakan oleh penyair. Melalui pengimajian, apa yang digambarkan seolah-olah dapat dilihat (imaji visual) didengar (imaji auditif) atau dirasa (imaji taktil).(waluyo, 2005 :10) 1. Imaji Visual Adalah menampilkan kata-kata yang menyebabkan apa yang digambarkan penyair lebih jelas (Waluyo, 2005 :10) 2. Imaji Auditif (Pendengaran) Adalah penciptaan ungkapan oleh penyair, sehingga pembaca seolah-olah mendengarkan suara seperti yang digambarkan oleh penyair ( Waluyo, 2005 :11) 3. Imaji Taktil (Perasaan) Adalah ungkapan oleh penyair yang mampu mempengaruhi perasaan sehingga pembaca ikut terpengaruh perasaanya (Waluyo, 2005 :11)

C. Kata konkret Kata konkret adalah salah satu cara penyair mengambarkan sesuatu secara konkret. Oleh karena itu kata-kata dipenkonkretkan, bagi penyair dirasa lebih jelas karena lebih konkret, namun bagi pembaca sulit ditafsirkan (Waluyo, 2005: 9) Kata konkret sangat berkaitan dengan kiasan dan perlambangan artinya simbolnya dan kiasan dapat digunakan sebagai sarana untuk mengkonkretkan hal yang absrak. Dengan kata lain kiasan dan perlambangan dapat memberikan kesan yang lebih luas tentang suatu keadaan pendengar atau pembaca. D. Gaya bahasa Gaya bahasa adalah cara mengungkapkan pikiran secara khas yang memperhatikan jiwa serta kepribadian penyair. Artinya, gaya bahasa yang digunakan oleh penyair seorang penyair merupakan refleksi dari pikiran dan jiwanya dalam membuat sebuah karya sastra. 2.1.2. Struktur Batin Struktur batin disebut juga dengan hakikat puisi. Unsur hakikat puisi yakni tema (sense), perasaan (feeling), nada atau sikap penyair terhadap pembaca (tone) dan amanat (intention). A. Tema Tema merupakan gagasan pokok (subjek matter) yang dikemukan oleh pengarang melalui puisinya.( Waluyo, 2005 :17)

Tema yang banyak terdapat dalam puisi ada beberapa seperti pendapat (Walluyo, 2005:17) adalah tema ketuhanan (religius), tema kemanusian, cinta, patriotisme, perjuangan, kegagalan hidup, alam, keadilan, kritik sosial, demokrasi, dan tema kesetiakawanan. 1. Tema Ketuhanan (religius) Tema ketuhanan seringkali disebut tema religius filosofis.yaitu tema puisi yang mampu membawa manusia untuk lebih bertagwa, lebih merenungkan kekuasan tuhan, dan menghargai alam seisinya. 2. Tema kemanusiaan Tema kemanusian adalah melalui peristiwa atau tragedi yang digambarkan penyair dalam puisi ia harus berusaha menyakinkan pembaca tentang ketinggian martabat manusia. 3. Tema Patriotisme Adalah penyair mengambarkan pembaca untuk meneladani orang-orang yang telah berkorban demi bangsa dan tanah air. 4. Tema cinta tanah air Tema mengungkapkan perjuangan membela bangsa dan tanah air, maka tema cinta tanah air berupa pujaan kepada tanah kelahiran atau negeri tercinta. 5. Tema cinta kasih antara pria dan wanita Tema yang berbentuk pantun perkenalan, pantun berkasih-kasihan, pantun perpisahan dan pantun beriba hati, dari jenis pantun itu dapat dinyatakan bahwa tema cinta kasih meliputi putus cinta atau sedih karena cinta. 6. Tema kerakyatan atau demokrasi. Tema kerakyatan/demokrasi mengungkapkan bahwa rakyat memilki kekuasan karena sebenarnya rakyat yang menentukan pemerintah suatu negara. 7. Tema keadilan sosial(protes sosial) Tema yang menceritakan kaum yang tertindas. 8. Tema pendidikan Tema yang mengambarkan tentang pendidikan. 9. Tema-tema lain Tema dengan main-main tetapi mengandung sindiran. Sedangkan menurut (Semi, 1988: 17) ada tiga cara untuk melihat karya sastra. Diantaranya: 1) Melihat persoalan yang paling menonjol, 2) Konflik yang banyak hadir. 3) Menghitung waktu yang banyak hadir.

Untuk mengetahui tema dari kumpulan Syair Haji penulis hanya mengunakan salah satu cara yaitu melihat persoalan yang paling menonjol. cara ini akan diterapkan pada bait syair terjemahan Muhammad fanani. B. Perasaan (feeling) Rasa atau feeling mengungkapkan suasana perasaan penyair ikut di ekspresikan dan dihayati oleh pembaca.(waluyo, 2005:39) Ini berarti bahwa rasa menyangkut tentang suasana kejiwaan atau perasaan penyair pengubah terhadap sesuatu yang menjadi persoalan dalam dirinya. Persoalan ini pula yang menjadi fokus perhatian pengarang dalam membuat puisinya dengan kata lain. Rasa adalah tanggapan atau reaksi pengarang berupa perasaan terhadap fenomena yang terjadi di sekitarnya. C. Nada atau Suasana (tone) Nada mengungkapkan sikap penyair terhadap penyair terhadap pembaca dari sikap terciptalah suasana puisi (Waluyo, 2005 :37). Dalam menulis puisi, penyair mempunyai sikap tertentu terhadap pendengar. Nada mengungkapkan sikap penyair terhadap pembaca dari sikap itulah terciptalah suasana puisi (Waluyo, 2005:37) Nada mempunyai unsur yang penting dalam puisi sebab nada menyangkut, masalah sikap penyair kepada pembaca. Ada nada menegaskan, persuasifdan sebagainya.

D. Amanat Amanat, pesan atau nasihat merupakan kesan yang ditangkap pembaca setelah membaca puisi. Sikap dan pengalaman pembaca sangat berpengaruh kepada pembaca. Amanat puisi sangat berkaitan dengan cara pandang pembaca, amanat tidak lepas dari tema dan isi puisi yang dikemukan oleh penyair (Waluyo, 2005 :40) 2.2. Religiusitas sastra Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2000) religi adalah kepercayaan kepada Tuhan akan adanya kekuatan ada kodrat di atas manusia kepercayaan animisme, dinamisme dan agama. Sedangkan religius bersifat keagamaan yang bersangkut paut dengan religi. Religi diartikan lebih luas daripada agama, kata religi menurut asal kata berarti ikatan atau pengikatan diri (Atmosuwito, 1989:123) Religius sastra adalah seperangkat dimensi yang muncul dari sikap ide dan pandangan hidup atau penulis sastra dan akhirnya terefleksi dalam karyanya. Agama menurut sastra religius bukan kekuasan melainkan sebagai pedemokrasian (Atmosuwito, 1989:126) Pada awalnya segala sastra adalah religi, istilah religius membawa konotasi pada makna agama. Religius dan agama memang erat berkaitan. berdampingan bahkan dapat melebur dalam satu kesatuan, namun sebenarnya keduanya mengarah pada makna yang berbeda. Dengan demikian religius bersifat mengatasi lebih luas dari agama yang tampak formal dan resmi. Menurut Moenjdjanto (dalam Ratnawati, 2000:2), Religius merupakan sesuatu yang 1) melintasi agama, 2) melintasi rasiolisasi, 3) menciptakan keterbukaan antar manusia, dan 4) tidak indektik dengan sifat pasifisme

Manguwijaya (dalam Ratnawati 2000:2) mengungkapkan: Religius pada dasarnya adalah bersifat mengatasi atau lebih dalam dari pada agama yang tampak, formal, dan resmi, karena ia tidak berkerja dalam pergertian pengertian (otak), tetapi dalam pengalaman dan penghayatan dan konseptualitas, Sehingga religius tidak langsung berhubungan dengan ketaatan yang ritual yang hanya sebagai huruf, tetapi dengan lebih mendasar dalam diri manusia yaitu roh. Religius dimaksudkan sebagai pembuka jalan agar kehidupan orang yang beragama semakin intens (Moljanto dan Sunardi, 1990:208) menyatakan bahwa semakin orang religius, hidup orang itu akan semakin nyata (real) atau merasa makin ada dengan hidupnya sendiri. Bagi orang beragama, intensitas itu tidak dapat dipisahkan dari keberhasilannya untuk membuka diri terus menerus terhadap pusat kehidupan. Pada awalnya segala sastra adalah religi, istilah religius membawa konotasi pada makna agama. Religius dan agama memang erat berkaitan. berdampingan bahkan dapat melebur dalam satu kesatuan, namun sebenarnya keduanya mengarah pada makna yang berbeda. Dengan demikian religius bersifat mengatasi lebih luas dari agama yang tampak formal dan resmi. Religius sastra adalah seperangkat dimensi yang muncul dari sikap ide dan pandangan hidup atau penulis sastra dan akhirnya terefleksi dalam karyanya. Karya sastra merupakan wujud representasi dunia dalam bentuk lambang (kebahasan) Oleh karena itu, karya sastra merupakan salah satu media yang dapat menjadi satu pengalaman estektik yang mengantarkan seseorang untuk mencapai religius. Salah satu cara yang dapat dilakukan manusia untuk meraih pengalaman estetik dan itu pula yang mengarahkan atau membangkitkan religius.

Berdasarkan gambaran tentang pendekatan religiusitas sastra di atas, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa religius itu bukan karena ketaatan seseorang tapi bagaimana seseorang itu menjaga kualitas ketaatan seseorang dilihat dari dimensi yang paling dalam dan personal yang sering kali berada di luar kategori ajaran agama pendekatan ini menitik beratkan misi sastra sebagai alat perjuangan meningkatkan mutu kehidupan untuk manusia dan meningkatkan budi pekerti anggota masyarakat.