III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan Mei 2013 sampai Maret 2014 di

dokumen-dokumen yang mirip
Penelitian ini dilaksanakan di Lahan BPTP Unit Percobaan Natar, Desa Negara

III. BAHAN DAN METODE. dengan Januari Pengujian viabilitas dilakukan di Laboratorium Pemuliaan

III. BAHAN DAN METODE. dengan Januari Pengujian viabilitas dilakukan di Laboratorium Pemuliaan

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di lahan di Desa Jatimulyo, Kecamatan Jati Agung,

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP)

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Unit

III. BAHAN DAN METODE

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Unit

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Kebun Percobaan Balai Pengkajian Teknologi

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini merupakan tahap lanjutan dari penelitian yang dilakukan di lahan

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian produksi benih dilakukan di lahan petani di Desa Sinar Agung, Kecamatan

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Unit

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan di Kebun Percobaan Balai Pengkajian Teknologi

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Kebun Percobaan Balai Pengkajian Teknologi

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Pemuliaan dan Teknologi Benih

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan Laboratorium Teknologi Benih dan Pemuliaan

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian produksi benih dilaksanakan di Kebun Percobaan Politeknik Negeri

III. BAHAN DAN METODE

III. METODOLOGI PENELITIAN. Pertanian Universitas Lampung dari Bulan Agustus 2011 sampai dengan Bulan

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Benih dan Pemuliaan Tanaman,

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu, Fakultas Pertanian,

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Lahan Penelitian Natar, Lampung Selatan dan

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Kebun Percobaan Fakultas Pertanian Universitas

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian

III. BAHAN DAN METODE. Percobaan ini dilaksanakan di desa Pajaresuk Kecamatan Pringsewu Kabupaten

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Benih dan Pemuliaan Tanaman,

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Percobaan Alat dan Bahan Metode Percobaan

III. BAHAN DAN METODE. Percobaan ini dilaksanakan di Kebun Percobaan Fakultas Pertanian Universitas

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di Lahan Percobaan Lapang Terpadu dan Laboratorium

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini merupakan penelitian lanjutan yang sebelumnya dilakukan oleh

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Lahan Laboratorium Terpadu dan Laboratorium

BAHAN DAN METODE. Pada musim tanam pertama penelitian ini dilakukan pada bulan Mei sampai

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Rumah Kaca Laboratorium Lapang Terpadu

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP),

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboraturium Benih dan Pemuliaan Tanaman

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di lahan Politeknik Negeri Lampung yang berada pada

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu penelitian. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Desember 2015 sampai Mei 2016

III. BAHAN DAN METODE

I. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Politeknik Negeri Lampung, Bandar Lampung.

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini telah dilaksanakan di lahan gambut Desa Rimbo Panjang

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di Lapangan Terpadu Kampus Gedung Meneng Fakultas

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu. Bahan dan Alat. Metode Penelitian

III. BAHAN DAN METODE. Universitas Lampung pada titik koordinat LS dan BT

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di laboratorium Lapangan Terpadu Universitas Lampung

III. BAHAN DAN METODE. Penanaman dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian,

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di lahan percobaan Politeknik Negeri Lampung, Bandar

PELAKSANAAN PENELITIAN. dan produksi kacang hijau, dan kedua produksi kecambah kacang hijau.

III. BAHAN DAN METODE. Percobaan I dilakukan pada Laboratorium Benih Fakultas Pertanian dan

III. BAHAN DAN METODE. Penanaman dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian,

BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilakukan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan di kebun percobaan yang terletak di Desa Rejomulyo,

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu. Bahan dan Alat

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan waktu penelitian. Penelitian dilaksanakan di lahan sawah di Dusun Tegalrejo, Taman Tirto,

Percobaan 4. Tumpangsari antara Jagung dengan Kacang Tanah

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Kelurahan Banjarsari Bedeng 29, Kecamatan Metro

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Sukabanjar Kecamatan Gedong Tataan

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di lahan pertanaman tebu Kecamatan Natar, Kabupaten

BAHAN DAN METODE. Bahan yang digunakan adalah benih padi Varietas Ciherang, Urea, SP-36,

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di kebun percobaan Universitas Lampung (Unila),

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilakukan di Lapangan Terpadu Fakultas Pertanian, Universitas

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Politeknik Negeri Lampung (POLINELA). Waktu

III. BAHAN DAN METODE. Laboratorium Produksi Perkebunan Fakultas Pertanian Universitas Lampung

m. BAHAN DAN METODE KO = Tanpa pupuk kalium (control) Kl = 50 kg KCl/ha = 30 kg KjO/ha (30 g KCl/plot)

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Bahan dan Alat Metode Penelitian

III. BAHAN DAN METODE

Percobaan 3. Pertumbuhan dan Produksi Dua Varietas Kacang Tanah pada Populasi Tanaman yang Berbeda

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di kebun Kota Sepang Jaya, Kecamatan Labuhan Ratu,

Laboratorium Teknologi Benih Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran, Jatinangor, Jawa Barat, dengan ketinggian 725 m di atas permukaan laut.

III. MATERI DAN WAKTU

BAB III METODOLOGI DAN PELAKSANAAN PENELITIAN

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Lapang terpadu Universitas Lampung di

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dilaksanakan di Screen House, Balai Penelitian Tanaman Sayuran

Penelitian ini dilaksanakan pada Juni sampai Oktober 2014 di Rumah Kaca. Lapangan Terpadu dan Laboratorium Benih dan Pemuliaan Tanaman

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Sepang Jaya Kecamatan Labuhan Ratu Bandar

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di Kel. Gunung sulah, Kec.Way Halim, Kota Bandar

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Timur Kabupaten Semarang dan di Laboratorium Penelitian Fakultas Pertanian

III. MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan dilahan percobaan Fakultas Pertanian dan

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian

BAHAN DAN METODE. Y ij = + i + j + ij

II. METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini didesain menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL)

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan di kebun percobaan laboratoriun lapangan terpadu

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di kebun Balai Pengkajian Teknologi Pertanian,

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di rumah kaca gedung Hortikultura Universitas Lampung

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Lapang Terpadu dan Laboratorium Ilmu

III. TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian dilakukan di Laboratorium dan Lahan Percobaan Fakultas

III. BAHAN DAN METODE. Selatan yang diketahui memiliki jenis tanah Ultisol dan Laboratorium Ilmu Tanah

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini didesain dengan menggunakan Rancangan Acak Lengkap

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di rumah kaca laboratorium Lapangan Terpadu

MATERI DAN METODE. Pekanbaru. Penelitian ini dilaksanakan selama 5 bulan dimulai dari bulan Juni sampai

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Bahan dan Alat Metode Percobaan

III. METODE PENELITIAN. Pembuatan biochar dilakukan di Kebun Percobaan Taman Bogo Lampung Timur.

III. MATERI DAN METODE. beralamat di Jl. H.R. Soebrantas No. 155 Km 18 Kelurahan Simpang Baru Panam,

III. METODE PENELITIAN

Transkripsi:

16 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan Mei 2013 sampai Maret 2014 di Lahan BPTP Unit Percobaan Natar, Kecamatan Natar, Kabupaten Lampung Selatan dan di Laboratorium Benih dan Pemuliaan Tanaman, Fakultas Pertanian Universitas Lampung. 3.2 Bahan dan Alat Adapun bahan-bahan yang digunakan pada penelitian ini antara lain adalah benih sorgum tiga varietas yaitu varietas Numbu, varietas Keller dan varietas Wray, pupuk kimia, fungisida, air, kertas merang, serta bahan organik. Bahan organik yang digunakan dalam penelitian ini adalah pupuk kandang (kotoran sapi) sesuai dengan dosis yang telah ditentukan. Alat-alat yang digunakan pada penelitian ini antara lain adalah bajak singkal, bajak rotari cangkul, tugal, sabit, cutter, gembor, mesin pompa air, polibag, tali raffia, label, bajak, buku tulis, meteran, timbangan, ember, gunting, selang, germinator tipe IPB-72, plastik, karet gelang, gunting, penggaris, gelas ukur, oven, timbangan, dan alat tulis.

17 3.3 Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan rancangan petak terbagi (split plot) di dalam Rancangan Kelompok Teracak Sempurna (RKTS) yang terdiri dari petak utama adalah dosis bahan organik (B) yaitu 0 ton/ha (b0), 5 ton/ha (b1), 10 ton/ha (b2) dan 15 ton/ha (b3) sedangkan untuk anak petak adalah varietas sorgum (G) yaitu Numbu (g1), Keller (g2) dan Wray (g3). Penelitian ini terdiri dari 12 kombinasi perlakuan yang diulang sebanyak 3 kali. Ulangan tersebut sebagai kelompok, sehingga terdapat 36 satuan percobaan. Tiap satuan percobaan menggunakan lahan seluas 16 m 2. Homogenitas ragam data antar pelakuan dilihat menggunakan Uji Bartlett dan kemenambahan data pengamatan dilihat dengan Uji Tukey. Setelah data dinyatakan homogen ragamnya, selanjutnya data dianalisis ragam untuk melihat pengaruh perlakuan. Perbandingan nilai tengah antarperlakuan dilihat dengan uji Beda Nyata Jujur. Semua pengujian dilakukan pada taraf nyata 5 %. 3.4 Pelaksanaan Penelitian 1. Persiapan lahan dan penanaman Lahan seluas 836 m 2 dibersihkan dan dibajak dua kali dengan kedalaman 20 cm setelah itu digaru dan diratakan kembali. Setelah itu dilakukan pembuaatan petakan dengan ukuran 4 m x 4 m dengan jarak antar petakan 1 m. Petakan dibuat sebanyak 36 petak karena pada penelitian ini terdapat 12 perlakuan dan 3 ulangan. Sebelum dilakukan penanaman, terlebih dahulu dilakukan pemberian bahan organik sesuai dosis yang telah ditentukan, setelah itu dilakukan pengaturan jarak

18 tanam yaitu 80 cm x 20 cm, sehingga terdapat 100 lubang tanam. Penanaman dengan cara ditugal dengan kedalaman 3-5 cm dan 3-5 benih/lubangnya. Setelah tanaman tumbuh dilakukan penjarangan tanaman yang disisahkan satu tanaman perlubangnya. 2. Pemupukan Pemupukan bertujuan untuk menyediakan unsur hara dalam tanah. Pada penelitian ini digunakan pupuk NPK dengan dosis 100 kg/ha Urea, 100 kg/ha SP36 dan 150 kg/ha KCl. Pupuk diberikan 2 kali yaitu pada saat 2 MST dengan perbandingan ½ :1:1 dan 8 MST dengan perbandingan ½ :0:0. Pemupukan dilakukan secara larikan. 3. Pemeliharaan Kegiatan pemeliharaan meliputi penyiraman, penyiangan, pengendalian gulma dan pengendalian hama penyakit. Penyiraman yang bertujuan untuk menjaga ketersediaan air didalam tanah. Penyiangan dilakukan dengan cara manual dengan hati-hati agar tidak mengganggu perakaran tanaman sorgum. Penyulaman juga dilakukan apabila benih tidak tumbuh serta dilakukan penjarangan pada tanaman yang tumbuh terlalu banyak. 4. Pemanenan Pemanenan dilakukan dengan memotong pada pangkal malai tanaman sorgum. Pada saat pemanenan dipilih tanaman yang memiliki biji. Benih dipanen pada tanggal 14 September 2013.

19 5. Pengujian mutu fisiologis benih a. Penyiapan Benih Benih yang dipanen dirontokkan, dijemur hingga memiliki kadar air 10-12 % serta dibersihkan dari kotoran dan dipilih benih yang seragam. Benih yang telah mencapai kadar air 10-12 % dikemas dengan plastik, lalu disimpan dalam ruangan dengan suhu kamar 27-30 o C. Pengujuan mutu fisiologis benih dilakukan pada benih sebelum disimpan atau penyimpanan 0 bulan, setelah disimpan 3 bulan dan setelah disimpan 5 bulan. b. Penyiapan Media Tumbuh Media perkecambahan yang digunakan adalah kertas merang yang telah dilembabkan dengan air. Kertas merang dicelupkan kedalam air lalu ditiriskan hingga air berhenti menetes. Setiap satuan percobaan menggunakan 3 lembar kertas merang untuk lapisan bawah dan 2 lembar kertas merang untuk lapisan atas. Kertas merang yang digunakan tersebut berukuran 30 cm x 20 cm. Plastik lembaran ukuran 35 cm x 25 cm disiapkan untuk alas kertas merang yang telah ditanami benih. c. Pengecambahan benih Perkecambahan benih dilakukan dengan Uji Kecepatan Perkecambahan (UKP) dan Uji Keserempakan Perkecambahan (UKsP). UKP dan UKsP dibuat dengan metode uji kertas digulung dan didirikan didalam plastik (UKDdP). Pada setiap gulungan untuk setiap satuan percobaan ditanam 50 butir benih sorgum yang disusun secara zigzag. UKP untuk mengukur 1) persentase kecepatan

20 perkecambahan (% KP) dan 2) persentase kecambah normal (% KNT), sedangkan UKsP untuk mengukur 1) persentase kecambah normal kuat (% KNK), 2) persentase kecambah normal lemah (% KNL), 3) bobot kering kecambah normal (BKKN), 4) panjang akar primer (PAP), 5) panjang hipokotil (PH), dan 6) panjang kecambah normal (PKN). Perkecambahan benih dilakukan didalam Germinator. Pengamatan kecambah UKP dilakukan setiap hari setelah 2 HST sampai dengan 7 HST. Pengamatan kecambah UKsP dilakukan pada 6 HST ( Pramono, 2009). 3.5 Peubah Pengamatan 1. Kecepatan Perkecambahan (KP) Kecepatan perkecambahan dapat diperoleh dengan melakukan uji kecepatan perkecambahan dengan UDKdP. Kecepatan perkecambahan dihitung sebagai jumlah kumulatif dari persen pertambahan kecambah harian Kecepatan perkecambahan dinyatakan dalam % kecambah normal/hari. Keterangan : KP Pi Ti = Kecepatan Perkecambahan benih (%/hari) = Pertambahan persen kecambah normal yang muncul dari hari ke i sampai hari ke (i=1) (%) = waktu atau hari pengamatan ke-1 (hari)

21 2. Kecambah Normal Total (KNT) Persen kecambah normal total yaitu persen kecambah yang berkecambah normal dari jumlah benih yang ditanam untuk setiap perlakuan.kecambah normal total diukur melalui UKP. Kriteria kecambah yang normal adalah sebagai berikut : a. Akar primer yang seminal. b. Perkembangan hipokotil baik dan sempurna tanpa ada kerusakan pada jaringan dan plumula sempurna dengan daun berwarna hijau dan tumbuh baik KNT (%) = Keterangan : KNT = % Kecambah Normal Tetap KN = Kecambah Normal N = Jumlah benih yang ditanam di kertas merang pada 1 perlakuan. 3. Kecambah Normal Kuat (KNK) KNK diukur melalui uji keserempakan perkecambahan benih. Kecambah normal kuat dilihat dari jumlah kecambah normal kuat yang muncul pada saat pengujian keserempakan dan dinyatakan dalam persen (%). Kriteria kecambah normal kuat adalah kecambah normal yang menunjukkan kinerja secara visual lebih baik dibandingkan kecambah normal lainnya yang kurang baik dan kecambahnya serempak dan sempurna. Kriteria kecambah normal kuat yaitu kecambah dengan semua struktur pentingnya berkembang dengan baik, lengkap dengan proporsional dan sehat. Penentuan kecambah normal kuat dan kecambah normal lemah yaitu dilakukan dengan menyusun kecambah normal secara berjajar dari penampilan fisik kecambah yang terbaik sampai penampilan fisik kecambah normal buruk, kemudian ditentukan secara subjektif kecambah normal kuat dari

22 seluruh kecambah normal pada pengujian keserempakan perkecambahan. untuk kecambah normal kuat panjang akar primer lebih dari 10 cm dan panjang hipokotil lebih dari 10 cm. X 100 % Keterangan : KNK = Kecambah normal kuat N = Jumlah benih yang ditanam 4. Kecanbah Normal Lemah (KNL) KNL diukur melalui uji keserempakan perkecambahan benih. Kecambah normal lemah diamati dari jumlah kecambah normal lemah yang muncul pada saat pengujian keserempakan dan dinyatakan dalam persen (%). Kriteria kecambah normal lemah adalah kecambah normal yang kurang vigor dibandingkan kecambah normal lainnya yang bervigor tinggi. Penentuan kecambah normal kuat dan kecambah normal lemah yaitu dilakukan dengan menyusun kecambah normal secara sejajar dari penampilan fisik kecambah yang terbaik sampai penampilan fisik kecambah normal buruk, kemudian ditentukan secara subyektif kecambah normal lemah dari seluruh kecambah normal pada pengujian keserempakan perkecambahan. untuk kecambah normal kuat panjang akar primer kurang dari 10 cm dan panjang hipokotil kurang dari 10 cm. 5. Bobot Kering Kecambah Normal (BKKN) Bobot kering kecambah normal diperoleh dari kecambah normal, yang telah dibuang endospermnya lalu dilakukan pengovenan pada suhu 70 o C selama 3 x 24 jam. Penimbangan bobot kering kecambah normal dilakukan setelah kecambah

23 kering disimpan didalam desikator hingga suhu kecambah kering stabil. Penimbangan dilakukan dengan menggunakan timbangan analitik. Bobot kering kecambah normal dihitung dengan rumus barikut ini : X 100 6. Panjang Akar Primer (PAP) Panjang akar primer diukur dari 10 kecambah normal dari uji keserempakan perkecambahan benih. Pengambilan 10 sampel kecambah tersebut dilakukan secara acak dengan mengundi nomor 1 sampai dengan nomor 10 dari setiap baris tanaman. Hasil pengundian tersebut adalah baris pertama adalah kecambah No-3 dan No-10, baris kedua adalah kecambah No-1 dan No-2, baris ketiga adalah kecambah No- 4 dan No-9, baris keempat adalah kecambah No-7 dan No-6 dan baris kelima adalah kecambah No-8 dan No-10. Apabila pada saat pengamatan kecambah dengan nomor sampel tersebut benihnya tidak berkecambah atau berkecambah abnormal maka yang diamati adalah kecambah yang disebelah kiri, kanan, atas dan bawahnya. Panjang akar primer diukur dari pangkal akar hingga bagian ujung akar primer. 7. Panjang Hipokotil (PH) Panjang hipokotil diukur dari 10 kecambah normal sampel dari uji keserempakan perkecambahan benih seperti pada pengukuran panjang akar primer. Panjang hipokotil diukur mulai dari pangkal hipokotil sampai titik tangkai hipokotil.

24 8. Panjang Kecambah Normal (PKN) Panjang kecambah normal diukur dari 10 kecambah normal sampel dari uji keserempakan perkecambahan benih.panjang kecambah normal adalah jumlah dari panjang akar primer dengan panjang hipokotil.