BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Suatu organisasi mempunyai berbagai pemangku kepentingan (stakeholders). Kepentingan mereka bisa sama, bisa berbeda, bahkan bisa bertentangan. Mereka masing-masing mempunyai kepedulian tertentu terhadap risiko dan pengendaliannya (Tuanakotta, 2011). Pemilik mengendalikan proses keputusan, operasional dan informasi dengan berbagai cara. Beberapa bentuk pengendalian diterapkan secara sukarela sebagai bentuk kebijakan perusahaan (misalnya, pengadaan fungsi audit internal). Ada bentuk pengendalian yang melindungi kepentingan pemilik dari risiko yang dihadapinya (misalnya information risk yang ingin ditangkal dengan menugaskan auditor eksternal mengaudit laporan keuangan yang dibuat manajemen), sedangkan dalam bentuk lain, pemangku kepentingan lain mengendalikan risiko untuk kepentingan pemilik (misalnya pengendalian yang dilakukan manajemen dan pengendalian atas proses bisnis) (Tuanakotta, 2011). Tanggung jawab untuk memilih dan mengadopsi kebijakan akuntansi yang tepat, menyelenggarakan pengendalian intern yang memadai, serta menyajikan laporan keuangan yang wajar berada di pihak manajemen, bukan auditor. Tanggung jawab ini timbul mengingat bahwa pihak manajemen selaku pelaksana harian perusahaan memiliki pengertian yang lebih terperinci dan mendalam atas setiap transaksi perusahaan yang terjadi dibanding dengan pihak auditor. 1
2 Pengetahuan auditor akan transaksi yang terjadi dan pengendalian intern klien hanya terbatas pada informasi (pengetahuan) yang diperolehnya selama menjalankan kegiatan audit (Hery, 2013). Laporan akuntansi disiapkan untuk memberikan informasi yang berguna bagi para pemakai laporan (users), terutama sebagai dasar pertimbangan dalam proses pengambilan keputusan kelak. Laporan akuntansi ini dinamakan laporan keuangan. Laporan keuangan (financial statement) merupakan produk akhir dari serangkaian proses pencatatan dan pengikhtisaran dan transaksi bisnis. Laporan keuangan ini berfungsi sebagai alat informasi yang menghubungkan perusahaan dengan pihak-pihak yang berkepentingan, yang menunjukan kondisi kesehatan keuangan perusahaan dan kinerja perusahaan (Hery, 2013). Contoh kasus yang berhubungan dengan risiko yang dihadapi saat auditor melakukan penugasan audit yang diberitakan dalam bumn.go.id pada tanggal 7 November 2002 adalah kasus Manajemen Lama Kimia Farma Dipastikan Terlibat Kasus. Di mana Badan Pengawas Pasar Modal (Bapepam) memastikan ada indikasi manajemen lama PT Kimia Farma Tbk terlibat dalam upaya memperbaiki performance laporan keuangan 2001. Hal ini terlihat dari terjadinya selisih laba bersih Rp32,67 miliar akibat kesalahan pencatatan laba bersih yang seharusnya Rp99,55 miliar menjadi Rp132,26 miliar. Saat ini Bapepam masih memeriksa kasus dugaan penggelembungan (mark up) laba bersih dalam laporan keuangan Kimia Farma 2001 itu. Kesalahan pencatatan ditemukan kantor akuntan publik Hans Tuanakota Mustofa (HTM) menjelang pemerintah akan melakukan divestasi (pelepasan saham) tahap kedua di Kimia Farma pada Mei 2002. Sementara
3 kesalahan pencatatan ditemukan pada laporan keuangan 2001 yang digunakan saat pelaksanaan divestasi yang dilakukan melalui penawaran saham perdana atau dalam bahasa inggris, Initial Public Offering (IPO) (Badan Usaha Milik Negara, 2002). Proses manajemen risiko yang baik dalam prosedur penerimaan klien merupakan kunci yang penting untuk mengurangi risiko bisnis bagi Kantor Akuntan Publik (KAP) dalam menghadapi tuntutan hukum di masa yang akan datang. Namun, bagaimana keputusan penerimaan klien diputuskan belum banyak diketahui publik. Untuk itu, setelah mempertimbangkan latar belakang penelitian di atas, maka penulis bermaksud melakukan penelitian yang berjudul: Pengaruh Risiko Bisnis Klien, Risiko Audit, dan Risiko Bisnis Auditor terhadap Keputusan Penerimaan Klien (Studi Kasus Terhadap Kantor Akuntan Publik Di Kota Bandung) 1.2 Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukanan penulis, penulis mengidentifikasikan beberapa masalah yaitu : 1. Apakah risiko bisnis klien (client business risk) berpengaruh secara parsial terhadap keputusan penerimaan klien pada kantor akuntan publik di Kota Bandung. 2. Apakah risiko audit (audit risk) berpengaruh secara parsial terhadap keputusan penerimaan klien pada
4 3. Apakah risiko bisnis auditor (auditor business risk) berpengaruh secara parsial terhadap keputusan penerimaan klien pada kantor akuntan publik di Kota Bandung. 4. Apakah risiko bisnis klien (client business risk), risiko audit (audit risk), dan risiko bisnis auditor (auditor business risk) berpengaruh secara simultan terhadap keputusan penerimaan klien pada kantor akuntan publik di Kota Bandung. 1.3 Tujuan Penelitian Berdasarkan identifikasi masalah yang telah diuraikan sebelumnya, maka tujuan penelitian adalah : 1. Untuk mengetahui apakah risiko bisnis klien (client business risk) berpengaruh secara parsial terhadap keputusan penerimaan klien pada 2. Untuk mengetahui apakah risiko audit (audit risk) berpengaruh secara parsial terhadap keputusan penerimaan klien pada kantor akuntan publik di Kota Bandung. 3. Untuk mengetahui apakah risiko bisnis auditor (auditor business risk) berpengaruh secara parsial terhadap keputusan penerimaan klien pada 4. Untuk mengetahui apakah risiko bisnis klien (client business risk), risiko audit (audit risk), dan risiko bisnis auditor (auditor business risk) berpengaruh secara simultan terhadap keputusan penerimaan klien pada
5 1.4 Kegunaan Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut : 1. Bagi peneliti selanjutnya dapat menambah wawasan dan pengetahuan mengenai pengaruh risiko bisnis klien (client business risk), risiko audit (audit risk), dan risiko bisnis auditor (auditor business risk) terhadap keputusan penerimaan klien. 2. Bagi perusahaan yang menjadi objek penelitian penulis, diharapkan dapat memberikan informasi yang bergunas sebagai bahan masukan serta bermanfaat bagi kemajuan perusahaan. 1.5 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Kantor Akuntan Publik (KAP) di wilayah Bandung. Sedangkan waktu penelitian akan dilaksanakan pada bulan Maret 2014 sampai dengan bulan Juli 2014.