BAB II TINJAUAN PUSTAKA

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Sistem Pendukung Keputusan Decision Support System (DSS) pada tahun

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. lebih berarti bagi yang menerimanya. Definisi atau pengertian sistem secara

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI. Menurut Pujawan dan Erawan (2010) memilih supplier merupakan

MEMAHAMI PENGGUNAAN UML

Unified Modelling Language UML

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

MAKALAH ANALISIS & PERANCANGAN SISTEM II USE CASE DIAGRAM

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Gambar Use Case Diagram

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL PERTAMA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI. pendekatan komponen.dengan pendekatan prosedur, sistem dapat didefinisikan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI

Perancangan Sistem Informasi Penjualan dan Inventori pada PT. Oriental Chitra International

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB II LANDASAN TEORI

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN

UNIFIED MODELING LANGUAGE

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Universitas Padjadjaran yang beralamat di Jl. Ir H. Djuanda No 4 Bandung.

BAB II LANDASAN TEORI

Sistem Pendukung Keputusan Penasehat Akademik (PA) untuk Mengurangi Angka Drop Out (DO) di STMIK Bina Sarana Global

BAB I PERSYARATAN PRODUK

Informasi Siklus Informasi Kualitas Informasi Pengertian Sistem Informasi

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 LANDASAN TEORI Sistem Pendukung Keputusan Pengertian Keputusan. Universitas Sumatera Utara

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. dalam suatu perusahaan, karena persediaan akan dijual secara terus menerus untuk

BAB I PENDAHULUAN. membuat kita untuk lebih membuka diri dalam menerima perubahan-perubahan

BAB I PENDAHULUAN. telah di perjanjikan. Dalam kasus ini terjadinya kredit macet pasti akan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Disain System Berorientasi Objek (Unified Modeling Language) ( Studi Kasus : Sistem Informasi Manajemen Perpustakaan )

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ISSN VOL 15, NO 2, OKTOBER 2014

BAB 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Defenisi Sistem Pendukung Keputusan (Decision Support System)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Profile Umum P.T. PJB Badan Pengelola Waduk Cirata

BAB III TEORI HIERARKI ANALITIK. Proses Hierarki Analitik (PHA) atau Analytical Hierarchy Process (AHP)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dikatakan sebagai sistem komputer yang mengolah data menjadi informasi untuk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dalam pengumpulan data atau informasi guna memecahkan permasalahan dan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

DAFTAR ISI... HALAMAN JUDUL... HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN... HALAMAN PENGESAHAN... MOTTO DAN PERSEMBAHAN... RINGKASAN... KATA PENGANTAR...

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Lampiran 1 - Pengenalan terhadap UML (Unified Model Language)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Yuli Purwati, M.Kom USE CASE DIAGRAM

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. spesifikasi sistem yang baru atau sistem yang akan diusulkan dan dimodifikasi.

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI

DIAGRAM SEQUENCE UML

DAFTAR SIMBOL 1. CLASS DIAGRAM. Nama Komponen Class

BAB II LANDASAN TEORI. mengintegrasikan bermacam-macam data dengan menyusun, menyimpan, 1. Meningkatkan efisiensi dan efektifitas kerja.

APLIKASI SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN SMARTPHONE

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM

SATIN Sains dan Teknologi Informasi

SEJARAH UML DAN JENISNYA

BAB III LANDASAN TEORI

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PERIJINAN DAN PENEMPATAN KOLAM JARING TERAPUNG MENGGUNAKAN METODE AHP STUDI KASUS PT

JURNAL. SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN KENAIKAN JABATAN PADA PT BANK CENTRAL ASIA Tbk. (BCA) MENGGUNAKAN METODE ANALITYC HEARARCHY PROCESS

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB II LANDASAN TEORI. Sistem Pendukung Keputusan (SPK) merupakan sistem informasi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM

RANCANGAN APLIKASI AKADEMIK MENGGUNAKAN METODE BERORIENTASI OBYEK: STUDI KASUS SMP NEGERI 9 PANGKALPINANG

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL HALAMAN PERSETUJUAN HALAMAN PENGESAHAN HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN RINGKASAN KATA PENGANTAR

BAB I PENDAHULUAN. dalam memperkenalkan identitas suatu bangsa. Provinsi Jawa Barat adalah salah

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB I PENDAHULUAN. secara lebih aktual dan optimal. Penggunaan teknologi informasi bertujuan untuk

BAB III OBJEK DAN METODOLOGI PENELITIAN. sesuai dengan pendapat Sugiyono (2003:58) mendefinisikan bahwa:

Sesi XIII AHP (Analytical Hierarchy Process)

BAB III LANDASAN TEORI. Menurut Soendoro dan Haryanto (2005), definisi dari sistem dapat

PRAKTIKUM REKAYASA PERANGKAT LUNAK MODUL KE - 2 PENGENALAN UML dengan RATIONAL ROSE OLEH: ANISA ISTIQOMAH (KELAS 5 B)

Transkripsi:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA II.1. Sistem Pendukung Keputusan II.1.1. Pengertian Sistem Pendukung Keputusan Pada dasarnya Sistem Pendukung Keputusan ini merupakan pengembangan lebih lanjut dari sistem informasi manajemen terkomputerisasi yang dirancang sedemikian rupa sehigga bersifat interaktif dengan pemakainya. Sifat interaktif ini dimaksudkan untuk memudahkan integrasi antara berbagai komponen dalam proses pengambilan keputusan seperti prosedur, kebijakan, teknik analisis, serta pengalaman dan wawasan manajerial guna membentuk suatu kerangka keputusan yang bersifat fleksibel. Sedangkan Menurut Andi Offset, dkk (2007 : 13) Sistem Pendukung Keputusan adalah sistem informasi interaktif yang menyediakan informasi, pemodelan, dan pemanipulasi data. Sistem itu digunakan untuk membantu pengambil keputusan dalam situasi yang semiterstruktur dan situasi yang tidak terstruktur, di mana tak seorang pun tahu secara pasti bagaimana keputusan seharusnya dibuat. II.1.2. Ciri-ciri Sistem Pendukung Keputusan Menurut Kosasi adapun ciri-ciri sebuah Sistem Pendukung Keputusan seperti yang dirumuskan oleh Alters Keen adalah sebagai berikut : 8

9 1. Sistem Pendukung Keputusan ditujukan untuk membantu pengambilan keputusan-keputusan yang kurang terstruktur dan umumnya dihadapi oleh para manajer yang berada di tingkat puncak. 2. Sistem Pendukung Keputusan merupakan gabungan antara kumpulan model kualitatif dan kumpulan data. 3. Sistem Pendukung Keputusan memiliki fasilitas interaktif yang dapat mempermudah hubungan antara manusia dengan komputer. 4. Sistem Pendukung Keputusan bersifat luwes dan dapat menyesuaikan dengan perubahan-perubahan yang terjadi. Dirancang untuk dapat di kembangkan secara bertahap. II.1.3. Karakteristik, Kemampuan dan Keterbatasan Sistem Pendukung Keputusan Sehubungan banyaknya definisi yang dikemukakan mengenai pengertian dan penerapan dari sebuah Sistem Pendukung Keputusan, sehingga menyebabkan terdapat banyak sekali pandangan mengenai sistem tersebut. Selanjutnya Turban, menjelaskan terdapat sejumlah karakteristik dan kemampuan dari Sistem Pendukung Keputusan yaitu : 1. Karakteristik Sistem Pendukung Keputusan a) Mendukung seluruh kegiatan organisasi. b) Mendukung beberapa keputusan yang saling berinteraksi. c) Dapat digunakan berulang kali dan bersifat konstan. d) Terdapat dua komponen utama, yaitu data dan model.

10 e) Menggunakan baik data eksternal dan internal. f) Memiliki kemampuan what-if analysis dan goal seeking analysis. g) Menggunakan beberapa model kuantitatif. 2. Kemampuan Sistem Pendukung Keputusan. a) Menunjang pembuatan keputusan manajemen dalam menangani masalah semi terstruktur dan tidak terstruktur. b) Membantu manajer pada berbagai tingkatan manajemen, mulai dari manajemen tingkat atas sampai manajemen tingkat bawah. c) Menunjang pembuatan keputusan secara kelompok maupun perorangan. d) Menunjang pembuatan keputusan yang saling bergantung dan berurutan. e) Menunjang tahap-tahap pembuatan keputusan antara lain intelligensi, desain, choice, dan implementation. f) Menunjang berbagai bentuk proses pembuatan keputusan dan jenis keputusan. g) Kemampuan untuk melakukan adaptasi setiap saat dan bersifat fleksibel. h) Kemudahan melakukan interaksi system. i) Meningkatkan efektivitas dalam pembuatan keputusan daripada efisiensi. j) Mudah dikembangkan oleh pemakai akhi. k) Kemampuan pemodelan dan analisis pembuatan keputusan. l) Kemudahan melakukan pengaksesan berbagai sumber dan format data. Di samping berbagai Karakteristik dan Kemampuan seperti dikemukakan di atas, sistem Pendukung Keputusan juga memiliki beberapa keterbatasan, diantaranya adalah :

11 1. Ada beberapa kemampuan manajemen dan bakat manusia yang tidak dapat dimodelkan, sehingga model yang ada dalam sistem tidak semuanya mencerminkan persoalan sebenarnya. 2. Kemampuan suatu SPK terbatas pada pembendaharaan pengetahuan yang dimilikinya (pengetahuan dasar serta model dasar). 3. Proses-proses yang dapat dilakukan oleh SPK biasanya tergantung juga pada kemampuan perangkat lunak yang digunakannya. 4. SPK tidak memiliki kemampuan intuisi seperti yang dimiliki oleh manusia. Karena walau bagaimana pun canggihnya suatu SPK, hanyalah sautu kumpulan perangkat keras, perangakat lunak dan sistem operasi yang tidak dilengkapi dengan kemampuan berpikir. II.1.4. Tahapan Proses Pengambilan Keputusan Menurut Simon ada 4 tahap yang harus dilalui dalam proses pengambilan keputusan yaitu : 1. Penelusuran ( Intelligence ) Tahap ini merupakan tahap pendefinisian masalah serta identifikasi informasi yang dibutuhkan yang berkaitan dengan persoalam yang dihadapi serta keputusan yang akan diambil. 2. Perancangan ( Design ) Tahap ini merupakan tahap anilisa dalam kaitan mencari atau merumuskan alternatif alternatif pemecahan masalah.

12 3. Pemilihan ( Choise ) Yaitu memilih alternatif solusi yang diperkirakan paling sesuai. 4. Implementasi ( Implementation ) Tahap ini merupakan tahap pelaksanaan dari keputusan yang telah diambil. II.2 Analytical Hierarchy Process (AHP) AHP (Analytical Hierarchy Process) adalah salah satu metode dalam sistem pengambilan keputusan yang menggunakan beberapa variabel dengan proses analisis bertingkat. Analisis dilakukan dengan memberi nilai prioritas dari tiap - tiap variabel, kemudian melakukan perbandingan berpasangan dari variabel - variabel dan altematif alternatif yang ada (Menurut Jurnal Pelangi Ilmu Vol : 2 No : 5 Tahun 2009 : 185). AHP mempunyai 1 kemampuan untuk memecahkan masalah yang multiobyektif dan multikriteria yang berdasar pada perbandingan preferensi dari setiap elemen dalam hirarki. Berikut ini adalah beberapa kelebihan AHP : l. Struktur yang berhirarki, sebagai konsekuensi dari kriteria yang dipilih, sampai pada subsubkriteria yang paling dalam. 2. Memperhitungkan validitas sampai dengan batas toleransi inkonsistensi berbagai kriteria dan altematif yang dipilih oleh para pengambil keputusan. 3. Memperhitungkan daya tahan atau ketahanan output analisis sensivitas pengambilan keputusan.

13 AHP merupakan salah satu metode untuk membantu menyusun suatu prioritas dari berbagai pilihan dengan menggunakan berbagai kriteria. Karena sifatnya yang multikriteria, AHP cukup banyak digunakan dalam penyusunan prioritas. Sebagai contoh untuk menyusun prioritas penelitian, pihak manajemen lembaga penelitian sering menggunakan beberapa kriteria seperti dampak penelitian, biaya, kemampuan SDM, dan waktu pelaksanaan. Metode AHP merupakan salah satu model untuk pengambilan keputusan yang dapat membantu kerangka berfikir manusia. Metode ini mula-mula dikembangkan oleh Thomas L. Saaty pada tahun 70-an. Dasar berpikirnya metode AHP adalah proses membentuk skor secara numerik untuk menyusun rangking setiap alternatif keputusan berbasis pada bagaimana sebaiknya alternatif itu dicocokkan dengan kriteria pembuat keputusan. Proses pengambilan keputusan pada dasarnya adalah memilih suatu alternatif. Peralatan utama AHP adalah sebuah hirarki fungsional dengan input utamanya persepsi manusia. Dalam penjabaran hirarki tujuan, tidak ada suatu pedoman yang pasti mengenai seberapa jauh pembuat keputusan menjabarkan tujuan menjadi tujuan yang lebih rendah. Pengambil keputusanlah yang menentukan saat penjabaran tujuan ini berhenti, dengan memperhatikan keuntungan atau kekurangan yang diperoleh bila tujuan tersebut diperinci lebih lanjut. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan proses penjabaran hirarki tujuan yaitu:

14 1. Pada saat penjabaran tujuan ke dalam subtujuan yang lebih rinci harus selalu memperhatikan apakah setiap tujuan yang lebih tinggi tercakup dalam subtujuan tersebut. 2. Meskipun hal tersebut dapat dipenuhi, juga perlu menghindari terjadinya pembagian yang terlampau banyak baik dalam arah horizontal maupun vertikal. 3. Untuk itu sebelum menetapkan tujuan harus dapat menjabarkan hierarki tersebut sempai dengan tujuan yang paling lebih rendah dengan cara melakukan tes kepentingan. II.2.1 Langkah-Langkah Analytical Hierarchy Process Pada dasarnya langkah-langkah dalam metode AHP meliputi : 1. Mendefinisikan masalah dan menentukan solusi yang diinginkan. 2. Membuat struktur hirarki yang diawali dengan tujuan umum, dilanjutkan dengan subtujuan-subtujuan kriteria dan kemungkinan alternatif-alternatif pada tingkatan kriteria yang paling bawah. 3. Menentukan matriks perbandingan berpasangan yang menggambarkan kontribusi relatif atau pengaruh setiap elemen terhadap masing-masing tujuan atau kriteria yang setingkat di atasnya. 4. Melakukan perbandingan berpasangan sehingga sehingga diperoleh judgment seluruhnya sebanyak n x [(n-1)/2] buah, dengan n adalah banyaknya elemen yang dibandingkan.

15 5. Menghitung nilai eigen dan menguji konsistensinya,jika tidak konsisten maka pengambilan data diulangi. 6. Mengulang langkah 3, 4, dan 5 untuk seluruh tingkat hirarki. 7. Menghitung vektor eigen dari setiap matriks perbandingan berpasangan. 8. Memeriksa konsistensi hirarki. jika nilainya lebih dari 10%maka penilaian data judgment harus diperbaiki. II.2.2 Prinsip - Prinsip Analytical Hierarchy Process Menurut Mulyono Dalam menentukan proiritas AHP menggunakan prinsip - prinsip sebagai berikut: 1. Decomposition Setelah persoalan didefenisikan, maka perlu dilakukan Decomposition yaitu memecah persoalan yang utuh menjadi unsur unsurnya. 2. Comparative judgment (penilaian kriteria dan alternatif) Prinsip ini memberikan penilaian tentang kepentingan relatif dua elemen pada suatu tingkat tertentu dalam kaitannya dengan tingkat diatasnya. Tabel II.2.1 Skala penilaian perbandingan berpasangan Intensitas Keterangan Kepentingan 1 Kedua elemen sama pentingnya 3 Elemen yang satu sedikit lebih penting daripada elemen yang lainnya

16 5 Elemen yang satu lebih penting daripada elemen yang Lainnya 7 Satu elemen jelas lebih mutlak penting daripada elemen Lainnya 9 Satu elemen mutlak penting daripada elemen lainnya 2,4,6,8 Nilai-nilai antara dua nilai pertimbangan yang Berdekatan Kebalikan Jika untuk aktifitas i mendapat satu angka dibanding dengan aktifitas j, maka j mempunyai nilai kebalikannya dibanding nilai i Sumber : Jurnal Pelangi IlmuVolume 2 No. 5 3. Synthesis of priority (Menentukan Prioritas) Dari setiap matriks pairwise comparison kemudian dicari eigenvectornya untuk mendapatkan local priority. 4. Logical Consistency (konsistensi logis) Konsistensi memiliki dua makna. Pertama, objek-objek serupa yang dikelompokkan sesuai dengan keseragaman dan relevansi. Kedua, menyangkut tingkat hubungan antar objek yang didasarkan pada kriteria tertentu. II.2.3 Kelebihan AHP Adapun yang menjadi kelebihan dengan menggunakan metode AHP dibandingkan yang lainnya adalah : 1. Struktur yang berbentuk hirarki sebagai konsekuensi dari kriteria yang dipillih sampai pada subkriteria yang paling dalam.

17 2. Memperhatikan validitas sampai dengan batas toleransi inkonsistensi berbagai kriteria dan alternatif yang dipilih oleh para pengambil keputusan. 3. Memperhitungkan daya tahan atau ketahanan keluaran analisis sensitivitas pembuat keputusan. Selain itu metode AHP mempunyai kemampuan untuk memecahkan masalah yang multiobjektif dan multikriteria yang berdasar pada perbandingan preferensi dari setiap elemen dalam hierarki. Jadi, metode AHP merupakan suatu bentuk pemodelan pembuatan keputusan yang sangat komprehensif. II.3 Unified Modelling Language (UML) Pengembangan sistem adalah aktivitas manusia. Tanpa adanya kemudahan untuk memahami sistem notasi, proses pengembangan kemungkinan besar akan mengalami kesalahan. UML adalah sistem notasi yang sudah dibakukan di dunia pengembangan sistem, hasil kerjasama dari Grady Booch, James Rumbaugh dan Ivar Jacobson. UML yang terdiri dari serangkaian diagram memungkinkan bagi sistem analis untuk membuat cetak biru sistem yang komperhesif kepada klien, programmer dan tiap orang yang terlibat dalam proses pengembangan tersebut. Dengan UML akan dapat menceritakan apa yang seharusnya dilakukan oleh sistem bukan bagaimana yang seharusnya dilakukan oleh sebuah sistem. Menurut Prabowo Pudjo Widodo dan Herlawati (2011 : 6-7) UML diaplikasikan untuk maksud tertentu, biasanya antara lain untuk: 1. Merancang perangkat lunak. 2. Sarana komunikasi antara perangkat lunak dengan proses bisnis.

18 3. Menjabarkan sistem secara rinci untuk analisa dan mencari apa yang diperlukan sistem. 4. Mendokumentasikan sistem yang ada, proses-proses dan organisasinya. UML adalah bahasa untuk menspesifikasi, memvisualisasi, membangun dan mendokumentasikan artefacts (bagian dari informasi yang digunakan atau dihasilkan oleh proses pembuatan perangkat lunak, seperti pada pemodelan bisnis dan sistem non perangkat lunak lainnya. UML tidak hanya merupakan sebuah bahasa pemograman visual saja, namun juga dapat secara langsung duhubungkan keberbagai bahasa pemograman seperti JAVA, C++, Visual Basic atau bahkan dihubungkan secara langsung kedalam sebuah object oriented database.begitu juga mengenai pendokumentasian dapat dilakukan seperti requitments, arsitektur, design, source, project plan, tests dan prototypes. UML memiliki 8 tipe diagram, namun pada penulisan skripsi ini penulis akan menggunakan 4 tipe diagram UML yaitu use case diagram, sequence diagram, activity diagram dan class diagram. II.5.1. Tipe Diagram UML Adapun 8 tipe diagram UML adalah : 1. Use Case Diagram Diagram use case menunjukkan 3 aspek dari sistem, yaitu actor, use case, dan sistem/ sub sistem boundary. Actor mewakili peran orang, sistem yang lain atau alat ketika berkomunikasi dengan use case. Gambar II.1 mengilustrasikan actor, use case dan boundary.

19 Sistem Sistem Actor Sistem Sistem Sistem Use Case Gambar II.1 Use Case Model Actor Sistem Sistem Sistem 2. Class Diagram Class diagram menggambarkan struktur dan deskripsi class, package dan objek beserta hubungan satu sama lain seperti containment, pewarisan, asosiasi dan lain-lain. 3. Statechart Diagram Diagram Statechart menggambarkan semua state yang dimiliki oleh suatu objek dari suatu class dan keadaan yang menyebabkan state berubah. Gambar II.2. Simbol Diagram Statechart Pada gambar II.2. bentuk lingkaran solid memaparkan bagaimana objek dibentuk atau diawali, tanda panah (transition) menjelaskan bagaimana sebuah kejadian yang memicu sebuah state objek dengan cara memperbaharui satu atau lebih nilai atributnya, dan double round memaparkan bagaimana sebuah objek dibentuk dan dihancurkan.

20 4. Sequence Diagram Sequence diagram digunakan untuk menggambarkan perilaku pada sebuah skenario. Diagram ini menunjukkan sejumlah contoh obyek dan pesan yang diletakkan diantara obyek-obyek dalam use case. Name 1 Name 2 Participant (Obyek) Activation Message Lifeline Gambar II.3. Simbol-simbol Sequence Diagram 5. Collaboration Diagram Menggambarkan kolaborasi dinamis seperti sequence diagram. Dalam menunjukkan pertukaran pesan, collaboration diagram dengan menggunakan objek dan hubungannya. 6. Activity Diagram Menggambarkan rangkaian aliran dari aktivitas, digunakan untuk mendeskipsikan aktifitas yang dibentuk dalam suatu operasi sehingga dapat juga digunakan untuk aktifitas lainya seperti Use Case atau interaksi.

21 Tabel II.1 Simbol Activity Diagram Gambar Nama Titik awal Titik akhir Activity Pilihan untuk pengambilan keputusan Fork, digunakan untuk menunjukkan kegiatan yang dilakukan secara parallel atau untuk menggabungkan dua kegiatan parallel menjadi satu Rake, menunjukkan adanya dekomposisi Tanda waktu Tanda pengiriman Tanda penerimaan Flow final Sumber : Jurnal Informatika Mulawarman Volume 6 No. 1 7. Component Diagram Component diagram menggambarkan struktur dan hubungan antara komponen piranti lunak, termasuk ketergantungan. Komponen dapat juga

22 berupa interface, yaitu kumpulan layanan yang disediakan sebuah komponen untuk komponen lainnya. 8. Deployment Diagram Deployment diagram menggambarkan arsitektur fisik dari perangkat keras dan perangkat lunak system, menunjukan hubungan computer dengan perangkat satu sama lain dan jenis hubungannya. II.6. Microsoft Visual Studio 2010 Menurut Wahana Komputer (2010 : 2) Visual Studio merupakan sebuah lingkungan kerja (IDE Integrated Development Environtment) yang digunakan untuk pemrograman.net yang dapat digunakan untuk beberapa bahasa pemrograman, seperti Visual Basic (VB), C# (baca C Sharp), Visual C++, J# (baca J Sharp), F# (baca F Sharp), dan lain-lain. Bahasa pemrograman Visual Basic Merupakan salah satu bahasa yang sangat populer hinga kini dan merupakan salah satu solusi untuk menciptakan aplikasi pada sistem operasi windows, baik windows 7, windows server 2008, dan windows mobile 6.1. hal ini dikarenakan kemudahan yang diberikan visual basic dan IDE visual studio yang digunakan untuk menciptakan sebuah aplikasi. Menurut Wahana Komputer (2012 : 7) Visual 2010.Net merupakan sebuah Integrated Development Environtment (IDE) atau lingkungan kerja yang digunakan untuk membangun aplikasi.net dengan mudah. Visual Studio

23 Profesional 2010 menyediakan berbagai tool yang lengkap bagi para pengembang untuk membangun aplikasi yang berjalan di.net Framework. II.7. Microsoft SQL Server 2008 Menurut Wahana Komputer (2010 : 152) SQL Server 2008 Express Edition merupakan edisi lite dari microsoft SQL Server 2008. Fitur-fitur yang terdapat dalam edisi ini bisa dikatakan hampir sama dengan versi penuhnya, yaitu microsoft SQL Server 2008. Hal yang membedakan hanyalah fungsi-fungsi enterprise dan ketiadaan database manager yang bersifat independent atau berupa aplikasi mandiri yang di sertakan. Menurut Emma Utami dan Sukirisno (2008 : 1) SQL (Structured Query Language) pada dasarnya adalah bahasa komputer standar yang ditetapkan untuk mengakses dan memmanipulasi sistem database. Sebuah database berisi satu tabel atau lebih dan memiliki nama yang berbeda untuk masing-masing tabel. Masingmasing tabel memiliki satu kolom (field) atau lebih dan memiliki baris (record). Query digunakan untuk mengakses dan mengolah database. Menurut Harip Santoso (2006 : 5) mengatakan Sejarah singkat SQL Server berbeda jauh dengan sejarah Visual Basic. Bila Visual Basic berasal dari pengembangan QuickBasic yang juga merupakan produk Microsoft, maka SQL Server adalah hasil kerjasama antara Microsoft dengan Sybase untuk

24 memproduksi sebuah software penyimpanan data (database) yang bekerja pada sistem operasi (OS). II.8. Berita dan Program Tangkis di Deli TV Medan Berita adalah informasi baru atau informasi mengenai sesuatu yang sedang terjadi, disajikan lewat bentuk cetak, siaran, internet atau dari mulut ke mulut kepada orang ketiga atau orang banyak. Stephens, Mitchell (2007). A History of News. Third edition. New York: Oxford University Press. ISBN 0195189914. Deli TV merupakan televisi swasta lokal yang bersiaran di wilayah Medan dan sekitarnya. Deli TV menggunakan format siaran umum karena bertujuan untuk mensasar segala kalangan. Dengan kandungan muatan lokal dalam program-programnya, Deli TV optimis dapat bersaing tidak hanya dengan televisi lokal lainnya di wilayah Medan, namun juga dengan televisi nasional yang bersiaran di Kota Medan. Dalam menjalankan kegiatan usahanya, Deli TV selalu berusaha menampilkan program-program yang menghibur, informatif dan mendidik masyarakat. Sementara Program Tangkis merupakan sebuah tayangan berita kriminal dari televisi lokal Deli TV. Program Tangkis menyajikan berita kriminal yang terjadi di Sumatera Utara dan merupakan tayangan unggulan dari Deli TV Medan. http://www.sindotv.com/network/detail/8/deli-tv.