GUBERNUR LAMPUNG PERATURAN GUBERNUR LAMPUNG NOMOR 2 TAHUN 2014 TENTANG KAWASAN TANPA ROKOK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR LAMPUNG,

dokumen-dokumen yang mirip
PEMERINTAH PROVINSI/KABUPATEN/KOTA PERATURAN DAERAH PROVINSI/KABUPATEN/KOTA NOMOR : TAHUN... TENTANG KAWASAN TANPA ROKOK

BUPATI BANGKA SELATAN PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGKA SELATAN NOMOR 9 TAHUN 2015 TENTANG KAWASAN TANPA ROKOK

Menimbang : a. bahwa rokok mengandung zat psikoaktif membahayakan yang dapat menimbulkan adiksi serta menurunkan derajat kesehatan manusia;

WALIKOTA TIDORE KEPULAUAN

BUPATI ACEH BARAT DAYA PROVINSI ACEH PERATURAN BUPATI ACEH BARAT DAYA NOMOR 7 TAHUN 2015 TENTANG KAWASAN TANPA ROKOK DI KABUPATEN ACEH BARAT DAYA

PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN BELITUNG TIMUR NOMOR 16 TAHUN 2016 TENTANG KAWASAN TANPA ROKOK

Mengingat : 1. Pasal 18 ayat (6) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; 2. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1959 tentang Penetapan Unda

LEMBARAN DAERAH KOTA PADANG PANJANG Tahun

SALINAN TENTANG. Nomor. Nomor. Provinsi

PEMERINTAH KOTA SUNGAI PENUH

BUPATI KOTAWARINGIN BARAT PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 4 TAHUN 2015 TENTANG KAWASAN TANPA ROKOK

BUPATI BARITO KUALA PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

WALIKOTA BANDA ACEH PROVINSI ACEH QANUN KOTA BANDA ACEH NOMOR 5 TAHUN 2016 TENTANG KAWASAN TANPA ROKOK BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM

PEMERINTAH KOTA PADANG PANJANG

BERITA DAERAH KOTA PADANG PANJANG Tahun

BUPATI JEMBRANA PERATURAN BUPATI JEMBRANA NOMOR 16 TAHUN 2013 TENTANG KAWASAN TANPA ROKOK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI BULUNGAN PERATURAN BUPATI BULUNGAN NOMOR 25 TAHUN 2009 TENTANG KAWASAN DILARANG MEROKOK

- 1 - BUPATI BERAU PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN BERAU NOMOR 6 TAHUN 2014 TENTANG KAWASAN TANPA ROKOK

KAWASAN DILARANG MEROKOK

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 12 TAHUN 2015 TENTANG KAWASAN TANPA ROKOK

GUBERNUR KALIMANTAN TIMUR

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 8 TAHUN 2012 TENTANG PELAKSANAAN KAWASAN TANPA ROKOK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BALI,

PERATURAN DAERAH KOTA PALEMBANG

BUPATI TANAH BUMBU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANAH BUMBU NOMOR 6 TAHUN 2017 TENTANG KAWASAN TANPA ROKOK

GUBERNUR GORONTALO PERATURAN DAERAH PROVINSI GORONTALO NOMOR 10 TAHUN 2014 TENTANG KAWASAN TANPA ROKOK

BUPATI MALINAU PROVINSI KALIMANTAN UTARA

BUPATI BADUNG PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 94 TAHUN 2012 TENTANG KAWASAN TANPA ROKOK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BADUNG,

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERANG

BERITA DAERAH KOTA BOGOR TAHUN 2007 NOMOR 11 SERI E PERATURAN WALIKOTA BOGOR NOMOR 14 TAHUN 2007 TENTANG KAWASAN TANPA ROKOK WALIKOTA BOGOR,

GUBERNUR BENGKULU PERATURAN DAERAH PROVINSI BENGKULU NOMOR 4 TAHUN 2017 TENTANG KAWASAN TANPA ROKOK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

KAWASAN TANPA ASAP ROKOK DAN TERBATAS MEROKOK

BUPATI PAKPAK BHARAT PROVINSI SUMATERA UTARA

Mengingat : 1. Pasal 18 ayat (6) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945;

BUPATI DHARMASRAYA PROVINSI SUMATERA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN DHARMASRAYA NOMOR 6 TAHUN 2015 TENTANG KAWASAN TANPA ROKOK

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK

WALIKOTA PARIAMAN PROVINSI SUMATERA BARAT PERATURAN WALIKOTA PARIAMAN NOMOR 34 TAHUN 2016 TENTANG KAWASAN TANPA ROKOK

PERATURAN WALIKOTA SEMARANG NOMOR 12 TAHUN 2009 TENTANG

WALIKOTA BALIKPAPAN PERATURAN WALIKOTA BALIKPAPAN NOMOR 24 TAHUN 2012 TENTANG KAWASAN SEHAT TANPA ROKOK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PEMERINTAH KOTA SURABAYA

PERATURAN DAERAH KOTA PAYAKUMBUH NOMOR : 15 TAHUN 2011 TENTANG KAWASAN TANPA ROKOK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA PAYAKUMBUH,

PEMERINTAH KOTA SURABAYA

BUPATI BADUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN BADUNG NOMOR 8 TAHUN 2013 TENTANG KAWASAN TANPA ROKOK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BADUNG,

PERATURAN GUBERNUR PROVINSI OAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA TENTANG

BUPATI POLEWALI MANDAR PROVINSI SULAWESI BARAT

BUPATI LUMAJANG PROVINSI JAWA TIMUR

l,~{ r')1.~:' ' '"'"\_ PEMERINTAH KABUPATEN SIDOARJO

PERATURAN BUPATI REJANG LEBONG NOMOR 20 TAHUN 2007 TENTANG KAWASAN DILARANG MEROKOK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI REJANG LEBONG

BUPATI TOLITOLI PROVINSI SULAWESI TENGAH

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SERDANG BEDAGAI NOMOR 10 TAHUN 2013 TENTANG KAWASAN TANPA ROKOK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SERDANG BEDAGAI,

PROVINSI SULAWESI SELATAN

WALIKOTA TASIKMALAYA

BERITA DAERAH KABUPATEN BANTUL. No.18,2016 Dinas Kesehatan Kabupaten Bantul. KESEHATAN.KAWASAN.LINGKUNGAN UMUM. Kawasan, Bebas, Asap Rokok.

PEMERINTAH KABUPATEN MERANGIN

BERITA DAERAH KOTA PEKALONGAN TAHUN 2010 NOMOR 5.A

: PERATURAN WALIKOTA BENGKULU TENTANG PERATURAN PELAKSANAAN PERATURAN DAERAH KOTA BENGKULU NOMOR 03 TAHUN 2015 TENTANG KAWASAN TANPA ROKOK.

Kesehatan perlu membentuk Peraturan Daerah tentang Kawasan Tanpa Rokok; Pasal 18 ayat (6) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945;

PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN KARAWANG NOMOR 5 TAHUN 2016 TENTANG KAWASAN TANPA ROKOK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

B U P A T I S R A G E N

BUPATI PASER PROVINSI KALIMANTAN TIMUR

QANUN KABUPATEN BIREUEN NOMOR 18 TAHUN 2014 TENTANG

PERATURAN BUPATI BELITUNG TIMUR NOMOR 27 TAHUN 2013 TENTANG KAWASAN TANPA ROKOK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BELITUNG TIMUR,

BUPATI KONAWE UTARA PROVINSI SULAWESI TENGGARA RANCANGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN KONAWE UTARA NOMOR 6 TAHUN 2015 TENTANG KAWASAN TANPA ROKOK

GUBERNUR KALIMANTAN TIMUR

WALIKOTA JAMBI PROVINSI JAMBI PERATURAN DAERAH KOTA JAMBI NOMOR 3 TAHUN 2017 TENTANG KAWASAN TANPA ROKOK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI BANDUNG BARAT PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG BARAT NOMOR 4 TAHUN 2016 TENTANG KAWASAN TANPA ROKOK

BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL (Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul) Nomor : 11 Tahun : 2009 Seri : E

- 1 - BUPATI BADUNG PROVINSI BALI PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 71 TAHUN 2014 TENTANG PELAKSANAAN KAWASAN TANPA ROKOK

BUPATI BANGKA PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG

- 1 - WALIKOTA MADIUN PERATURAN DAERAH KOTA MADIUN NOMOR 21 TAHUN 2011 TENTANG KAWASAN TANPA ROKOK DAN KAWASAN TERBATAS MEROKOK

PERATURAN BERSAMA MENTERI KESEHATAN DAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 188/MENKES/PB/I/2011 NOMOR 7 TAHUN 2011 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN BUNGO

PEMERINTAH KOTA PROBOLINGGO

BERITA DAERAH KOTA SEMARANG

BUPATI GRESIK PROVINSI JAWA TIMUR

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

PEMERINTAH KOTA SURABAYA

PERATURAN DAERAH KOTA MATARAM NOMOR 4 TAHUN 2013 TENTANG KAWASAN TANPA ROKOK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MATARAM,

QANUN KABUPATEN ACEH TENGAH NOMOR 10 TAHUN 2013 TENTANG KAWASAN TANPA ROKOK DAN KAWASAN TERBATAS ROKOK BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM

WALIKOTA MALANG PROVINSI JAWA TIMUR RANCANGAN PERATURAN DAERAH KOTA MALANG NOMOR...TAHUN... TENTANG KAWASAN TANPA ROKOK

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN,

PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 16 TAHUN 2012 TENTANG KAWASAN TANPA ROKOK

WALIKOTA KENDARI PROVINSI SULAWESI TENGGARA

BUPATI PENAJAM PASER UTARA PROVINSI KALIMANTAN TIMUR DAERAH KABUPATEN PENAJAM PASER UTARA NOMOR 2 TAHUN 2015 TENTANG KAWASAN TANPA ROKOK

PERATURAN GUBERNUR SUMATERA UTARA NOMOR 35 TAHUN 2012 TENTANG KAWASAN TANPA ROKOK PADA PERKANTORAN DI LINGKUNGAN PEMERINTAH PROVINSI SUMATERA UTARA

GUBERNUR BALI PERATURAN DAERAH PROVINSI BALI NOMOR 10 TAHUN 2011 TENTANG KAWASAN TANPA ROKOK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BALI,

BUPATI SEMARANG PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN SEMARANG NOMOR 4 TAHUN 2016 TENTANG KAWASAN TANPA ROKOK

BUPATI TABANAN BUPATI TABANAN PROVINSI BALI PERATURAN DAERAH KABUPATEN TABANAN NOMOR 10 TAHUN 2014 TENTANG KAWASAN TANPA ROKOK

PERATURAN WALIKOTA TANGERANG NOMOR : 33 TAHUN 2011 TENTANG

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 42 TAHUN 2009 TENTANG KAWASAN DILARANG MEROKOK

LEMBARAN DAERAH KOTA TANGERANG

WALIKOTA PEKALONGAN PERATURAN DAERAH KOTA PEKALONGAN NOMOR 19 TAHUN 2012 TENTANG KAWASAN TANPA ROKOK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LEMBARAN DAERAH KOTA BOGOR TAHUN 2009 NOMOR 6 SERI E PERATURAN DAERAH KOTA BOGOR NOMOR 12 TAHUN 2009 TENTANG KAWASAN TANPA ROKOK

BUPATI TRENGGALEK PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN TRENGGALEK NOMOR 7 TAHUN 2016 TENTANG KAWASAN TANPA ASAP ROKOK

ZâuxÜÇâÜ cüéä Çá WtxÜt{ ^{âáâá \uâ~éàt ]t~tüàt PERATURAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA

RANCANGAN PERATURAN DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT NOMOR TAHUN TENTANG KAWASAN TANPA ROKOK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI BATANG HARI PROVINSI JAMBI

PERATURAN WALIKOTA MEDAN NOMOR 35 TAHUN 2014 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL (Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul) Nomor : 7 Tahun : 2015

BUPATI BELITUNG PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN BELITUNG NOMOR 8 TAHUN 2016 TENTANG KAWASAN TANPA ROKOK

BUPATI LINGGA PROVINSI KEPULAUAN RIAU PERATURAN DAERAH KABUPATEN LINGGA NOMOR 4 TAHUN 2016 TENTANG KAWASAN TANPA ROKOK

Transkripsi:

Menimbang: a. GUBERNUR LAMPUNG PERATURAN GUBERNUR LAMPUNG NOMOR 2 TAHUN 2014 TENTANG KAWASAN TANPA ROKOK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR LAMPUNG, bahwa rokok mengandung zat psikoaktif membahayakan yang dapat menimbulkan adiksi serta menurunkan derajat kesehatan manusia dan asap rokok tidak hanya membahayakan kesehatan perokok aktif tetapi Juga menimbulkan pencemaran udara yang membahayakan kesehatan orang lain; b. bahwa untuk rnelaksanakan ketentuan Pasal 115 ayat (2) Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan mewajibkan Pemerintah Daerah untuk mewujudkan Kawasan Tanpa Rokok, sehingga perlu diatur dengan Peraturan Gubernur; c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b perlu menetapkan Peraturan Gubernur Lampung tentang Kawasan Tanpa Rokok; Mengingat 1. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1964 tentang Pembentukan Daerah Tingkat I Lampung (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1964 Nomor 95, Tambahan Lembaran Negara RepubIik Indonesia Nomor 2688); 2. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Undang-Undang Nornor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844); 3. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 144 Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5063); 4. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 812, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5234); 5. Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 1999 tentang Pengendalian Pencemaran Udara (Lembaran Negara Republik. Indonesia Tahun 1999 Nomor 86,Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3853);

-2 6. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan Antara Pemer-irrtah, Pemerintahan Daerah Provinsi dan Pemertntahan Daerah KabupatenjKota [Lernba.ran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lernbaran Negara Republik Indonesia Nomor 4737); 7. Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 89, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4741); 8. Peraruran Pemerintah Nomor 19 Tahun 2010 tentang Tata Cara Pelaksanaan Tugas dan Wewenang Serta Kedudukan Guberrrur Sebagai Wakil Pemerintah Di Wilayah Provinsi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tabun 2010 Nomor 25, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5107) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2011 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2010 tentang Tata Cara Pelaksanaan Tugas dan Wewenang Serta Kedudukan Gubernur Sebagai Wakil Pemerintah di Wilayah Provinsi Lcmbaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 44, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5209); 9. Peraturan Bersama Menteri Dalam Negeri dan Menteri Kesehatan Nomor 34 Tabun 2005 dan Nomor 1138/Menkes/PB/VIII/2005 tentang Penyelenggaraan Kabupaterr/Kota Sehat; II. Peraturan Bersama Menteri Kesehatan dan Menteri Dalam Negeri Nomor 188/MENKES/PB/I/201 I dan Nomor 7 Tabun 2011 tentang Pedoman Pelaksanaan Kawasan Tanpa Rokok; 12. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 53 Tahun 2011 tentang Pernbentukan Produk Hukum Daerah; 13. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor: 131/MENKES/SK/ll/ 2004 tentang Sistem Kesehatan Nasional; 14. Peraturan Daerah Provinsi Lampung Nomor 3 Tahun 2009 tentang Urusan Pemerintahan Daerah Provinsi Lampung (Lembaran Daerah Provinsi Lampung Tahun 2009 Nomor 3, Tambahan Lembaran Daerah Provinai Lampung Nomor 333); 15. Peraturan Daerah Provinsi Lampung Nomor 13 Tahun 2009 tentang Organisasi dan T'ata Kerja Dinas Daerah Provinsi Lampung (Lembaran Daerab Provinsi Lampung Tabun 2009 Nomor 13, Tambahan Lembaran Daerah Provinsi Lampung Nomor 3441 sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Daerah Provinsi Lampung Nomor 8 Tahun 2013 tentang Perubahan Atas Peraturan Daerah Provinsi Lampung Nomor 13 Tahun 2009 tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas Daera.h Provinsi Lampung (Lembaran Daerah Provinsi Lampung Tahun 2013 Nomor 8, Tambahan Lembaran Daerah Provinsi Lampung Nomor 389); 16. Peraturan Daerah Provinsi Lampung Nomor 9 Tahun 2011 tentang Pejabat Penyidik Pegawai Negeri Sipil Provinsi Lampung [Lembat-arr Daerah Provinsi Lampung Tahun 2011 Nomor 9, Tambahan Lembaran Daerah Provinsi Lampung Nomor 356);

Menetapkan -3 MEMUTUSKAN: PERATURAN GUBERNUR TENTANG KAWASAN TANPA ROKOK. BABI KETENTUAN UMUM Pasall Dalam Pcraturan Gubernur ini yang dimaksud dengan: 1. Daerah adalah Provinsi Provinsi Lampung. 2. Pemerintah Daerah adalah Gubernur dan Perangkat Daerah sebagai unsur Pcnyelenggara Pemerintahan Daerah. 3. Gubernur adalah Gubernur Larnpung. 4. Bupati/Walikota adalah Bupati/Walikota se-provins! Lampung. 5. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah yang selanjutnya disebut DPRD adalah Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi Lampung. 6. Dinas Kesehatan adalah Dinas Kesehatan Provinsi Lampung. 7. Satuan Kerja Perangkat Daerah yang selanjutnya disebut SKPD adalah Unir/Satuan Kerja Perangkat Daerah di Lingkungan Pemerintah Provinsi Lampung. 8. Rokok adalah hasil olahan tembakau terbungkus termasuk cerutu atau bentuk lainnya yang dihasilkan dari tanaman nicotiana tobacum, nicotiana rustica dan spesies lainnya atau sintetisnya yang mengandung nikotin, tar dan zat adiktif dengan atau tanpa bahan tambahan. 9. Kawasan Tanpa Rokok, yang selanjutnya disingkat KTR, adalah ruangan a tau area yang dinyatakan dilarang untuk kegiatan merokok atau kegiatari memproduksi, rnenjual, mengiklankan, danjatau mempromosikan produk ternbakau. 10. Fasilitas pelayanan kcsehatan adalah tempat yang digunakan untuk menyelenggarakan upaya kesehatan seperti Rumah Sakit, Puskesmas, poliklinik kesehatan, pusatjbalai pengobatan, rumah bersalin, balai kesehatan ibu dan anak, tempat praktek dokter, tempat praktek bidan, Posyandu, toko obat atau apotek, laboratorium dan ternpat kesehatan lainnya. 11. Terrrpat proses be1ajar mengajar adalah tempat berlangsungnya kegiatan belajar mengajar atau pendidikan dan pelatihan sepcrti sekolah, madrasah, perguruan tinggi, tempat kursus, TPA/TPSQ, termasuk ruang perpustakaan, ruang praktek atau laboratorium. museum dan sejenisnya. 12. Tcmpat Ibadah adalah sarana untuk melaksanakan ritual keagarnaan seperti masjid termasuk mueholla, gereja dan tempat ibadah lainnya termasuk kapel, pura, wihara, klenteng dan tempat ibadah lainnya. 13. Tempat anak bermain adalah tempat yang diperuntukkan untuk kegiatan anak-anak seperti tempat penitipan anak:, tempat pengasuhan anak, tempat bermain anak-anak dan lainnya.

-4 14. Angkutan umum adalah alat angkutan bagi masyarakat yang dapat berupa kendaraan darat. air dan udara. 15.Tempat Kerja adalah tiap ruangan atau lapangan, tertutup atau terbuka, bergerak atau tetap dimana tenaga kerja bekerja, atau yang sering dimasuki tenaga kerja untuk keperluan suatu usaha. 16.Tempat umum adalah sarana yang dapat digunakan oleh seluruh lapisan masyarakat untuk berbagai kegiatan. 17. Pimpinan danjatau penanggungjawab adalah seseorang yang mempunyai tugas dan wewenang sebagai pimpinan dan,' atau penanggungjawab atas sebuah tempat atau ruangan kegiatan. BAB II ASAS TUJUAN DAN PRINSIP Pasa12 Asas Peraturan Gubenur ini adalah untuk melindungi Hak Asasi Manusia dalam mencapai derajat kesehatan yang setinggi-tingginya melalui pengendalian terhadap bahaya asap rokok. Pasa13 Peraturan Gubernur ini bertujuan untuk: a. melindungi kesehatan masyarakat dari bahaya akibat merokok; b. membudayakan hidup sehat; dan c. menekan angka pertumbuhan perokok pemula. Prinsip penerapan KTR adalah: a. 100% KTR; Pasa14 b. tidak ada ruang merokok di tempat umum/tempat kerja tertutup; dan c. pemaparan asap rokok pada orang lain melalui kegiatan merokok atau tindakan mengizinkan dan atau membiarkan orang merokok di KTR adalah bertentangan dengan hukum. KTR meliputi: a. fasilitas pelayanan kesehatan; b. tempat proses belajar mengajar; c. tempat anak berrnain; d. tempat ibadah; e. fasilitas olahraga; f. angkutan umum; g. tempat kerja; dan BAB III KAWASAN TANPA ROKOK Pasa1S h. tempat umum dan tempat lain yang ditetapkan.

-5 Pasa16 (11 Kawasan Tanpa Rokok sebagairnana dimaksud dalam Pasal 5 huruf a, huruf b, huruf C, huruf d, huruf e dan huruf f merupakan kawasan yang bebas dari asap rokok hingga batas pagar terluar. (2) Kawasan Tanpa Rokok sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 hur-uf g dan huruf h merupakan kawasan yang bebas dari asap rokok hingga batas kucuran air dan atap paling luar. (I) Setiap orang dilarang merokok di KTR. BABIV KEWAJIBAN DAN LARANGAN Pasal7 (2) Setiap orang! badan dilarang mempromosikan, mengiklankan, menjual, dan/atau membeli rokok di KTR. (3) Larangan menjual dan membeli sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dikecualikan untuk tempat umum yang memiliki izin untuk menjual rokok. PasalS Setiap pimpinan atau penanggung jawab KTR sebagairnana dimaksud dajam Pasal 5 huruf a, huruf b, huruf c, huruf d, huruf e, huruf f, huruf g, dan huruf h wajib untuk: a. melakukan pcngawaean internal pacta tempat dan atau Iokasi yang menjadi tanggung jawabnya; b. melarang setiap orang yang merokok di KTR yang menjadi tanggungjawabnya; c. menyingkirkan asbak atau sejenisnya pada tempat danyatau lokasi yang menjadi tanggungjawabnya; dan d. memasang tanda-tanda dilarang merokok sesuai persyaratan di semua pintu masuk utarna dan di tempat-tempat yang dipandang perlu dan mudah terbaca dan/atau didengar baik. BABV PERAN SERTA MASYARAKAT Pasa19 (1) Masyarakat dapat berperan serta aktif dalam mewujudkan KTR. (2) Peran serta masyarakat sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dapat berbentuk: a. Pengawasan pelaksanaan Peraturan Gubernur ini; dan b. Pemberian bimbingan dan penyuluhan serta penyebarluasan data darr/atau informasi dampak rokok bagi kesehatan. PasailO (1) Setiap orang dapat ikut serta memberikan bimbingan dan penyuluhan dampak rokok bagi kesehatan kepada keluarga dan/atau lingkungannya. {21 Setiap warga masyarakat berkewajiban ikut serta memelihara dan meningkatkan kualitas udara yang sehat dan bersih serta bebas dari asap rokok.

-6 BABVI PEMBINAAN DAN PENGAWASAN Bagian Kesatu Pembinaan PasallI (1) Pembinaan KTR dilaksanakan oleh SKPD yang mempunyai tugas pokok dan fungsi sesuai dengan ternpat yang dinyatakan sebagai KTR. (2) SKPD sebagaimana dimaksud pada ayat (I) terdiri dari: a. SKPD yang tugas pokok dan fungsinya di bidang keaehatan melakukan pembinaan terhadap KTR fasilitas pelayanan kesehatan; b. SKPD yang tugas pokok dan fungsinya di hidang pendidikan dan bidang sosial melakukan pembinaan terhadap KTR tempat proses belajar mengajar dan tempat anak bermain danjatau berkumpulnya anak-anak; c. SKPD yang tugas pokok dan fungsinya di bidang sosial melakukan pembinaan terhadap KTR tempat ibadah; d. SKPD yang tugas dan fungsinya di bidang perhubungan melakukan pembinaan terhadap KTR angkutan umum; e. SKPD yang tugas dan fungsinya di bidang olahraga mejakukan pembinaan terhadap KTR fasilitas olahraga; f. SKPD yang tugas pokok dan fungsinya di bidang ketenagakeijaan melakukan pembinaan KTR tempat kerja; g. SKPD yang tugas pokok dan fungsinya di bidang pariwisata dan bidang perhubungan melakukan pembinaan KTR tempat umum; h. SKPD yang tugas dan fungsinya di bidang ketertiban umum melakukan pembinaan seluruh KTR; 1. Bupati mclakukan pembinaan seluruh KTR di wilayahnya; dan J. WaJikota melakukan pembinaan seluruh KTR di wilayahnya. (3) Pembinaan sebagaimana dimaksud pada ayat (I) dikoordinasikan oleh Sekretaris Daerah Provinsi Lampung. Pasa112 (1) Pembinaan pelaksanaan KTR dalam rangka pengembangan kemampuan masyarakat untuk berperilaku hidup sehat. (2) Pembinaan pelaksanaan KTR dilaksanakan oleh SKPD sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11 ayat (2) sesuai bidang tugasnya dan/ atau wewenangnya di bawah koordinasi Dinas Kesehatan. Pasal13 Pembinaan pelaksanaan rokok eli KTR berupa: a. bimbingan dan/atau penyuluhan; b. pemberdayaan masyarakat; dan c. menyiapkan petunjuk teknis. Pasal14 Pembinaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13, dapat dijakukan oleh: a. masing-masing SKPD dengan melaksanakan berbagai kegiatan pembinaan dalam rangka pembinaan peiaksanaan KTR;

-7 b. bekerja sarna dengan masyarakat, organisasi kemasyarakatan; dan badan atau lembaga danjatau c. GubeITlUT dapat memberikan penghargaan kepada orang atau badan berjasa dalam rangka memotivasi membantu pelaksanaan KTR. Bagian Kedua Pengawaaan Pasal15 yang telah SKPD bersama-sama masyarakat dan/atau badanjatau lembaga dan/atau organisasi kemasyakatan, melakukan pengawasan pelaksanaan KTR. Pasal16 (I) Pengawasan KTR dilaksanakan oleh SKPD yang mempunyai tugas pokok dan fungsi sesuai dengan tempat yang dinyatakan sebagai KTR. (2) SKPD sebagaimana dimaksud pada ayat (I) tcrdiri dati: a. SKPD yang tugas pokok dan fungsinya di bidang kesehatan melakukan pengawasan terhadap KTR fasilitas pelayanan kesehatan; b. SKPD yang tugas pokok dan fungsinya di bidang pendidikan dan bidang sosial melakukan pengawasan terhadap KTR tempat proses be1ajar mengajar dan tempat anak bermain dan/atau berkumpulnya anak-anak; c. SKPD yang tugas pokok dan fungsinya di bidang sosial melakukan pengawasan terhadap KTR tempat ibadah; d. SKPD yang tugas dan fungsinya di bidang perhubungan melakukan pengawasan terhadap KTR angkutan umum; e. SKPD yang tugas dan fungsinya cti bidang clahraga melakukan pengawasan terhadap KTR fasilitas olahraga; L SKPD yang tugas pokok dan fungsinya di bidang ketenagakerjaan melakukan pengawasan KTR tempat kerja; g. SKPD yang tugas pokok dan fungsinya di bidang pariwisata dan bidang perhubungan melakukan pengawasan KTR tempat umum; h. SKPD yang tugas dan fungsinya di bidang ketertiban umum melakukan pengawasan seluruh KTR; L Bupati melakukan pengawasan seluruh KTR di wilayahnya; dan j. Walikota melakukan pengawasan seluruh KTR di wilayahnya. (3) Hasil pengawasan sebagaimana dimaksud pacta ayat (II wajib dilaporkan oleh masing-masing instansi sesuai dengan tugaa dan fungsi masingmasing kepada Gubernur melalui Sekretaris Daerah Provinsi Lampung setiap I (satu) bulan sekali. (4) Apabila dari hasil pengawasan terdapat atau diduga terjadi pelanggaran ketentuan sebagaimana diatur dalam Peraturan Gubernur ini maka Penyidik Pegawai Negeri Sipil dapat mengambil tindakan sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Pasa! 17 (1) Pengelola, pimpinan darr/atau penanggung jawab KTR wajib melakukan inspeksi dan pengawasan di KTR yang menjadi tanggung jawabnya. (2) Pengelola, pimpinan dan/atau penanggung jawab KTR harus melaporkan hasil inspeksi dan pengawasan sebagaimana dimaksud pada ayat (11 kepada SKPD terkait setiap I (satu) bulan sekali.

-8 Pasal18 (1) Dinas Kesehatan dan Satuan Polisi Pamong Praja Provinsi Lampung berkoordinasi dengan SKPD terkait melakukan inspeksi dan pengawasan ke seluruh wilayah KTR. (2) Dinas Kesehatan selanjutnya melaporkan hasil inspeksi dan pengawasan kepada Gubemur untuk level Provinsi atau kepada BupatijWalikota untuk level KabupatenyKota. BAB VII PEMBIAYAAN Pasal 19 Pembiayaan yang dikeluarkan akibat ditetapkan Peraturan Gubernur mi, dibebankan kepada Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Provinsi Lampung dan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaterr/Kota. BAB VIIl SANKSI ADMINISTRATIF Pasal20 (1) Pimpinan atau penanggungjawab KTR dapat dikenakan sanksi sesuai dengan ketentuan Peraturan Perundang-undangan yang berlaku. (2) Tata eara pemberian sanksi administratif di KTR: a. Gubernur dani atau Kepala SKPD terkait memberikan pcringatan tertulis kepada pimpinan atau penanggung jawab KTR; dan b. sanksi diberlakukan sebagaimana dimaksud ayat (I), apabila dalam waktu 1 (satu] bulan sejak peringatan tertulis yang ketiga diberikan, pimpinan atau penanggungjawab KTR belum mengindahkan peringatan tertulis. (3) Sanksi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) diberikan oleh Gubernur, Bupati/Walikota atau pejabat yang berwenang. BABIX KETENTUANPENUTUP Pasal21 Peraturan Gubernur ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan "- Gubemur ini dengan penempatannya dalam Bcrita Daerah Provinsi Provinsi Lampung. Ditetapkan di Telukbetung pacta tanggal 5 Januari.2J14 GUBERNUR LAMPUNG,,..----_... v-.. - iu(ij,#(ii;, -. QIIIIf"J. Diundangkan di Telukbetung.. i~ SJACHR~Z.P. pada tanggal 8 Januari 201 4 _ SEKRETARIS AERAH PROVINSI LAMPU, Ir. BERLIAN TH. MM Pe bina Utama Madya NIP. 96011191988031003 BERITA DAERAH PROVINSI LAMPUNG TAHUN 2014NOMOR 2