BAB V PEMBAHASAN. dua bagian yaitu kegiatan intrakurikuler dan kegiatan ekstrakurikuler. Kegiatan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. bangsa yang paripurna, sebagaimana tercantum dalam garis-garis besar

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan, khususnya negara berkembang seperti Indonesia. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAYU ASMARA YUDHA

BAB IV HASIL PENELITIAN

2015 PERBANDINGAN TINGKAT DISIPLIN SISWA YANG MENGIKUTI EKSTRAKULIKULER BULUTANGKIS DAN KARATE DALAM PEMBELAJARAN PENJAS

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. mengikuti ekstrakurikuler sepakbola memiliki motivasi sangat tinggi yakni

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kepentingan manusia yang pada dasarnya adalah meningkatkan, mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan selanjutnya. Hal ini sesuai dengan Undang-undang RI Nomor 20

BAB I PENDAHULUAN. untuk mengembangkan bakat dan potensi yang dimilik. Menurut. Suryonosubroto (2009; 286) menyatakan bahwa kegiatan ekstrakurikuler

BAB I PENDAHULUAN. sasaran, sehingga untuk bisa bermain sepakbola diperlukan teknik-teknik

BAB I PENDAHULUAN. dengan pendidikan manusia bisa menyikapi keadaan perkembangan zaman

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan satu dari sekian banyak hal yang tidak dapat

BAB I PENDAHULUAN. diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang. diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan Negara.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

1. PENDAHULUAN. Siswa SMP merupakan potensi sumber daya manusia yang perlu dibina dan. pertumbuhan dan perkembangan remaja.

BAB I PENDAHULUAN. bagian dari masyarakat yang sedang aktif dalam melakukan pembangunan.

Pendidikan Nasional Indonesia pada dasarnya bertujuan untuk meningkatkan kualitas manusia Indonesia Indonesia baik secara fisik maupun intelektual

1. PENDAHULUAN. Bab ini akan dibahas beberapa hal yang berkaitan dengan latar belakang masalah,

I. PENDAHULUAN. oleh pihak yang mengelola pelaksanaan pendidikan dalam hal ini adalah sekolah.

2015 PEMBINAAN KECERDASAN SOSIAL SISWA MELALUI KEGIATAN PRAMUKA (STUDI KASUS DI SDN DI KOTA SERANG)

BAB I PENDAHULUAN. seseorang. Melalui pendidikan seseorang dapat meningkatkan kecerdasan,

BAB I PEDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH. Pencak silat dalam perkembangannya saat ini sudah banyak

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan. Menurut Soekidjo Notoatmodjo (2003, h. 16), menjelaskan bahwa

BAB I PENDAHULUAN. (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2010), hlm Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru,

BAB I PENDAHULUAN. dalam membangun dan mengembangkan karakter manusia yang seutuhnya.

V. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Informan pertama bernama Prayoga yang usianya 17 tahun. Informan memeluk

BAB I PENDAHULUAN. didik dapat mempertahankan hidupnya kearah yang lebih baik. Nasional pada Pasal 1 disebutkan bahwa :

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. yang dimilikinya. Selain mendididik siswa untuk. pemahaman, daya pikir, keterampilan dan kemampuan-kemampuan lain.

BAB I PENDAHULUAN. hipotesis penelitian; f) kegunaan penelitian; g) penegasan istilah.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pelaksanaan pembelajaran di sekolah tidak lepas dari permasalahan, di

BAB I PENDAHULUAN. pengawasan orang tua terhadap kehidupan sosial anak, kondisi lingkungan anak

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan belajar untuk mengetahui (learning to know), belajar untuk

BAB IV ANALISIS PENANAMAN KEDISIPLINAN SISWA MELALUI KEGIATAN PRAMUKA DI MA YMI WONOPRINGGO

BAB I PENDAHULUAN. mengalami proses pendidikan yang didapat dari orang tua, masyarakat maupun

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. berkembangnya saat ini pendidikan anak usia dini. baik dalam aspek fisik-motorik, kognitif, bahasa, moral dan agama, sosial

BAB I PENDAHULUAN. Pada hakikatnya belajar merupakan suatu proses yang dilalui oleh individu untuk

BAB I PENDAHULUAN. yang diperlombakan yaitu kiyouruki (fighting) dan poomsae (gerakan. maka peserta ujian tersebut dapat dinyatakan lulus.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang. Pendidikan merupakan suatu usaha yang dilakukan oleh manusia untuk

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dan negara. Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia nomor 20 tahun

BAB I PENDAHULUAN. hidup yang baik, yang sesuai dengan martabat manusia. Pendidikan akan

BAB I PENDAHULUAN. olahraga permainan dan banyak dikenal oleh semua orang. Salah satu sekolah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. banyak berhubungan dengan para siswa jika dibandingkan dengan personal

BAB II KAJIAN TEORETIS. Motivasi berasal dari kata motif yang artinya daya upaya yang mendorong seseorang

BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN. 1. Strategi Guru Pendidikan Agama Islam dalam Meningkatkan Motivasi

BAB 1 PENDAHULUAN. Asep Saputra, 2014 Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu

BAB I PENDAHULUAN. pokok dalam memajukan suatu bangsa khususnya generasi muda untuk

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB II KAJIAN TEORI. 1. Tinjauan tentang Perhatian Orang Tua

I. PENDAHULUAN. Pendidikan nasional memiliki tujuan untuk mencerdaskan dan. memiliki pengetahuan, keterampilan, sehat jasmani dan, rohani,

BAB I PENDAHULUAN. 1 Zuhairi, dkk, Metodologi Pendidikan Agama (solo: Ramadhani, 1993), hal. 9.

BAB I PENDAHULUAN. mengimbangi perkembangan Teknologi dan Informasi yang terus berkembang

BAB I PENDAHULUAN. Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, PT Remaja Rosdakarya : Bandung, 2008, hlm.1. 2

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Perubahan pola hidup manusia adalah akibat dari dampak era

BAB I PENDAHULUAN. adalah kualitas guru dan siswa yang mesing-masing memberi peran serta

Membangun Kedisiplinan Melalui Aktivitas Berlatih Di Klub Pembinaan Olahraga Prestasi. Oleh: Danang Wicaksono

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Siswa Sekolah Menengah Pertama merupakan tahap anak berada pada masa

BAB I PENDAHULUAN. beriteraksi dengan lingkungan. Bermodalkan pendidikan tersebut manusia dapat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. asusila, kekerasan, penyimpangan moral, pelanggaran hukum sepertinya sudah

2016 IMPLEMENTASI NILAI-NILAI KEDISIPLINAN SISWA DALAM MEMATUHI NORMA TATA TERTIB SEKOLAH

PENGARUH AKTIVITAS SISWA DALAM MENGIKUTI KEGIATAN EKSTRA KURIKULER DAN KEDISIPLINAN MENGIKUTI KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR TERHADAP KEMANDIRIAN BELAJAR

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Matematika merupakan alat utama untuk memberikan cara berpikir.

BAB I PENDAHULUAN. bangsa Indonesia ke tengah-tengah persaingan global ialah dengan meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kecerdasan, kepribadian, pengendalian diri serta keterampilan yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. upaya sekolah dalam mendukung tujuan pendidikan nasional, Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN. beradaptasi dengan lingkungan sekitarnya. Tidak seorangpun yang dilahirkan

BAB I PENDAHULUAN. untuk mendorong kemajuannya dengan kekreatifan guru dan murid. Selain itu,

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Motivasi siswa mengikuti kegiatan ekstrakurikuler bola basket di SMPN 4 Kepanjen Kabupaten Malang / Havid Yusuf

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULIAN. A. Latar Belakang Masalah

2016 MOTIVASI KETERLIBATAN SISWA DALAM MENGIKUTI KEGIATAN EKSTRAKURIKULER OLAHRAGA DI SMA LABORATORIUM PERCONTOHAN UPI BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan adalah salah satu aspek kehidupan yang sangat penting

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

UPAYA MENUMBUHKAN MOTIVASI BERKREASI MELALUI PEMBELAJARAN OLAHRAGA FUTSAL PADA SISWA KELAS VIII A SMP NEGERI 2 NANGA PINOH

NIM /2007 : K

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

2015 PENGARUH BUDAYA ORGANISASI TERHADAP KOMITMEN ORGANISASI DALAM INSTITUSI PENDIDIKAN DI KANTOR DINAS PENDIDIKAN KOTA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang

BAB V PEMBAHASAN. A. Upaya Guru Meningkatkan Motivasi Ekstrinsik Menghafal Juz Amma. SD Islam Miftahul Huda Plosokandang Tulungagung

BAB I PENDAHULUAN. dan siswa. Pola umum ini oleh Lapp et al. (1975) diistilahkan Gaya

BAB IV. ANALISIS MOTIVASI BELAJAR SISWA MTs NURUL QOMAR KERGON PEKALONGAN DALAM KELUARGA BROKEN HOME

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Siti Robiah Adawiyah, 2014 Usaha Instruktur Dalam Optimalisasi Motivasi Belajar Bahasa Inggris

BAB I PENDAHULUAN. olahraga sepakbola ini adalah olahraga yang penuh teka-teki, misalnya dari

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan uraian dari bab demi bab yang telah peneliti kemukakan diatas, maka peneliti bisa mengambil beberapa

BAB I PENDAHULUAN. tidak hanya menyediakan kegiatan pendidikan intrakurikuler. Sekolah juga

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. belajar mengajar. Agar proses belajar mengajar lancar, maka seluruh siswa

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam upaya meningkatkan sumber daya manusia yang berkualitas, bidang

BAB I PENDAHULUAN. hingga perguruan tiggi termasuk di dalamnya studi akademis dan umum, program

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Transkripsi:

74 BAB V PEMBAHASAN Di dalam dunia pendidkan terdapat 2 jenis pendidikan yaitu pendidikan formal dana pendidikan non formal. Pendidikan formal disekolah terbagi ke dalam dua bagian yaitu kegiatan intrakurikuler dan kegiatan ekstrakurikuler. Kegiatan intrakurikuler dilaksanakan pada jam sekolah sedangkan kegiatn ekstrakulikuler dilaksanakan di luar jam sekolah. Kegiatan ekstrakurikuler di sekolah banyak sekali ragamnya seperti PMR, Kesenian, Sholawat, drumband, dan lain-lain. Dan dari salah satu kegiatan ekstrakurikuler tersebut, pramuka adalah salah satu kegiatan ekstrakurikuler yang memiliki peranan besar di sekolah pada umunya dan bagi siswa pada khususnya. Untuk mencapai tujuan pendidikan tersebut, maka tidak hanya dapat bertumpu pada program persekolahan, yang semata-mata hanya mengandalkan pada kegiatan kurikuler atau proses belajar mengajar didalam kelas saja, melainkan juga harus lebih dari itu, yaitu program kegiatan persekolahan diperkaya dengan adanya pembinaan kesiswaan melalui kegiatan di luar kelas yang bertujuan untuk memperdalam dan memperluas pengetahuan siswa, memperkenalkan hubungan antar berbagai mata pelajaran, mengembangkan potensi yang dimiliki siswa, menyalurkan minat dan bakat serta melengkapi upaya untuk pembinaan manusia seutuhnya. Gerakan Pramuka berfungsi sebagai lembaga di luar sekolah dan sekaligus sebagai wadah pembinaan generasi muda dengan menggunakan Prinsip Dasar

Kepramukaan serta dapat mencetak generasi yang memiliki karakter yang baik. Metode Kepramukaan dan Sistem Among juga ikut serta secara aktif mendidik sumber daya manusia agar dapat menjadi kader bangsa yang bertanggung jawab atas tercapainya perjuangan tujuan Pembangunan Nasional. Pemerintah sendiri juga menekankan, agar lembaga-lembaga pendidikan formal, baik itu mulai dari tingkat dasar maupun sampai pada Perguruan Tinggi, supaya menyelenggarakan Pendidikan Kepramukaan. Dengan berperan aktif dalam kegiatan kepramukaan, maka kita dapat melatih diri untuk mengembangkan minat dan bakat serta potensi yang kita miliki, berdisiplin diri dan memiliki rasa tangung jawab yang tinggi. Melalui Gerakan Pramuka, siswa juga dapat belajar untuk selalu bersikap disiplin, baik itu dalam mengikuti latihan kepramukaan yang dilaksanakan di sekolah maupun dalam melaksanakan segala aktifitas kehidupan sehari-hari. Disiplin disini mengandung pemahaman, bahwa dalam melakukan segala sesuatu itu selalu tepat waktu dan sesuai dengan aturan yang ada. Seperti halnya saat kita mau pergi ke sekolah. Siswa yang dikatakan disiplin disini, apabila ia pergi ke sekolah selalu datang tepat waktu, tidak pernah terlambat dan selalu mentaati tata tertib yang telah ditetapkan oleh pihak sekolah. Jika disandingkan dengan kata motivasi maka semua kegiatan apapun tanpa adanya dorongan dari diri sendiri ataupun lingkungan tidak akan mendapatkan hasil yang memuaskan dari pengalaman yang sudah diterimanya. Siswa yang memiliki semangat dan termotivasi akan lebih unggul dan mampu memahami setiap materi yang disampaikan oleh seorang pembina. Begitu 75

sebaliknya jika siswa tersebut tidak termotivasi dia akan meremehkan kegiatan apapun yang tidak mereka senangi. Hal tersebut juga dipengaruhi oleh kondisi lingkungan sekitar yang mampu mendukung munculnya motivasi pada diri siswa. Maka dari itu di SDI Bayanul Azhar Bendiljati Sumbergempol Tulungagung menerapkan kegiatan ekstrakurikuler pramuka sebagai ekstra wajib yang harus diikuti oleh seluruh siswa. A. Faktor-Faktor Yang Memotivasi Siswa Dalam Mengikuti Kegiatan Ekstrakurikuler Pramuka Dari penelitian yang dilapkukan dilapangan didapatkan bahwa motivasi lebih banyak dipengeruhi dari kamauan siswa itu sendiri. Mereka beralasan mengikuti pramuka karena ingin mencari prestasi, ada yang menambah pengalaman, dan ada juga karena faktor dari luar diri siswa seperti senang hanya pada materi khusus seperti membuat pioneering, pengaruh dari teman dekat. Jadi dapat disimpulkan jika motivasi memiliki beberapa faktor yaitu faktor intrinsic dan faktor ekstrinsik. Maka dari itu motivasi yang muncul saat kita melakukan sesuatu dapat datang dari diri sendiri (intrinsik), serta dapat pula datang dari luar diri atau lingkungan (ekstrinsik). Motivasi intrinsik yaitu motif-motif yang tidak perlu dirangsang dari luar karena dalam diri individu sudah ada dorongan untuk melakukan sesuatu. Sebagai contoh, seorang siswa yang belajar karena ingin meraih tujuannya yaitu menjadi terdidik, pintar, dan berprestasi. Dorongan yang menggerakkan itu bersumber pada suatu kebutuhan. Jadi motivasi itu muncul dari kesadaran diri sendiri dengan tujuan secara esensial. 76

Motivasi ekstrinsik yaitu motif-motif yang aktif dan berfungsinya karena adanya stimulus dari luar. Motivasi ekstrinsik dapat dikatakan sebagai bentuk motivasi yang di dalam aktivitas belajar dimulai dan diteruskan berdasarkan dorongan dari luar yang tidak secara mutlak berkaitan dengan aktivitas belajar. Misalnya siswa menjadi rajin mengerjakan tugas karena akan mendapatkan hadiah dari gurunya. Adanya tujuan dapat memotivasi tingkah laku juga dapat memotivasi untuk menentukan seberapa aktif seseorang melalukan aktivitas. Sebab, selain ditentukan oleh motif dasar, juga ditentukan oleh tujuan. Oleh karena itu siswa akan semakin giat belajar apabila ada perangsang dari luar dirinya dan mencapai tujuan yang hendak dicapai. Sehingga dapat disimpulkan munculnya motivasi pada seeorang sehingga ia mau bergerak dipengaruhi oleh faktor dari dalam diri (motivasi intrinsik) maupun faktor dari luar diri (motivasi ekstrinsik). 1 Berdasarkan teori dari beberapa tokoh diatas, maka indikator yang mempengaruhi faktor motivasi siswa yaitu jika dari faktor intrinsik adalah: 1) Fisik Faktor fisik baik yang berupa postur tubuh, kesehatan, kebugaran, fungsi pengindraan maupun kemampuan gerak sangat menentukan kemampuan seseorang dalam menguasaain keterampilan suatau cabang olahraga. Menurut para ahli mengatakan bahwa fisik merupakan landasan atau pondasi prestasi olahragawan, sebab teknik, taktis, dan mental akan 1 1 Singgih D. Gunarsa, Psikologi Olahragi Prestasi, (Jakarta: Gunung Mulia, 2004), hlm. 77

dapat dikembangkan dengan baik jika memiliki kualitas fisik yang baik. Hal ini dapat dijabarkan sebagai berikut: struktur tubuh seperti tinggi badan, berat badan, kecepatan, kelincahan, ketahanan/daya tahan tubuh dan kondisi tubuh. 2 2) Minat Minat yaitu keadaan dalam pribadi orang yang mendorong individu untuk melakukan aktivitas-aktivitas tertentu guna mencapai suatu tujuan. 3 3) Bakat Bakat/aptitude adalah kemampuan potensial yang dimiliki seseorang untuk mencapai keberhasilan pada masa yang akan datang. 4) Motif Motif menunjukkan suatu dorongan yang timbul dari dalam diri seseorang yang menyebabkan orang tersebut mau bertindak. Motif sangat mempengaruhi motivasi, karena motif adalah landasan atau yang mendasari motivasi. 4 Merasakan adanya kebutuhan terhadap sesuatu merupakan dorongan dari dalam yang menggerakkan motif. Dari uraian diatas jelaslah bahwa motif yang kuat sangatlah perlu dalam proses belajar. B. Peran Motivasi siswa dalam mengikuti kegiatan ekstrakurikuler pramuka hlm. 71 2 Djoko Pekik Irianto, Dasar Kepelatihan, (Yogyakarta: FIK UNY, 2002), hlm. 65 3 Sumardi Suryabrata, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: PT Raja Grafindo, 2004), hlm 70 4 Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 1990), 78

Motivasi memiliki variasi yang banyak antar individu yang satu dengan yang lain, karena perbedaan kebutuhan dan kepentingan, baik disebabkan oleh tingkat perkembangan umurnya, minat, pekerjaan atau kebutuhankebutuhan lainnya. Jika dilihat dari hasil wawancara kepada siswa mengenai mereka mengikuti kegiatan ekstra pramuka ini, maka dapa disimpulkan jika motivasi dalam diri anak lebih mendominasi. Selain itu juga dari pengaruh teman dekat yang juga memiliki peran dalam tumbuhnya motivasi siswa. serta tindakan adalah: 5 Fungsi-fungsi motivasi dalam hubungannya dengan perilaku pada 1) Motivasi merupakan sarana untuk memahami perilaku dan tindakan seseorang. 2) Dengan mengetahui motivasi, kita dapat memperkirakan atau membuat semacam ramalan tentang apa yang akan dilakukannya. 3) Motivasi berfungsi sebagai pengaruh tingkah laku. 4) Perilaku atau tindakan seseorang akan lebih intensif dilakukan bila dilandasi oleh motivasi yang kuat. Sehingga dengan motivasi tersebut dapat menjadi pendukung dalam pelaksanaan kegiatan yang siswa ikuti. Motivasi sangat penting peranannya bagi siswa, diantaranya yaitu: 6 a. Siswa menjadi sadar atas kedudukan pada awal belajar, proses, dan hasil akhir. b. Menginformasikan tentang kekuatan usaha belajar 5 Singgih D. Gunarsa, Psikologi Olahraga, (.Jakarta: PT. BPK Gunung Mulia, 1989), hlm. 16 6 Mifta, Peran Motivasi Belajar dalam Meningkatkan hasil Belajar, dalam http://miftaordinary90.blogspot.co.id/2012/10/peranan-motivasi-belajar-dalam.html diakses tgl 15-3-2017 pkl 09.25wib 79

c. Menyadarkan kepada siswa, bahwa belajar dapat memberikan bekal siswa dalam bekerja atau hidup pada waktu yang akan datang. C. Hambatan-hambatan dalam memotivasi siswa Ada banyak hambatana atau kendala yang dialami dalam memotivasi siswa yaitu dari faktor lingkungan. Seperti sebagaimana yang sudah disampaikan diatas jika pelaksanaan kegiatan kepramukaan ini sulit jika dilakukan di luar hari efektif, kurangnya tenaga pembina yang menyebabkan sulit mengkondisikan siswa yang cukup banyak. Hambatan juga dipengaruhi motivasi dari dalam dari diri anak sendiri. Hal tersebut dapat menyebabkan kegiatan yang dilakukan tidak berjalan sesuai tujuan. Adapun cara menumbuhkan motivasi dalam meminimalkan hambatan-hambatan yang muncul baik dalam diri siswa ataupun dari lingkungan meliputi: 7 1) Memberikan pemahaman kepada siswa, kalau belajar merupakan suatu kebutuhan bagi siswa, dengan belajar, maka apa yang dicita-citakan siswa akan tercapai 2) Memberikan suasana yang nyaman dan kondusif, sehingga terjalin hubungan yang harmonis antara siswa dengan guru dan tercipta perasaan suka terhadap pelajaran yang disampaikan guru 3) Menyiapkan bahan ajar yang menarik 4) Menggunakan metode dan teknik pembelajaran yang menyenangkan 7 Ibid,., Mifta,.., diakses tgl 15-3-2017 pkl 09.25wib 80

5) Meyakinkan siswa bahwa mereka mampu mencapai suatu prestasi 6) Memberikan hadiah kepada siswa yang berprestasi yaitu berupa hadiah yang memiliki potensi yang mendorong siswa menyukai pelajaran yang disampaikan guru 7) Melakukan manajemen kelas yang memungkinkan terciptanya suasana yang nyaman bagi anak, misalnya penempatan meja yang bervariasi agar siswa tidak bosan 8) Mengundang sumber belajar untuk berbagi pengalaman dengan siswa; 9) Melakukan pembelajaran di luar kelas, bahkan di luar sekolah, agar siswa tidak bosan, karena pembelajaran tidak hanya dilakukan di dalam kelas. Untuk poin 7 sampai 9 digunakan jika kegiatan tersebut sering dilakukan di dalam kelas. D. Motivasi Siswa dalam Mengikuti Kegiatan Ekstrakurikuler Pramuka Dari semua penjelasan analisis data di atas, memberikan gambaran bahwa di SDI Bayanul Azhar Bendiljati Sumbergempol Tulungagung sangat menjunjung tinggi pendidikan non formal yang dijalankan oleh sekolah dan yang sudah diwajibkan oleh pemerintah. Maka dari itu dengan adanya motivasi siswa diharapkan kegiatan ekstrakurikuler akan lebih disenangi siswa dan wadah penyaluran pengetahuan tentang kepramukaan dapat di perbanyak. 81

Untuk peranan motivasi sendiri menjadikan siswa lebih bersemangat dan memiliki ketertarikkan dalam pengembangan ekstrakurikuler pramuka disekolah tersebut. Adapun dengan adanya hambatan-hambatan yang muncul tidak akan melunturkan motivasi dalam diri siswa untuk aktif dalam setiap kegiatan yang diadakan dan mampu menumbuhkan minat belajar anak untuk terus mencari pengalaman serta pengetahuan di sekolah ataupun diluar sekolah nantinya. Hal tersebut juga menjadikan pihak sekolah untuk merencanakan program kepramukaan sehingga hambatan-hambatan yang ada mampu diminimalkan. 82