DISPOSISI MATEMATIS SISWA DITINJAU DARI KEMAMPUAN MENYELESAIKAN MASALAH BERBENTUK OPEN START DI SMP NEGERI 10 PONTIANAK

dokumen-dokumen yang mirip
DISPOSISI MATEMATIS SISWA DITINJAU DARI KEMAMPUAN PROBLEM SOLVING

KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH SISWA PADA MATERI BANGUN DATAR DI SMP

Oleh Nila Kesumawati Jurusan Pendidikan Matematika, FKIP Universitas PGRI Palembang

KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA DIKAJI DARI TEORI BRUNER DALAM MATERI TRIGONOMETRI DI SMA

KEMAMPUAN REPRESENTASI MATEMATIS MENYELESAIKAN SOAL OPEN-ENDED MENURUT TINGKAT KEMAMPUAN DASAR MATERI SEGIEMPAT DI SMP

KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH DAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA MENYELESAIKAN SOAL CERITA MATERI PECAHAN DI SMP

KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH PADA MATERI TRIGONOMETRI DIKAJI DARI SELF CONCEPT SISWA KELAS XI IPA

KEMAMPUAN REPRESENTASI MATEMATIS MENURUT TINGKAT KEMAMPUAN SISWA PADA MATERI SEGI EMPAT DI SMP

ANALISIS KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA SISWA KELAS XI SMK MUHAMMADIYAH I PATUK PADA POKOK BAHASAN PELUANG JURNAL SKRIPSI

KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA DALAM MATERI SISTEM PERSAMAAN LINEAR DUA VARIABEL DI KELAS VIII SMP

PROFIL KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH OPEN-ENDED PADA MATERI BANGUN DATAR SEGIEMPAT BAGI SISWA SMP

KEMAMPUAN KONEKSI MATEMATIS SISWA DALAM MATERI BARISAN DAN DERET ARITMATIKA DI SEKOLAH MENENGAH ATAS

PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA DITINJAU DARI TINGKAT KEMAMPUAN DASAR MATEMATIKA

KEMAMPUAN PENYELESAIAN MASALAH MATEMATIS SISWA DALAM MATERI KUBUS DI KELAS IX SEKOLAH MENENGAH PERTAMA

2016 PENERAPAN PENDEKATAN CREATIVE PROBLEM SOLVING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KONEKSI DAN DISPOSISI MATEMATIS SISWA SMP

ANALISIS KESALAHAN SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL CERITA SPLDV BERDASARKAN LANGKAH PENYELESAIAN POLYA

PENERAPAN METODE PROBLEM SOLVING DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH PADA MATA KULIAH ALJABAR DAN TRIGONOMETRI

ANALYSIS OF STUDENT REASONING ABILITY BY FLAT SHAPE FOR PROBLEM SOLVING ABILITY ON MATERIAL PLANEON STUDENTS OF PGSD SLAMET RIYADI UNIVERSITY

KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA DALAM PEMECAHAN MASALAH BERDASARKAN GENDER PADA MATERI BANGUN DATAR

BAB II KAJIAN TEORETIS

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

MENINGKATKAN KEMAMPUAN PENALARAN SISWA DENGAN WAWANCARA KLINIS PADA PEMECAHAN MASALAH ARITMETIKA SOSIAL KELAS VIII SMP

PEMAHAMAN KONSEPTUAL SISWA DITINJAU DARI TINGKAT KEMAMPUAN MATEMATIKA MATERI ALJABAR DI SMP

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA DENGAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL) PADA SISWA KELAS VIIIA SMP NEGERI 2 KASIHAN BANTUL

POTENSI PENALARAN ADAPTIF MATEMATIS SISWA DALAM MATERI PERSAMAAN GARIS LURUS DI SEKOLAH MENENGAH PERTAMA

BAB I PENDAHULUAN (1982:1-2):

Tinjauan Asosiasi antara Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis dan Disposisi Matematis

Profil Pemecahan Masalah Matematika Siswa Ditinjau dari Gaya Kognitif Reflektif dan Impulsif

MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA SMP MELALUI PENDEKATAN PROBLEM POSING

Alamat Korespondensi: Jl. Ir. Sutami No. 36A Kentingan Surakarta, , 2)

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah penalaran Nurbaiti Widyasari, 2013

ANALISIS KESALAHAN SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL CERITA MATEMATIKA. Ardiyanti 1), Haninda Bharata 2), Tina Yunarti 2)

PENGGUNAAN SOFTWARE CABRI PADA PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATERI DIMENSI TIGA KELAS X SMA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan kegiatan mengoptimalkan perkembangan potensi,

HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN PENDEKATAN PEMECAHAN MASALAH DENGAN MEDIA ARSIRAN KELAS IV SDN 27

KEMAMPUAN KONEKSI MATEMATIS SISWA DITINJAU DARI KEMAMPUAN DASAR MATEMATIKA DI SMP

BAB II. Tinjauan Pustaka

KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH DALAM MENYELESAIKAN SOAL CERITA SISTEM PERSAMAAN LINEAR DUA VARIABEL DI SMP

KEMAMPUAN PENALARAN MATEMATIS SISWA PADA MATERI SEGITIGA DI KELAS VIII SEKOLAH MENENGAH PERTAMA

KEMAMPUAN SISWA MEMECAHKAN MASALAH DENGAN METODE MIND MAPPING DI KELAS BILINGUAL SMP NEGERI 1 PALEMBANG

KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DITINJAU DARI ASPEK EXPLANATION DALAM PENYELESAIAN MASALAH PERBANDINGAN DI SMP

PROSES BERPIKIR SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL CERITA DITINJAU BERDASARKAN KEMAMPUAN MATEMATIKA

BAB II KAJIAN TEORITIK. menyelesaikan permasalahan yang diberikan. Menurut NCTM (2000) pemecahan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Manusia dianugerahi kemampuan dan kekuatan berpikir. Berpikir

PEMBELAJARAN DIMENSI TIGA MENGGUNAKAN PENDEKATAN PENDIDIKAN MATEMATIKA REALISTIK INDONESIA (PMRI) DI SMA NEGERI 2 TANJUNG RAJA

ANALISIS KEMAMPUAN GENERALISASI MATEMATIS SISWA DI KELAS VII SEKOLAH MENENGAH PERTAMA

MATHEdunesa Jurnal Ilmiah Pendidikan Matematika Volume 3 No. 6 Tahun 2017 ISSN :

PENGGUNAAN TUGAS MIND MIND SEBAGAI INSTRUMEN PENILAIAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS PADA MATERI FUNGSI KUADRAT

PROFIL KEMAMPUAN PENALARAN SISWA DALAM MEMECAHKAN MASALAH ARITMETIKA SOSIAL

PENGARUH TINGKAT KECEMASAN MATEMATIKA TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA KELAS X SMA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

ANALISIS KESALAHAN SISWA KELAS IX-G DI SMP NEGERI 3 CIMAHI DALAM MENYELESAIKAN SOAL PEMECAHAN MASALAH MATEMATIK PADA MATERI LINGKARAN

POTENSI NUMBER SENSE SISWA PADA PENJUMLAHAN DAN PENGURANGAN MATRIKS DI SMA

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah sarana dan alat yang tepat dalam membentuk

PROFIL KEMAMPUAN SISWA DALAM MEMECAHKAN MASALAH MATEMATIKA BERBENTUK OPEN-START PADA MATERI BANGUN DATAR

DESKRIPSI KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA

KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMTIKA MENGGUNAKAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL DI SMP NEGERI 2 TELAGA

PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF TIPE INDEX CARD MATCH UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN INSTRUMENTAL DAN RELASIONAL SISWA SMP.

ANALISIS KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS DAN KEAKTIFAN SISWA SMA DENGAN PENDEKATAN PROBLEM POSING

PROSES PEMECAHAN MASALAH DALAM MATERI ARITMATIKA SOSIAL BERDASARKAN METAKOGNISI SISWA SMP

ANALISIS KESALAHAN SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL GARIS SINGGUNG LINGKARAN BERDASARKAN ANALISIS NEWMAN PADA KELAS VIII SMP NEGERI 1 KEC.

ASOSIASI KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH DAN MATHEMATICAL HABITS OF MIND SISWA SMP

PROFIL PENYELESAIAN SOAL CERITA MATERI PENJUMLAHAN DAN PENGURANGAN PECAHAN PADA SISWA KELAS VII SMP

KEMAMPUAN REPRESENTASI MATEMATIS SISWA PADA PEMBELAJARAN BERBASIS TEORI VAN HIELE DI MATERI SEGIEMPAT KELAS VII SMP NEGERI 1 INDRALAYA UTARA

MATHEdunesa Jurnal Ilmiah Pendidikan Matematika Volume 1 No.5 Tahun 2016 ISSN :

KOMPETENSI STRATEGIS SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL CERITA PADA MATERI PROGRAM LINIER DI SMK-SMTI PONTIANAK

I. PENDAHULUAN. menjadi kebutuhan mendasar yang diperlukan oleh setiap manusia. Menurut UU

Penerapan Metode Inkuiri Untuk Meningkatkan Disposisi Matematis Siswa SMA

KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF MATEMATIS SISWA DIKAJI DARI TINGKAT DISPOSISI MATEMATIS DI MADRASAH ALIYAH

I. PENDAHULUAN. Pada era global yang ditandai dengan pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan

IDENTIFIKASI KEMAMPUAN SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL ARITMATIKA SOSIAL DITINJAU DARI PERBEDAAN KEMAMPUAN MATEMATIKA

ARTIKEL PENELITIAN RINI APRIANTI NIM : F

Keywords: Mathematical communication, emotional intelligence, quadrilaterals.

Oleh : RISKA DWI JAYANTI Skripsi ini ditulis untuk memenuhi sebagian persyaratan untuk mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah.

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH UNTUK MENINGKATKAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA

ANALISIS PROSES BERPIKIR SISWA MENGGUNAKAN MATH EXAMPLARS PADA SUB POKOK BAHASAN PERSEGI DAN PERSEGI PANJANG DI KELAS VII MTS DARUSSA ADAH JEMBER

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah , 2014

KEMAMPUAN PENALARAN ADAPTIF SISWA DALAM MEMECAHKAN MASALAH KELAS VIII SMP PONTIANAK

Lala Nailah Zamnah. Pendidikan Matematika, FKIP, Universitas Galuh Ciamis ABSTRAK

Surabaya, Pembimbing, Prof. Dr. Siti M. Amin, M.Pd NIP LEMBAR PERSETUJUAN

KANDUNGAN KONEKSI MATEMATIS DALAM LEMBAR KERJA SISWA (LKS) PADA MATERI PERBANDINGAN BERBALIK NILAI DI SMP. Lusiana, Sugiatno dan Bistari

ANALISIS KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH DALAM STRATEGI THINK TALK WRITE (TTW)

ANALISIS KEMAMPUAN LITERASI MATEMATIK MAHASISWA CALON GURU MATEMATIKA

BAB I PENDAHULUAN. Melihat pentingnya matematika dan peranannya dalam menghadapi

ANALISIS KESALAHAN MAHASISWA CALON GURU MATEMATIKA DALAM MEMECAHKAN MASALAH PROGRAM LINIER

PENGARUH PENDEKATAN PROBLEM SOLVING MODEL POLYA TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA SMP

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan hal penting dalam kehidupan manusia,karena pendidikan. Dalam pendidikan, terdapat kegiatan yang dapat membantu

ANALISIS KESULITAN MEMECAHKAN MASALAH PADA MATA KULIAH FISIKA MODERN MAHASISWA CALON GURU FISIKA

UJME 1 (1) (2013)

BAB I PENDAHULUAN. teknologi tidak dapat kita hindari. Pengaruh perkembangan ilmu pengetahuan

Desi Suryaningsih et al., Penerapan Model Problem Based Learning (PBL) untuk Meningkatkan...

KEMAMPUAN PENALARAN ANALOGI MATEMATIS SISWA SMP DALAM MATERI BANGUN RUANG

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR. dahulu kita harus mengetahui definisi dari masalah itu sendiri. Prayitno (1985)

Norma I. M. J. et al., Analisis Pengetahuan Metakognisi Siswa...

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

Peningkatan Kemampuan Koneksi Matematik Peserta Didik Menggunakan Model Problem Based Learning (PBL) dengan Berbantuan Software Geogebra

Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata 1 pada Jurusan Matematika Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan.

Transkripsi:

DISPOSISI MATEMATIS SISWA DITINJAU DARI KEMAMPUAN MENYELESAIKAN MASALAH BERBENTUK OPEN START DI SMP NEGERI 10 PONTIANAK Maisaroh, Edy Yusmin, Asep Nursangaji Program Studi Pendidikan Matematika FKIP Untan Pontianak Email: maisaroh.mai92@gmail.com Abstract Problem solving ability is one of the base abilities that should be mastered and improved by students. Besides problem solving ability, math also concerns about affective aspect which is mathematical disposition. The purpose of this research is to description the students mathematical dispositions observed from ability in solving open start problems at SMP Negeri 10 Pontianak. The research method used is descriptive and the form of research is survey.the subject of this research were the seventh grade students class A that consist of 38 students. The technique of data collection were measurement technique is problem solving test and mathematical disposition scale. The results in this research shows that students mathematical disposistion varies based on the problem solving ability. Students who have the same problem solving ability turn out have different mathematical disposition, that are have mathematical disposition very high, high, and medium level. Keywords : Students Mathematical Disposition, Problem Solving Ablity, Open Start Problem Kemampuan problem solving merupakan satu diantara tujuan pembelajaran matematika yang dikembangkan baik pada KTSP 2006 maupun pada Kurikulum 2013. Sebagaimana yang dicantumkan oleh Hendriana dan Soemarmo (2014: 7), KTSP 2006 yang disempurnakan pada Kurikulum 2013 mencantumkan satu diantara tujuan pembelajaran matematika adalah memecahkan masalah. Hal ini sejalan dengan standar pembelajaran matematika yang ditetapkan oleh NCTM (2000: 7) yang menyatakan salah satu kemampuan dasar yang perlu dikuasai dan dikembangkan oleh siswa yaitu kemampuan pemecahan masalah (problem solving). Menurut Polya (1973: 5-6) terdapat langkah-langkah yang harus dilakukan dalam problem solving sebagai berikut (1) memahami masalah (understanding the problem), (2) menyusun rencana (devising a plan), (3)melaksanakan rencana (carrying out the plan), dan (4) memeriksa kembali (looking back). Selain kemampuan problem solving dalam pembelajaran matematika juga memperhatikan sikap afektif seperti disposisi matematis. Disposisi matematis (mathematical disposition) menurut Kilpatrick, Swafford, dan Findell (dalam Sumarmo, 2010: 2) adalah sikap produktif atau sikap positif serta kebiasaan untuk melihat matematika sebagai sesuatu yang logis, berguna, dan berfaedah. Dalam konteks matematika, disposisi matematika (mathematical disposition) berkaitan dengan bagaimana siswa memandang dan menyelesaikan masalah; apakah percaya diri, tekun, berminat, dan berpikir fleksibel untuk mengeksplorasi berbagai alternatif strategi penyelesaian masalah. Disposisi juga berkaitan dengan kecenderungan siswa untuk merefleksi pemikiran mereka sendiri. Belajar matematika tidak hanya mempelajari konsep, prosedur, dan aplikasi, namun juga termasuk mengembangkan disposisi terhadap matematika dan mengapresiasi matematika sebagai alat bantu yang ampuh untuk memahami situasi.

Berdasarkan studi pendahuluan pada hari Kamis, 9 Februari 2017 kepada delapan orang siswa dengan memberikan soal yang mengandung indikator problem solving. Siswa diminta untuk menuliskan langkah-langkah pemecahan masalahnya disetiap soal. Dari hasil jawaban siswa dapat diperoleh informasi sebagai berikut, dari 3 soal yang diberikan terdapat empat orang siswa yang menjawab satu soal dengan tepat, dua orang siswa menjawab dua soal dengan tepat, dan dua orang siswa menjawab tiga soal dengan tepat. Dari hasil studi pendahuluan tersebut, peneliti mengindikasikan bahwa kemampuan pemecahan masalah (problem solving) siswa masih tergolong rendah. Yaitu siswa kurang tertarik dengan soal-soal problem solving karena membutuhkan penalaran yang lebih mendalam dan juga kurangnya rasa percaya diri siswa dalam mengerjakannya. Siswa cenderung takut bahwa pekerjaannya salah. Hal ini tidak sejalan dengan satu diantara indikator disposisi matematis yaitu rasa percaya diri siswa dalam menyelesaikan masalah. Oleh karena itu, apabila seorang siswa memiliki kemampuan problem solving yang baik, maka siswa tersebut juga akan memiliki kemampuan disposisi matematis yang baik pula. Menurut NCTM (1989: 233) disposisi matematis mencakup beberapa indikator sebagai berikut: (1) Kepercayaan diri dalam menyelesaikan masalah matematika, mengkomunikasikan ide-ide, dan memberi alasan; (2) Fleksibilitas dalam mengeksplorasi ide-ide matematis dan mencoba berbagai metode alternatif untuk memecahkan masalah; (3) Bertekad kuat untuk menyelesaikan tugas-tugas matematika; (4) Ketertarikan, keingintahuan, dan kemampuan untuk menemukan dalam mengerjakan matematika; (5) Kecenderungan untuk memonitor dan merefleksi proses berpikir dan kinerja diri sendiri;(6) Menilai aplikasi matematika dalam bidang lain dan dalam kehidupan sehari-hari, dan (7) Penghargaan (appreciation) peran matematika dalam budaya dan nilainya, baik matematika sebagai alat, maupun matematika sebagai bahasa. Satu diantara indikator disposisi matematis yang telah disebutkan di atas menurut NCTM adalah berkaitan dengan kemampuan problem solving. Oleh karena itu, dapat dipahami bahwa disposisi matematis sangat menunjang keberhasilan belajar matematika. Terdapat berbagai jenis masalah dalam matematika, satu di antaranya adalah masalah matematika berbentuk open start. Masalah matematika berbentuk open start merupakan masalah matematika yang memiliki bermacammacam strategi pemecahan tetapi hanya memiliki satu jawaban dimana langkah awal yang akan digunakan dalam pemecahan masalah masih belum jelas. Menurut Manoghany (dalam Nirmalitasari, 2012: 1), ciri khas dari masalah berbentuk open start adalah saat siswa dihadapkan pada masalah berbentuk open start, mereka tidak langsung mengetahui cara pemecahan yang harus digunakan, sebaliknya akan ada sedikit keragu-raguan dalam otak mereka tentang apa yang ditanya, kapan langkah-langkah pemecahan mencapai akhir, dan kapan jawaban akan ditemukan. Maksudnya adalah saat diminta untuk mengerjakan soal matematika berbentuk open start maka siswa tidak secara langsung mengetahui langkah apa yang akan digunakan untuk memecahkan masalah tersebut dan saat proses memecahkan masalah tersebut siswa belum yakin apakah langkah yang digunakan akan menuntun pada jawaban yang benar. Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan, peneliti tertarik mendeskripsikan bagaimana disposisi matematis siswa melalui tes problem solving matematis dalam menyelesaikan soal berbentuk open start. Oleh karena itu, judul penelitian yang diambil yaitu Disposisi matematis siswa ditinjau dari kemampuan menyelesaikan masalah berbentuk open start di SMP Negeri 10 Pontianak. Tujuan dalam penelitian ini adalah mendeskripsikan disposisi matematis siswa ditinjau dari kemampuan menyelesaikan masalah berbentuk open start di SMP Negeri 10 Pontianak. Adapun sub tujuan dalam penelitian ini adalah (1) Mendeskripsikan kemampuan problem solving siswa di SMP Negeri 10 Pontianak dan (2) Mendeskripsikan disposisi matematis siswa ditinjau dari kemampuan menyelesaikan masalah berbentuk open start di SMP Negeri 10 Pontianak.

METODE PENELITIAN Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif dengan bentuk penelitian survei. Subjek penelitian adalah siswa kelas 7A sebanyak 38 siswa. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah teknik pengukuran berupa tes kemampuan problem solving dan skala disposisi matematis siswa. Instrumen penelitian divalidasi oleh satu orang dosen Pendidikan Matematika FKIP Untan dan dua orang guru matematika SMP Negeri 10 Pontianak. Hasil tes kemampuan problem solving dianalisis untuk mengetahui pengelompokkan kemampuan problem solving. Hasil tes skala disposisi matematis siswa dianalisis untuk mengetahui pengelompokkan disposisi matematis siswa. Prosedur dalam penelitian ini terdiri dari 4 tahap, yaitu: 1) Tahap persiapan, 2) Tahap pelaksanaan, 3) Tahap analisis data, dan 4) Tahap Penarikan Kesimpulan. Tahap Persiapan Langkah-langkah yang dilakukan pada tahap persiapan antara lain: (1) Melakukan prariset di SMP Negeri 10 Pontianak; (2) Menyusun desain penelitian; (3) Membuat instrumen peneltian berupa kisi-kisi, soal, alternatif penyelesaian dan pedoman penskoran tes kemampuan problem solving, (4) Membuat instrumen penelitian berupa kisi-kisi dan skala disposisi matematis siswa; (5) Melakukan validasi instrumen; (6) Melakukan uji coba instrumen; dan (7) Menganalisis dan merevisi instrumen penelitian berdasarkan hasil validasi dan uji coba Tahap Pelaksanaan Langkah-langkah yang dilakukan pada tahap penyelesaian antara lain: (1) Memberikan soal tes kemampuan problem solving ; (2) Menganalisis dan mengklasifikasikan hasil tes kemampua problem solving; (3) Memberikan skala disposisi matematis siswa; (4) Menganalisis dan mengklasifikasikan disposisi matematis siswa. Tahap Analisis Data Langkah-langkah yang dilakukan pada tahap analisi data antara lain: (1) Mengumpulkan data hasil tes kemampuan problem solving dan disposisi matematis siswa; dan (2) Mendeskripsikan tingkat kemampuan problem solving untuk masing-masing tingkat disposisi matematis siswa. Tahap Penarikan Kesimpulan Langkah-langkah yang dilakukan pada tahap penarikan kesimpulan antara lain: (1) Menarik kesimpulan dari penelitian yang dilakukan dengan menjawab rumusan masalah dalam penelitian berdasarkan hasil analisis dan temuan selama penelitian; (2) Memberikan saran atau rekomendasi kepada pihak-pihak terkait dengan hasil penelitian; dan (3) Menyusun laporan penelitian. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitian Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, diperoleh data dari hasil jawaban siswa pada hasil tes kemampuan problem solving dan skala disposisi matematis siswa. Adapun hasil dan deskripsinya sebagai berikut: 1. Analisis Data Tes Kemampuan Problem Solving Dari hasil analisis tes kemampuan problem solving diperoleh pengelompokkan kemampuan problem solving siswa. Berdasarkan Tabel 1 diperoleh informasi/data bahwa siswa kelas VII A paling banyak tergolong dalam kategori memiliki kemampuan problem solving tinggi yaitu berjumlah 15 orang atau 39,47% dari seluruh siswa kelas VII A. Sedangkan paling sedikit tergolong dalam kategori memiliki kemampuan problem solving rendah yaitu berjumlah tiga orang atau 7,89%. Tabel 1 berikut menyajikan data pengelompokkan siswa berdasarkan hasil tes kemampuan problem solving.

Tabel 1. Pengelompokkan Siswa Berdasarkan Hasil Tes Kemampuan Problem Solving Kategori Kemampuan Problem Solving Kode Siswa Jumlah Persentase Sangat Tinggi A1, A2, A3, D1, F1, F2, F4, M1, M5, N2, P3, R, S2 13 34,21% Tinggi B2, D2, E1, E2, F3, I, K, M3, M7, N1, P1, P2, S1, S2, T 15 39,47% Sedang A4, B1, M2, M4, M6, M8, O 7 18,42% Rendah G, L, Z 3 7,89% 2. Analisis Skala Disposisi Matematis Siswa Dari hasil analisis skala disposisi matematis diperoleh pengelompokkan disposisi matematis siswa. Berdasarkan Tabel 2 diperoleh informasi/data bahwa siswa kelas VII A paling banyak tergolong dalam kategori memiliki disposisi matematis tinggi yaitu berjumlah 16 orang atau 42,12% dari seluruh siswa kelas VII A. Sedangkan siswa yang tergolong dalam kategori memiliki disposisi matematis sangat tinggi dan sedang yaitu berjumlah sama masingmasing 11 orang atau 28.95%. Tabel 2. Pengelompokkan Siswa Berdasarkan Hasil Skala Disposisi Matematis Siswa Kategori Disposisi Matematis Siswa Kode Siswa Jumlah Persentase Sangat Tinggi A3, E1, F1, F2, I, M7, N1, O, P2, S2, S3 11 28,95% Tinggi A1, A2, D2, E2, L, M1, M3, M4, M5, M8, N2, P1, R, S1, T, Z 16 42,12% Sedang A4, B1, B2, D1, F3, F4, G, K, M2, M6, P3 11 28,95% 3. Disposisi Matematis Siswa Ditinjau dari Kemampuan Menyelesaikan Masalah Berbentuk Open Start Berdasarkan hasil tes kemampuan problem solving dan skala disposisi matematis siswa, selanjutnya akan dianalisis mengenai disposisi matematis siswa ditinjau dari kemampuan menyelesaikan masalah berbentuk open start a. Kemampuan Problem Solving Kategori Sangat Tinggi Sebanyak 13 orang siswa termasuk ke dalam kategori memiliki kemampuan problem solving sangat tinggi. Pada Tabel 3 diperoleh informasi bahwa siswa yang termasuk dalam kategori memiliki kemampuan problem solving sangat tinggi, paling banyak memiliki disposisi matematis sangat tinggi yaitu berjumlah tujuh orang. Namun ada juga yang memiliki disposisi matematis tinggi yaitu berjumah tiga orang dan memiliki disposisi matematis sedang yaitu berjumlah tiga orang. Tabel 3. Disposisi Matematis Siswa Ditinjau dari Kemampuan Problem Solving Kategori Sangat Tinggi Disposisi Matematis Siswa Kode Siswa Jumlah Sangat Tinggi A3, F1, F2, M1, M5, N2, S2 7 Tinggi A1, A2, R 3 Sedang D1, F4, P3 3

b. Kemampuan Problem Solving Kategori Tinggi Sebanyak 15 orang siswa termasuk ke dalam kategori memiliki kemampuan problem solving tinggi. Pada Tabel 4 diperoleh informasi bahwa siswa yang termasuk dalam kategori memiliki kemampuan problem solving tinggi, paling banyak memiliki disposisi matematis tinggi yaitu berjumlah delapan orang. Namun ada juga yang memiliki disposisi matematis sangat tinggi yaitu berjumah empat orang dan memiliki disposisi matematis sedang yaitu berjumlah tiga orang. Tabel 4. Disposisi Matematis Siswa Ditinjau dari Kemampuan Problem Solving Kategori Tinggi Disposisi Matematis Siswa Kode Siswa Jumlah Sangat Tinggi I, M7, P2, S3 4 Tinggi D2, E1, E2, M3, N1, P1, S1, T 8 Sedang B2, F3, K, 3 c. Kemampuan Problem Solving Kategori Sedang Sebanyak tujuh orang siswa termasuk ke dalam kategori memiliki kemampuan problem solving sedang. Pada Tabel 5 diperoleh informasi bahwa siswa yang termasuk dalam kategori memiliki kemampuan problem solving sedang, paling banyak memiliki disposisi matematis sedang yaitu berjumlah empat orang. Namun ada juga yang memiliki disposisi matematis sangat tinggi yaitu berjumlah satu orang dan memiliki disposisi matematis tinggi yaitu berjumlah dua orang. Tabel 5. Disposisi Matematis Siswa Ditinjau dari Kemampuan Problem Solving Kategori Sedang Disposisi Matematis Siswa Kode Siswa Jumlah Sangat Tinggi O 1 Tinggi M4, M8 2 Sedang A4, B1, M2, M6 4 d. Kemampuan Problem Solving Kategori Rendah Sebanyak tiga orang siswa termasuk ke dalam kategori memiliki kemampuan problem solving rendah. Pada Tabel 6 diperoleh informasi bahwa siswa yang termasuk dalam kategori memiliki kemampuan problem solving rendah, paling banyak memiliki disposisi matematis tinggi. Namun ada juga yang memiliki disposisi matematis sedang yaitu berjumlah satu orang. Tabel 6. Disposisi Matematis Siswa Ditinjau dari Kemampuan Problem Solving Kategori Rendah Disposisi Matematis Siswa Kode Siswa Jumlah Sangat Tinggi - 0 Tinggi L, Z 2 Sedang G 1

Pembahasan Berdasarkan hasil tes kemampuan problem solving, skala disposisi matematis siswa dan analisis hasil penelitian, dapat diketahui bahwa disposisi matematis dan kemampuan problem solving masing-masing siswa bervariasi. Selain itu, siswa yang berada pada kategori kemampuan problem solving yang sama juga dapat memiliki disposisi matematis yang berbeda pula. Hal ini sejalan dengan pendapat Carr (Maxwell, 2001) disposisi dan kemampuan adalah dua hal yang berbeda. Berikut ini pembahasan lebih dalam mengenai disposisi matematis siswa ditinjau dari kemampuan menyelesaikan masalah berbentuk open start di SMP Negeri 10 Pontianak. 1. Kemampuan Problem Solving Kemampuan menyelesaikan masalah matematika dilihat dari langkah-langkah problem solving yang terdiri dari memahami masalah, menyusun rencana, melaksanakan rencana, dan memeriksa kembali. Indikator dari langkah-langkah problem solving yaitu mengidentifikasi unsur-unsur yang diketahui, ditanyakan, dan kecukupan unsur yang diperlukan, merumuskan masalah matematis atau menyusun strategi matematis, menerapkan strategi untuk menyelesaikan masalah, dan menjelaskan atau menginterpretasikan hasil penyelesaian masalah. Berdasarkan analisis yang telah dilakukan terhadap hasil jawaban siswa, siswa yang memiliki kemampuan problem solving tinggi diketahui bahwa siswa tersebut sudah baik dalam mengidentifikasi unsur-unsur yang diketahui, ditanyakan, dan kecukupan unsur yang diperlukan walaupun masih ada beberapa siswa yang tidak menuliskan apa yang diketahui dan apa yang ditanyakan dari soal. Pada saat menyusun rencana, siswa dapat menyusun rencana dengan baik yaitu menuliskan strategi yang akan digunakan walaupun masih ada beberapa siswa yang belum tepat dalam menuliskan strategi yang akan digunakan. Pada saat melaksanakan rencana siswa dapat melaksanakan rencana dengan baik sehingga dapat memperoleh hasil penyelesaian dengan tepat walaupun masih ada beberapa siswa yang belum tepat dalam melaksanakan rencana dikarenakan adanya kesalahan seperti kesalahan konsep maupun kesalahan dalam melakukan perhitungan. Selanjutnya pada saat memeriksa kembali siswa dapat memeriksa kembali hasil yang diperoleh untuk memastikan strategi dan hasil yang diperoleh sudah benar walaupun masih ada beberapa siswa yang belum tepat dalam memeriksa kembali langkah-langkah penyelesainnya. 2. Disposisi Matematis Siswa Pada penelitian ini, disposisi matematis siswa dibagi menjadi lima kategori, yaitu sangat tinggi, tinggi, sedang, rendah, dan sangat rendah. Berdasarkan data yang telah diperoleh dapat diketahui bahwa siswa kelas VII A paling banyak termasuk dalam kategori memiliki disposisi matematis tinggi yaitu berjumlah 16 orang atau 42,12% dari seluruh siswa kelas VII A. Berdasarkan hasil analisis skala disposisi matematis siswa, siswa yang tergolong memiliki disposisi matematis sangat tinggi memiliki kepercayaan diri yang sangat tinggi yaitu yakin dan berusaha menjawab soal yang diajukan oleh guru, senang mengerjakan soal berbentuk soal cerita ataupun yang lainnya dengan cara yang bervariasi, tidak mudah putus asa dan suka bertanya apabila ada materi yang kurang dimengerti serta senang mengerjakan soal-soal latihan untuk memperdalam pemahaman. Memiliki persiapan sebelum memulai pembelajaran seperti membaca materi dan mencari referensi lain. Mengulang kembali pelajaran yang telah dipelajari serta mengaitkan materi yang baru dengan materi yang sudah dipelajari. Mengetahui peran matematika berkaitan dengan kehidupan sehari-hari dan disiplin ilmu lain. Selain itu juga mengetahui bahwa kesuksesan pada mata pelajaran matematika dapat mendukung kesuksesan pada mata pelajaran lain. Siswa yang tergolong memiliki disposisi matematis tinggi memiliki kepercayaan diri yang tinggi yaitu yakin dan berusaha menjawab soal yang diajukan oleh guru, senang mengerjakan soal berbentuk soal cerita ataupun yang lainnya dengan cara yang bervariasi, tidak mudah putus asa dan suka bertanya apabila ada materi yang kurang dimengerti serta senang

mengerjakan soal-soal latihan untuk memperdalam pemahaman. Memiliki persiapan sebelum memulai pembelajaran seperti membaca materi dan mencari referensi lain. Cenderung mengulang kembali pelajaran yang telah dipelajari serta mengaitkan materi yang baru dengan materi yang sudah dipelajari. Mengetahui peran matematika berkaitan dengan kehidupan sehari-hari dan disiplin ilmu lain. Selain itu juga mengetahui bahwa kesuksesan pada mata pelajaran matematika dapat mendukung kesuksesan pada mata pelajaran lain. Siswa yang tergolong memiliki disposisi matematis sedang memiliki kepercayaan diri yang cukup baik yaitu yakin dan berusaha menjawab soal yang diajukan oleh guru, senang mengerjakan soal berbentuk soal cerita ataupun yang lainnya dengan cara yang bervariasi, biasanya mudah putus asa dan malu bertanya apabila ada materi yang kurang dimengerti serta senang mengerjakan soal-soal latihan untuk memperdalam pemahaman. Terkadang memiliki persiapan sebelum memulai pembelajaran seperti membaca materi dan mencari referensi lain. Terkadang mengulang kembali pelajaran yang telah dipelajari serta mengaitkan materi yang baru dengan materi yang sudah dipelajari. Belum sepenuhnya mengetahui peran matematika berkaitan dengan kehidupan seharihari dan disiplin ilmu lain. Selain itu juga mengetahui bahwa kesuksesan pada mata pelajaran matematika dapat mendukung kesuksesan pada mata pelajaran lain 3. Disposisi Matematis Siswa Ditinjau dari Kemampuan menyelesaikan Masalah Berbentuk Open Start di SMP Negeri 10 Pontianak Berdasarkan analisis yang telah dilakukan dapat diketahui bahwa disposisi matematis dan kemampuan problem solving siswa cenderung sama meskipun ada yang tidak sesuai. Siswa yang memiliki kemampuan problem solving sangat tinggi sebagian besar juga memiliki disposisi matematis yang sangat tinggi walaupun masih ada yang memiliki disposisi matematis yang tinggi berjumlah delapan orang dan sedang berjumlah tiga orang. Siswa yang memiliki kemampuan problem solving tinggi sebagian besar juga memiliki disposisi matematis yang tinggi walaupun masih ada yang memiliki disposisi matematis yang sangat tinggi berjumlah empat orang dan sedang berjumlah tiga orang. Siswa yang memiliki kemampuan problem solving sedang sebagian besar juga memiliki disposisi matematis sedang walaupun masih ada yang memiliki disposisi matematis sangat tinggi satu orang dan tinggi berjumlah dua orang. Begitu juga pada siswa yang memiliki kemampuan problem solving rendah sebagian besar memiliki disposisi matematis tinggi walaupun masih ada siswa yang memiliki disposisi matematis tinggi satu orang. Berdasarkan pemaparan di atas dapat diketahui bahwa disposisi matematis dan kemampuan problem solving masing-masing siswa bervariasi. Selain itu, siswa yang berada pada kategori kemampuan problem solving yang sama juga dapat memiliki disposisi matematis yang berbeda pula. Hal ini sejalan dengan pendapat Carr (Maxwell, 2001) disposisi dan kemampuan adalah dua hal yang berbeda. Seorang siswa mungkin saja menunjukkan disposisi matematis tinggi, tetapi tidak memiliki cukup pengetahuan atau kemampuan terkait substansi materi. Meski demikian, bila ada dua siswa yang mempunyai potensi kemampuan sama, tetapi memiliki disposisi berbeda, diyakini akan menunjukkan kemampuan yang berbeda. Siswa yang memiliki disposisi tinggi akan lebih gigih, tekun, dan berminat untuk mengeksplorasi hal-hal baru. Hal ini memungkinkan siswa tersebut memiliki pengetahuan lebih dibandingkan siswa yang tidak menunjukkan perilaku demikian. Pengetahuan inilah yang menyebabkan siswa memiliki kemampuankemampuan tertentu. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa disposisi matematis menunjang kemampuan matematis. SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Berdasarkan hasil penelitian yang dikemukakan peneliti pada Bab IV, maka secara umum dapat disimpulkan bahwa disposisi matematis siswa dan kemampuan problem solving siswa bervariasi. Adapun kesimpulan yang lebih rinci sebagai berikut: (1) Kemampuan

problem solving kelas VII A di SMP Negeri 10 Pontianak tergolong tinggi, yaitu siswa mampu dalam memahami masalah yang diberikan, siswa mampu memutuskan strategi yang sesuai dengan permasalahan yang dibuat untuk diterapkan dalam menyelesaikan masalah dan mampu menyelesaikan masalah sesuai dengan strategi penyelesaiannya dengan menggunakan langkahlangkah penyelesaian dengan benar dan proses perhitungan yang benar pula. Siswa juga mampu memeriksa kembali hasil penyelesaian yang diperoleh serta mampu memastikan strategi dan hasil penyelesaian yang diperoleh sudah benar; dan (2) Siswa yang memiliki kemampuan problem solving tinggi menunjukkan sikap percaya diri yang tinggi, fleksibel, tekun, ulet, dan teliti dalam menyelesaikan soal problem solving. Disposisi matematis siswa ditinjau dari kemampuan problem solving masing-masing siswa bervariasi. Kemampuan problem solving dan disposisi matematis siswa cenderung sama yakni siswa yang memiliki kemampuan problem solving sangat tinggi juga memiliki disposisi matematis yang sangat tinggi, siswa yang memiliki kemampun problem solving tinggi juga memiliki disposisi matematis yang tinggi, siswa yang memiliki kemampuan problem solving sedang juga memiliki disposisi matematis yang sedang, dan siswa yang memiliki kemampun problem solving rendah memiliki disposisi matematis yang sedang. Saran Saran yang perlu disampaikan oleh peneliti berdasarkan penelitian yang telah wdilakukan adalah: (1) Sebaiknya pada saat mengisi tes kemampuan problem solving maupun skala disposisi matematis siswa ada keterlibatan guru agar kemampuan problem solving dan disposisi matematis setiap siswa terukur dengan jelas; (2) Bagi siswa kelas VII SMP Negeri 10 Pontianak untuk dapat meningkatkan disposisi matematis siswa yang ditinjau dari kemampuan problem solving; dan (3) Sebaiknya penyusunan skala disposisi matematis siswa menggunakan instrumen yang lebih bervariatif, setidaknya lima pernyataan perindikator. DAFTAR RUJUKAN Hendriana, Heris dan Soemarmo, Utari. 2014. Penilaian Pembelajaran Matematika. Bandung: PT. Refika Aditama. Maxwell, John. 2001. Developing the Leader Within You Workbook. New York: Injos, Inc. NCTM. 1989. Curriculum and Evaluation Standards for School Mathematics. (Online). (http://www.nctm.org/focalpoints, diakses tanggal 12 Februari 2017). NCTM. 2000. Principle and Standards for School Mathematics. USA: NCTM. Nirmalitasari, Octa S. 2012. Profil Kemampuan Siswa Menyelesaikan Masalah Matematika Berbentuk Open-Start Materi Bangun Datar. Mathedenuse. 1 (1): 1-8. Polya G. 1973. How To Solve It. United States Of America: Princeton University Press. Sumarmo, Utari. 2010. Berfikir dan Disposisi Matematik: Apa, Mengapa, dan Bagaimana Dikembangkan pada Peserta Didik. (Online). (http://www.academia.edu, diakses tanggal 15 Januari 2017).