BAB I PENDAHULUAN. menjadikan laporan yang sesuai fakta ini sedikit dapat digerakkan (tuned) sehingga dapat mengubah angka laba yang dihasilkan.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Di era bisnis yang berkembang seperti sekarang ini, harga saham suatu

BAB I PENDAHULUAN. utama yang digunakan untuk menghubungkan pihak-pihak yang berkepentingan dalam

BAB I PENDAHULUAN. kinerja atau pertanggung jawaban manajemen perusahaan.

BAB 1 PENDAHULUAN. laporan keuangan dan sangat penting bagi pihak internal maupun pihak eksternal

BAB I PENDAHULUAN. Pihak - pihak yang terlibat dalam suatu perusahaan (principal dan. menyebabkan munculnya hubungan agensi antara principal (pemegang

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan untuk memenuhinya. Oleh sebab itu dibutuhkan pihak-pihak yang

BAB 1 PENDAHULUAN. untuk memajukan dan menjalankan perusahaan, sehingga perusahaan. membutuhkan laporan keuangan sebagai pegangan untuk mengetahui

Skripsi Pengaruh Asimetri Informasi Terhadap Praktik Manajemen Laba pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan. Informasi tentang laba (earnings) mempunyai peran sangat

BAB 1 PENDAHULUAN. Perbankan adalah suatu industri yang mempunyai sifat-sifat yang berbeda

BAB I PENDAHULUAN. dapat dibedakan menjadi dua yaitu pihak eksternal dan pihak internal.

@UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Laporan keuangan adalah suatu bentuk laporan pada perusahaan untuk

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu sumber informasi dari pihak eksternal dalam menilai kinerja perusahaan

ANALISIS PERBEDAAN PENGATURAN LABA (EARNINGS MANAGEMENT) PADA KONDISI LABA DAN RUGI PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR GO PUBLIC DI INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN UKDW. mengenai kondisi perusahaan kepada pemilik. Informasi tersebut berisikan mengenai

BAB I PENDAHULUAN. Bab I Pendahuluan

BAB I PENDAHULUAN UKDW. Salah satu sumber informasi dari pihak eksternal dalam menilai kinerja

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pada perkembangan zaman yang semakin pesat telah banyak

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini perkembangan pasar modal di Indonesia sangat pesat. Hal ini dapat

BAB I PENDAHULUAN. karena laporan keuangan memperlihatkan kondisi perusahaan pada tahun bersangkutan. Laporan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam bidang akuntansi, istilah manajemen laba tidak asing lagi di kalangan

BAB I PENDAHULUAN. manajemen laba muncul sebagai konsekuensi langsung dari upaya-upaya manajer

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Tujuan dasar akuntansi keuangan adalah untuk memberikan

BAB I PENDAHULUAN. menyampaikan informasi sebagai bentuk pertanggungjawaban atas wewenang

BAB I PENDAHULUAN. keuangan, dasar akrual dipilih karena lebih rasional dan adil dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. Permasalahan pada perusahaan mengenai praktik earnings management yang

BAB I PENDAHULUAN. adalah pihak yang menjalankan dan mengendalikan jalannya perusahaan.

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan merupakan mekanisme yang di dalamnya terdiri dari berbagai partisipan

BAB I PENDAHULUAN. komprehensif untuk mengungkapkan (disclosure) semua fakta, baik transaksi

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan oleh perusahaan yang dilaporkan kepada pihak internal maupun

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pada dasarnya akuntansi keuangan dan laporan keuangan

BAB 1 PENDAHULUAN. Laporan keuangan adalah ringkasan dari pencatatan transaksi - transaksi

BAB I PENDAHULUAN. Laporan keuangan merupakan suatu pencerminan dari suatu kondisi

LABA DAN BUKAN PERATA LABA ATAS PENGUMUMAN INFORMASI LABA PERUSAHAAN. (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar

PENGARUH ASIMETRI INFORMASI dan UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP PRAKTIK MANAJEMEN LABA

I. PENDAHULUAN. menilai kinerja perusahaan dalam proses pengambilan keputusan. Laporan keuangan

BAB I PENDAHULUAN. yang akan diberikan oleh perusahaan kepada pihak manajemen sebagai pengelola

BAB I PENDAHULUAN. seperti sole proprietorship biasanya peran ini dilakukan oleh pemilik. Tetapi pada

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan. Perusahaan menyediakan informasimengenai laba sehingga dapat

BAB V SARAN DAN KESIMPULAN

BAB I PENDAHULUAN. Penyusunan laporan keuangan oleh manajemen bertujuan untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. keputusan. Salah satu bentuk informasi yang dibutuhkan oleh pihak yang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. catatan yang menyertainya, bila ada, yang dimaksudkan untuk

BAB I PENDAHULUAN. Laporan keuangan merupakan produk akuntansi yang menyajikan data-data

BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. menyatakan bahwa teori keagenen mendeskripsikan pemegang saham sebagai principal

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Dalam menjalankan usahanya perusahaan dihadapkan pada kebutuhan dana, baik untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. Teori kontrakting atau bisa disebut juga teori keagenan (agency

BAB I PENDAHULUAN I.1

BAB I PENDAHULUAN. manajemen dan menjamin akuntanbilitas manajemen terhadap stakeholder

BAB I PENDAHULUAN. dengan para stakeholdersnya. Kinerja keuangan, tanggungjawab manajer kepada

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Sejak 2008 hingga pada saat ini kinerja perekonomian Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. sebuah perusahaan yang dikeluarkan secara periodik oleh perusahaan, akan

BAB I PENDAHULUAN. yang efisien dapat mendukung perkembangan ekonomi, karena adanya alokasi

BAB I PENDAHULUAN UKDW. maka para investor atau pemilik perusahaan menyerahkan pengelolaan

BAB I PENDAHULUAN. Laporan keuangan digunakan sebagai alat pertanggungjawaban bagi pengurus

BAB 1 PENDAHULUAN. Semakin tingginya tingkat persaingan di dalam dunia bisnis memaksa. perusahaan untuk mempunyai keunggulan kompetitive untuk terus

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Ketatnya persaingan dalam dunia bisnis menjadi pemicu yang kuat bagi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang dikeluarkan untuk membiayai sumber pendanaan (source

BAB I PENDAHULUAN. dalam hal penyediaan barang dan jasa yang bermutu, tetapi juga dalam hal

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kepentingan (agen dan pemilik). Dalam teori keagenan (agency theory) menyatakan

BAB 1 PENDAHULUAN. perusahaan mempunyai keunggulan bersaing (competitive advantage) untuk terus

BAB I PENDAHULUAN. Laporan keuangan disusun dengan tujuan untuk memberikan informasi yang

BAB I PENDAHULUAN. Peran dari laporan keuangan adalah sebagai salah satu sumber informasi bagi

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Laporan keuangan merupakan salah satu sumber informasi penting yang

Pengaruh Ukuran Perusahaan Dan Kepemilikan Manajerial Terhadap Manajmen Laba

BAB I PENDAHULUAN. bagi pihak-pihak yang berkepentingan dengan perusahaan. Pemberian

I. PENDAHULUAN. Salah satu sumber informasi dari pihak eksternal dalam menilai kinerja

BAB I PENDAHULUAN. manajemen (Schipper dan Vincent, 2003). Menurut Standar Akuntansi

BAB I PENDAHULUAN. bagi perusahaan yang dipimpinnya, karena baik buruknya performa. perusahaan akan berdampak terhadap nilai pasar perusahaan dan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Akhir-akhir ini laporan keuangan telah menjadi isu sentral, sebagai

BAB I PENDAHULUAN. menyampaikan informasi keuangannya. Di samping itu laporan keuangan juga

BAB I PENDAHULUAN. telah diperoleh. Sumber dana dapat berasal dari dalam (internal) ataupun dari

BAB I PENDAHULUAN. Assih dan Gudono, 2000:36). Laporan keuangan juga merupakan salah satu sumber

BAB I PENDAHULUAN. manajemen atas pengelolaan sumberdaya perusahaan kepada pihak-pihak yang

BAB I PENDAHULUAN. Efek Jakarta. Pasar modal merupakan suatu pasar yang didalamnya terdapat

BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. Teori keagenan muncul ketika pemilik perusahaan (principal) tidak mampu

BAB I PENDAHULUAN. return atas investasinya dengan benar. Corporate governance dapat

BAB I PENDAHULUAN. yang akan datang. Oleh sebab itu, informasi yang disajikan harus memiliki

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perusahaan adalah suatu organisasi yang didirikan oleh perseorangan atau

BAB I PENDAHULUAN. penelitian, dan sistematika penulisan tesis. Standar Akuntansi Keuangan Nomor 1 Paragraf 05 adalah memberikan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. Perkembangan zaman terus menuntut perusahaan untuk selalu

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan membuat persaingan di dunia usaha semakin ketat. Pada era

BAB I PENDAHULUAN. pihak yang berkepentingan dalam pengambilan keputusan. Salah satu indikator

PENDAHULUAN. Banyak perusahaan yang berskala besar atau kecil akan. mempunyai perhatian besar di bidang keuangan, terutama dalam

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kinerja perusahaan dalam memanfaatkan aktiva untuk menghasilkan laba

BAB I PENDAHULUAN. keuangan kepada pihak-pihak di luar korporasi. Laporan keuangan tersebut

BAB I PENDAHULUAN. suatu perusahaan dengan pihak pihak yang berkepentingan dengan data atau

BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. penelitian ini sebagai berikut: Ulfah (2013) dan Sumomba (2012) melakukan

BAB 1 PENDAHULUAN. perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Lebih dari 40% di BEI adalah industri manufaktur.

BAB I PENDAHULUAN. Dunia usaha pada mulanya merupakan perusahaan perseorangan atau

ANALISIS PENGATURAN LABA ( EARNINGS MANAGEMENT

BAB I PENDAHULUAN. besar dalam waktu singkat bagi setiap investor. Namun sebelum UKDW. investor akan meramalkan untung ruginya atau mengevaluasi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan yang bersangkutan. Menurut Standar Akuntansi Keuangan (SAK)

BAB I PENDAHULUAN. Secara historis peranan seorang manajer keuangan mengalami. perkembangan. Semula tugas manajer keuangan hanya sebatas pada proses

BAB I PENDAHULUAN. individu, sosiasi atau organisasi bisnis yang terdiri dari neraca, laba rugi,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Manajemen laba merupakan fenomena yang sukar dihindari karena fenomena ini hanya dampak dari penggunaan dasar akrual dalam penyusunan laporan keuangan. Dasar akrual disepakati sebagai dasar penyusunan laporan keuangan karena dasar akrual memang lebih rasional dan adil dibandingkan dasar kas. Jadi pada dasarnya, basis akrual dipilih dengan tujuan untuk menjadikan laporan keuangan lebih informatif yaitu laporan keuangan yang benar-benar mencerminkan kondisi yang sebenarnya. Sayangnya, akrual yang ditujukan untuk menjadikan laporan yang sesuai fakta ini sedikit dapat digerakkan (tuned) sehingga dapat mengubah angka laba yang dihasilkan. Manajer pada umumnya harus bijaksana dalam melaporkan laba untuk mencapai tujuan mereka. Pihak manajemen cenderung memberikan kebijakan dalam penyusunan laporan keuangan untuk mencapai tujuan tertentu yang biasanya bersifat jangka pendek (Kusuma dan Sari, 2003). Pilihan kebijakan akuntansi yang dilakukan manajemen untuk tujuan spesifik itulah yang disebut dengan manajemen laba (Scott, 2000). Informasi laba memiliki peranan yang penting dalam income statement. Informasi laba juga menjadi pusat perhatian investor. Investor jarang memperhatikan prosedur yang digunakan perusahaan dalam menghasilkan laba. Perhatian investor tertuju pada besarnya laba yang dihasilkan perusahaan. Perusahaan harus menunjukan laporan keuangan yang baik guna meningkatkan nilai perusahaan dimata investor. Oleh karena itu, perusahaan harus membuat

2 harga saham stabil atau bahkan terus naik. Di Indonesia sekarang ini, saham merupakan salah satu income bagi perusahaan-perusahaan go public. Pada umumnya manajemen laba dapat dibagi menjadi Akuntansi Manajemen Laba (Accounting Earnings Management - AEM) dan Manajemen Laba Rill (Real Earnings Management - REM). Akuntansi manajemen laba berisi suatu pilihan dari metode-metode penilaian persediaan dan penyusutan yang telah disetujui oleh Pernyataan Standar Akuntansi (PSAK). Penilaian persediaan tertuang dalam PSAK No.14 dan penyusutan asset tetap tertuang dalam PSAK No.17. Manajemen laba rill terdiri dari produksi rill dan keputusan investasi, seperti pengurangan biaya penelitian dan pengembangan yang mempengaruhi penjualan dan beban administrasi. Perhatikan bahwa selama manajer menggunakan kebijaksanaan mereka dalam batas-batas PSAK, kedua manajemen laba tersebut adalah legal. Manajer memiliki beberapa pertimbangan dalam menentukan bagaimana pelaporan keuangan mereka harus agresif dan koservatif. Real earnings management (REM) dan accounting earnings management (AEM) adalah alat yang berguna untuk mengelola laba. Burgstahler dan Dichev (1997) menunjukkan bukti bahwa manajer mengelola laba untuk menghindari kerugian dan mengurangi laba dengan menggunakan manajemen laba rill dan/atau akuntansi manajemen laba. Manajer dapat terlibat dalam berbagai penggunaan pola manajemen laba. Salah satu bentuk manajemen laba adalah perataan laba (income smoothing). Perataan laba merupakan strategi yang sangat popular di kalangan manajemen laba (Scott, 2006). Penelitian sebelumnya telah menyatakan bahwa perataan laba dapat terjadi sebagai aktivitas yang yang rasional (Lambert, 1984; Trueman dan

3 Titman, 1988). Hal ini dilakukan dengan meratakan laba yang dilaporkan untuk tujuan pelaporan eksternal, terutama bagi investor karena pada umumnya investor lebih menyukai laba yang relatif stabil. Dari perspektif teori kontrak (contracting theory), manajer yang berperilaku sebagai penolak resiko lebih memillih mengurangi variabel bonus. Akibatnya, manajer mungkin meratakan pelaporan laba dari biaya lembur sehingga menerima kompensasi relatif konstan. Kompensasi yang efisien dapat mengeksploitasi perataan laba ini, dan membenarkan cara mengurangi keinginan manajer untuk mengurangi perataan laba. Pada situasi tertentu, tujuan manajemen kemungkinan berbeda dengan tujuan pemegang saham (pemilik). Dalam perusahaan besar, para pemegang saham terbagi secara menyebar luas. Pada kondisi yang demikian, para pemegang saham hanya memiliki daya kendali yang terbatas terhadap jalannya operasi perusahaan. Ketika pengendalian perusahaan terpisah dari para pemilik, manajemen memiliki kecenderungan tidak selalu bertindak mewakili kepentingan pemilik, melainkan akan bertindak sebagai pemuas melalui pemaksimalan profit yang bersifat jangka pendek dibanding bertindak ke arah maksimalisasi kekayaan para pemegang saham atau nilai perusahaan yang mengarah pada kelangsungan hidup perusahaan. Manajemen akan bertindak lebih pada keamanan dirinya pada tingkat pertumbuhan perusahaan dalam toleransi yang bisa diterima. Dengan kata lain, manajemen akan lebih mengutamakan eksistensinya dibanding pemaksimalan kekayaan pemilik. Menurut Harmono (2009) pemegang saham adalah pemilik dana yang memberikan otoritas pengelolaannya kepada manajemen, dalam hal ini manajemen disebut sebagai agen pemegang saham,

4 memanfaatkan modal yang diberikan pemegang saham untuk dioperasikan dengan baik. Untuk itu, manajemen berkewajiban memberikan informasi kinerja mereka melalui leporan keuangan periodik kepada pemegang saham (principal). Prinsip utama teori ini menyatakan adanya hubungan kerja antara pihak yang memberi wewenang (principal) yaitu investor dengan pihak yang menerima wewenang (agency) yaitu manajer, dimana principal menginginkan laba yang tinggi sehingga dapat dialokasikan untuk pembagian deviden, sedangkan agen pun berusaha memenuhi keinginan principal agar dapat memperoleh kompensasi bonus. Oleh sebab itu, agen atau manajemen memiliki motivasi untuk membuat laba terlihat bagus dan stabil setiap tahunnya, untuk memenuhi target ini, creative accounting melalui praktek perataan laba pun dilakukan oleh manajemen (Husnan, dkk:1996). Perkiraan agen (manajer) merupakan penolak resiko dan menggunakan fungsi nya yang terpisah dari waktu ke waktu. Selanjutnya berasumsi bahwa kompensasi nya hanya bergantung pada laba yang dilaporkan setiap periode dan bahwa ketidakteraturan keuntungan didistribusikan secara independen dari waktu ke waktu. Dalam hal ini, jika kompensasi agen adalah linear atau cekung, ia akan menyesuaikan hasil periode pertama yang sangat tinggi (rendah) ke bawah (ke atas). Perilaku ini sesuai dengan perataan laba. Selain itu, perusahaan dapat meratakan laporan laba bersih untuk tujuan pelaporan eksternal. Perataan laba dapat menyampaikan informasi pribadi ke luar dengan membolehkan perusahaan untuk berkomunikasi dengan mengharapkan laba yang besar. Seperti sebuah perjalanan mobil yang lancar adalah tidak hanya nyaman, tetapi juga meyakinkan penumpang tentang keahlian pengemudi.

5 Graham et al. (2005) melaporkan bahwa 78% manajer akan mengorbankan kecil, sedang, atau besar nilai untuk mencapai perataan laba. Perataan laba merupakan salah satu tindakan bentuk earning management. Perataan laba dapat dilakukan dengan cara melakukan penundaan atau mempercepat pengakuan pendapatan atau beban, atau bisa dengan melakukan perubahan metode akuntansi, dengan catatan, semua perubahan tersebut tidak melanggar aturan-aturan akuntansi yang berlaku. Watt dan Zimmerman (1978) pernah berpendapat dalam bukunya bahwa ukuran perusahaan dianggap sebagai proksi dari political cost, dianggap memiliki pengaruh yang signifikan terhadap perilaku perataan laba. Perusahaan berukuran sedang dan besar memiliki tekanan yang lebih kuat dari stakeholders agar kinerja perusahaan sesuai dengan harapan para investor, dibandingkan dengan perusahaan yang lebih kecil. Hal ini mendorong manajemen untuk melakukan praktek perataan laba. Dalam tulisan ini, saya membahas penggunaan real dan accounting earnings management untuk perataan laba. Real earnings management telah dianggap sebagai alat yang baik untuk perataan laba. Standar akuntansi sebagai instrumen keuangan yang memerlukan manajer untuk mengevaluasi surat berharga dengan harga pasar. Begitu juga standar akuntansi untuk impairment membutuhkan manajer untuk menilai kembali aktiva tetap berwujud dan aktiva tidak berwujud yang mengalami penurunan nilai secara besar. Mungkin sulit bagi manajer untuk menggunakan accounting earnings management untuk mengelola laba. Namun, fakta ini mengarah pada peningkatan real earnings management (Schipper, 2003). Ewert dan Wagenhofer (2005) menemukan bahwa kualitas laba meningkat

6 dengan standar yang lebih ketat, yang membatasi accounting earnings management, tetapi mereka mengidentifikasi beberapa konsekuensi yang mungkin lebih besar daripada manfaat ini. Pertama, manajer meningkatkan biaya dalam real earnings management karena kualitas laba yang lebih tinggi meningkatkan manfaat marjinal atau real earnings management. Kedua, standar akuntansi yang lebih ketat dapat meningkat ketimbang penurunan yang diharapkan accounting earnings management. Sementara berbagai upaya telah dilakukan oleh para peneliti untuk menunjukkan accounting earnings management, sedangkan baru sedikit peneliti yang membahas mengenai real earnings management. Oleh karena itu, tujuan dari makalah ini adalah untuk membuktikan bahwa kebijakan manajer menggunakan real dan accounting earnings management untuk meratakan pelaporan laba yang dilakukan di Indonesia. Berdasarkan latar belakang yang tersebut, maka penulis mengambil penelitian dengan judul Hubungan Antara Real Earnings Management dan Accounting Earnings Management : Perspektif Perataan Laba Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia. B. Rumusan Masalah Penelitian Berdasarkan uraian pada bagian latar belakang, maka perumusan masalah dalam penilitian ini adalah untuk menyelidiki adanya hubungan antara real earnings management dan accounting earnings management : perspektif perataan laba pada perushaan yang terdaftar di bursa efek Jakarta.

7 Rumusan masalah ini disusun berdasarkan data sekunder, yaitu laporan keuangan dan annual report yang terdapat di BEI. Sesuai dengan perumusan masalah tersebut, maka rumusan penelitian dapat dijabarkan dengan pertanyaan sebagai berikut : 1. Apakah penghasilan tak terduga (unexpected income) mempunyai pengaruh terhadap Real Earnings Management (REM)? 2. Apakah penghasilan tak terduga (unexpected income) mempunyai pengaruh terhadap dan Real Earnings Management (REM) berpengaruh terhadap Accounting Earnings Management (AEM) 3. Apakah terdapat hubungan antara Real Earnings Management dan Accounting Earnings Management. C. Tujuan dan Kontribusi Penelitian 1. Tujuan Penelitian a. Untuk mengetahui pengaruh unexpected income terhadap Real Earnings Management b. Untuk mengetahui pengaruh unexpected income dan Real Earnings Management terhadap Accounting Earnings Management terhadap. c. Untuk mengetahui hubungan antara Real Earnings Management dan Accounting Earnings Management dalam perspektif perataan laba pada perusahaan manufaktur di Indonesia.

8 2. Kontribusi Penelitian a. Bagi Peneliti Penelitian ini diharapkan penulis dapat gunakan sebagai penerapan ilmu yang selama ini penulis pelajari ke dalam praktek nyata. b. Bagi Perusahaan Untuk dapat membandingkan antara teori-teori yang diperoleh dengan keadaan yang sebenarnya terjadi, khususnya mengenai hubungan antara akuntansi manajemen laba dan manajemen laba rill dalam perspektif perataan laba. c. Bagi Fakultas Bermanfaat sebagai salah satu literatur atau bahkan bahan bacaan yang dapat membantu untuk kegiatan belajar atau kepustakaan.