31 JANUARI 2003 LEMBARAN DAERAH KABUPATEN NGANJUK 05 SERI C PERATURAN DAERAH KABUPATEN NGANJUK NOMOR 08 TAHUN?? 2003 TENTANG RETRIBUSI IZIN DISPENSASI KENDARAAN MASUK DALAM KOTA DAN RETRIBUSI IZIN PENGGUNAAN KELAS JALAN TERTENTU BAGI ANGKUTAN BARANG/TRUK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI NGANJUK, Menimbang : bahwa dalam rangka pengaturan dan pengawasan penyelenggaraan angkutan barang, maka perlu adanya ketentuan Retribusi Izin Dispensasi kendaraan masuk dalam kota dan Izin Penggunaan Kelas Jalan tertentu bagi angkutan barang/truk, yang dituangkan dalam Peraturan Daerah. Mengingat : 1. Undang-undang Nomor 12 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah-daerah Kabupaten Dalam Lingkungan Propinsi Jawa Timur (Lembaran Negara Tahun 1950 Nomor 19, Tambahan Lembaran Negara Nomor 9) ; 2. Undang-undang Nomor 13 Tahun 1980 tentang Jalan (Lembaran Negara Tahun 1980 Nomor 83, Tambahan Lembaran Negara Nomor 2104) ; 3. Undang-undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang Hukum Acara Pidana (Lembaran Negara Tahun 1981 Nomor 76, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3209) ; 4. Undang-undang Nomor 14 Tahun 1992 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan (Lembaran Negara Tahun 1992 Nomor 49, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3480) ; 5. Undang-undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Tahun 1999 Nomor 60, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3839) ; 6. Undang-undang Nomor 34 Tahun 2000 tentang Perubahan atas Undang-undang Nomor 18 Tahun 1997 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah (Lembaran Negara Tahun 2000 Nomor 246, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4048) ; 7. Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 1985 tentang Jalan (Lembaran Negara Tahun 1985 Nomor 37, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3293) ; 8. Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 1990 tentang Penyerahan Sebagian Urusan Pemerintah dalam Bidang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan Kepada Daerah Tingkat I dan Daerah Tingkat II (Lembaran Negara Tahun 1990 Nomor 60, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3410) ; 9. Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 1993, tentang Prasarana Dan Lalu Lintas Jalan (Lembaran Negara Tahun 1993 Nomor 63, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3529) ; 10. Peraturan Pemerintah Nomor 66 Tahun 2001 tentang Retribusi Daerah (Lembaran Negara Tahun 2001 Nomor 119, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4139) ; 11. Keputusan Presiden Nomor 44 Tahun 1999 tentang Teknik Penyusunan Peraturan Perundang-undangan
dan Bentuk Rancangan Undang-undang, Rancangan Peraturan Pemerintah dan Rancangan Keputusan Presiden ; 12. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 4 Tahun 1997 tentang Penyidik Pegawai Negeri Sipil di Lingkungan Pemerintah Daerah ; 13. Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 174 Tahun 1997 tentang Pedoman Tata Cara Pemungutan Retribusi Daerah ; 14. Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 175 Tahun 1997 tentang Tata Cara Pemeriksaan di Bidang Retribusi Daerah. Dengan persetujuan DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN NGANJUK Menetapkan : RETRIBUSI IZIN DISPENSASI KENDARAAN MASUK DALAM KOTA DAN RETRIBUSI ZIN PENGGUNAAN KELAS JALAN TERTENTU BAGI ANGKUTAN BARANG/TRUK BAB I KETENTUAN UMUM Pasal I Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud dengan : 1. Daerah, adalah Kabupaten Nganjuk. 2. Pemerintah Daerah, adalah Pemerintah Kabupaten Nganjuk. 3. Pejabat, adalah Pegawai yang diberi tugas tertentu di bidang Retribusi Daerah sesuai dengan Peraturan Perundang-undangan yang berlaku. 4. Kas Daerah adalah Kas Pemerintah Kabupaten Nganjuk. 5. Badan, adalah suatu bentuk badan usaha yang meliputi Perseroan Terbatas, Perseroan Komanditer, Perseroan lainnya, Badan Usaha Milik Negara atau Daerah dengan nama dan bentuk apapun, persekutuan, perkumpulan, Firma, Kongsi, Koperasi, Yayasan atau Organisasi yang sejenis lembaga dana pensiun, bentuk usaha tetap serta bentuk badan usaha lainnya. 6. Wajib Retribusi, adalah orang pribadi atau badan yang menurut peraturan perundang-undangan diwajibkan untuk melakukan pembayaran retribusi. 7. Surat Ketetapan Retribusi Daerah yang selanjutnya disingkat SKRD adalah surat ketetapan yang menentukan besarnya jumlah retribusi yang terutang. 8. Masa Retribusi, adalah suatu jangka waktu tertentu yang merupakan batas waktu bagi wajib Retribusi untuk memanfaatkan Izin Dispensasi Kendaraan Masuk Dalam Kota dan Izin Penggunaan Kelas Jalan. 9. Muatan Sumbu Terberat yang selanjutnya disebut MST adalah batas maksimal jumlah tekanan roda-roda dari satu sumbu terhadap jalan. 10. Angkutan Barang adalah Kendaraan yang dipergunakan untuk mengangkut barang baik kendaraan umum maupun kendaraan bukan umum. 11. Kereta Gandengan adalah suatu alat yang digunakan untuk mengangkut barang yang seluruh bebannya ditumpu oleh alat itu sendiri dan dirancang untuk ditarik kendaraan bermotor. 12. Kendaraan Tunggal adalah Kendaraan angkutan barang yang tidak dilengkapi dengan kereta gandengan maupun kereta tempelan. 13. Pemeriksaan, adalah serangkaian kegiatan untuk mencari, mengumpulkan dan mengolah data dan atau keterangan lainnya dalam rangka pengawasan kepatuhan pemenuhan kewajiban Retribusi berdasarkan peraturan perundang-undangan Retribusi Daerah. 14. Penyidikan Tindak Pidana di bidang Retribusi Daerah, adalah serangkaian tindakan yang dilakukan oleh Penyidik Pegawai Negeri Sipil yang selanjutnya disebut Penyidik, untuk mencari serta mengumpulkan bukti yang dengan bukti itu membuat terang tindak pidana di bidang Retribusi yang terjadi serta menemukan tersangkanya.
BAB II NAMA, OBYEK DAN SUBYEK RETRIBUSI Pasal 2 Dengan Retribusi Izin Dispensasi Kendaraan Masuk dalam Kota dan Retribusi Izin Penggunaan Kelas Jalan Tertentu Bagi Angkutan Barang / Truk dipungut retribusi sebagai pembayaran atas pemberian izin dispensasi kendaraan masuk dalam kota dan penggunaan kelas jalan tertentu bagi angkutan barang/truk. Pasal 3 Obyek Retribusi adalah semua kendaraan angkutan barang atau truk yang masuk pada jalan-jalan tertentu. Pasal 4 Subyek Retribusi adalah orang pribadi atau badan yang menggunakan jalan-jalan tertentu di Daerah. BAB III GOLONGAN RETRIBUSI Pasal 5 Retribusi Izin Dispensasi Kendaraan Masuk Dalam Kota dan Retribusi Izin Penggunaan kelas jalan tertentu bagi Angkutan Barang/Truk digolongkan sebagai Retribusi Perijinan tertentu. BAB IV CARA MENGUKUR TINGKAT PENGGUNAAN JASA Pasal 6 Tingkat penggunaan jasa diukur berdasarkan izin yang diberikan dengan ketentuan Muatan Sumbu Terberat (MST). Pasal 7 Penetapan penggunaan jalan-jalan tertentu serta pembatasan muatan sumbu terberat yang dilarang akan diatur lebih lanjut dengan Keputusan Bupati. BAB V PRINSIP DAN SASARAN DALAM PENETAPAN STUKTUR DAN BESARNYA TARIF Pasal 8 (1) Prinsip dan sasaran dalam penetapan struktur dan besarnya tarif Retribusi didasarkan atas tujuan untuk mengendalikan angkutan barang dalam rangka memperlancar arus lalu lintas jalan di Daerah. (2) Struktur besarnya tarif sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), dikenakan untuk biaya operasional, biaya administrasi dan biaya transportasi dalam rangka pengawasan dan pengendalian. BAB VI
STRUKTUR DAN BESARNYA TARIF RETRIBUSI Pasal 9 (1) Retribusi Izin Dispensasi Kendaraan Masuk Dalam Kota dan Izin Penggunaan Kelas Jalan Tertentu dimaksud dalam Pasal 5 ditetapkan sebagai berikut : a. Retribusi Izin dispensasi Kendaraan masuk dalam kota ditetapkan : 1. Izin harian dikenakan sebesart Rp 5.000,-/ perhari ; 2. Izin bulanan dikenakan sebesar Rp 40.000,-/bulan. b. Retribusi izin penggunaan kelas jalan tertentu : 1. Bagi kendaraan dengan MST kurang dari 8.000 Kg dikenakan sebesar Rp 2.000,- sekali lewat; 2. Bagi kendaraan dengan MST 8.000 Kg atau lebih dikenakan sebesar Rp 3.000,- sekali lewat. (2) Pendapatan dari Retribusi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) masuk dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten Nganjuk. BAB VII WILAYAH PEMUNGUTAN Pasal 10 Wilayah pemungutan Retribusi Izin Dispensasi dan Kelas Jalan adalah di Kabupaten Nganjuk. Pasal 11 Jenis-jenis kendaraan angkutan barang/truk yang dikenakan Retribusi izin dispensasi sebagaimana dimaksud pada Pasal 5 adalah Jenis Angkutan Barang yang memiliki ketentuan Muatan Sumbu Terberat (MST) lebih dari kelas jalan yang dilalui Pasal 12 (1) Izin dispensasi sebagaimana dimaksud pada pasal 9 ayat (1) hanya dapat diberikan setelah mengajukan permohonan secara tertulis kepada Bupati Nganjuk atau Pejabat yang ditunjuk. (2) Kendaraan khusus TNI/POLRI dan kendaraan pemadam kebakaran yang digunakan sesuai dengan fungsinya tidak diberlakukan izin dispensasi. (3) Bagi angkutan barang izin dispensasi masuk dalam kota berlaku 1 (satu) hari atau selama batas waktu yang telah ditetapkan dalam surat izin sesuai dengan kepentingannya. BAB VIII JENIS KENDARAAN OBYEK RETRIBUSI DAN LARANGAN OPERASI Pasal 13 Jenis kendaraan angkutan barang/truk masuk dalam kota yang diberikan retribusi izin adalah jenis angkutan barang yang memiliki ketentuan Muatan Sumbu Terberat (MST) lebih dari 2.000 kg sampai dengan 8.000 kg. Pasal 14 Kendaraan angkutan barang/truk jenis trailer, peti kemas, truk tandem, truk gandeng atau memiliki ketentuan
Muatan Sumbu Terberat (MST) di atas 8.000 kg, dilarang operasi/masuk dalam kota. BAB IX TATA CARA PEMUNGUTAN Pasal 15 (1) Retribusi dipungut dengan menggunakan SKRD atau sarana pungut dan dokumen lain yang dipersamakan. (2) Pelaksanaan pengelolaan dan pemungutan Retribusi selanjutnya akan diatur dengan Keputusan Bupati. BAB X TATA CARA PEMBAYARAN Pasal 16 (1) Pembayaran Retribusi harus dibayar sekaligus. (2) Tata cara pembayaran, penyetoran dan tempat pembayaran Retribusi diatur dengan Keputusan Bupati. BAB XI KETENTUAN PENYIDIKAN Pasal 17 (1) Penyidikan dan penentuan terhadap pelanggaran atas ketentuan dalam Peraturan Daerah ini dilakukan oleh Pejabat Penyidik dan Penuntut sesuai dengan ketentuan Peraturan Perundang-undangan yang berlaku. (2) Disamping Penyidik sebagaimana dimaksud ayat (1) Pejabat Pegawai Negeri Sipil tertentu di lingkungan Pemerintah Daerah diberi wewenang khusus sebagai Penyidik Tindak Pidana di bidang Rertribusi Daerah sebagaimana dimaksud dalam Perundang-undangan yang berlaku. (3) Wewenang Penyidik sebagaimana dimaksud ayat (2) adalah : a. Menerima, mencari, mengumpulkan dan meneliti keterangan atau laporan berkenaan dengan tindak pidana di bidang Retribusi Daerah agar keterangan atau laporan tersebut menjadi lebih lengkap dan jelas ; b. Meneliti, mencari dan mengumpulkan keterangan mengenai orang pribadi atau badan tentang kebenaran perbuatan yang dilakukan sehubungan dengan tindak pidana di bidang Retribusi Daerah; c. Meminta keterangan dan bahan bukti dari orang pribadi atau badan sehubungan dengan tindak pidana di bidang Retribusi Daerah ; d. Memeriksa buku-buku, catatan-catatan dan dokumen-dokumen lain berkenaan dengan tindak pidana Retribusi Daerah ; e. Melakukan penggeledahan untuk mendapatkan bahan bukti pembukuan, pencatatan, dan dokumendokumen lain, serta melakukan penyitaan terhadap bahan bukti tersebut ; f. Meminta bantuan tenaga ahli dalam rangka pelaksanaan tugas penyidikan tindak pidana di bidang Retribusi Daerah ; g. Menyuruh berhenti, melarang seseorang meninggalkan ruangan atau tempat pada saat pemeriksaan sedang berlangsung dan memeriksa identitas orang dan atau dokumen yang dibawa sebagaimana dimaksud pada huruf e ; h. Memotret seseorang yang berkaitan dengan tindak pidana Retribusi Daerah/saksi ; i. Memanggil orang untuk didengar keterangannya dan diperiksa sebagai tersangka atau sanksi ; j. Menghentikan penyidikan ; k. Melakukan tindakan lain yang perlu untuk kelancaran penyidikan tindak pidana di bidang Retribusi Daerah menurut hukum yang dapat dipertanggungjawabkan. (4) Penyidik sebagaimana dimaksud pada ayat (2) memberitahukan dimulainya penyidikan dan menyampaikan hasil penyidikannya kepada Penuntut Umum melalui Penyidik Pejabat Polisi Negara Republik Indonesia sesuai ketentuan yang diatur dalam Undang-undang Hukum Acara Pidana.
BAB XII SANKSI ADMINISTRASI Pasal 18 Dalam hal wajib Retribusi tidak menggunakan izin dispensasi dikenakan sanksi tambahan denda sebesar 2% (dua persen) dari Retribusi yang terutang. BAB XIII KETENTUAN PIDANA Pasal 19 (1) Wajib Retribusi yang tidak melaksanakan kewajibannya sehingga merugikan keuangan Daerah diancam pidana kurungan paling lama 6 (enam) bulan atau denda sebanyak-banyaknya Rp. 1.000.000,- (Satu Juta Rupiah) ; (2) Tindak pidana dimaksud pada ayat (1) adalah pelanggaran. BAB XIV KETENTUAN LAIN-LAIN Pasal 20 Hal-hal yang belum diatur dalam Peraturan Daerah ini, sepanjang mengenai pelaksanaannya akan diatur lebih lanjut oleh Bupati. BAB XV KETENTUAN PENUTUP Pasal 21 Dengan berlakunya Peraturan Daerah ini, maka semua ketentuan yang bertentangan dengan Peraturan Daerah ini dinyatakan tidak berlaku. Pasal 22 Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar supaya setiap orang dapat mengetahuinya memerintahkan pengundangan Peraturan Daerah ini dengan penempatannya dalam Lembaran Daerah Kabupaten Nganjuk. Ditetapkan di????????:??????????nganjuk pada tanggal???:?????????29 Januari 2003 BUPATI NGANJUK Dto
SOETRISNO R Diundangkan di Nganjuk Pada tanggal 31 Januari 2003 SEKRETARIS DAERAH Dto SUMARLAN LEMBARAN DAERAH KABUPATEN NGANJUK NOMOR 05 TAHUN 2003 SERI C Disalin sesuai dengan aslinya ASISTEN TATAPRAJA Dto AGUS SUSANTO, SH, M.Si Pembina Tingkat I NIP 010 164 752
PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN NGANJUK NOMOR 08 TAHUN 2003 TENTANG RETRIBUSI IZIN DISPENSASI KENDARAAN MASUK DALAM KOTA DAN RETRIBUSI IZIN PENGGUNAAN KELAS JALAN TERTENTU BAGI ANGKUTAN BARANG/TRUK I. PENJELASAN UMUM Dalam upaya pembinaan penertiban dan pengamanan pada jalan-jalan tertentu di Kabupaten Nganjuk dapat dilewati/dilalui kendaraan angkutan barang/truk, guna meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) serta demi menunjang terwujudnya Otonomi Daerah yang nyata dan bertanggung jawab serta menjamin perkembangan dan pembangunan daerah pada sektor pelayanan perhubungan daerah di Kabupaten Nganjuk, maka dipandang perlu menetapkan ketentuan tentang Izin Dispensasi kendaraan angkutan barang/truk masuk dalam Kota Nganjuk dan Izin Penggunaan Kelas Jalan bagi Angkutan Barang/Truk pada ruas-ruas jalan tertentu di Kabupaten Nganjuk, oleh karena itu perlu mengatur ketentuan tersebut dalam Peraturan Daerah. II. PENJELASAN PASAL DEMI PASAL Pasal 1 s/d Pasal 3 cukup jelas Pasal 4 Yang dimaksud jalan-jalan tertentu adalahjalan-jalan yang digunakan oleh angkutan barang yang tidak sesuai dengan ketentuan. Pasal 5 s/d Pasal 12 ayat Cukup jelas (1) Pasal 12 ayat (2) Yang dimaksud dengan kendaraan TNI/POLRI dan pemadam kebakaran yang digunakan sesuai dengan fungsinya adalah kendaraan-kendaraan dinas yang digunakan untuk kepentingan tugas dan fungsi kedinasan. Pasal 12 ayat (3) s/d Pasal 22 Apabila kendaraan dimaksud digunakan tidak untuk kepentingan kedinasan, maka ketentuan retribusi tetap diberlakukan. Cukup jelas