Mata Kuliah Kewarganegaraan Modul ke:

dokumen-dokumen yang mirip
Tugas Akhir Matakuliah Pancasila SEJARAH LAHIRNYA PANCASILA

TUGAS AKHIR PANCASILA SEJARAH LAHIRNYA PANCASILA

MODUL 2 PANCASILA DAN IMPLEMENTASINYA

TUGAS AKHIR PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI DAN DASAR NEGARA

Tugas Akhir Kuliah Pancasila Pancasila Sebagai Dasar Negara

TUGAS AKHIR KULIAH PENDIDIKAN PANCASILA

1. Peri Kebangsaan 2. Peri Kemanusiaan 3. Peri Ketuhanan 4. Peri Kerakyatan 5. Kesejahteraan Rakyat

IMPLEMENTASI PANCASILA SEBAGAI DASAR NEGARA

MAKALAH PANCASILA PANCASILA SEBAGAI DASAR NEGARA STMIK AMIKOM YOGYAKARTA

SEJARAH PANITIA SEMBILAN DAN SEJARAH PIAGAM JAKARTA

BAB 4 PANCASILA SEBAGAI DASAR NEGARA

SEJARAH LAHIRNYA PANCASILA

SEJARAH PERUMUSAN PANCASILA

Realisasi, 29 Apr 45 dibentuk Dekuritsu Zyunbi Tyoosakai / BPUPKI Dilantik 28 Mei 45

PANCASILA SEBAGAI PARADIGMA KEHIDUPAN DALAM MASYARAKAT BERBANGSA DAN BERNEGARA

PANCASILA DALAM KAJIAN SEJARAH PERJUANGAN BANGSA INDONESIA

2. Perumusan Dasar Negara oleh Pendiri Negara

A. Latar Belakang. B. rumusan masalah

MAKALAH PANCASILA TINJAUAN HISTORIS PANCASILA

Rangkuman Materi Ajar PKn Kelas 6 MATERI AJAR

PERUMUSAN PANCASILA SEBAGAI DASAR NEGARA

Nilai Juang Proses. Sumber: ClipArt Corel Gambar 1.1 Garuda Pancasila

PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

Asas dan dasar negara Kebangsaan republik Indonesia. Asas dan dasar itu terdiri atas lima hal yaitu: 1. Peri Kebangsaan 2. Peri kemanusiaan 3.

ETIKA POLITIK PANCASILA

TUGAS AKHIR STMIK AMIKOM YOGYAKARTA. : Oby rohyadi. Nomer mahasiswa : Program studi : STRATA 1. : Teknik Informatika

INSTRUMEN SOAL DAN PEDOMAN PENILAIAN

NINGGAR DIAN PRASTIKA KELOMPOK S1 TI. DOSEN : Dr. ABIDARIN ROSYIDI, MMa.

PANCASILA DALAM KAJIAN SEJARAH BANGSA INDONESIA

MAKNA, HAKIKAT DAN RUANG LINGKUP PANCASILA

DIMANAKAH SEKARANG PANCASILA??

Pendidikan Kewarganegaraan

PANCASILA DAN IMPLEMENTASINYA

TUGAS AKHIR PENERAPAN PANCASILA PADA MASA KINI

LATIHAN PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI TERBUKA

MATERI TES WAWASAN KEBANGSAAN 1. PANCASILA Pancasila adalah ideologi dasar bagi negara Indonesia. Nama ini berasal dari bahasa Sansekerta yaitu pañca

STMIK AMIKOM YOGYAKARTA

PANCASILA SEBAGAI DASAR NEGARA

Sejarah Singkat Pancasila dan Perlunya Pancasila sebagai Ideologi Bangsa

MAKALAH ARTI PANCASILA DAN IMPLEMENTASI PANCASILA DI MASYARAKAT, BANGSA DAN NEGARA

NILAI HISTORIS PANCASILA DAN PERAN PANCASILA BAGI KEHIDUPAN BERBANGSA DAN BERNEGARA

Latar Belakang Masalah

LAPORAN PENGAMATAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

EKSISTENSI PANCASILA DALAM KONTEKS GLOBAL DAN MODERN PASCA REFORMASI

TUGAS AKHIR PENDIDIKAN PANCASILA

Habib Rizieq: "Indonesia bukan Negara Demokrasi"

PANCASILA SEBAGAI DASAR NEGARA

Penulis : Dadang Sundawa Anang Priyanto

NILAI-NILAI PANCASILA YANG MEMUDAR DI ERA GLOBALISASI STMIK AMIKOM YOGYAKARTA

PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI DAN DASAR NEGARA

TUGAS AKHIR PANCASILA SEJARAH PANCASILA. `: Roni Guswiyanto NIM : : S1 Teknik Informatika. : DR. Abidarin Rosyidi, MMa.

STMIK AMIKOM YOGYAKARTA

BERPERILAKU PANCASILA

PANCASILA PANCASILA SEBAGAI DASAR NEGARA. Nurohma, S.IP, M.Si. Modul ke: Fakultas FASILKOM. Program Studi Sistem Informasi.

Pancasila dan Implementasinya

STMIK AMIKOM YOGYAKARTA

PEMERINTAH KOTA SEMARANG DINAS PENDIDIKAN SMP NEGERI 37 SEMARANG

PENTINGNYA PANCASILA BAGI KEHIDUPAN BERBANGSA DAN BERNEGARA

HAKIKAT PANCASILA TUGAS AKHIR. Disusun oleh : Sani Hizbul Haq Kelompok F. Dosen : Abidarin Rosidi, Dr, M.Ma.

MAKALAH PANCASILA PANCASILA DI ERA GLOBALISASI

PENDIDIKAN PANCASILA Modul ke: Pancasila sebagai Dasar Negara-1

HAM DALAM PANCASILA. Tugas Akhir Mata Kuliah Pancasila STMIK AMIKOM YOGYAKARTA. Nama Penyusun : Galit Rizky Fauzi NIM :

ARTI PENTING UUD NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 1945 BAGI BANGSA DAN NEGARA INDONESIA

RUANG LINGKUP MATA KULIAH PANCASILA

PENDIDIKAN PANCASILA

MATA KULIAH PENDIDIKAN PANCASILA

KATA PENGANTAR. Penyusun,

PANCASILA DAN FUNGSINYA DALAM KEHIDUPAN BERMASYARAKAT

Berilah tanda (X) pada huruf a, b, c, atau d sebagai jawaban yang paling tepat!

Pancasila sebagai Dasar Negara-1

Kegiatan. Kegiatan. A. Pancasila sebagai Dasar Negara. Tidak sulit menghafalkan atau melafalkan. hikmat kebijaksanaan dalam

PANCASILA DALAM KAJIAN SEJARAH BANGSA INDONESIA

MAKALAH KULIAH PANCASILA DAMPAK PANCASILA TERHADAP HAM (HAK ASASI MANUSIA) NAMA : AGUNG NUR HIDAYAT NIM : KELAS : D3 MI B

PENGERTIAN PANCASILA SECARA HISTORIS

Pidato Sukarno Tanggal 1 Juni 1945

Pancasila dalam Sejarah Perjuangan Bangsa Indonesia

KISI-KISI PTS PKN KELAS 8 SEMESTER GASAL 2017

TUGAS AKHIR PENDIDIKAN PANCASILA AGAMA SEBAGAI DASAR PANCASILA

PANCASILA. Pancasila sebagai Dasar Negara. Poernomo A. Soelistyo, SH., MBA. Modul ke: Fakultas MKCU. Program Studi Manajemen

PANCASILA DAN IMPLEMENTASINYA

PEMERINTAH KOTA BANTUL DINAS PENDIDIKAN SMP NEGERI 3 PAJANGAN

PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN Pancasila dan Implementasinya

SEJARAH TERBENTUKNYA PANCASILA

PENDIDIKAN PANCASILA. Pancasila Sebagai Ideologi Negara. Modul ke: 05Fakultas EKONOMI. Program Studi Manajemen S1

MAKNA HAKIKAT PANCASILA

TUGAS AKHIR PENDIDIKAN PANCASILA

SEJARAH PERUMUSAN PANCASILA DAN BUTIR PENGAMALAN PANCASILA

Pancasila Sebagai Pedoman Hidup Bangsa Indonesia

MAKALAH PENDIDIKAN PANCASILA

Modul ke: Fakultas DESAIN SENI KREATIF. Program Studi DESAIN PRODUK

PERSIAPAN KEMERDEKAAN

TUGAS KULIAH PENDIDIKAN PANCASILA PANCASILA DALAM KONTEKS SEJARAH

PANCASILA PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI NEGARA. Nurohma, S.IP, M.Si. Modul ke: Fakultas FASILKOM. Program Studi Sistem Informasi.

2015 KAJIAN PEMIKIRAN IR. SUKARNO TENTANG SOSIO-NASIONALISME & SOSIO-DEMOKRASI INDONESIA

Hand Outs 2 Pendidikan PANCASILA

STMIK AMIKOM YOGYAKARTA

PENGERTIAN PANCASILA SECARA ETIMOLOGIS DAN HISTORIS

Pancasila Sebagai Dasar Negara Republik Indonesia

Part - 1 RENDY SUEZTRA CANALDHY, S.IP., MPA

PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

Transkripsi:

Mata Kuliah Kewarganegaraan Modul ke: Pokok Bahasan PANCASILA DAN IMPLEMENTASINYA FIKOM Fakultas Program Studi SISTEM INFORMASI Dosen : Cuntoko, SE., MM. www.mercubuana.ac.id

PANCASILA DAN IMPLEMENTASINYA. Abstract Mahasiswa diharapkan dapat mengetahui dan memahami tentang Pancasila dan implementasi dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Kompetensi Mahasiswa dapat mengetahui dan memahami serta mampu menerapkan Pancasila dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

A. Sejarah Lahirnya Pancasila Pancasila sebagai Ideologi dan dasar negara Indonesia terdiri dari lima sila : Ketuhanan Yang Maha Esa, Kemanusiaan yang adil dan beradab, Persatuan Indonesia, Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusayawaratan perwakilan, dan Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Latar belakang atau sejarah Pancasila dijadikan ideologi atau dasar negara sesuai dengan teks Proklamasi.

Sebelum bangsa Indonesia merdeka dijajah oleh bangsa lain seperti bangsa Belanda, Portugis, Inggris, dan Jepang. Di wilayah negara RI terdapat kerajaankerajaan besar yang merdeka : Kerajaan Sriwijaya, Majapahit, Demak, Mataram, Ternate, dan Tidore. Pada saat penjajahan bangsa Indonesia melakukan perlawanan dalam bentuk perjuangan bersenjata maupun politik.

Perjuangan bersenjata bangsa Indonesia melawan Belanda sampai tahun 1908 1942 tepatnya tanggal 8 Maret 1942 mengalami kegagalan. Penjajahan Belanda berakhir kemudian bala tentara Jepang tahun 1944, karena Jepang kalah melawan tentara Sekutu. Taktik jepang simpati bangsa Indonesia agar bersedia membantu Jepang melawan tentara Sekutu dengan memberikan janji kemerdekaan di kelak kemudian hari.

Janji Jepang pertama diucapkan oleh Perdana Menteri Kaiso pada tanggal 7 September 1944. Janji Jepang kedua pada tanggal 29 April 1945 yaitu janji kemerdekaan tanpa syarat yang dituangkan dalam Maklumat Gunseikan (Pembesar Tertinggi Sipil dari Pemerintah Militer Jepang di Jawa dan Madura). Mahlumat pembentukan Badan Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI).

Tugas BPUPKI : menyelidiki dan mengumpulkan usul-usul untuk selanjutnya dikemukakan kepada pemerintah Jepang untuk dapat dipertimbangkan bagi kemerdekaan Indonesia. Keanggotaan BPUPKI dilantik pada tanggal 28 Mei 1945, dan mengadakan sidang yang pertama pada tanggal 29 Mei 1945 1 Juni 1945.

Sidang pertama Muhammad Yamin dan Bung Karno, mengusulkan calon dasar negara untuk Indonesia merdeka. Usulan Muhammad Yamin dasar negara secara lisan : 1. Peri Kebangsaan; 2. Peri Kemanusiaan; 3. Peri Ketuhanan; 4. Peri Kerakyatan; dan 5. Kesejahteraan Rakyat.

Usulan Muhammad Yamin secara tertulis (29 Mei 1945) : 1. Ketuhanan Yang Maha Esa; 2. Persatuan Indonesia; 3. Rasa Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab; 4. Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/ Perwakilan; dan 5. Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia.

Pada tanggal 1 Juni 1945, Bung Karno mengajukan : 1. Nasionalisme (Kebangsaan Indonesia); 2. Internasionalisme (Perikemanusiaan); 3. Mufakat atau Demokrasi; 4. Kesejahteraan Sosial; dan 5. Ketuhanan yang Berkebudayaan. Kelima hal oleh Bung Karno diberi nama Pancasila, tetapi oleh Bung Karno kelima sila menjadi Trisila : 1. Sosio nasionalisme; 2. Sosio demokrasi; dan 3. Ketuhanan.

Menurut Bung Karno dapat diperas menjadi Ekasila yaitu Gotong Royong. Sidang pertama, pada tanggal 1 Juni 1945 membentuk panitia kecil bertugas menampung usul-usul yang masuk dan memeriksanya serta melaporkan kepada sidang pleno BPUPKI. Setiap anggota mengajukan usul tertulis paling lambat tanggal 20 Juni 1945.

Anggota panitia kecil terdiri delapan orang : 1. Ir. Soekarno; 2. Ki Bagus Hadikusumo; 3. K.H. Wachid Hasjim; 4. Mr. Muh. Yamin; 5. M. Sutardjo Kartohadikusumo; 6. Mr. A.A. Maramis; 7. R. Otto Iskandar Dinata; dan 8. Drs. Muh. Hatta.

Tanggal 22 Juni 1945 rapat gabungan Panitia Kecil dan BPUPKI di Jakarta. Hasil dicapai dibentuknya Panitia Kecil Penyelidik Usul-Usul/Perumus Dasar Negara : 1. Ir. Soekarno; 2. Drs. Muh. Hatta; 3. Mr. A.A. Maramis; 4. K.H. Wachid Hasyim; 5. Abdul Kahar Muzakkir; 6. Abikusno Tjokrosujoso; 7. H. Agus Salim; 8. Mr. Ahmad Subardjo; dan 9. Mr. Muh. Yamin.

Panitia Kecil berhasil merumuskan calon Mukadimah Hukum Dasar disebut Piagam Jakarta. Sidang BPUPKI kedua tanggal 10-16 Juli 1945 berhasil merumuskan rancangan Hukum Dasar. Pada tanggal 9 Agustus 1945 dibentuk Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI). Pada tanggal 15 Agustus 1945 Jepang menyerah tanpa syarat kepada Sekutu, dan sejak saat itu Indonesia kosong dari kekuasaan.

Setelah Jepang menyerah kepada Sekutu, maka para pemimpin bangsa Indonesia memproklamasikan kemerdekaan Indonesia, pada tanggal 17 Agustus 1945. Sidang PPKI (1) mengesahkan rancangan Hukum Dasar dengan preambulnya dan (2) memilih Presiden dan Wakil Presiden.

Pengesahan Preambul, melalui proses yang cukup panjang, Bung Hatta mengemukakan tanggal 17 Agustus 1945 sore hari, ada utusan dari Indonesia bagian Timur intinya, rakyat Indonesia bagian Timur mengusulkan agar pada alinea keempat preambul, di belakang kata ketuhanan yang berbunyi dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya dihapus.

Apabila tidak dihapus, maka rakyat Indonesia bagian Timur lebih baik memisahkan diri dari negara RI. Usul tersebut oleh Muh. Hatta disampaikan kepada sidang pleno PPKI, khususnya kepada para anggota tokoh-tokoh Islam : Ki Bagus Hadikusumo, KH. Wakhid Hasyim dan Teuku Muh. Hasan. Dalam hal ini Muh. Hatta berusaha meyakinkan tokoh-tokoh Islam, demi persatuan dan kesatuan bangsa dan disetujui oleh tokoh-tokoh islam.

B. Pancasila sbg Ideologi Bangsa & Negara Indonesia Apa Itu Ideologi?. Secara etimologis, istilah ideologi berasal dari kata Yunani yaitu idea yang berarti pemikiran, gagasan dan konsep keyakinan serta logos yang berarti pengetahuan. Konsep ideologi pada dasarnya adalah ilmu pengetahuan tentang gagasan, konsep keyakinan atau pemikiran.

Ideologi dibedakan dua jenis : Pertama, ideologi doktriner : ideologi bersifat ketat dan mengandung ajaran-ajaran yang disusun secara jelas dan sistematis, serta diindoktrinasikan pada komunitasnya dengan pengawasan ketat dalam rangka pelaksanaan ideologi dan seringkali dimonopoli oleh rezim yang berkuasa (otoriter).

Kedua, ideologi pragmatis : bersifat tidak ketat dan mengandung ajaran-ajaran yang tidak disusun secara rinci, tidak diindoktrinasikan, serta tidak memiliki pengawasan yang ketat dalam pelaksanaannya (Emile Durkheim dalam George Simpson, New York, Free Press, 1964.54).

Pendapat Alfian mendefinisikan ideologi sebagai akumulasi nilai-nilai yang dianggap baik dan benar tentang tujuan yang ingin dicapai masyarakat, sekaligus menjadi pedoman dan cita-cita pengatur perilaku masyarakat dalam berbagai kehidupan. Mengapa suatu ideologi yang dibuat harus berorientasi pada kehidupan masyarakat?. Hal ini dikarenakan dalam setiap proses pergaulan, dibutuhkan suatu aturan main.

Relasi Ideologi dengan Realitas Sosial Korelasi logis antara sebuah ideologi Pancasila dengan kenyataan kehidupan masyarakat. Ideologi bukan sesuatu yang berdiri sendiri dan lepas dari kenyataan hidup masyarakat, tetapi sebuah produk atau hasil dari kebudayaan masyarakat. Artinya merupakan manifestasi sosial dari keinginan luhur masyarakat.

Pada hakikatnya ideologi merupakan sebuah refleksi manusia atas kemampuannya dalam mengadakan distansi terhadap dunia kehidupannya. Maksudnya bahwa antara ideologi dan kenyataan hidup masyarakat terjadi sebuah hubungan dialektis yang menimbulkan kelangsungan pengaruh hubungan timbal balik yang terwujud dalam sebuah interaksi.

Ideologi mencerminkan cara berpikir dan bertata kehidupan masyarakat serta membentuk masyarakat menuju cita-cita yang diharapkan bersama, sehingga ideologi tidak dianggap sebagai pengetahuan teoritis saja, namun lebih merupakan sesuatu yang dihayati menjadi sebuah keyakinan. Kekuatan Pancasila Sebagai Sebuah Ideologi dapat diukur dari tiga dimensi :

1. Dimensi Realitas : ideologi mengandung makna bahwa nilai-nilai dasar yang terkandung di dalamnya bersumber dari nilai-nilai riil yang hidup dalam masyarakatnya. 2. Dimensi Idealitas : ideologi harus mengandung cita-cita yang ingin dicapai dalam berbagai bidang kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

3.Dimensi Fleksibilitas, dimana sebuah ideologi harus memiliki keluwesan yang memungkinkan dan bahkan merangsang pengembangan pemikiran baru yang relevan tanpa menghilangkan atau mengingkari hakikat yang terkandung dalam nilai-nilai dasarnya.

Perjalanan Pancasila Sebagai Ideologi dari Masa ke Masa yang berawal dari sidang pleno BPUPKI pertama yang diadakan pada tanggal 28 Mei 1945 hingga 1 Juni 1945. dr. Radjiman Widyodiningrat dalam pidato pembukaannya selaku ketua BPUPKI mengajukan pertanyaan kepada seluruh anggota sidang mengenai dasar negara apa yang akan dibentuk untuk Indonesia.

Pertanyaan ini menjadi persoalan paling dominan sepanjang 29 Mei 1945-1 Juni 1945 dan memunculkan sejumlah pembicara yang mengajukan gagasan mereka mengenai dasar filosofis Indonesia. Pada tanggal 1 Juni 1945, secara eksplisit Ir. Soekarno mengemukakan gagasannya mengenai dasar negara Indonesia dalam pidatonya yang berjudul Lahirnya Pancasila.

Menurut Drs. Mohammad Hatta, pidato bersifat kompromis dan dapat meneduhkan pertentangan tajam antara pendapat yang mempertahankan Negara Islam dan mereka yang menghendaki dasar negara sekuler. Perdebatan tersebut pada akhirnya dimenangkan kelompok yang menginginkan Islam sebagai dasar negara, terbukti dengan dikeluarkannya Piagam Jakarta pada tanggal 22 Juni 1945.

Perkembangan perumusan Pancasila sejak 1 Juni 1945 sampai 18 Agustus 1945, Pancasila mengalami perkembangan fungsi. Pada tanggal 1 dan 22 Juni 1945, Pancasila yang dirumuskan Panitia Sembilan dan disepakati oleh Sidang Pleno BPUPKI merupakan modus kompromi antara kelompok yang memperjuangkan dasar negara nasionalisme dan kelompok yang memperjuangkan dasar negara Islam.

Pada tanggal 18 Agustus 1945 Pancasila yang dirumuskan kembali oleh PPKI berkembang menjadi kompromi antara kaum nasionalis, Islam dan Kristen-Katolik dalam hidup bernegara. Era Orde Lama, dinamika perdebatan ideologi paling sering dibicarakan oleh kebanyakan orang. Tampak ketika akhir tahun 1950-an, Pancasila sudah bukan lagi merupakan kompromi atau titik temu bagi semua ideologi.

Pancasila telah dimanfaatkan sebagai senjata ideologis untuk melegitimasi tuntutan Islam bagi pengakuan negara atas Islam, pada rentang tahun 1948-1962 terjadi pemberontakan Darul Islam terhadap pemerintah pusat. Pemberontakan berhasil ditumpas, atas desakan AH Nasution, selaku Pangkostrad dan kepala staf AD, pada 5 Juli 1959 Ir. Soekarno mengeluarkan Dekrit Presiden untuk kembali pada UUD 1945 sebagai pemerintahannya dinamai dengan Demokrasi Terpimpin.

Era Orde Baru, Soeharto berusaha meyakinkan bahwa rezim baru adalah pewaris sah dan konstitusional dari presiden pertama. Soeharto mengambil Pancasila sebagai dasar negara merupakan cara yang paling tepat untuk melegitimasi kekuasaannya. Berbagai bentuk perdebatan ternyata tidak semakin membuat stabilitas negara berjalan dengan baik.

Soeharto seringkali mengulang pernyataan tegas bahwa perjuangan Orde Baru hanyalah untuk melaksanakan Pancasila secara murni dan konsekuen, yang berarti bahwa tidak boleh ada yang menafsirkan resmi tentang Pancasila kecuali dari pemerintah yang berkuasa.

Akhirnya, harapan bagi seleuruh bangsa dan negara Indonesia dengan Pancasila sebagai ideologinya akan tetap bertahan dan tidak goyah meskipun dihantam badai globalisasi dan modernisme. Peran generasi muda sebagai penerus bangsa wajib menjaga keutuhan Indonesia dan Pancasila sebagai idiologi negara tetap berdampingan secara utuh, sehingga kelangsungan negara Indonesia menjadi tanggungjawab semua pihak.

C. Implementasi Pancasila dlm Kehidupan Masyarakat Pancasila sebagai dasar negara dan landasan idiil bangsa Indonesia, era reformasi telah menyelamatkan bangsa Indonesia dari ancaman disintegrasi selama lebih dari lima puluh tahun. Namun sebaliknya sakralisasi dan penggunaan berlebihan dari ideologi Negara dalam format politik orde baru banyak kritik dan protes terhadap Pancasila.

Tantangan terhadap Pancasila sebagai kristalisasi pandangan politik berbangsa dan bernegara tidak saja berasal dari faktor domestik, tetapi juga dunia internasional. Gelombang demokratisasi, hak asasi manusia, neo-liberalisme, serta neo-konservatisme dan globalisme telah memasuki cara pandang dan cara berfikir masyarakat Indonesia.

1. Implementasi Pancasila dalam bidang Politik Pembangunan dan pengembangan bidang politik harus mendasarkan pada dasar ontologis manusia. Kenyataan objektif bahwa manusia adalah sebagai subjek Negara, maka kehidupan politik harus benar-benar merealisasikan tujuan demi harkat dan martabat manusia. Pengembangan politik Negara dalam proses reformasi harus mendasarkan pada moralitas tertuang dalam sila-sila pancasila dan esensinya

2. Implementasi Pancasila dalam bidang Ekonomi Di dunia ilmu ekonomi terdapat istilah yang kuat yang menang, sehingga lazimnya pengembangan ekonomi mengarah pada persaingan bebas dan jarang mementingkan moralitas kemanusiaan. Sesuai dengan Pancasila yang lebih tertuju kepada ekonomi kerakyatan, yaitu ekonomi yang humanistic yang mendasarkan pada tujuan demi kesejahteraan rakyat secara luas (Mubyarto,1999).

3.Implementasi Pancasila dalam bidang Sosial dan Budaya. Pembangunan dan pengembangan aspek sosial budaya harus didasarkan atas sistem nilai yang sesuai dengan nilai-nilai budaya yang dimiliki oleh masyarakat Indonesia. Reformasi sebagai anti-klimaks proses reformasi dewasa ini sering kita saksikan adanya stagnasi nilai sosial budaya dalam masyarakat.

Pengembangan sosial budaya era reformasi harus mengangkat nilai-nilai yang dimiliki bangsa Indonesia sebagai dasar nilai yaitu nilai-nilai pancasila. Dalam prinsip etika pancasila pada hakikatnya bersifat humanistic, artinya nilainilai pancasila mendasarkan pada nilai yang bersumber pada harkat dan martabat manusia sebagai makhluk yang berbudaya.

4. Implementasi Pancasila dalam bidang Pertahanan dan Keamanan Negara pada hakikatnya adalah merupakan suatu masyarakat hukum. Demi tegaknya hak-hak warga Negara. Diperlukan peraturan perundang-undangan negara, baik dalam rangka mengatur ketertiban warga maupun dalam rangka melindungi hak-hak warganya.

Pancasila sebagai dasar Negara dan mendasarkan diri pada hakikat nilai kemanusiaan monopluralis, maka pertahanan dan keamanan negara harus dikembalikan pada tercapainya harkat dan martabat manusia sebagai pendukung pokok negara. Dasar-dasar kemanusiaan yang beradab merupakan basis moralitas pertahanan dan keamanan negara.

Terima Kasih Cuntoko, SE., MM. HP: 08129864601 / 085715404112 Email: kartowirdjo@gmail.com