2 Penyakit asam urat diperkirakan terjadi pada 840 orang dari setiap orang. Prevalensi penyakit asam urat di Indonesia terjadi pada usia di ba

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Permasalahan gizi saat ini cukup kompleks meliputi masalah gizi ganda. Gizi

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit asam urat atau biasa dikenal sebagai gout arthritis merupakan

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Menurut WHO pada tahun 2000 terjadi 52% kematian yang disebabkan oleh

BAB I PENDAHULUAN. penyakit kronis telah terjadi di Indonesia seiring dengan kemajuan teknologi dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Hipertensi atau tekanan darah tinggi yang biasa disebut sebagai silent

BAB I PENDAHULUAN. Pengukuran antropometri terdiri dari body mass index

BAB I PENDAHULUAN. epidemiologi di Indonesia. Kecendrungan peningkatan kasus penyakit

BAB I PENDAHULUAN orang dari 1 juta penduduk menderita PJK. 2 Hal ini diperkuat oleh hasil

BAB 1 : PENDAHULUAN. pergeseran pola penyakit. Faktor infeksi yang lebih dominan sebagai penyebab

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Hiperurisemia adalah peningkatan kadar asam urat dalam darah, lebih dari

BAB 1 PENDAHULUAN. koroner. Kelebihan tersebut bereaksi dengan zat-zat lain dan mengendap di

BAB 1 PENDAHULUAN. penduduk dunia meninggal akibat diabetes mellitus. Selanjutnya pada tahun 2003

BAB 1 PENDAHULUAN. (overweight) dan kegemukan (obesitas) merupakan masalah. negara. Peningkatan prevalensinya tidak saja terjadi di negara

BAB I PENDAHULUAN. pembentukan cairan empedu, dinding sel, vitamin dan hormon-hormon tertentu, seperti hormon seks dan lainnya (Gondosari, 2010).

BAB I PENDAHULUAN. dari sepuluh masalah kesehatan utama di dunia dan kelima teratas di negara

BAB 1 : PENDAHULUAN. merupakan salah satu faktor resiko mayor penyakit jantung koroner (PJK). (1) Saat ini PJK

BAB I PENDAHULUAN. kardiovaskular (World Health Organization, 2010). Menurut AHA (American

BAB I PENDAHULUAN. atau tekanan darah tinggi (Dalimartha, 2008). makanan siap saji dan mempunyai kebiasaan makan berlebihan kurang olahraga

BAB 1 PENDAHULUAN. Masalah kesehatan merupakan masalah yang ada di setiap negara, baik di

BAB I PENDAHULUAN. berlangsung sesuai waktu dan umur (Irianto, 2014). Penyakit degeneratif. dan tulang salah satunya adalah asam urat (Tapan, 2005).

BAB 1 PENDAHULUAN. disebabkan oleh PTM terjadi sebelum usia 60 tahun, dan 90% dari kematian sebelum

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN TEKANAN DARAH PEGAWAI DI KANTOR WILAYAH KEMENTERIAN AGAMA PROVINSI SUMATERA BARAT TAHUN 2017

BAB 1 : PENDAHULUAN. ekonomis (Undang-Undang Kesehatan No 36 tahun 2009) (1). Pada saat ini telah

BAB I PENDAHULUAN. nyeri yang teramat sangat bagi penderitanya. Hal ini disebabkan oleh. dan gaya hidup ( Price & Wilson, 1992).

BAB I PENDAHULUAN. menjadi lemah ginjal, buta, menderita penyakit bagian kaki dan banyak

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang American Diabetes Association (ADA) menyatakan bahwa Diabetes melitus

BAB I PENDAHULUAN. pada tubuh dapat menimbulkan penyakit yang dikenal dengan. retina mata, ginjal, jantung, serta persendian (Shetty et al., 2011).

BAB I PENDAHULUAN. angka kematian penyakit tidak menular (PTM). Hal ini sesuai dengan data World

BAB I PENDAHULUAN. terjadi penyakit degeneratif yang meliputi atritis gout, Hipertensi, gangguan

BAB 1 PENDAHULUAN. tekanan darah diatas normal yang mengakibatkan peningkatan angka morbiditas

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Status kesehatan masyarakat ditunjukkan oleh angka kesakitan, angka

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penyakit jantung koroner (PJK) adalah gangguan fungsi jantung dimana otot

BAB 1 : PENDAHULUAN. mempengaruhi banyak jaringan dan organ, terutama menyerang fleksibel (sinovial) sendi, dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Hipertensi atau tekanan darah tinggi merupakan salah satu

BAB 1 : PENDAHULUAN. kemungkinan diskriminasi dari lingkungan sekitar. Gizi lebih yang terjadi pada remaja,

BAB I PENDAHULUAN. urat. Kebanyakan arthritis gout disebabkan oleh pembentukan asam urat yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Pembangunan kesehatan adalah upaya yang dilaksanakan oleh semua komponen

BAB 1 : PENDAHULUAN. kelompok penyakit-penyakit non infeksi yang sekarang terjadi di negara-negara maju

BAB 1 PENDAHULUAN. Salah satu penyakit tidak menular (PTM) yang meresahkan adalah penyakit

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kesejahteraan masyarakat semakin meningkat. Salah satu efek samping

BAB 1 PENDAHULUAN. didominasi oleh penyakit infeksi bergeser ke penyakit non-infeksi/penyakit tidak

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Gagal ginjal kronik (Chronic Kidney Disease) merupakan salah satu penyakit

BAB I PENDAHULUAN. penyakit tidak menular dan penyakit kronis. Salah satu penyakit tidak menular

BAB I Pendahuluan A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. di negara maju maupun negara-negara berkembang, termasuk Indonesia. Data

BAB I PENDAHULUAN. dari orang ke orang. PTM mempunyai durasi yang panjang, umumnya

BAB I PENDAHULUAN UKDW. ginjal. Dari data American Heart Association tahun 2013 menyebutkan bahwa di

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan survei yang dilakukan World Health Organization (WHO)

BAB 1 : PENDAHULUAN. lebih. Kondisi ini dikenal sebagai masalah gizi ganda yang dapat dialami oleh anakanak,

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit Jantung Koroner (PJK) merupakan penyakit yang menyerang

PENDAHULUAN. Pola penyakit yang ada di Indonesia saat ini telah. mengalami pergeseran atau sedang dalam masa transisi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN I.I LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. Hipertensi memiliki istilah lain yaitu silent killer dikarenakan penyakit ini

BAB I PENDAHULUAN. metabolik dengan karakteristik hiperglikemia yang terjadi karena kelainan

BAB 1 PENDAHULUAN. penyakit tidak menular banyak ditemukan pada usia lanjut (Bustan, 1997).

BAB I PENDAHULUAN. sistolic dan diastolic dengan konsisten di atas 140/90 mmhg (Baradero, Dayrit &

BAB 1 PENDAHULUAN. penyakit arteri koroner (CAD = coronary arteridesease) masih merupakan

BAB 1 : PENDAHULUAN. utama masalah kesehatan bagi umat manusia dewasa ini. Data Organisasi Kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. beranekaragam. Disaat masalah gizi kurang belum seluruhnya dapat diatasi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 : PENDAHULUAN. mengancam hidup seperti penyakit kardiovaskuler.

BAB I PENDAHULUAN UKDW. lanjut usia terus meningkat dari tahun ke tahun(rahayu, 2014). Menurut

I. PENDAHULUAN. WHO (2006) menyatakan terdapat lebih dari 200 juta orang dengan Diabetes

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia. Dewasa ini perilaku pengendalian PJK belum dapat dilakukan secara

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan penyakit degeneratif seperti diabetes mellitus, dislipidemia, dan

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan adalah meningkatnya usia harapan hidup (UHH) yang. berdampak terhadap meningkatnya populasi Lanjut Usia (Lansia).

BAB 1 PENDAHULUAN. kematian berasal dari PTM dengan perbandingan satu dari dua orang. dewasa mempunyai satu jenis PTM, sedangkan di Indonesia PTM

BAB I PENDAHULUAN. meningkat. Peningkatan asupan lemak sebagian besar berasal dari tingginya

BAB I PENDAHULUAN. Tekanan darah adalah tenaga pada dinding pembuluh darah arteri saat

BAB 1 PENDAHULUAN. disebabkan oleh perilaku yang tidak sehat. Salah satunya adalah penyakit

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. mempengaruhi kualitas hidup serta produktivitas seseorang. Penyakit penyakit

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Stroke menurut World Health Organization (WHO) (1988) seperti yang

BAB I PENDAHULUAN. perubahan struktur umur penduduk yang ditunjukkan dengan meningkatnya jumlah

salah satunya disebabkan oleh pengetahuan yang kurang tepat tentang pola makan yang menyebabkan terjadinya penumpukan asam urat.

BAB I PENDAHULUAN. suatu periode dimana seseorang telah beranjak jauh dari periode terdahulu yang

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan perolehan data Internatonal Diabetes Federatiaon (IDF) tingkat

BAB 1 PENDAHULUAN. Asam urat telah diidentifikasi lebih dari dua abad yang lalu, namun

BAB I PENDAHULUAN. masalah ganda (Double Burden). Disamping masalah penyakit menular dan

BAB 1. Pendahuluan UKDW. berumur lebih dari 20 tahun mengalami overweight (BMI menurut WHO 25

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. Aktivitas fisik adalah gerakan tubuh yang dihasilkan oleh kontraksi otot

BAB 1 PENDAHULUAN. didominasi oleh penyakit infeksi dan malnutrisi, pada saat ini didominasi oleh

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. terjadinya penyempitan, penyumbatan, atau kelainan pembuluh nadi

BAB I PENDAHULUAN. Sebanyak 90% penderita diabetes di seluruh dunia merupakan penderita

BAB I PENDAHULUAN. hidup dan pola makan, Indonesia menghadapi masalah gizi ganda yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. diseluruh dunia baik di negara berkembang maupun negara yang sedang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I. Pendahuluan. diamputasi, penyakit jantung dan stroke (Kemenkes, 2013). sampai 21,3 juta orang di tahun 2030 (Diabetes Care, 2004).


BAB I PENDAHULUAN. tidak adanya insulin menjadikan glukosa tertahan di dalam darah dan

BAB 1 PENDAHULUAN. merupakan bagian dari sindroma metabolik. Kondisi ini dapat menjadi faktor

BAB I PENDAHULUAN. setelah diketahui bahwa kegemukan merupakan salah satu faktor risiko. koroner, hipertensi dan hiperlipidemia (Anita, 1995).

Transkripsi:

1 BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perubahan gaya hidup masyarakat menjadi pola hidup tidak sehat telah mendorong terjadinya berbagai penyakit yang mempengaruhi metabolisme tubuh. Penyakit akibat perubahan metabolisme tubuh biasanya disebut sindrom metabolik. Sindrom metabolik berkaitan erat dengan penyakit asam urat. Semakin tinggi kadar asam urat maka akan mempengaruhi perkembangan sindrom metabolik. (1) Asam urat dalam keadaan normal terdapat dalam tubuh, namun dalam jumlah berlebih dapat menimbulkan timbunan kristal asam urat di persendian dan menjadi penyakit. (2) Gangguan akibat kadar asam urat yang tinggi bisa mengakibatkan gangguan nyeri sendi kuat, pembengkakan sendi, komplikasi penyakit seperti aterosklerosis, stroke, jantung koroner, hipertensi, Chronic Kidney Disease (CKD) dan diabetes melitus. (3) Penanganan penyakit asam urat secara umum yang dapat dilakukan adalah memberikan edukasi, pengaturan diet, istirahat sendi dan pengobatan yang memadai. Apabila tidak diterapkan maka akan berkemungkinan kasus penyakit asam urat semakin meningkat di masyarakat. (4) Pada umumnya penderita akan menderita seumur hidup, sebagian tidak kambuh dan sebagian kecil mengalami kekambuhan. (5) Angka prevalensi penyakit asam urat bervariasi pada negara-negara Barat yaitu antara 2,3-17,6 %. Prevalensi hiperurisemia di Amerika Serikat adalah 5 %. Prevalensi hiperurisemia di Scotlandia sebesar 8 %, sedangkan di Inggris sekitar 6,6% dan meningkat setiap tahunnya. (6) Penelitian di Taiwan tahun 2013 prevalensi penyakit asam urat sebesar 41,4 % dan meningkat sebesar 0,5 % setiap tahun. (7)

2 Penyakit asam urat diperkirakan terjadi pada 840 orang dari setiap 100.000 orang. Prevalensi penyakit asam urat di Indonesia terjadi pada usia di bawah 34 tahun sebesar 32 % dan di atas 34 tahun sebesar 68 %. (8) Menurut World Health Organization (WHO) tahun 2013, sebesar 81 % penderita asam urat di Indonesia hanya 24 % yang pergi ke dokter, sedangkan 71 % cenderung langsung mengkonsumsi obat-obatan pereda nyeri yang dijual bebas. (7) Penyakit asam urat di Indonesia berdasarkan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2013 sebesar 11,9 % berdasarkan tenaga kesehatan dan 24,7 % berdasarkan diagnosis atau gejala. (9) Prevalensi penyakit sendi di Sumatera Barat pada tahun 2013 yaitu sebesar 12,7 % berdasarkan diagnosis tenaga kesehatan dan 21,8 % berdasarkan diagnosis atau gejala. (9) Prevalensi penyakit asam urat di kota Padang tahun 2013 sebesar 11,6 % berdasarkan diagnosa dan gejala, sedangkan menurut diagnosa tenaga kesehatan sebesar 6,6 %. (10) Berdasarkan data Dinas Kesehatan Kota Padang tahun 2013-2015, penyakit asam urat termasuk ke dalam kategori 10 penyakit terbanyak di kota Padang. (11) Pegawai kantor merupakan pekerjaan yang berisiko terhadap penyakit tulang, sendi, otot dan alat gerak tubuh. Risiko ini semakin besar pada pegawai yang bekerja di depan komputer atau lebih banyak duduk. (12) Menurut Nazar tahun 2013, pegawai yang mempunyai aktivitas yang rendah saat bekerja cenderung mengalami obesitas sentral. Obesitas sentral merupakan faktor kuat pemicu penyakit asam urat. (13) Studi pendahuluan yang telah dilakukan pada kantor yang berada di wilayah kota Padang maka didapatkan prevalensi kadar asam urat tertinggi berada di Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Sumatera Barat yaitu 43,3 % dan sebagian besar pegawai mempunyai obesitas sentral. Berdasarkan studi pendahuluan yang

3 dilakukan pada 30 orang pegawai diketahui usia responden berkisar 30-57 tahun. Pada wanita rata-rata kadar asam urat adalah 6,09 mg/dl, sedangkan pada laki-laki rata-rata kadar asam urat adalah 6,98 mg/dl. Penyakit asam urat dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor. Faktor riwayat keluarga dapat berpengaruh sebesar 40 % pada terjadinya gangguan pembuangan asam urat melalui ginjal ataupun produksi endogen yang berlebihan. Penelitian oleh Sukarmin tahun 2015, diketahui bahwa adanya hubungan antara faktor keturunan dengan kadar asam urat (p value 0,03). (14) Baik pria maupun wanita sama-sama berpeluang terserang gout. Besar peluang serangan penyakit asam urat hanya dibedakan oleh usia penderita. (1) Menurut studi di Taiwan, didapatkan bahwa terdapat hubungan usia dengan kadar asam urat (p value 0,001) serta rata-rata usia adalah 44 tahun. (15) Konsumsi protein berlebihan terutama yang banyak mengandung purin harus dihindari oleh seorang penderita hiperurisemia. (1) Berdasarkan studi oleh Lina tahun 2014 diketahui bahwa ada hubungan konsumsi makan tinggi purin dengan kejadian hiperurisemia pada dosen dan tenaga kependidikan Universitas Siliwangi dengan p value 0,036. (16) Konsumsi lemak yang berlebihan akan menghambat eksresi asam urat melalui ginjal. (17) Penelitian oleh Peng dkk tahun 2015, menyatakan bahwa kenaikan asam lemak jenuh menyebabkan peningkatan kadar asam urat di dalam darah. Diketahui terdapat hubungan asam lemak jenuh dengan kadar asam urat darah dengan p value < 0,001. (15) Kadar asam urat juga dipengaruhi oleh obesitas sentral. Rasio lingkar pinggang dan pinggul yang selanjutnya disingkat dengan RLPP merupakan indikator untuk mengukur obesitas sentral. (1) Studi pada laki-laki di Shanghai menunjukkan

4 bahwa responden hiperurisemia memiliki Body Mass Indeks (BMI) dan RLPP yang berisiko dibandingkan responden non hiperurisemia. (18) Seseorang yang menderita penyakit berat dan kronis dapat mengakibatkan kondisi yang memicu stres. Menurut studi yang telah dilakukan di Halmahera Utara, diketahui bahwa terdapat hubungan stres dengan kejadian gout arthritis. Responden stres paling banyak pada klasifikasi stres sedang sebanyak 33 orang (78,6%). (19) Faktor risiko yang rentan terhadap data bias dan tidak diteliti adalah penyakit seperti leukemia, gagal ginjal, hipertensi, pre eklamsia dan eklamsia serta hipertiroid. Hal ini dikarenakan untuk menetapkan diagnosa suatu penyakit diperlukan tenaga profesional sehingga sulit untuk ditetapkan di Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Sumatera Barat. Berdasarkan permasalah diatas peneliti tertarik untuk meneliti tentang faktor-faktor yang berhubungan dengan kadar asam urat darah pada pegawai Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Sumatera Barat tahun 2017. 1.2 Perumusan Masalah Berdasarkan uraian diatas, peneliti ingin mengetahui apa saja faktor-faktor yang berhubungan dengan kadar asam urat darah pada pegawai Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Sumatera Barat tahun 2017? 1.3 Tujuan Penelitian 1.3.1 Tujuan Umum Untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan kadar asam urat darah pada pegawai Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Sumatera Barat tahun 2017.

5 1.3.2 Tujuan Khusus 1. Diketahuinya distribusi frekuensi kadar asam urat darah, riwayat keluarga, usia, asupan purin, asupan lemak jenuh, rasio lingkar pinggang pinggul (RLPP) dan tingkat stres pada pegawai Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Sumatera Barat tahun 2017. 2. Diketahuinya hubungan riwayat keluarga dengan kadar asam urat darah pada pegawai Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Sumatera Barat tahun 2017. 3. Diketahuinya hubungan usia dengan kadar asam urat darah pada pegawai Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Sumatera Barat tahun 2017. 4. Diketahuinya hubungan asupan purin dengan kadar asam urat darah pada pegawai Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Sumatera Barat tahun 2017. 5. Diketahuinya hubungan asupan lemak jenuh dengan kadar asam urat darah pada pegawai Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Sumatera Barat tahun 2017. 6. Diketahuinya hubungan rasio lingkar pinggang pinggul (RLPP) dengan kadar asam urat darah pada pegawai Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Sumatera Barat tahun 2017. 7. Diketahuinya hubungan tingkat stres dengan kadar asam urat darah pada pegawai Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Sumatera Barat tahun 2017. 8. Diketahuinya faktor dominan yang berpengaruh terhadap kadar asam urat darah pada pegawai pada pegawai Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Sumatera Barat tahun 2017.

6 1.4 Manfaat Penelitian 1.4.1 Manfaat Praktis 1. Sebagai informasi bagi pegawai Kantor Wilayah Kementerian Agama Sumatera Barat terkait faktor yang berhubungan dengan kadar asam urat dalam upaya pencegahan dan pengendalian penyakit 2. Sebagai bahan masukan dan acuan bagi institusi dalam membuat kebijakan terkait dengan faktor-faktor yang berhubungan dengan kadar asam urat darah pegawainya 1.4.2 Manfaat Teoritis 1. Untuk menambah wawasan peneliti dan meningkatkan kemampuan penelitian dalam mengumpulkan, mengolah dan menganalisis data yang diperoleh untuk dijadikan sumber informasi. 2. Secara teoritis hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan referensi bagi penelitian selanjutnya dalam rangka mengembangkan ilmu pengetahuan dan bahan kepustakaan di Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Andalas. 1.5 Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini adalah penelitian analitik dengan desain cross sectional study. Populasi penelitian adalah semua pegawai Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Sumatera Barat. Pengambilan sampel dilakukan secara simple random sampling dengan total sampel 87 orang. Penelitian ini dilakukan pada bulan Agustus 2016 sampai Juli 2017. Pengambilan data akan dilakukan oleh peneliti sendiri dan dibantu oleh 4 orang mahasiswa gizi. Variabel dependen adalah kadar asam urat darah dan variabel independen dalam penelitian ini adalah riwayat keluarga, usia, asupan purin, asupan asam lemak jenuh, rasio lingkar pinggang pinggul (RLPP) dan tingkat stres. Kadar asam urat

7 akan dikumpulkan dengan pengambilan darah menggunakan alat tes asam urat digital. Data riwayat keluarga dan usia akan dikumpulkan dengan kuesioner penelitian. Data RLPP dikumpulkan dengan pengukuran antropometri. Data asupan purin dan lemak jenuh diperoleh menggunakan form SQ-FFQ (Semi Quantitative Food Frequency). Data tingkat stres diperoleh dengan menggunakan kuesioner Depression Anxiety Stress Scales 42 (DASS 42).