BAB 1 : PENDAHULUAN. Peraturan Pemerintah No 66 Tahun 2014 pada pasal 1 ayat 9 yang menyatakan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 : PENDAHULUAN. kendaraan bermotor. Kendaraan bermotor mengeluarkan zat-zat berbahaya yang

BAB 1 : PENDAHULUAN. Akan tetapi udara yang benar-benar bersih saat ini sudah sulit diperoleh, khususnya

BAB I PENDAHULUAN. hidup terutama manusia. Di dalam udara terdapat gas oksigen (O 2 ) untuk

BAB 1 : PENDAHULUAN. Udara tersebut berbentuk gas dan terdapat dimana-mana, sehingga akibatnya

BAB 1 : PENDAHULUAN. beberapa tahun terakhir ini. Ekonomi kota yang tumbuh ditandai dengan laju urbanisasi yang

BAB I PENDAHULUAN. orang berhak hidup sejahtera lahir dan batin, bertempat tinggal dan mendapatkan

BAB 1 : PENDAHULUAN. lingkungan yang utama di dunia, khususnya di negara berkembang. Pencemaran udara dapat

BAB I. PENDAHULUAN. Yogyakarta merupakan kota dengan kepadatan penduduk tertinggi di

BAB I PENDAHULUAN. dunia. Hal ini disebabkan karena manusia memerlukan daya dukung unsur unsur

4.1 Konsentrasi NO 2 Tahun 2011

BAB 1 : PENDAHULUAN. penting bagi kehidupan manusia. Proses metabolisme dalam tubuh tidak akan dapat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dalam usaha di bidang kesehatan seperti di jelaskan dalam Undang-Undang Nomor

DAFTAR ISI. Halaman Judul... Halaman Pengesahan... Kata Pengantar Dan Persembahan... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN...

BAB I PENDAHULUAN. yang sehat, baik fisik, biologi, maupun sosial yang memungkinkan setiap orang

BAB I PENDAHULUAN. pada bertambahnya jumlah pencemar di udara (Badan Pusat Statistik, 2013).

BAB I PENDAHULUAN. utama pencemaran udara di daerah perkotaan. Kendaraan bermotor merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Hubungan antara..., Dian Eka Sutra, FKM UI, Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Banyak aspek kesejahteraan manusia dipengaruhi oleh lingkungan, dan banyak

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 : PENDAHULUAN. lainnya baik dalam bidang ekonomi, politik dan sosial. (1)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. sungai maupun pencemaran udara (Sunu, 2001). dan dapat menjadi media penyebaran penyakit (Agusnar, 2007).

BAB I PENDAHULUAN. pencegahan kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja (PP RI No. 50 Tahun

BAB 1 PENDAHULUAN. A World Health Organization Expert Committee (WHO) menyatakan bahwa

SUMMARY. ANALISIS KADAR NITROGEN DIOKSIDA (NO₂) dan KARBONMONOKSIDA (CO) DI UDARA AMBIEN KOTA GORONTALO

BAB I PENDAHULUAN.

DAMPAK PEMANFAATAN BATUBARA TERHADAP KESEHATAN. Dit. Penyehatan Lingkungan Ditjen PP & PL DEPKES

BAB I PENDAHULUAN. dalam memberikan kehidupan di permukaan bumi (Chandra, 2007). Permasalahan utama yang dihadapi kota-kota di dunia yaitu semakin

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Gorontalo dibagi menjadi 9 kecamatan, terdiri dari 50 kelurahan. Secara

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. (natural sources) seperti letusan gunung berapi dan yang kedua berasal dari

BAB I PENDAHULUAN. Kualitas udara berarti keadaan udara di sekitar kita yang mengacu pada

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. yang semakin menurun untuk mendukung kehidupan mahluk hidup. Menurut

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Dalam bab ini akan dibahas mengenai analisis Kapasitas jalan, volume

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. ini dalam mendukung perkembangan kemajuan kota-kota besar di dunia, namun

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan kota lebih banyak mencerminkan adanya perkembangan

karena corong plastik yang digunakan tidak tahan terhadap benturan pada saat transportasi di lapangan. Model kedua yang digunakan terbuat dari bahan

BAB I PENDAHULUAN. meningkatnya pembangunan fisik kota dan pusat-pusat industri, kualitas udara

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini pencemaran udara telah menjadi masalah kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. maupun mahluk hidup lainnya. Tanpa makan manusia bisa hidup untuk beberapa. udara kita hanya dapat hidup untuk beberapa menit saja.

TINGKAT POLUSI UDARA DARI EMISI GAS BUANG KENDARAAN BERMOTOR BERDASARKAN VOLUME LALU LINTAS (Studi Kasus : Simpang Empat Bersinyal Kota Lhokseumawe)

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Perubahan lingkungan udara pada umumnya disebabkan oleh pencemaran,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 LatarBelakang

BAB VI PEMBAHASAN. Berdasarkan hasil perhitungan pada bab V sebelumnya, dapat dihitung total

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Undang-Undang No.23 Tahun 2007 Tentang Pencemaran

BAB I PENDAHULUAN. bidang kesehatan. Udara sebagai komponen lingkungan yang penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. makhluk hidup lainnya (Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 41. Tahun 1999 tentang Pengendalian Pencemaran Udara).

STUDI PENYEBARAN Pb, debu dan CO KEBISINGAN DI KOTA JAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

VI. DAMPAK PENINGKATAN VOLUME LALU LINTAS TERHADAP LINGKUNGAN. Volume lalu lintas pada dasarnya merupakan proses perhitungan yang

BAB I PENDAHULUAN. dan sektor transportasi berjalan sangat cepat. Perkembangan di bidang industri

BAB I PENDAHULUAN. hidup manusia terutama masalah lingkungan, Pencemaran udara yang paling

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pesat dapat dilihat dari tingginya jumlah kendaraan seiring dengan kebutuhan

DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL... i. LEMBAR PENGESAHAN... ii. KATA PENGANTAR... iii. ABSTRAK... vi. ABSTRACT... vii. DAFTAR ISI... viii. DAFTAR TABEL...

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dilingkungan sekitar, pengembangan teknologi di Indonesia masih terus

ANALISIS KONSENTRASI GAS HIDROGEN SULFIDA (H2S) DI UDARA AMBIEN KAWASAN LOKASI PEMBUANGAN AKHIR (LPA) SAMPAH AIR DINGIN KOTA PADANG TUGAS AKHIR

BAB I PENDAHULUAN. Jalur hijau di sepanjang jalan selain memberikan aspek estetik juga dapat

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 : PENDAHULUAN. Pencemaran udara telah lama menjadi masalah kesehatan pada masyarakat, terutama

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang Masalah. Bagi masyarakat, transportasi merupakan urat nadi kehidupan sehari-hari

BAB I PENDAHULUAN. kota yang menjadi hunian dan tempat mencari kehidupan sehari-hari harus bisa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PROFIL VOLUME LALU LINTAS DAN KUALITAS UDARA AMBIEN PADA RUAS JALAN IR. SOEKARNO SURABAYA

ANALISIS RISIKO KESEHATAN LINGKUNGAN KUALITAS UDARA AMBIEN DI KOTA AMBON

BAB 1 : PENDAHULUAN. pembangunan ekonomi suatu negara atau bahkan roda perekonomian dunia. Sektor industri telah

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi di berbagai bidang telah banyak

CONTOH SOAL UJIAN SARINGAN MASUK (USM) IPA TERPADU Institut Teknologi Del (IT Del) Contoh Soal USM IT Del 1

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan yang berkembang pesat, khususnya dalam bidang teknologi,

ANALISIS PENERAPAN KEBIJAKAN PENGENDALIAN PENCEMARAN UDARA DARI KENDARAAN BERMOTOR BERDASARKAN ESTIMASI BEBAN EMISI (Studi Kasus : DKI JAKARTA)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. permasalahan pun muncul seiring semakin padatnya jumlah penduduk. Salah. satunya permasalahan di bidang transportasi.

BAB I PENDAHULUAN. Hasil Analisa Bulan November Lokasi/Tahun Penelitian SO2 (µg/m 3 ) Pintu KIM 1 (2014) 37,45. Pintu KIM 1 (2015) 105,85

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

B A P E D A L Badan Pengendalian Dampak Lingkungan

BAB I PENDAHULUAN. pengaruhnya terhadap ekosistem secara global. Udara yang kita pakai untuk

BAB I PENDAHULUAN. bermotor, pembangkit tenaga listrik, dan industri. Upaya pemerintah Indonesia untuk

II.TINJAUAN PUSTAKA. tempat lain dengan menggunakan alat pengangkutan, baik yang digerakkan

BAB I PENDAHULUAN. gas nitrogen dan oksigen serta gas lain dalam jumlah yang sangat sedikit. Diantara

BAB I PENDAHULUAN. yang dihasilkan oleh setiap kendaraan menjadi sumber polusi utama yaitu sekitar

KEPUTUSAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP NOMOR : KEP- 45/MENLH/10/1997 TENTANG INDEKS STANDAR PENCEMAR UDARA LINGKUNGAN HIDUP

BEBERAPA ISTILAH YANG DIGUNAKAN DALAM PENGENDALIAN PENCEMARAN UDARA

Kusumawati, PS.,Tang, UM.,Nurhidayah, T 2013:7 (1)

BAB I PENDAHULUAN. Polusi atau pencemaran udara adalah proses masuknya polutan kedalam

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Kota Bandar Lampung merupakan sebuah pusat kota, sekaligus ibu kota Provinsi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Di era persaingan pasar bebas saat ini, produk suatu industri

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat, terutama di negara-negara industri yang banyak memiliki pabrik dan

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

ESTIMASI SEBARAN KERUANGAN EMISI GAS BUANG KENDARAAN BERMOTOR DI KOTA SEMARANG LAPORAN TUGAS AKHIR

BAB I PENDAHULUAN. Udara mempunyai arti yang sangat penting di dalam kehidupan manusia dan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

berbagai cara. Pencemaran udara terutama datang dari kendaraan bermotor, industri,

Transkripsi:

1 BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Undang undang No 36 tahun 2009 tentang kesehatan mengamanatkan bahwa pembangunan kesehatan bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang setinggi tingginya, sebagai investasi bagi pembangunan sumber daya manusia yang produktif secara sosial dan ekonomis, serta setiap manusia berhak mendapatkan lingkungan yang sehat dalam pencapaian derajat kesehatan. (1) Dalam rangka mewujudkan pencapaian derajat kesehatan diperlukan adanya pengelolaan dan perlindungan terhadap lingkungan salah satu upaya yang dapat dilakukan dengan Analsis Risiko Kesehatan Lingkungan, hal ini juga di perkuat oleh Peraturan Pemerintah No 66 Tahun 2014 pada pasal 1 ayat 9 yang menyatakan Analisis Risiko adalah metode atau pendekatan untuk mengkaji lebih cermat terhadap potensi risiko kesehatan yang berkenaan dengan kualitas media lingkungan. (2) ARKL (risk assessment) dilakukan dengan maksud untuk mengidentifikasi bahaya apa saja yang membahayakan, memahami hubungan antara dosis agen resiko dan respon tubuh yang diketahui dari berbagai penelitian, mengukur seberapa besar pajanan agen risiko tersebut dan menetapkan tingkat risiko suatu agen resiko tidak aman atau tidak bisa diterima pada suatu populasi tertentu dan memberikan pengelolaan resiko yang dibutuhkan. (3) Dalam Kepmenkes 876 Tahun 2001 tentang Pedoman Teknis Analisis Dampak Kesehatan Lingkungan (ADKL), ARKL didefinisikan sebagai suatu pendekatan untuk mencermati potensi besarnya resiko yang dimulai dengan 1

2 mendeskripsikan masalah lingkungan yang telah dikenal dan melibatkan penetapan risiko pada kesehatan manusia yang berkaitan dengan masalah lingkungan. Analisis risiko kesehatan biasanya berhubungan dengan masalah lingkungan saat ini atau di masa lalu. (4) Pada saat ini pembangunan fisik kota dan berdirinya pusat pusat industri disertai dengan melonjaknya produksi kendaraan bermotor, mengakibatkan peningkatan kepadatan lalu lintas dan hasil produksi sampingan, yang merupakan salah satu sumber pencemran udara. Sumber pencemaran udara dapat berasal dari kegiatan yang bersifat alami dan berasal dari aktivitas manusia seperti aktivitas akibat transportasi, industri, dari persampahan baik akibat proses dekomposisi ataupun pembakaran sampah. (5) Penyebab pencemaran lingkungan di atmosfer biasanya berasal dari sumber kendaraan bermotor dan industri. Bahan yang dikeluarkan antara lain adalah gas CO, NO 2, SO 2, SO 3, ozon, HC dan partikel debu. Gas NO 2, SO 2, HC, dan CO dapat dihasilkan dari proses pembakaran oleh mesin yang menggunakan bahan bakar yang berasal dari fosil. Salah satu aktivitas yang cukup padat dikunjungi oleh masyarakat dan transportasi adalah pasar. (6) Pasar merupakan lokasi yang selalu ramai di kunjungi oleh masyarakat untuk melakukan kegiatan jual beli. Pasar yang terdapat di kota Padang antara lain adalah Pasar Raya Padang yang merupakan pasar tradisional dan sebagian besar dagangannya adalah kebutuhan dasar sehari hari dengan praktek perdagangan yang masih sederhana dengan fasilitas insfrakturnya juga masih sangat sederhana dan belum mengindahkan kaidah kesehatan. (7) Pasar Raya Padang merupakan pasar yang paling tertua di Kota Padang dan dikawasan ini juga terdapat banyak pedagang kaki lima (PKL). Pedagang kaki lima

3 (PKL) adalah mereka yang melakukan kegiatan usaha dagang yang dalam menjalankan usahanya menggunakan tempat fasilitas umum seperti trotoar, pinggir jalan umum, dan sebagainya. Pasar Raya Padang merupakan pusat perdagangan Kota Padang dan disekitar wilayah ini juga terdapat sarana rekreasi seperti Taman Imam Bonjol, Pantai Padang dan Jembatan Siti Nurbaya, sehingga wilayah banyak dilalui oleh kendaraan bermotor antara lain mobil, sepeda motor, angkutan umum dan truk, sehingga kawasan ini sering terjadi kemacetan. Transportasi menghasilkan emisi NO 2 dengan nilai faktor emisi untuk kendaraan mobil bahan bakar bensin yaitu 21.35 gr/liter bensin, kendaraan bahan bakar solar yaitu 8.15 gr/liter, dan sepeda motor bahan bakar bensin yaitu 7.12 gr/bensin. Emisi SO 2 menghasilkan faktor emisi yaitu 0.05 kg x 10 3. (8) Berdasarkan penelitian Sukirno (2009) di Terminal Giwangan Yogyakarta menyatakan bahwa hasil perhitungan tingkat resiko pajanan SO 2 dan NO 2 untuk pajanan real time diketahui terdapat 1 orang responden yang telah melibihi batas estimasi dosis pajanan harian dan konsentrasi yang diukur bahan bahkan khusus NO 2 telah melebihi baku mutu yang disyaratkan. (9) Berdasarkan penelitian Deli (2013) di Terminal Amplas Medan menyatakan bahwa hasil perhitungan tingkat resiko (RQ) pajanan SO 2 di dapatkan 30 orang responden yang memiliki RQ>1 yang menunjukkan sudah munculnya risiko terhadap gangguan saluran pernapasan sedangkan untuk NO 2 tidak ada responden yang berisiko. (10) Berdasarkan penelitian Gita (2015) di Terminal Ampera Palembang menyatakan bahwa hasil perhitungan tingkat resiko (RQ) pajanan SO 2 di dapatkan

4 10 orang responden yang memiliki RQ>1 yang memberikan resiko sedangkan untuk NO 2 tidak ada responden yang berisiko. (11) Berdasarkan data pemantauan kualitas udara kota Padang tahun 2015 oleh Bapedalda di terminal angkot Pasar Raya hasil di peroleh nilai konsentrasi polutan NO 2 5,98µg/Nm 3 dan nilai konsentrasi polutan SO 2 165.36 µg/nm 3. (12) Menurut PP 41 Tahun 1999 Baku mutu untuk NO 2 dengan waktu pengkuran sejam yaitu 400 µg/nm 3, 24 jam yaitu 150 µg/nm 3 dan satu tahun yaitu 100 µg/nm 3 sedangkan baku mutu SO 2 dengan waktu pengukuran sejam yaitu 900 µg/nm 3, 24 jam yaitu 365 µg/nm 3 dan satu tahun yaitu 60 µg/nm 3 maka konsentrasi polutan NO 2 dan SO 2 belum melampaui nilai baku mutu. (13) Setiap bahan pencemar mempunyai efek yang spesifik terhadap kesehatan, pematauan kualitas udara saja hanya menghasilkan informasi udara disuatu wilayah tercemar tetapi tidak bisa menggambarkan efek atau resiko terhadap kesehatan masyrakat. Analisis risiko kesehatan lingkungan (ARKL) dapaat memprakirakan efek bahan pencemar secara spesifik terhadap kesehatan. Polutan SO 2 mempunyai pengaruh utama terhadap manusia adalah iritasi, sistem pernapasan, beberapa penelitian menunjukkan bahwa iritasi tenggorokan. Pada beberapa individu yang terjadi pada konsentrasi 1-2 ppm. SO 2 dianggap polutan yang berbahaya bagi kesehatan terutama pada orang tua dan penderita yang mengalami penyakit kronis pada sistem pernapasan dan kardiovaskular. Individu dengan gejala tersebut sangat sensitif terhadap kontak dengan SO 2 meskipun dengan konsentrasi yang relatif rendah, misalnya 0,2 ppm atau lebih. (14) Nitrogen dioksida (NO 2 ) bersifat racun terutama terhadap paru paru, konsentrasi NO 2 lebih tinggi dari 100 ppm bersifat letal terhadap kebanyakan hewan dan 90% dari kematian tersebut disebabkan oleh gejala edama pulnomari.

5 Konsentrasi NO 2 sebesar 800 ppm atau lebih mengakibatkan 100% kematian pada hewan yang diuji dalam waktu 29 menit atau kurang. Pemberian sebanyak 5 ppm NO 2 selama 10 menit terhadap manusia mengakibatkan sedikit kesukaran dalam bernapas. (14) Gas NO 2 juga memberikan kelainan berupa terbenntuknya MethHB (Meth Hemoglobin), peningkatan inspiratory resistance, peningkatan ekspiratori resistensi, terjadinya sembab paru dan terjadinya fibrosis paru. (6) Berdasarkan wawancara yang telah dilakukan kepada 20 pedagang kaki lima di Pasar Raya, pedagang kaki lima merasakan sesak napas, sakit kepala dan mual terutama pada hari kerja khususnya pada siang dan sore hari. Berdasarkan latar belakang diatas peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang Analisis Risiko Kesehatan Lingkungan Paparan SO 2 (Sulfur dioksida) dan NO 2 (Nitrogen dioksida) Pada Pedagang Kaki Lima Di Pasar Raya Padang Tahun 2016. 1.2 Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang diatas maka yang menjadi rumusan masalahadalah bagaimana Analisis Risiko Kesehatan Lingkungan SO 2 (Sulfur dioksida) dan NO 2 (Nitrogen dioksida) Pada Pedagang Kaki Lima Di Pasar Raya Padang Tahun 2016. 1.3 Tujuan Penelitian 1.3.1 Tujuan Umum Menganalisis tingkat Risiko Kesehatan Lingkungan Paparan SO 2 (Sulfur dioksida) dan NO 2 (Nitrogen dioksida) Pada Pedagang Kaki Lima Di Pasar Raya Padang Tahun 2016.

6 1.3.2 Tujuan Khusus 1. Mengetahui konsentrasi SO 2 (Sulfur dioksida) dan NO 2 (Nitrogen dioksida) yang terdapat di udara ambien pada pedagang kaki lima di Pasar Raya Padang. 2. Mengetahui karakteristik antropometri dan pola aktivitas pedagang kaki lima yang berada di Pasar Raya Padang. 3. Mengetahui asupan pajanan SO 2 (Sulfur dioksida) dan NO 2 (Nitrogen dioksida) dari pajanan SO 2 (Sulfur dioksida) dan NO 2 (Nitrogen dioksida) pada pedagang kaki lima di Pasar Raya Padang. 4. Mengetaui tingkat risiko non karsinogenik pajanan SO 2 (Sulfur dioksida) dan NO 2 (Nitrogen dioksida) pada pedagang kaki lima di Pasar Raya Padang. 1.4 Manfaat Penelitian 1. Bagi Pemerintah Sebagai masukan kepada pemerintah (Dinas Pasar, Bapedalda, Kementrian Lingkungan Hidup, Dinas Kesehatan) untuk menyiapkan program yang lebih berdaya guna. 2. Bagi Peneliti Dapat memberikan pengalaman yang berguna bagi peneliti dan dapat mengembangkan penelitian sebelumnya. 3. Bagi Masyarakat Masyarakat dapat mengetahui besaran risiko pajanan SO 2 (Sulfur dioksida) dan NO 2 (Nitrogen dioksida) di udara terutama pada pedagang kaki lima di Pasar Raya Padang tahun 2016. 4. Bagi Akademisi Sebagai informasi dan bahan referensi bagi penelitian selanjutnya.

7 1.5 Ruang Lingkup Penelitian Sesuai dengan tujuan penelitian, maka peneliti membatasi ruang lingkup penelitian untuk mengukur konsentrasi SO 2 (Sulfur dioksida) dan NO 2 (Nitrogen dioksida) serta melakukan analsis risiko kesehatan lingkungan paparan SO 2 (Sulfur dioksida) dan NO 2 (Nitrogen dioksida) pada pedagang kaki lima di Pasar Raya Padang Tahun 2016.