BAB I PENDAHULUAN. perkembangan jasmani dan rohani si terdidik menuju terbentuknya kepribadian

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. manusia (SDM) yang berdaya tahan kuat dan perilaku yang handal. Kualitas. oleh sumber daya alamnya saja, melainkan SDM-nya juga.

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. potensi dirinya untuk memiliki kecakapan spiritual keagamaan, kepribadian,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. sangat membutuhkan pendidikan melalui proses penyadaran yang berusaha

BAB I PENDAHULUAN. semua pihak terhadap pendidikan anak-anak, karena anak adalah amanah yang

BAB I PENDAHULUAN. bidang ekonomi, sosial budaya dan juga pendidikan. kepribadian yang bulat dan untuk membentuk manusia sebagai makhluk

BAB I PENDAHULUAN. dalam keluarga, masyarakat, maupun kehidupan berbangsa dan bernegara. Maju

BAB I PENDAHULUAN. memberi pendidikan dengan proses dan model pembelajaran yang ditawarkan.

BAB I PENDAHULUAN. Mempelajari pendidikan Islam sangat penting bagi kehidupan setiap. muslim karena pendidikan merupakan suatu usaha yang membentuk

BAB I PENDAHULUAN. Islam yang akan menjadikan pendidikan berkualitas, individu-individu yang

BAB I PENDAHULUAN. maupun diluar sekolah. Mengingat demikian berat tugas dan pekerjaan guru, maka ia

BAB I PENDAHULUAN. Allah SWT mengisi dunia ini dengan berbagai macam ciptaannya, sehingga

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Islam. Akhlak dapat merubah kepribadian muslim menjadi orang yang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

BAB I PENDAHULUAN. sebagai pribadi maupun bagian dari masyarakat serta memiliki nilai-nilai moral

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. bagi kehidupan manusia yakni al-qur'an dan al-hadits yang di dalamnya

BAB I PENDAHULUAN. muda untuk memperoleh serta meningkatkan pengetahuannya. suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi anak didik sehingga menjadi orang yang dewasa fisik,

BAB I PENDAHULUAN. religiusitas dalam kehidupan manusia. Temuan-temuan empiric dan

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

BAB I PENDAHULUAN. dari pendidikan nasional tersirat dalam undang-undang sistem pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. dalam al-qur'an Surat al-mujadalah ayat 11, berikut ini yang berbunyi :

BAB I PENDAHULUAN. Sekretaris Jenderal MPR-RI, Undang-Undang Dasar 1945, Sekjen MPR-RI, Jakarta, hlm. 5 2

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang masalah. Manusia adalah makhluk yang paling mulia, karena manusia

BAB I PENDAHULUAN. membina kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai di dalam masyarakat dan

BAB I PENDAHULUAN. tidaknya peradaban manusia, tidak terlepas dari eksistensi pendidikan. Untuk itu

kognitif (intelektual), dan masyarakat sebagai psikomotorik.

BAB I PENDAHULUAN. merubah dirinya menjadi individu yang lebih baik. Pendidikan berperan

BAB I PENDAHULUAN. Pada era globalisasi dan berkembangnya ilmu pengetahuan dan

BAB I PENDAHULUAN. Syaiful Bahri Djamarah, Guru & Anak Didik Dalam Interaksi Edukatif, (Jakarta: Rineka Cipta, 2010), hlm 36.

BAB 1 PENDAHULUAN. proses pembelajaran kepada siswa (manusia) dalam upaya mencerdaskan dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. persesuaian dengan perkataan khalq yang berarti kejadian, serta erat hubunganya

BAB I PENDAHULUAN. pemahaman yang mereka miliki dan mereka butuhkan.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. membutuhkan sumber daya manusia yang dapat diandalkan. Pembangunan manusia

BAB I PENDAHULUAN. hlm Syaiful Sagala, Administrasi Pendidikan Kontemporer, Alfabeta, Bandung : 2005, hlm.

BAB I PENDAHULUAN. generasi mendatang. Dengan pendidikan diharapkan dapat menghasilkan. pendidikan itu merupakan suatu tuntutan dan keharusan.

BAB I PENDAHULUAN. kembali pemikiran kita tentang makna pendidikan itu sendiri. Pendidikan terkait dengan nilai-nilai, mendidik berarti memberikan,

BAB I PENDAHULUAN. membina kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai di dalam masyarakat dan kebudayaannya.

BAB I PENDAHULUAN. proses optimalisasi yang memerlukan waktu serta tahapan-tahapan tertentu. yang memiliki ilmu pengetahuan yang luas dan berprestasi.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan upaya untuk mencerdaskan, kehidupan bangsa dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kalangan ilmuwan khususnya para ahli pendidikan. Hal ini karena pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. diciptakan dalam bentuk yang paling sempurna. Disamping manusia. terjadi karena manusia dianugerahi akal oleh Allah Swt, sebagai

BAB I PENDAHULUAN. dan pengembangan potensi ilmiah yang ada pada diri manusia secara. terjadi. Dalam rangka pembangunan manusia Indonesia seutuhnya,

PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. meneruskannya dari generasi ke generasi, akan tetapi diharapkan dapat mengubah

BAB I PENDAHULUAN. manusia baik dalam hubungan dengan Tuhannya maupun berinteraksi dengan

BAB I PENDAHULUAN. sekolah sebagai lembaga pendidikan formal. Dalam Undang-Undang tentang

PENDAHULUAN. begitu pun keterkaitannya dengan Nabi-Nabi dan Rasul-Rasul-Nya sebagai

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Sebagai suatu kegiatan yang sadar akan tujuan, maka dalam pelaksanaannya

BAB I PENDAHULUAN. Implementasi Kurukulum 2013 Pada Pembelajaran PAI Dan Budi Pekerti

BAB I PENDAHULUAN. sekarang ini, pendidikan agama semakin dibutuhkan oleh manusia, terutama

BAB I PENDAHULUAN. menjadi dewasa. Remaja memiliki beberapa karakter yang khas, salah satunya

BAB I PENDAHULUAN. Problem kemerosotan moral akhir-akhir ini menjangkit pada sebagian

BAB I PENDAHULUAN. maju mundurnya suatu bangsa terletak pada baik tidaknya karakter dan akhlak

BAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah makhluk individu dan makhluk sosial. maksud bahwa manusia bagaimanapun juga tidak bisa terlepas dari individu

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan yang tidak dapat dilihat oleh mata lahir. Sabda Nabi Muhammad

BAB I PENDAHULUAN. 2003), (Jakarta: Sinar Grafika, 2009), hlm Undang-undang SISDIKNAS (Sistem Pendidikan Nasional) (UU RI No.

BAB I PENDAHULUAN. hidup yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan individu.

BAB I PENDAHULUAN. Di era modern ini, begitu pentingnya nilai dalam menjaga keharmonisan

BAB I PENDAHULUAN. sempurna sehingga ia dapat melaksanakan tugas sebagai manusia. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. sampai mencapai kedewasaan masing-masing adalah pendidikan. Pengalaman

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar

BAB I PENDAHULUAN. pengembangan akhlak mulia bukanlah menjadi tugas semata-mata dari

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu kebutuhan pokok bagi manusia. Tanpa

BAB I PENDAHULUHAN. untuk mengenal Allah swt dan melakukan ajaran-nya. Dengan kata lain,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. Bangsa Indonesia adalah bangsa yang sedang berkembang, maka pendidikan

BAB II KAJIAN TEORI. 1. Penelitian yang dilakukan oleh Syarif Hidayatullah (STAIN Jember,

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah pembelajaran pengetahuan, keterampilan, dan

BAB I PENDAHULUAN. beradaptasi dengan lingkungan sekitarnya. Tidak seorangpun yang dilahirkan

BAB I PENDAHULUAN. nilai-nilai kehidupan guna membekali siswa menuju kedewasaan dan. kematangan pribadinya. (Solichin, 2001:1) Menurut UU No.

BAB I PENDAHULUAN. di antara makluk-nya yang lain. Allah memberi banyak kelebihan kepada

BAB I PENDAHULUAN. atau tidaknya suatu negara di pengaruhi oleh faktor pendidikan. Begitu. sulit dibayangkan bagaimana dapat mencapai kemajuan.

BAB I PENDAHULUAN. Maka dari itu, potensi manusia diposisikan sebagai makhluk yang istimewa

BAB I PENDAHULUAN. karena maju dan mundurnya bangsa di tentukan oleh keadaan pendidikan yang di

BAB I PENDAHULUAN. yang semakin mengglobal dan kompetitif memunculkan tantangan-tantangan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu pilar dalam kemajuan bangsa, dan

BAB I PENDAHULUAN. kepada segenap kegiatan pendidikan. Sebagai suatu komponen pendidikan,

ا وا األهن األخالق هابقيت إى ذ بت أخالق ن ذ ب ا BAB I PENDAHULUAN

BAB 1 PENDAHULUAN. tetapi pendidikan bukan sesuatu yang ada dengan sendirinya, pendidikan harus di

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul

BAB I PENDAHULUAN. muda agar kelak dapat menghadapi kehidupan seperti sekarang ini.

BAB I PENDAHULUAN. Pembinaan moral bagi siswa sangat penting untuk menunjang kreativitas. siswa dalam mengemban pendidikan di sekolah dan menumbuhkan

BAB I PENDAHULUAN. penanaman akhlakul karimah, pembiasaan-pembiasaan atau keterampilan peserta

BAB I PENDAHULUAN. keberhasilan suatu bangsa. Dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun Negara yang demokratis, serta bertanggung jawab.

BAB I PENDAHULUAN. kondisi sosial kultural masyarakat Indonesia( Hamalik, 2001: 1)

BAB I PENDAHULUAN. kepribadian dan kemampuan menuju kedewasaan serta pembentukan manusia

BAB I PENDAHULUAN. tanggung jawab pendidikan yang terpikul di pundak orang tua.

BAB I PENDAHULUAN. interaksi positif antara anak didik dengan nilai-nilai yang akan

BAB I PENDAHULUAN. kedudukan yang sangat strategis dalam seluruh aspek kegiatan pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. dengan sengaja oleh orang dewasa agar seseorang menjadi dewasa. 1 Menurut Ki Hajar

BAB I PENDAHULUAN. Perilaku manusia dalam perspektif Al-Qur an merupakan wujud dari. penyesuaian diri dengan pengalaman hidupnya.

BAB I PENDAHULUAN. adalah bidang pendidikan. Pendidikan merupakan salah satu aspek terpenting

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan kepribadian dan kemampuan belajar baik dari segi kognitif,

BAB I PENDAHULUAN. tidak ada sekat secara tidak langsung menciptakan batas batas moralitas

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah suatu proses multi dimensial yang meliputi bimbingan atau pembinaan yang dilakukan secara sadar oleh pendidik terhadap perkembangan jasmani dan rohani si terdidik menuju terbentuknya kepribadian yang utama. 1 Senada dengan pengertian pendidikan tersebut Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional mendefinisikan pendidikan nasional bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan yang Maha Esa, berakhlaq mulia, sehat jasmani dan rohani, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggungjawab. 2 Dalam perkembangannya, ketika dicanangkan Program Wajib Belajar Pendidikan Dasar 9 Tahun pada tahun 1994, SMP Terbuka dijadikan salah satu program andalan untuk mensukseskan program ini. Penyelenggaraan SMP Terbuka merupakan salah satu bentuk aplikasi konsep teknologi pendidikan untuk mengatasi masalah perluasan kesempatan belajar. Melalui SMP Terbuka diupayakan agar siswa dapat melaksanakan kegiatan belajar sesuai dengan kebutuhan dan karakteristik pebelajar. 2003, h. 3. 1 A.D Ahmad Marimba, Pengantar Filsafat Islam, (Bandung: Al-Maarif, 1989), h. 5. 2 Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2003, Sistem Pendidikan Nasional, 1

2 SMP Terbuka merupakan salah satu sekolah alternatif dari pemerintah untuk anak-anak yang belum sempat meneruskan jenjang pendidikan karena berbagai faktor yang melatar belakanginya. Faktor dominan adalah tidak adanya biaya yang mencukupi untuk memperoleh pendidikan yang layak (tentunya dibandingkan dengan sekolah reguler, baik sistem, kurikulum, maupun sarana dan prasarana). SMP Terbuka diharapkan dapat menjangkau anak-anak usia SMP yang tidak dapat mengikuti pendidikan di SMP reguler (biasa). SMP Terbuka menjadi solusi bagi anak-anak yang tidak memiliki waktu untuk mengikuti pendidikan di SMP reguler akibat kendala sosial ekonomi, hambatan transportasi, letak geografis yang sulit dan kendala waktu karena harus membantu orangtua bekerja. 3 Oleh karena itu, Sistem pendidikan terbuka dapat dijadikan alternatif untuk memberikan layanan pendidikan bagi kelompok anak yang memiliki kendala semacam itu. Jadi, sangat beralasan jika akhirnya pemerintah Indonesia menetapkan SMP Terbuka sebagai salah satu alternatif dalam mengatasi masalah perluasan kesempatan belajar. Pendidikan sebagai suatu sistem terdiri atas beberapa komponen yang masing-masing saling berkaitan dan berhubungan untuk mencapai keberhasilan pendidikan sesuai dengan apa yang telah diprogramkan. Dengan demikian setiap komponen memiliki sifat tergantung sesamanya. Keselarasan antar komponen ini 3 Atwi Suparman dan Aminudin Zuhairi, Pendidikan Jarak Jauh Teori dan Praktek (Jakarta : Pusat Penerbitan Universitas Terbuka, 2004), h. 341.

3 akan menopang keberhasilan pencapaian tujuan pendidikan, salah satu diantara komponen tersebut adalah alat pendidikan. Menurut Jalaluddin alat pendidikan adalah segala sesuatu yang bisa menunjang kelancaran pendidikan dan salah satu dari alat pendidikan tersebut adalah pendidik. 4 Pengertian pendidikan tersebut memberikan gambaran bahwa dalam proses pendidikan mutlak terjadi interaksi antara pendidik dan peserta didik. Kualitas proses interaksi dalam kegiatan belajar di sekolah atau di kelas ditentukan oleh bagaimana guru mampu mengelola kelas, menguasai materi yang disampaikan, menggunakan metode yang tepat, serta penggunaan strategi dan pendekatan yang sesuai. Kegiatan itu semua merupakan tugas dan kewajiban seorang guru untuk menata, menyusun dan mengorganisasikannya. Dengan demikian faktor yang banyak mendukung terhadap keberhasilan siswa dalam mencapai tujuan pendidikan adalah guru. Pada dasarnya pendidikan yang pertama dan utama adalah orangtua merupakan penanggung jawab pertama dan yang utama terhadap pembinaan akhlak dan kepribadian seorang anak. Orang tua dapat membina dan membentuk akhlak dan kepribadian anak melalui sikap dan cara hidup yang diberikan orang tua yang secara tidak langsung merupakan pendidikan bagi sang anak. Dalam hal ini perhatian yang cukup dan kasih sayang dari orang tua tidak dapat dipisahkan dari upaya membentuk akhlak dan kepribadian seseorang. Namun ada beberapa faktor yang menyebabkan orangtua tidak dapat selamanya mendidik anaknya 4 Jalaludin, Teologi Pendidikan, (Jakarta: Raja Grafindo Persada:2002), cet ke 2, h.110.

4 sendiri, misalnya tuntutan orangtua yang semakin banyak dan pendidikannya yang rendah, sehingga ia (orangtua) menyerahkan anaknya pada sekolah. Dengan demikian pendidikan merupakan pembantu orangtua dalam mengembangkan dan membina potensi anak didik pada tahap berikutnya, sehingga definisi pendidik dapat diartikan setiap orang atau mereka yang memberikan mata pelajaran tertentu pada anak didik di sekolah. 5 Guru merupakan salah satu komponen terpenting dalam pendidikan dan mempunyai peranan yang sangat besar dan strategis. Salah satu peranan guru, terutama guru agama adalah memberikan contoh dan teladan yang baik kepada para siswanya. Hal ini disebabkan gurulah yang berada di barisan terdepan dalam pelaksanaan pendidikan. Gurulah yang langsung berhadapan dengan peserta didik untuk mentransfer ilmu pengetahuan sekaligus mendidik dengan nilai-nilai positif melalui bimbingan dan keteladanan. Karena itu guru dituntut agar dapat memberikan bimbingan dan motivasi sebaik mungkin kepada siswanya agar tercapai tujuan pendidikan. Pendek kata, guru mempunyai peranan yang sangat besar dan strategis dalam proses pendidikan. Sesuai dengan posisi dan tanggung jawabnya, maka tugas dan tanggung jawab guru bukan sekedar mentransfer ilmu pengetahuan kepada siswa melainkan lebih dari itu, yakni guru juga berkewajiban membina sikap dan membentuk watak dan jiwa anak didik yang sangat memerlukan masukan posistif dalam 5 Mukhtar, Desain Pembelajaran Pendidikan Agama Islam, (Jakarta: CV. Misika Anak Galiza, 2003), Cet. 3. h.73-74.

5 bentuk ajaran agama, ideologi dan lain-lain. 6 Disamping itu, dalam menjalankan tugasnya guru bukanlah sebatas kata-kata akan tetapi juga dalam bentuk perilaku, tindakan dan contoh (teladan) yang baik bagi siswanya, karena tingkah laku guru akan menjadi panutan siswa-siswanya. Jadi, tugas guru tidak hanya memberikan ilmu pengetahuan saja. Tetapi lebih dari itu tugas proritas guru adalah bagaimana membawa hati anak didik dekat dengan Allah SWT. Melihat pentingnya peranan guru diatas dan ikut serta dalam menyukseskan tercapainya tujuan pendidikan, maka hal tersebut sangat relevan dalam membina akhlak peserta didik supaya menjadi muslim yang sejati, karena akhlak sangat penting bagi pembentukan sikap dan tingkah laku anak, agar menjadi anak yang baik dan berakhlak karena pembentukan akhlak yang tinggi adalah tujuan utama dari pendidikan Islam serta menjadi penuntun untuk menjalani kehidupan yang sesuai dengan ajaran Islam. Seseorang tanpa dilandasi akhlaqul karimah (akhlak mulia) maka segalanya akan membawa malapetaka, hidup ini akan kacau balau, tidak dapat lagi membedakan mana yang baik dan mana yang buruk, sehingga kehidupan bermasyarakat akan menjadi berantakan. Pentingnya akhlaq ini tidak saja dirasakan oleh manusia dalam kehidupan perseorangan, tetapi juga dalam kehidupan berkeluarga dan bermasyarakat, bahkan tidak kurang-kurangnya juga dirasakan dalam kehidupan berbangsa atau bernegara. Sebagaimana yang dikemukakan oleh Nasirudin Razak Pendidikan 6 Syaiful Sagala, Kemampuan Profesional Guru dan Tenaga Kependidikan, (Bandung: Alfabeta, 2011), h. 13.

6 Akhlaqul Karimah (akhlak mulia) adalah faktor penting dalam membina suatu umat untuk membangun suatu bangsa. 7 Manusia dapat dikatakan makhluk yang mulia, jika dalam dirinya melekat akhlak islam yaitu akhlaqul karimah. Hal ini dapat dilihat dari salah satu misi yang dibawa Nabi Muhammad SAW tidak lain adalah untuk mentransformasikan moral dan spiritual dalam kehidupan manusia seperti yang terdapat dalam hadits nabi Muhammad SAW yang berbunyi: Artinya: Sesungguhnya aku ditus oleh Allah adalah untuk menyempurnakan akhlaq. 8 Mengingat pentingnya akhlaq dalam kehidupan manusia secara umum dan khususnya bagi siswa, maka perlu adanya upaya guru agama dalam pembentukan ahklaq siswa di rancang dengan baik, sistematis dan dilaksanakan dengan sungguh-sungguh dikalangan remaja, karena anak pada usia sekolah lanjutan pertama termasuk pada periode usia pubertas atau disebut juga masa remaja awal yaitu masa dimana tingkat emosinya menonjol, dorongan nafsunya kuat, jiwanya penuh pertentangan dan kegoncangan, sikap dan tingkah lakunya sulit diatur, sehingga banyak adanya dekadensi moral yang terjadi dikalangan usia tersebut. h.512. 7 Nasruddin Razak, Dienul Islam, (Bandung: Al-Ma arif, 1973), h. 47. 8 Ahmad bin Hanbal, Musnad Imam Ahmad bin Hanbal, (tt, Muassasah Arrisalah: 1999),

7 Seperti adanya perkelahian antar teman, tidak sopan terhadap guru dan lainlainnya. Dengan bekal pendidikan akhlaqul karimah yang kuat diharapkan akan lahir anak-anak masa depan yang memiliki keunggulan kompetitif yang ditandai dengan kemampuan intelektual yang tinggi (ilmu pengetahuan dan teknologi) yang diimbangi dengan penghayatan nilai keimanan, akhlak, psikologis, dan sosial yang baik. 9 Dari sini, dapat diambil kesimpulan bahwa guru agama bukan sekedar mengajar ilmu pengetahuan agama saja, tetapi guru harus bisa mendidik, mengarahkan, mengisi rohani mereka, memberi motivasi, menanamkan dan menumbuhkan budi pekerti dan akhlak yang baik serta melatih mereka untuk membiasakan berbuat baik dan beribadah kepada Allah SWT sehingga pemahaman tersebut bukan hanya pemahaman saja tetapi juga diamalkan. Oleh karena itu peranan seorang guru terutama guru agama islam diupayakan untuk dapat membentuk akhlak siswa agar memiliki kepribadian muslim serta berakhlaqul karimah. Berpijak dari paparan diatas, maka penulis akan mengadakan penelitian yang berjudul Peranan Guru PAI Dalam Pembentukan Akhlaqul Karimah Siswa Di SMP Negeri Terbuka 25 Surabaya. Cet. 2, h. 9. 9 Mukhtar, Desain Pembelajaran Pendidikan Agama Islam, (Jakarta : Misaka Galiza, 2003),

8 B. Rumusan Masalah Dari latar belakang diatas, dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut: 1. Bagaimana pembentukan akhlaq siswa di SMP Negeri Terbuka 25 Surabaya? 2. Bagaimana peranan guru PAI dalam pembentukan akhlaqul karimah siswa di SMP Negeri Terbuka 25 Surabaya? 3. Apa saja faktor penghambat dan pendukung guru PAI dalam pembentukan akhlaqul karimah siswa di SMP Negeri Terbuka 25 Surabaya? C. Tujuan Penelitian Adapun tujuan penelitiannya adalah: 1. Untuk mendeskripsikan pembentukan akhlaq siswa di SMP Negeri Terbuka 25 Surabaya 2. Untuk mendeskripsikan peranan guru PAI dalam pembentukan akhlaqul karimah siswa di SMP Negeri Terbuka 25 Surabaya 3. Untuk mendeskripsikan faktor penghambat dan pendukung guru PAI dalam pembentukan akhlaqul karimah siswa di SMP Negeri Terbuka 25 Surabaya D. Kegunaan Penelitian Dalam penelitian yang penulis lakukan, terdapat beberapa manfaat, baik secara teoritis maupun praktis :

9 a. Aspek Teoritis Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan secara teoritis khususnya bagi guru untuk menjalankan perannya di lembaga formal (sekolah) maupun non formal seperti di lembaga-lembaga pelatihan. Serta memperkaya khazanah ilmu pengetahuan dan pengajaran agama khususnya. b. Aspek Praktis Secara praktis hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat dan sebagai masukan khusunya bagi guru pendidikan agama islam dan budi pekerti. E. Telaah Pustaka Dalam penelitian terdahulu kali ini penulis akan mendeskripsikan beberapa karya skripsi sebelumnya yang ada kaitanya tentang peranan guru PAI dalam pembentukan akhlaqul karimah siswa, di antaranya: Pertama, Sri Indayani, Riska, 2005. Alumnus UIN malang dengan judul Peran Pendidikan Agama Islam Dalam Pembinaan Akhlakul Karimah Siswa Di SMP Negeri 13 Malang. Dalam skripsi tersebut menghasilkan sebuah kesimpulan bahwa Pelaksanaan Pendidikan Agama Islam yang diselenggarakan di SMP Negeri 13 Malang mempunyai peran yang sangat penting dalam pembinaan akhlakul karimah siswa, dengan Pendidikan Agama Islam siswa-siswi lebih bisa mengontrol diri mereka dan merubah sikap buruk mereka.

10 Kedua, Siti Rohmawati, 2012. Alumnus Fakultas Tarbiyah IAIN Sunan Ampel Surabaya menulis skripsinya berjudul Pengaruh penerapan strategi developmentaly appropiate practice (DAP) terhadap pembentukan akhlaqul karimah siswa pada kelas VII A di SMP Muhammadiyah 4 Gadung Surabaya. Dalam skripsi tersebut menghasilkan sebuah kesimpulan bahwa ada pengaruh yang positif antara pengaruh penerapan strategi DAP terhadap pembentukan akhlaqul karimah siswa pada kelas VII A di SMP Muhammadiyah 4 Gadung Surabaya Kedua penelitian skripsi di atas mempunyai keterkaitan dengan skripsi yang ditulis yaitu pembentukan akhlak, berbeda dengan penelitian yang akan penulis laksanakan pada skripsi ini. skripsi ini terfokus pada peranan guru PAI dalam pembentukan akhlak pada siswa. Oleh karena itu, pada skripsi kali ini penulis akan mencoba mengangkat sebuah penelitian dengan judul Peranan Guru PAI Dalam Pembentukan Akhlaqul Karimah Siswa Di Smp Negeri Terbuka 25 Surabaya F. Definisi Operasional Untuk menghindari kesalahpahaman dan kekeliruan terhadap judul skrispsi Peranan Guru PAI Dalam Pembentukan Akhlaqul Karimah Siswa Di SMP Negeri Terbuka 25 Surabaya, maka penulis akan memaparkan sebagai berikut:

11 1. Peranan adalah Tindakan yang dilakukan oleh seseorang dalam suatu peristiwa. 10 2. Guru PAI adalah berarti orang yang pekerjaannya (mata pencahariannya, profesinya) mengajar mata pelajaran PAI. 11 Jadi peranan guru PAI yang dimaksud disini adalah serangkaian tindakan yang dilakukan oleh orang yang pekerjaannya mengajar mata pelajaran PAI sehingga membuat seseorang tahu atau mampu untuk melaksanakan sesuatu, atau memberikan pengetahuan dan keahlian dalam suatu peristiwa. 3. Pembentukan adalah Pembentukan berasal dari akar kata bentuk yang mempunyai makna proses, perbuatan, cara membentuk. 12 4. Akhlaqul karimah adalah Budi pekerti yang mulia, adat kebiasaan, perangai atau segala sesuatu yang menjadi tabiat. 13 5. Siswa adalah subjek yang terlibat dalam kegiatan belajar mengajar di sekolah. 14 Jadi, yang dimaksud dengan pembentukan akhlaq adalah proses bimbingan dan usaha sungguh-sungguh yang bertujuan untuk mengarahkan, memperbaiki, membentuk siswa agar berakhlaqul karimah dan sesuai dengan ajaran agama islam. Pembentukan akhlaq dalam hal ini lebih difokuskan dalam pembentukan akhlak siswa yang dibatasi dalam hal-hal antara lain : ketaatan 751. 10 Tim Penyusun, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta : Balai Pustaka, 2005), Cet. 3, h. 11 Ibid, h.330. 12 Ibid, h.119. 13 Mahjuddin Haji, Akhlaq Tasawuf II, (Jakarta: Kalama Mulia, 2010) h. 1 14 Dimyati, Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 1999) h.22.

12 siswa terhadap tata tertib sekolah, terhadap kewajiban agama, sikap terhadap guru dan teman, serta kejujuran. Dari pemaparan diatas, dapat disimpulkan bahwa peranan guru PAI dalam pembentukan akhlaqul karimah siswa di SMP Negeri Terbuka 25 Surabaya adalah segenap proses yang dilakukan oleh guru agama guna dalam mengarahkan tenaga dan pikiran untuk melakasanakan, mempertahankan dan menyempurnakan sesuatu yang telah ada dalam diri siswa, sehingga mereka memiliki budi pekerti yang baik dan mulia sesuai dengan ajaran agama islam. G. Sistematika Pembahasan Agar pembahasan dalam penelitian (skripsi) ini mengarah kepada maksud yang sesuai dengan judul, maka pembahasan ini penulis susun menjadi lima bab dengan rincian sebagai berikut: BAB I merupakan bab Pendahuluan yang memuat tentang langkahlangkah penelitian yang berkaitan dengan rancangan pelaksanaan penelitian secara umum. Terdiri dari sub-sub bab tentang Latar Belakang Masalah, Rumusan Masalah, Tujuan Penelitian, Kegunaan Penelitian, Telaah Pustaka, Definisi Operasional, Dan Sistematika Pembahasan. BAB II merupakan bab Kajian Teori, yang menguraikan tentang teoriteori yang berkenaan dengan skripsi ini yaitu: kajian tentang Peranan Guru PAI Dalam Pembentukan Akhlaqul Karimah Siswa Di SMP Negeri Terbuka 25 Surabaya meliputi:

13 Pertama, Tinjauan tentang guru PAI yang terdiri dari Pengertian PAI, Syarat- Syarat Guru PAI, Sifat Guru PAI, Tanggungjawab Dan Tugas Guru PAI Serta Peranan Guru PAI. Kedua, tentang Akhlaqul karimah yang terdiri dari Pengertian Akhlak, Dasar Akhlaq, Tujuan Pembentukan Akhlaq, Metode Pembentukan Akhlaq, Faktor- Faktor Yang Mempengaruhi Pembentukan Akhlak, Langkah-Langkah Dalam Pembentukan Akhlaqul Karimah. Ketiga, tentang Peranan Guru PAI Dalam Pembentukan Akhlaqul Karimah Siswa BAB III merupakan bab Metode Penelitian. Bab ini berisi tentang, Jenis dan Pendekatan Penelitian, Jenis dan Sumber Data, Tahap-tahap Penelitian, Kehadiran Peneliti Metode Pengumpulan Data, Metode Analisis Data. BAB IV merupakan BAB Hasil Penelitian yang berisi tentang data khusus tentang Gambaran umum mengenai SMP Negeri Terbuka 25 Surabaya serta Penyajian dan Analisis data BAB V PENUTUP merupakan Bab terakhir yang berisi kesimpulan dan saran-saran yang diikuti dengan daftar pustaka serta lampiran-lampirannya.