SEMINAR NASIONAL PEMAKALAH PENDAMPING

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 PENDAHULUAN. keduanya. Sastra tumbuh dan berkembang karena eksistensi manusia dan sastra

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. menjadi orang yang bermanfaat bagi bangsa dan negara. Setiap manusia harus

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan pilar utama bagi kemajuan bangsa dan negara.

BAB I PENDAHULUAN. berubah dari tradisional menjadi modern. Perkembangan teknologi juga

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Nasional menyebutkan bahwa kurikulum adalah seperangkat

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang Sisdiknas tahun 2003 pasal I mengamanahkan bahwa tujuan

PERAN GURU DALAM MENANAMKAN PENDIDIKAN KARAKTER DI SEKOLAH DASAR 1

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan bangsa, oleh karena itu setiap individu yang terlibat dalam

BAB I PENDAHULUAN. pengawasan orang tua terhadap kehidupan sosial anak, kondisi lingkungan anak

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB II LANDASAN TEORI

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan pada dasarnya memiliki tujuan untuk mengubah perilaku

PENGEMBANGAN PENDIDIKAN KARAKTER DI SEKOLAH. Agus Munadlir Fakultas Ilmu Pendidikan IKIP PGRI Wates

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. mengalami gejolak dalam dirinya untuk dapat menentukan tindakanya.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dalam Undang-undang Nomor 20 tahun 2003 Pasal 1 Ayat (1) tentang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan sistem yang harus dijalankan secara terpadu dengan

BAB I PENDAHULUAN. Pembinaan moral bagi siswa sangat penting untuk menunjang kreativitas. siswa dalam mengemban pendidikan di sekolah dan menumbuhkan

BAB I PENDAHULUAN. bermoral, sopan santun dan berinteraksi dengan masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Dengan potensi tersebut, seseorang akanmenjadi manfaat atau tidak untuk dirinya

BAB I PENDAHULUAN. Masalah, b) Rumusan Masalah, c) Tujuan Penelitian, d) Manfaat Penelitian, e)

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu wadah yang didalamnya terdapat suatu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. segala lingkungan dan sepanjang hidup. Pendidikan dapat dikatakan sebagai

PENANAMAN NILAI-NILAI KARAKTER BANGSA DALAM PEMBELAJARAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

AL-QUR AN SEBAGAI PERANTARA PENGUATAN KARAKTER (RELIGIUS, TOLERANSI DAN DISIPLIN) MAHASISWA FKIP PGSD UMS ANGKATAN 2012

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. telah mengundang berbagai musibah dan bencana di negri ini. Musibah dan

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. gaya atau sifat khas dari diri seseorang yang bersumber dari bentukan-bentukan

NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM NOVEL DAUN YANG JATUH TAK PERNAH MEMBENCI ANGIN KARYA TERE LIYE DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. anggota suatu kelompok masyarakat maupun bangsa sekalipun. Peradaban suatu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu hal yang penting bagi setiap manusia.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sekolah merupakan suatu lembaga pendidikan formal yang mempunyai

BAB II LANDASAN TEORI. Apresiasi berasal dari bahasa latin apreciatio yang berarti mengindahkan

BAB 1 PENDAHULUAN. pendidikan karakter dalam menanamkan nilai-nilai kebangsaan. Di samping

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. baik merupakan dasar dari pendidikan. Menurut Suryosubroto (2010:16),

BAB 1 PENDAHULUAN. murid, siswa, mahasiswa, pakar pendidikan, juga intektual lainnya.ada

BAB I PENDAHULUAN. untuk mengikuti dan menaati peraturan-peraturan nilai-nilai dan hukum

Penanaman Nilai-Nilai Moral Pada Anak Usia Dini

BAB I PENDAHULUAN. Persoalan utama yang dihadapi bangsa Indonesia adalah minimnya nilainilai

BAB I PENDAHULUAN. Secara umum pendidikan bertujuan untuk menjadikan manusia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. karakter yang diimplementasikan dalam institusi pendidikan, diharapkan dapat

BAB I PENDAHULUAN. emosional (Nurgiyantoro: 2007:2). Al-Ma ruf (2010:3) berpendapat bahwa,

ETIKA DAN MORAL dalam Pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. generasi penerus. Karakter itu penting, karena banyak masyarakat memiliki

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. dan telah diatur dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional tahun 2003.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. yang termasuk dalam aspek kebudayaan, sudah dapat dirasakan oleh

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan fenomena manusia yang fundamental, yang juga

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. patriotisme, dan ciri khas yang menarik (karakter) dari individu dan masyarakat bangsa

BAB I PENDAHULUAN. adalah generasi penerus yang menentukan nasib bangsa di masa depan.

LAPORAN KEGIATAN PPM

BAB I PENDAHULUAN. hidup (life skill atau life competency) yang sesuai dengan lingkungan kehidupan. dan kebutuhan peserta didik (Mulyasa, 2013:5).

BAB I PENDAHULUAN. (aspek keterampilan motorik). Hal ini sejalan dengan UU No.20 tahun 2003

ANALISIS TUJUAN MATA PELAJARAN Mata Pelajaran : Pendidikan Agama Islam. Ranah Kompetensi K A P

PEMBENTUKAN WATAK BANGSA INDONESIA MELALUI PENDIDIKAN PANCASILA SEBAGAI UPAYA PEMBANGUNAN BANGSA INDONESIA ABAD 21

BAB I. A. Latar Belakang Penelitian. sistem yang lain guna mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Pendidikan karakter mutlak diperlukan bukan hanya di sekolah, tetapi juga

ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. mewujudkan manusia yang cerdas dan berkarakter. Pendidikan sebagai proses

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pembangunan nasional. Menurut Samani dan Harianto (2011:1) paling tidak ada

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan kualitas sumber daya manusia merupakan prasyarat mutlak

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. BP. Dharma Bhakti, 2003), hlm Depdikbud, UU RI No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional, (Jakarta :

BAB I PENDAHULUAN. Karakter merupakan hal sangat esensial dalam berbangsa dan

BAB I PENDAHULUAN. setiap warga negara berhak mendapatkan pendidikan. Kemudian dalam

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini permasalahan pendidikan merupakan permasalahan yang. merupakan bagian dari upaya membangun karakter dan budaya.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

PENDIDIKAN KARAKTER BERBASIS KEARIFAN LOKAL BUDAYA JAWA. Novi Trisna Anggrayni Program Studi Pendidikan Sekolah Dasar Universitas PGRI Yogyakarta

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. pembelajaran di sekolah baik formal maupun informal. Hal itu dapat dilihat dari

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

BAB I PENDAHULUAN. BP. Dharma Bhakti, 2003), hlm. 6. 2

BAB I PENDAHULUAN. sikap yang buruk berupa ungkapan vulgar serta mudah tersulut emosi, sehingga

34. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia untuk Sekolah Menengah Atas Luar Biasa Tunarungu (SMALB B)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

PENGEMBANGAN PENDIDIKAN KARAKTER BANGSA BERBASIS KEARIFAN LOKAL* 1

BAB I PENDAHULUAN. berbagai segi kehidupan. Kenyataan menunjukkan bahwa pemakaian bahasa. dalam suatu pembelajaran di lembaga pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. Rosdakarya, 2013, hlm Barnawi & M. Arifin, Strategi & kebijakan Pembelajaran Pendidikan Karakter,

BAB I PENDAHULUAN. usaha untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. daya manusia merupakan prasyarat mutlak untuk mencapai tujuan pembangunan. Salah satu

BAB I PENDAHULUAN. sikap, perilaku, intelektual serta karakter manusia. Menurut Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN. social sebagai pedoman hidup. Dapat disimpulkan bahwa pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan bagi kehidupan manusia merupakan kebutuhan mutlak yang

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. masalah pendidikan menjadi hal yang utama bahkan mendapat perhatian dari

PENDIDIKAN KARAKTER CERDAS FORMAT KELOMPOK (PKC - KO) DALAM MEMBENTUK KARAKTER PENERUS BANGSA

BAB I PENDAHULUAN. juga mempunyai sifat membangun dalam kehidupan manusia. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. mencerminkan sosok manusia berkarakter. Beliau membawa misi risalahnya

BAB I PENDAHULUAN. sekarang merupakan persoalan yang penting. Krisis moral ini bukan lagi

BAB I PENDAHULUAN. tingkat lokal, nasional, maupun internasional. Persoalan yang muncul di

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah usaha sadar yang dilakukan pendidik untuk

Transkripsi:

PROSIDING SEMINAR NASIONAL MENJADI GURU INSPIRATOR Kenali dan Kembangkan Kemampuan Intelegensi Generasi Emas untuk Indonesia Emas PEMAKALAH PENDAMPING Sabtu, 22 Rajab 1437 H / 30 April 2016 M Auditorium Ukhuwah Islamiyah Universitas Muhammadiyah Purwokerto 19

20

PERANAN PELAJARAN BAHASA INDONESIA DALAM MEMBENTUK KARAKTER SISWA SEKOLAH DASAR 1 Cerianing Putri Pratiwi 2 PGSD FIP IKIP PGRI Madiun ABSTRAK Pelajaran Bahasa Indonesia dapat membentuk karakter siswa sekolah dasar. Hal itu dikarenakan Pelajaran Bahasa Indonesia akan mengajarkan siswa dalam berbahasa yang baik, sopan, dan santun. Bahasa juga merupakan cerminan seseorang, yang artinya karakter dan kepribadian seseorang dapat dilihat dari bahasanya. Dengan melatih siswa berbahasa yang baik, akan membantu siswa dalam membentuk karakter yang baik. Selain itu, pelajaran Bahasa Indonesia juga mengajarkan tentang kesusastraan Indonesia. Di mana dalam sastra terkandung nilai-nilai moral yang terselip dalam sebuah amanat. Amanat itu berupa nilai moral yang bersesuaian dengan pendidikan karakter. Banyak karya sastra lama dan modern yang mengandung pendidikan karakter, seperti kemanusiaan, suka menolong, harga diri, religius, kerja keras. Di dalam sebuah sastra, mengandung nilai-nilai moral yang dapat dijadikan keteladanan untuk siswa dengan melalui bimbingan guru. Kata Kunci: Pelajaran Bahasa Indonesia, Karakter, Pendidikan Karakter 1 Makalah disampaikan pada acara Seminar Nasional Menjadi Guru Inspirator Kenali dan Kembangkan Kemampuan Intelegensi Emas untuk Indonesia Emas di Prodi PGSD FKIP Universitas Muhammadiyah Purwokerto Tanggal 30 April 2016. 2 Koresponden mengenai isi makalah ini dapat dilakukan melalui: cerianingp@yahoo.com 21

PENDAHULUAN Dewasa ini banyak dijumpai fenomena yang terjadi dalam masyarakat, seperti kenakalan remaja dalam masyarakat, tawuran, seks bebas, pencurian, perampokan, dan jenis kenakalan lainnya. Fenoma tersebut dapat terjadi karena kurangnya pendidikan tentang akhlak dan moral sehingga mampu melakukan hal menyimpang tersebut. Melihat banyaknya fenoma tersebut, sudah seharusnya dilakukan berbagai cara untuk meminimalkan berbagai masalah tersebut. Salah satu cara yang dapat dilakukan adalah dengan membenahi karakter anak bangsa. Perkembangan zaman menuntut manusia tidak hanya cerdas dalam intelektual namun juga berkarakter. Karakter sangat penting dimiliki oleh setiap anak bangsa. Hal itu dikarenakan, tanpa adanya karakter manusia akan kehilangan jati diri. Berkaca pada betapa penting karakter untuk anak, maka sekarang ini banyak dilakukan intensitas peningkatan pelaksanaan pendidikan karakter pada pendidikan formal. Salah satu usaha yang dilakukan yaitu dengan menerapkan pendidikan karakter pada semua tingkat pendidikan, baik di tingkat SD, SMP, SMA, dan juga perguruan tinggi. Hal itu sejalan dengan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 bab 1 pasal 1 ayat 1 tentang sistem Pendidikan nasional Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spititual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara. Berdasarkan hal tersebut, maka tujuan pendidikan selain mencerdaskan kognitif, juga mencerdaskan karakter. Hal tersebut dikarenakan kesuksesan seseorang tidak ditentukan sematamata oleh pengetahuan saja, tetapi juga oleh kemampuan mengelola diri dan orang lain. Keduanya harus berjalan seimbang agar terbentuk seseorang yang berkualitas. Salah satu cara untuk membentuk siswa berkarakter di lingkungan sekolah yakni melalui Pelajaran Bahasa Indonesia. Bahasa merupakan hal yang penting untuk manusia, karena bahasa adalah alat komunikasi. Tanpa bahasa seseorang tidak bisa berhubungan dengan sesama. Bahasa juga merupakan cerminan seseorang, yang artinya karakter dan kepribadian seseorang dilihat dari bahasanya. Pelajaran Bahasa Indonesia akan mengajarkan siswa dalam berbahasa yang baik, sopan dan santun. Selain itu, pelajaran bahasa Indoneisa juga mengajarkan tentang sastra, di 22

mana sastra juga dapat dijadikan media untuk pembentukan karakter seseorang. PEMBAHASAN A. Karakter Karakter dimaknai sebagai cara berpikir dan berperilaku yang khas tiap individu untuk hidup dan bekerja sama, baik dalam lingkup keluarga, masyarakat, bangsa, dan negara. Individu yang berkarakter baik adalah individu yang dapat membuat keputusan dan siap mempertanggungjawabkan setiap akibat dari keputusannya. Karakter dapat dianggap sebagai nilai-nilai perilaku manusia yang berhubungan dengan Tuhan Yang Maha Esa, diri sendiri, sesama manusia, lingkungan, dan kebangsaan yang terwujud dalam pikiran, sikap, perasaan, perkataan, dan perbuatan berdasarkan norma-norma agama, hukum, tata krama, budaya, adat istiadat, dan estetika (Samani dan Hariyanto, 2012:41). Koesuma (2010:80) berpendapat istilah karakter dianggap sebagai ciri atau karakteristik atau gaya atau sifat dari diri seseorang yang bersumber dari bentukan-bentukan yang diterima dari lingkungan. Karakter adalah sifat batin manusia yang mempengaruhi segenap pikiran dan perbuatannya. Banyak yang memandang atau mengartikannya identik dengan kepribadian. Karakter sebenarnya lebih sempit daripada kepribadian dan hanya merupakan salah satu aspek dari kepribadian. Menurut Majid dan Dian Andayani (2012:12) karakter adalah watak, sifat, atau hal-hal yang memang sangat mendasar yang ada pada diri seseorang. Halhal yang sangat abstrak yang ada pada diri seseorang. Sering orang menyebutnya dengan tabiat atau perangai. Sebagai identitas atau jati diri suatu bangsa, karakter merupakan nilai dasar perilaku yang menjadi acuan tata nilai interaksi antar manusia. Secara universal berbagai karakter dirumuskan sebagai nilai hidup bersama berdasarkan atas pilar, kedamaian (peace), menghargai (respect), kerja sama (cooperation), kebebasan (freedom), kebahagiaan (happiness), kejujuran (honesty), kerendahan hati (humility), kasih sayang (love), tanggung jawab (responsibility), kesederhanaan (simplicity), toleransi (tolerance), dan persatuan (unity) (Samani dan Hariyanto, 2012:43). Berdasarkan paparan di atas, maka dapat disintesiskan bahwa karakter adalah sikap batin manusia yang sangat mendasar yang dapat mempengaruhi perilaku baik dengan Tuhan maupun dengan sesama manusia. Karakter juga dapat berwujud tingkah laku yang ditujukan kelingkungan sosial, keduanya relatif permanen serta menuntun, mengerahkan dan mengorganisasikan aktifitas individu. 23

B. Pendidikan Karakter Pendidikan karakter adalah hal posisif apa saja yang dilakukan guru dan berpengaruh kepada karakter siswa yang diajarkannya. Pendidikan karakter juga dapat didefinisikan sebagai pendidikan yang mengembangkan karakter yang mulia (good character) dari peserta didik dengan mempraktikan dan mengajarkan nilai-nilai moral dan pengambilan keputusan yang beradap dalam hubungannya dengan Tuhannya (Samani dan Hariyanto, 2012:41-44). Pendidikan karakter adalah upaya sadar dan sungguh-sungguh dari seorang guru untuk mengajarkan nilai-nilai kepada siswanya (Winton dalam Samani dan Hariyanto, 2012:43). Wibowo (2012:36) menyatakan pendidikan karakter, yaitu pendidikan yang menanamkan dan mengembangkan karakter-karakter luhur kepada anak didik, sehingga mereka memiliki karakter luhur itu, menerapkan dan mempraktikan dalam kehidupannya, entah dalam keluarga, sebagai anggota masyarakat dan warga negara. Selain itu, Megawangi (2004:95) juga mendefinisikan pendidikan karakter adalah sebuah usaha untuk mendidik anakanak agar dapat mengambil keputusan dengan bijak dan mempaktikkannya dalam kehidupan sehari-hari, sehingga mereka dapat memberikan kontribusi yang positif kepada lingkungannya. Pendidikan karakter merupakan suatu sistem penanaman nilai-nilai karakter kepada warga sekolah yang meliputi komponen pengetahuan, kesadaran atau kemauan, dan tindakan untuk melaksanakan nilai-nilai tersebut, baik terhadap Tuhan Yang Maha Esa (YME), diri sendiri, sesama, lingkungan, maupun kebangsaan sehingga menjadi manusia yang lebih baik. Sementara itu Alfie Kohn (dalam Samani dan Hariyanto, 2012: 44) menyatakan bahwa pendidikan karakter dapat didefinisikan secara luas dan sempit. Dalam makna yang luas pendidikan karakter mencakup hampir seluruh usaha sekolah di luar bidang akademis terutama yang bertujuan untuk membantu siswa tumbuh menjadi seseorang yang memiliki karakter yang baik. Dalam makna sempit pendidikan karakter dimaknai sebagai sejenis pelatihan moral yang merefleksikan nilai tertentu. Samani dan Hariyanto (2012:45) mendefinisikan pendidikan karakter adalah proses pemberian tuntunan kepada peserta didik untuk menjadi manusia seutuhnya yang berkarakter dalam dimensi hati, pikir, raga, serta rasa dan karsa. Pendidikan karakter dapat dimaknai sebagai pendidikan nilai, pendidikan budi pekerti, pendidikan moral, pendidikan watak, yang bertujuan mengembangkan kemampuan peserta didik untuk memberikan keputusan baik-buruk, memelihara apa yang baik, dan mewujudkan kebaikan itu dalam kehidupan sehari-hari dengan sepenuh hati. Pendidikan karakter sebagai suatu sistem penanaman nilai-nilai karakter kepada warga sekolah yang meliputi komponen pengetahuan, kesadaran atau kemauan, dan tindakan untuk melaksanakan nilai- 24

nilai tersebut baik terhadap Tuhan Yang Maha Esa, diri sendiri, sesama, lingkungan, maupun kebangsaan sehingga menjadi manusia insan kamil. Hampir sama dengan pendapat Raharjo (2010:233) bahwa pendidikan karakter adalah proses pendidikan secara holistik yang menghubungkan dimensi moral dengan ranah sosial dalam kehidupan peserta didik sebagai pondasi bagi terbentuknya generasi berkualitas yang mampu hidup mandiri dan memiliki prinsip suatu kebenaran yang dapat dipertangungjawabkan. Mengacu pada uraian di atas, maka dapat disintesiskan bahwa pendidikan karakter adalah pendidikan yang mengupayakan pembentukan karakter peserta didik agar memiliki nilai-nilai karakter yang baik pada dirinya. Pendidikan karakter bukan terletak pada materi pembelajaran melainkan pada aktivitas yang melekat, mengiringi, dan menyertainya. C. Pelajaran Bahasa Indonesia Pelajaran Bahasa Indonesia merupakan salah satu aspek penting yang perlu diajarkan kepada para siswa di sekolah dasar. Hal itu dikarenakan, bahasa Indonesia merupakan bahasa negara dan bahasa pemersatu bangsa. Selain itu Bahasa Indonesia juga berkedudukan sebagai bahasa budaya dan bahasa ilmu. Dalam kedudukannya bahasa sebagai bahasa ilmu, bahasa Indonesia berfungsi sebagai bahasa pendukung ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK). Dengan demikian bahasa Indoensia mempunyai peran sebagai bahasa pengembang ilmu pengetahuan. Pelajaran Bahasa Indonesia merupakan pelajaran penting yang harus diajarkan pada siswa, sehingga mata pelajaran ini selalu diberikan pada setiap jenjang pendidikan, mulai dari SD hingga perguruan tinggi. Dari pelajaran bahasa Indonesia diharapkan siswa mampu menguasai, memahami, dan dapat mengimplementasikan keterampilan berbahasa. Permendiknas No. 22 Tahun 2006, bahasa memiliki peran sentral dalam perkembangan intelektual, sosial, dan emosional peserta didik dan merupakan penunjang keberhasilan dalam mempelajari semua bidang studi. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 22 Tahun 2006 tentang Standar isi menyebutkan bahwa mata pelajaran bahasa Indonesia di Sekolah Dasar memiliki tujuan yaitu (1) berkomunikasi secara efektif dan efisien sesuai dengan etika yang berlaku, baik secara lisan maupun tulis, (2) menghargai dan bangga menggunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan dan bahasa negara, (3) memahami bahasa Indonesia dan menggunakannya dengan tepat dan kreatif untuk berbagai tujuan, (4) menggunakan bahasa Indonesia untuk meningkatkan kemampuan intelektual, serta kematangan emosional dan sosial, (5) menikmati dan memanfaatkan karya sastra untuk memperluas wawasan, memperhalus budi pekerti, serta meningkatkan pengetahuan dan kemampuan berbahasa, (6) menghargai dan membanggakan sastra Indonesia sebagai khazanah budaya dan intelektual manusia Indonesia. 25

D. Peranan Pelajaran Bahasa Indonesia Dalam Menumbuhkan Karakter Siswa Sekolah Dasar Pada zaman sekarang ini, pendidikan formal tidak hanya mengembangkan pengetahuan dan kemampuan teknis (hard skill) saja, tetapi juga mengembangkan kemampuan mengelola diri dan orang lain (soft skill). Hal tersebut menunjukkan bahwa mutu pendidikan karakter pada pendidikkan formal harus ditingkatkan. Salah satu pelajaran yang dapat menumbuhkan karakter siswa adalah pelajaran Bahasa Indonesia. Di sekolah pelajaran Bahasa Indoneisa lebih diarahkan pada kemampuan siswa berbahasa dan berapresiasi sastra. Pengajaran tersebut dilaksanakan melalui kegiatan mendengarkan, berbicara, membaca, dan menulis. Bahasa Indonesia memiliki peranan yang sangat penting untuk siswa SD, salah satu peranan tersebut yaitu untuk bertutur, baik lisan maupun tulisan, sehingga mampu membantu siswa untuk membentuk karakternya. Berbahasa secara baik, benar, dan santun dapat menjadi kebiasaan yang dapat membentuk pribadi seseorang menjadi lebih baik. Syamsuddin (1986:2) menyatakan bahwa bahasa adalah tanda yang jelas dari kepribadian yang baik maupun yang buruk, tanda yang jelas dari keluarga dan bangsa, tanda yang jelas dari budi kemanusiaan. Berdasarkan pengertian tersebut, dapat diketahui bahwa bahasa dapat menunjukkan karakter seorang anak. Bahasa merupakan media komunikasi, di mana kepribadian anak akan terlihat dari bahasanya. Dalam pelajaran Bahasa Indonesia, seorang anak diajarkan untuk berbahasa yang baik. Pelajaran bahasa Indonesia banyak melatih siswa untuk menggunakan bahasa sesuai dengan situasi. Siswa harus dapat menggunakan bahasa Indonesia dengan baik. Dengan melatih siswa berbahasa yang baik, akan membantu siswa dalam membentuk karakter yang baik. Membiasakan siswa untuk berbahasa yang baik akan mendorong siswa untuk berperilaku yang baik. Siswa dapat menjadi lebih sopan karena berkomunikasi dengan menggunakan bahasa yang baik. Dari kebiasaan tersebut akan membuat perilaku siswa juga semakin baik. Apabila seorang siswa sudah terbiasa berbahasa yang baik, maka siswa tersebut akan mudah bersosial dengan masyarakat. Siswa tersebut akan mengetahui budaya-budaya yang ada di masyarakat, sehingga pelajaran Bahasa Indoensia diharapkan dapat membantu siswa dalam mengenal diri sendiri dan juga budaya sosial. Selain mengajarkan berbahasa yang baik, pelajaran Bahasa Indonesia juga mengajarkan tentang kesusastraan Indonesia. Sastra yang diajarkan pada siswa sekolah dasar adalah sastra anak. Sastra anak adalah karya sastra yang secara khusus dapat ditanggapi dan dipahami oleh anak, yang mudah diimajinasikan oleh anak. Sastra memiliki peranan yang baik untuk pembentukan karakter anak. Rahmanto (1996: 16-25) mengemukakan bahwa pembelajaran sastra setidaknya membantu siswa dalam empat aspek, yakni (1) membantu meningkatkan keterampilan berbahasa, (2) meningkatkan pengetahuan budaya, 26

(3) mengembangkan cipta dan rasa, dan (4) menunjang pembentukan watak atau karakter. Melihat manfaat keempat sastra yaitu sebagai pembentuk watak dan karakter, hal itu disebabkan karya sastra memiliki fungsi sebagai media etika (akhlak/ moral) dan memiliki fungsi diktatik (pendidikan), yang artinya sebuah karya sastra mengandung nilai-nilai moral yang dapat dijadikan media pendidikan untuk anak. Pada Pelajaran Bahasa Indonesia, siswa diajarkan untuk mengapresiasi sastra. Kegiatan mengapresiasi sastra berkaitan dengan latihan penalaran, membina perasaan yang lebih tajam, mengontol emosi, meningkatkan daya khayal, menumbuhkan kepekaan terhadap masyarakat, budaya, dan lingkungan hidup. Dengan mengapresiasi sastra, siswa dapat merasakan kehadiran pelaku, peristiwa, suasana, dan gambaran obyek secara imajinatif. Dengan mengapresiasi sastra, siswa dapat mengambil banyak manfaat dari karya sastra. Banyak sekali manfaat dari sebuah karya sastra. Dalam karya sastra terkandung amanat yaitu nilai moral yang bersesuaian dengan pendidikan karakter. Banyak karya sastra lama dan modern yang mengandung pendidikan karakter, seperti kemanusiaan, suka menolong, harga diri, religius, kerja keras. Di dalam sebuah karya sastra, terkandung nilai-nilai moral yang dapat dijadikan tauladan untuk siswa. Hal ini sangat cocok untuk siswa SD yang masih gemar meniru. Dengan diajarkanya kesusastraan pada pelajaran Bahasa Indonesia, diharapkan siswa mampu meneladani tokoh-tokoh yang baik dari sebuah dongeng, cerpen, maupun novel dengan bimbingan seorang guru. PENUTUP Fenomena yang sekarang ini sering terjadi di masyarakat seperti kenakalan remaja dalam masyarakat, tawuran, seks bebas, pencurian, perampokan, dan jenis kenakalan lainnya, terjadi karena kurangnya pendidikan tentang akhlak dan moral. Kurangnya pendidikan tentang akhlak dan moral tersebut, membuat banyak munculnya hal menyimpang tersebut. Untuk itu, perlu digalakkan penanaman nilai-nilai moral yang baik dari usia dini. Salah cara menumbuhkan karakter yang baik pada siswa SD yaitu dengan memanfaatkan pelajaran Bahasa Indonesia. Dalam pelajaran Bahasa Indonesia, seorang anak diajarkan untuk berbahasa yang baik. Pelajaran Bahasa Indonesia siswa harus dapat menggunakan bahasa Indonesia dengan baik. Dengan melatih siswa berbahasa yang baik, akan membantu siswa dalam membentuk karakter yang baik. Hal itu dikarenakan bahasa merupakan cerminan karakter seseorang. Selain itu, pelajaran Bahasa Indonesia juga mengajarkan kesusastraan Indonesia. Di mana diketahui bahwa dalam salah satu fungsi sastra adalah pembentuk moral atau akhlak. Dalam sastra mengandung nilai-nilai moral yang dapat mendidik anak, sehingga sastra dapat membantu anak dalam membentuk karakternya. 27

Menumbuhkan karakter yang baik pada anak harus dimulai dari dini. Orang tualah yang pertama menumbuhkan karakter anak. Selain orang tua, guru juga dapat menumbuhkan karakter anak melalui mata pelajaran. Untuk itu, orang tua dan guru harus saling bekerjasama untuk menumbuhkan karakter anak, agar generasi yang akan datang terhindar dari perbuatan tecela. DAFTAR PUSTAKA Koesoema, Doni. 2010. Pendidikan Karakter; Strategi Mendidik Anak di Zaman Global. Jakarta: Grasindo Majid, Abdul dan Dian Andayani. 2012. Pendidikan Karakter Perspekstif Islam. Bandung: Remaja Rosdakarya. Megawangi, Ratna. 2004. Pendidikan Karakter; Solusi yang Tepat untuk Membangun Bangsa. Bogor:Indonesia Heritage Foundation. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 22 Tahun 2006 tentang Standar isi. Jakarta: Dekdikbud. Raharjo, Sabar Budi. 2010. Pendidikan Karakter Sebagai Upaya Menciptakan Akhlak Mulia. Ina. J. Dikbud, 16(3): 229-238). Rahmanto, B. 1996. Metode Pengajaran Sastra. Yogyakarta: Kanisius. Samani, Muchlas dan Hariyanto. 2012. Konsep dan Model Pendidikan Karakter. Bandung: Remaja Rosdakarya. Syamsuddin, A.R. 1986. Sanggar Bahasa Indonesia. Jakarta: Universitas Terbuka. UU No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta: Dekdikbud. Wibowo, Agus. 2012. Pendidikan Karakter. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. 28