BAB I PENDAHULUAN. fantastis dan memiliki potensi yang strategis jika dipandang sebagai potensi

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pengembangan sumber daya manusia dewasa ini telah menjadi hal yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah No. Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan Jumlah Kiki Liasari, 2013

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1. Pengangguran Terbuka Menurut Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan

BAB I PENDAHULUAN. Tahun Tertinggi yang Ditamatkan

BAB I PENDAHULUAN. kerja, dunia kerja yang semula menggunakan tenaga kerja manusia pada akhirnya

BAB I PENDAHULUAN. Namun di sisi lain dengan jumlah penduduk yang besar, pemerintah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan yang kreatif, inovatif, dinamis, dan proaktif terhadap tantangan yang

2015 PENGARUH SIKAP KEWIRAUSAHAAN DAN EFIKASI DIRI TERHADAP INTENSI BERWIRAUSAHA MAHASISWA

Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) di IndonesiaMenurut Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan Tahun

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. penelitian yang terdiri dari latar belakang masalah, identifikasi masalah,

BAB I PENDAHULUAN. sebagian pihak yang menjadikan kewirausahaan ini sebagai trend-trend-an. enggannya lulusan perguruan tinggi untuk berwirausaha.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Banyak masyarakat yang kesulitan dalam mendapatkan penghasilan untuk

PENDAHULUAN. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. menentukan kelangsungan hidup dan perkembangan suatu bangsa. Kemajuan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1 SD ke bawah , , ,69. 2 Sekolah Menengah Pertama , ,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. orang tidak mendapatkan kesempatan untuk bekerja.

BAB I PENDAHULUAN. untuk menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) Oleh karena itu

BAB I PENDAHULUAN. penduduk ( 2015). Sementara itu, McClelland dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara kaya sumber daya manusia dengan jumlah

BAB 1 PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Indonesia Menurut Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan

BAB I PENDAHULUAN. Riskha Mardiana, 2015

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan setiap individu serta watak dan peradaban bangsa yang bermartabat

BAB I PENDAHULUAN. Banyaknya para pencari kerja di Indonesia tidak di imbangi dengan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian Mohamad Abdul Rasyid Ridho, 2013

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang Masalah. Di Indonesia banyaknya para pencari kerja tidak di imbangi dengan

I. PENDAHULUAN. Teknologi (IPTEK) yang semakin kompleks di berbagai bidang kehidupan. Untuk

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Tingkat Pengangguran Terbuka (PTP) di Indonesia Menurut Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan Tahun

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS), Tingkat Pengangguran

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. jumlah pengangguran di kalangan masyarakat. Pengangguran di Indonesia terjadi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. baru dapat dikatakan bermanfaat apabila dapat dikelola oleh sumber daya manusia

BAB I PENDAHULUAN. Tuntutan masa depan pembangunan bangsa mengharapkan penduduk yang

BAB I PENDAHULUAN. terbatas. Suryana (2006 : 4) mengatakan secara makro, peran wirausaha adalah

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan (Saiman, 2009:22). Masalah pengangguran telah menjadi momok

BAB I PENDAHULUAN. global telah menciptakan multi crisis effect yang membuat perusahaan di

BAB I PENDAHULUAN. empat juta orang dibanding yang tercatat pada Februari 2005.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Randi Rizali, 2013

BAB I PENDAHULUAN. jumlah lapangan kerja di Indonesia. Hal ini menyebabkan tingkat pengangguran di

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Mahasiswa yang selesai menempuh jenjang pendidikan di tingkat

BAB I PENDAHULUAN. disebabkan karena jumlah lapangan kerja yang tersedia lebih kecil dibandingkan. seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk.

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1. Tingkat pengangguran terbuka penduduk usia 15 tahun ke atas menurut

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Negara Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki jumlah

BAB I PENDAHULUAN. mencapai 13,86% pada Agustus 2010, yang juga meningkat dua kali lipat dari

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sebagai hukum dasar, UUD 1945 merupakan sumber hukum tertulis,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Tingkat persaingan hidup semakin hari semakin ketat dan sulit. Banyak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. yang berkualitas, bukan hanya kekayaan alam yang berlimpah. Sumber daya alam

STUDI TENTANG KESIAPAN KERJA SEBELUM DAN SETELAH PRAKTIK KERJA INDUSTRI SISWA KELAS XI TKR DI SMK BINTARA KABUPATEN BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. menimbulkan banyak sekali pengangguran khususnya di Kota Denpasar. Jumlah

BAB I PENDAHULUAN. Ganda (PSG), sebagai perwujudan kebijaksanan dan Link and Match. Dalam. Dikmenjur (2008: 9) yang menciptakan siswa atau lulusan:

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. penduduk yang tinggi. Salah satunya adalah negara Indonesia. Pertumbuhan

BAB I PENDAHULUAN. 7,6%, Diploma I/II/III dengan 6,01% dan universitas sebesar 5,5%. Pada posisi

BAB I PENDAHULUAN. perwujudan kebijaksanan dan Link and Match. Dalam prosesnya, PSG ini. relevansi pendidikan dengan tuntutan kebutuhan tenaga kerja.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah usaha untuk mengembangkan potensi sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. rahasia lagi bahwa tanpa krisis keuangan global (global financial crisis), global (Sumber : Kompas, Kamis, 11 Desember 2008).

manusianya.setiap tahun ribuan mahasiswa yang lulus dari perguruan tinggi tersebut di Indonesia. Hal ini seharusnya dapat memberikan keuntungan besar

BAB I PENDAHULUAN. Pengangguran masih menjadi masalah serius di Indonesia karena sampai

BAB I PENDAHULUAN. berkreasi serta melakukan inovasi secara optimal yaitu mewujudkan gagasangagasan

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Semakin hari penduduk dunia bertambah jumlahnya. Ini dikarenakan angka

A. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian Indonesia yaitu tingginya tingkat pengangguran. Berdasarkan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah mewujudkan suatu masyarakat adil dan makmur yang merata

BAB I PENDAHULUAN. pekerjaan. Pengangguran di Indonesia sekarang ini terus bertambah,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) adalah pendidikan formal yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pengangguran berpendidikan tinggi. Hal ini dimungkinkan karena sistem

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan faktor penting dalam membentuk dan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pengangguran menjadi suatu permasalahan khususnya di negara

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. wirausahawan menawarkan kesempatan kepada individu untuk mendapatkan

BAB I PENDAHULUAN. sedang bangsa Indonesia hadapi saat ini. Dimana pengangguran merupakan akibat

BAB I. ASEAN) melalui penandatanganan Asean Economic Community (AEC), memperbolehkan

BAB I PENDAHULUAN. jumlah pengangguran terutama pengangguran yang berasal dari lulusan perguruan

BAB I PENDAHULUAN. pencari kerja. Orang yang mencari kerja lebih banyak, sehingga banyak orang

BAB 1 PENDAHULUAN. mengembangkan pola kehidupan bangsa yang lebih baik. berorientasi pada masyarakat Indonesia seutuhnya, menjadikan pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. bidang apapun. Salah satunya dalam bidang perekonomian. Pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. lapangan pekerjaan sehingga mengakibatkan sebagian orang tidak memiliki

I. PENDAHULUAN. kerja dengan penawaran angkatan kerja yang tersedia. upaya menumbuhkembangkan kewiraswastaan kepada masyarakat luas

HUBUNGAN ANTARA KEMATANGAN VOKASIONAL DENGAN INTENSI BERWIRAUSAHA PADA MAHASISWA

BAB I PENDAHULUAN. memadai untuk mendapatkan peluang kerja yang kian terbatas. Bukan saja yang

BAB I PENDAHULUAN. ASEAN yang akan diberlakukan mulai tahun ini, tidak hanya membuka arus

BAB I PENDAHULUAN. peradaban yang lebih sempurna. Sebagaimana Undang Undang Dasar Negara

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Taufik Pardita, 2013

BAB I PENDAHULUAN. baru menjadi kegiatan yang nyata dalam setiap usahanya. ada namun lapangan kerja yang tersedia sangat sedikit.

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Dalam era informasi saat

BAB I PENDAHULUAN. berubah menjadi maju atau lebih berkembang dengan sangat pesat, seperti

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pengangguran dapat menjadi masalah di sebuah Negara. Dan bukanlah hal

BAB I PENDAHULUAN. Pada saat sekarang ini pengangguran menjadi permasalahan di suatu negara khususnya

BAB I PENDAHULUAN. individu yang dipersiapkan untuk mampu mengikuti laju perkembangan ilmu

BAB I PENDAHULUAN. Organisasi Buruh Internasional (ILO) memperkirakan, pengangguran global

BAB I PENDAHULUAN. Semakin hari penduduk dunia bertambah jumlahnya. Ini dikarenakan angka

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan kualitas kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan teknologi yang sangat cepat pada saat ini

HUBUNGAN ANTARA ADVERSITY INTELLIGENCE DENGAN MOTIVASI BERWIRAUSAHA PADA MAHASISWA. Skripsi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan menengah kejuruan merupakan pendidikan vokasi yang

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia memiliki jumlah penduduk yang besar dan merupakan negara keempat di dunia dengan penduduk terbesar. Menurut BPS (2010), tercatat jumlah penduduk Indonesia adalah sebesar 237,64 juta jiwa. Jumlah penduduk yang fantastis dan memiliki potensi yang strategis jika dipandang sebagai potensi pangsa pasar bagi dunia industri. Di samping itu, jika dilakukan pengelolaan dan pengembangan keterampilannya, SDM Indonesia akan menjadi kekuatan yang besar bagi pembangunan negara dan posisi tawar di mata dunia. Namun di sisi lain dengan jumlah penduduk yang besar, pemerintah Indonesia kerap menghadapi berbagai permasalahan sosial yang besar yakni dalam penyediaan sarana pendidikan, pangan dan sandang, lapangan pekerjaan dan masalah lainnya. Pertumbuhan penduduk yang terus bertambah setiap tahunnya akan menambah jumlah tenaga kerja sehingga jumlah lapangan pekerjaan yang harus disediakan harus terus ditingkatkan. Jumlah lulusan dari tahun ke tahun terus meningkat. Namun peningkatan tersebut tidak diiringi oleh pertambahan jumlah lapangan pekerjaan. Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS) Nasional jumlah angkatan kerja yang menganggur sebagian besar diciptakan oleh pengangguran terdidik. Tingginya jumlah pengangguran yang ada di Indonesia, khususnya pengangguran terdidik disebabkan karena orientasi para lulusan perguruan tinggi bukan untuk 1

2 menciptakan lapangan pekerjaan, melainkan untuk mencari pekerjaan. Pendidikan secara sempit telah dimaknai sebagai bekal untuk mencari pekerjaan, bukan sebagai proses untuk meningkatkan kualitas diri sebagai manusia. Tabel 1.1 Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) di Indonesia Menurut Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan 2011-2013 (persen) Pendidikan 2011 2012 2013 Tertinggi yang Ditamatkan Februari Agustus Februari Agustus Februari Agustus (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) 1. SD ke bawah 3,37 3,56 3,69 3,64 3,61 3,51 2. Sekolah Menengah Pertama 7,83 8,37 7,80 7,76 8,24 7,60 3. Sekolah Menengah Atas 12,17 10,66 10,34 9,60 9,39 9,74 4. Sekolah Menengah 10,00 10,43 9,51 9,87 7,68 11,19 Kejuruan 5. Diploma I/II/III 11,59 7,16 7,50 6,21 5,65 6.01 6. Universitas 9,95 8,02 6,95 5,91 5,04 5,50 Jumlah 6,80 6,56 6,32 6,14 5,92 6,25 Sumber : Badan Pusat Statistik www.bps.go.id 2013 Data di atas merupakan data Badan Pusat Statistika (BPS) tingkat pengangguran terbuka menurut pendidikan tertinggi yang ditamatkan. Menurut BPS, tingkat pengangguran terbuka adalah perbandingan antara jumlah pencari kerja dengan jumlah angkatan kerja. Dari data tabel 1.1 tersebut menunjukkan bahwa pada tahun 2011 pengangguran terbuka lulusan Diploma I,II,III dan universitas lebih tinggi dibandingkan dengan yang SD ke bawah, begitu pula pada tahun 2012 dan 2013. Hal ini menunjukkan bahwa tingginya tingkat pendidikan bukanlah menjadi jaminan untuk mendapatkan pekerjaan dengan mudah atau tidak menganggur (Liasari, 2013:2)

3 Lulusan perguruan tinggi cenderung menjadi pencari kerja dan sangat sedikit yang menjadi pencipta lapangan kerja. Masa tunggu lulusan perguruan tinggi untuk mendapatkan pekerjaan adalah selama enam bulan hingga tiga tahun hal ini menyebabkan terjadinya pengangguran terdidik yang tidak terhindarkan. Sebagian besar lulusan merasa tidak siap untuk membuka lapangan pekerjaan bagi dirinya sendiri atau menjadi wirausahawan. Untuk mengurangi jumlah pengangguran, cara yang paling efektif yaitu dengan membuka usaha secara mandiri atau berwirausaha. Dengan berwirausaha, tidak hanya memberikan pekerjaan pada diri sendiri, namun bisa juga untuk orang lain jika memang usaha yang dijalankan telah berkembang dan maju. Menurut Alma (dalam Putra, 2012:2) semakin maju suatu negara, semakin banyak orang terdidik dan banyak pula orang menganggur, maka semakin dirasakan pentingnya wirausaha, sebab kemampuan pemerintah sangat terbatas dalam hal anggaran belanja, personalia, dan pengawasan sehingga tidak akan dapat menggarap semua aspek pembangunan, sehingga wirausaha merupakan potensi pembangunan. Kemudian Limbong (dalam moebarak.blogspot.com)menyatakan bahwa peranan para wirausahawan pada suatu negara yang sedang berkembang tidak dapat diabaikan terutama dalam melaksanakan pembangunan. Suatu bangsa akan berkembang lebih cepat apabila memiliki para wirausahawan yang dapat berkreasi serta melakukan inovasi secara optimal yaitu mewujudkan gagasan-gagasan baru menjadi kegiatan yang nyata dalam setiap usahanya.

4 Menurut Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud), (11 Februari 2014), rendahnya minat wirausaha mahasiswa yang mencatat bahwa 60,87 persen lulusan Sekolah Lanjutan Tingkat Atas (SLTA) dan 83,18 persen lulusan perguruan tinggi lebih berminat menjadi pekerja atau karyawan kantor. Saat ini jumlah wirausaha Indonesia menurut Agus Martowardojo, Gubernur Bank Indonesia (BI) (10 Februari 2014) adalah sebesar 1,56 % dari jumlah penduduk atau sekitar 3,7 juta jiwa dari total penduduk Indonesia yang idealnya adalah 2 % dari penduduk Indonesia atau sekitar 4,7 juta jiwa. Dalam rangka meningkatkan pembangunan ekonomi, khususnya pengembangan kewirausahaan di seluruh tanah air, Presiden Republik Indonesia Susilo Bambang Yudhoyono (dalam Aprilianty, 2012:312) telah mencanangkan Gerakan Kewirausahaan Nasional (GKN) pada Februari 2011. Dengan adanya GKN diharapkan generasi muda memiliki minat untuk menjadi wirausahawan. Untuk membentuk manusia yang berjiwa wirausaha dan sekaligus mampu melakukan wirausaha, maka yang harus tertanam dahulu adalah minat untuk berwirausaha. Kuntowicaksono (2012:47) mengatakan bahwa : Suatu minat dapat diekspresikan melalui suatu pernyataan yang menunjukkan bahwa mahasiswa lebih menyukai suatu hal daripada hal lainnya, dapat pula dimanifestasikan melalui partisipasi dalam suatu aktivitas. Siswa memiliki minat terhadap suatu objek tertentu cenderung untuk memberikan perhatian lebih besar terhadap subjek tertentu. Sejalan dengan pengertian di atas, Djaali (2007:121) mengungkapkan : Minat adalah rasa lebih suka dan rasa ketertarikan pada suatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang menyuruh, minat pada dasarnya adalah penerimaan akan suatu hubungan antara diri sendiri dengan sesuatu di luar diri. Semakin kuat atau dekat hubungan tersebut, semakin besar minatnya.

5 Berdasarkan pendapat di atas, menurut Suryana (2003:47) bahwa faktorfaktor yang mempengaruhi keinginan seseorang untuk berwirausaha adalah faktor pribadi dan faktor lingkungan. Faktor yang pertama untuk menumbuhkan minat dalam berwirausaha yang perlu diperhatikan adalah konsep diri mahasiswa itu sendiri sebagai faktor pribadi mahasiswa. Sehingga dengan adanya konsep diri maka mahasiswa dapat mengenali pribadi, potensi dan kelemahannya. Dengan mengetahui semuanya itu, mahasiswa dapat menemukan jati dirinya dan mampu meyakinkan dirinya sendiri bahwa ia mempunyai kemampuan yang dapat ia kembangkan sehingga percaya diri akan muncul bahwa ia dapat melakukan usaha mandiri tanpa harus selalu mengandalkan orang lain karena mampu melihat peluang yang ada untuk dapat berguna bagi kehidupannya. Hasil penelitian yang dilakukan Lembaga Bina Karier (1990) (dalam Fitriani, 2012:2) bahwa calon wirausaha, mereka merasa perlu mengenali kepribadian dan kompetensi diri mereka sendiri. Merasa butuh melakukan hal ini, karena bila seseorang berhasil mengenali dirinya, ia menemukan kebenaran tentang dirinya. Hal ini akan sangat berarti bagi kehidupannya. Karena bagi wirausaha, pengenalan diri adalah modal awal untuk dapat mengenali lingkungan, mengindera peluang bisnis, dan menggerakkan sumber daya, guna meraih peluang tersebut, dalam batas resiko yang tertanggungkan, untuk menikmati nilai tambah. Selanjutnya faktor yang mempengaruhi atau mendukung minat berwirausaha adalah berasal dari Perguruan Tinggi, yaitu bahwa pihak perguruan tinggi perlu membekali pengetahuan tentang kewirausahaan. Melalui pengajaran pengetahuan kewirausahaan mahasiswa diajak dan diarahkan agar mampu

6 membuka wawasan bahwa betapa berartinya kewirausahaan karena dapat dijadikan potensi untuk dapat memberikan kehidupan yang baik pada kondisi dunia pekerjaan sekarang ini. Penguasaan tentang kewirausahaan pada mahasiswa dapat dilihat pada nilai mata kuliah kewirausahaan. Nilai ini dapat menunjukkan seberapa besar kemampuan mahasiswa menerima, menolak, dan menilai informasi tentang kewirausahaan sehingga menunjukkan pula minatnya dalam mempelajari kewirausahaan yang akhirnya diharapkan dengan minat terhadap mata kuliah kewirausahaan ini akan menjadi faktor pendorong bagi mahasiswa untuk mau terjun secara langsung dalam berwirausaha dan bukan hanya secara teori saja. Salah satu perguruan tinggi yang telah memasukkan materi kewirausahaan sebagai salah satu mata kuliah yang ditempuh mahasiswa selama masa studinya adalah Universitas Negeri Medan, khususnya untuk Fakultas Ekonomi. Dengan harapan bahwa materi kewirausahaan yang diajarkan dalam mata kuliah kewirausahaan dapat menjadi bekal bagi mahasiswa berwirausaha dan berguna bagi kehidupannya di masa depan kelak. Sedangkan tujuan dari mata kuliah kewirausahaan dalam salah satu kontrak kuliah yang penulis dapatkan di Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Medan menyebutkan bahwa tujuannya adalah setelah mengikuti mata kuliah ini, mahasiswa diharapkan memiliki motivasi dan gambaran wirausaha, mampu mengembangkan dan membangun sikap mental dan kepribadian wirausaha, serta memiliki gagasan berwirausaha yang sesuai dengan latar belakang pendidikan yang dimilikinya.

7 Namun, minat berwirausaha mahasiswa masih rendah. Untuk memperkuat fakta tersebut, peneliti melakukan pra-penelitian dengan tujuan untuk mengetahui perbandingan antara minat berwirausaha dengan minat bekerja sebagai pegawai di instansi pemerintah atau swasta pada mahasiswa setelah lulus kuliah. Dengan melakukan observasi berupa penyebaran angket yang diajukan kepada responden mahasiswa di Fakultas Ekonomi. Tabel 1.2 Pernyataan dan Jawaban Kuisioner No Pernyataan 1 Mahasiswa memiliki keinginan untuk bekerja di instansi milik pemerintah atau swasta setelah lulus kuliah 2 Mahasiswa memiliki keinginan untuk menciptakan pekerjaan /usaha sendiri setelah lulus kuliah Jumlah SS S RR TS STS Skor Ideal 150 5 4 3 2 1 Skor Skala 90 48 - - - 138 STS 15 12 6 8 7 58 RR Berdasarkan Tabel 1.2 diketahui banyak mahasiswa yang merencanakan setelah menyelesaikan pendidikan lebih berminat untuk mencari pekerjaan sebagai karyawan swasta/negeri daripada menciptakan lapangan kerja sebagai wirausaha. Hal tersebut dikarenakan bahwa dengan menjadi pegawai swasta/negeri akan mendapatkan penghasilan yang jelas dan kontiniyu setiap bulannya dengan tingkat resiko yang rendah. Sedangkan jika menjadi wirausaha masih banyak mahasiswa yang takut untuk mencoba karena takut mengalami kegagalan serta masih memiliki tingkat percaya diri yang rendah. Melihat kenyataan yang dihadapi tersebut, maka perlu adanya arah kepada pembentukan mahasiswa sebagai individu yang mampu menciptakan pekerjaan dan bukan lagi

8 sebagai pencari pekerjaan yaitu dengan berwirausaha, dan untuk menuju ke arah pembentukan wirausaha ini, maka perlu penumbuhan minat yang kuat pada mahasiswa agar dapat merealisasikannya. Menurut beberapa penelitian terdahulu mengenai pengaruh konsep diri seperti Ruth (2013) meneliti tentang Pengaruh Konsep Diri, Pengetahuan Kewirausahaan, dan Lingkungan Keluarga Terhadap Minat Berwirausaha. (Survey pada Mahasiswa Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis UPI), dari hasil penelitiannya bahwa secara simultan maupun secara parsial bahwa Konsep Diri, Pengetahuan Kewirausahaan, dan Lingkungan Keluarga berpengaruh positif dan signifikan terhadap Minat Berwirausaha. Sedangkan Lestari (2012) meneliti tentang Pengaruh Prakerin, Prestasi Belajar, Lingkungan Keluarga Terhadap Minat Berwirausaha Siswa (Studi Kasus Pada Siswa Kelas XI Pemasaran SMK Negeri 1 Batang), dari hasil penelitiannya bahwa prakerin, prestasi belajar dan lingkungan keluarga berpengaruh positif terhadap minat berwirausaha siswa siswa baik secara parsial maupun simultan. Kenyataan ini mendorong keinginan penulis untuk mengangkat permasalahan tersebut ke dalam sebuah penelitian yang berjudul Pengaruh Konsep Diri Dan Prestasi Belajar Mata Kuliah Kewirausahaan Terhadap Minat Berwirausaha Mahasiswa Program Studi Pendidikan Ekonomi Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Medan Stambuk 2011

9 1.2 Identifikasi Masalah Identifikasi masalah yang timbul dalam penelitian ini adalah : a. Jumlah pengangguran terdidik yang semakin tahun semakin banyak. Hal ini berkaitan dengan minat lulusan mahasiswa yang kurang dalam menciptakan lapangan pekerjaan. b. Orientasi para lulusan perguruan tinggi bukan untuk menciptakan lapangan pekerjaan (job creator), melainkan untuk mencari pekerjaan (job seekers). Hal ini berkaitan dengan rendahnya minat berwirausaha mahasiswa. c. Kecenderungan lulusan perguruan tinggi lebih berminat menjadi pekerja atau karyawan kantor. Hal ini berkaitan dengan rendahnya minat wirausaha mahasiswa. d. Kecenderungan mahasiswa yang lebih menginginkan pekerjaan yang mapan dengan mendapatkan status yang terhormat. Hal ini berkaitan dengan pemahaman konsep diri mahasiswa itu sendiri. e. Jiwa kewirausahaan mahasiswa masih kurang. Hal ini berkaitan dengan masih kurangnya minat mahasiswa dan konsep diri dalam memahami potensi yang ada dalam diri mahasiswa tersebut. f. Kurangnya kemampuan mahasiswa dalam menerapkan teori yang telah dipelajari dalam mata kuliah kewirausahaan. Hal ini berkaitan dengan prestasi belajar kewirausahaan mahasiswa dan minat dalam melakukan kegiatan kewirausahaan.

10 1.3 Batasan Masalah Batasan masalah dalam penelitian ini adalah mengenai Konsep Diri dan Prestasi Belajar Mata Kuliah Kewirausahaan dan pengaruhnya terhadap Minat Berwirausaha Mahasiswa Stambuk 2011 Program Studi Pendidikan Ekonomi Universitas Negeri Medan. 1.4 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang, identifikasi dan batasan masalah yang diuraikan di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : a. Apakah ada pengaruh dari konsep diri terhadap minat berwirausaha mahasiswa Prodi Pendidikan Ekonomi Universitas Negeri Medan Stambuk 2011? b. Apakah ada pengaruh dari prestasi belajar kewirausahaan terhadap minat berwirausaha mahasiswa Prodi Pendidikan Ekonomi Universitas Negeri Medan Stambuk 2011? c. Apakah ada pengaruh dari konsep diri dan pretasi belajar kewirausahaan terhadap minat berwirausaha mahasiswa Prodi Pendidikan Ekonomi Universitas Negeri Medan Stambuk 2011?

11 1.5 Tujuan Penelitian Setiap penelitian mempunyai tujuan sebagai arah dan sasaran yang ingin dicapai. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah : a. Untuk mengetahui pengaruh konsep diri terhadap minat berwirausaha mahasiswa Prodi Pendidikan Ekonomi Universitas Negeri Medan Stambuk 2011 b. Untuk mengetahui pengaruh prestasi belajar kewirausahaan terhadap minat berwirausaha mahasiswa Prodi Pendidikan Ekonomi Universitas Negeri Medan Stambuk 2011 c. Untuk mengetahui pengaruh konsep diri dan pretasi belajar kewirausahaan terhadap minat berwirausaha mahasiswa Prodi Pendidikan Ekonomi Universitas Negeri Medan Stambuk 2011 1.6 Manfaat Penelitian Dengan adanya penelitian ini maka manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut : a. Penelitian ini diharapkan menambah pengetahuan penulis dan dapat sebagai alat untuk mentransformasikan ilmu yang didapat di bangku kuliah dengan kenyataan yang terjadi di lapangan. b. Sebagai bahan referensi dan bahan perbandingan bagi penulis lain dalam melakukan penelitian yang sejenis di masa yang akan datang. c. Bagi Lembaga Perguruan Tinggi, penelitian ini membantu informasi yang bermanfaat sebagai bahan pertimbangan untuk mengambil kebijakan dalam rangka menggerakkan minat berwirausaha mahasiswa.