PENGARUH QUICK RATIO TERHADAP RETURN ON ASSETS (ROA) PADA PERUSAHAAN SEKTOR INDUSTRI BARANG KONSUMSI YANG TERCATAT DI BURSA EFEK INDONESIA Rosanna Purba Dosen Universitas Sari Mutiara Indonesia Medan ABSTRAK Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis signifikansi pengaruh quick ratio terhadap Return on Asset (ROA) pada Perusahaan Sektor Industri Barang Konsumsi yang tercatat di Bursa Efek Indonesia. Selain itu juga bertujuan untuk untuk mengetahui gambaran quick ratio dan Return on Asset (ROA) pada perusahaan tersebut. Objek penelitian adalah Perusahaan Sektor Industri Barang Konsumsi yang tercatat di Bursa Efek Indonesia periode tahun 2009-2013 dengan menggunakan data laporan keuangan dan laporan tahunan yang dipublikasikan melalui situs www.idx.co.id. Pengujian hipotesis dan interpretasi hasil pengolahan data menggunakan persamaan regresi, koefisien korelasi dan determinasi, dan uji t. Hasil penelitian menyimpulkan bahwa quick ratio berpengaruh positif dan signifikan terhadap Return on Assets (ROA). Hal ini berarti bahwa quick ratio sebagai salah satu proksi likuiditas merupakan indikator yang berpengaruh besar terhadap Return on Assets (ROA) yang merupakan salah satu proksi profitabilitas pada Perusahaan Sektor Industri Barang Konsumsi yang Tercatat di Bursa Efek Indonesia. Kata Kunci : quick ratio, likuiditas, Return on Assets (ROA), profitabilitas ABSTRACT The purpose of this research is to analyze the influence significance quick ratio toward Return on Asset (ROA) of Consumer Goods Industry Sector Companies. The other purpose is to describe quick ratio and Return on Asset (ROA) of companies. The objects of research are Consumer Goods Industry Sector Companies that listed in Indonesian Stock Exchange with year period 2009-2013 by using data of financial statements and annual reports that published through website www.idx.co.id. Hypothesis testing and interpretation of data processing results by using regression, correlation and determination coefficients, and t-test. The result of this research concluded that quick ratio have the positive and significant influence toward Return on Assets (ROA). This result meaning that quick ratio as the proxy of liquidity have the big influence toward Return on Assets (ROA) as the proxy of profitability in Consumer Goods Industry Sector Companies. Keywords : quick ratio, liquidity, Return on Assets (ROA), profitability A. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Masalah Seiring dengan perkembangan yang terjadi di segala bidang pada era globalisasi seperti saat ini maka akan tercipta persaingan antar perusahaan. Persaingan akan memicu perusahaan untuk berusaha meningkatkan kinerjanya untuk menghasilkan kualitas perusahaan yang lebih baik sehingga semakin menambah keyakinan investor untuk melakukan investasi pada perusahaan. Salah satu alat ukur yang dapat digunakan oleh investor untuk memperoleh gambaran mengenai kualitas perusahaan mengunakan analisis terhadap rasio keuangan seperti rasio profitabilitas, likuiditas, dan rasio lainnya. Rasio ini dapat memberikan informasi yang penting terkait pertumbuhan dan perkembangan perusahaan dalam jangka pendek. Diasumsikan apabila dalam jangka pendek perusahaan menunjukkan ketidakmampuannya dalam mengelola perusahaannya, maka perusahaan tersebut akan mengalami kesulitan yang lebih besar dalam jangka panjang. Rasio likuiditas menunjukkan kemampuan perusahaan untuk membayar kewajiban finansialnya dengan segera. Rasio ini berguna untuk mengetahui seberapa besar aset likuid yang bisa diubah menjadi kas. Salah satu rasio likuiditas yang umum digunakan dalam melakukan penelitian adalah quick ratio. Quick ratio adalah rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan suatu perusahaan dalam menggunakan aset lancar setelah persediaan untuk menutupi kewajiban jangka pendeknya. Pengukuran kinerja keuangan suatu perusahaan dapat dilihat melalui tingkat profitabilitas yang dihasilkan. Profitabilitas mencerminkan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba. Salah satu 134
indikator mengukur profitabilitas adalah dengan menggunakan Return on Asset (ROA). Return on Asset (ROA) untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba dengan menggunakan total aset yang ada. Penelitian ini untuk menguji pengaruh quick ratio sebagai proksi likuiditas terhadap profitabilitas dengan menggunakan proksi Return on Asset (ROA). Adapun data yang digunakan adalah data laporan keuangan dan laporan tahunan perusahaan yang relatif sejenis yaitu pada Perusahaan Sektor Industri Barang Konsumsi untuk periode tahun 2009-2013. 2. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka yang menjadi rumusan masalah adalah: a. Bagaimana gambaran quick ratio dan Return on Asset (ROA) pada Perusahaan Sektor Industri Barang Konsumsi yang tercatat di Bursa Efek Indonesia? b. Apakah terdapat pengaruh quick ratio terhadap Return on Asset (ROA) pada Perusahaan Sektor Industri Barang Konsumsi yang tercatat di Bursa Efek Indonesia? 3. Tujuan Penelitian Adapun tujuan penelitian ini adalah : a. Mengetahui gambaran quick ratio dan Return on Asset (ROA) pada Perusahaan Sektor Industri Barang Konsumsi yang tercatat di Bursa Efek Indonesia. b. Mengetahui dan menganalisis pengaruh quick ratio terhadap Return on Asset (ROA) pada Perusahaan Sektor Industri Barang Konsumsi yang tercatat di Bursa Efek Indonesia. 4. Metode Penelitian Populasi penelitian adalah perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2009-2013 dengan menggunakan sampel Sektor Industri Barang Konsumsi. Adapun data yang digunakan adalah data sekunder. Sumber datanya diperoleh dari situs Bursa Efek Indonesia yaitu www.idx.co.id. Seleksi sampel dilakukan secara purposive sampling. Metode analisis yang digunakan untuk menguji hipotesis adalah analisis regresi sederhana dengan terlebih dahulu melakukan uji asumsi klasik. Teknik analisis data menggunakan alat bantu software SPSS (Statistic Product and Service Solution) versi 20. Berikut ini merupakan kerangka pemikiran yang digunakan dalam penelitian ini Quick Ratio (X) ROA (Y) Gambar 1. Kerangka Pemikiran B. LANDASAN TEORI 1. Laporan Keuangan Informasi akuntansi menjelaskan kinerja keuangan entitas dalam suatu periode tertentu dan kondisi keuangan entitas pada tanggal tertentu. Laporan keuangan yang dihasilkan dari sistem atau proses akuntansi disusun berdasarkan prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum (Generally Accepted Accounting Principles GAAP). Salah satu bentuk prinsip akuntansi yang berlaku umum dan saat ini digunakan di Indonesia adalah Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK). Informasi akuntansi akan digunakan oleh user agar dapat membantu dalam membuat prediksi kinerja di masa mendatang untuk pengambilan keputusan terkait entitas. Berikut ini terdapat beberapa definisi laporan keuangan. Laporan keuangan berdasarkan Standar Akuntansi Keuangan (SAK) per 1 September 2007 yang dirumuskan oleh IAI (2008:3) adalah laporan yang menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja, serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pengguna dalam pengambilan keputusan ekonomi. Sedangkan menurut Martani, dkk. (2012:8), laporan keuangan adalah informasi keuangan yang dihasilkan oleh proses akuntansi. Menurut PSAK dalam Martani, dkk. (2012:37) ada empat karakteristik kualitatif pokok yaitu: a. Dapat dipahami, laporan keuangan harus dapat dipahami oleh para pemakai agar dapat digunakan untuk pengambilan keputusan. Untuk dapat dipahami, para pemakai laporan keuangan diasumsikan memiliki pengetahuan yang memadai tentang aktivitas ekonomi, bisnis, akuntansi serta kemauan untuk mempelajari informasi tersebut. b. Dapat dibandingkan, untuk dapat menganalisis kinerja entitas dan melihat posisi entitas dalam 135
lingkungan usaha, pemakai perlu membandingkan laporan keuangan entitas antar periode dan membandingkannya dengan entitas lain. c. Relevan, informasi dikatakan relevan jika informasi tersebut mempengaruhi keputusan ekonomi pemakai sehingga dengan membantu mengevaluasi peristiwa masa lalu, masa kini, atau masa depan, menegaskan atau mengoreksi hasil evaluasi di masa lalu. d. Keandalan, informasi memiliki kualitas andal jika bebas dari pengertian yang menyesatkan, kesalahan material dan dapat diandalkan pemakaiannya sebagai penyajian yang tulus atau jujur, lengkap serta penyajian yang wajar. 2. Rasio Keuangan Menurut Kasmir (2010:93), rasio keuangan merupakan kegiatan membandingkan angka-angka yang ada dalam laporan keuangan dengan cara membagi satu angka dengan angka lainnya. Perbandingan dapat dilakukan antara satu komponen dengan komponen lain dalam satu laporan keuangan atau antar komponen yang ada di antara laporan keuangan. Kemudian angka yang diperbandingkan dapat berupa angka-angka dalam satu periode maupun beberapa periode. Menurut Sudana (2011:20) ada 5 jenis rasio keuangan, yaitu sebagai berikut: a. Leverage Ratio, rasio ini mengukur seberapa besar penggunaan utang dalam pembelajaran perusahaan. Besar kecilnya leverage ratio dapat diukur dengan beberapa cara yaitu: debt ratio, times interest earned ratio, long-term debt to equity ratio. b. Liquidity Ratio, rasio ini untuk mengukur kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangan jangka pendek. Besar kecilnya liquidity ratio dapat diukur dengan beberapa cara yaitu: current ratio, quick ratio, cash ratio. c. Activity Ratio, rasio ini untuk mengukur efektivitas dan efisiensi perusahaan dalam mengelola aktiva yang dimiliki perusahaan. Besar kecilnya activity ratio diukur dengan beberapa cara yaitu, inventory turnover, average days in memory, receivable turnover, days sales outstanding, fixed asset turnover, total asset turnover. d. Profitability Ratio, rasio ini untuk mengukur kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba dengan menggunakan sumber-sumber yang dimiliki perusahaan. Terdapat beberapa cara untuk mengukur besar kecilnya profitabilitas yaitu, return on asset, return on equity, profit margin ratio, basic earning power. e. Market Value Ratio, rasio ini terkait dengan penilaian kinerja saham perusahaan yang telah diperdagangkan di pasar modal (go public). Terdapat beberapa macam rasio yang berhubungan dengan penilaian saham perusahaan yang telah go public yaitu: price earning ratio, dividend yield, dividend payout ratio, market to book ratio. 3. Likuiditas Menurut Weston dalam Kasmir (2010:110), rasio likuiditas (liquidity ratio) merupakan rasio yang menggambarkan kemampuan perusahaan memenuhi (utang) jangka pendek. Jenis-jenis rasio likuiditas yang dapat digunakan terdiri dari: a. Rasio Lancar (Current Ratio) Rasio lancar (current ratio) merupakan rasio untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka pendek atau utang yang segera jatuh tempo pada saat ditagih secara keseluruhan. Dengan kata lain, seberapa banyak aktiva lancar tersedia untuk menutupi kewajiban jangka pendek yang segera jatuh tempo. Rasio lancar dapat pula dikatakan sebagai bentuk untuk mengukur tingkat keamanan (margin of safety) suatu perusahaan. Semakin tinggi current ratio suatu perusahaan berarti semakin kecil risiko kegagalan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Akibatnya risiko yang akan ditanggung pemegang saham juga semakin kecil. Nilai current ratio yang tinggi dari suatu perusahaan akan mengurangi ketidakpastian bagi investor, namun mengindikasikan adanya dana yang menganggur (idle cash) sehingga akan mengurangi tingkat profitabilitas perusahaan. Current ratio yang terlalu tinggi menunjukkan kelebihan uang kas atau aktiva lancar lainnya dibandingkan dengan yang dibutuhkan sekarang. b. Rasio Cepat (Quick Ratio) Rasio cepat (quick ratio) atau rasio sangat lancar merupakan rasio yang menunjukkan kemampuan perusahaan memenuhi atau membayar kewajiban atau utang lancar (utang jangka pendek) dengan aktiva lancar. c. Rasio Kas (Cash Ratio) Rasio kas (cash ratio) merupakan alat yang digunakan untuk mengukur seberapa besar uang kas yang tersedia untuk membayar hutang. Ketersediaan uang kas dapat ditunjukkan dari tersedianya dana kas atau yang setara dengan kas seperti rekening giro atau tabungan di bank. 136
d. Rasio Perputaran Kas (Cash Turnover) Rasio perputaran kas (cash turnover) digunakan untuk mengukur tingkat kecukupan modal kerja perusahaan yang dibutuhkan untuk membayar tagihan (utang) dan biaya-biaya yang berkaitan dengan penjualan. Untuk mencari modal kerja, kurangi aktiva lancar terhadap utang lancar. e. Inventory to Net Working Capital Inventory to net working capital merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur atau membandingkan antara jumlah sediaan yang ada dengan modal kerja perusahaan. Modal kerja tersebut terdiri dari pengurangan antara aktiva lancar dengan utang lancar. Rasio yang digunakan sebagai variabel independen (X) adalah rasio cepat (quick ratio). Rumus untuk menghitungnya sebagai berikut: Quick Ratio = 4. Profitabilitas Menurut Sudana (2011:22), rasio profitabilitas yang lazim digunakan adalah sebagai berikut: a. Return On Assets (ROA) Rasio ini menggambarkan perusahaan dengan menggunakan seluruh aset yang dimiliki untuk menghasilkan laba setelah pajak. Rasio ini penting bagi pihak manajemen untuk mengevaluasi efektivitas dan efisiensi manajemen perusahaan dalam mengelola seluruh aset perusahaan. Semakin besar ROA, berarti semakin efisien penggunaan aset perusahaan atau dengan kata lain dengan jumlah aset yang sama bisa dihasilkan laba yang lebih besar dan sebaliknya. b. Return On Equity (ROE) Rasio ini menunjukkan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba setelah pajak dengan menggunakan modal sendiri yang dimiliki perusahaan. Rasio ini penting bagi pemegang saham untuk mengetahui efektivitas dan efisiensi pengelolaan modal sendiri yang dilakukan oleh pihak manajemen perusahaan. Semakin tinggi rasio ini berarti semakin efisien penggunaan modal sendiri yang dilakukan oleh pihak manajemen perusahaan. c. Profit Margin Ratio Rasio ini mengukur kemampuan perusahaan untuk menghasilkan keuntungan atau laba dengan menggunakan penjualan yang dicapai perusahaan. Semakin tinggi rasio menunjukkan bahwa perusahaan semakin efisien dalam menjalankan operasinya. Rasio ini dibedakan menjadi tiga antara lain, net profit margin, operating profit margin, gross profit margin. Rasio yang digunakan sebagai variabel dependen (Y) adalah return on assets (ROA). Formula untuk menghitungnya sebagai berikut: ROA = 5. Pengaruh Current Ratio Terhadap Return On Assets (ROA) Menurut Brigham dan Joel (2006:89), rasio profitabilitas (profitability ratio) menunjukkan pengaruh gabungan dari likuiditas, manajemen aktiva, dan utang terhadap hasil operasi. Menurut Hanafi (2004), rasio yang rendah menunjukkan likuiditas jangka pendek yang rendah, sebaliknya rasio yang tinggi menunjukkan kelebihan aktiva lancar (likuiditas tinggi dan risiko rendah). Quick ratio berkonsentrasi terutama hanya pada aktiva lancar yang lebih likuid (kas, sekuritas yang dapat diperjualbelikan) dan piutang, yang hubungannya dengan obligasi jangka pendek. Tingkat likuiditas yang semakin tinggi maka kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban keuangan jangka pendeknya semakin besar. Hal ini dapat meningkatkan kredibilitas perusahaan yang akan menimbulkan reaksi positif dari investor dan menyebabkan bertambahnya profitabilitas perusahaan. C. PEMBAHASAN 1. Analisis a. Gambaran Quick Ratio pada Perusahaan Sektor Industri Barang Konsumsi Gambaran quick ratio akan dibahas berdasarkan hasil uji statistik deskriptif yang akan disajikan dalam tabel berikut ini. Adapun yang akan digambarkan terkait nilai maksimum, minimum, dan rata-rata variabel quick ratio. 137
Tabel 1. Hasil Uji Statistik Deskriptif Descriptive Statistics N Minimum Maximum Mean ROA 110,0144,6572,1447 QR 110,0914 6,8765 1,8133 Valid N (listwise) 110 Berdasarkan hasil pengujian pada Tabel 1 menunjukkan bahwa rata-rata quick ratio dari Perusahaan Sektor Industri Barang Konsumsi selama periode penelitian adalah 1,8133 atau 181,33%. Nilai minimum quick ratio sebesar 0,0914 atau 9,14% yaitu emiten PT Ultra Jaya Milk Industry and Trading Company pada tahun 2011. Tingkat quick ratio tertinggi dimiliki oleh emiten PT Mandom Indonesia, Tbk yakni sebesar 6,8765 atau 687,65% pada tahun 2011. Kondisi ini menunjukkan bahwa walaupun nilai rata-rata quick ratio menunjukkan kemampuan perusahaan melunasi hutang jangka pendek tanpa memperhitungkan persediaan sebesar 181,33% bahkan mencapai 687,55% pada tingkat maksimal akan tetapi masih terdapat perusahaan yang memiliki risiko pengembalian hutang jangka pendek yang akan segera jatuh tempo hanya sebesar 9,14%. b. Gambaran Return on Asset (ROA) pada Perusahaan Sektor Industri Barang Konsumsi Gambaran Return on Asset (ROA) disajikan berdasarkan uji statistik deskriptif pada Tabel 1. Gambaran yang diberikan seputar nilai maksimum, minimum dan rata-rata dari variabel tersebut. Adapun nilai Return on Asset (ROA) dari perusahaan Sektor Industri Barang Konsumsi mengalami fluktuasi setiap tahunnya, dengan nilai rata-rata selama periode penelitian adalah 0,1447. Nilai minimum dimiliki oleh PT Mustika Ratu, Tbk sebesar 0,0144 atau 1,44% pada tahun 2013. Sementara tingkat Return on Asset (ROA) tertinggi dimiliki PT Multi Bintang Indonesia, Tbk sebesar 0,6572 atau 65,72% pada tahun 2013. c. Pengaruh Quick Ratio Terhadap Return on Asset (ROA) Pada Perusahaan Sektor Industri Barang Konsumsi Pengaruh quick ratio terhadap Return on Asset (ROA) dapat dilihat dari hasil analisis dengan menggunakan regresi linier sederhana, koefisien korelasi dan determinasi, dan uji hipotesis. Hasil analisis regresi sederhana disajikan dalam tabel berikut ini: a. Dependent Variable: ROA Tabel 2. Hasil Analisis Regresi Sederhana Coefficients a Model Unstandardized Coefficients B Std. Error Beta Standardized Coefficients t Sig. 1 (Constant),043,009 4.699.000 QR,035,006,554 5.561.000 Berdasarkan Tabel 2 di atas persamaan regresi sederhana antara variabel Quick Ratio (QR) terhadap variabel Return on Asset (ROA) adalah sebagai berikut: ROA = 0,043 + 0,035 QR + Ɛ Formulasi tersebut berarti bahwa terdapat pengaruh positif quick ratio terhadap Return on Asset (ROA) pada perusahaan Sektor Industri Barang Konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Tabel 3. Koefisien Korelasi dan Determinasi Model Summary b Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate 1.554 a.306.297.0374350 a. Predictors: (Constant), QR b. Dependent Variable: ROA Hasil pengolahan data yang menunjukkan koefisien korelasi dan determinasi dalam penelitian ini disajikan dalam Tabel 3. Berdasarkan tabel tersebut diperoleh nilai r sebesar 0,554. Dengan melihat kriteria koefisien korelasi dapat dikatakan bahwa hubungan antara quick ratio dengan Return on Asset (ROA) pada Perusahaan Sektor Industri Barang Konsumsi yang tercatat di Bursa Efek Indonesia cukup kuat. 138
Berdasarkan pada tabel di atas nilai r 2 sebesar 0,306. Hal ini berarti bahwa quick ratio dapat menjelaskan Return on Asset (ROA) sebesar 30,6% pada Perusahaan Sektor Industri Barang Konsumsi, sisanya sebesar 69,4% dijelaskan oleh variabel lain yang tidak dimasukkan dalam model penelitian ini. Uji hipotesis yang digunakan untuk menguji bagaimana pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen dalam penelitian ini adalah uji t. Adapun hipotesis yang akan diuji adalah: 1) t hitung < t tabel atau signifikansi > α (0,05), maka H 0 diterima artinya quick ratio tidak berpengaruh positif dan signifikan terhadap Return on Asset (ROA) pada Perusahaan Sektor Industri Barang Konsumsi yang tercatat di Bursa Efek Indonesia. 2) t hitung > t tabel atau signifikansi < α (0,05), maka H 0 ditolak artinya quick ratio berpengaruh positif dan signifikan terhadap Return on Asset (ROA) pada Perusahaan Sektor Industri Barang Konsumsi yang tercatat di Bursa Efek Indonesia. Hasil pengujian pada Tabel 2 untuk uji t dengan pengambilan keputusan menggunakan taraf nyata 5% diperoleh angka t hitung sebesar 5,561 sedangkan untuk t tabel sebesar 1,994. Berdasarkan perhitungan tersebut dapat disimpulkan bahwa t hitung > t tabel atau 5,561 > 1,994. Tingkat signifikansi yang diperoleh dari hasil pengolahan data menunjukkan tingkat signifikan 0,000 yang artinya < 0,05 maka H 0 ditolak. Sehingga dapat disimpulkan bahwa quick ratio berpengaruh positif dan signifikan terhadap Return on Asset (ROA) pada Perusahaan Sektor Industri Barang Konsumsi yang tercatat di Bursa Efek Indonesia. 2. Evaluasi a. Gambaran Quick Ratio pada Perusahaan Sektor Industri Barang Konsumsi Berdasarkan hasil penelitian, quick ratio pada Perusahaan Sektor Industri Barang Konsumsi yang tercatat di Bursa Efek Indonesia mengalami fluktuasi. Rata-rata rasio cepat (quick ratio) berada pada angka 1,8113 atau 181,13%. Hal ini berarti perusahaan mampu melunasi hutang lancar sebesar 181,33% dimana sudah lebih dari 100%, hal ini menunjukkan rasio yang cukup baik. Selanjutnya quick ratio tertinggi mencapai 6,8765 atau 687,65% yang menunjukkan kinerja yang baik dari perusahaan karena mampu apabila membutuhkan dana cepat untuk membayar kewajibannya. Walaupun pada sisi yang lain, masih terdapat kemungkinan perusahaan yang memiliki risiko pengembalian hutang jangka pendek yang kecil yaitu sebesar 0,0914 atau 9,14%. b. Gambaran Return on Asset (ROA) pada Perusahaan Sektor Industri Barang Konsumsi Return on Asset (ROA) pada Perusahaan Sektor Industri Barang Konsumsi yang tercatat di Bursa Efek Indonesia dari tahun 2009-2013 mengalami fluktuasi. Jika suatu perusahaan mempunyai Return on Asset (ROA) yang tinggi maka perusahaan tersebut berpeluang besar dalam meningkatkan pertumbuhan. Akan tetapi, jika total aset yang digunakan perusahaan tidak memberikan laba artinya perusahaan akan mengalami kerugian dan akan menghambat pertumbuhan. Rata-rata Return on Asset (ROA) berada pada 0,1447 yang menunjukkan bahwa perusahaan hanya mampu menghasilkan laba bersih sebesar 14,47% dibandingkan dengan asetnya. Hal ini berarti bahwa ratarata efisiensi penggunaan aset hanya sebesar 14,47% untuk mendapatkan laba. Tingkat tertinggi kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba dengan menggunakan aktiva sebesar 65,72%, sedangkan pada tingkat terendah sebesar 1,44%. Perbedaan tinggi dan rendah rata-rata Return on Asset (ROA) disebabkan oleh tidak konsistennya perusahaan dalam memperoleh laba dan disertai kenaikan dan penurunan total aset perusahaan. c. Pengaruh Quick Ratio Terhadap Return on Asset (ROA) pada Perusahaan Sektor Industri Barang Konsumsi Berdasarkan hasil pengujian regresi linier sederhana diperoleh formulasi ROA = 0,043 + 0,035 QR + Ɛ, yang menunjukkan bahwa quick ratio berpengaruh positif terhadap Return on Asset (ROA) pada Perusahaan Sektor Industri Barang Konsumsi. Artinya bahwa setiap kenaikan quick ratio sebesar 1 satuan maka Return On Asset (ROA) akan naik sebesar 0,035 satuan demikian juga sebaliknya. Pengaruh yang positif ini menunjukkan semakin besar quick ratio akan semakin baik karena semakin cepat perusahaan dalam melunasi hutang lancar. Uji korelasi menunjukkan korelasi yang cukup kuat antara quick ratio dengan Return on Asset (ROA) yaitu sebesar 0,554. Hasil uji determinasi diperoleh bahwa Return on Asset (ROA) dapat dijelaskan oleh quick ratio sebesar 30,6% sisanya 69,4% dijelaskan oleh variabel lain yang tidak dimasukkan dalam model penelitian ini, seperti current ratio, receiveble turnover, inventory turnover, working capital turnover, fixed asset turnover, times interest earned, fixed change coverage ratio. Pengujian hipotesis dengan menggunakan uji t menunjukkan bahwa t hitung > t tabel (5,561 > 1,994) atau sig. < alpha (0,000 < 0,05) yaitu H 0 ditolak. Hal ini berarti bahwa quick ratio berpengaruh positif dan signifikan terhadap Return on Asset (ROA) pada Perusahaan Sektor Industri Barang Konsumsi. 139
D. KESIMPULAN DAN SARAN 1. Kesimpulan Berikut ini merupakan beberapa kesimpulan dalam penelitian ini, yaitu: a. Rata-rata quick ratio yang dihasilkan oleh Perusahaan Sektor Industri Barang Konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode tahun 2009 2013 cukup baik karena lebih besar dari 100% yaitu sebesar 181,33%. b. Rata-rata Return on Asset (ROA) pada Perusahaan Sektor Industri Barang Konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode tahun 2009 2013 kurang baik yaitu hanya sebesar 14,47%. c. Hasil persamaan regresi linear sederhana yaitu: ROA = 0,043 + 0,035 QR + Ɛ. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat pengaruh positif quick ratio terhadap Return on Asset (ROA) pada Perusahaan Sektor Industri Barang Konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode tahun 2009 2013. d. Pengujian hipotesis dengan menggunakan uji t diperoleh t hitung > t tabel yaitu 5,561 > 1,994 atau sig. < alpha yaitu 0,000 < 0,05 yang berarti bahwa quick ratio berpengaruh positif dan signifikan terhadap Return on Asset (ROA) pada Perusahaan Sektor Industri Barang Konsumsi periode tahun 2009-2013. e. Terdapat hubungan yang cukup kuat antara quick ratio dengan Return on Asset (ROA) pada Perusahaan Sektor Industri Barang Konsumsi periode tahun 2009-2013. Hal ini dapat dilihat dari koefisien korelasi sebesar 0,554. f. Hasil koefisien determinasi sebesar 30,6% yang menunjukkan kemampuan quick ratio dalam menjelaskan Return on Asset (ROA) sisanya 69,4% dijelaskan oleh variabel lain yang tidak dimasukkan dalam model penelitian ini, seperti current ratio, receiveble turnover, inventory turnover, working capital turnover, fixed asset turnover, times interest earned, fixed change coverage ratio. 2. Saran Adapun saran yang dapat diberikan melalui penelitian ini adalah: a. Mempertimbangkan variabel alternatif lain untuk menguji pengaruh likuiditas terhadap profitabilitas seperti menggunakan current ratio, receiveble turnover, inventory turnover, working capital turnover, fixed asset turnover, times interest earned, fixed change coverage ratio. b. Sebaiknya periode penelitian diperpanjang untuk memperoleh jumlah sampel yang lebih banyak dan melibatkan perusahaan sektor lainnya sehingga memungkinkan diambilnya kesimpulan yang lebih baik dan akurat serta mencerminkan kondisi yang sebenarnya. E. DAFTAR PUSTAKA Atmaja, Lukas Setia, 2003, Manajemen Keuangan, Edisi Revisi, Yogyakarta : Andi Offset. Astuti, Dewi, 2004, Manajemen Keuangan, Cetakan Pertama, Jakarta : Ghalia Indonesia. Brigham, Eugene F. dan Joel F. Houston, 2001, Manajemen Keuangan, Edisi Kedelapan, Buku 2, Jakarta : Erlangga. Bursa Efek Indonesia, www.idx.co.id, tahun akses 2014. Hanafi, M. Mamduh, 2004, Manajemen Keuangan Internasional, Yogyakarta: BPFE UGM. Horne, James C. Van dan John M. Wachowicz Jr., 2012, Prinsip-prinsip Manajemen Keuangan, Jakarta : Salemba Empat. Ikatan Akuntan Indonesia, 2008, Standar Akuntansi Keuangan Per 1 September 2007, Jakarta : Salemba Empat. Kasmir, 2010, Pengantar Manajemen Keuangan, Edisi Pertama, Cetakan pertama, Jakarta : Kencana Prenada Media Grup. Martani, Dwi, dkk, 2012, Akuntansi Keuangan Berbasis PSAK, Jakarta : Salemba Empat. Munawir, 2004, Analisa Laporan Keuangan, Edisi Keempat, Cetakan Ketiga Belas, Yogyakarta : Liberty. Rudianto, 2012, Pengantar Akuntansi, Jakarta : Erlangga. Subramanyam, K. R and John J. Wild, 2010, Analisis Laporan Kuangan: Financial Statement Analysis, Buku Satu, Edisi Sepuluh, Jakarta: Salemba Empat. Sudana, I Made, 2011, Manajemen Keuangan Perusahaan Teori dan Praktik, Jakarta : Erlangga. Sugiyono, 2010, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, Bandung : Alfabeta. Suliyanto, 2011, Ekonometrika Terapan Teori dan Aplikasi dengan SPSS, Edisi Pertama, Yogyakarta: Penerbit Andi. 140