PENTINGNYA BONDING SUPPORT DALAM MENJALANI PERAN PARENTING AWAL. Yanti Akbid Estu Utomo Boyolali

dokumen-dokumen yang mirip
Kurnia Mutiara. Prodi D-III Kebidanan STIKes U Budiyah ABSTRAK

Kata Kunci: Posisi Dorsal Recumbent, Posisi litotomi, Keadaan Perineum

HUBUNGAN ANTARA PENDAMPINGAN PERSALINAN OLEH KELUARGA DENGAN LAMANYA PERSALINAN KALA II DI BPS HJ. YUSFA F. ZUHDI GEMPOL PADING PUCUK

HUBUNGAN PELAKSANAAN RAWAT GABUNG DENGAN KEBERHASILAN MENYUSUI DI RB GRIYA HUSADA NGARAN, POLANHARJO, KLATEN

GAMBARAN PENGETAHUAN, MOTIVASI IBU NIFAS DAN PERAN BIDAN TERHADAP BOUNDING ATTACHMENT DI RUANG KEBIDANAN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH RADEN MATTAHER TAHUN

HUBUNGAN DUKUNGAN SUAMI DENGAN FREKUENSI KUNJUNGAN ULANG NIFAS DI WILAYAH PUSKESMAS PURWOYOSO KOTA SEMARANG

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG ANC DENGAN KETERATURAN ANC

Liva Maita, Na imatu Shalihah : Faktor-Faktor Yang Menyebabkan Pemberian Kolostrum Pada Ibu Nifas Di Ruang Camar I Rsud Arifin Achmad Provinsi Riau

HUBUNGAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK DENGAN TINGKAT KECEMASAN IBU PRIMIGRAVIDA DALAM MENGHADAPI PERSALINAN DI PUSKESMAS PLERET BANTUL TAHUN

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KUNJUNGAN K4 DI PUSKESMAS BAQA KOTA SAMARINDA TAHUN 2016

TRIMESTER III DI PUSKESMAS TEGALREJO YOGYAKARTA

AYAH ASI (BREASTFEEDING FATHER) TERHADAP KEJADIAN POSTPARTUM BLUES. Abstrak. Abstract

KARYA TULIS AKHIR TINGKAT KECEMASAN MENGHADAPI PERSALINAN PADA PRIMIGRAVIDA DIBANDINGKAN MULTIGRAVIDA DI RSU HAJI SURABAYA

MOTIVASI DAN KEPATUHAN KUNJUNGAN ANTENATAL CARE (ANC) PADA IBU HAMIL TRIMESTER III

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN ANEMIA IBU HAMIL TRIMESTER III DI PUSKESMAS CIKAMPEK KABUPATEN KARAWANG

PERSIAPAN PERSALINAN IBU HAMIL DITINJAU DARI JUMLAH PERSALINAN DAN JUMLAH KUNJUNGAN KEHAMILAN

HUBUNGAN KESIAPAN KEHAMILAN DENGAN KEJADIAN POST PARTUM BLUES PADA IBU NIFAS DI RSIA PRIMA HUSADA SIDOARJO. Nur Hidaayah

HUBUNGAN PELAKSANAAN ASUHAN SAYANG IBU DENGAN PROSES PERSALINAN DI RUANG BERSALIN BLUD RUMAH SAKIT KABUPATEN KONAWE

HUBUNGAN UMUR DAN PARITAS DENGAN LAMANYA PELEPASAN PLASENTA PADA IBU BERSALIN DI RUMAH BERSALIN AL-AMIN DONOYUDAN KALIJAMBE SRAGEN

Lies Indarwati Akademi Kebidanan Estu Utomo Boyolali ABSTRAK

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG AMBULASI DINI DI RSUD CIDERES KABUPATEN MAJALENGKA TAHUN 2012

HUBUNGAN KARAKTERISTIK IBU HAMIL DENGAN TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG TANDA BAHAYA PADA KEHAMILAN DI PUSKESMAS SIDOHARJO KABUPATEN SRAGEN

HUBUNGAN PENYULUHAN MEMANDIKAN BAYI TERHADAP CARA IBU MEMANDIKAN BAYINYA DI PUSKESMAS BANYUURIP KABUPATEN PURWOREJO. Nurma Ika Zuliyanti

KEBERHASILAN BOUNDING ATTACHMENT. Triani Yuliastanti Akademi Kebidanan Estu Utomo Boyolali

Oleh : Desi Evitasari, S.ST ABSTRAK

FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG PEMBERIA MP ASI PADA BAYI USIA 6-12 BULAN PADA TAHUN 2012 JURNAL

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN IBU TENTANG PEMERIKSAAN KEHAMILAN TRIMESTER I DENGAN KUNJUNGAN K1 MURNI DI BPS HANIK SURABAYA

FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KELENGKAPAN IMUNISASI TETANUS TOKSOID PADA IBU HAMIL DI PUSKESMAS TABONGO KECAMATAN TABONGO KABUPATEN GORONTALO TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. peralihan, masa bayi juga memerlukan penyesuaian. Bagi beberapa bayi

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN STATUS PARITAS DENGAN KETERATURAN KUNJUNGAN ANTENATAL CARE (ANC) PADA IBU HAMIL DI RSUD PANEMBAHAN SENOPATI BANTUL

HUBUNGAN ANTARA PARITAS DAN ANEMIA DENGAN KEJADIAN PERDARAHAN POSTPARTUM DI RUMAH SAKIT WILLIAM BOOTH SURABAYA PERIODE Lestrina *, Eny **

HUBUNGAN PENDIDIKAN DAN PENGETAHUAN IBU POSTPARTUM TERHADAP PELAKSANAAN KUNJUNGAN MASA NIFAS DI BIDAN PRAKTIK SWASTA NURACHMI PALEMBANG

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG HIPERTENSI KEHAMILAN TERHADAP PEMELIHARAAN TEKANAN DARAH IBU HAMIL DI PUSKESMAS PUNDONG BANTUL

KARAKTERISTIK PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU HAMIL TENTANG PERAWATAN PAYUDARA DI BPM HJ. A BANJARMASIN ABSTRAK

Yeni Yuniarti 2, Suesti 3 INTISARI

Ria Yulianti Triwahyuningsih Akademi Kebidanan Muhammadiyah Cirebon, Jawa Barat, Indonesia

ANALISIS FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERDARAHAN POSTPARTUM PRIMER DI RSUD ROKAN HULU TAHUN 2010

HUBUNGAN DUKUNGAN SUAMI SAAT ANTENATAL DAN INTRANATAL DENGAN BOUNDING ATTACHMENT PADA IBU POST PARTUM DI RSU PANCARAN KASIH GMIM MANADO

HUBUNGAN PELAKSANAAN ASUHAN SAYANG IBU DENGAN KECEMASAN PROSES PERSALINAN DI BPM HESTI UTAMI DESA GRANTUNG KECAMATAN BAYAN KABUPATEN PURWOREJO

Jurnal Ilmiah Kesehatan,9(1); Maret 2017

DAFTAR PUSTAKA. APN, Asuhan Persalinan Normal dan Inisiasi Menyusu Dini.Jakarta: JNPK-KR.

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG ANC DENGAN KUNJUNGAN ANC DI PUSKESMAS GALUR 2 KULON PROGO DWI SURYANDARI INTISARI

Romy Wahyuny, Lismawati : Gambaran Pengetahuan Ibu Post Partum Tentang Postpartum Blues di Wilayah Kerja Puskesmas Rambah Hilir I

Frekuensi Kunjungan ANC (Antenatal Care) Pada Ibu Hamil Trimester III

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG TANDA BAHAYA KEHAMILAN DENGAN KEPATUHAN PEMERIKSAAN KEHAMILAN DI BPS ERNAWATI BOYOLALI

HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI DAN KETERATURANANTENATAL CAREPADA IBU HAMIL DI PUSKESMAS KECAMATAN TURI KABUPATEN LAMONGAN

PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU NIFAS TENTANG TANDA BAHAYA NEONATUS DI PUSKESMAS II KARANGASEM BALI TAHUN 2013

Hubungan antara Umur dan Paritas Ibu dengan Kejadian Retensio Plasenta Eufrasia Zau, Endang BS Akbid Griya Husada Surabaya

HUBUNGAN KARAKTERISTIK PERSONAL IBU DENGAN KECEMASAN MENJELANG PERSALINAN NORMAL DI RUMAH BERSALIN BANJARSARI SURAKARTA

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Meraih Derajat Sarjana S-1 Keperawatan. Diajukan Oleh : HIDAYATUL MUNAWAROH J.

PW215 KEPERAWATAN MATERNITAS 1

TINDAKAN KEPERAWATAN POST PARTUM NORMAL DAN ADAPTASI FISIOLOGI PADA IBU POST PARTUM DI RUMAH SAKIT ACEH

Volume 4 No. 1, Maret 2013 ISSN : HUBUNGAN PARITAS DENGAN KEJADIAN BERAT BADAN LAHIR RENDAH (BBLR) DI RSUD R.A KARTINI JEPARA INTISARI

Dea Riskha Fitriliana 1 ABSTRACT

Kemandirian Ibu Postpartum Dalam Perawatan Bayi Baru Lahir dengan Menggunakan Pendekatan Model Mother-Baby Care (M-BC)

Volume 4 No. 1, Maret 2013 ISSN : HUBUNGAN TINGKAT KECEMASAN IBU HAMIL DENGAN KESEHATAN JANIN TRIMESTER II DI RSIA KUMALA SIWI JEPARA

PENGARUH PARITAS DAN MEDIA KONSELING MASA NIFAS TERHADAP KEMAMPUAN PERAWATAN MANDIRI IBU POST PARTUM DI BPM VIVI SURABAYA

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG MASASE FUNDUS UTERI TERHADAP PENGETAHUAN DAN INVOLUSI UTERUS PADA IBU POSTPARTUM DI RUMAH SAKIT ISLAM SAMARINDA

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU NIFAS DENGAN KEPATUHAN KUNJUNGAN MASA NIFAS DI BPM NY. SUBIYANAH, SST DESA PARENGAN KECAMATAN MADURANKABUPATEN LAMONGAN

GAMBARAN ADAPTASI PSIKOLOGIS IBU NIFAS DI DESA BANDUNG KECAMATAN DIWEK KABUPATEN JOMBANG

HUBUNGAN DUKUNGAN SUAMI DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI DESA KEBEN KECAMATAN TURI KABUPATEN LAMONGAN. M. Masykur*, Dian Nurafifah**...ABSTRAK...

HUBUNGAN DUKUNGAN SUAMI DENGAN KETIDAKNYAMANAN IBU SELAMA KEHAMILAN TRIMESTER I DI LPTP KIA BAPELKES GODEAN KABUPATEN SLEMAN YOGYAKARTA

BAB III METODE PENELITIAN. adalah analitik, dengan menggunakan rancangan penelitian cross sectional yaitu mengukur

HUBUNGAN DUNGAN SUAMI DALAM PEARAWATAN MASA NIFAS DENGAN KEJADIAN BABY BLUES

Devita Zakirman Stikes Jend. A. Yani Cimahi

GAMBARAN PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG TANDA BAHAYA NIFAS BERDASARKAN KARAKTERISTIK IBU DI BPM HJ. MAHMUDAH, S.S.T KABUPATEN MAJALENGKA TAHUN 2016

PENGARUH DISCHARGE PLANNING TERHADAP KEMAMPUAN IBU POST SECTION CAESAREAN DALAM MERAWAT BAYI BARU LAHIR DI RSU PKU MUHAMMADIYAH BANTUL

HUBUNGAN FAKTOR- FAKTOR PENGHAMBAT DENGAN TINGKAT KEBERHASILAN DALAM MEMBERIKAN KONSELING PADA PELAYANAN KEBIDANAN DI PUSKESMAS WILAYAH SLEMAN

BAB I PENDAHULUAN. perhatian lebih dikarenakan angka kematian ibu 60% terjadi pada masa nifas

MENGANALISIS PERBEDAAN KEPATUHAN IBU MEMBAWA BUKU KIA SERTA KELENGKAPAN PENGISIAN BUKU KIA

Pengaruh Pendidikan Kesehatan tentang Perawatan Perineum terhadap Kesembuhan Luka Episiotomi Klien Post Partum di BKIA Aisyiyah, Karangkajen, DIY

BAB 1 PENDAHULUAN. Keadaan kehamilan kembar sebetulnya abnormal yang mungkin terjadi

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU POST PARTUM DENGAN PEMBERIAN KOLOSTRUM PADA BAYI BARU LAHIR DI BIDAN PRAKTEK SWASTA (BPS) KECAMATAN TURI LAMONGAN

Nunung Nurjanah Akademi Kebidanan Muhammadiyah Cirebon, Jawa Barat, Indonesia, ABSTRAK

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Rumah Sakit Umum Daerah Prof. Dr. H. Aloei Saboe Kota Gorontalo

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENURUNAN TINGGI FUNDUS UTERI PADA POST PARTUM DI RUMAH SAKIT UMUM dr. ZAINOEL ABIDIN BANDA ACEH

PENGARUH MOBILISASI DINI TERHADAP PENURUNAN TINGGI FUNDUS UTERI PADA IBU POST PARTUM SPONTAN DI RSUD TUGUREJO SEMARANG

GAMBARAN PENGETAHUAN PRIMIPARA TENTANG PERDARAHAN POST PARTUM Sri Sat Titi Hamranani* ABSTRAK

HUBUNGAN MOBILISASI DINI DENGAN RETENSIO URINE PADA IBU NIFAS DI RSUD DR. SOEKARDJO KOTA TASIKMALAYA

TERAPI PIJAT OKSITOSIN MENINGKATKAN PRODUKSI ASI PADA IBU POST PARTUM. Sarwinanti STIKES Aisyiyah Yogyakarta

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP BIDAN TENTANG PELAKSANAAN 10T PADA ASUHAN KEHAMILAN DI PUSKESMAS SUKA MAKMUR KABUPATEN ACEH BESAR TAHUN 2012

HUBUNGAN ANTARA PERAWATAN LUKA JAHITAN PERINEUM DENGAN PROSES KESEMBUHAN LUKA PERINEUM DI RSUD SIDOARJO. Abdul Muhith *) ABSTRAK

GAMBARAN PENGETAHUAN TENTANG PERAWEATAN BAYI BARU LAHIRMPADA IBU PRIMIPARA DI R. 7 RSUD DR. SOEKARDJO TASIKMALAYA

Darmayanti Wulandatika. Program Studi D3 Kebidanan Universitas Muhammadiyah Banjarmasin

PENGETAHUAN DAN KECEMASAN IBU PENGGUNA KONTRASEPSI AKDR. Vera Virgia

HUBUNGAN KOMUNIKASI TEURAPETIK BIDAN DENGAN KECEMASAN IBU BERSALIN DI RUANG KEBIDANAN DAN BERSALIN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN PIDIE

HUBUNGAN KARAKTERISTIK INDIVIDU DENGAN DEPRESI POSTPARTUM PADA IBU POSTPARTUM DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN KEBUMEN ABSTRAK

HUBUNGAN ANTARA PARITAS DAN UMUR IBU DENGAN ANEMIA PADA IBU HAMIL TRIMESTER III TAHUN

DUKUNGAN KELUARGA PADA IBU NIFAS DALAM MENGKONSUMSI TABLET TAMBAH DARAH DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS GATAK SUKOHARJO Kadarwati 1) Dewi Susilowati 2)

ST NURRAHMAH, S.ST AKADEMI KEBIDANAN KONAWE. Jl. Letj.DII Panjaitan No.217, Unaaha, Konawe Sulawesi Tenggara. Telp/Fax (0408)

HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN FORMAL DENGAN KEPATUHAN IBU DALAM PEMERIKSAAN ANTENATAL CARE (ANC) DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS AMPEL I BOYOLALI

Cirebon, Jawa Barat, Indonesia, ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kehamilan merupakan suatu proses yang dialami oleh seluruh wanita

GAMBARAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU NIFAS PRIMIPARA TENTANG MEMANDIKAN BAYI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SUNGAI LULUT BANJARMASIN ABSTRAK

PENGETAHUAN DENGAN SIKAP IBU HAMIL TENTANG PELAYANAN OBSTETRI NEONATAL EMERGENCY DASAR (PONED)

HUBUNGAN TEHNIK MENYUSUI DENGAN KELANCARAN ASI PADA IBU MENYUSUI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BLANG BINTANG ACEH BESAR JURNAL

HUBUNGAN ANTARA PENDIDIKAN DAN PENGETAHUAN IBU DENGAN KUNJUNGAN ANTENATAL CARE

Gambaran Dukungan Keluarga Terhadap Kunjungan Masa Nifas

HUBUNGAN SENAM NIFAS DENGAN PROSES INVOLUSIO UTERI DI DESA CANDIREJO

USIA DAN PARITAS DENGAN POSTPARTUM BLUES DI RSUD BANGIL PASURUAN 2014 HOSNOL KHOTIMAH Subject : Postpartum Blues, Usia, Paritas DESCRIPTION

Transkripsi:

PENTINGNYA BONDING SUPPORT DALAM MENJALANI PERAN PARENTING AWAL Yanti Akbid Estu Utomo Boyolali Abstrak Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat kebutuhan bonding support pada ibu post partum hari I (pertama) serta hubungan antara paritas dengan tersebut, di RB Annisa Boyalali. Penelitian ini merupakan penelitian analitik - studi korelasi dengan pendekatan cross sectional. Sampel terdiri dari 15 orang ibu post partum primipara dan 15 orang ibu post partum multipara. Sebagai alat pengumpul data digunakan lembar observasi terhadap respon bonding yang dilakukan ibu post partum hari I. Analisis data dengan menggunakan analisis bevariat dengan uji chi square. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara faktor paritas dengan tingkat kebutuhan bonding support pada ibu post partum hari I (p = 0,00001197). Sebagian besar ibu post partum primipara membutuhkan bonding support yang bersifat biasa-biasa saja dan sebaliknya bagi ibu multipara justru membutuhkan bonding support yang bersifat ekstra dan intensif. Berdasarkan hasil penelitian maka diharapkan para bidan yang memberikan asuhan pada ibu post partum khususnya di Ruang Nifas RB Annisa Boyalali, agar lebih memfasilitasi proses bonding baik pada ibuibu post partum primipara maupun multipara, tidak hanya pada awal kelahiran tetapi juga berkelanjutan selama periode post partum. Mengingat asuhan ini sangat penting untuk menunjang kesejahteraan bayi baru lahir baik secara fisik maupun psikologis.\ Kata kunci : Post partum, bonding support, paritas. Pendahuluan Kesuksesan dari penyesuaian terhadap peran keibuan (mother role) akan sangat mempengaruhi kesejahteraan ibu post partum dan bayinya. Dengan support terhadap proses interaksi antara ibu bayi, pada periode awal post partum, sangat penting dalam menimbulkan responrespon positif dari ibu seperti: membelai, membisikkan kata-kata, mencium dan mengajak bicara bayi serta mengadakan kontak mata, dimana hal ini sangat mempengaruhi kesejahteraan bayi baik fisik maupun psikologisnya (Robinson, S. & Thomson, A. M., 1993 : 182). Childbirth ( kelahiran anak) dan menjadi ibu baru dapat menjadi pengalaman yang sulit bagi beberapa ibu. Support baik secara sosial maupun emosional selama kehamilan dan periode post partum yang diberikan oleh seorang bidan, dapat memberikan efek positif bagi perkembengan anak dan kesehatan fisik serta kesejahteraan emosional ibu ( Clement & Page, 1998 : 206) Kegagalan dari proses penyesuaian terhadap peran sebagai seorang ibu tersebut akan meningkatkan angka kejadian Post partum blues (ketidakstabilan emosi pada masa post partum). Hansen & Jones menyatakan : Sekitar 75-80 % dari ibu pada periode post partum mempunyai kecenderungan untuk mengalami 12

post partum blues (dalam Bobak, Lowdermilk & Jensen, 1995 : 665). Penelitian lain diperoleh data bahwa bonding failure (kegagalan proses pembentukan ikatan ibu anak) ada kaitannya dengan kejadian child abuse (penganiayaan anak) serta maltreatment (kesalahan dalam asuhan), dimana menimbulkan masalah potensial berupa perlukaan (diluar kecelakaan) terhadap anak serta penyimpangan perilaku dan emosional anak (Salariya, 1983 ; dalam Alexander, Levy & Roch, 1992 : 74 76). Menurut Perry, B. (2001), bonding & attachment (kontak awal untuk pembentukan ikatan ibu anak) yang sehat, selama masa anak merupakan fondasi bagi kesehatan emosional anak pada kehidupan selanjutnya dan demikian pula sebaliknya, adanya problem dari bonding & attachment tersebut dapat menyebabkan penyimpangan perilaku dan emosional dalam kehidupan berikutnya (hambatan perkembangan motorik, bahasa, sosial dan kognitif ; penyimpangan pola makan ; perilaku menyakiti diri sendiri ; penyimpangan seksual dan perilaku agresif lainnya). Dari studi pendahuluan yang dilakukan di RB Annisa Boyolali, diperoleh data mengenai kapasitas ruang nifas adalah 15 tempat tidur, sedangkan jumlah tenaga yang ada di ruangan tersebut 4 orang yang terdiri dari 3 orang bidan dan 1 orang perawat. Kondisi ini secara teori belum memenuhi standar asuhan, mengingat klien post partum seharusnya mendapat asuhan oleh bidan, namun dengan jumlah bidan yang hanya 3 orang serta adanya sistem jaga dengan rotasi (pagi, sore dan malam), maka jumlah tenaga pada masingmasing sift kurang memadai dikarenakan jumlah pasien yang memenuhi kapasitas ruangan nifas selalu penuh. Namun yang menjadi catatan adalah pelaksanaan bonding tersebut tidak difasilitasi secara kontinyu dan komprehensif, dimana dari kelima pasien tersebut meskipun sudah dibantu pada saat awal kontak dengan bayinya, namun pada kesempatan berikutnya ternyata ibu tampak belum mampu mengekspresikan perasaan afeksinya terhadap bayi. Hal ini terlihat dari hasil observasi dengan menggunakan lembar observasi yang berisi aspekaspek penilaian mengenai perilaku interaksi antara ibu bayi untuk melihat tingkat kebutuhan bonding support (dukungan dalam proses menjalin hubungan antara ibu dan bayi barunya), ternyata dari kelima pasien tersebut diperoleh skor rendah yang berarti pasien membutuhkan dukungan untuk proses bonding secara intensif dan bahkan secara ekstra. Metode Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian analitik-studi korelasi dengan pendekatan cross sectional. Sampel terdiri dari 15 orang ibu post partum primipara dan 15 orang ibu post partum multipara. Sebagai alat pengumpul data digunakan lembar observasi terhadap respon bonding yang dilakukan ibu post partum hari I. Analisis data dengan menggunakan analisis bevariat dengan uji chi square. Hasil Hasil penelitian ini meliputi tingkat kebutuhan bonding support pada masing-masing paritas pada hari I post partum serta sifat hubungan antara paritas dengan tingkat kebutuhan bonding support tersebut. 1. Gambaran Tingkat kebutuhan bonding support ibu post partum hari I pada masing-masing paritas. Untuk mengetahui tingkat kebutuhan bonding support pada masing-masing paritas dapat dilihat pada tabel 4.2 berikut: 13

Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi hasil observasi pada masing-masing paritas Tingkat kebutuhan Bonding Support Jumlah % Primipara (15) - Biasa 14 93,33% - Ekstra 1 6,66% - Intensif - - Multipara (15) - Biasa - Ekstra - Intensif (Sumber : Hasil observasi Juni 2007) 1 9 5 6,66% 60% 33,33% Dari data di atas terlihat bahwa dari 15 orang responden primipara, yang mempunyai tingkat kebutuhan bonding support bersifat biasa-biasa saja sebanyak 14 orang (93,33%), dan hanya 1 orang (6,66%) ekstra serta tidak ada yang bersifat intensif. Sebaliknya pada kelompok multipara, hanya 1 orang yang mempunyai biasa dan sebagian besar mempunyai ekstra (9 orang/60%) serta 5 orang (33,33%) yang bersifat intensif. Untuk mengetahui sifat hubungan antara paritas dengan tingkat kebutuhan bonding support pada ibu post partum hari I maka dilakukan analisa bevariat dengan menggunakan uji statistik Uji Chi square. Dalam analisa data ini menggunakan tabulasi silang antara dua variabel tersebut dengan tabel kontingensi BXK (3x2) sebagai berikut: Tabel 4.3 Distribusi post partum hari I pada paritas primipara dan multipara Tingkat Paritas Total kebutuhan Primipara (15) Multipara (15) Bonding support Biasa 14 1 15 Ekstra 1 9 10 Intensif 0 5 5 Total 15 15 30 2. Hubungan antara paritas dengan pada ibu post partum hari I Interpretasi hasil pengujian adalah apabila X 2 hitung < X 2 tabel atau p value > 0,01, berarti tidak ada hubungan (independen), tetapi bila hasil X 2 hitung > X 2 tabel atau p value < 0,01 maka dikatakan kedua variabel mempunyai hubungan atau dependen. Rumus yang digunakan adalah rumus umum X 2. Dari data dalam tabel 4.3 diatas,nilai X 2 hitung dapat dilihat pada tabel 4.4 berikut: Tabel 4.4 Hasil perhitungan nilai X 2 O E (O-E) (O-E) 2 (O-E) 2 / E 14 7,5 6,5 42,25 5,63 1 7,5-6,5 42,25 5,63 1 5-4 16 3,2 9 5 4 16 3,2 0 3-3 9 3 5 3 2 4 1,33 21,99 14

Data diatas diperoleh melalui proses penghitungan sebagaimana terdapat dalam lampiran 4. Sedangkan p value diperoleh dari pengolahan entry data secara epi info (statcalc) yang dapat dilihat pada lampiran 5. Pada tabel 3 x 2 tersebut, dk = (3 1) (2 1) = 2. Pada tabel X 2 dk= 2 α 0,05 = 5,991 (CI 95%). X 2 hasil perhitungan adalah 21,99 dengan p value = 0,00001197, sedangkan X 2 yang didapat dari tabel adalah 5,991. Karena 21,99 > 5,991 dan p value < 0,01, maka pengujian ini sangat bermakna. Kesimpulannya, dengan taraf kepercayaan (CI) 95%, terdapat hubungan antara paritas dengan pada post partum hari I. Pembahasan Gambaran tingkat kebutuhan bonding support pada ibu post partum hari I dari masing-masing paritas. Dari hasil observasi terhadap 30 responden (15 orang primipara dan 15 orang multipara), ternyata menunjukkan bahwa pada kelompok primipara hampir semua mempunyai yang bersifat biasa-biasa saja, artinya mereka telah mampu melaksanakan bonding dengan bayi barunya tanpa adanya masalah. Secara alamiah hal ini dapat terjadi karena adanya naluri keibuan (mother instink), dimana seorang ibu berkewajiban untuk merawat, melindungi dan mengasuh bayinya yang tidak mungkin digantikan oleh orang lain. Selain itu ditunjang pula oleh teori yang menyebutkan bahwa antara ibu dan anak telah terdapat ikatan batin yang sudah terjalin sejak masa prenatal, yaitu sejak ibu merasa bahwa dirinya telah hamil. Selama periode prenatal, seorang wanita menerima fakta mengenai kehamilannya, memikirkan identitasnya sebagai ibu dan meyakini kehamilannya serta mengidentifikasi bayinya sebagai individu yang lain darinya yang mendorongnya untuk membuat persiapan untuk bayi tersebut (Varney, 1997 : 235). Bagi ibu primipara hal ini akan nampak sekali terutama apabila kehamilan tersebut sangat diharapkan, oleh karenanya tidak mengherankan apabila pada saat menyambut kehadiran bayinya ibu terlihat antusias sekali dan cenderung untuk melakukan bonding dengan baik. Berbeda dengan kelompok multipara, dari hasil observasi menunjukkan sebaliknya, dimana sebagian besar diantara mereka justru mempunyai tingkat kebutuhan bonding support yang bersifat ekstra bahkan intensif, hal itu nampak pada saat observasi dimana kelompok multipara ini cenderung tidak acuh terhadap bayinya, ibu tidak menunjukkan perasaan afeksinya terhadap bayi. Keadaan tersebut bertolak belakang dengan anggapan yang menyebutkan bahwa bagi ibu multipara akan lebih siap dalam menghadapi kehadiran bayinya, karena telah mempunyai pengalaman atas kelahiran anak sebelumnya. Hal tersebut dapat dipengaruhi oleh faktor-faktor dari karakteristik responden seperti usia ibu, pendidikan, riwayat persalinan, kondisi fisik ibu maupun bayi dan kondisi sosial ekonomi (Hogan & Shainess, 1970 ; dalam Bobak, Lowdermilk & Jensen, 1995 : 722). Dari karakteristik responden, ternyata sebagian besar (53,33%) ibuibu multipara pendidikannya hanya sampai SD, sisanya SMP (26,66%) dan SMA (20%) sedangkan pada kelompok primipara sebagian besar (53, 33%) berpendidikan SMP dan sisanya (20%) SD dan (26,66%) SMA. Dari gambaran di atas menunjukkan bahwa kemungkinan terdapat hubungan (walaupun secara tidak langsung) antara rendahnya score bonding support pada multipara dengan tingkat pendidikan yang rendah (kurangnya pengetahuan ibu) pada kelompok tersebut. 15

Pada kelompok primipara pada umumnya pendidikan mereka lebih tinggi dibandingkan dengan kelompok multipara. Secara teori hal ini akan berpengaruh terhadap peningkatan motivasi ataupun tuntutan kebutuhan (Notoatmodjo, 1993), yang memungkinkan mereka menjadi lebih mengerti terhadap peran dan tugastugas post partum (interaksi dengan bayi). Hubungan antara faktor paritas dengan tingkat kebutuhan bonding support pada ibu post partum hari I. Dari gambaran mengenai tingkat kebutuhan bonding support pada kedua paritas tersebut, menunjukkan adanya hubungan yang signifikan antara faktor paritas dengan tingkat kebutuhan bonding support pada hari I post partum. Walaupun pada kenyatannya hubungan tersebut bertolak belakang dengan teori yang menyebutkan pada primipara akan lebih membutuhkan support dibanding dengan multipara. Dari sini dapat ditarik kesimpulan bahwa faktor paritas ternyata bukanlah merupakan faktor yang dominan dalam mempengaruhi pada ibu post partum hari I, kemungkinannya dapat disebabkan oleh faktor-faktor lain (pendidikan, usia, sosial ekonomi dsb). Dari gambaran di atas menunjukkan bahwa dalam memberikan asuhan, seharusnya bidan berorientasi pada kebutuhan individu (ibu post partum), tidak hanya diprioritaskan pada primipara saja. Sesuai teori (filosofi bidan), menyebutkan bahwa bidan dalam memberikan asuhan kebidanan harus berorientasi pada kebutuhan individu klien (women oriented), karena tiaptiap individu mempunyai kebutuhan yang berbeda-beda (Materi kuliah : Konsep Kebidanan, 2002). Kesimpulan dan saran 1. Tingkat kebutuhan bonding support pada ibu-ibu primipara sebagian besar bersifat biasa-biasa saja sedangkan pada ibu-ibu multipara sebagian besar bersifat ekstra dan intensif. 2. Terdapat hubungan yang signifikan antara faktor paritas dengan post partum hari I (p value = 0,00001197). Walaupun pada kenyatannya hubungan tersebut bertolak belakang dengan teori yang menyebutkan bahwa pada primipara akan lebih membutuhkan support dibanding pada multipara. Hal tersebut menunjukkan bahwa faktor paritas bukanlah faktor yang berpengaruh dominan terhadap tingkat kebutuhan bonding support, kemungkinan disebabkan pengaruh faktor lain yaitu faktor pendidikan ibu. Dari kesimpulan hasil penelitian tersebut, peneliti berharap kepada para bidan terutama yang bertugas di Ruang Nifas RB Annisa Boyolali agar senantiasa memberikan support dalam proses bonding pada semua ibu nifas, baik primi maupun multipara sesuai dengan kebutuhan. Hal ini ditunjang dengan hasil penelitian yang menunjukkan bahwa sebagian besar kelompok multipara ternyata sangat membutuhkan support untuk bonding dibandingkan pada kelompok primipara. Mengingat paritas ternyata bukan faktor yang berpengaruh penting terhadap tingkat kebutuhan bonding support post partum, maka untuk mengetahui hubungan antara faktor pendidikan dengan tingkat kebutuhan bonding support, perlu diadakan penelitian lebih lanjut. Daftar Pustaka Anonim, 2002. Buku Panduan Praktis Pelayanan kesehatan Maternal dan Neonatal. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. Alexander, J. ; Levy, v. & Roch, S. 1992. Posnatal Care : A Reaserch-Based Approach. Hongkong : Macmillan. 16

Bennet, V. R. & Brown, L. K. 1996. Myles Texbook for Midwives. New York : Churchill Livingstone. Bobak, I. M. ; Lowdermilk, D. L. & Jensen, M. D. 1995. Essentials of maternity Nursing. New York : Mosby. Budiarto, E. 2002. Biostatistika Untuk Kedokteran dan Kesehatan masyarakat. Jakarta : EGC. Clement, S. & Page, L. 1998. Psychological Perspectives on Pregnancy and Childbirth. New York : Churchill Livingstone. Hamilton, P. M., 1995. Dasar-dasar Keperawatan maternitas. Jakarta : EGC. Hughes, D. A. 2001. Parenting a Poorly Attached Child. www.childtrauma.com. Kartono, L. K. 1992. Psikologi Wanita : Mengenal Wanita Sebagai Ibu dan Nenek. Bandung : Mandar Maju. Koniak, R. M. 1992. Maternity Nursing : Family, Newborn, and Woman s Health Care. Philadelphia, London : J. B. Lippincott Company. Lawrence, B. S. 2000. Bonding and Attachment when It Goes Awry. www.executive parent.com. Notoatmodjo, S., 1993. Pengantar Pendidikan dan Ilmu Perilaku Kesehatan. Yogyakarta : Andi Offset. Notoatmodjo, S. 2002. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta. Perry, B. D. 2001. Bonding and Attachment in Maltreated Children. www.teacher.scholastic.com. Robinson, S. & Thomson, A. M. 1993. Midwives, Reaserch and Childbirth Volume 1. New York : Chapman & Hall. Robinson, S. & Thomson, A. M. 1996. Midwives, Reaserch and Childbirth Volume 4. New York : Chapman & Hall. Saxton, D. F. ; Nugent, P. M. & Pelikan, P. K. 1996. Mosbys : Comprehensive Review of Nursing. USA : Mosby Year Book. Sherr, L. 1995. The Psychology of Pregnancy and Childbirth. London : Blackwell Science Ltd. Soewarno, B. 1987. Metode Kuantitatip Dalam Penelitian Ilmu- Ilmu Sosial dan Pendidikan. Jakarta : Dep Dik Bud Dirjend PT PPLPTK. Suryabrata, S. 1998. Metodologi Penelitian. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada. Varney, H., 1997. Varney s Midwifery Third Edition. London : Jones and Bartlett Publishers. Wakenshaw, M. 2001. Child Protection vs. parental Attachment. www.investinkids.com. Weidman, A. B. 2001. Child Abuse and Neglect. www.childtrauma.com. Yanti, 2007. Hubungan Antara Paritas Dengan Tingkat Kebutuhan Bonding Support Pada Ibu Post Partum Hari I (Studi Kasus Di RB Annisa Boyolali). Laporan Penelitian Dosen Muda AKBID EUB. 2007 17

18