BAB IV ANALISIS SUB SEKTOR POTENSIAL DALAM MENDUKUNG FUNGSI KOTA CILEGON

dokumen-dokumen yang mirip
PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO

BAB 4 ANALISIS PENENTUAN SEKTOR EKONOMI UNGGULAN KABUPATEN KUNINGAN

Tabel-Tabel Pokok TABEL-TABEL POKOK. Analisis Pertumbuhan Ekonomi Kab. Lamandau Tahun 2013 /

KATA PENGANTAR Assalamu alaikum Wr. Wb Kajian Sub Sektor Ekonomi Potensial Dalam Mendukung Fungsi Kota Cilegon

III. METODOLOGI PENELITIAN. tujuan penelitian. Wilayah yang akan dibandingkan dalam penelitian ini

I. PENDAHULUAN. perkembangan suatu perekonomian dari suatu periode ke periode. berikutnya. Dari satu periode ke periode lainnya kemampuan suatu negara

ANALISIS PENGEMBANGAN EKONOMI KABUPATEN SIAK

10. PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO ( PDRB )

BAB. IV KONDISI PEREKONOMIAN KAB.SUBANG TAHUN 2013

III. METODOLOGI PENELITIAN. sebuah penelitian. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah Struktur

BAB. IV KONDISI PEREKONOMIAN KAB. SUBANG TAHUN 2012

V GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN

Lampiran 1. Peta Wilayah Administrasi Kabupaten Karo

V. SIMPULAN DAN SARAN. 1. Hasil analisis Tipologi Klassen menunjukkan bahwa:

Produk Domestik Bruto (PDB)

BAB IV TINJAUAN PEREKONOMIAN KABUPATEN BUNGO

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. A. Kesimpulan 1. Kontribusi sektor pertanian terhadap perekonomian Provinsi Jawa Tengah

BAB I PENDAHULUAN. kota dan desa, antara pulau Jawa dengan luar Pulau Jawa maupun antara dua

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

9.1. Analisis LQ Sektor Jembrana Terhadap Sektor Propinsi Bali

BAB IV GAMBARAN UMUM KABUPATEN MALINAU. Kabupaten Malinau terletak di bagian utara sebelah barat Provinsi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Dilihat dari sejarah atau proses perkembangannya pada masa yang lalu dapat diketahui bahwa kota-kota pada

KATA PENGANTAR. Lubuklinggau, September 2014 WALIKOTA LUBUKLINGGAU H. SN. PRANA PUTRA SOHE

Perkembangan Indikator Makro Usaha Kecil Menengah di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi dalam periode jangka panjang mengikuti

BAB IV KONDISI PEREKONOMIAN JAWA BARAT TAHUN 2006

Produk Domestik Regional Bruto

M E T A D A T A. INFORMASI DASAR 1 Nama Data : Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) 2 Penyelenggara Statistik

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO

I.PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi merupakan sebagai perangkat yang saling berkaitan dalam

Tabel PDRB Atas Dasar Harga Berlaku dan Atas Dasar Harga Konstan 2000 di Kecamatan Ngadirejo Tahun (Juta Rupiah)

I. PENDAHULUAN. itu pertumbuhan ekonomi adalah peningkatan pendapatan perkapita serta. yang kuat bagi bangsa Indonesia untuk maju dan berkembang atas

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. Sektor unggulan di Kota Dumai diidentifikasi dengan menggunakan

Sumber : Tabel I-O Kota Tarakan Updating 2007, Data diolah

ANALISIS PERTUMBUHAN EKONOMI KOTA PONTIANAK DENGAN METODE LOCATION QUOTIENT, SHIFT SHARE DAN GRAVITASI

ANALISIS POTENSI PEREKONOMIAN KABUPATEN MINAHASA TENGGARA

PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI BENGKULU TAHUN 2016

III. METODOLOGI PENELITIAN. ini adalah wilayah penelitian Kota Bandar Lampung dengan wilayah. arah tersedianya pemenuhan kebutuhan masyarakat.

BERITA RESMI STATISTIK

I. PENDAHULUAN. setiap negara yang ada di dunia untuk berlomba lomba meningkatkan daya

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KABUPATEN YAHUKIMO, TAHUN 2013

PERKEMBANGAN EKONOMI KOTA MEDAN DAN PENGARUHNYA TERHADAP PERKEMBANGAN EKONOMI KAWASAN PESISIR SEKITARNYA

I. PENDAHULUAN. Pembangunan daerah merupakan bagian dari pembangunan nasional dalam rangka

DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN... 1

Dari hasil perhitungan PDRB Kota Bandung selama periode dapat disimpulkan sebagai berikut :

Analisis Pertumbuhan Ekonomi Kab. Lamandau Tahun 2013 /

ANALISIS PERTUMBUHAN DAN DAYA SAING SEKTORAL KABUPATEN ROKAN HILIR ANALYSIS OF GROWTH AND SECTORAL COMPETITIVENSES ROKAN HILIR

PERKEMBANGAN EKONOMI RIAU

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. yaitu pertumbuhan, penanggulangan kemiskinan, perubahan atau transformasi

BAB IV KONDISI PEREKONOMIAN JAWA BARAT TAHUN 2007

I.PENDAHULUAN. Pembangunan di negara-negara berkembang lebih ditekankan pada pembangunan

BAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang. kebijakan yang bertujuan untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat. Usaha ini

I. PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi merupakan suatu proses kenaikan pendapatan

PERTUMBUHAN EKONOMI KEPULAUAN RIAU TRIWULAN III TAHUN 2009

PERKEMBANGAN EKONOMI RIAU

PERTUMBUHAN EKONOMI KEPULAUAN RIAU TRIWULAN III 2014

I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang

II. RUANG LINGKUP DAN METODE PENGHITUNGAN. 2.1 Ruang Lingkup Penghitungan Pendapatan Regional

I. PENDAHULUAN. nasional yang diarahkan untuk mengembangkan daerah tersebut. Tujuan. dari pembangunan daerah adalah untuk meningkatkan kesejahteraan

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi menjadi prioritas utama bagi negara-negara

V. ANALISIS SEKTOR-SEKTOR PEREKONOMIAN DALAM PEMBANGUNAN WILAYAH KABUPATEN KARIMUN

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI ACEH

BERITA RESMI STATISTIK

PERTUMBUHAN EKONOMI DKI JAKARTA TRIWULAN IV TAHUN 2013

BAB V PEMBAHASAN. 5.1 Analisis Sektor Ekonomi Unggulan Kabupaten Malinau

PERTUMBUHAN EKONOMI PAPUA BARAT TAHUN 2012

PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TENGAH

PERKEMBANGAN EKONOMI RIAU

RINGKASAN ANALISIS RINGKASAN HASIL ANALISIS SHIFT SHARE ANALISIS LQ PS DS PB

PERTUMBUHAN EKONOMI KEPULAUAN RIAU TRIWULAN I TAHUN 2014

BPS PROVINSI MALUKU PERTUMBUHAN EKONOMI MALUKU PDRB MALUKU TRIWULAN IV TAHUN 2013 TUMBUH POSITIF SEBESAR 5,97 PERSEN

BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB VIII KERANGKA EKONOMI MAKRO DAN PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan nasional merupakan cerminan keberhasilan pembangunan. perlu dilaksanakan demi kehidupan manusia yang layak.

BAB I PENDAHULUAN. yang tinggi agar terus tumbuh dalam mendorong pertumbuhan sektor-sektor

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB) KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW TAHUN

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR. KATALOG BPS :

GROWTH (%) SHARE (%) JENIS PENGELUARAN 2011** 2012*** Q.1 Q.2 Q.3 Q.4 Q.1 Q.2 Q.3 Q.4 Q.1 Q.2 Q.3 Q.4 Q.1 Q.2 Q.3 Q.

PERTUMBUHAN EKONOMI NUSA TENGGARA BARAT TAHUN 2014

ANALISIS EKONOMI DAN SEKTOR UNGGULAN UNTUK PENGEMBANGAN HALMAHERA TENGAH

BAB I PENDAHULUAN. daerah beserta masyarakatnya bersama-sama mengelola sumberdaya yang ada dan

BAB 2 LANDASAN TEORI. Peramalan adalah kegiatan mengestimasi apa yang akan terjadi pada masa yang akan

JEFRI TIPKA Badan Pusat Statistik Kabupaten Maluku Tengah Jl. R. A. Kartini No. 15 Kelurahan Namaelo, Masohi

BPS KOTA ADMINISTRASI JAKARTA TIMUR

BADAN PUSAT SATISTIK PROPINSI KEPRI

RINGKASAN EKSEKUTIF HENNY NURLIANI SETIADI DJOHAR IDQAN FAHMI

PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TENGAH TAHUN 2008

PERKEMBANGAN EKONOMI RIAU

Keterangan * 2011 ** 2012 ***

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR. Katalog BPS :

PERTUMBUHAN EKONOMI SULAWESI TENGAH

PERTUMBUHAN EKONOMI JAMBI TAHUN 2009

BPS KOTA ADMINISTRASI JAKARTA TIMUR

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi, dan (4) keberlanjutan pembangunan dari masyarakat agraris menjadi

TEKNIK PROYEKSI PDRB KOTA MEDAN DENGAN RUMUS

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Peran Sektor Pertanian Terhadap Perekonomian Kabupaten

V. HASIL ANALISIS SISTEM NERACA SOSIAL EKONOMI DI KABUPATEN MUSI RAWAS TAHUN 2010

PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Transkripsi:

BAB IV ANALISIS SUB SEKTOR POTENSIAL DALAM MENDUKUNG FUNGSI KOTA CILEGON 4.1 Analisis Struktur Ekonomi Dengan struktur ekonomi kita dapat mengatakan suatu daerah telah mengalami perubahan dari perekonomian tradisional (ekonomi yang mengandalkan sektor primer) ke perekonomian modern (ekonomi yang mengandalkan sektor sekunder dan tersier) atau sebaliknya. Peranan sektor dan sub sektor ekonomi sangat mempengaruhi karakteristik ekonomi suatu daerah. Hal tersebut terkait dengan potensi masing-masing sektor atau sub sektor dalam memberikan kontribusi bagi perkembangan/pertumbuhan ekonomi daerah. Beberapa sektor atau sub sektor mungkin memiliki potensi pertumbuhan tinggi, sedangkan yang lain memiliki potensi pertumbuhan lambat. 4.1.1 Kontribusi Struktur Ekonomi Kota Cilegon A. Analisis Kota Cilegon Jika dilihat dari data yang tersedia dari tahun 2007 sampai pada tahun 2010, PDRB Kota Cilegon setiap tahunnya selalu mengalami peningkatan. Selama tahun 2007 sampai tahun 2010, sub sektor ekonomi di Kota Cilegon yang memberikan kontribusi PDRB yang relatif tinggi dibandingkan dengan Provinsi Banten diantara sub sektor lain adalah sub sektor penggalian, industri tanpa migas, listrik, air bersih, angkutan rel, amgkutan laut, angkutan sungai dan penyeberangan, bank, lembaga keuangan lainnya, dan jasa perusahaan.dengan nilai rata-rata kontribusi tertinggi terdapat pada sub sektor industri tanpa migas yakni sebesar 30,29 persen. Sedangkan kontribusi sektor lainnya apabila dibandingkan dengan kontribusi Provinsi Banten masih relatif kecil. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel dibawah ini. 67

68 Tabel 4.1 Kontribusi Rata-Rata Sektor Dalam PDRB Provinsi Banten dan Kota Cilegon Atas Harga Konstan Tahun 2007-2010 Sub Sektor Ekonomi Rata-Rata Kontribusi (%) Provinsi Banten Kota Cilegon 1 Pertanian, Peternakan, Kehutanan dan Perikanan 4,41 1,35 a. Tanaman bahan makanan 2,86 1,20 b. Tanaman perkebunan 0,33 0,02 c. Peternakan dan hasil-hasilnya 0,83 0,10 d. Kehutanan 0,03 - e. Perikanan 0,37 0,03 2 Pertambangan dan Penggalian 0,05 0,04 a. Minyak dan gas bumi - - b. Pertambangan tanpa migas 0,01 - c. Penggalian 0,04 0,04 3 Industri Pengolahan 24,61 30,29 a. Industri migas - - b. Industri tanpa migas 24,61 30,29 4 Listrik, Gas dan Air Bersih 2,13 4,76 a. Listrik 1,87 4,69 b. Gas kota 0,22 - c. Air bersih 0,04 0,07 5 Bangunan 1,26 0,21 6 Perdagangan, Hotel dan Restoran 8,68 5,43 a. Perdagangan besar dan eceran 7,27 4,24 b. Hotel 0,06 0,04 c. Restoran 1,36 1,14 7 Pengangkutan dan Komunikasi 3,93 4,04 a. Pengangkutan 3,46 3,97 1) Angkutan rel 0,02 0,04 2) Angkutan jalan raya 1,49 0,75 3) Angkutan laut 0,37 2,29 4) Angkutan sungai dan penyeberangan 0,08 0,50 5) Angkutan udara 0,96-6) Jasa penunjang angkutan 0,54 0,39 b. Komunikasi 0,47 0,07 8 Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan 1,21 1,20 a. Bank 0,22 0,55 b. Lembaga keuangan lainnya 0,07 0,15 c. Sewa Bangunan 0,76 0,34 d. Jasa perusahaan 0,16 0,17 9 Jasa-Jasa 2,07 0,64 a. Pemerintahan umum 1,00 0,30 b. Swasta 1,08 0,34 1) Sosial kemasyarakatan 0,29 0,07 2) Hiburan dan rekreasi 0,04 0,01 3) Perorangan dan rumah tangga 0,75 0,26

69 Gambar 4.1 Grafik Perubahan Struktur Ekonomi Kota Cilegon Tahun 2006-2010 Sumber: Hasil Analisis, 2012 Dilihat dari gambar grafik diatas makan dapat diketahui perkembangan Kota Cilegon lebih menuju kepada sektor sekunder yang meliputi sub sektor industri tanpa migas, listrik, gas kota, air bersih dan bangunan atau kontruksi. Berdasarkan pengamatan gambar 4.1 dan teori yang terkait dengan perkembangan suatu kota, Kota Cilegon mengalami transformasi dari pertanian tradisional (sektor primer) beralih ke sektor sekunder sebagai roda penggerak ekonomi yang kemudian terjadi transformasi menuju kepada sektor tersier. Penelitian yang dilakukan Hollis Chenery tentang transformasi struktur produksi menunjukkan bahwa sejalan dengan peningkatan pendapatan perkapita, perekonomian suatu kota akan bergeser dari yang semula mengandalkan sektor primer menuju ke sektor sekunder ataupun tersier. B. Analisis Kecamatan Kota Cilegon Dilihat dari data tenaga kerja struktur ekonomi tiap kecamatan Kota Cilegon yang dari tahun 2007-2010 mengalami perubahan baik peningkatan tiap sektornya maupun penurunan. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

70 Tabel 4.2 Kontribusi Rata-Rata Struktur Ekonomi Per Kecamatan Kota Cilegon Tahun 2007-2010 (%) Kecamatan Sektor Kegiatan Ciwandan Citangkil Pulomerak Purwakarta Grogol Cilegon Jombang Cibeber Kota Cilegon 1 Pertanian, Peternakan, Kehutanan dan Perikanan 0,54 5,34 5,59 2,36 2,48 2,92 2,76 0,66 2,83 2 Pertambangan dan Penggalian 5,60 0,51 2,57 0,53 0,51 32,73 0,52 28,37 8,92 3 Industri Pengolahan 32,69 5,37 0,93 27,37 21,62 3,38 0,67 4,31 12,04 4 Listrik, Gas dan Air Bersih 0,70 0,67 0,70 0,70 0,66 0,69 0,70 0,66 0,69 5 Konstruksi 5,31 27,11 30,62 35,82 34,44 33,47 26,82 14,92 26,06 6 Perdagangan, Hotel dan Restoran 16,75 20,66 0,63 10,15 15,05 9,45 25,09 25,84 15,45 7 Transportasi dan Komunikasi 28,38 11,86 27,62 1,50 11,53 4,27 4,80 1,08 11,38 8 Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan 4,24 4,04 4,23 1,55 1,20 1,58 15,24 4,00 4,51 9 Jasa-Jasa 5,79 24,44 27,11 20,02 12,52 11,51 23,41 20,17 18,12 4.1.2 Laju Pertumbuhan Ekonomi Kota Cilegon A. Analisis Kota Cilegon Laju pertumbuhan sub sektor ekonomi Kota Cilegon memperlihatkan hasilhasil yang positif dan negatif. Sub sektor yang laju pertumbuhan PDRB yang relatif lebih besar daripada laju pertumbuhan Provinsi Banten adalah sub sektor tanaman perkebunan, peternakan, perikanan, penggalian, angkutan rel dan bank. Sub sektor yang memiliki nilai rata-rata laju pertumbuhan tertinggi adalah sub sektor bank dengan nilai 23,86 persen. Sedangkan untuk sektor lainnya masih relatif kecil apabila dibandingkan dengan laju pertumbuhan Provinsi Banten. Untuk lebih jelasnya mengenai rata-rata laju pertumbuhan sektor yang ada di Kota Cilegon dapat dilihat pada tabel dibawah ini. Tabel 4.3 Laju Pertumbuhan Sektor Dalam PDRB Kota Cilegon Atas Dasar Harga Konstan Tahun 2007-2010 (%) Sub Sektor Ekonomi Rata-Rata Kontribusi (%) Provinsi Banten Kota Cilegon 1 Pertanian, Peternakan, Kehutanan dan Perikanan 1,39 0,09 a. Tanaman bahan makanan 1,54-0,10 b. Tanaman perkebunan 0,52 2,10 c. Peternakan dan hasil-hasilnya 1,03 1,41 d. Kehutanan -0,19 - e. Perikanan 2,01 2,10 2 Pertambangan dan Penggalian 1,28 2,14 a. Minyak dan gas bumi - - b. Pertambangan tanpa migas 3,04 - c. Penggalian 0,61 2,14

71 Sub Sektor Ekonomi Rata-Rata Kontribusi (%) Provinsi Banten Kota Cilegon 3 Industri Pengolahan 2,24 2,16 a. Industri migas - - b. Industri tanpa migas 2,24 2,16 4 Listrik, Gas dan Air Bersih 3,31 0,66 a. Listrik 3,40 0,63 b. Gas kota 2,61 - c. Air bersih 3,04 2,20 5 Bangunan 4,56 2,14 6 Perdagangan, Hotel dan Restoran 3,85 3,53 a. Perdagangan besar dan eceran 3,92 3,69 b. Hotel 4,82 0,52 c. Restoran 3,46 3,07 7 Pengangkutan dan Komunikasi 4,47 1,08 a. Pengangkutan 4,03 1,01 1) Angkutan rel -1,86 0,34 2) Angkutan jalan raya 3,30 1,68 3) Angkutan laut 1,28 0,86 4) Angkutan sungai dan penyeberangan 3,04 0,50 5) Angkutan udara 7,81-6) Jasa penunjang angkutan 2,00 1,26 b. Komunikasi 7,77 5,12 8 Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan 15,60 8,63 a. Bank -27,96 23,86 b. Lembaga keuangan lainnya 4,33 4,07 c. Sewa Bangunan 4,04 2,35 d. Jasa perusahaan 3,64 2,56 9 Jasa-Jasa 3,18 2,80 a. Pemerintahan umum 3,04 2,31 b. Swasta 3,30 2,81 1) Sosial kemasyarakatan 4,36 3,21 2) Hiburan dan rekreasi 3,04 2,17 3) Perorangan dan rumah tangga 2,92 2,73 B. Analisis Kecamatan Kota Cilegon Untuk laju pertumbuhan rata-rata kecamatan Kota Cilegon yang dilihat dari data tenaga kerja dari tahun 2007-2010 terlihat perbedaan tiap kecamatannya. Dimana sektor perdagangan, hotel dan restoran memiliki nilai tertinggi pada Kecamatan Cilegon memiliki laju pertumbuhan rata-rata lebih tinggi daripada laju pertumbuhan rata-rata Kota Cilegon. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel dibawah ini.

72 Tabel 4.4 Laju Pertumbuhan Rata-Rata Struktur Ekonomi Per Kecamatan Kota Cilegon Tahun 2007-2010 (%) Kecamatan Sektor Kegiatan Ciwandan Citangkil Pulomerak Purwakarta Grogol Cilegon Jombang Cibeber Kota Cilegon 1 Pertanian, Peternakan, Kehutanan dan Perikanan 0,070 0,015 2,507 0,215 0,002 0,063 41,538 0,016 13,809 2 Pertambangan dan Penggalian 0,097 0,044 1,374 0,079 0,032 19,159 0,014 45,260 17,671 3 Industri Pengolahan 23,363 8,467 0,687 14,086 34,922-46,135 0,010 0,033 10,413 4 Listrik, Gas dan Air Bersih 0,033 0,081 1,168 0,151 0,039 0,092 0,010 0,033 0,014 5 Konstruksi 0,064 17,272 52,905 38,285 44,570 39,060 2,226 0,484 12,069 6 Perdagangan, Hotel dan Restoran 47,677 50,246 1,305 7,562 15,759 100,242 5,049 50,337 28,285 7 Transportasi dan Komunikasi 28,351 4,471 38,920 0,244 0,018 0,087 51,129 0,016 12,379 8 Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan 0,249 0,120 0,756 10,206 0,067 0,160 0,020 0,016 0,064 9 Jasa-Jasa 0,097 19,285 0,378 29,172 4,592-12,727 0,005 3,804 5,296 4.1.3 Analisis Tipologi Kontribusi Struktur Ekonomi Terhadap Laju Pertumbuhan Ekonomi Kota Cilegon Hasil dari analisis tipologi antara kontribusi terhadap laju pertumbuhan struktur ekonomi menghasilkan pesebaran sub sektor pada tiap kuadran. Pada kudran I dimana yang termasuk dalam kuadran I adalah sub sektor industri tanpa migas yang berarti sektor ini memiliki potensi yang kuat pada perekonomian Kota Cilegon. Sedangkan sub sektor yang terdapat pada kuadran III adalah sub sektor perdagangan besar dan eceran yang berarti sektor ini tidaklah memberikan kontribusi yang besar pada perekonomian Kota Cilegon dan perkembangan sektor ini juga kurang pesat. Sub sektor yang termasuk dalam kuadran IV meliputi sub sektor jasa-jasa yang berarti tidak memberikan kontribusi yang besar pada perekonomian Kota Cilegon namun pada perkembangannya sektor ini cukup memiliki potensi yang dapat dikembangkan. Berkaitan dengan fungsi Kota Cilegon sebagai pusat industri yakni industri tanpa migas merupakan fungsi yang sangat mempengaruhi perekonomian Kota Cilegon, sedangkan fungsi lainnya tidak berkendala pada perkembangan dan peranan yang kurang dominan (berperan dalam perekonomian Kota Cilegon).

73 Gambar 4.2 Tipologi Kontribusi Terhadap Laju Pertumbuhan Struktur Ekonomi Kota Cilegon Keterangan: 1 = Industri Tanpa Migas 2 = Perdagangan Besar dan Eceran 3 = Jasa-Jasa 3 3,69 2,80 2,16 2,14 0,040,643,974,24 (15,15, 1,85) 30,29 2 1,01 Laju Pertumbuhan 1 Kont ribus i 4.2 Analisis Sektor Basis Ekonomi Analisis sektor basis ekonomi merupakan suatu perhitungan aktivitas sektor ekonomi dimana yang akan menunjukan bahwa sektor tersebut merupakan sektor basis ataupun sektor non basis. Sektor basis adalah suatu sektor yang memiliki kemampuan untuk memenuhi kebutuhan wilayah sendiri juga memberikan peluang untuk mengekspor kewilayah lain, atau sektor tersebut memiliki suplai input-output yang lebih besar dari kebutuhan lokal sehingga mempunyai potensi ekspor. Dalam analisis ini dilakukan dengan menggunakan dua metode, yakni metode analisis Location Quetiont (LQ) dan metode analisis Multiplier Effect. Untuk lebih jelasnya mengenai analisis sektor basis ekonomi dapat dilihat pada penjelasan dibawah ini. 4.2.1 Analisis Location Quetiont (LQ) A. Analisis Kota Cilegon Berdasarkan hasil analisis Location Quetiont (LQ) terhadap aktivitas ekonomi di Kota Cilegon menunjukan bahwa sub sektor ekonomi yang memiliki nilai LQ>1 dan menjadi sub sektor basis (sektor unggulan) yang berarti sub sektor tersebut memiliki kemampuan untuk memenuhi kebutuhan wilayah sendiri juga memberikan peluang untuk mengekspor kewilayah lain, atau sektor tersebut memiliki suplai input-output yang lebih besar dari kebutuhan lokal sehingga

74 mempunyai potensi ekspor, dilihat dari tahun 2007 sampai pada tahun 2010 yang menjadi sub sektor basis adalah sub sektor penggalian, industri tanpa migas, listrik, air bersih, angkutan rel, angkutan laut, angkutan sungai dan penyeberangan, lembaga keuangan lainnya dan jasa perusahaan. Sub sektor yang memiliki nilai LQ tertinggi adalah sub sektor angkutan laut dengan nilai 6,29. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel dibawah ini. Tabel 4.5 Nilai LQ Tiap Sektor Ekonomi Dengan Menggunakan Variabel PDRB Di Kota Cilegon Tahun 2007-2010 Tahun Sub Sektor Ekonomi 2007 2008 2009 2010 1 Pertanian, Peternakan, Kehutanan dan Perikanan - - - - a. Tanaman bahan makanan - - - - b. Tanaman perkebunan - - - - c. Peternakan dan hasil-hasilnya - - - - d. Kehutanan - - - - e. Perikanan - - - - 2 Pertambangan dan Penggalian - - - - a. Minyak dan gas bumi - - - - b. Pertambangan tanpa migas - - - - c. Penggalian 1,13 1,13 1,29 1,29 3 Industri Pengolahan - - - - a. Industri migas - - - - b. Industri tanpa migas 1,22 1,23 1,25 1,27 4 Listrik, Gas dan Air Bersih - - - - a. Listrik 2,66 2,58 2,55 2,34 b. Gas kota - - - - c. Air bersih 1,75 1,75 1,88 1,75 5 Bangunan - - - - 6 Perdagangan, Hotel dan Restoran - - - - a. Perdagangan besar dan eceran - - - - b. Hotel - - - - c. Restoran - - - - 7 Pengangkutan dan Komunikasi 1,12 1,06 1,00 - a. Pengangkutan 1,24 1,18 1,12 1,09 1) Angkutan rel 2,00 2,67 2,34 2,33 2) Angkutan jalan raya - - - - 3) Angkutan laut 6,28 6,27 6,27 6,29 4) Angkutan sungai dan penyeberangan 6,88 6,56 6,38 6,13 5) Angkutan udara - - - - 6) Jasa penunjang angkutan - - - - b. Komunikasi - - - - 8 Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan 1,09 1,09 - - a. Bank - 3,09 1,73 1,51 b. Lembaga keuangan lainnya 1,93 2,00 1,94 2,06 c. Sewa Bangunan - - - -

75 Sub Sektor Ekonomi Tahun 2007 2008 2009 2010 d. Jasa perusahaan 1,06 1,06 1,06 1,06 9 Jasa-Jasa - - - - a. Pemerintahan umum - - - - b. Swasta - - - - 1) Sosial kemasyarakatan - - - - 2) Hiburan dan rekreasi - - - - 3) Perorangan dan rumah tangga - - - - B. Analisis Kecamatan Kota Cilegon Berdasarkan hasil analisis Location Quetiont (LQ) per kecamatan terhadap penyerapan tenaga kerja di Kota Cilegon menunjukan bahwa sektor ekonomi yang memiliki nilai LQ>1 dan menjadi sektor basis yang berarti sektor tersebut memiliki kemampuan untuk memenuhi kebutuhan wilayah sendiri juga memberikan peluang untuk mengekspor kewilayah lain, atau sektor tersebut memiliki suplai input-output yang lebih besar dari kebutuhan lokal sehingga mempunyai potensi ekspor. Dilihat dari tahun 2007 sampai pada tahun 2010 di tiap kecamatan yang berada di Kota Cilegon nilai LQ yang dihasilkan mengalami perubahan baik perubahan peningkatan maupun perubahan penurunan. Pada tahun 2007-2010 hampir diseluruh kecamatan memiliki sektor kegiatan basis atau memiliki nilai LQ > 1. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel dibawah ini. Tabel 4.6 Nilai LQ Tiap Sektor Ekonomi Per Kecamatan Dengan Menggunakan Variabel Tenaga Kerja Di Kota Cilegon Tahun 2007 Kecamatan Sektor Ciwandan Citangkil Pulomerak Purwakarta Grogol Cilegon Jombang Cibeber 1 Pertanian, Peternakan, Kehutanan dan Perikanan - 1,93 1,89 - - 1,01 - - 2 Pertambangan dan Penggalian - - - - - 4,07-3,34 3 Industri Pengolahan 3,00 - - 2,53 1,93 - - - 4 Listrik, Gas dan Air Bersih 1,02 1,00 - - - - 1,02-5 Konstruksi 0,21 1,05 1,18 1,37 1,26 1,27 1,06-6 Perdagangan, Hotel dan Restoran 1,04 1,21 - - - - 1,61 1,56 7 Transportasi dan Komunikasi 2,50 1,11 2,45-1,10 - - - 8 Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan - - - - - - 3,01-9 Jasa-Jasa - 1,26 1,41 1,03 - - 1,26 1,10

76 Tabel 4.7 Nilai LQ Tiap Sektor Ekonomi Per Kecamatan Dengan Menggunakan Variabel Tenaga Kerja Di Kota Cilegon Tahun 2010 Sektor Kecamatan Ciwandan Citangkil Pulomerak Purwakarta Grogol Cilegon Jombang Cibeber 1 Pertanian, Peternakan, Kehutanan dan Perikanan - 1,67 1,87 - - - 1,18-2 Pertambangan dan Penggalian - - - - - 3,91-3,58 3 Industri Pengolahan 3,05 - - 2,54 2,07 - - - 4 Listrik, Gas dan Air Bersih 1,03-1,07 1,05-1,03 1,01-5 Konstruksi - 1,04 1,19 1,40 1,40 1,32 1,02-6 Perdagangan, Hotel dan Restoran 1,02 1,32 - - - - 1,48 1,61 7 Transportasi dan Komunikasi 2,55 1,00 2,47 - - - - - 8 Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan - - - - - - 3,00-9 Jasa-Jasa - 1,33 1,47 1,09 - - 1,22 1,03 4.2.2 Analisis Multiplier Effect A. Analisis Kota Cilegon Dari hasil analisis multiplier effect, diperoleh bahwa sub sektor yang merupakan basis di Kota Cilegon sebanyak sepuluh sub sektor. Sub sektor dengan nilai multiplier tertinggi terdapat padasub sektor jasa perusahaandengan nilai sebesar 18 berarti bahwa sektor ini memiliki kegiatan ekonomi yang mampu menghasilkan barang atau jasa untuk kebutuhan masyarakat daerah di Kota Cilegon dan mampu menjualnya atau memasarkan produk-produknya keluar daerah (ekspor) di luar Kota Cilegon. Sedangkan sektor <1 merupakan sektor non basis yang artinya kegiatan usaha ekonomi yang menyediakan barang atau jasa untuk kebutuhan masyarakat dalam wilayah ekonomi daerah yang bersangkutan saja. Kegiatan-kegiatan ekonomi bukan basis (non basis) tidak menghasilkan produk untuk diekspor keluar daerah Kota Cilegon. Tabel 4.8 Nilai Multiplier Effect PDRB Atas Dasar Harga Konstan 2000 Di Kota Cilegon Tahun 2010 (Juta Rupiah) Sub Sektor Ekonomi Kota Cilegon LQ Ekspor Serving nlocal Needs 1 Pertanian, Peternakan, Kehutanan dan Perikanan 321.895,17 - - - - - a. Tanaman bahan makanan 283.953,15 - - - - - b. Tanaman perkebunan 6.119,68 - - - - - c. Peternakan dan hasil-hasilnya 24.478,72 - - - - - d. Kehutanan - - - - - - e. Perikanan 7.343,62 - - - - - 2 Pertambangan dan Penggalian 11.015,42 - - - - - a. Minyak dan gas bumi - - - - - - b. Pertambangan tanpa migas - - - - - - c. Penggalian 11.015,42 1,29 B 0,222222 2.447,87 4,50 3 Industri Pengolahan 7.751.186,65 - - - - - ME

77 Sub Sektor Ekonomi Kota Cilegon LQ Ekspor Serving nlocal Needs a. Industri migas - - - - - - b. Industri tanpa migas 7.751.186,65 1,27 B 0,212538 1.647.417,85 4,71 4 Listrik, Gas dan Air Bersih 1.135.812,60 - - - - - a. Listrik 1.118.677,50 2,34 B 0,573304 641.342,46 1,74 b. Gas kota - - - - - - c. Air bersih 17.135,10 1,75 B 0,428571 7.343,62 2,33 5 Bangunan 52.629,25 - - - - - 6 Perdagangan, Hotel dan Restoran 1.468.723,19 - - - - - a. Perdagangan besar dan eceran 1.154.171,64 - - - - - b. Hotel 9.791,49 - - - - - c. Restoran 304.760,06 - - - - - 7 Pengangkutan dan Komunikasi 996.283,90 - - - - - a. Pengangkutan 975.476,99 1,09 nb 0,080301 78.331,90 12,45 1) Angkutan rel 8.567,55 2,33 B 0,571429 4.895,74 1,75 2) Angkutan jalan raya 188.486,14 - - - - - 3) Angkutan laut 561.786,62 6,29 B 0,840959 472.439,29 1,19 4) Angkutan sungai dan penyeberangan 119.945,73 6,13 B 0,836735 100.362,75 1,20 5) Angkutan udara - - - - - - 6) Jasa penunjang angkutan 96.690,94 - - - - - b. Komunikasi 20.806,91 - - - - - 8 Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan 334.134,53 - - - - - a. Bank 162.783,49 1,51 B 0,338346 55.077,12 2,96 b. Lembaga keuangan lainnya 40.389,89 2,06 B 0,515152 20.806,91 1,94 c. Sewa Bangunan 86.899,46 - - - - - d. Jasa perusahaan 44.061,70 1,06 B 0,055556 2.447,87 18,00 9 Jasa-Jasa 167.679,23 - - - - - a. Pemerintahan umum 78.331,90 - - - - - b. Swasta 89.347,33 - - - - - 1) Sosial kemasyarakatan 18.359,04 - - - - - 2) Hiburan dan rekreasi 2.447,87 - - - - - 3) Perorangan dan rumah tangga 68.540,42 - - - - - Keterangan: B : Basis nb : n Basis B. Analisis Kecamatan Kota Cilegon Hasil analisis multiplier effect tiap kecamatan di Kota Cilegon, diperoleh bahwa sektor yang merupakan basis pada kecamatan yang ada di Kota Cilegon menyebar di setiap kecamatannya berarti bahwa sektor ini memiliki kegiatan usaha yang mampu menghasilkan barang atau jasa untuk kebutuhan masyarakat daerah di kecamatan tersebut pada Kota Cilegon dan mampu menjualnya atau memasarkan produk-produknya keluar daerah (ekspor) di kecamatan lainnya maupun luar Kota Cilegon. Sedangkan sektor <1 merupakan sektor non basis yang artinya kegiatan usaha ekonomi yang menyediakan barang atau jasa untuk kebutuhan masyarakat dalam wilayah ekonomi daerah yang bersangkutan saja. Kegiatan-kegiatan ME

78 ekonomi bukan basis (non basis) tidak menghasilkan produk untuk diekspor keluar daerah Kota Cilegon. Tabel 4.9 Nilai Multiplier Effect Per Kecamatan Kota Cilegon Dengan Variabel Tenaga Kerja Tahun 2010 Sektor Kecamatan Ciwandan Citangkil Pulomerak Purwakarta Grogol Cilegon Jombang Cibeber 1 Pertanian, Peternakan, Kehutanan dan Perikanan - 2,50 2,15 - - - 6,71-2 Pertambangan dan Penggalian - - - - - 1,34-1,39 3 Industri Pengolahan 1,49 - - 1,65 1,94 - - - 4 Listrik, Gas dan Air Bersih 30,50-15,79 22,28-32,64 79,46-5 Konstruksi - 24,53 6,20 3,48 3,48 4,16 56,83-6 Perdagangan, Hotel dan Restoran 61,78 4,14 - - - - 3,09 2,65 7 Transportasi dan Komunikasi 1,65 841,34 1,68 - - - - - 8 Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan - - - - - - 1,50-9 Jasa-Jasa - 4,07 3,14 11,88 - - 5,65 34,16 4.2.3 Analisis Tipologi Location Quetiont Terhadap Multiplier Effect Kota Cilegon Hasil dari analisis basis ekonomi dalam lingkup Kota Cilegon menghasilkan persebaran sub sektor pada kuadran. Sub sektor pada kuadran I adalahindustri tanpa migas dan perdagangan besar dan eceranyang berarti sektor ini memiliki memiliki potensi untuk dikembangkan dan memiliki dampak penggandaan yang kuat pada perekonomian Kota Cilegon. Sub sektor yang terdapat pada kuadran III adalah jasa-jasa yang berarti sektor ini merupakan sektor yang tidak sensitif terhadap pasar dan tidak memberikan dampak penggandaan yang besar. Berkaitan dengan fungsi Kota Cilegon sebagai industri pengolahan yakni pusat industri seperti industri tanpa migas dan perdagangan besar dan eceran fungsi tersebut didukung oleh potensi dan dampak penggandaan dari kegiatan tersebut yang cukup besar bagi kegiatan perekonomian Kota Cilegon. Gambar 4.3 Tipologi Location Quetiont Terhadap Multiplier Effect 12,45 4,71 4,50 2 1 LQ 0,32 0,61 (1, 1,5)1,091,271,29 3-0,47-1,56 Me Keterangan: 1 = Industri Tanpa Migas, 2 = Perdagangan Besar dan Eceran, 3= Jasa-Jasa

79 4.3 Analisis Perubahan Struktur Ekonomi (Shift-Share) Shift-share digunakan untuk melihat adanya perubahan kesempatan kerja atau produksi suatu wilayah dan daerah yang disebabkan oleh perubahan kesempatan kerja atau produksi ruang lingkup regional secara umum. Tujuan dari analisis shift-share ini adalahn untuk menentukan kinerja atau produktivitas kerja perekonomian daerah dengan membandingkannya dengan wilayah yang lebih luas. Hal tersebut dilakukan dalam rangka untuk mengidentifikasi sektor-sektor ekonomi unggulan di Kota Cilegon yang bisa dikembangkan sebagai sektor-sektor unggulan dalam perekonomian Kota Cilegon. 4.3.1 Perubahan Proporsi Sektor Terhadap Regional dan Nasional (National Share) A. Analisis Kota Cilegon Nilai dari hasil perhitungan dengan metode shift-share ini seluruhnya menghasilkan nilai positif. Jenis sub sektor yang memiliki nilai pergeseran positif mengandung pengertian bahwa tingkat perkembangan sub sektor di Kota Cilegon memiliki perkembangan yang lebih tinggi dibandingkan dengan tingkat perkembangan rata-rata Provinsi Banten. Tabel 4.10 Nilai National Share Sektor Kegiatan Dengan Variabel PDRB Kota Cilegon Tahun 2007-2010 E E N,t / Sub Sektor Ekonomi r,i,t-n (c) National Share E N,t-n (a) (b) (a) x (b) (c) (a) (+/-) 1 Pertanian, Peternakan, Kehutanan dan Perikanan 319.775,76 1,17 374.137,6 54.361,88 a. Tanaman bahan makanan 286.004,06 1,17 334.624,7 48.620,69 + b. Tanaman perkebunan 5.276,83 1,17 6.173,9 897,06 + c. Peternakan dan hasil-hasilnya 22.162,68 1,17 25.930,3 3.767,65 + d. Kehutanan - 1,17 - - - e. Perikanan 6.332,19 1,17 7.408,7 1.076,47 + 2 Pertambangan dan Penggalian 9.467,05 1,17 11.076,4 1.609,40 a. Minyak dan gas bumi - 1,17 - - - b. Pertambangan tanpa migas - 1,17 - - - c. Penggalian 9.467,05 1,17 11.076,4 1.609,40 + 3 Industri Pengolahan 6.652.177,23 1,17 7.783.047,4 1.130.870,13 a. Industri migas 1,17 - - - b. Industri tanpa migas 6.652.177,23 1,17 7.783.047,4 1.130.870,13 + 4 Listrik, Gas dan Air Bersih 1.084.502,64 1,17 1.268.868,1 184.365,45 a. Listrik 1.069.776,13 1,17 1.251.638,1 181.861,94 + b. Gas kota - 1,17 - - - c. Air bersih 14.726,52 1,17 17.230,0 2.503,51 + 5 Bangunan 45.231,44 1,17 52.920,8 7.689,34 +

80 E E N,t / Sub Sektor Ekonomi r,i,t-n (c) National Share E N,t-n (a) (b) (a) x (b) (c) (a) (+/-) 6 Perdagangan, Hotel dan Restoran 1.149.720,07 1,17 1.345.172,5 195.452,41 a. Perdagangan besar dan eceran 894.109,84 1,17 1.046.108,5 151.998,67 + b. Hotel 9.467,05 1,17 11.076,4 1.609,40 + c. Restoran 246.143,18 1,17 287.987,5 41.844,34 + 7 Pengangkutan dan Komunikasi 922.510,98 1,17 1.079.337,8 156.826,87 a. Pengangkutan 907.784,46 1,17 1.062.107,8 154.323,36 + 1) Angkutan rel 8.415,15 1,17 9.845,7 1.430,58 + 2) Angkutan jalan raya 167.251,14 1,17 195.683,8 28.432,69 + 3) Angkutan laut 528.050,75 1,17 617.819,4 89.768,63 + 4) Angkutan sungai dan penyeberangan 115.708,33 1,17 135.378,7 19.670,42 + 5) Angkutan udara - 1,17 - - - 6) Jasa penunjang angkutan 88.359,09 1,17 103.380,1 15.021,05 + b. Komunikasi 14.726,52 1,17 17.230,0 2.503,51 + 8 Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan 197.756,06 1,17 231.374,6 33.618,53 a. Bank 56.802,27 1,17 66.458,7 9.656,39 + b. Lembaga keuangan lainnya 30.504,92 1,17 35.690,8 5.185,84 + c. Sewa Bangunan 73.632,58 1,17 86.150,1 12.517,54 + d. Jasa perusahaan 36.816,29 1,17 43.075,1 6.258,77 + 9 Jasa-Jasa 137.798,11 1,17 161.223,8 23.425,68 a. Pemerintahan umum 66.983,20 1,17 78.370,3 11.387,14 + b. Swasta 73.632,58 1,17 86.150,1 12.517,54 + 1) Sosial kemasyarakatan 14.726,52 1,17 17.230,0 2.503,51 + 2) Hiburan dan rekreasi 2.103,79 1,17 2.461,4 357,64 + 3) Perorangan dan rumah tangga 56.802,27 1,17 66.458,7 9.656,39 + B. Analisis Kecamatan Kota Cilegon Nilai dari hasil perhitungan dengan metode shift-share ini dapat bernilai positif. Jenis sektor yang memiliki nilai pergeseran positif mengandung pengertian bahwa tingkat perkembangan sektor kegiatan di tiap kecamatan Kota Cilegon memiliki perkembangan yang lebih tinggi dibandingkan dengan tingkat perkembangan rata-rata Kota Cilegon. Tabel 4.11 Nilai National Share Tiap Sektor Kegiatan Per Kecamatan Dengan Menggunakan Variabel Tenaga Kerja Di Kota Cilegon Tahun 2007-2010 Sektor Kecamatan Ciwandan Citangkil Pulomerak Purwakarta Grogol Cilegon Jombang Cibeber 1 Pertanian, Peternakan, Kehutanan dan Perikanan 20,31 297,88 220,34 81,86 81,83 103,57 102,74 26,30 2 Pertambangan dan Penggalian 210,89 28,64 101,25 18,52 16,74 1.140,34 27,63 1.004,75 3 Industri Pengolahan 1.187,78 290,92 36,73 940,73 649,20 125,89 35,63 172,32 4 Listrik, Gas dan Air Bersih 26,55 37,50 27,74 24,25 21,92 24,66 37,01 26,55 5 Konstruksi 200,20 1.426,15 1.198,49 1.211,38 1.009,09 1.143,85 1.394,23 594,95 6 Perdagangan, Hotel dan Restoran 586,74 980,48 24,92 350,45 475,65 304,86 1.267,89 903,41 7 Transportasi dan Komunikasi 1.023,21 651,49 1.083,39 52,07 380,84 151,49 166,94 43,01 8 Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan 159,64 225,49 166,80 53,51 39,52 55,98 810,19 159,64 9 Jasa-Jasa 218,28 1.277,31 1.069,04 681,34 408,05 414,23 1.245,14 796,90

81 4.3.2 Perubahan Pertumbuhan Sektor Ekonomi (Proportional Share) A. Analisis Kota Cilegon Proportional shift component (P) kadang-kadang dikenal komponen struktural atau industrial mix, mengukur besarnya shift regional nett yang diakibatkan oleh sub sektor usaha Kota Cilegon. Jika dilihat dari nilai proportional shift usaha yang berpotensi sebagai sub sektor usaha unggulan di Kota Cilegon yang bernilai positif adalah: 1. Listrik 2. Perdagangan besar dan eceran 3. Hotel 4. Restoran 5. Angkutan jalan raya 6. Komunikasi 7. Lembaga keuangan lainnya 8. Sewa bangunan 9. Jasa perusahaan 10. Sosial kemasyarakatan Tabel 4.12 Nilai Proportional Shift PDRB Atas Dasar Harga Konstan Kota Cilegon Tahun 2007-2010 E E N,i,t / E N,t / r,i,t-n Sub Sektor Ekonomi E N,i,t-n E N,t-n (d) Proportional Shift (a) (b) (c) (b) (c) (a) x (d) (+/-) 1 Pertanian, Peternakan, Kehutanan dan Perikanan 319.775,76 1,08 1,17-0,09 (29.836,8) a. Tanaman bahan makanan 286.004,06 1,08 1,17-0,09 (24.327,6) - b. Tanaman perkebunan 5.276,83 1,03 1,17-0,14 (746,8) - c. Peternakan dan hasil-hasilnya 22.162,68 1,06 1,17-0,11 (2.516,5) - d. Kehutanan - 0,98 1,17-0,19 - - e. Perikanan 6.332,19 1,11 1,17-0,06 (366,2) - 2 Pertambangan dan Penggalian 9.467,05 1,07 1,17-0,10 (980,1) a. Minyak dan gas bumi - - 1,17 - - - b. Pertambangan tanpa migas - 1,17 1,17 0 - - c. Penggalian 9.467,05 1,03 1,17-0,14 (1.358,8) - 3 Industri Pengolahan 6.652.177,23 1,13 1,17-0,04 (296.052,3) a. Industri migas - - 1,17 - - - b. Industri tanpa migas 6.652.177,23 1,13 1,17-0,04 (296.052,3) - 4 Listrik, Gas dan Air Bersih 1.084.502,64 1,19 1,17 0,02 20.846,3 a. Listrik 1.069.776,13 1,19 1,17 0,02 26.269,3 + b. Gas kota - 1,15 1,17-0,02 - - c. Air bersih 14.726,52 1,17 1,17 0 0 + 5 Bangunan 45.231,44 1,27 1,17 0,10 4.352,1 6 Perdagangan, Hotel dan Restoran 1.149.720,07 1,22 1,17 0,05 60.033,9 a. Perdagangan besar dan eceran 894.109,84 1,23 1,17 0,06 50.301,1 + b. Hotel 9.467,05 1,28 1,17 0,11 1.039,1 + c. Restoran 246.143,18 1,20 1,17 0,03 6.998,9 + 7 Pengangkutan dan Komunikasi 922.510,98 1,26 1,17 0,09 84.212,0 a. Pengangkutan 907.784,46 1,23 1,17 0,06 57.831,7 1) Angkutan rel 8.415,15 0,88 1,17-0,29 (2.441,8) - 2) Angkutan jalan raya 167.251,14 1,19 1,17 0,02 3.077,4 + 3) Angkutan laut 528.050,75 1,07 1,17-0,10 (52.558,2) - 4) Angkutan sungai dan penyeberangan 115.708,33 1,17 1,17 0 0 + 5) Angkutan udara - 1,48 1,17 0,31 - - 6) Jasa penunjang angkutan 88.359,09 1,11 1,17-0,06 (5.132,9) - b. Komunikasi 14.726,52 1,48 1,17 0,31 4.561,2 + 8 Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan 197.756,06 2,05 1,17 0,88 173.260,2 a. Bank 56.802,27-3,44 1,17-4,61 (261.923,1) - b. Lembaga keuangan lainnya 30.504,92 1,25 1,17 0,08 2.480,7 + c. Sewa Bangunan 73.632,58 1,23 1,17 0,06 4.716,6 +

82 E E N,i,t / E N,t / Sub Sektor Ekonomi r,i,t-n E N,i,t-n E N,t-n (d) Proportional Shift (a) (b) (c) (b) (c) (a) x (d) (+/-) d. Jasa perusahaan 36.816,29 1,21 1,17 0,04 1.423,5 + 9 Jasa-Jasa 137.798,11 1,18 1,17 0,01 1.562,3 a. Pemerintahan umum 66.983,20 1,17 1,17 0 0 + b. Swasta 73.632,58 1,19 1,17 0,02 1.396,7 1) Sosial kemasyarakatan 14.726,52 1,25 1,17 0,08 1.237,3 + 2) Hiburan dan rekreasi 2.103,79 1,17 1,17 0 0 + 3) Perorangan dan rumah tangga 56.802,27 1,17 1,17 0 0 + B. Analisis Kecamatan Kota Cilegon Proportional shift component (P) kadang-kadang dikenal komponen struktural atau industrial mix, mengukur besarnya shift regional nett yang diakibatkan oleh sektor usaha di tiap kecamatan Kota Cilegon. Jika dilihat dari nilai proportional shift kegiatan yang berpotensi sebagai sektor kegiatan unggulan yang ada diseluruh kecamatan maka sektor kegiatan yang berpotensi adalah : 1. Sektor Pertanian, peternakan, kehutanan dan perikanan 2. Sektor pertambangan dan penggalian 3. Sektor perdagangan, hotel dan restoran Tabel 4.13 Nilai Proportional Shift Tiap Sektor Kegiatan Per Kecamatan Dengan Menggunakan Variabel Tenaga Kerja Di Kota Cilegon Tahun 2007-2010 Sektor Kecamatan Ciwandan Citangkil Pulomerak Purwakarta Grogol Cilegon Jombang Cibeber 1 Pertanian, Peternakan, Kehutanan dan Perikanan 1,42 20,76 15,36 5,71 5,70 7,22 7,16 1,83 2 Pertambangan dan Penggalian 77,80 10,57 37,35 6,83 6,18 420,67 10,19 370,65 3 Industri Pengolahan (229,65) (56,25) (7,10) (181,88) (125,52) (24,34) (6,89) (33,32) 4 Listrik, Gas dan Air Bersih (26,55) (37,50) (27,74) (24,25) (21,92) (24,66) (37,01) (26,55) 5 Konstruksi (13,03) (92,79) (77,98) (78,82) (65,65) (74,42) (90,71) (38,71) 6 Perdagangan, Hotel dan Restoran 698,85 1.167,82 29,68 417,42 566,54 363,11 1.510,15 1.076,03 7 Transportasi dan Komunikasi (42,04) (26,77) (44,51) (2,14) (15,65) (6,22) (6,86) (1,77) 8 Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan (158,86) (224,38) (165,97) (53,25) (39,32) (55,70) (806,19) (158,86) 9 Jasa-Jasa (128,72) (753,24) (630,43) (401,79) (240,63) (244,28) (734,27) (469,94) 4.3.3 Perubahan Aktivitas Sektor Ekonomi (Differential Shift) A. Analisis Kota Cilegon Analisis ini bertujuan untuk mengukur besarnya shift regional netto yang diakibatkan oleh sub sektor tertentu yang tumbuh lebih cepat atau lebih lambat di daerah yang bersangkutan dari pada tingkat nasional yang disebabkan oleh faktorfaktor lokasional intern. Jadi sub sektor yang lokasional mempunyai keuntungan atau nilai tambah akan mempunyai differential shift yang positif. Sedangkan sub sektor yang secara lokasional tindak menguntungkan akan mempunyai komponen

83 yang negatif. Berdasarkan hasil analisis nilai differential shiftsub sektor yang berpotensi menjadi sub sektor unggulan atau mempunyai nilai tambah atau keuntungan adalah : 1. Perkebunan 2. Peternakan 3. Perikanan 4. Penggalian 5. Industri tanpa migas 6. Restoran 7. Angkutan rel 8. Bank 9. Lembaga keuangan lainnya 10. Perorangan dan rumah tangga Tabel 4.14 Nilai Differential Shift PDRB Atas Dasar Harga Konstan Kota Cilegon Tahun 2007-2010 E E N,i,t / Sub Sektor Ekonomi r,i,t E N,i,t-n E r,i,t-n (d) Differential Shift (a) (b) (c) (b) x (c) (a) - (d) (+/-) 1 Pertanian, Peternakan, Kehutanan dan Perikanan 321.895,17 1,08 319.775,76 344.300,87 (22.405,70) a. Tanaman bahan makanan 283.953,15 1,08 286.004,06 310.297,19 (26.344,04) - b. Tanaman perkebunan 6.119,68 1,03 5.276,83 5.427,14 692,54 + c. Peternakan dan hasil-hasilnya 24.478,72 1,06 22.162,68 23.413,80 1.064,92 + d. Kehutanan - 0,98 - - - - e. Perikanan 7.343,62 1,11 6.332,19 7.042,50 301,11 + 2 Pertambangan dan Penggalian 11.015,42 1,07 9.467,05 10.096,30 919,12 a. Minyak dan gas bumi - - - - - - b. Pertambangan tanpa migas - 1,17 - - - - c. Penggalian 11.015,42 1,03 9.467,05 9.717,69 1.297,73 + 3 Industri Pengolahan 7.751.186,65 1,13 6.652.177,23 7.486.995,04 264.191,61 a. Industri migas - - - - - - b. Industri tanpa migas 7.751.186,65 1,13 6.652.177,23 7.486.995,04 264.191,61 + 4 Listrik, Gas dan Air Bersih 1.135.812,60 1,19 1.084.502,64 1.289.714,39 (153.901,79) a. Listrik 1.118.677,50 1,19 1.069.776,13 1.277.907,38 (159.229,88) - b. Gas kota - 1,15 - - - - c. Air bersih 17.135,10 1,17 14.726,52 17.275,90 (140,79) - 5 Bangunan 52.629,25 1,27 45.231,44 57.272,93 (4.643,68) 6 Perdagangan, Hotel dan Restoran 1.468.723,19 1,22 1.149.720,07 1.405.206,40 63.516,80 a. Perdagangan besar dan eceran 1.154.171,64 1,23 894.109,84 1.096.409,61 57.762,03 - b. Hotel 9.791,49 1,28 9.467,05 12.115,56 (2.324,08) - c. Restoran 304.760,06 1,20 246.143,18 294.986,40 9.773,66 + 7 Pengangkutan dan Komunikasi 996.283,90 1,26 922.510,98 1.163.549,80 (167.265,90) a. Pengangkutan 975.476,99 1,23 907.784,46 1.119.939,55 (144.462,57) - 1) Angkutan rel 8.567,55 0,88 8.415,15 7.403,96 1.163,60 + 2) Angkutan jalan raya 188.486,14 1,19 167.251,14 198.761,25 (10.275,11) - 3) Angkutan laut 561.786,62 1,07 528.050,75 565.261,21 (3.474,59) - 4) Angkutan sungai dan penyeberangan 119.945,73 1,17 115.708,33 135.739,20 (15.793,47) - 5) Angkutan udara - 1,48 - - - - 6) Jasa penunjang angkutan 96.690,94 1,11 88.359,09 98.247,28 (1.556,34) - b. Komunikasi 20.806,91 1,48 14.726,52 21.791,19 (984,28) - 8 Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan 334.134,53 2,05 197.756,06 404.634,82 (70.500,29) a. Bank 162.783,49-3,44 56.802,27 (195.464,44) 358.247,93 + b. Lembaga keuangan lainnya 40.389,89 1,25 30.504,92 38.171,51 2.218,38 + c. Sewa Bangunan 86.899,46 1,23 73.632,58 90.866,74 (3.967,28) - d. Jasa perusahaan 44.061,70 1,21 36.816,29 44.498,52 (436,83) - 9 Jasa-Jasa 167.679,23 1,18 137.798,11 162.786,13 4.893,11 a. Pemerintahan umum 78.331,90 1,17 66.983,20 78.579,01 (247,10) - b. Swasta 89.347,33 1,19 73.632,58 87.546,78 1.800,55 1) Sosial kemasyarakatan 18.359,04 1,25 14.726,52 18.467,34 (108,30) - 2) Hiburan dan rekreasi 2.447,87 1,17 2.103,79 2.467,99 (20,11) - 3) Perorangan dan rumah tangga 68.540,42 1,17 56.802,27 66.208,45 2.331,96 +

84 B. Analisis Kecamatan Kota Cilegon Sektor yang lokasional mempunyai keuntungan atau nilai tambah akan mempunyai differential shift yang positif. Sedangkan sektor yang secara lokasional tindak menguntungkan akan mempunyai komponen yang negatif. Berdasarkan hasil analisis nilai differential shift sektor yang berpotensi menjadi sektor unggulan atau sektor mempunyai nilai tambah atau keuntungan adalah di tiap Kecamatan Kota Cilegon yang bernilai positif. Tabel 4.15 Nilai Differential Shift Tiap Sektor Kegiatan Per Kecamatan Dengan Menggunakan Variabel Tenaga Kerja Di Kota Cilegon Tahun 2007-2010 Sektor Kecamatan Ciwandan Citangkil Pulomerak Purwakarta Grogol Cilegon Jombang Cibeber 1 Pertanian, Peternakan, Kehutanan dan Perikanan 19,77 290,01 (0,23) (1.500,41) (1.500,67) (1.265,12) (274,13) (2.102,39) 2 Pertambangan dan Penggalian 256,31 34,81 (0,38) (896,34) (915,59) 11.747,00 (797,66) 12.789,00 3 Industri Pengolahan 1.883,74 418,41 (0,36) 9.994,32 8.148,00 836,00 (12,00) 1.469,00 4 Listrik, Gas dan Air Bersih (0,39) (0,25) (0,72) (37,81) (63,02) (33,37) 100,50 (12,89) 5 Konstruksi 172,31 3.227,44 200,00 839,66 948,00 408,00 2.848,00 (6.520,00) 6 Perdagangan, Hotel dan Restoran 2.069,33 5.786,93 (0,37) 3.567,00 5.383,48 3.717,00 14.967,00 12.518,00 7 Transportasi dan Komunikasi 1.938,40 810,41 133,00 (11.173,85) (7.611,83) (10.096,66) (7.929,31) (11.272,00) 8 Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan 0,79 1,11 (0,44) (1.219,17) (1.379,00) (1.200,70) 6.970,83 (77,51) 9 Jasa-Jasa 86,29 2.504,95 (0,56) (3.900,57) (7.036,57) (7.212,57) 1.907,89 (2.748,57) 4.3.4 Intepretasi Nilai Pergeseran Analisis Shift-Share A. Analisis Kota Cilegon Jika dilihat berdasarkan analisis shift-share yang telah dilakukan, terlihat bahwa hampir seluruh sub sektor ekonomi di Kota Cilegon menunjukan national share atau pergeseran yang positif, hal tersebut dapat dikategorikan bahwa sektor perekonomian di Kota Cilegon tergolong maju karena memiliki nilai national share atau pergeseran yang positif. Sedangkan untuk nilai national share yang negatif merupakan sub sektor yang kurang berkembang yang ada di Kota Cilegon. Dilihat dari pergeseran PDRB atas harga konstan di Kota Cilegon tahun 2007-2010, nilai shift share untuk sub sektor perekonomian di Kota Cilegon dapat dilihat pada tabel dibawah ini.

85 Tabel 4.16 Nilai Pergeseran PDRB Kota Cilegon Atas Dasar Harga Konstan Tahun 2007-2010 Sub Sektor Ekonomi PS DS Kuadran 1 Pertanian, Peternakan, Kehutanan dan Perikanan a. Tanaman bahan makanan - - III b. Tanaman perkebunan - + II c. Peternakan dan hasil-hasilnya - + III d. Kehutanan e. Perikanan - + II 2 Pertambangan dan Penggalian a. Minyak dan gas bumi b. Pertambangan tanpa migas c. Penggalian - + II 3 Industri Pengolahan a. Industri migas b. Industri tanpa migas - + II 4 Listrik, Gas dan Air Bersih a. Listrik + - IV b. Gas kota c. Air bersih + - IV 5 Bangunan 6 Perdagangan, Hotel dan Restoran a. Perdagangan besar dan eceran + - IV b. Hotel + - IV c. Restoran + + I 7 Pengangkutan dan Komunikasi a. Pengangkutan 1) Angkutan rel - + II 2) Angkutan jalan raya + - IV 3) Angkutan laut - - III 4) Angkutan sungai dan penyeberangan + - IV 5) Angkutan udara 6) Jasa penunjang angkutan - - III b. Komunikasi + - IV 8 Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan a. Bank - + II b. Lembaga keuangan lainnya + + I c. Sewa Bangunan + - IV d. Jasa perusahaan + - IV 9 Jasa-Jasa a. Pemerintahan umum + - IV b. Swasta 1) Sosial kemasyarakatan + - IV 2) Hiburan dan rekreasi + - IV 3) Perorangan dan rumah tangga + + I Keterangan: PS = Proportional Shift DS = Differential Shift

86 Tabel 4.17 Intepretasi Dari Nilai Shift-Share Kota Cilegon Dengan Variabel PDRB Kuadran Intepretasi Sub Sektor Sektor ini mempunyai peranan yang penting dalam perekonomian kota (kontribusinya 1 K I cenderung naik) dan naik terhadap sistem perekonomian yang lebih luas (provinsi). (Budiharsono, 2001 : 42) 2 K II 3 K III 4 K IV Sektor ini hanya dapat meningkatkan peranannya dalam lingkup internal (kota) saja Sektor ini tidak mempunyai peranan dalam memajukan perekonomian internal (kota) maupun eksternal (provinsi). (Budiharsono, 2001 : 42). Sektor ini hanya dapat meningkatkan peranannya dalam wilayah yang lebih luas (provinsi), tetapi tidak dapat meningkatkan perekonomian internal (kota). (Budiharsono, 2001 : 42). B. Analisis Kecamatan Kota Cilegon Restoran, Lembaga keuangan lainnya, Perorangan dan rumah tangga Perkebunan, Perikanan, Penggalian, Industri tanpa migas, Angkutan rel, Bank Tanaman bahan makanan, Peternakan, Angkutan laut, Jasa penunjang angkutan Listrik, Air bersih, Perdagangan besar dan eceran, Hotel, Angkutan jalan raya, Angkutan sungai dan penyeberangan, Komunikasi, Sewa bangunan, Jasa perusahaan, Pemerintahan umum, Sosial kemasyarakatan, Hiburan dan rekreasi Berdasarkan analisis shift-share yang telah dilakukan, terlihat bahwa hampir seluruh sektor ekonomi di Kota Cilegon menunjukan national share atau pergeseran yang positif, hal tersebut dapat dikategorikan bahwa sektor kegiatan di tiap kecamatan Kota Cilegon tergolong maju karena memiliki nilai national share atau pergeseran yang positif. Sedangkan untuk nilai national share yang negatif merupakan sektor yang kurang berkembang yang ada di Kota Cilegon. Dilihat dari pergeseran tenaga kerja tiap kecamatan di Kota Cilegon tahun 2007-2010, nilai shift share untuk sektor kegaitan per kecamatan di Kota Cilegon dapat dilihat pada tabel dibawah ini.

87 Tabel 4.18 Nilai Pergeseran Tenaga Kerja Per Kecamatan Kota Cilegon Tahun 2007-2010 Kecataman Ciwandan Citangkil Pulomerak Purwakarta Grogol Cilegon Jombang Cibeber Sektor Ps Ds Kuadran Ps Ds Kuadran Ps Ds Kuadran Ps Ds Kuadran Ps Ds Kuadran Ps Ds Kuadran Ps Ds Kuadran Ps Ds Kuadran 1 1 + + I + + I + - IV + - IV + - IV + - IV + - IV + - IV 2 2 + + I + + I + - IV + - IV + - IV + + I + - IV + + I 3 3 - + II - + II - - III - + II - + II - + II - - III - + II 4 4 - - III - - III - - III - - III - - III - - III - + II - - III 5 5 - + II - + II - + II - + II - + II - + II - + II - - III 6 6 + + I + + I + - IV + + I + + I + + I + + I + + I 7 7 - + II - + II - + II - - III - - III - - III - - III - - III 8 8 - + II - + II - - III - - III - - III - - III - + II - - III 9 9 - + II - + II - - III - - III - - III - - III - + II - - III Keterangan: 1 = Pertanian, Peternakan, Kehutanan dan Perikanan 2 = Pertambangan dan Penggalian 3 = Industri Pengolahan 4 = Listrik, Gas dan Air Bersih 5 = Konstruksi 6 = Perdagangan, Hotel dan Restoran 7 = Transportasi dan Komunikasi 8 = Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan 9 = Jasa-Jasa 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Tabel 4.19 Intepretasi Dari Nilai Shift-Share Per Kecamatan Kota Cilegon Dengan Variabel Tenaga Kerja Sektor Kuadran I II III IV Pertanian, Peternakan, Ciwandan, Citangkil Pulomerak, Kehutanan dan Purwakarta, Grogol, Perikanan Cilegon, Jombang, Cibeber Pertambangan dan Ciwandan, Citangkil, Pulomerak, Penggalian Cilegon, Cibeber Purwakarta, Grogol, Jombang Industri Pengolahan Ciwandan, Pulomerak, Purwakarta, Citangkil Grogol, Cilegon, Jombang, Cibeber Listrik, Gas dan Air Jombang Ciwandan, Citangkil, Bersih Pulomerak, Purwakarta, Grogol, Cilegon, Cibeber Konstruksi Ciwandan, Cibeber Citangkil, Pulomerak, Purwakarta, Grogol, Cilegon, Jombang Perdagangan, Hotel dan Ciwandan, Citangkil, Pulomerak Restoran Purwakarta, Grogol, Cilegon, Jombang, Cibeber Transportasi dan Ciwandan, Purwakarta, Grogol, Komunikasi Citangkil, Cilegon, Jombang, Pulomerak Cibeber Keuangan, Persewaan Ciwandan, Pulomerak, Purwakarta, dan Jasa Perusahaan Citangkil, Jombang Grogol, Cilegon, Cibeber Jasa-Jasa Ciwandan, Pulomerak, Purwakarta, Citangkil, Jombang Grogol, Cilegon, Cibeber

88 Keterangan: Kuadran I : Sektor ini mempunyai peranan yang penting dalam perekonomian kota (kontribusinya cenderung naik) dan naik terhadap sistem perekonomian yang lebih luas (provinsi). Kuadran II : Sektor ini hanya dapat meningkatkan peranannya dalam lingkup internal (kota) saja. Kuadran III : Sektor ini tidak mempunyai peranan dalam memajukan perekonomian internal (kota) maupun eksternal (provinsi). Kuadran IV : Sektor ini hanya dapat meningkatkan peranannya dalam wilayah yang lebih luas (provinsi), tetapi tidak dapat meningkatkan perekonomian internal (kota). 4.3.5 Analisis Tipologi Proportional Share Terhadap Differential Shift Kota Cilegon Hasil dari analisis tipologi antara proportional share terhadap differential shift menghasilkn persebaran sub sektor pada kuadran kecuali kuadran I. Kuadran II meliputi sub perdagangan besar dan eceran yang berarti sektor ini cukup potensial pada pertumbuhan ekonominya namun pada segi kegiatan dipasaran kurang potensial. Kuadran III meliputi sub sektor jasa-jasa yang berarti sub sektor ini tidak mengalami pertumbuhan dan aktivitas yang baik (rendah). Kuadran IV meliputi sub sektor industri tanpa migas yang berarti sektor ini dalam segi pertumbuhan kurang berkembang namun untuk aktivitasnya cukup berpotensi untuk dikembangkan. Kaitannya dengan fungsi Kota Cilegon, semua sub sektor yang merupakan fungsi Kota Cilegon tidak berpotensi besar terhadap pertumbuhan dan aktivitas di Kota Cilegon sehingga perlu adanya inovasi baru untuk meningkatkan kegiatan sub sektor tersebut.

89 Gambar 4.4 Tipologi Proportional Share Terhadap Differential Shift Kota Cilegon 1 264.191,61 Ps -296.052,3-1.358,81.562,3 (28.915,85, 50.301,1 57.831,7 132.095,81) 3 Ds 57.762,03 4.893,11 1.297,73-144.462,57 2 Keterangan: 1 = Industri Tanpa Migas 2 = Perdagangan Besar dan Eceran 3 = Jasa-Jasa 4.4 Analisis Dukungan Sektor Potensial Dalam Mendukung Fungsi Kota 4.4.1 Analisis Fungsi Kota Cilegon Berdasarkan Kriteria Dilihat dari fungsi yang ditetapkan menurut kebijakan yang terkait di Kota Cilegon terdapat tiga fungsi utama yakni terdapat dalam industri tanpa migas, perdagangan besar dan eceran serta jasa-jasa. Dari ketiga fungsi tersebut berdasarkan tipologi gabungan,sub sektor industri tanpa migas adalah sub sektor yang berpotensi dan daya dukung yang besar baik dari segi peranan perekonomian maupun dampak dari penggandaan kegiatan tersebut. Untuk lebih jelasnya mengenai fungsi Kota Cilegon yang sudah berjalan dan yang belum berjalan dapat dilihat pada tabel dibawah ini.

90 Kebijakan RTRW Nasional RPJP Nasional MP3EI RTRW Provinsi Banten Tabel 4.20 Fungsi Kota Cilegon Berdasarkan Kebijakan Fungsi 1. Simpul utama kegiatan ekspor-impor (pintu gerbang menuju kawasan internasional) 2. Pusat kegiatan industri skala nasional 3. Pusat kegiatan jasa skala nasional 4. Simpul utama transportasi skala nasional 1. Industri pengolahan 2. Jasa penunjang Pendorong industri dan jasa nasional 1. Kehutanan 2. Pertanian 3. Industri 4. Pelabuhan 5. Pariwisata 6. Pemerintahan 7. Jasa 8. Perdagangan 9. Pertambangan 10. Pergudangan 11. Pendidikan 1. Kegiatan komersial 2. Perkotaan 3. Pelayanan umum dan sosial 4. Kawasan permukiman perkotaan RTRW Kota Cilegon 5. Industri 6. Perdagangan 7. Jasa 8. Transportasi Kesimpulan: (1) Industri, (2) Jasa, (3) Perdagangan Sumber: Hasil Analisis Tahun 2012 Gambar 4.5 Tipologi Gabungan Tiap Kriteria Kota Cilegon Kuadran IV Kuadran I 3 1 2 Kuadran III Kuadran II Keterangan: 1 = Industri Tanpa Migas 2 = Perdagangan Besar dan Eceran 3 = Jasa-Jasa

91 1 1 Tabel 4.21 Matrik Hasil Analisis Gabungan Fungsi Kota Sub Sektor Industri Berdasarkan Kriteria Di Kota Cilegon Kinerja/ Kriteria Peran Struktur Ekonomi (*) 2 Basis Ekonomi (**) 3 Perubahan Struktur Ekonomi (***) Keterangan: * : Hollis Chenery ** : Suwardjoko Warpani & Tarigan *** : Budiharsono Sub Kriteria Standar Sub Kriteria Perubahan Eksisting Indeks Kontribusi 21,82 % < 30,29% 138,75% Laju Pertumbuhan 11,39 % > 2,16% 18,95% LQ >1 < 1,27 127% ME >1,5 < 4,71 314% Perubahan Pertumbuhan Sektor Ekonomi >28.915,85 > -296.052,3 1% Perubahan Aktivitas Sektor Ekonomi >179.123,97 > 264.191,61 146,99% Tabel 4.22 Matrik Hasil Analisis Gabungan Fungsi Kota Sub Sektor Perdagangan Besar dan Eceran Berdasarkan Kriteria Di Kota Cilegon Kinerja/ Kriteria Peran Struktur Ekonomi (*) 2 Basis Ekonomi (**) 3 1 Perubahan Struktur Ekonomi (***) Keterangan: * : Hollis Chenery ** : Suwardjoko Warpani & Tarigan *** : Budiharsono Kinerja/ Kriteria Peran Struktur Ekonomi (*) 2 Basis Ekonomi (**) 3 Sub Kriteria Standar Sub Kriteria Perubahan Eksisting Indeks Kontribusi 13,76% > 4,24% 30,80% Laju Pertumbuhan 31,007% > 3,69% 11,90% LQ >1 > 0,61 61% ME >1,5 > -1,56 1% Perubahan Pertumbuhan Sektor Ekonomi >28.915,85 < 50.301,1 173.95% Perubahan Aktivitas Sektor Ekonomi >179.123,97 > 57.762,03 32,25% Tabel 4.23 Matrik Hasil Analisis Gabungan Fungsi Kota Sektor Jasa-Jasa Berdasarkan Kriteria Di Kota Cilegon Perubahan Struktur Ekonomi (***) Keterangan: * : Hollis Chenery ** : Suwardjoko Warpani & Tarigan *** : Budiharsono Sub Kriteria Standar Sub Kriteria Perubahan Eksisting Indeks Kontribusi 3,11% > 0,64% 20,58% Laju Pertumbuhan 31,40% > 2,80% 8,91% LQ >1 > 0,32 32% ME >1,5 > -0,47 1% Perubahan Pertumbuhan Sektor Ekonomi >565.435,07 > 23.425,68 4,14% Perubahan Aktivitas Sektor Ekonomi >86.630,1 > 1.562,3 1,8% Dilakukannya analisis indeks gabungan berdasarkan fungsi kota hasil dari kebijakan yang terkait mengenai Kota Cilegon berdasarkan kriteria yang telah

92 ditentukan menghasilkan suatu pernyataan bahwa hanya fungsi kota sebagai kota industri yakni industri tanpa migas, penggalian dan transportasi yang berjalan/berkembang karena menghasilkan nilai rata-rata indeks >100 persen. Sedangkan untuk fungsi lainnya belum berjalan/berkembang pesat karena nilai ratarata yang dihasilkan <100 persen. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel dibawah ini. Tabel 4.24 Analisis Indeks Gabungan Fungsi Kota Cilegon Berdasarkan Kebijakan 1 Kinerja/ Kriteria Peran Struktur Ekonomi 2 Basis Ekonomi 3 Perubahan Struktur Ekonomi Sub Kriteria Fungsi Kota Industri Perdagangan Jasa-Jasa Kontribusi 138,75 30,80 20,58 Laju Pertumbuhan 18,95 11,90 8,91 LQ 127 61 32 ME 314 1 1 Perubahan Pertumbuhan Sektor Ekonomi 1 173,95 4,14 Perubahan Aktivitas Sektor Ekonomi 146,99 32,25 1,8 Jumlah 746,7 310,90 68,45 Rata-Rata 124,45 51,82 11,41 Gambar 4.6 Indeks Kinerja/Kriteria Fungsi Kota Cilegon Kriteria Terpenuhi 100% Keterangan: : Industri : Perdagangan : Jasa-Jasa Dari gambar diatas memberikan informasi bahwa nilai indeks tertinggi terdapat pada fungsi Kota Cilegon sebagai industri pengolahan yakni industri tanpa migas hal ini dilihat dari penggunaan lahan Kota Cilegon yang memiliki presentase sebesar 20,84% dari total luasan Kota Cilegon serta dalam kebijakan Kota Cilegon memiliki pusat industri yang berada pada Kecamatan Ciwandan serta tersebar juga pada Kecamatan Citangkil, Purwakarta dan Grogol. Sedangkan untuk perdagangan dan

93 jasa dilihat dari penggunaan lahannya masih sangat rendah yakni sebesar 8,64% yang penggunaan lahan terbanyak pada sektor ini adalah Kecamatan Cilegon. 4.6.2 Sub Sektor Potensial Dalam Mendukung Fungsi Kota Cilegon A. Sub Sektor Potensial Dalam menentukan sub sektor potensial penulis membuat sekumpulan pertanyaan yang masing-masing diajukan untuk mendapat nilai perbandingan antara beberapa faktor/kriteria yang ditinjau dari segi pentingnya faktor tersebut terhadap faktor lainnya dalam menentukan prioritas terhadap sub sektor ekonomi potensial di Kota Cilegon. Sekumpulan pertanyaan tersebut berupa quisioner yang mana dalam penelitian penentuan sub sektor ekonomi potensial ini peneliti menggunakan responden dari tenaga ahli yang berbeda sehingga menghasilkan bobot dari tiap masing-masing variabel. Gambar 4.7 Nilai Kriteria dan Sub Kriteria