Kata Kunci : beton, baja tulangan, panjang lewatan, Sikadur -31 CF Normal

dokumen-dokumen yang mirip
KEKUATAN SAMBUNGAN BALOK BETON BERTULANG DENGAN SIKADUR -31 CF NORMAL

PERILAKU RUNTUH BALOK DENGAN TULANGAN TUNGGAL BAMBU TALI TUGAS AKHIR

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI

STUDI PERILAKU MEKANIK KEKUATAN BETON RINGAN TERHADAP KUAT LENTUR BALOK

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PERILAKU BALOK BERTULANG YANG DIBERI PERKUATAN GESER MENGGUNAKAN LEMBARAN WOVEN CARBON FIBER

d b = Diameter nominal batang tulangan, kawat atau strand prategang D = Beban mati atau momen dan gaya dalam yang berhubungan dengan beban mati e = Ek

UCAPAN TERIMAKASIH. Denpasar, Januari Penulis

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI. A. Pembebanan

DAFTAR NOTASI. xxvii. A cp

BAB III LANDASAN TEORI. dibebani gaya tekan tertentu oleh mesin tekan.

Gambarkan dan jelaskan grafik hubungan tegangan regangan untuk material beton dan baja!

Panjang Penyaluran, Sambungan Lewatan dan Penjangkaran Tulangan

Kata kunci: Balok, bentang panjang, beton bertulang, baja berlubang, komposit, kombinasi, alternatif, efektif

STUDI EKSPERIMENTAL KUAT LENTUR PADA BALOK BETON BERTULANG DENGAN PERKUATAN BAJA RINGAN PROFIL U TUGAS AKHIR. Disusun oleh : LOLIANDY

LAPORAN TUGAS AKHIR (KL-40Z0) Perancangan Dermaga dan Trestle Tipe Deck On Pile di Pelabuhan Garongkong, Propinsi Sulawesi Selatan. Bab 6.

DAFTAR NOTASI BAB I β adalah faktor yang didefinisikan dalam SNI ps f c adalah kuat tekan beton yang diisyaratkan f y

STUDI EKSPERIMENTAL PENGGUNAAN PORTLAND COMPOSITE CEMENT TERHADAP KUAT LENTUR BETON DENGAN f c = 40 MPa PADA BENDA UJI BALOK 600 X 150 X 150 mm 3

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Pembahasan hasil penelitian ini secara umum dibagi menjadi lima bagian yaitu

xxv = Kekuatan momen nominal untuk lentur terhadap sumbu y untuk aksial tekan yang nol = Momen puntir arah y

PERBANDINGAN KAPASITAS BALOK BETON BERTULANG ANTARA YANG MENGGUNAKAN SEMEN PORTLAND POZZOLAN DENGAN SEMEN PORTLAND TIPE I TUGAS AKHIR.

PERILAKU BALOK BETON BERTULANG DENGAN PERKUATAN PELAT BAJA DALAM MEMIKUL LENTUR (Penelitian) NOMI NOVITA SITEPU

ANALISIS DAKTILITAS BALOK BETON BERTULANG

D = Beban mati atau momen dan gaya dalam yang berhubungan dengan beban mati e = Eksentrisitas dari pembebanan tekan pada kolom atau telapak pondasi

TUGAS AKHIR PENELITIAN KAPASITAS MOMEN LENTUR DAN LEKATAN GESEK DARI PELAT BETON DENGAN SISTEM FLOORDECK

Perancangan Struktur Atas P7-P8 Ramp On Proyek Fly Over Terminal Bus Pulo Gebang, Jakarta Timur. BAB II Dasar Teori

BAB III LANDASAN TEORI. beban hidup dan beban mati pada lantai yang selanjutnya akan disalurkan ke

Yogyakarta, Juni Penyusun

DAFTAR NOTASI. = Luas efektif bidang geser dalam hubungan balok-kolom (mm²) = Luas penampang tiang pancang (mm²)

1 HALAMAN JUDUL TUGAS AKHIR PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG SEKOLAH MENENGAH PERTAMA TRI TUNGGAL SEMARANG

DAFTAR NOTASI. = Luas yang dibatasi oleh keliling luar penampang beton, mm² = Luas efektif bidang geser dalam hubungan balokkolom

PENGARUH VARIASI LUAS PIPA PADA ELEMEN BALOK BETON BERTULANG TERHADAP KUAT LENTUR

DAFTAR NOTASI. = Luas yang dibatasi oleh keliling luar penampang beton, mm² = Luas efektif bidang geser dalam hubungan balokkolom

MODUL KULIAH STRUKTUR BETON BERTULANG I LENTUR PADA PENAMPANG 4 PERSEGI. Oleh Dr. Ir. Resmi Bestari Muin, MS

PENGARUH SUBSTITUSI AGREGAT HALUS DENGAN KERAK BOILER TERHADAP BETON TUGAS AKHIR. Disusun oleh : JEFFRY NIM:

EVALUASI PERBANDINGAN KONSEP DESAIN DINDING GESER TAHAN GEMPA BERDASARKAN SNI BETON

TINJAUAN KUAT LENTUR BALOK BETON BERTULANGAN BAMBU LAMINASI DAN BALOK BETON BERTULANGAN BAJA PADA SIMPLE BEAM. Naskah Publikasi

PERENCANAAN GEDUNG BETON BERTULANG BERATURAN BERDASARKAN SNI DAN FEMA 450

Struktur Balok-Rusuk (Joist) 9 BAB 3. ANALISIS DAN DESAIN Uraian Umum Tinjauan Terhadap Lentur 17

ANALISA DAN PENGUJIAN KEKUATAN BALOK BETON BERTULANG BERLUBANG PENAMPANG PERSEGI TUGAS AKHIR. Disusun oleh : Dosen Pembimbing

Andini Paramita 2, Bagus Soebandono 3, Restu Faizah 4 Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

PERHITUNGAN DAN PENGGAMBARAN DIAGRAM INTERAKSI KOLOM BETON BERTULANG DENGAN PENAMPANG PERSEGI. Oleh : Ratna Eviantika. : Winarni Hadipratomo, Ir.

PERBAIKAN KOLOM LANGSING BETON BERTULANG MENGGUNAKAN FIBER GLASS JACKET DENGAN VARIASI TINGKAT KERUSAKAN

DAFTAR NOTASI. Luas penampang tiang pancang (mm²). Luas tulangan tarik non prategang (mm²). Luas tulangan tekan non prategang (mm²).

Bab 6 DESAIN PENULANGAN

BAB III LANDASAN TEORI. untuk bangunan gedung (SNI ) dan tata cara perencanaan gempa

PENGUJIAN GESER BALOK BETON BERTULANG DENGAN MENGGUNAKAN SENGKANG KONVENSIONAL

PERHITUNGAN PLAT LANTAI (SLAB )

BAB III LANDASAN TEORI. A. Pembebanan Pada Pelat Lantai

Desain Elemen Lentur Sesuai SNI

KAJIAN KUAT LENTUR BALOK BETON BERTULANG BIASA DAN BALOK BETON BERTULANGAN KAYU DAN BAMBU PADA SIMPLE BEAM. Naskah Publikasi

PERANCANGAN ULANG STRUKTUR GEDUNG BANK MODERN SOLO

TINJAUAN KUAT LENTUR BALOK BETON BERTULANG BAJA DENGAN PENAMBAHAN KAWAT YANG DIPASANG DIAGONAL DI TENGAH TULANGAN SENGKANG.

STRUKTUR BETON BERTULANG II

ABSTRAK. Kata kunci: steel jacketing, baja siku, pelat baja, analisis penampang, pengaruh pengekangan, diagram interaksi Pn-Mn, daktilitas kurvatur

PERANCANGAN STRUKTUR BANGUNAN RUMAH SUSUN DI SURAKARTA

PENGARUH TEBAL SELIMUT BETON TERHADAP KUAT LENTUR BALOK BETON BERTULANG

DAFTAR NOTASI. A cp. = Luas yang dibatasi oleh keliling luar penampang beton, mm² = Luas efektif bidang geser dalam hubungan balokkolom

TUGAS AKHIR PERENCANAAN GEDUNG DUAL SYSTEM 22 LANTAI DENGAN OPTIMASI KETINGGIAN SHEAR WALL

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perkembangan pada setiap bidang kehidupan pada era globalisasi saat ini

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ANALISA LENTUR DAN EKSPERIMENTAL PENAMBAHAN MUTU BETON PADA DAERAH TEKAN BALOK BETON BERTULANG

STUDI EKSPERIMENTAL PENGARUH PENAMBAHAN SUPERPLASTICIZER TERHADAP KUAT LENTUR BETON RINGAN ALWA MUTU RENCANA f c = 35 MPa

Universitas Sumatera Utara

STUDI KUAT LENTUR BALOK DENGAN PENAMBAHAN GLENIUM ACE 8590

BAB 4 ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

DAFTAR ISI JUDUL PENGESAHAN PERNYATAAN BEBAS PLAGIASI ABSTRAK ABSTRACT KATA PENGANTAR

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. mempermudah penyebaran fiber kawat secara merata kedalam adukan beton. Dari

UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK SIPIL BANDUNG

LENTUR PADA BALOK PERSEGI ANALISIS

ANALISA STRUKTUR DAN KONTROL KEKUATAN BALOK DAN KOLOM PORTAL AS L1-L4 PADA GEDUNG S POLITEKNIK NEGERI MEDAN

MATERIAL BETON PRATEGANG BY : RETNO ANGGRAINI, ST. MT

PROSENTASE DEVIASI BIAYA PADA PERENCANAAN KONSTRUKSI BALOK BETON KONVENSIONAL TERHADAP BALOK BETON PRATEGANG PADA PROYEK TUNJUNGAN PLAZA 5 SURABAYA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

c. Semen, pasta semen, agregat, kerikil

STUDI EKSPERIMENTAL KUAT LENTUR PADA BALOK BETON BERTULANG DENGAN PERKUATAN BAJA RINGAN PROFIL U DI DAERAH TARIK ANDREANUS MOOY TAMBUNAN

1. Rencanakan Tulangan Lentur (D19) dan Geser (Ø =8 mm) balok dengan pembebanan sbb : A B C 6 m 6 m

SUB JURUSAN STRUKTUR DEPARTEMEN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2016

2.5.3 Dasar Teori Perhitungan Tulangan Torsi Balok... II Perhitungan Panjang Penyaluran... II Analisis dan Desain Kolom...

ANALISIS DAN DESAIN STRUKTUR TAHAN GEMPA DENGAN SISTEM BALOK ANAK DAN BALOK INDUK MENGGUNAKAN PELAT SEARAH

TINJAUAN KUAT LENTUR BALOK BETON BERTULANG DENGAN PENAMBAHAN KAWAT YANG DIPASANG LONGITUDINAL DI BAGIAN TULANGAN TARIK.

BAB I PENDAHULUAN. pozolanik) sebetulnya telah dimulai sejak zaman Yunani, Romawi dan mungkin juga

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL HALAMAN PENGESAHAN 11 ABSTRAK DAFTAR GAMBAR DAFTAR TABEL DAFTAR NOTASI

DAFTAR ISI HALAMANJUDUL HALAMAN PENGESAHAN KATAPENGANTAR DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN DAFTAR NOTASI FAKTOR KONVERSI

PENGUJIAN KUAT LENTUR PANEL PELAT BETON RINGAN PRACETAK BERONGGA DENGAN PENAMBAHAN SILICA FUME

TULANGAN GESER. tegangan yang terjadi

ABSTRAK. Kata Kunci : Gedung Parkir, Struktur Baja, Dek Baja Gelombang

PERANCANGAN STRUKTUR GEDUNG RUSUNAWA 5 LANTAI DI WILAYAH GEMPA 3

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Dalam bidang konstruksi, beton dan baja saling bekerja sama dan saling

TUGAS AKHIR PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG PERPUSTAKAAN PUSAT YSKI SEMARANG

STRUKTUR BETON BERTULANG I DESAIN BALOK PERSEGI. Oleh Dr. Ir. Resmi Bestari Muin, MS

PENGARUH VARIASI DIMENSI BENDA UJI TERHADAP KUAT LENTUR BALOK BETON BERTULANG

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN DAFTAR NOTASI DAN SIMBOL

KAJIAN EKSPERIMENTAL PERILAKU BALOK BETON TULANGAN TUNGGAL BERDASARKAN TIPE KERUNTUHAN BALOK ABSTRAK

DAFfAR NOTASI. = Luas total tulangan longitudinal yang menahan torsi ( batang. = Luas dari tulangan geser dalam suatu jarak s. atau luas dari tulangan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG BANK MANDIRI JL. NGESREP TIMUR V / 98 SEMARANG

Transkripsi:

ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui beban yang mampu diterima serta pola kegagalan pengangkuran pada balok dengan beton menggunakan dan tanpa menggunakan bahan perekat Sikadur -31 CF Normal dengan panjang lewatan yang dihitung berdasarkan rumus SNI 2847-2013 dan rumus tegangan lekatan Benda uji yang dibuat dalam penelitian ini adalah benda uji balok dengan ukuran (1400 x 200 x 130) mm. Metode Pengujian yang digunakan adalah pengujian dengan dua titik pembebanan. Jarak dari tumpuan ke tumpuan adalah 1200 mm. Mutu beton yang direncanakan 20 MPa. Tulangan utama balok yang dipakai berdiameter 13 mm dengan fy = 394,82 MPa, sedangkan tulangan geser balok berdiameter 8 mm. Ketebalan epoxy yang dipakai adalah 2 mm. Untuk panjang lewatan tanpa menggunakan bahan perekat Sikadur -31 CF Normal dihitung dengan rumus SNI 2847-2013, sehingga didapat panjang lewatan sebesar 390 mm. Sedangkan untuk panjang lewatan dengan bahan perekat Sikadur -31 CF Normal akan dihitung dengan menggunakan rumus SNI 2847-2013 dan rumus tegangan lekatan yang didasarkan pada penelitian sebelumnya. Dari kedua rumus panjang lewatan dengan bahan perekat ini kemudian akan dibuat variasi panjang lewatannya, sehingga didapat variasi panjang lewatan sebesar 270 mm, 338 mm, 406 mm, 474 mm, 542 mm dan 610 mm. Masing masing benda uji akan dibuat 1 buah sampel. Dari hasil penelitian menunjukkan benda uji menggunakan bahan perekat dengan panjang lewatan 270 mm mampu menahan beban 32,5 kn, panjang lewatan 338 mm dengan beban 37,5 kn, panjang lewatan 406 mm dengan beban 36 kn, panjang lewatan 474 mm dengan beban 42,5 kn, panjang lewatan 542 mm dengan beban 43,5 kn dan panjang lewatan 610 mm dengan beban 45 kn. Sedangkan untuk panjang lewatan 390 mm tanpa bahan perekat mampu menahan beban 43 kn. Panjang lewatan 270 mm, 338 mm dan 406 mm dengan bahan perekat belum mencapai kondisi tulangan leleh. Sedangkan panjang lewatan 474 mm, 542 mm, 610 mm dengan menggunakan bahan perekat dan panjang lewatan 390 mm tanpa bahan perekat mampu mencapai kondisi tulangan leleh. Kata Kunci : beton, baja tulangan, panjang lewatan, Sikadur -31 CF Normal i

UCAPAN TERIMA KASIH Puji syukur penulis panjatkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa karena atas rahmat dan kuasa-nya penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir dengan judul Kuat Lekat dan Pola Kegagalan Pengangkuran pada Beton dengan Bahan Perekat Sikadur -31 CF Normal dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Penyusunan Tugas Akhir ini merupakan salah satu syarat yang harus ditempuh untuk memperoleh gelar S-1 pada Program Studi Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Udayana. Selama pembuatan tulisan ini, penulis banyak mendapat bantuan dari berbagai pihak. Sehubungan dengan hal tersebut, melalui kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada : 1. Bapak Prof. Ir. Ngakan Putu Gede Suardana, MT.,Ph.D. Selaku Dekan Fakultas Teknik, Universitas Udayana. 2. Bapak I Ketut Sudarsana, ST., Ph.D. Selaku Ketua Jurusan Teknik Sipil, Universitas Udayana. 3. Bapak A. A. Gede Sutapa, ST., MT. dan Bapak Ir Putu Deskarta, MSc selaku dosen pembimbing Tugas Akhir. 4. Bapak Ida Bagus Rai Widiarsa, ST., MASc, PhD. Selaku Ketua Lab. Struktur dan Bahan, Uiversitas Udayana. 5. Bapak Putu Wiryanta, ST. Dan Bapak I Wayan Suditha Yasa, ST. Selaku Teknisi Lab. Struktur danbahan, Universitas Udayana. 6. Semua pihak yang telah membantu pembuatan tulisan ini dari awal sampai akhir. Penulis menyadari bahwa tulisan ini jauh dari sempurna, untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran dari semua pihak demi sempurnanya tulisan ini. Akhir kata, penulis harapkan semoga tulisan ini dapat bermanfaat bagi para pembaca. Denpasar, Juli 2016 Penulis, ii

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL ABSTRAK UCAPAN TERIMA KASIH DAFTAR ISI DAFTAR GAMBAR DAFTAR TABEL DAFTAR NOTASI Halaman i ii iii v vii viii BAB I PENDAHULUAN 1 1.1. Latar Belakang 1 1.2. Rumusan Masalah 2 1.3. Tujuan Penelitian 3 1.4. Manfaat Penelitian 3 1.5. Batasan Masalah 3 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 5 2.1. Beton 5 2.1.1. Semen Portland 6 2.1.2. Agregat 7 2.1.3. Air 9 2.2. Baja Tulangan 10 2.3. Beton Bertulang 13 2.3.1. Desain Lentur dengan Beban Terfaktor 16 2.3.2. Balok dengan Tulangan Tunggal 19 2.3.3. Analisis Penampang Kondisi Balance 21 2.4. Tegangan Lekatan 22 2.5. Penyaluran dan Penyambungan Tulangan 24 2.5.1. Penyaluran Batang Ulir Tertarik 25 2.5.2. Penyaluran Batang Ulir Tertekan 28 2.5.3. Sambungan Lewatan pada Beton 28 2.5.4. Sambungan Lewatan pada Kondisi Tarik 29 2.5.5. Sambungan Lewatan pada Kondisi Tekan 30 2.6. Perekat Epoxy 31 2.7. Lendutan 32 2.8. Perilaku Keruntuhan Balok Beton Bertulang 33 BAB III METODE PENELITIAN 34 3.1. Uraian Umum 34 3.2. Tempat dan Waktu Penelitian 34 3.3. Tahap dan Prosedur Penelitian 34 3.4. Alat alat yang digunakan dalam Penelitian 38 3.5. Perancangan Rencana Campuran Beton 39 3.6. Standar Penelitian dan Spesifikasi Bahan Dasar 40 3.6.1. Standar Pengujian Terhadap Agregat Halus 40 iii

3.6.2. Standar Pengujian Terhadap Agregat Kasar 40 3.7. Pembuatan Benda Uji 41 3.7.1. Estimasi Dimensi Penampang 42 3.7.2. Analisis Penampang Benda Uji Balok 43 3.8. Perhitungan Panjang Lewatan Benda Uji 46 3.9. Benda Uji Penelitian 50 3.10. Langkah Langkah Penanaman Tulangan Angkur 52 3.11. Pengujian Nilai Slump 53 3.12. Perawatan (Curing) 53 3.13. Pengujian Kuat Tekan Beton 54 3.14. Pengujian Kuat Lentur Balok 55 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEBAHASAN 56 4.1. Hasil Penelitian Material Pembentuk Beton 56 4.1.1. Hasil Pengujian Agregat Halus 56 4.1.2. Hasil Pengujian Agregat Kasar 58 4.1.3. Pemeriksaan Semen 61 4.2. Pengujian Kuat Tarik Baja 61 4.3. Hasil Perhitungan Campuran Beton 62 4.4. Pegujian Nilai Slump 62 4.5. Pengujian Kuat Tekan Beton 63 4.6. Analisis Beban Teoritis Hasil Eksperimen 64 4.6.1. Beban Teoritis yang Mampu Dipikul Balok 64 4.6.2. Beban Teoritis Berdasarkan Luas Tulangan Geser 66 4.7. Pembahasan 67 4.7.1. Beban dan Lendutan pada Balok 67 4.7.2. Pola Keretakan Balok 74 4.7.3. Perbandingan Balok dengan dan tanpa Menggunakan Sikadur -31 CF Normal 82 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEBAHASAN 86 5.1. Kesimpulan 86 5.2. Saran 87 DAFTAR PUSTAKA 88 LAMPIRAN A Detail Benda Uji 89 LAMPIRAN B Data dan Hasil Pengujian Baja 97 LAMPIRAN C Hasil Pemeriksaan Bahan 98 LAMPIRAN D Campuran Beton 120 LAMPIRAN E Data Hasil Pengujian Kuat Tekan Silinder Beton 139 LAMPIRAN F Data Hasil Pengujian Lentur Beton 140 LAMPIRAN G Persamaan Berdasarkan Hubungan Panjang Lewatan dengan Beban Eksperimen 142 LAMPIRAN H Perkiraan Tegangan Lekatan Tulangan Angkur pada Balok 149 LAMPIRAN I Foto Pelaksanaan 153 iv

DAFTAR GAMBAR Halaman Gambar 2.1. Berbagai kurva relasi tegangan regangan untuk beberapa jenis beton 6 Gambar 2.2. Diagram tegangan regangan tulangan baja 11 Gambar 2.3. Benda uji tulangan ulir/deform 12 Gambar 2.4. Beberapa kurva tegangan regangan dari tulangan baja untuk berbagai mutu 14 Gambar 2.5. Kurva tegangan regangan beton dan baja pada suatu elemen beton bertulang yang dibebani 14 Gambar 2.6. Tegangan regangan teoritis lentur penampang persegi empat 16 Gambar 2.7. Perubahan diagram tegangan parabolik ke blok tegangan ekivalen 18 Gambar 2.8. Parameter Penampang 19 Gambar 2.9. Diagram regangan, tegangan, gaya gaya dalam penampang balok 20 Gambar 2.10 Diagram regangan, tegangan dan gaya kondisi seimbang 22 Gambar 2.11. Perilaku lekatan sepanjang tulangan 24 Gambar 2.12. Panjang penyaluran baja tulangan 25 Gambar 2.13. Penyaluran baja tulangan pada balok kantilever 26 Gambar 2.14. Batang tulangan kolom yang digeser (offset) 30 Gambar 2.15. Sambungan selang seling (staggered) 30 Gambar 2.16. Penampang komponen struktur tekan dengan sengkang ikat 31 Gambar 2.17. Grafik hubungan beban lendutan balok 33 Gambar 3.1. Bagan alir tahap-tahap pelaksanaan penelitian 37 Gambar 3.2. Metode pengujian kuat lentur balok 41 Gambar 3.3. Potongan melintang benda uji 43 Gambar 3.4. Bidang momen dan gaya lintang balok 44 Gambar 3.5. Detail balok benda uji 51 Gambar 3.6. Detail potongan A-A 51 Gambar 3.7. Detail potongan B-B 51 Gambar 3.8. Detail potongan C-C 52 Gambar 4.1. Grafik hubungan antara diameter saringan dengan % lolos saringan pada gradasi agregat halus tahap I 57 Gambar 4.2. Grafik hubungan antara diameter saringan dengan % lolos Saringan pada gradasi agregat halus tahap II 58 Gambar 4.3. Grafik hubungan antara diameter saringan dengan % lolos Saringan pada gradasi agregat kasar tahap I 60 Gambar 4.4. Grafik hubungan antara diameter saringan dengan % lolos Saringan pada gradasi agregat kasar tahap II 61 Gambar 4.5. Reaksi perletakan beban dua tumpuan 66 Gambar 4.6. Grafik hubungan antara beban dengan lendutan pada balok dengan panjang lewatan 270 mm menggunakan v

Gambar 4.7. Gambar 4.8. Gambar 4.9. Sikadur -31 CF Normal 68 Grafik hubungan antara beban dengan lendutan pada balok dengan panjang lewatan 338 mm menggunakan Sikadur -31 CF Normal 69 Grafik hubungan antara beban dengan lendutan pada balok dengan panjang lewatan 406 mm menggunakan Sikadur -31 CF Normal 70 Grafik hubungan antara beban dengan lendutan pada balok dengan panjang lewatan 474 mm menggunakan Sikadur -31 CF Normal 71 Gambar 4.10. Grafik hubungan antara beban dengan lendutan pada balok dengan panjang lewatan 542 mm menggunakan Sikadur -31 CF Normal 72 Gambar 4.11. Grafik hubungan antara beban dengan lendutan pada balok dengan panjang lewatan 610 mm menggunakan Sikadur -31 CF Normal 73 Gambar 4.12. Grafik hubungan antara beban dengan lendutan pada balok dengan panjang lewatan 390 mm tanpa menggunakan Sikadur -31 CF Normal 74 Gambar 4.13. Keretakan pada benda uji B 270 75 Gambar 4.14. Keretakan pada benda uji B 338 75 Gambar 4.15. Keretakan pada benda uji B 406 75 Gambar 4.16. Keretakan pada benda uji B 474 76 Gambar 4.17. Keretakan pada benda uji B 542 76 Gambar 4.18. Keretakan pada benda uji B 610 77 Gambar 4.19. Keretakan pada benda uji B 390 (monolit) 77 Gambar 4.20. Grafik perbandingan balok menggunakan dan tanpa Menggunakan Sikadur -31 CF Normal berdasarkan hubungan beban dan lendutan 83 Gambar 4.21. Grafik hubungan variasi panjang lewatan dengan masing masing beban maksimum yang diperoleh 84 vi

DAFTAR TABEL Halaman Tabel 2.1. Persyaratan gradasi agregat halus 8 Tabel 2.2. Persyaratan gradasi agregat kasar 9 Tabel 2.3. Panjang Penyaluran pada Kondisi Tarik 27 Tabel 2.4. Syarat sambungan lewatan tarik 29 Tabel 2.5. Lendutan ijin maksimum 32 Tabel 3.1. Tabulasi jenis, variasi dan jumlah benda uji 50 Tabel 4.1. Nilai Kuat tarik baja tulangan 62 Tabel 4.2. Nilai slump campuran beton tahap I 63 Tabel 4.3. Nilai slump campuran beton tahap II 63 Tabel 4.4. Hasil pengujian kuat tekan beton umur 42 hari 64 Tabel 4.5 Hasil pengujian kuat tekan beton umur 28 hari 64 Tabel 4.6. Perbandingan beban eksperimen dan lendutan eksperimen dengan beban teoritis dan lendutan ijin 83 vii

DAFTAR NOTASI A = luas bidang (mm 2 ) a = tinggi blok tegangan persegi ekivalen (mm) As = luas penampang baja tulangan (mm 2 ) Av = luas tulangan geser (mm 2 ) b = lebar penampang balok (mm) bd = luas penampang balok (mm 2 ) c = jarak dari serat tekan terluar ke garis netral (mm) Cc = gaya tekan beton (N) d = tinggi efektif penampang (mm) d = jarak antara tulangan dan tepi beton bagian bawah (mm) db = diameter nominal batang tulangan, kawat, atau strand prategang (mm) εcu = regangan ultimit beton εs = regangan baja tulangan Es = modulus elastisitas tulangan dan baja structural (MPa) fb = tegangan lekatan (MPa) f c = kuat tekan beton (MPa) f cr = kuat tekan rata-rata (MPa) fs = tegangan tarik yang dihitung dalam tulangan saat beban layan (MPa) fy = tegangan leleh baja tulangan (MPa) h = tinggi total penampang (mm) k lingkar = keliling lingkaran (mm) Ktr = indeks tulangan transversal L = panjang balok (mm) ld = panjang penyaluran tarik batang tulangan ulir, kawat ulir, tulangan kawat las polos dan ulir, atau strand pratarik (mm) l selimut = luas selimut lingkaran (mm 2 ) lw = panjang lewatan tulangan (mm) Mn = kekuatan lentur nominal pada penampang (Nmm) n = jumlah benda Ø = faktor reduksi kekuatan P = beban (N) s = jarak antar sengkang (mm) Ts = gaya tarik tulangan baja (N) Vc = kekuatan geser nomial yang disediakan oleh beton (N) Vn = kekuatan geser nominal (N) Vs = kekuatan geser nominal yang disediakan oleh tulangan geser (N) Vu = gaya geser terfaktor pada penampang (N) β 1 = faktor yang menghubungkan tinggi blok tegangan tekan persegi ekivalen dengan tinggi sumbu netral λ = faktor modifikasi yang merefleksikan properti mekanis tereduksi dari beton ringan, semuanya relatif terhadap beton normal dengan kuat tekan yang sama ρ = rasio As terhadap bd = rasio As terhadap bd yang menghasilkan kondisi regangan seimbang ρ b viii

ρ max ρ min ψe ψs ψt = rasio tulangan maksimum = rasio tulangan minimum =faktor yang digunakan untuk memodifikasi panjang penyaluran berdasarkan pada pelapis tulangan =faktor yang digunakan untuk memodifikasi panjang penyaluran berdasarkan pada ukuran tulangan =faktor yang digunakan untuk memodifikasi panjang penyaluran berdasarkan pada lokasi tulangan ix